38
E. Teknik Penentuan Informan Mengingat penelitian ini merupakan penelitian deskriptif maka
informan atau narasumber yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan tehnik purposive sampling. Namun demikian mengingat keterbatasan
kemampuan peneliti maka dimungkinkan pula menggunakan snow ball sampling jika penjelasan informan belum memberikan informasi secara jelas
dan perlu tambahan informasi dari informan lain di bawahnya yang lebih tau atau yang direkomendasikan oleh informan utama. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh dan menyempurnakan data dari sumber-sumber yang belum ditentukan peneliti dengan teknik purposive. Hal ini juga dilakukan untuk
melakukan triangulasi data atas jawaban dari nara sumber informan. F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan berbagai pertimbangan berdasar konsep teknis yang digunakan,
keinginan pribadi, karakteristik empiris dan sebagainya Sutopo, 1988:21. Untuk itu data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui beberapa cara yaitu:
a. Wawancara mendalam guna memperoleh data tentang berbagai upaya pemungutan PBB yang dilakukan oleh Pemerintah Kecamatan Jaten,
Kabupaten Karanganyar. b. Studi dokumentasi dan observasi guna melengkapi data yang diperlukan
dalam penelitian ini.
G. Uji Validitas Data
Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Guna menjamin validitas data yang dikumpulkan dalam
39 penelitian ini maka teknik yang digunakan adalah teknik triangulasi. Teknik
Triangulasi merupakan
teknik pemeriksaan
keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan perbandingan
terhadap data itu Moleong, 1998:178. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber, yaitu dengan membandingkan antara
sumber yang diperoleh dari hasil wawancara satu informan dengan informan
yang lain dalam satu masalah agar didapat simpulan yang obyektif. H. Teknik Analisis Data
Secara umum analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif, analisis data dilakukan dengan teknik interaktif, dimana ketiga komponen
analisis yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan dilakukan secara interaktif dengan proses pengumpulan data yang menggunakan proses
siklus. Dalam hal proses analisis data tidak dilakukan setelah semua data terkumpul. Analisis dilakukan sepanjang penelitian, termasuk baik pada
waktu pengumpulan data. Bila analisis data dilakukan dalam penelitian, maka peneliti dapat menyusun pertanyaan baru dan dilanjutkan dengan
pengumpulan data berikutnya. Adapun ketiga komponen analisis data tersebut adalah:
1. Reduksi data: yaitu merupakan suatu proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan
dan abstraksi data
yang dilaksanakan selama berlangsungnya proses penelitian dan mengatur data sedemikian rupa
sehingga dapat ditarik kesimpulan akhir. 2. Sajian data: yaitu rangkaian informasi yang memungkinkan kesimpulan
penelitian dapat dilakukan. Dengan melihat penyajian data maka peneliti
40 akan dapat mengerti apa yang akan terjadi serta analisis atas tindakan lain
berdasar pengertian tersebut. 3. Penarikan Kesimpulan
Aktivitas tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 6
Model Analisis Interaktif
Sumber : HB Sutopo, 1998:37 Pengumpulan data
Reduksi Data Sajian Data
Penarikan Kesimpulan
41 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian
Kecamatan Jaten adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Karanganyar yang berbatasan dengan Kota Surakarta dan menjadi daerah
penyangga bagi Kota Surakarta. Secara geografis Kecamatan Jaten berbatasan dengan :
a. Sebelah utara :Kecamatan Kebakkramat
b. Sebelah timur :Kecamatan Karanganyar
c. Sebelah selatan :Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo
d. Sebelah barat :Kecamatan Jebres, Kota Surakarta.
Secara administratif Kecamatan Jaten dibagi menjadi 8 desa yaitu: 1. Desa Suruhkalang
2. Desa Jati 3. Desa Jaten
4. Desa Dagen 5. Desa Ngringo
6. Desa Jetis 7. Desa Sroyo
8. Desa Brujul Luas wilayah Kecamatan Jaten adalah 2.554,81 Ha terdiri dari sawah
1.277,59 Ha, tanah kering 1.277,22 Ha. Diantara delapan desa yang ada di
42 Kecamatan Jaten tersebut, Desa Sroyo adalah desa yang paling luas
wilayahnya dan Desa Jetis adalah yang paling kecil wilayahnya. Adapun data luas wilayah masing-masing desa selengkapnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4 Luas Wilayah per Desa di Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar
Nomor Desa
Luas wilayah ha
1 Suruhkalang
302,58 2
Jati 265,47
3 Jaten
277,37 4
Dagen 283,50
5 Ngringo
420,27 6
Jetis 262,61
7 Sroyo
459,78 8
Brujul 283,23
Jumlah 2.554,81
Sumber : Kecamatan Jaten dalam angka, 2005 Jumlah penduduk di Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar pada akhir
bulan Desember 2005 sejumlah 68.100 jiwa yang terdiri dari laki-laki 34.556 jiwa dan perempuan 34.554 jiwa. Dibandingkan dengan tahun 2004 maka
terdapat pertambahan penduduk 930 jiwa, atau mengalami pertumbuhan sebesar 1,38 . Desa dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Desa
Ngringo yaitu 22.876 Jiwa 33,59 , disusul Desa Jaten sebanyak 12.673 Jiwa 18,61, dan Desa Sroyo Sebanyak 7.495 Jiwa 11,01, sedangkan
desa yang paling sedikit penduduknya adalah Desa jetis dengan jumlah
43 penduduk sebanyak 7.495 Jiwa 6,78, Desa Dagen sebanyak 4.699 Jiwa
6,78, kemudian Desa Suruhkalang Sebanyak 4.625 Jiwa 6,79. Kepadatan penduduk Kecamatan Jaten pada tahun 2005 mencapai
2.655 jiwa Km² dengan persebaran penduduk yang belum merata. Seluruh desa di Kecamatan Jaten sudah merupakan desa perkotaan urban sehingga
mempunyai kepadatan yang cukup tinggi. Desa yang memiliki kepadatan paling tinggi adalah Desa Ngringo yaitu 5.447 jiwa Km², dan yang paling
rendah adalah Desa Suruhkalang yaitu 1.526 jiwaKm². Sesuai dengan kondisi Kecamatan Jaten yang sudah mencerminkan
daerah perkotaan dengan banyak industri, maka sebagian besar penduduknya juga menggantungkan mata pencahariannya di sektor industri. Komposisi
ketenagakerjaan di Kecamatan Jaten menunjukkan sebanyak 15.107 26,69 orang bekerja di sektor industri, selanjutnya di sektor pertanian sebagai tani
dan buruh tani sebanyak 4.936 orang 8,72, kemudian buruh bangunan sebanyak 3.401 orang 6.01, dan pedagang sebanyak 1.146 orang 2,02,
selebihnya bekerja di sektor angkutan, PNSTNIPolri, pensiunan, jasa-jasa dan lain-lain.
Potensi Pajak Bumi dan Bangunan di wilayah Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 masih
cukup besar. Potensi ini berupa masih banyaknya tunggakan yang belum terbayar. Tidak terbayarnya PBB ini bisa terjadi karena berbagai hal karena
kesalahan dan belum sadarnya Wajib Pajak sendiri, maupun karena kesalahan administrasi di KP PBB. Sedangkan kesulitas yang lain adalah adanya tanah
44 yang dimiliki oleh orang-orang diluar daerah dan tidak diserahkan
pengel;olaannya kepada warga setempat, sehingga pada saatnya membayar pajak subyek pajak tersebut tidak jelas domisilinya. Jika hal ini dikejar
pelunasannya terutama pada lahan yang tidak luas akan mengakibatkan biaya penarikan bisa lebih besar daripada besaran pajak itu sendiri.
Selama lima tahun terakhir, yaitu sejak tahun 2001 sampai tahun 2005 masih ada tunggakan pajak yang belum dibayar. Adanya tunggakan yang
masih cukup banyak menggambarkan implementasi kebijakan pemungutan PBB belum sepenuhnya mencapai sasaran seperti yang diharapkan.
B. Implementasi Pemungutan PBB di Kabupaten Karanganyar