Teknik Pengumpulan Data Metode dan Teknik Analisia Data

3. Metodologi

3.1 Sumber Data

Dalam penelitian ini digunakan data tulis yang bersumber dari buku berbahasa Karo oleh Geoff Woollams 2004 yaitu Tata Bahasa Karo dan buku Struktur Bahasa sKaro Yusmaniar, dkk, 1987. Alasan penulis memilih kedua buku tersebut karena di sdalam buku tersebut banyak terdapat frasa nomina yang merupakan objek kajian penelitian.

3.1.1 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data ini digunakan studi pustaka Nazir, 1988:111 yaitu dengan mencari buku yang menjadi sumber data. Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan metode simak dengan teknik catat, yaitu mencatat data-data yang berupa FN dari buku Struktur Bahasa Karo. Dan data-data FN yang telah ditemukan, dikelompokkan menurut inti leksikalnya.

3.1.2 Metode dan Teknik Analisia Data

Data dianalisis dengan metode padan dan agih. Pertama, peneliti menggunakan metode padan referensial dengan teknik dasar berupa teknik pilah unsur penentu dan teknik lanjutan berupa teknik hubung banding menyamakan hal pokok Sudaryanto,1993:21,27. Kedua, metode agih dengan teknik dasar berupa teknik bagi unsur langsung, dan teknik lanjutan berupa teknik lesap, teknik ganti, dan teknik balik Sudaryanto,1993 :55. Metode padan referensial digunakan peneliti untuk menggunakan referen sebuah kata. Dalam hal ini, peneliti membandingkan atau menyamakan referen sifat dengan hal pokok berdasarkan daya pilah yang dimiliki oleh peneliti dan daya pilah yang melekat pada referen tersebut. Metode agih adalah metode yang digunakan untuk memilah-milah unsur inti yang menjadi objek kajian dengan unsur lainnya. Pada metode agih peneliti menggunakan intuisi untuk membagi satuan lingual. Teknik lesap digunakan dengan melesapkan unsur tertentu untuk mengetahui kadar keintian unsur yang dilesapkan. Unsur yang dilesapkan adalah unsur yang menjadi pokok perhatian dalam proses analisis. 9 Teknik ganti digunakan dengan mengganti satuan lingual yang menjadi pokok perhatian dengan satuan lingual pengganti, misalnya, numeralia telu ‘tiga’ pada frasa telu berngi ‘tiga malam’. Apabila numeralia telu ‘tiga’ diganti dengan pitu ‘tujuh’ menjadi pitu boerngi ‘tujuh malam’, maka bentuk yang dihasilkan masih berterima atau gramatikal. Teknik balik dilakukan dengan membalik unsur satuan lingual data. Misalnya, pada frasa cakapna atena ‘maunya’. Frasa nomina tersebut bila salah satunya unsurnya dibalikkan, maka hasilnya tidak gramatikal, yaitu atena cakapna. FN seperti ini tidak diterima secara sintaksis maupun semantik dalam Bahasa Karo. 4. Pembahasan 4.1 Fungsi Gramatikal Dalam Membentuk Struktur Frasa Nomina Bahasa Karo