Determinan Kanker Payudara Gambaran Epidemiologi .1. Distribusi dan Frekuensi

6 payudara yang berobat di Rumah Sakit Onkologi Surabaya yaitu pada kelompok umur 41-60 tahun dengan proporsi 31.3. 7

2.2.2 Determinan Kanker Payudara

Sehingga kini penyebab pasti kanker payudara masih belum diketahui,namun penelitian menyebutkan beberapa faktor yang berhubungan dengan etiologi kanker payudara.

1. Umur

Bertambahnya usia merupakan salah satu faktor risiko paling kuat untuk kanker payudara. Meskipun kanker payudara dapat terjadi pada wanita muda,secara umum merupakan penyakit penuaan. Seorang wanita berusia 30- an risikonya kira-kira 1 dalam 250, sedangkan untuk wanita pada usia 70- annya, adalah sekitar 1 dari 30. Sebagian besar kanker payudara yang didiagnosis adalah setelah menopause dan sekitar 75 dari kasus kanker payudara terjadi setelah 50 tahun. 5 Kanker payudara sangat jarang dibawah umur 25 tahun. 11

2. Riwayat keluarga

Risiko kanker payudara pada wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara menjadi lebih tinggi. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara pada generasi pertama ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan memiliki risiko dua kali lebih besar. Jika riwayat kanker dimiliki oleh 2 generasi berturut-turut maka risiko meningkat menjadi tiga kali lipat. Namun , hubungan kausal pasti di antaranya masih belum diketahui. 7

3. Faktor Genetik

Gen penentrasi tinggi yang berperan dalam terjadinya kanker payudara yaitu BRCA1, BRCA2 hanya berpengaruh sebanyak 5. Gen TP53 berpengaruh kurang dari 1 dalam kanker payudara. 5

4. Faktor Reproduktif

Wanita yang memiliki siklus haid lebih karena mereka mulai menstruasi pada usia dini sebelum usia 12 dan melalui menopause pada usia setelah umur 55 Universitas Sumatera Utara 7 mempunyai resiko lebih tinggi mendapat kanker payudara. Hal ini mungkin terkait dengan eksposur seumur hidup yang lebih tinggi kepada hormon estrogen dan progesterone. Wanita yang melahirkan anak mempunyai resiko 10-30 lebih kurang daripada wanita yang tidak melahirkan, risiko kanker payudara menurun dengan jumlah anak-anak dan meningkat dengan usia pada kehamilan cukup bulan yang pertama.Wanita yang melahirkan sekurang- kurangnya empat anak memiliki resiko kanker payudara 20-30 lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang melahirkan satu anak. Wanita yang melahirkan anak pertama pada umur lebih dari 29 tahun mempunyai resiko kanker payudara 40 lebih tinggi berbanding dengan wanita yang melahirkan anak pertama pada umur kurang dari 25 tahun tidak termasuk jumlah anak dilahirkan dan kelamaan menyusui. 5

5. Alkohol

Banyak penelitian telah menegaskan bahwa konsumsi alkohol meningkatkan resiko kanker payudara pada wanita sekitar 7-12 untuk setiap 10g alkohol yang dikonsumsi per hari. Salah satu mekanisme alkohol meningkatkan resiko kanker payudara adalah dengan meningkatkan tingkat estrogen dan androgen. 1

6. Kontrasepsi

Penggunaan kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko kanker payudara sebanyak 10-30. Namun wanita yang telah berhenti menggunakan kontrasepsi oral selama 10 tahun atau lebih memiliki resiko yang sama dengan wanita yang tidak pernah menggunakan pil. 1

7. Terapi Hormonal

Penggunaan hormon menopause terapi penggantian hormon atau terapi hormon menopause dengan gabungan estrogen dan progestin telah menunjukkan peningkatan risiko kanker payudara, dengan risiko yang lebih tinggi dikait dengan penggunanan jangka masa panjang. Namun, peningkatan risiko kelihatan berkurang dalam 5 tahun penghentian penggunaan hormon. estrogen yang diresepkan untuk wanita tanpa rahim tidak terkait dengan peningkatan risiko terkena kanker payudara. 5 Universitas Sumatera Utara 8

8. Obesitas

Peningkatan BMI dapat meningkatkan risiko kanker payudara jika disertai status menopause. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa wanita postmenopause dengan BMI tinggi memiliki risiko kanker payudara yang lebih besar. Hal ini dikarenakan BMI yang tinggi menggambarkan kandungan jaringan adiposa yang tinggi. Jaringan adiposa merupakan sumber utama penghasil estrogen setelah fase menopause. Semakin tinggi jaringan adiposa yang dimiliki, semakin tinggi konsentrasi estrogen pada. pasien tersebut. Namun, hal ini berbeda pada wanita premenopause. Meningkatnya nilai BMI dikaitkan bukan pada peningkatan risiko melainkan pada penurunan risiko terjadinya kanker payudara. 7 2.3. Gejala Kanker Payudara Gejala dan pertumbuhan kanker payudara tidak mudah dideteksi karena awal pertumbuhan sel kanker payudara tidak dapat diketahui dengan mudah. Gejala umumnya baru diketahui setelah stadium kanker berkembang agak lanjut, karena pada tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan. Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak mengganggu aktivitas. Tanda yang mungkin muncul pada stadium dini adalah teraba benjolan kecil di payudara yang tidak terasa nyeri. 1 Gejala yang timbul saat penyakit memasuki stadium lanjut semakin banyak, seperti: 1. Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan. 2. Saat benjolan mulai membesar, barulah menimbulkan rasa sakit nyeri saat payudara ditekan karena terbentuk penebalan pada kulit payudara. 3. Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah kerena terjadi pembengkakan. 4. Pembesaran kelenjar getah bening di ketiak atau timbul benjolan kecil dibawah ketiak. 5. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertarik ke dalam dan yang tadinya berwarna merah muda dan akhirnya menjadi kecoklatan. Universitas Sumatera Utara 9 6. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu pada wanita yang sedang tidak hamil. Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati. 12

2.4. Klasifikasi Tumor Payudara