commit to user 28
H. Alat dan Bahan Penelitian
1. Bahan Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Cacing Ascaris suum, Goeze b. Larutan garam fisiologis NaCl konsentrasi 0,9
c. Larutan uji infusum daun belimbing wuluh Averrhoa bilimbi d. Pyrantel pamoat
2. Alat Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Cawan petri dengan diameter 15 cm b. Batang pengaduk kaca
c. Gelas ukur d. Pinset anatomis
e. Labu takar f. Toples untuk menyimpan cacing
g. Inkubator h. Penggaris 30 cm
i. Handscoen j. Timbangan
k. Penghitung waktu l. Oven
m. Panci infus n. Alat tulis
commit to user 29
I. Cara Kerja
1. Tahap Persiapan
a. Pembuatan Infusum Daun Belimbing Wuluh
Daun belimbing wuluh yang akan dibuat infusum langsung didapat dari LPPT UGM. Daun belimbing wuluh tersebut segera
dicuci bersih pada air mengalir, tujuannya untuk menghilangkan kotoran yang melekat kemudian dikeringkan dalam almari pengering
pada suhu 40 C sampai kering untuk mencegah terjadinya
pembusukan oleh bakteri atau cendawan dan lebih mudah dihaluskan untuk diserbuk. Daun belimbing wuluh yang sudah kering dihaluskan
menjadi serbuk halus, diayak dengan ayakan nomor 40 meskrin lalu serbuk halus ditimbang.
Cara pembuatan infusum yaitu simplisia yang telah dihaluskan sesuai dengan derajat kehalusan yang ditetapkan dicampur
dengan air secukupnya dalam sebuah panci. Kemudian dipanaskan di dalam tangas air selama 15 menit, dihitung mulai suhu di dalam panci
mencapai 90 C, sambil sekali-sekali diaduk. Infusum diserkai
sewaktu masih panas melalui kain flanel. Untuk mencukupi kekurangan air, ditambahkan air mendidih melalui ampasnya Depkes
RI, 1986. b. Penentuan Konsentrasi Larutan Uji yang Digunakan
Konsentrasi infusum daun belimbing wuluh yang digunakan dalam penelitian adalah 20, 40, 60, 80, dan 100. Sebelum
commit to user 30
membuat infusum dengan konsentrasi 20, 40, 60, 80, dan 100 tersebut terlebih dahulu dibuat infusum daun belimbing wuluh
dengan konsentrasi 100 dengan cara simplisia daun belimbing wuluh ditambah 100 ml air dan dipanaskan selama 15 menit pada suhu
90 C sambil sesekali diaduk. Infusum diserkai sewaktu masih panas
dengan kain flanel. Jika volume akhir belum mencapai 100 ml, maka ditambahkan air mendidih melalui ampasnya. Selanjutnya, infusum
100 diencerkan dengan menggunakan NaCl 0,9 untuk mendapatkan konsentrasi yang diinginkan Depkes RI, 1986.
Konsentrasi I : 20 ml infusum daun belimbing wuluh + 80 ml larutan NaCl 0,9
→ Larutan infusum daun belimbing wuluh 20
Konsentrasi II : 40 ml infusum daun belimbing wuluh + 60 ml larutan NaCl 0,9
→ Larutan infusum daun belimbing wuluh 40
Konsentrasi III : 60 ml infusum daun belimbing wuluh + 40 ml larutan NaCl 0,9
→ Larutan infusum daun belimbing wuluh 60
Konsentrasi IV : 80 ml infusum daun belimbing wuluh + 20 ml larutan NaCl 0,9
→ Larutan infusum daun belimbing wuluh 80
Konsentrasi V : 100 ml infusum daun belimbing wuluh → Larutan
infusum daun belimbing wuluh 100
commit to user 31
2. Penelitian pendahuluan Penentuan Kelompok Kontrol
a. 1 buah cawan petri disiapkan, dan diisi dengan 50 ml larutan garam fisiologis NaCl 0,9. Kemudian dihangatkan pada suhu 37
C dalam inkubator selama kurang lebih 15 menit.
b. 6 ekor cacing Ascaris suum dimasukkan ke dalam masing-masing cawan petri kemudian inkubasi pada suhu 37
C. Suhu percobaan ini disesuaikan dengan suhu tubuh babi yaitu 100-102
F atau 37-38 C
Pirelli, 2003 c. Pengamatan dilakukan tiap jam sampai semua cacing mati.
d. Jumlah cacing yang mati dihitung. Waktu kematian cacing dihitung untuk menentukan rentang waktu pengamatan pada penelitian
selanjutnya. e. Penelitian direplikasi sebanyak 4 kali.
3. Tahap Penelitian a. Kelompok Perlakuan
1 5 buah cawan petri disiapkan, dan masing-masing diisi dengan 50 ml infusum daun belimbing wuluh dengan konsentrasi 40,
60, 80, dan 100. Kemudian dihangatkan pada suhu 37 C
dalam inkubator selama kurang lebih 15 menit. 2 6 ekor cacing Ascaris suum dimasukkan ke dalam masing-
masing cawan petri kemudian inkubasi pada suhu 37 C. Jumlah
sampel yang digunakan dihitung berdasarkan dari rumus Federer
commit to user 32
di mana n adalah jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dan t adalah jumlah kelompok perlakuan Federer, 1955 :
Karena penelitian ini menggunakan 5 kelompok perlakuan, maka:
n-15-1 15 n-15-1 15
4n 19 n 4,75
3 Pengamatan dilakukan tiap jam dan pengamatan dihentikan apabila
sudah mencapai
94,5 jam
waktu maksimal
pengamatan. 4 Jumlah cacing yang mati dihitung. Waktu kematian cacing
dihitung untuk menentukan rentang waktu pengamatan pada penelitian selanjutnya.
5 Penelitian direplikasi sebanyak 4 kali. b. Kelompok Pembanding
1 4 buah cawan petri disiapkan, dan masing-masing diisi dengan 50 ml larutan pirantel pamoat dengan konsentrasi 0,625 mgml;
1,25 mgml; 2,5 mgml dan 5 mgml. Kemudian dihangatkan pada suhu 37
C dalam inkubator selama kurang lebih 15 menit. 2 6 ekor cacing Ascaris suum dimasukkan ke dalam masing-
masing cawan petri kemudian inkubasi pada suhu 37 C.
n - 1 t - 1 ≥ 15
commit to user 33
3 Pengamatan dilakukan tiap jam dan pengamatan dihentikan apabila
sudah mencapai
94,5 jam
waktu maksimal
pengamatan. 4 Jumlah cacing yang mati dihitung. Waktu kematian cacing
dihitung untuk menentukan rentang waktu pengamatan pada penelitian selanjutnya.
5 Penelitian direplikasi sebanyak 4 kali. 4. Tahap Analisis Data Statistik
Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji analisis probit untuk mencari LC
50
dan LT
50
dari infusum daun belimbing wuluh. Analisis statistik diolah dengan menggunakan program SPSS for Microsoft Windows Release 16.0..
commit to user
34
BAB IV HASIL PENELITIAN