TemuanInovasi Yang Ditargetkan PENDAHULUAN

4 Temuaninovasi lainnya adalah gambaran organisasi pemerintah daerah Sragen dan Surakarta sebagai suatu institusi. Temuaninovasi ini sangat beranfaat bagi perkembangan Ilmu ekonomi Insttusional sebab belum ada yang membahas organisasi sebagai suatu institusi dan komponen organisasi dalam OCA tool sebagai suatu penggambaran institusi. Oleh karena itu, temuaninovasi ini sangat bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Ekonomi Institusional. Temuaninovasi ini sangat menunjang pembangunan yang berbasis otonomi daerah dan desentralisasi. Berbagai pihak internal pemerintah daerah dan eksternal pemerintah daerah dapat menganalisis seberapa jauh kesempurnaan implementasi desentralisasi menggunakan model OCA Tool ini. 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ekonomika Institusional

Ekonomika Institusional menganalisis perilaku ekonomi dengan anggapan bahwa institusi tidak sama dengan organisasi. Institusi lebih luas daripada organisasi. Perilaku- perilaku ekonomi yang terjadi, baik perilaku memaksimalkan keuntungan atau perilaku tidak memaksimalkan keuntungan disebabkan faktor institusional baik yang formal ataupun yang tidak formal. Sebagai contoh, perilaku ekonomi akan sangat dipengaruhi oleh peraturan, regulasi, hukum, konvensi, tren, atau budaya yang berlaku. Gambar 2.1 menunjukkan bagaimana keterpengaruhan perilaku karena adanya apa yang disebut sebagai institusi. Terlihat pada sisi kanan Gambar tersebut bahwa institusi membentuk informasi yang selanjutnya akan mempengaruhi pengambilan keputusan dan perilaku yang terkait. Adapun sisi kiri dari Gambar 2.1 menunjukkan bahwa hubungan bersifat siklis dan dinamis. Keputusan yang diambil dan perilaku yang terkait dapat mempengaruhi eksistensi institusi. GAMBAR 2.1 PENGARUH INSTITUSI Sumber: Diadaptasi dari Hodgson 1998 dan petrović dan Stefanofić 2009 Institusi Individu dan Pengambilan Keputusan Informasi Perilaku 6 Mazhab ekonomi institusional lama lebih menekankan pada terdapatnya pengambilan keputusan yang berbeda-beda. Terdapat pengambilan keputusan yang berlandaskan konsep memaksimumkan keuntungan, namun juga terdapat pengambilan keputusan yang tidak berlandaskan konsep memaksimalkan keuntungan. Eksponen mazhab ekonomi institusional lama yang terkenal banyak yang memfokuskan pada pengambilan keputusan yang tidak berlandaskan konsep memaksimalkan keuntungan dan berbagai faktor yang mempengaruhinya seperti faktor psikologis atau hukum. Melalui mereka, Mazhab Ekonomi Institusional Lama dikenal sebagai perlawanan terhadap Mazhab Ekonomi Neoklasik. Beberapa eksponen setelah eksponen Mazhab Ekonomi Institusional Lama berusaha melanjutkan konsep ekonomi Mazhab Institusional Lama. Analisis yang dikemukakan lebih tertuju pada usaha menjawab kegagalan Mazhab Ekonomi Neoklasik. J. Schumpeter, G. Myrdal dan K. Galbraith adalah di antara eksponen-eksponen tersebut. Santosa 2008 mengelompokkan mereka sebagai Aliran Quasi Kelembagaan yang berbeda dengan Aliran Kelembagaan Lama dan Baru. Mazhab Ekonomi Institusional Baru lebih menekankan pada konseptualisasi berbagai hal dalam relasi antara institusi, informasi dan individupengambilan keputusan. Berbagai hal yang ada dalam relasi tersebut di antaranya adalah konsep biaya transaksi, hak kepemilikan, pilihan publik dan teori permainan. Pengambilan keputusan boleh jadi adalah pengambilan keputusan berlandaskan perilaku memaksimalkan keuntungan, boleh jadi adalah pengambilan keputusan tidak berlandaskan perilaku memaksimalkan keuntungan. Pilihan- pilihan dalam pengambilan keputusan tersebut terjadi karena pengambilkeputusan memiliki informasi yang berasal dari institusi yang melingkupinya di mana informasi tersebut diolah dan diproses berdasar satu atau lebih dari konsep biaya transaksi, hak kepemilikan, pilihan publik dan teori permainan.

Dokumen yang terkait

Model Audit Kapasitas Organisasi dan Aplikasinya Pada Organisasi Pemerintah Kota Surakarta dan Pemerintah Daerah Sragen

0 3 41

PENDAHULUAN Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah Dengan Budaya Organisasi Dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Pemerintah Kota Surakarta).

0 2 8

PENDAHULUAN Pengaruh Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Di Pemerintah Kota Surakarta.

0 2 6

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DAERAH PADA PEMERINTAH KOTA MEDAN.

0 1 11

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH: BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survey pada pemerintah daerah Se-Eks Karisidenan Surakarta).

0 0 11

ANALISIS KINERJA PEGAWAI PEMERINTAH DAERAH BERDASARKAN KOMITMEN ORGANISASI, BUDAYA ORGANISASI Analisis Kinerja Pegawai Pemerintah Daerah Berdasarkan Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi dan Akuntabilitas Publik (Studi Kasus di DPPKAD Kabupaten Sukohar

0 4 17

Model Audit Kapasitas Organisasi dan Aplikasinya Pada Organisasi Pemerintah Kota Surakarta dan Pemerintah Daerah Sragen AGUNG RIYARDI BAB I

0 0 9

TEORI ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH kabupaten

0 0 12

Pelaksanaan peraturan pemerintah nomor 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah di kota Surakarta

0 0 85

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Pada Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Surakarta - UNS Institutional Repository

0 0 14