Tujuan Bagi Mahasiswa Pelaksanaan urusan kehumasan dan protokol di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surakarta 657

3 Humas Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surakarta dibagi menjadi dua sub bagian yaitu, Sub Bagian Humas dan Dokumentasi dan Sub Bagian Keprotokolan. Masing –masing bagian ini mempunyai tugas dan fungsi yangt berbeda, namun saling melengkapi. Penulis memilih salah satu dari kedua sub bagian tersebut, yaitu Sub Bagian Keprotolan yang dianggap oleh Penulis mempunyai banyak kegiatan dan tugas yang harus dilakukan, baik tugas yang berada di dalam ruangan maupun tugas lapangan. Sehingga penulis dapat mengetahui bagaimana kerja dari para karyawan Humas baik saat di kantor, maupun saat melakukan tugas lapangan. Sub Bagian Keprotokolan ini mempunyai tugas yang berhubungan dengan pelaksanaan acara resmi, semi resmi, maupun acara yang tidak resmi yang diselenggarakan oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kota Surakarta dan selalu bertanggung jawab kepada semua acara yang nantinya akan melibatkan para Anggota Dewan. Semua kegiatan tersebut merupakan bahan publikasi untuk masyarakat sebagai aktifitas pemerintah setempat. Dari sedikit uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menulis tentang “Pelaksanaan Urusan Kehumasan dan Protokol di Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kota Surakarta”

B. Tujuan

 Tujuan Umum Sebagai syarat kelulusan dan merupakan suatu ketetapan yang berlaku di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai pengaplikasian dari ilmu yang telah diperoleh dan syarat untuk 4 mendapatkan gelar sebagai Ahli Madya serta untuk mendapatkan sebuah pengalaman kerja.  Tujuan Khusus A. Bagi Instansi 1. Memberikan kesempatan kepada para Mahasiswa untuk dapat menerapkan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah. 2. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengetahui tentang cara kerja Humas Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surakarta. 3. Mendapatkan masukan-masukan positif dari masyarakat yang dapat meningkatkan kinerja Humas Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surakarta.

B. Bagi Mahasiswa

1. Mendapatkan tempat untuk mempraktekkan ilmu yang sudah didapat selama masa kuliah. 2. Mendapatkan pengetahuan tentang kinerja Humas Sekretariat, dalam hal ini Sub Bagian Keprotokolan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surakarta. 3. Mendapatkan pengalaman kerja. 4. Kemampuan untuk membandingkan antara teori yang didapat selama masa kuliah dengan praktek yang berlaku dalam dunia kerja. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. HUBUNGAN MASYARAKAT HUMAS  DEFINISI HUMAS Bidang humas atau public r elations merupakan suatu bidang yang cakupannya sangat luas yang menyangkut berbagai pihak. Public relations tidak sama dengan sekedar r elations , meskipun personal relations mempunyai peranan yang sangat besar dalam kampanye public r elations . Public relations bukan hanya sekedar menjual senyum, dengan tujuan memperoleh kemenangan sendiri, atau dengan mendekati pers dengan tujuan untuk memperoleh suatu pemberitaan. Lebih dari itu, public relations mengandalkan strategi, yakni agar perusahaan disukai dan dipercaya oleh pihak – pihak yang berhubungan. Untuk itu, definisi tentang public r elations atau humas sangatlah penting walaupun sampai saat ini masing – masing pihak mempunyai pendapat lain tentang public r elations , antara lain dapat dilihat dari segi kepribadian dan elemennya, ada yang mendefinisikan dengan dilihat dari segi komunikasi dan publikasi, dari segi kepentingan manajemen, pemasaran, periklanan dan sebagian 7 lagi dilihat dari segi entertainment dan protokoler, sebagian lagi dilihat dari segi krisis. 1 Berikut ini merupakan definisi yang sangat umum diberikan oleh John E. Mar ston : “Public relations is planned, persuasive communication designed to influence significant public”. Public r elations bukanlah ilmu tradisional yang digunakan untuk menghadapi tujuan – tujuan sesaat. Public r elations perlu direncanakan dalam suatu pendekatan manajemen kepada target – target publik tertentu. Public relations melakukan komunikasi dengan cara membujuk per suasive . Oleh karena itu sering disebut sepihak bahwa profesi public r elations adalah profesi pembujuk per suader s . 2 Definisi yang lain dikemukakan oleh Cyr il W. Plattes berikut ini yang menyebut public r elations sebagai tanggung jawab dan fungsi manajemen yang bertugas : 1. Menganalisa inter est public dan menetapkan sikap public. 2. Menentukan dan menterjemahkankebijaksanaan perusahaan atau organisasi 3. Merumuskan program aksi untuk menciptakan penerimaan dan goodwill masyarakat terhadap perusahaan atau organisasi tadi. 3 Definisi Plattes ini adalah definisi terbaik, karena sekaligus memberikan gambaran akan fungsi public r ealtions atau hubungan masyarakat. Menurut pernyataan Asosiasi PR seluruh dunia di Mexico, Agustus 1978, yang dikenal dengan “The statement of Mexico” Public relations adalah : 1 Renald Kasali, Manajemen Public Relatios konsep dan aplikasi di Indonesia , Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 2003, hal 6 2 Ibid hal 6 3 Dja’far Assegaff, Hubungan Masyarakat dalam praktek, cetakan 2, Ghalia Indinesia, Jakarta, 1987, hal 12 8 Seni dan ilmu pengetahuan social untuk menganalisa kecenderungan, memprediksi konsekuensinya menasehati para pemimpin organisasi dan melaksanakan programyang terencana mengenai kegiatan – kegiatan melayani, baik kepentingan organisasi maupun kepentingan public atau umum. 4 Public relations pr actice is ar t and social science of analyzing fr ends, pr edicting their consequences, counseling or ganization leader s and implementing planned pr ogr am of action which will serve the organization’s and the public intrest Definisi profesi humas menurut Howar d Stephenson dalam buku Handbook of Public r elations 1971, yaitu sebagai berikut ; “The practice of skilled art or ser vice based on tr aining, a body of knowledge, and alber ence to agr ee on standart of ethics”. Humas atau public relations yang dapat dinilai sebagai suatu profesi, dalam praktiknya merupakan seni, ketrampilan atau memberikan pelayanan tertentu, berdasarkan kualifikasi pendidikan dan pelatihan, serta memiliki pengetahuan memadai yang harus sesuai dengan standart etika atau profesi. 5 Banyak definisi Public relations yang telah diungkapkan saling berbeda, tetapi pada prinsipnya dan pengertiannya adalah sama. Paling tidak sebagai acuannya dan salah satunya definisi public relations, berasal dari The British Institute of Public Relations yang berbunyi : 1. “Public Relations activity is management of communications between an organization and its publics”. 4 Rosady Ruslan, Manajemen Hubungan Masyarakat dan Komunikasi konsep dan aplikasi, edisi revisi, cetakan 4, PT Raja Grifindo Persada, Jakarta, 2002, hal 18. 5 Rosady Ruslan, Etika Kehumasan konsep dan aplikasi , PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, hal 49 9 2. “Public Relations practice is deliberat e, planned and sustain effort to establish and maintain mutual under standing between an or ganization and its publics”. 6  PERANAN HUMAS Menurut Doizer and Br oom 1995 bahwa peranan Humas dibagi menjadi empat kategori dalam organisasi, yaitu sebagai berikut : 1. Exper t pr escr iber Sebagai praktisi ahli public r elations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencari solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya public r elationship . Hubungan praktisi PR dengan manajemen organisasi seperti hubungan dokter dengan pasiennya, sehingga pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari ahli PR exper t pr escr iber yang memiliki pengalaman dan ketrampilan tinggi dalam memecahkan serta mengatasi persoalan public r elations yang tengah dihadapi oleh organisasi bersangkutan. 2. Communication fasilitator Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untukmembantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengarkan apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya dari organisasi yang bersangkutan, sekaligus harus mampu menjelaskan keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan 6 Rosady Ruslan, SH, MM, Manajemen Humas dan Komunikasi konsep dan aplikasi, edisi revisi, cetakan 4, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2002, hal 17. 10 komunikasi timbale balik tersebut yang dilaksanakan oleh PR yang bersangkutan dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak. 3. Pr oblem solving pr ocess fasilitator Peranan praktisi PR dalam hal proses pemecahan persoalan public r elations ini, merupakan bagian tim manajemen untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat adviser hingga tindakan eksekusi keputusan dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan professional. Biasanya dalam menghadapi sesuatu krisis yang terjadi, maka dibentuk suatu tim posko yang dikoordinir praktisi ahli PR dengan melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam suatu tim khusus untuk membantu organisasi, perusahaan dan produk yang tengah menghadapi atau mengatasi persoalan krisis tertentu. 4. Communication technician Berbeda dengan tiga peranan praktisi PR profesional sebelumnya yang jarang terkait erat dengan fungsi dan manajemen organisasi. Sedangkan dalam peranan communication technician ini sebagai jour nalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan method of communication in or ganization dan system komunikasi dalam organisasi dari masing – masing bagian atau tingkatan level , yaitu secara teknis komunikasi, media komunikasi dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan kepada atasan. begitu juga 11 media komunikasi antara satu level , komunikasi antar karyawan satu departemen dengan lainya employee r elations and communication media model. Peranan PR Humas terseb ut diharapkan menjadi “mata” dan “telinga” serta “tangan kanan” bagi top manajemen dari organisasi atau lembaga yang ruang lingkup tugasnya antara lain : a. Membina Hubungan ke dalam public inter nal Public internal adalah public yang menjadi bagian dari unit, badan, perusahaan atau organisasi itu sendiri, dan mampu mengidentifikasi atau mengenali hal – hal yang menimbulkan gambaran negatife dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi. b. Membina Hubungan ke luar public exter nal Public exter nal adalah public umum masyarakat. Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran positif publik terhadap lembaga yang diwakilinya. Jadi peranan Humas bersifat dua arah seperti yang dijelaskan diatas, yaitu berorientasi ke dalam inwar d looking dan luar outwar d looking . Beberapa kegiatan dan sasaran PR sebagai pendukung fungsi manajemen perusahaan, organisasi atau lembaga, yaitu :  Building cor por ate identity and image o Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif o Mendukung kegiatan komunikasi timbale balik dua arah dengan berbagai pihak. 12  Facing Cr isis o Menangani complain dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajeman krisis dan PR r ecover y of image , memperbaiki; lost of image and damage . 7 Dari definisi hubungan masyarakat menurut Cyr il W. Plattes , maka dapat kita ketahui bahwa humas juga mempunyai fungsi ganda, yakni tidak saja ditujukan kepada masyarakat umum diluar tetapi juga masyarakat atau publik dalam perusahaan atau organisasi itu sendiri. Dapat dikatakan humas memiliki fungsi baik ke luar maupun ke dalam. Usaha public r elations ke dalam ini sering disebut “employee relations” atau “internal communication”. Untuk usaha ke luar sering disebut dengan “external communication”.  FUNGSI HUMAS Menurut Dr s. Novel Ali fungsi public r elations atau humas pada umumnya adalah: a Menjalin hubungan yang harmonis antara lembaga dengan masyarakat baik internal maupun eksternal. b Menciptakan saling pengertian mutual under standing antara lembaga dengan masyarakat, demi terwujudnya “public understanding” pengertian umum. Public confidence kepercayaan umum, public suppor t bantuan umum dan public cooper ation kerjasama umum. c Membentuk pendapat umum yang favour able menguntungkan bagi lembaga atau organisasi 8 7 Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Komunikasi konsep dan aplikasi , edisi revisi, cetakan 4, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hal 21. 13 Fungsi humas yang lain dikemukakan oleh Ber tr and R. Canfield dalam bukunya “public relations, Principle and Problem”. Menyebutkan adanya tiga fungsi Humas yaitu : a Mengabdi pada kepentingan umum Kegiatan benar – benar dicurahkan kepada kepentingan umum ke dalam dan ke luar. b Memelihara komunikasi yang baik Seorang Public Relations Officer adalah perantara antara pimpinan dengan publik, Public Relations Officer harus dapat membina komunikasi yang terarah dan efektif. c Menitik beratkan pada moral dan tingkah laku yang baik Seorang Public Relations Officer harus mampu menjadi teladan dan mempunyai wibawa. 9 Eksistensi Humas pada setiap instansi atau lembaga merupakan suatu keharusan fungsional dalam rangka memperkenalkan kegiatan dan aktifitas kepada masyarakat. Jika dirasakan suatu keterbatasan wewenang Humas, mungkin hal ini disebabkan kedudukan bagian atau unit Humas dalam suatu organisasi. Memperhatikan betapa peranan Humas pada suatu lembaga, instansi, seyogyanya kehadiran Humas bukan merupakan unit struktural yang kaku karena diikat oleh prosedur dan birokrasi yang ada, tetapi pada tempatnya berada 8 Drs. Novel Ali, Materi Pokok Hubungan Masyarakat, Karunia Jakarta Universitas Terbuka, Jakarta, 1985, hal 2, 24 9 Bambang Siswanto, Hubungan Masyarakat Teori dan Praktek, PT. Bumi Aksara, 1992, hal 7 14 langsung di bawah pimpinan atau sekurang – kurangnya ada hubungan langsung pada pimpinan tersebut. Sebaliknya Public Relations Officer pun harus mempunyai kemampuan untuk menguasai segala permasalahan yang dihadapkan kepadanya. B. HUMAS PEMERINTAHAN Keberadaan departemen kehumasandalam suatu lembaga atau instansi pemerintah merupakan suatu keharusan, baik secara fungsional maupun operasional yang mampu bertindak sebagai public infor mations, public affair dan public communication dalam upaya menyebarluaskan atau mempublikasikan tentang kegiatan dan program kerja pembangunan pada instansi yang bersangkutan, baik ditujukan kepada publik internal maupun publik eksternal masyarakat; pada umumnya, maka peranan Humas pemerintahan dapat merupakan bagian dari suatu alat atau saluran instansi pemerintah the public r elations are functional as a tools or channels of gover nment publication activity, yaitu untuk memperlancar proses interaksi positif dan penyebarluasan informasi mengenai publikasi pembangunan nasional atau daerah dan provinsi melalui kerjasama dengan pihak media massapers, baik menggunakan saluran media elektronik maupun media cetak lainnya, hingga menggunakan alat komunikasi tradisional lainnya, seperti pementasan wayang atau wayang kulit maupun pementasan musik. Humas pemerintah merupakan merupakan satu kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, niat baik, kepercayaan dan penghargaan dari, dan, kepada masyarakat luas kepada instansi terkait. 15  FUNGSI HUMAS PEMERINTAHAN Perbedaan utama antara fungsi dan tugas Humas yang terdapat di instansi pemerintah dengan lembaga non pemerintah perusahaan komersial swasta, yaitu tidak ada sesuatu yang diperjual belikan, baik berbentuk produk barang maupun jasa pelayanan yang ditawarkan kepada pihak yang membutuhkan secara komersial. Pemerintah lebih menekankan pada public ser vice atau public utilities demi kepentingan palayanan kepentingan umum masyarakat. Menurut John D. Millet , dalam bukunya, management in public ser vice the quest for effective perfor mance , yang artinya peran HumasPR dinas instansi atau lembaga kepemerintahan terdapat beberapa hal dalam melaksanakan tugas atau kewajiban utamanya, yaitu sebagai berikut : 1. Mengamati dan mempelajari hasrat, keinginan – keinginan dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat lear ning about public desires and aspir ation 2. Kegiatan untuk memberikan nasihat atau sumbangan saran dalam menanggapi untuk apa sebaiknya dapat dilakukan instansilembaga pemerintah seperti yang dikehendaki oleh publiknya adver tising the public about what is should desir e 3. Kemampuan untuk mengusahakan terciptanya hubungan memuaskan yang diperoleh dari antara hubungan public dengan para pejabat pemerintah ensur ing satisfactor y contact between public and gover nment official 16 4. Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah diupayakan oleh suatu lembagainstansi pemerintah yang bersangkutan infor ming and about what agency is doing 10 Menurut Dimock and Koening , pada umumnya tugas dan kewajiban dari pihak Humas lembaga pemerintahan yaitu : 1. Berupaya memberikan penerangan dan informasi kepada masyarakat tentang pelayanan masyarakat public ser vice, kebijakan serta tujuan yang akan dicapai oleh pihak pemerintah dalam melaksanakan program kerja pembangunan tersebut. 2. Mampu menanamkan keyakinan dan kepercayaan, serta mengajak masyarakat dalam partisipasinya untuk melaksanakan program pembangunan di berbagai bidang, seperti social, ekonomi, hokum dan politik serta menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban nasional. 3. Keterbukaan dan kejujuran dalam memberikan pelayanan serta pengabdian dari aparatur pemerintah bersangkutan perlu dijaga atau dipertahankan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya masing – masing secara konsisten serta professional. Selain fungsi – fungsi diatas fungsi pokok Humas yang mendasar adalah sebagai berikut : 1. Mengamankan kebijakan dan program kerja pemerintah yang diwakilinya 10 Rosady Ruslan, Manajemen Hubungan Masyarakat dan Komunikasi konsep dan aplikasi , edisi revisi, cetakan 4, PT. Raja Grifindo Persada, Jakarta, 2002, hal 93 17 2. Memberikan pelayanan, menyebarluaskan pesan – pesan dan informasi mengenai kebijakan, hingga mempu mensosialisasikan program –program pembangunan baik secara nasional maupun daerah kepada masyarakat. 3. Menjadi komunikator dan sekaligus mediator yang proaktif dalam upaya menjebatani kepentingan instansi pemerintah disatu pihak, dan menampung aspirasi atau opini public masyarakat, serta memperhatikan keinginan – keinginan masyarakat dilain pihak. 4. Berperan serta secara aktif dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis, demi mengamankan stabilitas dan program pembangunan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 11 C. KEPROTOKOLAN  DEFINISI KEPROTOKOLAN Pengertian atau definisi dari keprotokolan sering kali disalah artikan, yaitu dianggap sama sebagai “MC” master of cer emony . Untuk memahami dan mengetahui pengertian yang sebenarnya dari protokol dapat dilihat dari penjelasan berikut. Istilah protokol berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata PROTOKOLUM, dimana PROTOS yang berarti pertama; dan KOLUM atau KOLLA berarti perekat atau lem. Kita perhatikan batasan pengertian mengenai protokol sebagaimana dirumuskan di dalam Webster’s New Ideal Dictionary, yang berbunyi, “Protocol is a pr emilinar y memor andum of diplomatic negotiation”. Webster’s New Ideal Dictionar y, second edition, Mer iem Webster Inc, Springfield, Massachusettss , 11 Ibid hal 94 18 USA 1989, hal 416. Yaitu protokol adalah suatu dokumen pendahulu dari perundingan diplomatik. 12 Istilah protokol pada awalnya digunakan pertama kali pada pada waktu itu, bagi lembar pertama suatu gulungan papyr us atau kertas tebal yang diletakkan. Negara Yunani yang pertama menggunakan istilah tersebut. Selanjutnya pengertian protokol dipergunakan untuk seluruh gulungan tersebut yang merupakan tempat dicatatnya semua dokumen penting Negara yang menyangkut nasional maupun internasional. Tahap berikutnya istilah protokol dipakai bagi isi persetujuan – persetujuan itu sendiri dalam arti luas, tidak terbatas perundingan Negara. Tahap berikutnya dipakai pula untuk dokumen – dokumen penting yang merupakan data tambahan dari sebuah persetujuan atau perjanjian utama, selanjutnya mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan jaman. Sekarang ini protokol diartikan sebagai : a. Suatu pedoman yang berisi Tata Cara Internasional. b. Pemberian pelayanan kepada pimpinan, tamu, massa public, peserta rapat dan lain – lain yang terkait di dalam kegiatan resmi. c. Tolak ukur bagi suatu Pemerintah Daerah beserta unit – unit kerjanya. 13  KEDUDUKAN PROTOKOL Seperti di Negara lain, maka di Negara Kesatuan Republik Indonesia keprotokolan pada dasarnya mempunyai kedudukan dua segi, yaitu : 12 Drs. R. Trijono Januharso, Pedoman Keprotokolan dan Master Of Ceremony, Elfhar dan Dahara Prize, Semarang, hal 3 13 Ibid 19 1. Keprotokolan yang berkisar hubungan dengan luar negeri, disebut juga keprotokolan diplomatik. 2. Keprotokolan yang menyangkut dalam negeri, disebut juga Keprotokolan Resmi. Instansi tertinggi yang merupakan pengelola utama kegiatan keprotokolan di Indonesia adalah Direktorat Jendral Protokol dan Konsuler – Departemen Luar Negeri, jabatan Direktur Jendral Protokol dan Konsuler tersebut berkedudukan sebagai “Protokol Negara”. Seluruh tugas dan fungsi keprotokolan Dalam Negeri dan Luar Negeri berpusat pada instansi tersebut. Dalam pelaksanaannya ia berkedudukan sebagai instansi resmi yang selalu mengadakan koordinasi dengan instansi lain dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. Jika kita lihat dari fungsi dan tugasnya maka, tampak bahwa petugas protokol akan sangat berpengaruh atas berhasil atau tidaknya penyelenggaraan suatu acara, untuk itu seorang yang ditugasi dalam keprotokolan akan selalu meletakkan perhatian dan kemampuannya secara maksimal dengan tetap menjunjung tinggi nilai – nilai kebudayaan, norma adat istiadat yang relevan, sehingga fungsi dan tugas keprotokolan dapat dilaksanakan dengan sempurna dan suatu acara tersebut dapat dikatakan berjalan dengan sukses dan sempurna.  PEDOMAN PROTOKOL Pada umumnya petugas protokol hanya dianggap sebagai orang yang berpakaian lengkap dan menyibukkan diri untuk mengatur acara yang sedang berlangsung. Anggapan tersebut memang benar tetapi belum menggambarkan arti 20 sebenarnya tentang protokol. Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, protokol mempunyai pedoman sebagai berikut : 1. Memiliki sikap ramah tamah Cour tesy 2. Perlu ketelitian dalam segala hal Cor r ect 3. Tanamkan rasa percaya diri Self confident Setiap protokol harus juga memahami akan : 1. Tata Cara 2. Tata Krama 3. Aturan umum, rumus, dalil dan prinsip umum.  FUNGSI PROTOKOL Tugas dan fungsi protokol tidak hanya bertanggung jawab atas keberhasilan suatu acara, namun perlu diperhatikan lebih lanjut bahwa seorang protokol juga dituntut untuk menyadari keberadaannya sebagai penyelenggara dan pendukung keberhasilan untuk mencapai sasaran yang dikehendaki seperti tujuan semula. Protokol pada pokoknya mencakup enam fungsi, yaitu : 1. Fungsi Perencanaan Kegiatan ini mencakup memilih dan mengaitkan fakta guna menciptakan dan menformulasikan serangkaian kegiatan ysng diusulkan bersama untuk mencapai tujuan semula. Manfaat dari fungsi perencanaan ini adalah seluruh kegiatan dapat diarahkan pada tujuan tertentu, menurut tata urutan yang tepat sehingga akan dicapai keberhasilan. 21 Fungsi ini juga dapat menghindari terjadinya kerugian antara lain; pemborosan waktu, tenaga dan biaya. Sehingga kita hanya akan menyelenggarakan kegiatan yang penting dan yang diperlukan saja. 2. Fungsi Pengorganisasian Kegiatan yang termasuk fungsi ini adalah pembagian tugas menurut sub bagian masing – masing. Kegiatan ini dianggap penting untuk melimpahkan wewenang dan tanggung jawab kepada orang yang tepat, sehingga dapat terlaksana dengan baik. Manfaat dari fungsi ini adalah: a. Setiap petugas protokol mengetahui tugas apa yang harus dilakukan. b. Hubungan kerja antara petugas dapat ditentukan secara jelas. c. Kegiatan apa, petugas terkoordinasikan, terarah dan menghasilkan kesatuan tindak. d. Para petugas beserta peralatan yang tersedia dapat didayagunakan dan mencapai hasil-guna yang optimal. 3. Fungsi Pergerakan Kegiatan ini dimaksudkan untuk dapat mencapai tujuan yang tepat sesuai dengan fungsi perencanaan, pengorganisasian sebagaimana telah dilakukan oleh pimpinan. Manfaat dari kegiatan ini sangat penting, karena berprinsip meletakkan perhatian hanya pada orang – orang yang tekait disekeliling. Sebab orang dapat memiliki kepribadian, dapat berpikir, percaya diri, berpengawasan atas pekerjaannya sendiri. 4. Fungsi Pengawasan 22 Kegiatan pengawasan adalah penentuan sesuatu hal yang telah dilaksanakan, menilai dan bila perlu mengambil langkah – langkah perbaikan agar pelaksanaan suatu tugaspekerjaan dapat berjalan sesuai rencana semula, setelah fungsi perencanaan, pengorganisasian dan pergerakan berjalan dengan baik, maka fungsi ini akan dirasa kurang berperan, namun dalam pelaksanaannya akan ditemukan kekurangan dalam menjalankan fungsi – fungsi sebelumnya, sehingga diperlukan beberapa perbaikan. 5. Fungsi Pengkoordinasian Kegiatan dalam fungsi ini merupakan upaya petugas dalam penyerasian kualitas, kuantitas, waktu, personil maupun pengarahannya sehingga menghasilkan tindakan yang serasi dan tepat pada sasaran dan sesuai dengan tujuan. Manfaat dari fungsi ini adalah dapat menghindari pemborosan dalam bentuk apapun. Wewenang dan tanggung jawab yang diberikan juga dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya tumpang tindih Over Lapping. 6. Fungsi Pengambilan Keputusan Kegiatan pokok dalam fungsi ini adalah, memilih satu tindakan diantara beberapa kemungkinan untuk bertindak alter native dalam berbagai keadaan dalam melaksanakan kegiatan tertentu.  UNDANG – UNDANG PROTOKOL Undang –undang protokol adalah undang – undang keprotokolan yaitu undang – undang Nomor 8 Tahun 1987 tentang protokol dan penjabarannya dengan Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun1990 tentang Ketentuan Keprotokolan 23 Mengenai Tata Tempat, Tata Upacara dan Tata Penghormatan. Peraturan Perundang – undangan tersebut peraturan perundang – undangan domain keprotokolan.  RUANG LINGKUP UNDANG-UNDANG PROTOKOL 1. Penghormatan dan perlakuan terhadap Pejabat Negara, Pejabat Pemerintah dan Tokoh Masyarakat tertentu dalam suatu acara, meliputi : a. Hak dalam tata tempat disebut PreseanceOrder Of Preseance yaitu tata urutan sesuai dengan jabatannya. b. Hak dalam upacara disebut Rotation atau susunan. Seseorang yang berkedudukan utama, kedatangannya dan sambutan paling akhir dalam suatu acara yang bersifat cer emonial, berlaku sebaliknya pengarahan paling utama. c. Hak dalam perlakuan disebut Treatment yaitu pemberian perlindungan, keamanan, ketertiban dan fasilitas sebagaimana mestinya, agar dapat melaksanakan tugas jabatannya secara lebih berhasilguna, berdaya guna, namun tidak boleh menimbulkan sikap mewah. 2. Penghormatan dan perlakuan terhadap Lambang–lambang Kehormatan Kedaulatan Negara Republik Indonesia. 3. Pengaturan pemberian penghormatan terhadap seseorang sesuai dengan kedudukannya dengan menggunakan Bendera dan lagu kebangsaan. 4. Pengaturan penyambutan terhadap kunjungan yang bersifat kunjungan kenegaraan state visit atau kunjungan resmi official visit. 24 5. Pengaturan protokol bagi kepala perwakilan Asing di Indonesia diperlakukan berdasarkan asas resiprositas timbal balik sesuai dengan kebiasaan Internasional. 6. Pemberian penghormatan terhadap istrisuami dari Pejabat Negara, Pejabat Pemerintah, dan tokoh Masyarakat tertentu serta terhadap mantan Pejabat Negara dan Pejabat Pemerintah. 7. Perlakuan a. Pemberian perlindungan, ketertiban, keamanan dalam menjalankan tugas jabatan b. Pemberian dukungan sarana yang diperlukan secara wajar dan tidak berkelebihan agar dapat melaksanakan tugasnya secara lebih berhasil guna dan berdayaguna. 8. Pengaturan a. Pengaturan Upacara bendera dan upacara bukan upacara bendera dalam acara kenegaraan atau resmi dilaksanakan sesuai ketentuan keprotokolan yang meliputi tata krama, tata upacara, tata penghormatan, tata lambang kehormatan NKRI, dan tata pakaian uapacara.  Pengaturan Kunjungan. 1 Kunjungan tamu Negara dengan prinsip menyatakan rasa hormat untuk memberikan kesan yang mendalam bagi tamu Negara atas kebesaran Bangsa dan Negara Indonesia. 25 2 Kepala perwakilan Negara asing di Negara asing R.I. Diperlakukan berdasarkan asas resiprositas sesuai dengan kebiasaan internasional. 3 Kunjungan pejabat RI ke daerah dilaksanakan dengan asas efektif dan efisien. KELOMPOK PEJABAT NEGARA Pasal 11 1 UU No. 43 Th 1999 PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN, KETUA, WAKIL KETUA, DAN ANGGOTA LEMBAGA NEGARA; KETUA, WAKIL KETUA, KETUA MUDA, DAN HAKIM AGUNG PADA MAHKAMAH AGUNG SERTA KETUA, WAKIL KETUA, DAN HAKIM PADA SEMUA BADAN PERADILAN; MENTERI DAN JABATAN SETINGKAT MENTERI; DUTA BESAR LUAR BIASA DAN BERKUASA PENUH; GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR; BUPATI DAN WAKIL BUPATI, WALIKOTA DAN PEJABAT NEGARA LAINNYA YANG DITENTUKAN UNDANG- UNDANG. PEJABAT PEMERINTAH Pasal 5 UU No.8 Th 1987 “PEJABAT YANG MENDUDUKI JABATAN TERTENTU DALAM ORGANISASI PEMERINTAH” JENIS JABATAN; Pasal 1 5-7 No. 43 Th 1999 a. Jabatan Negeri Jabatan dalam bidang eksekutif, termasuk kesretariatan lembaga Negara dan kepaniteraan. b. Jabatan Karier Jabstruk dan Jafung c. Jabatan organik Jabatan Negeri tupok pada satuan organisais pemerintah 26 Dilihat dari ruang lingkup protokol diatas, maka termasuk didalamnya adalah tugas Humas Pemerintah, yaitu memberikan penyambutan kepada tamu-tamu daerah dan memberikan pelayanan kepada pejabat pemerintah, dalam hal ini adalah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam membantu mempublikasikan kegiatan-kegiatan pemerintah untuk membangun daerah dan untuk memenuhi aspirasi masyarakat. 25 BAB III DESKRIPSI LEMBAGA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA

A. Sejarah dan Dasar Hukum Berdirinya

Dokumen yang terkait

Peran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Padang Lawas dalam penyelesaian sengketa lahan (studi kasus: sengketa lahan antara PT sumatera Riang Lestari dan PT Sumatera Sylva Lestari dengan Masyarakat Adat Kecamatan Aek Nabara Barumun)

1 100 105

Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Suatu Studi terhadap Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Simalungun Periode 2009-2014)

0 56 76

Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap Kinerja Eksekutif di Kota Medan

3 64 152

Persepsi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan Tentang Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di Kota Medan Tahun 2013

5 57 111

Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Suatu Studi Terhadap Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Simalungun Periode 2009-2014)

0 22 77

Hubungan Wakil dengan yang Diwakili (Studi Perbandingan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara Periode 1999-2004 dengan Periode 2004-2009)

1 45 101

Hak Recall Partai Politik Terhadap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dalam Korelasinya Dengan Pelaksanaan Teori Kedaulatan Rakyat.

8 114 110

Minat Menonton anggota Dewan Perwakilan Daerah Tapanuli Selatan terhadap Berita Politik Di Metro TV ( Studi Korelasi Tentang Tayangan Berita Politik Dan Minat Menonton Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tapanuli Selatan Terhadap Metro TV )

1 39 143

Kesantunan Linguistik Dalam Ranah Sidang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara

1 41 285

PELAKSANAAN URUSAN KERUMAHTANGGAAN DAN PERLENGKAPAN DI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA

0 2 31