HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 PT Akasha Wira International, Tbk ADES PT Akasha Wira International, Tbk dahulu Ades Waters Indonesia, Tbk ADES didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia pada 6 Maret 1985 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1986. Kantor pusat ADES berlokasi di Perkantoran Hijau Arkadia, Jl. Letjend. T.B. Simatupang Kav. 88, Jakarta 12520 – Indonesia. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ADES adalah industri air minum dalam kemasan, industri roti dan kue, kembang gula, makaroni, kosmetik dan perdagangan besar. Kegiatan utama Akasha International adalah bergerak dalam bidang usaha pengolahan dan distribusi air minum dalam kemasan merek Nestle Pure Life dan Vica serta perdagangan besar produk-produk kosmetika. Pada tanggal 2 Mei 1994, ADES memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam- LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham IPO ADES kepada masyarakat sebanyak 15.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham, dengan harga penawaran perdana Rp3.850,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 13 Juni 1994. Universitas Sumatera Utara

4.1.2 PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk AISA

PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk AISA didirikan pada tanggal 26 Januari 1990 dengan nama PT Asia Intiselera dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1990. Kantor pusat AISA berada di Gedung Alun Graha, Jl. Prof. Dr. Soepomo No. 233 Jakarta. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TPS Food meliputi usaha bidang perdagangan, perindustrian, peternakan, perkebunan, pertanian, perikanan dan jasa. Sedangkan kegiatan usaha entitas anak meliputi usaha industri mie dan perdagangan mie, khususnya mie kering, mie instan dan bihun, snack, industri biskuit, permen, perkebunan kelapa sawit, pembangkit tenaga listrik, pengolahan dan distribusi beras. Pada tanggal 14 Mei 1997, AISA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam- LK untuk melakukan Penawaran Umum Saham AISA 45.000.000 saham dengan nilai nominal Rp500,- per saham dan Parga Penawaran Rp950,- kepada masyarakat. Pada tanggal 11 Juni 1997, saham tersebut telah efektif dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI.

4.1.3 PT Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk PT Cahaya Kalbar, Tbk CEKA

PT Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk sebelumnya Cahaya Kalbar Tbk CEKA didirikan 03 Februaru 1968 dengan nama CV Tjahaja Kalbar dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1971. Kantor pusat CEKA terletak di Kawasan Industri Jababeka II, Jl. Industri Selatan 3 Blok GG No.1, Cikarang, Bekasi 17550, Jawa Barat, Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CEKA meliputi bidang industri makanan berupa industri minyak nabati minyak kelapa sawit beserta produk-produk turunannya, biji tengkawang, minyak tengkawang dan minyak nabati spesialitas; bidang perdagangan lokal, ekspor, impor, dan berdagang hasil bumi, hasil hutan, berdagang barang-barang keperluan sehari- hari. Saat ini produk utama yang dihasilkan CEKA adalah Crude Palm Oil CPO dan Palm Kernel serta turunannya. Pada 10 Juni 1996, CEKA memperoleh pernyataan efektif dari Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham CEKA IPO kepada masyarakat sebanyak 34.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp1.100,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 09 Juli 1996.

4.1.4 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP didirikan 02 September 2009 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1 Oktober 2009. ICBP merupakan hasil pengalihan kegiatan usaha Divisi Mi Instan dan Divisi Penyedap Indofood Sukses Makmur Tbk INDF, pemegang saham pengendali. Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 23, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 76-78, Jakarta, Indonesia. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ICBP terdiri dari, antara lain, produksi mi dan bumbu penyedap, produk makanan kuliner, biskuit, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus, kemasan, perdagangan, transportasi, pergudangan dan pendinginan, jasa manajemen serta penelitian dan pengembangan. Universitas Sumatera Utara Pada tanggal 24 September 2010, ICBP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ICBP IPO kepada masyarakat sebanyak 1.166.191.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran Rp5.395,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 07 Oktober 2010.

4.1.5 PT Indofood Sukses Makmur, Tbk INDF

PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF didirikan tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1990. Kantor pusat INDF berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 27, Jl. Jend. Sudirman Kav. 76 – 78, Jakarta. Sedangkan pabrik dan perkebunan INDF dan anak usaha berlokasi di berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Malaysia. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INDF antara lain terdiri dari mendirikan dan menjalankan industri makanan olahan, bumbu penyedap, minuman ringan, kemasan, minyak goreng, penggilingan biji gandum dan tekstil pembuatan karung terigu. Pada tahun 1994, INDF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INDF IPO kepada masyarakat sebanyak 21.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp6.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 14 Juli 1994. Universitas Sumatera Utara

4.1.6 PT Multi Bintang Indonesia, Tbk MLBI

PT Multi Bintang Indonesia, Tbk MLBI didirikan 03 Juni 1929 dengan nama N.V. Nederlandsch Indische Bierbrouwerijen dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1929. Kantor pusat MLBI berlokasi di Talavera Office Park Lantai 20, Jl. Let. Jend. TB. Simatupang Kav. 22-26, Jakarta 12430 Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MLBI beroperasi dalam industri bir dan minuman lainnya. Saat ini, kegiatan utama MLBI adalah memproduksi dan memasarkan bir Bintang dan Heineken, bir bebas alkohol Bintang Zero dan minuman ringan berkarbonasi Green Sands. Pada tahun 1981, MLBI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MLBI IPO kepada masyarakat sebanyak 3.520.012 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp1.570,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 15 Desember 1981.

4.1.7 PT Mayora Indah Tbk MYOR

PT Mayora Indah Tbk MYOR didirikan 17 Februari 1977 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Mei 1978. Kantor pusat Mayora berlokasi di Gedung Mayora, Jl.Tomang Raya No. 21-23, Jakarta, sedangkan pabrik terletak di Tangerang dan Bekasi. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Mayora adalah menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan serta agenperwakilan. Saat ini, Mayora menjalankan bidang usaha industri biskuit , kembang gula, wafer, coklat, kopi dan makanan kesehatan serta menjual produknya di pasar lokal dan luar negeri. Universitas Sumatera Utara Pada tanggal 25 Mei 1990, MYOR memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam- LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MYOR IPO kepada masyarakat sebanyak 3.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp9.300,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 04 Juli 1990.

4.1.8 PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk ROTI

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI Sari Roti didirikan 08 Maret 1995 dengan nama PT Nippon Indosari Corporation dan mulai beroperasi komersial pada tahun 1996. Kantor pusat dan salah satu pabrik ROTI berkedudukan di Kawasan Industri MM 2100 Jl. Selayar blok A9, Desa Mekarwangi, Cikarang Barat, Bekasi 17530 – Jawa Barat. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup usaha utama ROTI bergerak di bidang pabrikasi, penjualan dan distribusi roti roti tawar, roti manis, roti berlapis, cake dan bread crumb dengan merek Sari Roti. Pendapatan utama ROTI berasal dari penjualan roti tawar dan roti manis. Pada tanggal 18 Juni 2010, ROTI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam- LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ROTI IPO kepada masyarakat sebanyak 151.854.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran Rp1.250,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 28 Juni 2010. Universitas Sumatera Utara

4.1.9 PT Sekar Laut, Tbk SKLT

PT Sekar Laut, Tbk SKLT didirikan 19 Juli 1976 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1976. Kantor pusat SKLT berlokasi di Wisma Nugra Santana, Lt. 7, Suite 707, Jln. Jend. Sudirman Kav. 7-8, Jakarta 10220 dan Kantor cabang berlokasi di Jalan Raya Darmo No. 23-25, Surabaya. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SKLT meliputi bidang industri pembuatan kerupuk, saos tomat, sambal, bumbu masak dan makan ringan serta menjual produknya di dalam negeri maupun di luar negeri. Produk- produknya dipasarkan dengan merek FINNA. Pada tahun 1993, SKLT memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SKLT IPO kepada masyarakat sebanyak 6.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp4.300,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 08 September 1993.

4.1.10 PT Siantar Top Tbk STTP

PT Siantar Top, Tbk STTP didirikan tanggal 12 Mei 1987 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan September 1989. Kantor pusat Siantar Top beralamat di Jl. Tambak Sawah No. 21-23 Waru, Sidoarjo. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Siantar Top terutama bergerak dalam bidang industri makanan ringan, yaitu mie snack noodle, kerupuk crackers, biskuit dan wafer, dan kembang gula candy. Hasil produksi STTP dipasarkan di dalam dan di luar negeri, khususnya Asia. Selain itu, STTP juga menjalankan usaha percetakan melalui Anak Usaha PT Siantar Megah Jaya. Universitas Sumatera Utara Pada tanggal 25 Nopember 1996, STTP memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham STTP IPO kepada masyarakat sebanyak 27.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dan harga penawaran Rp2.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada 16 Desember 1996.

4.1.11 PT Ultrajaya Milk Industry Trading Company, Tbk ULTJ

PT Ultrajaya Milk Industry Trading Company, Tbk ULTJ didirikan tanggal 2 Nopember 1971 dan mulai beroperasi secara komersial pada awal tahun 1974. Kantor pusat dan pabrik Ultrajaya berlokasi di Jl. Raya Cimareme 131 Padalarang –40552, Kab. Bandung Barat. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Ultrajaya bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman, dan bidang perdagangan. Pada tanggal 15 Mei 1990, ULTJ memperoleh ijin Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ULTJ IPO kepada masyarakat sebanyak 6.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada 2 Juli 1990. Universitas Sumatera Utara

4.1.12 PT Darya-Varia Laboratoria, Tbk DVLA

PT Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA didirikan tanggal 30 April 1976 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1976. Kantor pusat DVLA beralamat di Talavera Office Park, Lantai 8-10, Jln. Letjend. T.B. Simatupang No. 22-26, Jakarta. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DVLA adalah bergerak dalam bidang manufaktur, perdagangan, jasa dan distribusi produk-produk farmasi, produk-produk kimia yang berhubungan dengan farmasi, dan perawatan kesehatan. Kegiatan utama DVLA adalah menjalankan usaha manufaktur, perdagangan dan jasa atas produk-produk farmasi. Merek- merek yang dimiliki oleh Darya-Varia, antara lain: Natur-E, Enervon-C, Decolgen, Neozep, Cetapain, Paracetamol Infuse, dan Prodiva. Pada tanggal 12 Oktober 1994, DVLA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham DVLA IPO kepada masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp6.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 11 Nopember 1994.

4.1.13 PT Kalbe Farma, Tbk KLBF

PT Kalbe Farma, Tbk KLBF didirikan tanggal 10 September 1966 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1966. Kantor pusat Kalbe berdomisili di Gedung KALBE, Jl. Let. Jend. Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta 10510. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan meliputi, antara lain usaha dalam bidang farmasi, perdagangan dan perwakilan. Universitas Sumatera Utara Saat ini, KLBF terutama bergerak dalam bidang pengembangan, pembuatan dan perdagangan sediaan farmasi, produk obat-obatan, nutrisi, suplemen, makanan dan minuman kesehatan hingga alat-alat kesehatan termasuk pelayanan kesehatan primer. Pada tahun 1991, KLBF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam- LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham IPO KLBF kepada masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.800,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 30 Juli 1991.

4.1.14 PT Kimia Farma Persero Tbk KAEF

PT Kimia Farma Persero Tbk KAEF didirikan tanggal 16 Agustus 1971. Kantor pusat KAEF beralamat di Jln. Veteran No. 9, Jakarta. Kimia Farma mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1817 yang pada saat itu bergerak dalam bidang distribusi obat dan bahan baku obat. Pada tahun 1958, pada saat Pemerintah Indonesia menasionalisasikan semua Perusahaan Belanda, status KAEF tersebut diubah menjadi beberapa Perusahaan Negara PN. Pada tahun 1969, beberapa Perusahaan Negara PN tersebut diubah menjadi satu Perusahaan yaitu Perusahaan Negara Farmasi dan Alat Kesehatan Bhinneka Kimia Farma disingkat PN Farmasi Kimia Farma. Pada tahun 1971, berdasarkan Peraturan Pemerintah status Perusahaan Negara tersebut diubah menjadi Persero dengan nama PT Kimia Farma Persero. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KAEF adalah menyediakan barang danatau jasa yang bermutu tinggi khususnya bidang industri kimia, farmasi, biologi, kesehatan, industri makananminuman dan apotik. Universitas Sumatera Utara Pada tanggal 14 Juni 2001, KAEF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam- LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham KAEF IPO kepada masyarakat sebanyak 500.000.000 saham seri B dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 04 Juli 2001.

4.1.15 PT Pyridam Farma Tbk PYFA

PT Pyridam Farma Tbk PYFA didirikan dengan nama PT Pyridam pada tanggal 27 Nopember 1977 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1977. Kantor pusat PYFA terletak di Jalan Kemandoran VIII No. 16, Jakarta Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PYFA meliputi industri obat-obatan, plastik, alat-alat kesehatan, dan industri kimia lainnya, serta melakukan perdagangan, termasuk impor, ekspor dan antar pulau, dan bertindak selaku agen, grosir, distributor dan penyalur dari segala macam barang. Saat ini, kegiatan usaha PYFA meliputi produksi dan pengembangan obat-obatan farmasi serta perdagangan alat-alat kesehatan. Pada tanggal 27 September 2001, PYFA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PYFA IPO kepada masyarakat sebanyak 120.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp105,- per saham dan disertai Waran Seri I sebanyak 60.000.000.

4.1.16 PT Gudang Garam ,Tbk GGRM

PT Gudang Garam Tbk GGRM didirikan tanggal 26 Juni 1958 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1958. Kantor pusat Gudang Garam beralamat di Jl. Semampir II 1, Kediri, Jawa Timur. Berdasarkan Anggaran Universitas Sumatera Utara Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GGRM bergerak di bidang industri rokok dan yang terkait dengan industri rokok. Gudang Garam memproduksi berbagai jenis rokok kretek, termasuk jenis rendah tar dan nikotin LTN serta produk tradisional sigaret kretek tangan. Merek-merek rokok GGRM, antara lain: Klobot, Sriwedari, Djaja, Gudang Garam, Gudang Garam Merah, Gudang Garam Gold, Surya, Surya Pro Mild dan GG Mild, Pada tanggal 17 Juli 1990, GGRM memperoleh izin Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GGRM IPO kepada masyarakat sebanyak 57.807.800 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp10.250,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 27 Agustus 1990.

4.1.17 PT HM Sampoerna, Tbk HMSP

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk atau dikenal dengan nama HM Sampoerna Tbk HMSP didirikan tanggal 27 Maret 1905 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1913 di Surabaya sebagai industri rumah tangga. Kantor pusat HMSP berlokasi di Jl. Rungkut Industri Raya No. 18, Surabaya. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan HMSP meliputi manufaktur dan perdagangan rokok serta investasi saham pada perusahaan- perusahaan lain. Merek-merek rokok HM Sampoerna, antara lain: A Mild, Dji Sam Soe, Sampoerna Kretek, U mild dan mendistribusikan Marlboro. Pada tahun 1990, HMSP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham HMSP IPO kepada masyarakat sebanyak 27.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Universitas Sumatera Utara Rp12.600,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 15 Agustus 1990.

4.1.18 PT Unilever Indonesia, Tbk UNVR

PT Unilever Indonesia Tbk UNVR didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dan mulai beroperasi secara komersial tahun 1933. Kantor pusat Unilever berlokasi di Jl. Jendral Gatot Subroto Kav. 15, Jakarta. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha UNVR meliputi bidang produksi, pemasaran dan distribusi barang-barang konsumsi yang meliputi sabun, deterjen, margarin, makanan berinti susu, es krim, produk –produk kosmetik, minuman dengan bahan pokok teh dan minuman sari buah. Pada tanggal 16 Nopember 1982, UNVR memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham UNVR IPO kepada masyarakat sebanyak 9.200.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp3.175,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 11 Januari 1982.

4.1.19. PT Kedawung Setia Industrial, Tbk KDSI

PT Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI didirikan tanggal 09 Januari 1973 dengan nama PT Kedaung Setia Industrial Ltd. dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1975. Kantor pusat KDSI berlokasi di Jalan Mastrip 862, Warugunung-Karangpilang, Surabaya, Jawa Timur. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KDSI meliputi Industri barang-barang logam berlapis enamel, aluminium, dan barang-barang plastik dan kerajinan Universitas Sumatera Utara tangan terutama alat-alat dapur serta alat-alat rumah tangga yang dioperasikan secara elektronik; pembangunan yang meliputi usaha rancang bangun, pemborongan, developer real estate; perdagangan umum, termasuk impor dan ekspor, interinsulair dan lokal, dari semua barang yang dapat diperdagangkan. Pada tanggal 28 Juni 1996, KDSI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam- LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham KDSI IPO kepada masyarakat sebanyak 50.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp800,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 29 Juli 1996. 4.2. Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah ilmu statistik yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan, dan penyajian data suatu penelitian. Tujuannya adalah memudahkan orang untuk membaca data serta memahami maksudnya. Hasil olahan SPSS dalam bentuk deskriptif statistik akan menampilkan karateristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: jumlah sampel N, rata-rata sampel mean, minimum dan maksimum serta standar deviasi σ untuk masing-masing variabel. Deskripsi dalam penelitian ini meliputi 6 variabel, yaitu: inflasi, suku bunga, nilai tukar, Return On Equity ROE, Debt To Equity Ratio DER, dan Price Earning Ratio PER yang disajikan dalam Tabel 4.1 berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Deskriptif Statistik Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Inflasi 95 4.28 6.96 5.6320 .95774 Sukubunga 95 5.77 7.54 6.5460 .57009 Nilaitukar 95 8776.01 11868.67 9914.9720 1135.38937 ROE 95 .03 1.42 .2885 .33916 DER 95 .21 3.03 .9443 .56387 PER 95 2.93 46.83 20.0706 10.40509 Valid N listwise 95 Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 95 sampel data yang diambil dari laporan keuangan publikasi tahunan Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi periode 2010 hingga 2014. a. Variabel Inflasi memiliki nilai minimum sebesar 4,28 pada tahun 2012 dan nilai maksimum sebesar 6,96 yang terjadi pada tahun 2013. Nilai rata-rata mean sebesar 5,6320 dan nilai standar deviasi standard deviation sebesar 0,95774 dengan jumlah pengamatan sebanyak 95. Nilai rata-rata mean yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi standard deviation menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik. b. Variabel suku bunga memiliki nilai minimum sebesar 5,77 pada tahun 2012 dan nilai maksimum sebesar 7,54 pada tahun 2014. Nila rata-rata mean sebesar 6,5460 dan nilai standar deviasi standard deviation sebesar 0,57009 dengan jumlah pengamatan sebanyak 95. Nilai rata-rata mean yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi standard deviation menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik. Universitas Sumatera Utara c. Variabel Nilai Tukar memiliki nilai minimum sebesar 8776,01 pada tahun 2011 dan nilai maksimum sebesar 11868,67 pada tahun 2014 Nilai rata- rata mean sebesar 9914,9720 dan standar deviasi standard deviation sebesar 1135,38937 dengan jumlah pengamatan sebanyak 95. Nilai rata- rata mean yang lebih kecil dibandingkan nilai standar deviasi standard deviation menunjukkan bahwa data terdistribusi kurang baik. d. Variabel ROE memiliki nilai minimum sebesar 0,03 oleh PT Pyridam Farma Tbk pada tahun 2014 dan nilai maksimum sebesar 1,42 oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2014. Nilai rata-rata mean 0,2885 dan standar deviasi standard deviation sebesar 0,33916 dengan jumlah pengamatan sebanyak 95. Nilai rata-rata mean yang lebih kecil dibandingkan nilai standar deviasi standard deviation menunjukkan bahwa data terdistribusi kurang baik. e. Variabel DER memiliki nilai minimum sebesar 0,21 oleh PT Kalbe Farma Tbk pada tahun 2010 dan nilai maksimum sebesar 3,03 oleh Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2014. Nilai rata-rata mean sebesar 0,9434 dan standar deviasi standard deviation sebesar 0,56387 dengan jumlah pengamatan sebanyak 95. Nilai rata-rata mean yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi standard deviation menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik. f. Variabel PER memiliki nilai minimum sebesar 2,93 oleh PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk pada tahun 2011 dan nilai maksimum sebesar 46,83 oleh PT Nippon Indosari Corpindo Tbk pada tahun 2012. Nilai rata-rata Universitas Sumatera Utara mean sebesar 20,0706 dan standar deviasi standard deviation sebesar 10,40509 dengan jumlah pengamatan sebanyak 95. Nilai rata-rata mean yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi standard deviation menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik. 4.3. Uji Asumsi Klasik 4.3.1. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah data terdistribusi normal atau tidak yaitu dengan pendekatan histogram, grafik, dan kolmogorov-Smirnov. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yaitu distribusi data tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Hasil uji normalitas dengan grafik histogram yang diolah dengan SPSS dapat ditunjukkan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Pendekatan Histogram Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Histogram Pada Gambar 4.1, terlihat bahwa grafik histogram diatas menunjukkan data yang berbentuk lonceng, tidak condong ke kiri atau ke kanan sehingga variabel-variabel penelitian dapat dikatakan berdistribusi secara normal. Cara lain untu menguji normalitas data dengan grafik yakni dengan melihat penyebaran data titik pada garis diagonal dari grafik normalitas Normal P-P Plot. Jika data menyebar di sekitas garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Namun jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara b. Pendekatan Grafik Sumber: Hasil Olahan, 2016 Data Diolah Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Normal P-P Plot Pada Gambar 4.2, grafik Probability Plot terlihat bahwa titik-titiknya menyebar sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal tersebut. Hal ini berarti bahwa data pada penelitian ini berdistribusi normal. Secara visual sering sekali data kelihatan normal karena mengikuti garis diagonal, akan tetapi belum dapat dipastikan bahwa data tersebut benar-benar berdistribusi norma. Oleh sebab itu, analisis harus dilengkapi dengan uji statistik salah satunya adalah uji statistik Kolmogrov-Smirnov 1 sample K-S yang hasilnya tampak pada tabel 4.2 berikut ini: Universitas Sumatera Utara c. Pendekatan Kolmogrov-Smirnov Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov Unstandardized Residual N 95 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation 8.79480591 Most Extreme Differences Absolute .069 Positive .069 Negative -.037 Kolmogorov-Smirnov Z .673 Asymp. Sig. 2-tailed .756 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Olahan, 2016 Data Diolah Berdasarkan uji Kolmogrov-Smirnov 1 sample K-S pada Tabel 4.2 menunjukkan nilai Kolmogrov- Smirnov Z sebesar 0,673 lebih kecil dari 1,97 dan nilai Asymp.Sig 2-tailed adalah 0,756 berada diatas nilai signifikan 0,05. Hal ini berarti data terdistribusi normal sehingga dari uji ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

4.3.2 Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. jika varians berbeda, maka akan disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik jika tidak terjadi heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode grafik dengan melihat scatterplot dan glejser test. Grafik scatterplot untuk menguji heterokedastisitas tampak pada Gambar 43 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Sumber: Hasil Olahan SPSS Gambar 4.3 Scatterplot Pada Gambar 4.3 terlihat titik-titik meyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi PER berdasarkan masukan variabel independennya. Selain dengan grafik, hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada statistik pada uji glejser berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Hasil Uji Glejser Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -4.032 6.388 -.631 .530 Inflasi -.397 .809 -.073 -.491 .625 Sukubunga 1.898 1.564 .209 1.214 .228 Nilaitukar 2.845E-005 .001 .006 .035 .972 ROE -.654 1.925 -.043 -.340 .735 DER .864 1.166 .094 .741 .461 a. Dependent Variabel: Absut S umber: Hasil Peneltian, 2016 Data Diolah Berdasarkan hasil uji glejser, dapat dilihat bahwa pada Tabel 4.3 menunjukkan tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5 0,05 sehingga dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah pada heterokedastisitas.

4.3.3 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu residual pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode selanjutnya periode t-1. Cara mengetahui adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan Uji Durbin-Watson DW test. Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .534 a .286 .245 9.03848 2.003 a. Predictors: Constant, DER, Inflasi, ROE, Sukubunga, Nilaitukar b. Dependent Variable: PER Sumber:Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai Durbin-Watson DW adalah 2.003. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel yang menggunakan derajat kepercayaan 5 dengan jumlah sampel n = 95 dan jumlah variabel bebas k = 5, maka pada tabel Durbin-Watson didapatkan nilai dL durbin-watson lowerbatas bawah = 1.5572, nilai dU durbin-watson upperbatas atas=1.7781 dan 4-du = 2.219 Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka pengambilan keputusannya adalah dU 1.7781 DW 2.003 4 ̶ Du 2.2219, artinya tidak terdapat autokorelasi positif dan negatif. Dengan demikian, tidak terdapat adanya autokorelasi pada model regresi.

4.3.4 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika ditemukan korelasi maka dikatakan terdapat masalah multikolinearita. Model regresi yang baik adalah seharusnya tidak terdapat korelasi antar variabel independen. Menurut Situmorang dan Lufti 2012:139, multikolinearitas dapat dilihat dari tolerancxe dan Variance Inflation Factor VIF. Multikolinearitas dapat dilihat pada besarnya nilai tolerance dan VIF, Jika nilai tolerance 0,1 atau nilai VIF 5 maka tidak terdapat masalah multikolinearitas. Hasil dari uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -13.765 11.052 -1.245 .216 Inflasi -2.130 1.399 -.196 -1.522 .132 .484 2.067 Sukubunga 2.594 2.705 .142 .959 .340 .365 2.736 Nilaitukar .003 .001 .311 2.038 .045 .346 2.892 ROE 16.535 3.330 .539 4.965 .000 .681 1.468 DER -4.381 2.018 -.237 -2.171 .033 .671 1.490 a. Dependent Variable: PER Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Hasil uji multikolinearitas pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa keseluruhan variabel memiliki nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 5 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut tidak terjadi multikolinearitas.

4.4 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar, Return On Equity ROE, Debt To Equity Ratio DER terhadap Nilai Perusahaan Price Earning RatioPER Sektor Industri Barang Konsumsi. Beberapa tahapan yang dilakukan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh Inflasi X 1, Suku Bunga X 3 , Nilai Tukar X 3 , ROE X 4 , DER X 5 terhadap PER Y. Hasil regresi dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -13.765 11.052 -1.245 .216 Inflasi -2.130 1.399 -.196 -1.522 .132 Sukubunga 2.594 2.705 .142 .959 .340 Nilaitukar .003 .001 .311 2.038 .045 ROE 16.535 3.330 .539 4.965 .000 DER -4.381 2.018 -.237 -2.171 .033 Dependent Variable: PER Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Berdasarkan pengelolaan data pada Tabel 4.6 Pada kolom Unstandarized Coefficient bagian B, diperoleh model persamaan regresi berganda berikut: Y = - ∝ - b X + b X + b X + b X + b X + � Sehingga, persamaan regresinya menjadi sebagai berikut: PER = –13.765 – 2.130 X 1 + 2594 X 2 + 0.003 X 3 + 1 . X 4 – . 81 X + � Interprestasi persamaan diatas adalah sebagai berikut: a. Nilai konstanta sebesar –13,765 menunjukkan bahwa jika variabel independen yaitu inflasi, nilai tukar, ROE, dan DER dianggap konstan maka PER Sektor Industri Barang Konsumsi akan menurun sebesar 13,765. b. Koefisien regresi X 1 yaitu inflasi sebesar -2,130 menunjukkan bahwa setiap kenaikan inflasi sebesar 1 maka PER Sektor Industri Barang Konsumsi akan menurun sebesar 2,130 dengan asumsi variabel lain tetap variabel lain sama dengan nol. c. Koefisien regresi X 2 yaitu Suku Bunga sebesar 2,594 menunjukkan bahwa setiap kenaikan suku bunga sebesar 1 maka PER Perusahaan Sektor Universitas Sumatera Utara Industri Barang Konsumsi akan meningkat sebesar 2,594 dengan asumsi variabel lain tetap variabel lain sama dengan nol. d. Koefisien regresi X 3 yaitu nilai tukar sebesar 0,003 menunjukkan bahwa setiap kenaikan nilai tukar sebesar 1 maka PER Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi akan meningkat sebesar 0,003 dengan asumsi variabel lain tetap variabel lain sama dengan nol. e. Koefisien regresi X 4 yaitu ROE sebesar 1 , menunjukkan bahwa setiap kenaikan ROE sebesar 1 maka PER Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi akan meningkat sebesar 1 , dengan asumsi variabel lain tetap variabel lain sama dengan nol. f. Koefisien regresi X 5 yaitu DER sebesar - . 81 menunjukkan bahwa setiap kenaikan DER sebesar 1 maka PER Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi akan turun sebesar 4,381 dengan asumsi variabel lain tetap variabel lain sama dengan nol. 4.5 Pengujian Hipotesis 4.5.1 Uji F Uji Simultan Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dengan kriteria jika F hitung F tabel dan dengan tingkat signifikan di bawah 0,05 maka variabel independen secara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji F tampak pada Tabel 4.7 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Hasil Uji F Simultan Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 2906.225 5 581.245 7.115 .000 b Residual 7270.769 89 81.694 Total 10176.994 94 a. Dependent Variable: PER b. Predictors: Constant, DER, Inflasi, ROE, Sukubunga, Nilaitukar Sumber: Hasil Peneltian, 2016 Data Diolah Pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai F-hitung 7,115 F-tabel 2,47 dan tingkat signifikansi 0,000 0,05. Hal itu berarti F-hitung lebih besar dari F-tabel sehingga Ho ditolak dan H 1 diterima. Keadaan ini menyatakan bahwa semua variabel independen yaitu inflasi, suku bunga, nilai tukar, ROE, dan DER secara simultan dan signifikan mempengaruhi variabel dependen yaitu PER.

4.5.2 Uji t Secara Parsial

Uji t dilakukan untuk menguji apakah masing-masing variabel independen, yaitu inflasi, suku bunga, nilai tukar, Return On Equity ROE dan Debt To Equity Ratio DER secara parsial individual berpengaruh terhadap Price Earning Ratio PER. Dengan kriteria, jika t n t el , maka H diterima dan H ditolak, sedangkan jika t n t el , maka H ditolak dan H diterima. Jika tingkat signifikan dibawah 0,05 maka variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil Uji t dapat kita lihat pada Tabel 4.8 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Hasil Uji t Parsial Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -13.765 11.052 -1.245 .216 Inflasi -2.130 1.399 -.196 -1.522 .132 Sukubunga 2.594 2.705 .142 .959 .340 Nilaitukar .003 .001 .311 2.038 .045 ROE 16.535 3.330 .539 4.965 .000 DER -4.381 2.018 -.237 -2.171 .033 a. Dependent variabel: PER Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Hasil uji t pada tabel 4.8 diperoleh t tabel pada taraf nyata 5 untuk uji dua arah 2 = 0,052 = 0,0025 dengan derajat bebas df= n-k = 95-5 = 90 adalah 1,986. Dengan demikian hasil uji t secara parsial dapat diinterpretasikan sebaga berikut: a. Pengujian Inflasi X 1 terhadap Nilai Perusahaan Y menunjukkan signifikan 0,130 0,05 sedangkan t hitung -1,522 t tabel 1,986. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel inflasi berpengaruh tidak signifikan terhadap PER. Berdasarkan hasil regresi linier berganda, nilai koefisien regresi inflasi -2.130 yang berarti inflasi berpengaruh negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010- 2014. b. Pengujian Suku Bunga X 2 terhadap Nilai Perusahaan Y menunjukkan signifikan 0,340 0,05 sedangkan t hitung 0,959 t tabel 1,986. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel suku bunga berpengaruh tidak signifikan Universitas Sumatera Utara terhadap PER. Berdasarkan hasil regresi linier berganda, nilai koefisien regresi suku bunga 2,594 yang berarti berpengaruh positif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel suku bunga berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. c. Pengujian Nilai Tukar X 3 terhadap Nilai Perusahaan Y menunjukkan signifikan 0,045 0,05 sedangkan t hitung 2,038 t tabel 1,986. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap PER. Berdasarkan hasil regresi linier berganda, nilai koefisien regresi nilai tukar 0,003 yang berarti berpengaruh positif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. d. Pengujian Return On Equity X 4 terhadap Nilai Perusahaan Y menunjukkan signifikan 0,000 0,05 sedangkan t hitung 4.965 t tabel 1,986. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel ROE berpengaruh signifikan terhadap PER. Berdasarkan hasil regresi linier berganda, nilai koefisien regresi ROE 16.535 yang berarti berpengaruh positif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. e. Pengujian Debt To Equity Ratio X 5 terhadap Nilai Perusahaan Y menunjukkan signifikan 0,033 0,05 sedangkan t hitung -2.171 t tabel Universitas Sumatera Utara 1,98667. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel DER berpengaruh signifikan terhadap PER. Berdasarkan hasil regresi linier berganda, nilai koefisien regresi DER -4.381 yang berarti berpengaruh negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014.

4.5.3 Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai R 2 terletak antara 0 sampai dengan 1 0≤ R 2 ≤ 1. Jika variabel dalam penelitian lebih dari dua variabel maka yang dipakai adalah Adjusted R Square. Semakin tinggi nilai Adjusted R Square maka semakin baik model regresi, karena menandakan bahwa kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen semakin besar. Hasil Koefisien determinasi R 2 tampak pada Tabel 4.9 berikut ini: Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .534 a .286 .245 9.03848 2.003 a. Predictors: Constant, DER, Inflasi, ROE, Sukubunga, Nilaitukar b. Dependent Variable: PER Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R square sebesar 0,245. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 24,5 Price Earning Ratio PER Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi dipengaruhi oleh kelima variabel independen yang digunakan, yaitu inflasi, suku bunga, nilai tukar, ROE dan DER, Universitas Sumatera Utara sedangkan sisanya 75,5 dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disebutkan dalam penelitian ini.

4.6 PEMBAHASAN

Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara parsial dan simultan pengaruh makro ekonomi yang diproksikan dengan inflasi, suku bunga, dan nilai tukar dan juga untuk melihat pengaruh kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Equity ROE dan Debt To Equity Ratio DER terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan Price Earning Ratio PER. Hasil penelitian diperoleh bahwa secara simultan inflasi, suku bunga, nilai tukar, ROE, dan DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap PER. Hasil penelitian secara parsial yaitu inflasi memiliki pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap PER. Suku bunga dan nilai tukar memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap PER. ROE memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap PER sedangkan DER memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap PER pada perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berikut ini diuraikan pembahasan mengenai pengaruh dari keempat variabel independen tersebut terhadap nilai perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara

4.6.1 Pengaruh Inflasi Terhadap Nilai Perusahaan PER

Nilai t hitung untuk variabel inflasi adalah -1,522 dengan signifikansi sebesar 0,132. Nilai t hitung -1,522 t tabel 1,98667 dan nilai signifikansi 0,132 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PER, yang artinya apabila inflasi menurun maka PER akan meningkat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Faezinia 2012 yang menyatakan inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan PER. Berdasarkan Badan Pusat Statistik BPS, tingginya inflasi dapat memberikan dampak negatif bagi kondisi sosial ekonomi yang menyebabkan turunnya kesejahteraan pemegang saham yang akan mengakibatkan turunnya nilai perusahaan. Menurut Tandelilin 2010:212, inflasi yang terlalu tinggi akan menyebabkan penurunan daya beli masyarakat karena harga-harga barang kebutuhan meningkat, sedangkan pendapatan masyarakat tetap. Penurunan ini akan menyebabkan penurunan pada penjualan perusahaan dan kemudian akan mempengaruhi dari segi laba yang akan dihasilkan oleh perusahaan sehingga peningkatan inflasi akan mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya. Oleh karena itu, pada saat inflasi meningkat, investor akan menarik dana yang diberikan kepada perusahaan sehingga mengakibatkan harga saham perusahaan di Bursa Efek menjadi turun. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ling Du dan Jing Li 2015 dan Septadi, et al 2013 yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap nilai Perusahaan PER. Universitas Sumatera Utara

4.6.2 Pengaruh Suku Bunga Terhadap Nilai Perusahaan PER

Nilai t hitung untuk variabel suku bunga adalah 0.959 dengan signifikansi sebesar 0,340. Nilai t hitung 0,959 t tabel 1.98667 dan nilai signifikansi 0,340 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel suku bunga berpengaruh positif tidak signifikan terhadap PER. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan suku bunga akan disertai dengan peningkatan nilai perusahaan PER. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Dwipartha 2013 yang menyatakan bahwa suku bunga berpengaruh positif tidak signifikan terhadap PER. Peningkatan suku bunga menjadi sinyal positif bagi investor. Para investor akan menginginkan return yang yang lebih tinggi dengan adanya peningkatan suku bunga. Sehingga akan menaikkan harga saham perusahaan, terlebih bagi perusahaaan Sektor Industri Barang Konsumsi. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Faezinia 2012 yang menyatakan bahwa suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PER. Menurut Tandelilin 2010:213-214, kenaikan tingkat bunga juga akan ditanggung oleh investor, yaitu berupa kenaikan biaya bunga bagi perusahaan. Pada umumnya, masyarakat tidak mau menanggung risiko untuk melakukan investasi dengan biaya yang tinggi, akibatnya investasi menjadi tidak berkembang. Perusahaan banyak mengalami kesulitan untuk mempertahankan hidupnya dan ini menyebabkan kinerja perusahaan menurun. Menurunnya kinerja perusahaan dapat berakibat pada penurunan harga saham, yang berarti nilai perusahaan juga akan menurun Tandelilin, 2010:213-214. Universitas Sumatera Utara

4.6.3 Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Nilai Perusahaan PER

Nilai t hitung untuk variabel nilai tukar adalah 2,038 dengan signifikansi sebesar 0,045. Nilai t hitung 2,038 t tabel 1.98667 dan nilai signifikansi 0,045 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap PER. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Agustina dan Ardiansari 2015 yang mana nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan PER. Hal ini menunjukkan ketika nilai tukar rupiah mengalami penurunan terhadap mata uang asing maka nilai perusahaan PER mengalami peningkatan. Semua itu dapat terjadi apabila perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi mengekspor hasil produksinya ke luar negeri. Perusahaan tersebut akan memperoleh laba yang lebih tinggi dengan menukarkan mata uang dollar terhadap rupiah. Keadaan ini akan menjadi sinyal positif terhadap harga perusahaan tersebut. Harga perusahaan akan meningkat di Bursa Efek dan pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan PER. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ling Du dan Jing Li 2015 yang menyatakan nilai tukar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan PER. Menurut Tandelilin 2010:214, melemahnya nilai kurs rupiah terhadap mata uang asing akan menimbulkan biaya impor yang lebih besar. Peningkatan biaya impor akan menyebabkan pembengkakan biaya produksi. Apabila pembengkakan biaya ini tidak segera diatasi maka pendapatan perusahaan akan menjadi turun, yang akan berpengaruh juga pada laba perusahaan. Penurunan laba akan menjadi sinyal negatif oleh investor dan mampu membuat harga saham menjadi turun Tandelilin, 2010:214. Universitas Sumatera Utara

4.6.4 Pengaruh Return On Equity Terhadap Nilai Perusahaan PER

Nilai t hitung untuk variabel ROE adalah 4,965 dengan signifikansi sebesar 0,000. Nilai t hitung 4,965 t tabel 1,98667 dan nilai signifikansi 0,000 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ROE memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan PER. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwipartha 2013 dan Septadi 2013 dan Faezinia 2012 yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan PER. Menurut Horne dan Wachowicz 2005:223-224, Return on Equity ROE merupakan pengukuran ringkasan atas kinerja keseluruhan perusahaan. ROE adalah rasio yang membandingkan laba bersih setelah pajak dikurangi dividen saham biasa dengan ekuitas yang telah diinvestasikan pemegang saham di perusahaan. ROE yang tinggi sering kali mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. ROE yang meningkat menjadi sinyal positif terhadap nilai perusahaan, yakni peningkatan ROE akan disertai peningkatan nilai perusahaan dengan tingginya harga saham di Bursa Efek. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustina dan Ardiansari 2015 yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan PER.

4.6.5 Pengaruh Debt To Equity Ratio Terhadap Nilai Perusahaan PER

Nilai t hitung untuk variabel DER adalah -2.171 dengan signifikansi sebesar 0,033. Nilai t hitung -2.171 t tabel 1.98667 dan nilai signifikansi 0,033 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Universitas Sumatera Utara nilai perusahaan PER. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dlakukan oleh Agustina dan Ardiansari 2015 yang menyatakan bahwa DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan PER. Menurut Syahyunan 2004:84 Rasio utang atas ekuitas Debt to Equity Ratio- DER merupakan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Semakin besar hutang, semakin besar risiko yang ditanggung. Seluruh utang dalam neraca memberikan pihak ketiga klaim waktu yang teratur, ditambah pembayaran kembali pokok pinjaman selama waktu yang telah disetujui. Tingginya DER suatu perusahaan menunjukkan kinerja keuangan yang buruk. Perusahaan dianggap tidak mampu menghasilkan laba. Para investor enggan untuk mengivestasikan dananya pada perusahaan yang memiliki DER yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, perusahaan yang memiliki DER yang cukup tinggi akan memiliki nilai perusahaan yang rendah yang ditunjukkan oleh harga saham di Bursa Efek yang lebih rendah. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Faezinia 2012 yang menyatakan bahwa DER memiliki pengaruh positif dan signfikan terhadap nilai perusahaan PER. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

IMPLIKASI FAKTOR EKONOMI MAKRO, STRUKTUR MODAL, DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2013

1 19 94

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Return Saham Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 27 126

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMENGARUHI CASH HOLDING PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 9 132

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Makro Ekonomi dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

1 2 12

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Makro Ekonomi dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

0 0 2

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Makro Ekonomi dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

0 0 11

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Makro Ekonomi dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

0 0 25

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Makro Ekonomi dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

0 0 3

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Makro Ekonomi dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

0 0 14

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Return Saham Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8