DIELLA ABIKA I 8709008

(1)

commit to user

PERENCANAAN

SITE PLAN

KAMPUNG TUNANETRA

UMI MAKTUM, SISI UTARA (PUTRA), DESA POJOK,

KECAMATAN MOJOGEDANG, KARANGANYAR

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh :

DIELLA ABIKA NIM. I 8709008

PROGRAM STUDI DIPLOMA III INFRASTRUKTUR PERKOTAAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

commit to user

vii

ABSTRAK

Diella Abika, 2012, Perencanaan Site Plan Kampung Tunanetra Umi Maktum, Sisi Utara (Putra) Desa Pojok Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar ,

Tugas Akhir Program D3, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.

Sebuah kampung akan menjadi sumber lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya apabila didukung adanya fasilitas sarana dan prasarana yang memadai untuk dapat memberikan dampak yang positif bagi masyarakatnya yang tinggal di tempat tersebut. Tidak hanya bagi para pemuda yang secara fisiknya normal saja, bahkan pemuda atau masyarakat yang mempunyai cacat fisik khususnya dalam hal penglihatan akan dapat merasakan dampak yang sangat besar apabila hal itu dapat terwujud. Pemerintah telah merencanakan pembangunan nasiaonal tentang Perencanaan Pembangunan Desa Melalui proses pelibatan masyarakat. Diharapkan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat secara merata dan berkeadilan bisa tercapai. Dengan adanya pembangunan kampung tunanetra Umi Maktum, diharapakan dapat membantu mewujudkan pembangunan nasional yang secara khusus dapat berguna bagi peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat khususnya masyarakat tunanetra.

Dari hasil perencanaan site plan kampung tunanetra Umi Maktum diperoleh hasil kesimpulan : Luas total perencanaan kampung tunanetra Umi Maktum adalah 10.000 m2, site plan kampung tunanetra Umi Maktum menghasilkan beberapa komponen fisik yang utama yaitu pondok dengan luas 493 m2, rumah ustadz 2 lantai dengan luas 252 2

m , beberapa kandang luas total 218 m2dan bangunan komposting dengan luas 50 m2, rasio bangunan dan sarana prasarana yang terdapat pada kampung tunanetra Umi Maktum, Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, yaitu 15,06 % lahan terbangun : 84 % lahan terbuka, hasil rencana anggaran biaya pembuatan rumah ustadz 2 lantai dengan 3 kamar adalah Rp. 529.599.000,00, hasil rencana anggaran biaya pembuatan kampung tunanetra Umi Maktum adalah Rp. 841.145.000,00


(3)

commit to user

vii

ABSTRACT

Diella Abika, 2012, The site plan designing of Umi Maktum Blind Village, the north (male) side of Pojok Village of Mojogedang Subdistrict, Karanganyar

Regency. Final project of D3 Program, Civil Engineering Department of

Engineering Faculty of Sebelas Maret University.

A village will become the source of employment opportunity for its society when it is supported by adequate infrastructure to exert positive effect on the people residing within it. Not only the youths with normal physique but also the youths or people with physical disability particularly, visual disability, will be able to feel the great effect when it can be realized. The government had planned national development about Village Development Plan Through society involvement process. It is expected that the attempt of improving people prosperity evenly and justly will be achieved. In the presence of Umi Maktum blind village development, it is expected can help realize the national development that was

useful particularly for the improvement of people’s life prosperity, particularly the

blind people.

From the result of Umi Maktum Blind Village site plan it could be concluded that: The total width of Umi Maktum Blind Village site plan was 10.000 m2, the site plan of Umi Maktum Blind Village provided some physical main components: boarding school in 493 m2 width, two-storied ustadz house in 2522 house, several stalls in 218 m2 total width, and composting building in 50 m2 width, the ratio of building to infrastructure existing in Umi Maktum blind Village, Pojok Village, Mojogedang Subdistrict, Karanganyar Regency, was 15.06% built land: 84% open land, the result of cost budget plan for constructing two-storied ustadz house was IDR. 529,599,000.00, and the result of cost budget plan for constructing Umi Maktum blind village was IDR. 841,145,000.00.


(4)

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah – Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul Perencanaan Site Plan Kampung Tunanetra Umi Maktum, Sisi Utara, Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Karanganyar ini dengan baik.

Dengan adanya Tugas Akhir ini penyusun berharap agar laporan ini berguna bagi para pembaca dalam memahami kampung tersebut, serta dapat memperoleh pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam merencanakan suatu kawasan.

Penyusun menyampaikan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini, antara lain kepada :

1. Segenap pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta stafnya.

2. Segenap pimpinan Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta stafnya.

3. Segenap pimpinan Program D-III Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta stafnya.

4. Ir. JB Sunardi Wijdojo, MSI selaku dosen pembimbing akademik.

5. Ir. Kuswanto Nurhadi MSP selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan selama pengerjaan tugas akhir ini.

6. Rekan – rekan dari Teknik sipil semua angkatan dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini.

Penyusun menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan seluruh pembaca pada umumnya.

Surakarta, Mei 2012


(5)

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Batasan Masalah... 3

1.4. Tujuan Perencanaan ... 3

1.5. Manfaat Perencanaan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka ... 5

2.1.2. Aspek Perencanaan Kampung ... 6

2.1.3. Konsep Pembangunan Desa ... 8

2.2. Landasan Teori... 10

2.2.1. Pengertian Site Plan ... 10

2.2.2. Hal – Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Tapak . 11 2.2.3. Ruang Terbuka Hijau ... 12


(6)

commit to user

x

2.2.5. Komponen Fisik Kampung ... 16

2.2.5.1. Rumah ... 16

2.2.5.2. Pondok ... 17

2.2.5.3. Bangunan Komposting ... 17

2.2.5.4. Kandang-Kandang ... 18

2.2.6. Sarana, Prasarana dan Utilitas Lingkungan Kampung ... 23

2.2.6.1. Toko ... 24

2.2.6.2. Jalan ... 24

2.2.6.3. Tempat Pembuangan Sampah ... 26

2.2.6.4. Tempat Parkir ... 26

2.2.7. Sarana Ruang Terbuka Hijau di Dalam Kawasan Kampung .... 28

2.2.7.1. Sawah ... 28

2.2.7.2. Taman ... 29

2.2.7.3. labirin... 32

2.2.7.4. Kolam ... 33

2.2.7.5. Gazebo ... 34

BAB III METODE PERENCANAAN 3.1. Langkah-langkah Perencanaan ... 34

3.2. Mencari Data atau Informasi ... 34

3.3. Mengolah Data ... 35

3.4. Penyusunan Laporan ... 36

BAB IV PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi ... 37

4.2. Kondisi Eksisting Lahan ... 40

4.3. Perbandingan Wilayah Terbangun dengan Wilayah Terbuka..……….…….. 42

4.4. Perizinan ... 43

4.5. Perencanaan Site Plan ... 43

4.5.1. Komponen Fisik Kampung Tunanetra Umi Maktum ... 45


(7)

commit to user

xi

4.5.1.2. Rumah Ustadz ... 45

4.5.1.3. Bangunan Komposting ... 45

4.5.1.4. Kandan - Kandang ... 47

4.5.2. Sarana, Prasarana dan Utilitas Sosial Kampung Tunanetra Umi Maktum... 50

4.5.2.1. Toko... 50

4.5.2.2. Jalan... 51

4.5.2.3. Saluran Air Bersih ... 52

4.5.2.4. Saluran Air Limbah... 52

4.5.2.5. Tempat Pembuangan Sampah... 53

4.5.2.6. Jaringan Listrik dan Jaringan Telekomunikasi... 54

4.5.2.7. Tempat Parkir... 54

4.5.3. Sarana Ruang Terbuka Hijau Kampung Tunanetra Umi Maktum... 54

4.5.3.1. Sawah... 54

4.5.3.2. Taman (Tanaman Obat) ... 55

4.5.3.3. Labirin... 58

4.5.3.4. Kolam... 59

4.5.3.5. Gazebo... 60

4.6. Rencana Anggaran Biaya ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 63

5.2. Saran ... 64

PENUTUP ... xiv

DAFTAR PUSTAKA ... xv LAMPIRAN


(8)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pengembangan sumber daya manusia pada saat ini, lebih menitik beratkan kepada orang-orang yang secara fisiknya normal. Sudah sangat jarang apabila ada pelatihan pengembangan sumber daya manusia untuk penyandang cacat, disini lebih khusus kepada kaum tunanetra. Agar dapat terwujudnya masyarakat yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama tanpa adanya pembeda dari segi fisik ataupun dari segi yang lainnya maka diperlukan suatu wadah yang dapat menampung aspirasi dan tempat yang dapat dimanfaatkan sebagai pelatihan dan pengembangan ilmu yang sudah mereka miliki.

Pengembangan kemampuan diri, tidak dapat berjalan apabila sarana dan prasaranya tidak ada atau kurang memenuhi. Dengan demikian perlu adanya sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk fasilitas pengembangan kemampuan diri. Untuk dapat merealisasikan kegiatan tersebut, maka salah satu cara yang dapat di tempuh adalah dengan pembangunan Kampung Tunanetra Umi Maktum di Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar. Yang terdiri dari rumah, bangunan komposting, kandang-kandang dan fasilitas pendukung lainnya. Dengan dibangunnya kampung tersebut, diharapkan pemuda tunanetra dapat bersosialisasi dengan baik dengan masyarakat di sekitar daerah tersebut dan mampu berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang mampu menumbuhkan perekonomian mereka.

Membahas mengenai pengembangan sumber daya manusia, tidak akan pernah lepas dengan peran serta dari pemerintah yang telah merencanakan pembangunan nasiaonal. Beberapa Peraturan baik pada Undang-Undang maupun Peraturan Pemerintah, yaitu Adanya Undang-Undang No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional, Peraturan Pemerintah No. 72/2005 (Pasal 64) tentang


(9)

commit to user

Desa, dan Permendagri No. 66/2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa, memberi amanah kepada pemerintah desa untuk menyusun program pembangunannya sendiri. Forum perencanaannya disebut sebagai Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbang Desa). Melalui proses pelibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan penganggaran pembangunan desa, diharapkan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat secara merata dan berkeadilan lebih bisa tercapai. Tidak hanya untuk masyarakat yang secara fisiknya normal saja melainkan kepada masyarakat yang tunanetrapun harus ada upaya untuk mencapai peningkatan kesejahteraan yang mandiri.

Pencapaian peningkatan kesejahteraan yang mandiri dapat diwujudkan dengan berbagai cara. Salah satu yang dapat ditempuh misalnya dengan memberikan kesempatan pada masyarakat khususnya masyarakat tunanetra untuk dapat mewujudkan peningkatan kesejahteraan melalui kampungnya yang dapat dijadikan sebagai kawasan wisata. Masyarakat dapat mengelola sendiri apabila kampung tersebut memang berpotensi menjadi kawasan wisata.

Mengacu pada pentingnya fungsi kampung yang dapat mewujudkan proses peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya kaum tunanetra, maka diperlukan upaya untuk dapat memahami permasalahan dan potensi yang terkandung dalam suatu kawasan kampung. Tugas akhir ini mengambil lokasi di desa pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar. Wilayah kabupaten Karanganyar terletak antara 110º 40" – 111º 10" Bujur Timur dan 7º 28" – 7º 46" Lintang Selatan. Ketinggian rata-rata 511 m di atas permukaan laut, dengan beriklim tropis dengan temperatur 22º – 33º.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah di utarakan diatas maka dapat di rumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan site plan perkampungan tunanetra yang berkualitas sebagai tempat untuk menampung seluruh kegiatan bagi para tunanetra ?


(10)

commit to user

2. Berapa anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membuat 1 rumah hunian (rumah ustadz) ?

3. Berapa anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membuat suatu perkampungan tunanetra?

1.3. Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam perencanaan ini tidak terlalu melebar dan menjauh maka permasalahan yang dibahas dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :

1. Kajian ini dilakukan di Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar.

2. Kajian ini hanya dalam lingkup perencanaan site plan dan tidak menganalilis struktur ataupun arsitektur.

3. Kajian perencanaan ini adalah suatu gagasan untuk pembangunan kawasan perkampungan tunanetra tersebut.

1.4. Tujuan Perencanaan

Perencanaan ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui cara merencanakan kampung tunanetra Umi Maktum di Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar yang dapat dikembangkan menjadi kampung wisata.

2. Mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membangun 1 rumah hunian (rumah ustadz).

3. Mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membangun sebuah perkampungan tunanetra.


(11)

commit to user

1.5. Manfaat Perencanaan

Berdasarkan tujuan perncanaan di atas, diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat secara Teoritis

Mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang Teknik Sipil sesuai dengan teori yang didapat di bangku perkuliahan.

2. Manfaat secara Praktis

 Kepada masyarakat tunanetra sebagai tempat yang tepat sasaran yang menyediakan pendidikan islami dan pelatihan untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki seperti pelatihan beternak dan perikanan.

 Kepada masyarakat luas sebagai wadah perkampungan yang harmonis untuk bersama-sama meningkatkan kualitas perekonomian hidup yang lebih baik dan semakin maju.

 Bagi penyusun sendiri yaitu sebagai media pembelajaran dalam usaha melatih diri menyusun ide dan buah pikiran secara sistematis dan tertulis dalam laporan yang benar.


(12)

commit to user

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Pengertian kampung merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam hal ini, desa adalah sama pengertiannya dengan kampung. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian kampung adalah :

1. kelompok rumah yang merupakan bagian kota (biasanya dihuni orang berpenghasilan rendah).

2. desa; dusun.

3. kesatuan administrasi terkecil yang menempati wilayah tertentu, terletak di bawah kecamatan.

Menurut Lory Nelson, (1955:88) pengertian kampung atau desa adalah : “Suatu

perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur – unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politis, dan hukum yang terdapat disitu dalam hubungan dengan pengaruh timbal balik dengan daerah lainnya”.

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan Nasional dan berada di daerah Kabupaten. (UU no. 22 tahun 1999)

Otonomi daerah membawa konsekuensi terhadap penguatan peran masyarakat, dan penguatan semangat tata pemerintahan yang baik ( Good governance). Penguatan peran masyarakat, bukanlah sekedar memebrikan kesempatan bagi peran serta masyarakat, akan tetapi adalah bagaimana menempatkan masyarakat


(13)

commit to user

secara bertahap terlibat pada proses pengambilan keputusan dalam pembangunan. Sedangkan penguatan semangat good governance menuntun semua pelaku pembangunan untuk mengedepankan transparansi, akuntabilitas, meningkatkan profesionalisme, kepedulian terhadap rakyat dan komitmen moral yang tinggi dalam segala proses pembangunan. .Pentingnya partisipasi masyarakat dalam semua tahapan proses pembangunan sesungguhnya telah disadari Pemerintah jauh sebelum dilaksanakannya otonomi daerah. Pola perencanaan Pembangunan melalui mekanisme Proses Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian Pembangunan (P5D.

Adanya masyarakat yang menempati sebuah kampung, maka tidak akan pernah lepas dari peran serta rumah yang menjadi komponen utama bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat yang menempati sebuah kampung itu sendiri. Sejalan dengan hal-hal tersebut, maka perencanaan kampung meliputi pembangunan rumah di atas suatu kawasan pemukiman yang ditata dengan perencanaan yang baik sesuai dengan tata ruang dan tata guna tanah, dilengkapi dengan prasarana dan fasilitas sosial sehingga merupakan suatu lingkungan kampung yang fungsional bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat.

2.1.2. Aspek Perencanaan Kampung

Partisipasi masyarakat dalam perencanaan telah dikembangkan sejak beberapa tahun yang lalu. Pada awal tahun 1970an partisipasi masyarakat diterapkan untuk memberdayakan masyarakat miskin dalam pembangunan. Menurut Cornwall (2002), partisipasi pada tahun 1970an dikembangkan dalam formulasi kebijakan sampai kepada konteks yang lebih luas di dalam pemerintahan. Partisipasi dalam pandangan Cornwall akan memberikan tidak hanya peluang dan pengaruh yang mendalam dalam pengambilan kebijakan.


(14)

commit to user

Proses perencanaan pembangunan partisipatif harus menghasilkan dua hasil keluaran, yaitu :

1. dalam jangka pendek, perencanaan partisipatif menghasilkan proses pembelajaran dua arah, yang pada tahap selanjutnya akan menghasilkan proyek yang sesuai dengan konteks lokal.

2. dalam jangka panjang, proses pembelajaran ini akan mengarah kepada pemberdayaan masyarakat lokal untuk memberikan dukungan yang efektif dalam proses pelaksanaan pembangunan.

Kedua hasil dari proses perencanaan partisipatif di atas merupakan prekondisi bagi penguatan kapasitas institusional desa untuk menangani proses perencanaan yang terdesentralisasi dan meningkatkan kapasistas perencana lokal.

Dalam mengembangkan konsep perencanaan pembangunan masyarakat desa, ada 4 kategori untuk mengembangkan perencanaan partisipatif pembangunan masyarakat desa yaitu:

 Planning Strategy

1. semakin luas dan intens basis partisipasi masyarakat dalam perencanaan suatu kawasan, maka akan semakin besar kekuatan yang dimiliki untuk mempengaruhi kebijakan public.

2. semakin luas basis partisipasi masyarakat, semakin potensial pengaruh yang dapat dihasilkan oleh perencana untuk mempengaruhi perubahan social.

3. semakin beragam latar belakang masyarakat yang berpartisipasi dalam proses perencanaan semakin inovatif proposal yang mampu dilahirkan. 4. semakin terdesentralisasi kelompok masyarakat yang menjadi klien maka

semakin banyak invasi yang dapat diadopsi.

5. semakin tersentralisasi dan komprehensif proses pengambilan keputusan, maka inovasi yang dihasilkan akan semakin rendah.


(15)

commit to user  Planning Method

1. goals perencanaan local akan semakin mengerucut kea rah keinginan masyarakat jika didiskusikan secara luas oleh partisipan dan selanjutnya dikominikasikan dengan badan pengambil keputusan.

2. aliran pengambilan keputusan yang bersifat satu arah akan mengurangi ketertarikan masyarakat untuk berpartisipasi.

3. semakin banyak teknik konsultasi public yang dipergunakan maka akan semakin meningkatkan daya tarik dan dukungan masyarakat.

 Planning program/content

1. semakin banyak proses perencanaan melibatkan partispasi public maka akan meningkatkan kepeduliannya terhadap manfaat perencanaan sebagai kekuatan demokratis kan kekuatan masyarakat

2. perencanaan partisipatif terbuka terhadap proposal yang bersifat radikal untuk menghasilkan solusi inovatif untuk memecahkan permasalahan lokal.

3. semakin luas batasan peencanaan yang disusun dan semakin lama timeline yang buat maka akan semakin berkurang manfaat yang akan dihasilkan.

 Location of planning decision system

1. relevansi perencanaan dan pengaruhnya akan sangat tergantung pada sebaran anggota masyarakat yang dilibatkan

2.1.3. Konsep Pengembangan Desa

Konsep perencanaan pengembangan desa mencakup 5 dimensi sebagai pilar utama yaitu menyangkut tata ruang desa, perekonomian desa, sosial budaya desa, mitigasi bencana, lingkungan hidup.


(16)

commit to user

1. Tata ruang desa

rehabilitasi, rekonstruksi dan pengembangan desa. Selain itu, juga mampu menampung pertumbuhan ruang di masa datang secara fleksibel dan mampu menampung kebutuhan perbaikan struktur tata ruang desa melalui konsolidasi lahan (jika diperlukan). Konsep ini sesuai dengan muatan PP no 2 tahun 2005.

2. Perekonomian Desa

meningkatkan penghidupan masyarakat dan pembangunan sarana ekonomi berbasis potensi lokal, pengembangan usaha mikro, kelembagaan ekonomi dikaitkan dengan sumber daya manusia.

3. Sosial Budaya Desa

pembangunan pendidikan, sosial dan penguatan adat istiadat setempat dalam rangka pengembangan partisipasi masyarakat yang melibatkan segenap lapisan masyarakat, termasuk di dalamnya kelompok anak-anak pemuda dan wanita.

4. Mitigasi bencana

penataan ruang desa dengan fungsi khusus yaitu mitigasi bencana, berupa pembangunan daerah daerah yang rawan bencana dan tempat tempat yang digunakan untuk penampungan evakuasi warga ketika terjadi bencana.

5. Lingkungan hidup

penataan lingkungan yang menjaga keseimbangan holistik antara kawasan budidaya dengan kawasan lindung dalam upaya menjaga kelestarian penghidupan sebagian besar masyarakat. Penataan dilakukan juga terhadap pengelolaan di sektor pertanian, termasuk perkebunan, perikanan, kehutanan untuk meminimalisir ketidakseimbangan ekosistem.


(17)

commit to user

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Perencanaan Tapak (Site Planing)

Site plan merupakan tampak atas bangunan yang dilengkapi dengan lingkungan sekitarnya. Sedangkan perencanaan tapak (site planning) adalah seni menata lingkungan buatan manusia dan lingkungan alamiah guna menunjang kegiatan manusia. Pengkajian perencanaan tapak (site planning) sering tersusun dalam dua komponen yang berhubungan, yaitu faktor lingkungan alam dan faktor lingkungan buatan manusia.

Faktor lingkungan alam merupakan suatu sistem ekologi dari air, udara, energi, tanah, tumbuhan (vegetasi), dan bentuk-bentuk kehidupan yang saling mempengaruhi dan membentuk suatu komunitas yang saling menyesuaikan diri dan berkembang bila lingkungan berubah. Kegiatan manusia merupakan bagian penting dari sistem ekologi ini. Karena itu dalam pembangunan yang menjadi persoalan ialah bagaimana mempertahankan keselarasan dan tidak melampaui kapasitas alam dari sistem tersebut guna menunjang kegiatan manusia. Suatu rancangan tapak yang baik akan meningkatkan kegiatan manusia di samping menonjolkan potensi tapak yang alami.

Faktor lingkungan buatan manusia terdiri dari bentuk elemen dan struktur kota yang dibangun, meliputi struktur fisik dan pengaturan ruang serta pola-pola perilaku sosial, politik, dan ekonomi yang membentuk lingkungan fisik. Kedua perspektif ini saling mempengaruhi. Seringkali dalam tata lingkungan terjadi pelanggaran faktor lingkungan alam yang disengaja. Kota memiliki berbagai sistem prasarana yang luas untuk air, energi listrik, transportasi, saluran pembuangan air hujan, sanitasi lingkungan dan sebagainya. Dalam perencanaan dan perancangan tapak dikaji bagaimana kesesuaian suatu tapak dengan berbagai sistem lingkungan binaan manusia ini. Jadi perencanaan dan perancangan tapak meliputi hubungan dengan sistem alam maupun dengan sistem buatan manusia, diperkotaan maupun di lingkungan yang jauh dari perkotaan.


(18)

commit to user

2.2.2. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Tapak

1. Luas tapak harus sesuai dibandingkan dengan luas bangunan atau fasilitas lain.

2. Tapak merupakan persil yang tidak digunakan,status lahan & ruang bebas. 3. Memiliki topografi, seperti pohon peneduh, pemandangan bagus & lereng

yang menyenangkan.

4. Kualitas lingkungan (dampak proyek terhadap lingkungan sekitarnya).

5. Bahaya: Kemungkinan banjir, longsoran, kedekatan terhadap jalur kereta api, lalu lintas cepat, bantaran tinggi, perairan yang tidak terlindungi, keberadaan serangga pengganggu seperti rayap, nyamuk, muka air tanah yang tinggi sehingga menyebabkan kelembaban pada bangunan.

6. Gangguan: kedekatan terhadap pabrik, rel kereta api, bengkel, lalu lintas dan sebagainya, yang mengakibatkan gangguan suara, asap, debu, bau-bauan atau getaran.

7. Pertimbangan lingkungan menjadi aspek penting dalam proses perencanaan tapak, mencakup analisis iklim mikro dan makro, ekosistem dan keterkaitannya, hidrologi, vegetasi, serta kondisi tanah bawah permukaan. 8. Kesesuaian terhadap Pola Perkotaan

 Kesesuaian terhadap rencana tata kota yang telah disetujui, rencana sementara atau beberapa kecenderungan dalam penggunaan tanah.

 Penzonaan (zoning); kemungkinan perubahannya.

 Persetujuan dari badan-badan perencanaan setempat.

 Kemungkinan penutupan jalan yang ada dan pembuatan jalan baru.

 Akibat peraturan bangunan serta kemungkinan rencana penyesuaian. 9. Ketersediaan pelayanan kota

 Pengumpulan dan pembuangan sampah.

 Perlindungan terhadap bahaya kebakaran yang dipengaruhi oleh lokasi dan pencapaian tapak.

 Jalan: penerangan, pembersihan, pemeliharaan, penanaman phonon dan sebagainya.


(19)

commit to user

10. Ketersediaan fasilitas lingkungan dan sosial.

2.2.3. Ruang Terbuka Hijau

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia tentang tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan, ruang terbuka merupakan komponen berwawasan lingkungan, yang mempunyai arti sebagai suatu lanscap, hardscap, taman atau ruang rekreasi dalam lingkup urban. Peran dan fungsi Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) ditetapkan dalam instruksi Mendagri no.1 tahun

2007, yang menyatakan “Ruang terbuka hijau yang populasinya didominasi oleh

penghijauan baik secara alamiah atau budidaya tanaman, dalam pemnfaatan dan fungsinya adalah areal berlangsungnya fungsi ekologis dan penyangga kehidupan wilayah pekotaan dengan besaran minimal 30% dari luas area.

Tujuan penataan RTHKP adalah :

1. menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan 2. mewujudkan kesimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan. 3. meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat, indah, bersih.

Fungsi RTHKP adalah :

1. Pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan 2. Pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air dan udara 3. Tempat perlindungan plasma nuftah dan keanekaragaman hayati 4. Pengendali tata air; dan

5. Sarana estetika kota.

Manfaat RTHKP adalah :

1. Sarana untuk mencerminkan identitas daerah 2. Sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan 3. Sarana rekreasi aktif dan pasif serta interkasi sosial 4. Meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan


(20)

commit to user

6. Sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula.

Berikut ini adalah rumus-rumus untuk mengetahui perbandingan antara wilayah terbuka dengan wilayah terbangun

Tabel 2.1 Tabel Rumus Perhitungan Perbandingan Wilayah Terbangun dengan Luas lahan total

Tabel 2.2 Tabel Rumus Perhitungan Perbandingan Wilayah terbuka dengan Luas Lahan Total

2.2.4. Pengertian Kampung

Secara garis besar, kampung adalah sama pengertiannya dengan desa. Maka di bawah ini adalah penjelasan dan pengertian mengenai desa atau kampung.

Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (UU no. 5 tahun 1979)

Sedangkan menurut Paul H Landis, Desa adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan cirri-ciri sebagai berikut :

1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan jiwa 2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan


(21)

commit to user

3. Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

Menurut aktifitasnya, Desa dapat dibagi menjadi tiga macam. Yaitu :

1. Desa agraris, adalah desa yang mata pencaharian utama penduduknya adalah di bidang pertanian dan perkebunanan.

2. Desa industri, adalah desa yang mata pencaharian utama penduduknya adalah di bidang industri kecil rumah tangga.

3. Desa nelayan, adalah desa yang mata pencaharian utama penduduknya adalah di bidang perikanan dan pertambakan.

Beberapa fakta juga membagi kampung menjadi 4 kelompok, yaitu : 1. Kampung di pesisir pantai

Pola pemukiman terbentuk karena adanya potensi dan kendala lingkungan. Pantai landai dengan arus/ombak tenang akan lebih dominan dipakai sebagai lokasi hunian dibanding dengan pantai curam. Struktur fisik lingkungan dominan berperan sebagai lokasi.

2. Kampung di sepanjang sungai

Pola perkampungan di sepanjang sungai di pedesaan yang menggunakan sungai sebagai prasarana transportasi, mempunyai kencenderungan pola yang linier dengan orientasi mengikuti pola aliran sungai. Efektifitas pencapaian sarana transportasi menjadi faktor dominan. Alat transportasi sungai sebagai sarana transportasi utama mempengaruhi pola hunian, yang menuntut kemudahan moda angkutan (perahu) sampai ke sampaing rumah. Pola diatas menunjukkan adanya pola curva linier di sepanjang sungai dan mengumpul pada daerah "dalam". Pola ini didapati pada lingkungan dengan aktifitas penduduk sebagai petani garam di daerah dekat dengan pesisir pantai.


(22)

commit to user

3. Kampung di lingkungan pedalaman (pertanian)

Aktifitas pertanian sawah, atau ladang mempunyai pola yang spesifik sesuai dengan kondisi lingkungan dan topografinya. Kendala-kendala lingkungan mampu menjadikan perkampungan pedesaan ini terlihat menyatu dengan lingkungan, suatu pertimbangan arif dalam mengelola lingkungan. Pada radius "tertentu" satu kelompok hunian membentuk satu komuniti yang "harmonis". Pertimbangan jangkauan pengawasan area garapan mereka menentukan pengelompokan ini.

4. Kampung di pedalaman (lereng gunung)

Pola morfologi kampung di daerah ini sangat erat kaitannya dengan upaya pengelolaan area matapencaharian penduduk sebagai petani (salah satu kasus). Teknologi teracering untuk pengelolaan saluran irigasi dan pengelolaan pertanian mempengaruhi bentuk-bentuk pengolahan lahan perumahannya. Merupakan pemecahan lahan yang kontekstual dengan memunculkan vista pemukiman pedesaan di pegunungan yang selaras.

Secara garis besar, dapat disimpulkan juga bahwa kampung tunanetra merupakan kampung yang sama dengan kampung yang lain pada umumnya. Hanya saja mempunyai sedikit perbedaan mengenai masyarakat yang tinggal di kampung tersebut adalah kaum tunanetra yang membutuhkan pendamping khusus dalam hal ini adalah masyarakat kaum awas yang berada di sekitar kampung tersebut.

Adanya masyarakat yang menempati sebuah kampung, maka tidak akan pernah lepas dari peran serta rumah yang menjadi komponen utama bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat yang menempati sebuah kampung tersebut. Sejalan dengan hal-hal tersebut, maka perencanaan kampung meliputi pembangunan rumah di atas suatu kawasan pemukiman yang ditata dengan perencanaan yang baik sesuai dengan tata ruang dan tata guna tanah, dilengkapi dengan prasarana dan fasilitas sosial sehingga merupakan suatu lingkungan kampung yang fungsional bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat.


(23)

commit to user

Beberapa komponen fisik yang ada pada lingkungan kampung, yaitu :

2.2.5. Komponen Fisik Kampung

2.2.5.1. Rumah

Rumah adalah salah satu produk terpenting yang dihasilkan manusia dalam usaha mereka untuk memajukan peradaban karena rumah merupakan masalah yang aktual, kompleks dan bersifat multidisipiner. (Jo Santoso, Budi P. Iskandar, Parwoto, 2002).

Dengan menggunakan dasar dan acuan dari pembentukan suatu perumahan, elemen terpenting dari sebuah kampung adalah rumah itu sendiri. Dengan singkat dapat disebutkan beberapa ciri hakiki yang secara intrinsik menandai perumahan manusia. Ciri-ciri hakiki itu adalah sebagai berikut :

1. Rumah memberikan kenyamanan

Manusia adalah makhluk rohani dan jasmani. Sebagai keutuhan pribadi yang jasmani ia membutuhkan pengamanan bagi badannya. Tempat berteduh untuk menghindari teriknya panas matahari, dinginnya air hujan dan kepengapan udara polusi. Rumah harus menjaga kesehatan badan.

2. Rumah memberikan ketenangan hidup

Dunia dalam jangka dewasa ini dipenuhi oleh keramaian dari hiruk pikuk yang memekakan telinga. Kesibukan dan keramaian itu dapat menimbulkan ketegangan patologis. Bahkan jaman teknologi yang begitu maju justru merupakan ancaman yang meresahkan, karena manusia yang berada di tempat tersebut merasa ketenangan terganggu. Rumah seharusnya menunjukkan manfaat untuk tempat memperoleh jasmani dan rohani. Rumah adalah rekoleksi kekuatan.

3. Rumah memberikan kebebasan

Kegiatan-kegiatan budaya merupakan proses pembebasab manusia. Karya manusia pada hakekatnya adalah langkah-langkah menuju kepada penemuan diri. Rumah memberikan kondisi kepada pencapaian kebebasan psikologis dan sosial.


(24)

commit to user

Menurut Eko Budhiarjo (1987:55) berbagai konsep tentang rumah, yaitu : 1. Rumah sebagai pengejawatan jati diri.

2. Rumah sebagai wadah keakraban.

3. Rumah sebagai menyendiri dan menyepi. 4. Rumah sebagai akar dan kesinambungan.

5. Rumah sebagai wadah kegiatan utama sehari-hari. 6. Rumah sebagai pusat jaringan sosial.

7. Rumah sebagai struktur fisik.

Sedangkan menurut fritz wilkening (1989:9) nilai rumah tergantung pada empat faktor, antara lain : luas rumah, hubungan antar ruang, penataan ruang dan denah ruang.

2.2.5.2. Bangunan Pondok

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pondok adalah bangunan untuk tempat sementara (seperti yang didirikan di ladang, di hutan. Terletak di tepi hutan yang hendak dibuka itu didirikan beberapa buah.

2.2.5.3. Bangunan Komposting

Bangunan komposting adalah tempat untuk mengolah sampah agar menjadi susuatu yang bermanfaat. Dengan mengolah sampah untuk dijadikan pupuk kompos maka secara tidak langsung, dapat membantu pemerintah dalam pengelolaan sampah tersebut. Untuk membuat atau mengelola sampah organik agar dapat menjadi pupuk, di butuhkan alat untuk dapat menunjang pembuatan pupuk organik tersebut. adanya penyediaan alat yang disebut Mesin Kompos atau Mesin APPO (Alat Pembuat Pupuk Organik). Dapat juga menggunakan alat yang dinamakan Rotary Klin Manual Biophosko® RKM 1000L berdimensi Panjang Lebar Tinggi ( Tinggi= 190 cm, lebar= 155 cm, panjang= 290 cm) terbuat dari bahan fiber resin, reducer, konstruksi logam dan peralatan aerasi lainnya. Pada dasarny bangunan komposting tidak perlu membutuhkan lahan yang banyak.


(25)

commit to user

Gambar 2.1. Mesin Kompos atau Mesin APPO Gambar 2.2. Rotary Klin Manual

2.2.5.4. Kandang - Kandang

Kandang bertujuan untuk memelihara beberapa jenis hewan ternak agar dapat dimanfaatkan oleh para pemuda tunanetra dalam berwirausaha. Kandang sangat diperlukan dalam usaha beternak ayam, sapi, maupun kambing karena sebagai tempat berlindung, berkembangbiak, dan memudahkan penanganan ternak dalam proses produksi, pengawasan kesehatan, dan vaksinasi, serta mencegah gangguan binatang pengganggu atau binatang buas. Beberapa jenis hewan yang dapat di ternakkan adalah hewan ternak seperti ayam, kambing, dan sapi.

Seperti yang sering kita lihat, kandang untuk hewan ternak seperti sapi atau kambing biasanya terbuat dari bahan bambu yang atapnya bisa dengan genting dan tanah dasarnya diperkeras dengan semen. Atau apabila menginginkan tanah dasarnya tidak diperkeras, bisa hanya ditambahkan jerami saja di atas tanahnya.

Dalam pembuatan kandang, perlu memperhatikan persyaratan sebagai berikut :

 Cukup mendapat sinar matahari

 Mempunyai ventilasi yang baik

 Letak kandang di tanah lebih tinggi dengan sistem drainase yang baik


(26)

commit to user

1. Kandang Ayam

Untuk menjamin agar ayam-ayam yang dipelihara tetap dalam kondisi sehat, kandang mempunyai peranan yang sangat penting. Maka perlu diperhatikan syarat-syarat kandang yang sehat seperti pada penjelasan dibawah ini :

1. Letak kandang

Lokasi untuk membangun kandang sebaiknya dicari tempat yang lebih tinggi daripada lingkungan sekelilingnya. Pemilihan kandang yang tinggi bertujuan agar pada musim hujan kandang tersebut tidak kebanjiran atau becek.

2. Ventilasi

Kandang ayam harus diberi ventilasi yang cukup agar udara dapat keluar masuk secara berkesinambungan sehingga kondisi kandang selalu segar. 3. Sinar Matahari

Letak kandang sedapat mungkin menghadap ke timur agar sinar matahari, terutama sinar pagi dapat masuk ke dalam kandang.

4. Kelembapan Udara

Kelembapan udara yang tinggi di dalam kandang dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan ayam yang tinggal di dalamnya. Apabila kandang basah karena kelembapan udara yang sangat tinggi, dapat menyebabkan terserangnya penyakit di tubuh ayam-ayam tersebut.

5. Pohon Pelindung

Agar udara disekitar kandang terasa segar dan nyaman, di sekeliling kandang sebaiknya ditanami pohon pelindung yang bermanfaat.

6. Pondasi Kandang

Pondasi kandang dibuat berdasarkan besar kecilnya kandang. Pondasi kandang harus dibuat kokoh dan kuat serta dapat mencegah masuknya air ke dalam kandang.


(27)

commit to user

Ada beberapa sistem kandang ayam yang dapat diterapkan untuk tempat peternakan ayam, yaitu :

 Kandang sistem ren

Kandang sistem ren mempunyai halaman pengumbaran sehingga ayam dapat berjalan jalan dengan bebas, kandang ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian pertama terdiri atas kandang dengan atap beserta perlengkapannya seperti tempat pakan, tempat minum, dan sarang untuk bertelur. Bagian kedua berupa lantai atau halaman umbaran yang dibatasi pagar setinggi 2,5 m. Atap kandang terbuat dari genting atau rumbia. Bahan dinding kandang dan pagar halaman umbaran umumnya terbuat dari bambu, kayu, atau anyaman kawat di halaman umbaran ini sebaiknya terdapat rumput atau tumbuhan perdu sehingga ayam yang diumbar dapat memakan hijauan namun banyak memerlukan tempat, dan jika terjangkit penyakit penjalarannya lebih cepat.

Gambar 2.3. Kandang Sistem Ren

 Kandang sistem portal (Litter)

Bangunan kandang sistem postal ini tidak mempunyai halaman pengumbaran. Setiap hari ayam selalu berada di dalam kandang yang beralaskan litter (Misalnya sekam padi dan serutan kayu) Oleh karena itu, kandang sistem ini juga disebut kandang sistem litter. Keuntungan kandang sistem ini adalah menghemat tempat, tenaga, biaya, tata laksana lebih mudah, dan ayam bisa mendapat tambahan


(28)

commit to user

vitamin B-12 dari hamparan penutup lantai (litter). Pada ayam petelur, konvensi pakan cenderung lebih baik. Demikian juga produksi telurnya lebih tinggi dan kulit telurnya lebih tebal. Kekurangannya adalah apabila terjadi suatu penyakit maka penjalarannya sangat cepat, terutama disebabkan adanya cacing dan parasit.

Gambar 2.4. Kandang Sistem Postal (Litter)

2. Kandang Sapi dan Kandang Kambing

Persyaratan lokasi pembangunan kandang sapi atau kambing yang ideal untuk membangun kandang adalah daerah yang letaknya cukup jauh dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh kendaraan. Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang serta dekat dengan lahan pertanian. Pembuatannya dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.

Kandang untuk pemeliharaan sapi dan kambing harus bersih dan tidak lembab. Pembuatan kandang harus memperhatikan beberapa persyaratan pokok yang meliputi konstruksi, letak, ukuran dan perlengkapan kandang.

1. Konstruksi dan letak kandang

Konstruksi kandang sapi seperti rumah kayu. Atap kandang berbentuk kuncup dan salah satu/kedua sisinya miring. Lantai kandang dibuat padat, lebih tinggi dari pada tanah sekelilingnya dan agak miring kearah selokan di luar kandang. Maksudnya adalah agar air yang tampak, termasuk kencing sapi mudah mengalir


(29)

commit to user

ke luar lantai kandang tetap kering. Bahan konstruksi kandang adalah kayu gelondong/papan yang berasal dari kayu yang kuat. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat, tetapi agak terbuka agar sirkulasi udara didalamnya lancar.

2. Ukuran kandang

Sebelum membuat kandang sebaiknya diperhitungkan lebih dulu jumlah sapi yang akan dipelihara. Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2 m. Sedangkan untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m dan untuk seekor anak sapi cukup 1,5×1 m.

3. Perlengkapan kandang

Termasuk dalam perlengkapan kandang adalah tempat pakan dan minum, yang sebaiknya dibuat di luar kandang, tetapi masih dibawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak/ tercampur kotoran. Tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi dari pada permukaan lantai.


(30)

commit to user

Sumber :Dinas peternakan DKI Jakarta, Jakarta Pusat

Gambar 2.6. contoh desain kandang kambing

2.2.6. Sarana, Prasarana, dan Utilitas Lingkungan Kampung

Prasarana adalah Segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses baik usaha, pembangunan, proyek. (Kamus Besar BI, 2002:893). Sarana adalah Segala sesuatu (dapat berupa syarat atau upaya) yang dapat dipakai sebagai alat atau media dalam mencapai maksud atau tujuan.

(Kamus Besar BI, 2002:999). Dalam prasarana kampung, maka pengertian Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik yang memungkinkan lingkungan kampung dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Utilitas adalah sarana penunjang untuk pelayanan kawasan-kawasan yang membutuhkan pengelolaan yang berkelanjutan dan profesional agar dapat memberikan pelayanan memadai pada masyarakat. Pengembang kampung harus menyediakan sarana, prasarana dan utilitas pendukung yang sesuai agar dapat digunakan oleh penduduk kampung sebagaimana mestinya. Misalnya toko, pembuatan saluran air bersih dan kotor, pembuangan sampah, memasang jaringan listrik dan telekomunikasi, lahan parkir, fasilitas sosial, melakukan perbaikan jalan agar mempermudah akses menuju kampung.


(31)

commit to user

2.2.6.1. Toko

Toko atau kedai adalah sebuah tempat tertutup yang di dalamnya terjadi kegiatan perdagangan dengan jenis benda atau barang yang khusus, misalnya toko buku, toko buah, dan sebagainya. Secara fungsi ekonomi, istilah "toko" sesungguhnya hampir sama dengan "kedai" atau "warung". Akan tetapi pada perkembangan istilah, kedai dan warung cenderung bersifat tradisional dan sederhana, dan warung umumnya dikaitkan dengan tempat penjualan makanan dan minuman. Secara bangunan fisik, toko lebih terkesan mewah dan modern dalam arsitektur bangunannya daripada warung. Toko juga lebih modern dalam hal barang-barang yang dijual dan proses transaksinya.

2.2.6.2. Jalan

Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun, meliputi segala jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkak bagi lalu-lintas kendaraan, orang dan hewan. Ada beberapa jenis jalan, salah satunya adalah jalan setapak. Jalan setapak dapat berupa deretan batu lempeng yang ditata menjadi batu loncatan dan dapat juga berupa jalan sempit yang ditaburi kerikil hias.

Fungsi jalan setapak dalam taman adalah untuk tempat berpijak dan jalur pemisah antara dua bagian taman. Jalan setapak perlu dirancang matang sebelumnya agar menjadi satu elemen yang sangat menarik dan menambah keindahan taman. Jalan setapak dapat dibuat dari batako, bata merah, atau keramik dengan tekstur agak kasar.( Don WS, Threes Emire, Cherry Hadibroto, 2004 ).


(32)

commit to user

Tabel 2.3. Keuntungan Dan Kerugian Bahan Lapisan Permukaan No

.

Tipe Lapisan Permukaan

Keuntungan Kerugian

1. Rumput Permaukaan lunak, ideal untuk banyak tujuan permainan, biaya awal rendah

Tidak dapat digunakan dalam cuaca basah, sulit dipelihara

2. Tanah Asli Biaya awal rendah, permukaan lunak

Berlumpur dalam cuaca basah, berdebu dalam cuaca kering

3. Pasir-lempung dan pasir kerikil

Murah bila tersedia bahan yang cocok, permukaan cukup lunak

Sulit untuk memperoleh perbandingan campuran yang memadai

4. Batu bata diatas pasir

Penampilan menaik

Biaya awal relatif tinggi Permukaan terlalu keras untuk digunakan sebagai tempat bermain, biaya perawatan relatif tinggi 5. Perkerasan

blok-batu diatas pasir atau tanah asli

Biaya rendah bila

menggunakan perkerasan yang lama, penampilan memuaskan, tahan lama 6. Slab beton

percetakan diatas pasir atau tanah asli

Utilitas sepanjang tahun, penampilan memuaskan

7. Flagstone diatas pasir atau tanah asli

Utilitas sepanjang tahun, penampilan memuaskan, tahan lama

-8. Beton aspal Permukaan baik untuk sebagian besar tujuan tempat bermain bila dispesifikasi dan dihamparkan dengan memadai, tidak terlalu keras seperti beton semen, utilitas sepanjang tahun

Kasar dan abrasif kecuali bila dispesifikasi dan dibangun dengan memadai, panas untuk kaki telanjang, tidak menarik untuk di daerah yang luas

9. Aspal cork Melenting, permukaan sangat baik untuk banyak tujuan tempat bermain, utilitas sepanjang tahun, penampilan memuaskan

Biaya relatif sangat tinggi, menjadi lunak pada saat cuaca panas

10. Beton semen Utilitas sepanjang tahun, biaya perawatan minimum, permukaan baik untuk alat

Tidak melenting, biaya awal relatif tinggi, daerah yang luas


(33)

commit to user

bermain dengan menggunakan roda.

membutuhkan sambungan ekspansi, tidak menarik pada daerah yang luas 11. Kerikil Biaya awal rendah, indah

dilihat

Dapat dilemparkan oleh anak-anak sehingga tidak cocok untuk beberapa penggunaan seperti lapisan permukaan di daerah perumahan

Sumber : Standar Perencanaan Tapak, Joseph De Chiara dan Lee E. Koppelman, 1990

2.2.6.3. Tempat Pembungan Sampah

Kawasan kampung yang sehat dan bersih adalah kawasan kampung yang dilengkapi dengan sistem pengelolaan sampah yang memadai, yaitu sistem pengelolaan sampah yang aman, nyaman dan dapat menganut ketentuan sistem pembuangan sampah di kawasan perumahan. Adanya TPS di sebuah kampung bertujuan untuk menampung sampah rumah tangga yang berasal dari seluruh unit tempat atau bangunan yang ada.

2.2.6.4. Tempat Parkir

Berikut adalah beberapa pengertian tentang tempat parkir :

1. Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya. (Poerwadaminta, 1984)

2. Parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu lama atau sebentar tergantung pada kendaraan dan kebutuhannya. (peraturan lalu lintas) 3. Parkir adalah tempat menempatkan dengan pemberhentian kendaraan

angkutan atau barang (bermotor maupun tidak bermotor) pada suatu tempat dalam jangka waktu tertentu. (Taju, 1996)


(34)

commit to user

Didalam menentukan tata letak parkir, mempunyai beberapa kriteria, antara lain sebagai berikut :

1. Parkir terletak pada muka tapak yang datar

2. Penempatan parkir tidak telalu jauh dari pusat kegiatan

Sistem parkir menurut Neufert Architect Data (NAD) terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:

1. Sistem parkir paralel Karakter :

 Efisien diterapkan di badan jalan.

 Sirkulasi keluar-masuk sulit.

 Daya tamping kendaraan sedikit.

Gambar 2.7. Parkir Paralel 2. Sistem parkir menyudut 45o

Karakter :

 Efisien diterapkan di area parkir (basement dan sebagainya).


(35)

commit to user  Daya tampung kendaraan cukup banyak.

Gambar 2.8. Parkir Menyudut 45o

3. Sistem parkir menyudut 90o Karakter :

 Efisien diterapkan di area parkir (basement dan sebagainya).

 Sirkulasi keluar-masuk lancar.

 Daya tampung kendaraan banyak.

Gambar 2.9. Parkir Menyudut 90o

2.2.7. Sarana Ruang Terbuka Hijau di Dalam Kawasan Kampung

2.2.7.1. Sawah

Sawah adalah lahan usaha pertanian yang secara fisik berpermukaan rata, dibatasi oleh pematang, serta dapat ditanami padi, palawija atau tanaman budidaya lainnya.


(36)

commit to user

Kebanyakan sawah digunakan untuk bercocok tanam padi. Untuk keperluan ini, sawah harus mampu menyangga genangan air karena padi memerlukan penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Untuk mengairi sawah digunakan sistem irigasi dari mata air, sungai atau air hujan. Sawah yang terakhir dikenal sebagai sawah tadah hujan, sementara yang lainnya adalah sawah irigasi. Padi yang ditanam di sawah dikenal sebagai padi lahan basah (lowland rice).

Pada lahan yang berkemiringan tinggi, sawah dicetak berteras untuk menghindari erosi dan menahan air. Sawah berteras banyak terdapat di lereng-lereng bukit atau gunung di Jawa dan Bali.

2.2.7.2. Taman (Tanaman Obat)

Menurut Laurie (dalam seminar “Taman Rumah Tinggal Dalam Lingkungan

Pemukiman Kota.1983”), secara lengkap dapat diartikan taman adalah sebidang

lahan berpagar yang digunakan untuk mendapat kesenangan, kegembiraan, kenyamanan bagi penggunanya. Berikut adalah beberapa contoh tanaman obat yang bisa ditanam di kampungan tunanetra, antara lain:

Tabel 2.4. contoh tanaman obat

No. Nama Tanaman Manfaat/Kegunaan

1. Alang-alang

radang ginjal akut, muntah darah, Kencing nanah, mimisan

2. Asam Kawak bisul, jerawat, nyeri haid, batuk kering, keputihan

3. Bangle

penurun panas, peluruh dahak, pembersih darah, sakit kepala,

4. Bidara Upas

radang usus buntu, muntah darah, batuk, keracunan makanan

5. Daun Suji leukimia, obat untuk mengompres luka pukul 6. Dringo sakit kuning, asma, obat penenang

7. Gambir membantu kelancaran proses di perut, obat luka bakar 8. Inggu demam, kejang anak, nyeri ulu hati, sakit telinga 9. Jarak memperlancar produksi ASI, daya tahan tubuh


(37)

commit to user

10. Jung Rahap bengkak pada kaki, sakit perut, demam 11. Katuk pelancar ASI, menurunkan kadar kolesterol 12. Kayu Angin infeksi saluran napas atas dan saluran urin 13. Manggis obat sariawan, wasir, dan luka

14. Kecubung asma, napas pendek, bronkitis, batuk 15. Kelembak sembelit, hepatitis, antivirus, luka bakar 16. Kapulaga obat batuk, mencegah keropos tulang

17. Kluih pembesaran prostat, gagal ginjal, menurunkan kadar gula darah

18. Kunci Pepet kembung, bengkak,masuk angin, pelangsing 19. Laos panu, perut sakit, rematik, sakit kepala 20. Lidah Buaya penyubur rambut, bisul, kencing manis, batuk 21. Mahoni hipertensi, kencing manis

22. Merica menambah nafsu makan, meluruhkan keringat 23. Mindi Kecil cacingan, darah tinggi, kudis, skabies

24. Petai Cina menyembuhkan diabetes melitus, luka bakar 25. Puyang obat demam, rematik, asam urat, pereda nyeri 26. Tapak Dara darah tinggi, kanker payudara, hipertensi Sumber:Prof.dr.H. Azwer Angoes, DAFK, Sp.FK

Taman biasanya memiliki beberapa aksesoris untuk memperindah tatanan taman itu sendiri. Karena taman juga adalah sebagai unsur penyeimbang antara bangunan dan alam. Berikut ini adalah contoh beberapa aksesoris taman yang dapat dijadikan suatu unsur penting untuk memdukung seolah hidupnya taman.

1. Meja dan kursi taman

Meja dan kursi taman adalah salah satu aksesoris yang pentng untuk taman, karena selain berfungsi sebagai penghias, kursi taman juga berfungsi sebagai tempat untuk melepas lelah atau sekedar tempat untuk menikmati keindahan taman. Kursi dan meja taman biasanya terbuat dari kayu, besi, plastik atau bata berlapis semen.


(38)

commit to user

2. Fountain

Unsur air dalam sebuah taman mutlak dihadirkan karena merupakan dasar dari kehidupan. Fountain adalah struktur yang terdiri dari wadah air berbentuk mangkok atau kolam kecil dengan nozzel di tengahnya untuk memuncratkan air yang menjadi elemen estetika taman. Air yang dimuncratkan ke udara olek nozzel dibuat halus, dengan semburan yang tidak terlalu keras. Akan lebih baik pengguanaan fountain kecil yang banyak dibandingkan satu atau beberapa fountain yang besar.

Fountain biasanya berbentuk bintang 8 sudut, baik segi delapan atau mangkok lebar yang rendah dengan permukaan berlekuk seperti kerang. Detail fountain dapat diperindah dengan melapiskan keramik mozaik pada wadaha air, atau membuat fountain tersebut dari marmer.

Gambar 2.10. Contoh fountain

3. Bak Tanaman (planter box)

Bak tanaman atau Planter Box dibuat untuk wadah tanaman semak yang umumnya ditanam berderet. Bak tanaman biasanya berbentuk gometris seperti persegi panjang, bintang bersudut delapan, belah ketupat atau segi delapan. Bak tanaman ini ditempatkan sebagai bagian dari bentuk simetris dari taman.


(39)

commit to user

Gambar 2.11. Contoh bak tanaman (planter box)

4. Lampu Taman

Keindahan taman tidak hanya dapat dinikmati di siang hari. Selain berfungsi sebagai penerang, efek cahaya lampu yang dirancang dengan baik akan menimbulkan nilai artistik. Lampu taman dapat dipilih dari bahan logam, fiberglass, atau kaca kedap air. Lampu taman diciptakan untuk menerangi sudut – sudut tertentu dari taman tersebut.

5. Bak Sampah

Bak sampah adalah salah satu elemen yang penting dalam taman. Desain bak sampah yang menarik akan membuat taman menjadi lebih cantik. Untuk mempermudah dalam pengelolaan sampah, bak sampak bisa di desain berdasarkan jenisnya.

Gambar 2.12. Contoh bak sampah

2.2.7.3. Labirin

Labirin adalah jaringan jalan yang rumit dan berliku-liku. Sejak zaman dahulu, labirin telah digunakan untuk berbagai kepentingan, mulai proteksi keamanan hingga hiburan. Dapat diartikan sebagai tempat yang penuh dengan jalan dan


(40)

commit to user

lorong yang berliku-liku dan simpang siur. Pada umumnya, labirin dibuat untuk tujuan hiburan. dalam kehidupannya, labirin dapat ditemukan pada susunan jalan kecil atau gang-gang di kawasan perumahan. sangat sulit bagi orang yang asing dengan suatu daerah untuk mencari jalan. bila mengetahui metode untuk keluar dari labirin, ia dapat dengan mudah mengatasi kesulitan.

Gambar 2.13. Contoh labirin

2.2.7.4.Kolam

Kolam untuk wilayah kampung, sering di buat untuk untuk usaha perikanan. Contoh ikan yang dapat di jadikan usaha perikanan adalah ikan lele, ikan mas, ikan merah, nila, tawes, gurame, bandeng air tawar, patin dan sebagainya.

Bagi masyarakat kampung, kolam ikan bertujuan juga untuk memenuhi kebutuhan lauk pauk dalam menu makan sehari-hari. Memelihara ikan dianggap cukup menguntungkan karena dapat memanfaatkan sisa makanan sebagai pakan sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli pakan.

Dalam budidaya ikan, dikenal berbagai jenis kolam berdasarkan fungsinya. Adapun kolam-kolam tersebut antara lain kolam pemeliharaan induk, kolam pemijahan, kolam penetasan telur, kolam pendederan, kolam pembesaran, kolam penumbuhan pakan alami ikan, kolam pengendapan, dan kolam penampungan hasil.


(41)

commit to user

2.2.7.5. Gazebo

Gazebo adalah sebuah bangunan permanen atau semi permanen yang diletakkan di taman atau di atas kolam. Adapun fungsi Gazabo untuk sekedar santai sambil menikmati keindahan pemandangan sekitarnya. Bentuk gazebo bermacam-macam misalnya melingkar, segi empat, segi lima, segienam dan lain-lain. Bahan yang dapat dipakai untuk membuat Gazebo misalnya: bambu, kayu, rotan, dan lain-lain.

Ukuran gazebo berkisar ± 2 x 2 m untuk menampung 4-5 orang. Gazebo dapat menggunakan lantai bata merah, ubin, sekedar plasteran yang dihias khusus dengan batu-batu kerikil, dari bambu atau dapat juga dengan kayu. Tiang penyangga bisa dipilih dari kayu, besi, bambu atau beton. Sedangkan atapnya dapat berupa genteng, sirap, ijuk, asbes, daun kelapa kering, atau juga bisa dengan ilalang.


(42)

commit to user

34

BAB III

METODE PERENCANAAN

3.1.Langkah-langkah Perencanaan

Perencanaan ini dilakukan secara bertahap, langkah-langkah perencanaan ini adalah:

1. Menentukan tema kawasan kampung tunanetra 2. Merancang kawasan kampung tunanetra

3. Memberikan komponen dan fasilitas kawasan kampung tunanetra

3.2.Mencari Data atau Informasi

Ada beberapa tahapan di dalam mencari data atau informasi, yaitu :

1. Tahap persiapan

Tahap yang dimaksudkan untuk mempermudah jalannya perencanaan, seperti pengumpulan data, analisis, dan penyusunan laporan.

Tahap persiapan meliputi :

 Studi Pustaka

Studi pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan arahan dan wawasan sehingga mempermudah dalam pengumpulan data, anlisis data maupun dalam penyusunan hasil perencanaan.

 Observasi Lapangan

Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui dimana lokasi atau tempat dilakukannya data yang diperlukan dalam penyusunan perencanaan.


(43)

commit to user

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan data yang dimilki oleh instansi yang terkait dengan perencanaan pembangunan kampung.

3.3.Mengolah Data

Setelah mendapatkan data yang diperlukan, langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut. Pada tahap mengolah data atau menganalisis data dilakukan dengan menghitung data yang ada dengan rumus yang sesuai. Hasil dari suatu pengolahan data digunakan kembali sebagai data untuk menganalisis yang lainnya dan berlanjut seterusnya sampai mendapatkan hasil akhir tentang pembuatan site plan

tersebut. Adapun urutan dalam analisis data dapat dilihat pada diagram alir pada Gambar 3.1


(44)

commit to user

Gambar 3.1 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian

3.4.Penyusunan Laporan

Semua data atau informasi primer maupun sekunder yang sudah dikumpulkan kemudian diolah atau dianalisis dan disusun untuk mendapatkan hasil akhir yang dapat memberikan solusi mengenai perencanaan pembangunan Kampung Tunanetra Umi Maktum, Desa pojok, Mojogedang, Karanganyar.

Mulai

Latar Belakang

Perhitungan RAB, Perencanaan Site Plan Dan perhitungan RAB rumah ustadz

Hasil Pembuatan site plan kampung tuna netra Umi Maktum dan pembahasan

Kesimpulan

Selesai Rumusan Masalah

Pemecahan Masalah

Perencanaan Site Plan kampung tuna netra Umi Maktum

Studi lapangan Literatur wawancara

Lokasi

Rencana Tapak


(45)

commit to user

37

BAB IV

PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Deskripsi Lokasi

Sejarah singkat mengenai kawasan Mojogedang ini adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Nama kecamatan ini berasal dari kata

mojo yang berarti cita-cita, dan pepadang yang berarti petunjuk, karena di tempat inilah Raden Mas Said (Mangkunagara I) mendapatkan petunjuk akan cita-citanya menjadi penguasa setelah mendengar kicauan burung derkuku di wilayah ini.

Proyek pembangunan Kampung Tunanetra Umi Maktum terletak di Desa Pojok Kecamatan Mojogedang dan merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah. Wilayah kabupaten Karanganyar terletak antara 110º 40" – 111º 10" Bujur Timur dan 7º 28" – 7º 46" Lintang Selatan. Ketinggian rata-rata 511 m di atas permukaan laut, dengan beriklim tropis dengan temperatur 22º – 33º.

Yang secara umum masih banyak lahan persawahan yang sangat subur. Karena lokasinya yang kurang strategis atau termasuk dalam kategori daerah terpencil, pemanfaatan lahan di lingkup Kecamatan Mojogedang ini lebih banyak dimanfaatkan sebagai lahan bercocok tanam seperti padi, buah-buahan, dan ladang. Pemilihan lokasi juga didasarkan pada pewakafan tanah yang di wakafkan oleh wakif dengan tujuan untuk membangun sebuah perkampungan yang membantu proses pemberdayaan kemampuan ketrampiran diri untuk masyarakat tunanetra agar dapat berkembang. Dengan ditemani kaum awas untuk memperlancar kehidupan yang selaras demi mewujudkan pertumbuhan perekonomian yang lebih baik dan mewujudkan lingkungan kawasan perkampungan yang islami dengan di wujudkan adanya pondok sebagai tempat menyeimbangkan aktifitas dunia dan akhirat. Untuk lebih jelas mengetahui letak


(46)

commit to user

Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada gambar 4.1 dan Kecamatan Mojogedang dapat dilihat pada Gambar 4.2

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Karanganyar


(47)

commit to user

Kecamatan Mojogedang yang berada di wilayah Kabupaten Karanganyar ini secara umum masih bertempat dikawasan yang sejuk dan nyaman untuk disinggahi atau untuk kawasan pariwisata. Pemanfaatan lahan yang berada di kawasan Kecamatan Mojogedang pada umumnya digunakan sebagai lahan bercocok tanam dengan macam tanamannya adalah padi.

Kampung Tunanetra Umi Maktum berada di desa Pojok Kecamatan Mojogedang dengan suasana alamnya yang sejuk, nyaman, dan asri namun akses jalan untuk menuju ke perkampungan tunanetra Umi maktum ini masih perlu banyak perbaikan, namun seiring dengan pembangunan kampung yang bernuansa islami ini akan di perbaiki pula jalan yang nantinya akan menghubungkan kampung tunanetra Umi Maktum dengan kampung-kampung yang lainnya. Kampung tunanetra Umi Maktum ini akan dibangun diatas lahan dengan luas adalah ± 10.000 m2.

Rencana pembangunan Kampung Tunanetra ini berawal dari diwakafkannya dua bidang tanah yang berdampingan di Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar. Sebagai penggagas untuk memberikan tempat untuk menampung kegiatan-kegiatan pemuda tunanetra yang awalnya berada di gedung Yayasan Al-Ikhwan, Surakarta sudah tidak mampu lagi menampung kegiatan-kegiatan pemuda tunanetra karena gedungnya terlalu kecil.

Lahan yang akan dibangun ini, memiliki kontur yang relatif berundak. Dengan ketinggiannya berbeda-beda. Ada yang berada di atas, dan turun ke bawah. Dengan kontur yang tidak rata tersebut dapat di manfaatkan sebagai lahan perikanan mengingat aliran air yang turun ke bawah dapat dimanfaatkan.

Dalam pembahasan untuk tugas akhir ini, mengacu pada pembangunan pada sisi utara (putra), dengan luas lahan ± 10.000 m2. Dengan ide perencanaan adalah :

1. Sebagai tempat untuk pembentukan sumberdaya manusia khususnya kaum tunanetra yang berkarakter dan memiliki kemampuan untuk mendapatkan


(48)

commit to user

ketrampilan-ketrampilan khusus dengan adanya fasilitas pendukung untuk memberdayakan perekonomian yang lebih meningkat.

2. Sebagai tempat yang dapat berkembang menjadi kawasan wisata rekreasi bagi anak-anak yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memadai dan memungkinkan untuk dibangun di daerah kampung tunanetra Umi Maktum. Adannya outbond, kolam ikan, kandang, kebun dan dilengkapi dengan gazebo

dimaksudkan menambah semangat dan keceriaan anak-anak yang akan berekreasi di kampung tunanetra tersebut.

4.2.Kondisi Eksisting Lahan

Kondisi eksisting adalah kondisi sebenarnya yang ada di lahan yang akan dibangun yaitu di Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar. 1. Luas lahan ±10.000 m2

2. Batas-batas Lahan :

Sebelah Utara, selatan, timur, barat : Jalan Desa

3. Kondisi Lahan :

 Merupakan lahan kosong

 Potensi khusus yang dimiliki lahan adalah masih banyaknya lahan kosong yang tersedia untuk mengantisipasi pengembangan pembangunan.

Berikut adalah ukuran sket lahan seperti gambar 4.3. dibawah ini dan hasil perencanaan dapat dilihat pada lampiran :


(49)

commit to user

Gambar 4.3. Sket Ukuran Lahan kampung Tunanetra Umi Maktum dengan kontur


(50)

commit to user

4.3. Perbandingan Wilayah Terbangun dengan Wilayah Terbuka

Luas lahan yang dibangun pada kampung tunanetra Umi Maktum, Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar terdiri dari :

- Luas fasilitas kampung (terbangun) : 1506 m2

Antara lain :

1. Pondok untuk putra : 493 m2

2. Rumah ustadz 2 lantai : 252 m2

3. Bangunan komposting : 50 2

m

4. Kandang kandang : 218 2

m

5. Pertokoan : 493 2

m

- Luas fasilitas lingkungan (terbuka) : Antara lain :

1. Taman : 6.453 2

m

2. Sawah : 500 2

m

3. Labirin : 49 2

m

4. Kolam : 300 2

m

5. Jalan : 1.142 2

m

6. Gazebo : 50 2

m

7. Penghijauan : (tersebar) - Luas Lahan Total : ± 10.000 2

m

Pada perhitungan di atas, dapat diketahui besarnya perbandingan antara wilayah terbangun dengan wilayah terbuka dengan perhitungan sebagai berikut :

Wilayah terbangun =

=


(51)

commit to user

Wilayah terbuka =

=

= 84 %

Perbandingan antara wilayah terbangun dengan wilayah terbuka pada kampung tunanetra Umi Maktum, Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar adalah 15,06 % : 84 %

4.4. Perizinan

Dalam kegiatan pembangunan kampung ini diharuskan melalui proses perizinan sebelum pelaksanaan berlangsung. Proses perizinan yang harus ditempuh oleh pengembang kampung tunanetra Umi Maktum ini meliputi beberapa hal yaitu : pertama kali perizinan yang diajukan adalah perizinan peruntukan kepada pemerintah daerah setempat, dalam hal ini diajukan kepada pemerintah Kabupaten Karanganyar. Setelah mengajukan peruntukan, maka akan dilakukan sidang yang menghasilkan Izin Peruntukan dan Penggunaan Tanah (IPPT). Karena proses pembangunan dikerjakan pada lahan konversi yaitu dari lahan persawahan menjadi lahan bangun, maka perlu dilakukan proses pengeringan sesuai dengan proses perizinan. Setelah itu pengembang membuat site plan tantang bangunan yang akan dibangun diatas lahan tersebut sesuai dengan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Proses perizinan yang ditempuh meminta persetujuan dari Bupati melalui isntansi terkait yaitu Bappeda, KPT, BPN, Satpol PP, Camat terkait.

4.5.Perencanaan Site Plan

Setelah mengetahui keadaan lokasi dan mengetahui fungsi atau kegunaan pembangunan kampung tersebut, maka dapat merencanakan bentuk gambar desain secara keseluruhan. Denah-denah dan gambar sketsa harus dimulai dengan gambar sketsa tangan yang kasar kemudian dituangkan menjadi gambar yang lebih baik dengan skala tertentu dengan menggunakan software AutoCad.


(52)

commit to user

Untuk lebih jelas dalam mengetahui perencanaan site plan kampung tunanetra Umi Maktum, sisi utara(putra) di Desa Pojok Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar maka dapat dilihat pada gambar 4.5. di bawah ini beserta penjelasannya.


(53)

commit to user

4.5.1. Komponen Fisik Kampung Tunanetra Umi Maktum

Dari berbagai fungsi yang terdapat dalam sistem sebuah kampung, terdiri atas beberapa komponen fisik utama yaitu pondok untuk putra, rumah ustadz, bangunan komposting dan kandang-kandang.

4.5.1.1. Pondok Untuk Putra

Pondok untuk putra, direncanakan dengan luas (panjang x lebar ) 34 m x 14, 5 m tetapi pada kenyataannya nanti, pondok ini dapat berkembang dan dibangun lebih besar lagi. Untuk perencanaan awal, pembangunan dengan luas 493 m2 yang mempunyai 6 kamar dan masing-masing kamar mempunyai kamar mandi didalamnya. Kapasitas orang yang dapat menghuni kamar tersebut adalah 40 orang pemuda tunanetra.

4.5.1.2. Rumah Ustadz 2 Lantai

Rumah ustadz direncanakan dengan luas rumahnya adalah 252 m2mempunyai 3

kamar yang berada di lantai 2 untuk 1 keluarga. Penggunaan atau fungsi bangunan lantai 1 lebih di khususkan untuk menerima tamu dan sebagai tempat rapat ustadz.

4.5.1.3. Bangunan Komposting

Sebelum merencanakan bangunan komposting, terlebih dahulu harus dipikirkan bagaimana sampah-sampah tersebut dapat dipisahkan sewaktu dibuang ke tempat sampah. Penyediaan sampah dengan dua macam tempat sampah yang diberi tulisan sampah organik dan sampah non organik akan mempermudah dalam pengambilan dan pemanfaatan sampah organik untuk dijadikan kompos. Sampah organik akan di bawa ke tempat pembuatan kompos dan sampah non organik akan dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Kabupaten Karanganyar.


(54)

commit to user

Luas bangunan komposting ini adalah 50 m2

dengan panjang x lebar adalah (5mx10m) yang akan dibangun di atas lahan yang berbentuk miring pada bagian pojok utara. Bangunan ini tidak seluruhnya ditutup dengan dinding bata tetapi hanya sebagian atau separuhnya saja yang ditutup oleh dinding bata dan selebihnya dibiarkan terbuka agar sirkulasi udara didalamnya tidak terlalu menyengat. Lalu atapnya ditutup dengan genting secara keseluruhan.

dalam pemanfaatannya nanti, akan dibedakan atau disendirikan antara sampah organik dan kotoran hewan. Karena sampah organik yang sudah dikumpulkan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan gurame disamping itu juga sebagian untuk bahan pupuk kompos juga. Kotoran hewan ternak sendiri dijadikan pupuk untuk sawah dan tanaman-tanaman yang lainnya dengan campuran sampah organik juga.

Dalam pengelolaan sampah yang berada di bangunan komposting, maka harus ada fasilitas penunjang untuk untuk dapat mengelola sampah dengan baik dan berkelanjutan. Dengan menggunakan alat yang dinamakan Rotary Klin Manual Biophosko® RKM 1000L berdimensi Panjang Lebar Tinggi ( Tinggi= 190 cm, lebar= 155 cm, panjang= 290 cm) terbuat dari bahan fiber resin, reducer, konstruksi logam dan peralatan aerasi lainnya. Pada dasarnya bangunan komposting tidak perlu membutuhkan lahan yang banyak.

Untuk pemanfaatannya nanti, akan dibedakan atau disendirikan antara sampah organik dan kotoran hewan. Karena sampah organik yang sudah dikumpulkan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan gurame disamping itu juga sebagian untuk bahan pupuk kompos juga. Kotoran hewan ternak sendiri dijadikan pupuk untuk sawah dan tanaman-tanaman yang lainnya dengan campuran sampah organik juga.


(55)

commit to user

Gambar 4.6. Bangunan Komposting

4.5.1.4. Kandang-kandang

Ada tiga kandang yang direncanakan, yaitu kandang ayam, sapi dan kambing. Untuk penempatannya sendiri akan diberi jarak untuk memberikan rasa nyaman dan aman bagi hewan-hewan ternak tersebut.

1. Kandang Ayam

Kandang ayam akan dibuat dengan luas kandangnya adalah 8 x 5m dengan prinsip separuh dibuat bangunan yang tertutup dan separuhnya lagi terbuka dengan diberi pagar pada sekelilingnya sistem kandang ini adalah sistem kandang ren. Dimaksudkan agar sewaktu pagi, ayam-ayam dapat keluar dihalaman yang terbuka tetapi tidak akan keluar karena sudah ada pagarnya. Sewaktu malam, ayam-ayam akan masuk ke kandang dengan nyaman dan sebagai tempat untuk berkembang biak juga. Dimaksudkan juga untuk menjadi pengaman untuk anak-anak yang akan melihat ayam-ayam dengan berada di luar pagar kandang ayamnya.

Untuk menjamin agar ayam-ayam yang dipelihara tetap dalam kondisi sehat, kandang mempunyai peranan yang sangat penting. Maka perlu diperhatikan syarat-syarat kandang yang sehat.


(56)

commit to user

Bentuk kandang, dibuat dengan sistem kandang ren. Kandang ayam sistem ren adalah kandang ayam yang menggunakan halaman pengumbaran. Bentuk kandang ini sangat sederhana, yaitu areal halaman tempat ayam dibuat pagar sekelilingnya. Untuk lantai dasar dibuat dari peluran semen yang siap diisi dengan litter yang terdiri dari campuran pasir, sekam, kapur tohar, dan butiran-butiran arang dengan perbandingan 3 : 2 : 1

2 1

:

2 1

. Kerangka dibuat dari kayu yang kuat slah satunya adlah kayu dolken, sedang dindingnya dibuat dari kawat ram dan papan. Untuk atapnya dipakai asbes gelombang. Tempat pengumbaran, dibuat semakin luas akan lebih baik. Dan di dalam tempat pengumabran ini akan lebih asri jika diberi batu-batuan, tanaman hias dalam pot, rumput, dan sebagainya sehingga suasana dalam kandang tampak seperti hutan buatan.

Gambar 4.7. Kandang Sistem Ren

2. Kandang Kambing

Kandang kambing dibuat dengan bentuk seperti gaya panggung. Luas kandangnya adalah 70 m2 (10x7m) dengan banyaknya kambing ±35 ekor kambing. Lantai kandang berada setinggi 50 cm dari permukaan tanah. Jadi pada saat kambing akan masuk ke kandang, harus naik dahulu melalui tangga yang berada di belakan kandang. Ketinggian kandang dari tanah samapi atapnya adalah setinggi 200 cm. Tepat dibawah kandang tersebut, di buat lubang selebar 200 cm yang berfungsi untuk menampung kotorannya. Nantinya kotoran tersebut akan dibawa atau


(57)

commit to user

ditampung di tempat pembuatan pupuk kompos. Bahan yang digunakan untuk membuat kandangnya sendiri adalah dengan menggunakan bambu dan kayu. Atapnya menggunakan genteng. Agar lebih jelas mengenai desain kandang kambingnya, maka akan dijelaskan pada gambar 4.7. seperti dibawah ini.

Sumber :Dinas peternakan DKI Jakarta, Jakarta Pusat

Gambar 4.8. Desain kandang kambing

3. Kandang Sapi

Kandang sapi, direncanakan dengan luas lahannya adalah 108 m2 (12x9m) dibuat dengan awalan pengerasan tanah yang akan digunakan sebagai kandang dan pondasi untuk memperkokoh kandang. Karena sapi adalah hewan yang tergolong mempunyai badan besar, maka perlakuan pembuatan kandangnya pun berbeda. Apabila kandanya tidak kokoh, dikhawatirkan sapi akan lepas karena kekuatan kandanya kurang memadai. Atapnya sama seperti kandang-kandang yang lain yaitu menggunakan genteng. Karena sifat genteng yang tahan lama dan kuat menahan terjangan angin tetapi angin yang tidak begitu besar kekuatannya.


(58)

commit to user

Bahan konstruksi menggunakan kayu gelondong yang besar dan kuat yang di tutup dengan perkerasan semen. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat, tetapi agak terbuka agar sirkulasi udara didalamnya lancar. Kandang lebih baik atau harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang.Sebelum membuat kandang sebaiknya diperhitungkan lebih dulu jumlah sapi yang akan dipelihara. Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2 m dengan banyaknya sapi adalah 15 ekor. Sedangkan untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m adalah 15 ekor dan untuk seekor anak sapi, sepuluh ekor cukup 1,5×1 m. Konstruksi kandang sapi dibuat salah satu atau kedua sisinya miringkearah selokan di luar kandang. Maksudnya adalah agar air yang tampak, termasuk kencing sapi mudah mengalir ke luar lantai kandang tetap kering. Banyaknya sapai yang dapat ditampung dengan luas lahan seperti diatas adalah ± 40 ekor sapi.

Gambar 4.9. kandang sapi

4.5.2. Sarana, Prasarana dan Utilitas Sosial Kampung Tunanetra Umi Maktum

4.5.2.1. Toko

Toko akan direncanakan untuk memberikan kelengkapan fasilitas yang ada di dalam kampung tunanetra Umi Maktum. Yang memberikan kesempatan kepada masyarakat umum maupun masyarakat tunetra sendiri dengan luas lahan 493 2


(1)

commit to user

itu permukaan kolam diplester setebal 3-4 cm dengan campuran semen dan pasir dengan perbandingan 2:1. Dengan teknik ini, dinding kolam dan permukaannya tidak mudah bocor.

Dipinggir kolam direncanakan adanya tempat untuk berteduh atau beristirahat seperti tempat duduk dan atapnya di tutup dengan seng dan daun kelapa kering. Prinsipnya sama seperti gazebo, tujuannya adalah agar anak-anak yang berkunjung ke Kampung Tunanetra mengetahui bagaimana proses pemeliharaan ikan dan dapat nyaman untuk tetap memeprhatikan sembari duduk di pinggir kolam tersebut.

4.5.3.5.Gazebo

Perencanaan gazebo untuk Kampung Tunanetra Umi Maktum 3mx 3m dengan gaya panggung dan direncanakan tidak hanya satu gazebo melainkan ada dua tetapi menyesuaikan luas lahan yang tersedia yang dapat dimanfaatkan. Gazebo ini dibuat dari bambu dengan ketinggian 2 m untuk dapat melihat kolam ikan, sawah, hewan ternak dan sebagai tempat beristirahat dan untuk menikmati keindahan. Dengan atapnya menggunakan daun kelapa kering.

Seperti perencanaan rumah pada umumnya, bangunan gazebo membutuhkan pondasi dan sloof yang dipakai untuk memikul beban tiang kayu penyangga dan atap, sehingga dibuat pondasi dengan kedalaman 30 cm diatas permukaan tanah. Dibuat dengan senyaman mungkin agar pengunjung dapat rehat sejenak dan memanfaatkan waktunya untuk dapat menikmati pemandangan yang ada.

4.6. Rencana Anggaran Biaya

Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan pembangunan kampung tunanetra Umi Maktum, diperlukan suatu sarana dasar perhitungan harga satuan yaitu analisa biaya konstruksi disingkat ABK. Spesifikasi analisa biaya konstruksi adalah suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi. Namun, cara perhitungannya menggunakan perhitungan harga yang telah ditentukan sesuai


(2)

commit to user

jenis bangunan per m2 yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Karanganyar. Untuk harga satuan pekerjaan bangunan semi permanen, disesuaikan dengan harga satuan daerah setempat.

Kampung tunanetra Umi Maktum di rencanakan dengan luas ± 10.000 m2. Setelah dihitung sesuai dengan perhitungan yang telah ada, rencana anggaran biaya dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu rencana anggaran biaya untuk rumah ustadz dan rencana anggaran biaya keseluruhan untuk kampung tunanetra Umi Maktum. Rumah ustadz sendiri direncanakan adalah senilai Rp. 529.599.000,00. Berikut adalah rekapitulasi rencana anggaran biaya untuk rumah ustadz dan rencana anggaran biaya secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.2 dan tabel 4.3

Tabel 4.2. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya untuk Rumah Ustadz 14m x 9m

No. URAIAN PEKERJAAN JUMLAH HARGA

(Rp.)

I PEKERJAAN PERSIAPAN, GALIAN DAN URUGAN Rp. 16.861.615

II PEKERJAAN PONDASI Rp. 30.289.221

III PEKERJAAN BETON Rp. 71.890.301

IV PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN Rp. 26.653.293

V

PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA DAN

BOVEN Rp. 72.322.756

VI PEKERJAAN ATAP Rp. 27.641.203

VII PEKERJAAN PLAFOND Rp. 16.048.272

VIII PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING Rp. 174.683.746

IX PEKERJAAN SANITASI Rp. 16.490.201

X PEKERJAAN INSTALASI AIR Rp. 8.325.860

XI PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK Rp. 4.251.500

XII PEKERJAAN PENGECATAN Rp. 64.160.944

TOTAL Rp. 529.598.911


(3)

commit to user

Tabel 4.3. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Kampung Tunanetra Umi Maktum

No. URAIAN PEKERJAAN JUMLAH HARGA (Rp.)

I PEKERJAAN RUMAH USTADZ Rp. 529.599.000 II PEKERJAAN BANGUNAN SEMI PERMANEN Rp. 57.111.200 III PEKERJAAN KOLAM IKAN Rp. 34.950.000 IV PEKERJAAN JALAN ATAU PAVING Rp. 43.875.000

V PEKERJAAN TAMAN Rp. 86.658.300

VI PEKERJAAN LAIN-LAIN Rp. 12.483.600

JUMLAH Rp. 764.677.100

PAJAK 10% Rp. 76.467.710 TOTAL Rp. 841.144.810 DIBULATKAN Rp. 841.145.000


(4)

commit to user

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Perencanaan site plan Kampung tunanetra Umi Maktum memperoleh hal – hal sebagai berikut :

1. Luas total perencanaan kampung tunanetra Umi Maktum adalah 10.000 m2. Dapat dikembangkan menjadi kampung wisata karena didukung dengan adanya Ruang Terbuka Hijau yang mempunyai manfaat sebagai tempat bermain yaitu labirin sekaligus pembelajaran mengenai tanaman obat.

2. Dari perencanaan site plan kampung tunanetra Umi Maktum menghasilkan beberapa komponen fisik yang utama yaitu pondok dengan luas 493 m2, rumah ustadz 2 lantai dengan luas 252 m2 , beberapa kandang luas total 218

2

m , dan bangunan komposting dengan luas 50 m2.

3. Rasio bangunan dan sarana prasarana yang terdapat pada kampung tunanetra Umi Maktum, Desa Pojok, kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, yaitu 15,06 % lahan terbangun : 84 % lahan terbuka

4. Hasil rencana anggaran biaya pembuatan rumah ustadz 2 lantai dengan 3 kamar adalah Rp. 529.599.000,00

5. Hasil rencana anggaran biaya pembuatan kampung tunanetra Umi Maktum adalah Rp. 841.145.000,00


(5)

commit to user 5.1. Saran

Dalam merealisasikan Perencanaan Kampung tunanetra Umi Maktum Desa Pojok Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar disusun secara bertahap, yaitu:

 Tahap 1 pembangunan pondok untuk putra dan rumah ustadz.

 Tahap 2 pembangunan kolam perikanan, kandang ayam, kandang sapi, kandang kambing.

 Tahap 3 pembangunan bangunan komposting, jalan paving, jalan kerikil, dan tempat parkir.

 Tahap 4 pembuatan labirin, kebun tanaman obat, meja dan kursi taman, gazebo, tanah berumput, dan jalan setapak.


(6)

commit to user

xiv

PENUTUP

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Perencanaan Site Plan Kampung Tunanetra Umi Maktum, Sisi Utara, Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Karanganyar” dengan baik. Dan tidak terlupakan terima kasih saya ucapkan terutama kepada bapak dan ibu yang telah memberi dorongan dan semangat serta doa. Dan penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada teman – teman dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Tugas Ahir ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Untuk itu penulis berharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan Laporan Tugas Akhir ini. Harapan yang tertinggi adalah semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak seluruh pembaca yang terlibat langsung. Khususnya bagi penulis sendiri dan bagi semua civitas akademis Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam kegiatan ini, serta ucapan maaf apabila terdapat hal-hal yang kurang berkenan di hati pembaca sekalian.