Akuntansi Keuangan Daerah Menurut Abdul halim 2004: 34 Akuntansi Keuangan Daerah adalah

Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar umum piutang, daftar uang yang akan dibayar, daftar saldo yang masih lamabat penjualannya.

B. Akuntansi Keuangan Daerah Menurut Abdul halim 2004: 34 Akuntansi Keuangan Daerah adalah

Proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi keuangan dari entitas pemerintah daerah kabupaten,kota,provinsi yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak eksternal entiitas pemerintah daerah kabupaten,kota, atau provinsi yang memerlukan. APBN DAN APBD Baik APBN maupun APBD merupakan inti keuangan akuntansi pemeritahan terutama dalam era pra reformasi keuangan daerah karena selama era tersebut anggaran merupakan satu-satunya informasi keuangan yang dihasilkan pemerintah. Olehkerana itu, kedudukan APBN dan APBD alam keuangan akuntansi pemerintahan cukup penting. Sistem Pencatatan Pelaporan transaksi ekonomi akan menghasilkan laporan keuangan yang merupakan hasil akhir proses akuntansi . Pada organisasi bisnis yang berorientasi pada laba profit-oriented laporan tersebut akan terdiri atas Universitas Sumatera Utara Neraca, laporan laba rugi, dan laporan aliran kas. Pada organisasi Pemerintah Daerah, laporan keuangan yang dikehendaki oleh PP Nomor 1052000 serta Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 pada pasal 81 ayat 1 dan lampiran XXIX butir 11 adalah : a. Laporan Perhitungan APBD, b. Nota Perhitungan APBD, c. Laporan Aliran Kas, dan d. Neraca Daerah Dapat dikatakan bahwa pencatatan pada pembukuan merupakan bagian dari akuntansi .Berikut dijelaskan masing masing sistem pencatatan tersebut :

i. Single entry

Sistem pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistem tata buku tunggal atau tata buku saja . alam sisitem ini, pencatatan transaksi ekonomi dilakukan denganmenctatanya satu kali. Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan dicatat pada sisi penerimaan dan transaksi yang berakibat berkurangnya kas akan dicatat pada sisi pengeluaran. ii. Double entry Sistem pencatatan double entry sering disebut juga dengan sistem tata buku berpasangan . Menurut sistem ini, pada dasarnya suatu transaksi ekonomi akan dicatat dua kali double = berpasanganganda, entry = penctatan Pencatatan dengan sistem ini disebut menjurnal. Dalam pencatatan tersebut sissi Debit dan Kredit. Sisi Debit ada disebelah kiri sedangkan sisi Kredit ada disebelah kanan. Dalam pencatatan tersebut, Universitas Sumatera Utara setiap pencatatan harus menjaga keseimbangan persamaan dasar akuntansi. Persamaan dasar akuntansi merupakan alat bantu untuk memahami sistem pencatatan ini. Persamaan dasar akuntansi tersebut berbentuk sebagai berikut : AKTIVA + BELANJA = UTANG + EKUITAS DANA + PENDAPATAN iii. Triple entry Sistem pencatatan triple entry adalah pelakasanaan pencatatan dengan menggunakan sistem pencatatan double entry, ditambah dengan pencatatan pada buku anggaran. Jadi, sementara sistem pencatatan double entry dijalankan, Satuan Pemegang Kas pada satuan kerja maupun pada bagian Keuangan atau BadanBiro Pengelola Kekayaan Daerah juga mencatat transaksi tersebut pada buku anggran, sehingga pencatatan ersebut akan berefek pada sisa anggaran.

C. Akuntansi Rekening – Rekening Dalam Laporan keuangan Daerah