81
Dr. Andri Seomitra, MA.
KEWIRAUSAHAAN BERBASIS SYRIAH
2. Proses Produksi
Proses produksi merupakan tahapan selanjutnya setelah ketersediaan masukan dipandang sudah
mencukupi. Proses produksi merupakan suatu kegiatan yang melibatkan tenaga manusia, bahan serta peralatan
untuk menghasilkan produk yang berguna baik dalam bentuk barang maupun jasa. Proses produksi pada
hakikatnya merupakan proses transformasi bahan-bahan input menjadi produk lain yang mempunyai nilai tambah.
Proses produksi ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas, produktivitas, dan fleksibilitas produk.
Proses produksi dilakukan dalam sejumlah tahapan, yaitu menentukan spesifikasi produk yang akan
dihasilkan, merancang proses dan sistem produksi, dan pengorganisasian seluruh sumberdaya yang dimiliki
untuk pengendalian produksi. Sejumlah tahapan ini disebut dengan manajemen produksi.
Fungsi manajemen produksi terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan. Perencanaan berfungsi untuk menentukan peranan dari kegiatan produksi termasuk perencanaan
produk, perencanaan fasilitas, dan perencanaan pengunaan sumber daya produksi. Pengorganisasian
berfungsi untuk menentukan struktur organisasi dan kebutuhan sumberdaya yang diperlukan di bagian
produksi untuk mencapai tujuan operasi serta mengatur wewenang dan tanggung jawab yang diperlukan dalam
pelaksanaannya. Penggerakan berfungsi untuk kegiatan memotivasi karyawan bagian produksi untuk
melaksanakan tugasnya. Pengawasan control merupakan kegiatan pengembangan standar kualitas, standar waktu
kerja dan standar hasil kerja pada bagian produksi. 1 Tingkat Produktivitas
Dalam proses produksi perlu untuk pahami hal yang berkaitan dengan produktivitas. Produktivitas
merupakan ukuran bagaimana baiknya suatu sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang
82
Dr. Andri Soemitra, MA.
KEWIRAUSAHAAN BERBASIS SYRIAH
diinginkan. Secara umum produktivitas dapat dinyatakan sebagai berikut:
Produktivitas = Keluaranbiaya biaya tenaga kerja + biaya
mesin + material.
Contoh: Perusahaan roti kacang pada tahun 2014 menghasilkan
28.000 kg roti kacang. Input yang digunakan:
Input Terpakai
Harga Satuan
Tenaga kerja 10.000 jam
Rp.5.000,-jam Energi listrik
8.000 KVA Rp.6.000KVA
bahan baku 40.000 kg
Rp.1.000kg. Maka diperoleh nilai produktivitas= 28.0000kg10X5+
8X5 + 40X1 = 2000kgjuta rupiah.
67
2 Kapasitas Produksi
Pada usaha yang berjalan dengan efisien dan efektif salah satu hal yang penting untuk dipahami adalah
berapa banyak volume produk yang akan dihasilkan ke pasar. Kapasitas produksi yang dihasilkan haruslah
disesuaikan dengan permintaan pasar. Apabila barang diproduksikan melebihi permintaan pasar tentu akan
menyebabkan pemborosan dan kerugian biaya produksi. Sebaliknya, apabila barang diproduksi kurang dari
permintaan pasar tentu akan menghilangkan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang semestinya. Cara
yang umum dilakukan adalah dengan melakukan estimasi permintaan pasar terhadap produk yang akan ditawarkan
ke pasar.
67
Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, Modul 3 Manajemen Usaha Kecil, h. 68.
83
Dr. Andri Seomitra, MA.
KEWIRAUSAHAAN BERBASIS SYRIAH
3 Perencanaan Fasilitas Produksi
Perencanaan fasilitas adalah menentukan bagaimana suatu aset tetap suatu usaha digunakan
secara efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan produksi. Adapun tujuan perencanaan fasilitas adalah: a
Peningkatan pengadaan dan penyimpanan bahan baku; b Menggunakan tenaga kerja, peralatan, ruang dan energi
secara efektif; c Meminimalkan investasi modal; d Mempermudah pemeliharaan fasilitas; e Meningkatkan
keselamatan dan kepuasan kerja.
Perencanaan fasilitas produksi meliputi kegiatan- kegiatan antara lain: a menetapkan jenis barang yang
akan diproduksi; b menentukan proses produksi yang diperlukan; c menentukan hubungan antar departemen;
d menentukan kebutuhan ruangan untuk semua bagian dalam produksi; d susunan rencana fasilitas; dan e
Pemeliharaan fasilitas.
Perencanaan fasilitas produksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu Perencanaan lokasi dan perencanaan
tata letak usaha. Perencanaan lokasi dilakukan untuk menentukan tempat usaha sebaik mungkin agar dapat
berproduksi dengan lancar, dengan biaya operasi yang murah dan memungkinkan perluasan di masa depan.
Penentuan lokasi usaha perlu mempertimbangkan: a mudah dijangkau oleh konsumen, b dekat dengan bahan
baku, c ketersediaan tenaga kerja, d ketersediaan tenaga listrik, e ketersediaan air, f ketersediaan alat
transportasi dan g memungkinkan perluasan di masa depan.
Sedangkan perencanaan tata letak usaha merupakan salah satu tahap perencanaan fasilitas yang
bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang efeketif dan efisien, sehingga mampu mencapai
kapasitas optimel dan biaya produksi paling ekonomis. Tujuan penyusunan tata letak adalah: a Pemanfaatan
peralatan pabrik secara optimal; b Penggunaan jumlah tenaga kerja paling minimum; c aliran bahan baku dan
produk yang lancar; d Kebutuhan persediaan yang
84
Dr. Andri Soemitra, MA.
KEWIRAUSAHAAN BERBASIS SYRIAH
rendah; e Pemakaian ruang yang efisien; dan f Ruang gerak yang cukup untuk kegiatan operasional dan
pemeliharaan; g Biaya produksi dan investasi yang rendah; h Keselamatan kerja yang tinggi; i Suasana kerja
yang menyenangkan. 4
Pengawasan Proses Produksi Pengawasan proses produksi perlu dilakukan untuk
menjaga agar proses produksi tetap berada pada jalur yang direncanakan dan beroperasi secara efisien dan
efektif. Pengawasan proses produksi ini dilakukan mulai dari saat pembelian bahan baku, persediaan di tempat
penyimpanan, proses produksi, dan setelah output dihasilkan. Pengawasan pada saat pembelian bahan baku
dilakukan untuk memastikan kualitas, kuantitas, dan harga beli bahan baku sesuai spesifikasi yang telah
ditetapkan. Pengawasan di tempat penyimpanan persediaan dilakukan untuk memastikan setiap unit
barang diperlakukan sesuai prosedur dan tidak rusak karena salah penanganan. Pengawasan pada saat
produksi memastikan bahwa proses produksi dilaksanakan sesuai standard yang telah ditetapkan.
Adapun pengawasan pada saat output telah dihasilkan adalah untuk memastikan bahwa kualitas dan kuantitas
produk sesuai dengan standard mutu yang telah ditetapkan.
3. Output Keluaran