Gangguan hormonal Epistaksis juga dapat terjadi pada wanita hamil atau menopause karena
pengaruh perubahan hormonal. Obat-obatan
Obat topikal hidung seperti antihistamin dan kortikosteroid dapat menyebabkan iritasi mukosa, terutama bila diaplikasikan langsung
pada septum nasal.
2.5. Tipe-tipe Epistaksis
Berdasarkan lokasinya, epistaksis dapat dibagi atas Mangunkusumo Wardhani, 2007 :
Epistaksis anterior Merupakan jenis epistaksis yang paling sering dijumpai, terutama pada
anak-anak dan biasanya dapat berhenti sendiri. Perdarahan ini bersumber dari pleksus Kiesselbach
Little’s area. Dapat juga berasal dari arteri etmoidalis anterior. Daerah ini rentan terhadap kelembapan
udara yang di inspirasi dan trauma. Akibatnya dapat terjadi ulkus, ruptur, atau kondisi patologik lainnya yang selanjutnya akan
menyebabkan perdarahan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.7. Epistaksis Anterior Santos Lepore, 2001
Epistaksis posterior Epistaksis posterior dapat berasal dari arteri sfenopalatina dan arteri
etmoidalis posterior. Pendarahan biasanya hebat dan jarang berhenti dengan sendirinya sehingga memerlukan perawatan di rumah sakit.
Sering ditemukan pada pasien lebih tua dengan hipertensi, arteriosklerosis atau penyakit kardiovaskuler lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.8. Epistaksis Posterior Santos Lepore, 2001
2.6. Patofisiologi Epistaksis
Pada orang yang berusia menengah dan lanjut, pemeriksaan arteri kecil dan sedang terlihat perubahan progresif dari otot pembuluh darah tunika media menjadi
jaringan kolagen. Perubahan tersebut bervariasi dari fibrosis interstitial sampai perubahan yang komplet menjadi jaringan parut. Perubahan tersebut memperlihatkan
gagalnya kontraksi pembuluh darah karena hilangnya otot tunika media sehingga mengakibatkan perdarahan yang banyak dan lama.
Pada orang yang lebih muda, pemeriksaan di lokasi perdarahan setelah terjadinya epistaksis memperlihatkan area yang tipis dan lemah. Kelemahan dinding
pembuluh darah ini disebabkan oleh iskemia lokal atau traumaMunir et al., 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.7. Diagnosis Epistaksis
Anamnesis dan menentukan lokasi sumber perdarahan serta menemukan penyebabnya harus segera dilakukan. Perdarahan dari bagian anterior biasanya akibat
mengorek hidung, epistaksis idiopatik, rinitis anterior dan penyakit infeksi. Sedangkan dari bagian posterior atau biasanya akibat hipertensi, arteriosklerosis,
fraktur atau tumor. Lakukan pengukuran tekanan darah dan periksa faktor pembekuan darah. Disamping pemeriksaan rutin THT, dilakukan pemeriksaan tambahan foto
tengkorak kepala, hidung dan sinus paranasal, kalau perlu CT-scan. Anamnesis yang penting ditanyakan antara lainAdam et al., 1997 :
Riwayat perdarahan sebelumnya Lokasi perdarahan
Apakah ada darah mengalir kedalam tenggorokan atau keluar dari hidung bila pasien duduk tegak?
Lama perdarahan dan frekuensinya Riwayat gangguan perdarahan dalam keluarga
Hipertensi Diabetes mellitus
Penyakit hati Penggunaan antikoagulan
Trauma hidung yang belum lama
2.8. Penatalaksanaan Epistaksis