Unit Pengadaan Air Unit Pendukung Proses

Prarancangan Pabrik Allyl Chloride dari Propylene dan Chlorine Kapasitas produksi 10.000 ton tahun BAB VI Analisa Ekonomi 178 Unit ini bertugas menyediakan udara tekan untuk alat-alat kontrol. 6. Unit pengolahan limbah Unit ini bertugas untuk mengolah bahan-bahan buangan atau hasil samping reaksi .

4.1.1. Unit Pengadaan Air

Air yang digunakan dalam pabrik allyl chloride ini berasal dari perusahaan air industri, yaitu PT. Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Banten dengan pertimbangan sebagai berikut : a. Pabrik berada di kawasan industri di mana kebutuhan air disediakan oleh pengelola kawasan industri. b. Pasokan air baku dijamin kontinyu. c. Telah memenuhi standar baku air minum

4.1.1.1. Air pendingin

Alasan digunakannya air sebagai media pendingin adalah karena faktor-faktor sebagai berikut : a. Air dapat diperoleh dalam jumlah yang besar dengan biaya murah. b. Mudah dalam pengaturan dan pengolahannya. c. Dapat menyerap sejumlah panas per satuan volume yang tinggi. d. Tidak terdekomposisi. Air pendingin ini digunakan sebagai pendingin pada kondensor. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan air pendingin : a. kesadahan hardness , yang dapat menyebabkan kerak. Prarancangan Pabrik Allyl Chloride dari Propylene dan Chlorine Kapasitas produksi 10.000 ton tahun BAB VI Analisa Ekonomi 179 b. Adanya zat besi, yang dapat menimbulkan korosi. Pada penggunaan air pendingin melibatkan penggunaan cooling tower yaitu untuk mendinginkan kembali air pendingin yang telah digunakan sebagai media pendingin. Spesifikasi lengkap cooling tower : 1. Tipe : Inducted Draft Cooling Tower 2. Jumlah : 1 buah 3. Jumlah air yang didinginkan : 1379,5634 m 3 jam 4. Tenaga fan : 111,6 HP 5. Tenaga motor : 174,375 HP Ø Jumlah air pendingin Jumlah air yang dibutuhkan sebagai media pendingin untuk kondenser adalah sebesar : = 1398570,3339 kgjam = 1379,5634 m 3 jam = 33109,5211 m 3 hari Ø Pengolahan air Air yang berasal perusahaan air industri pada umumnya telah memenuhi persyaratan yang diperlukan, sehingga tidak diperlukan pengolahan air.

4.1.1.2. Air umpan

boiler Untuk kebutuhan umpan boiler sumber air yang digunakan berasal dari PT. Krakatau Tirta Industri. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan air umpan boiler adalah sebagai berikut : a. Kandungan zat yang dapat menyebabkan korosi. Prarancangan Pabrik Allyl Chloride dari Propylene dan Chlorine Kapasitas produksi 10.000 ton tahun BAB VI Analisa Ekonomi 180 Korosi yang terjadi di dalam boiler disebabkan karena air mengandung larutan-larutan asam dan gas-gas yang terlarut. b. Kandungan zat yang menyebabkan kerak scale forming . Pembentukan kerak disebabkan karena adanya kesadahan yang biasanya berupa garam-garam karbonat dan silikat. c. Kandungan zat yang menyebabkan pembusaan foaming . Air yang digunakan pada proses pemanasan bisa menyebabkan foaming pada boiler karena adanya zat-zat organik, anorganik, dan zat-zat yang tidak larut dalam jumlah besar. Efek pembusaan terjadi pada alkalinitas tinggi. Ø Jumlah air sebagai umpan boiler Jumlah air yang digunakan adalah sebesar 143046,2351 kgjam atau laju alir sebanyak 141,1022 m 3 jam. Jumlah air ini digunakan hanya pada awal start up pabrik, untuk kebutuhan selanjutnya hanya air make up saja yang diperlukan. Jumlah air untuk keperluan make up air umpan boiler adalah sebesar 28609,247 kgjam atau laju alir 28,2204 m 3 jam. Air umpan boiler biasanya digunakan lagi setelah digunakan. Ø Pengolahan air sebagai umpan boiler . Air yang ada perlu menjalani proses pengolahan terlebih dahulu agar dapat memenuhi persyaratan air umpan boiler. Proses pengolahannya yaitu dengan demineralisasi ion exchanger , yaitu penghilangan mineral-mineral dalam air seperti Ca 2+ , Mg 2+ , Na + , HCO3 - , SO4 2- , Cl - , lalu dilanjutkan proses penghilangan gas-gas terlarut pada deaerator , terutama O2 dan CO2, karena gas-gas tersebut dapat mengakibatkan terjadinya korosi. Proses demineralisasi menggunakan suatu cation exchanger untuk menghilangkan kation-kation mineralnya dan suatu anion exchanger untuk menghilangkan anion-anion mineralnya. Sedangkan proses penghilangan gas terlarut menggunakan suatu deaerator . Prarancangan Pabrik Allyl Chloride dari Propylene dan Chlorine Kapasitas produksi 10.000 ton tahun BAB VI Analisa Ekonomi 181

4.1.1.3. Air konsumsi umum dan sanitasi

Air ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum, laboratorium, kantor, perumahan dan pertamanan. Air konsumsi dan sanitasi harus memenuhi beberapa syarat, yang meliputi syarat fisik, syarat kimia, dan syarat bakteriologis. Syarat fisik: a. suhu di bawah suhu udara luar b. warna jernih c. tidak mempunyai rasa dan tidak berbau. Syarat kimia: a. tidak mengandung zat organik maupun anorganik b. tidak beracun Syarat bakteriologis : Tidak mengandung bakteri-bakteri, terutama bakteri yang patogen. Ø Jumlah air untuk konsumsi dan sanitasi Jumlah air untuk keperluan konsumsi dan sanitasi dapat dirinci sebagai berikut : 1. Air untuk karyawan kantor = 30 Loranghari Diperkirakan kebutuhan air untuk karyawan = 257 orang Jumlah karyawan pabrik = 7710 Lhari Jumlah kebutuhan air total keperluan kantor = 7,71 m 3 hari = 0,3213 m 3 jam 2. Air untuk laboratorium = 2,5 m 3 hari Air untuk kebutuhan ini diperkirakan = 0,1042 m 3 jam Prarancangan Pabrik Allyl Chloride dari Propylene dan Chlorine Kapasitas produksi 10.000 ton tahun BAB VI Analisa Ekonomi 182 3. Air untuk pembersihan, pertamanan dan lain-lain. = 10 m 3 hari Air untuk kebutuhan ini diperkirakan = 0,4167 m 3 jam Total kebutuhan air untuk konsumsi dan sanitasi = 0,8421 m 3 jam = 53,2939 kgjam Jumlah total air yang dibutuhkan adalah sebesar 53,2939 kgjam atau laju alir sebesar 0,8421 m 3 jam. Ø Pengolahan air untuk konsumsi dan sanitasi. Air yang berasal dari PT. Krakatau Tirta Industri ini telah memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk kebutuhan konsumsi dan sanitasi sehingga tidak diperlukan pengolahan air terlebih dahulu.

4.1.1.4 Air proses

Air proses yang dimaksud di sini adalah air yang digunakan untuk keperluan proses, yaitu : a. Air umpan WHB-01 Air umpan WHB-01 adalah air yang akan diubah menjadi steam yang selanjutnya digunakan sebagai fluida panas pada vaporizer V-01. Karena digunakan untuk menghasilkan steam , maka kualitas dan spesifikasi air umpan WHB-01 ini seperti air umpan boiler . Jumlah air yang dibutuhkan sebagai umpan WHB-01 adalah sebesar 543,3769 kgjam atau 0,5360m 3 jam. Prarancangan Pabrik Allyl Chloride dari Propylene dan Chlorine Kapasitas produksi 10.000 ton tahun BAB VI Analisa Ekonomi 183 b. Chilled water Chilled water adalah air yang sengaja didinginkan di bawah suhu lingkungan dan digunakan sebagai media pendingin. Chilled water dihasilkan dengan sistem refrigerasi dengan refrigerant propylene . Hal ini dilakukan karena pabrik ini juga menggunakan propylene sebagai bahan baku, sehingga lebih hemat. Chilled water digunakan untuk mendinginkan distilat pada CD-01 dan CD-02, dengan perincian sebagai berikut : § Jumlah kebutuhan untuk CD-01 adalah sebesar 185092,0802 kgjam atau 182,5766 m 3 jam § Jumlah kebutuhan untuk CD-01 adalah sebesar 10709,7153 kgjam atau 10,5642 m 3 jam c. Air umpan absorber Air umpan absorber berfungsi sebagai solvent dalam proses absorbsi HCl dari umpan absorber untuk menghasilkan HCl dengan kemurnian 31,5 . Kebutuhan air umpan absorber adalah sebanyak 7975,2169 kgjam atau sebesar 7,8668 m 3 jam. Dengan demikian dapat dihitung total jumlah kebutuhan air proses, yaitu sebesar 1602890,7231 kgjam atau 1581,1070 m 3 jam. Ø Total kebutuhan air Air umpan boiler = 171655,4822 kgjam = 169,3226 m 3 jam Air konsumsi dan sanitasi = 53,2939 kgjam = 0,8421 m 3 jam Air pendingin = 1398570,3339 kgjam = 1379,5634 m 3 jam Prarancangan Pabrik Allyl Chloride dari Propylene dan Chlorine Kapasitas produksi 10.000 ton tahun BAB VI Analisa Ekonomi 184 Air proses = 1602890,7231 kgjam = 1581,1070 m 3 jam Total kebutuhan = 3173169,8330 kgjam = 3130,0456 m 3 jam Untuk keamanan dipakai 20 berlebih, maka : Total kebutuhan = 3807803,7997 kgjam = 3756,0547 m 3 jam Skema pengolahan air yang digunakan di pabrik allyl chloride dapat dilihat pada gambar 4.1. Gambar 4.1. Skema Pengolahan Air

4.1.2 Unit Pengadaan