commit to user
2.2.2. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Tapak
1. Luas tapak harus sesuai dibandingkan dengan luas bangunan atau fasilitas
lain. 2.
Tapak merupakan persil yang tidak digunakan,status lahan ruang bebas. 3.
Memiliki topografi, seperti pohon peneduh, pemandangan bagus lereng yang menyenangkan.
4. Kualitas lingkungan dampak proyek terhadap lingkungan sekitarnya.
5. Bahaya: Kemungkinan banjir, longsoran, kedekatan terhadap jalur kereta api,
lalu lintas cepat, bantaran tinggi, perairan yang tidak terlindungi, keberadaan serangga pengganggu seperti rayap, nyamuk, muka air tanah yang tinggi
sehingga menyebabkan kelembaban pada bangunan. 6.
Gangguan: kedekatan terhadap pabrik, rel kereta api, bengkel, lalu lintas dan sebagainya, yang mengakibatkan gangguan suara, asap, debu, bau-bauan atau
getaran. 7.
Pertimbangan lingkungan menjadi aspek penting dalam proses perencanaan tapak, mencakup analisis iklim mikro dan makro, ekosistem dan
keterkaitannya, hidrologi, vegetasi, serta kondisi tanah bawah permukaan. 8.
Kesesuaian terhadap Pola Perkotaan Kesesuaian terhadap rencana tata kota yang telah disetujui, rencana
sementara atau beberapa kecenderungan dalam penggunaan tanah. Penzonaan zoning; kemungkinan perubahannya.
Persetujuan dari badan-badan perencanaan setempat. Kemungkinan penutupan jalan yang ada dan pembuatan jalan baru.
Akibat peraturan bangunan serta kemungkinan rencana penyesuaian.
9. Ketersediaan pelayanan kota
Pengumpulan dan pembuangan sampah. Perlindungan terhadap bahaya kebakaran yang dipengaruhi oleh lokasi dan
pencapaian tapak. Jalan: penerangan, pembersihan, pemeliharaan, penanaman phonon dan
sebagainya. Perlindungan keamanan polusi.
commit to user
10. Ketersediaan fasilitas lingkungan dan sosial.
2.2.3. Ruang Terbuka Hijau
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia tentang tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan, ruang terbuka merupakan komponen berwawasan
lingkungan, yang mempunyai arti sebagai suatu
lanscap, hardscap,
taman atau ruang rekreasi dalam lingkup urban. Peran dan fungsi Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Perkotaan RTHKP ditetapkan dalam instruksi Mendagri no.1 tahun 2007, yang menyatakan “Ruang terbuka hijau yang populasinya didominasi oleh
penghijauan baik secara alamiah atau budidaya tanaman, dalam pemnfaatan dan fungsinya adalah areal berlangsungnya fungsi ekologis dan penyangga kehidupan
wilayah pekotaan dengan besaran minimal 30 dari luas area.
Tujuan penataan RTHKP adalah : 1. menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan
2. mewujudkan kesimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan. 3. meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat, indah, bersih.
Fungsi RTHKP adalah : 1. Pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan
2. Pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air dan udara 3. Tempat perlindungan plasma nuftah dan keanekaragaman hayati
4. Pengendali tata air; dan 5. Sarana estetika kota.
Manfaat RTHKP adalah : 1. Sarana untuk mencerminkan identitas daerah
2. Sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan 3. Sarana rekreasi aktif dan pasif serta interkasi sosial
4. Meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan 5. Menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah
commit to user
6. Sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula.
Berikut ini adalah rumus-rumus untuk mengetahui perbandingan antara wilayah terbuka dengan wilayah terbangun
Tabel 2.1 Tabel Rumus Perhitungan Perbandingan Wilayah Terbangun dengan Luas lahan total
Tabel 2.2 Tabel Rumus Perhitungan Perbandingan Wilayah terbuka dengan Luas Lahan Total
2.2.4. Pengertian Kampung