yang benar maka titik yang terletak di pertengahan antara kedua titiklah dianggap sebagai posisi yang benar.
22
Setelah itu ditentukan kontur skeletal dan jaringan lunak fasial lalu ditentukan titik-titik pada struktur anatomi atau anatomy landmark yang
diperlukan untuk analisis. Titik-titik dihubungkan menjadi garis dan dua garis yang berpotongan akan menghasilkan sudut. Besar sudut dipelajari untuk menentukan
apakah struktur anatomi tertentu normal atau tidak normal.
2,10
Bagian-bagian yang perlu digambar dalam sefalometri antara lain : • Profil jaringan lunak, kranium eksternal dan vertebrae
• Basis kranial, batas internal kranium, sinus frontal dan ear rods • Tulang maksila termasuk tulang nasal dan fisur pterygomaksila
• Mandibula
2.3 Titik-titik Landmarks pada Struktur Anatomi
Titik-titik pada struktur anatomi menggambarkan struktur anatomi yang sebenarnya dari tengkorak.
9
Pengetahuan tentang anatomi kraniofasial diperlukan untuk menginterpretasikan sefalometri. Struktur anatomi yang diobservasi pada
sefalometri lateral diilustrasikan pada gambar 1. Struktur skeletal mudah diidentifikasi pada anak-anak daripada orang dewasa karena ketebalan tulang pada
orang dewasa tidak jelas atau tidak detail.
24
2.4 Titik-titik Landmarks pada Sefalometri
Landmarks pada sefalometri menggambarkan titik anatomi yang digunakan ketika mengukur sefalogram untuk melakukan analisis.
9
Landmarks pada sefalometri terbagi dua yaitu pada jaringan keras dan jaringan lunak.
9,24
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Titik-titik struktur anatomi pada radiografi sefalometri lateral
24
2.4.1 Titik-titik Landmarks pada Jaringan Keras
Titik-titik landmarks pada jaringan keras terbagi lagi menjadi dua yaitu titik- titik midsagital dan bilateral.
9
Titik-titik tersebut dapat dilihat pada gambar 2.
2.4.1.1 Titik-titik Midsagital
a. Sella S : terletak di tengah sela tursika atau fossa pituitary. b. Nasion N : titik paling depan pada sutura frontonasalis pada bidang
midsagital. c. Spina Nasalis Anterior SNA : titik paling anterior di bagian tulang yang
tajam pada prosesus maksila di basis nasal. d. Spina Nasalis Posterior SNP : titik paling posterior dari palatum
durum.
2,9,10,14,22,24,25
e. Titik A Subspinale : titik paling dalam pada kurvatura alveolaris rahang atas, secara teoritis merupakan batas tulang basal maksila dan tulang alveolaris.
Universitas Sumatera Utara
f. Titik B Supramentale : titik paling dalam pada kurvatura alveolaris rahang bawah, secara teori merupakan batas tulang basal mandibula dan tulang
alveolaris. g. Pogonion Pog : titik paling anterior dari tulang dagu.
h. Menton Me : titik paling inferior dari simpisis mandibula atau dagu. i. Gnation Gn : titik tengah antara pogonion dan menton atau titik paling
depan dan paling rendah dari simpisis mandibula.
1,2,9,10,14,22,24,25
Gambar 2. Titik-titik Landmarks pada jaringan keras
25
2.4.1.2 Titiik-titik Bilateral
a. Orbital Or : titik paling inferior pada tepi orbit atau tepi bawah rongga mata. b. Porion Po : titik paling superior dari external auditory meatus.
c. Artikulare Ar : titik perpotongan antara tepi bawah dari basis kranial dan permukaan posterior kondilus mandibula.
Universitas Sumatera Utara
d. Gonion Go : titik tengah kontur yang menghubungkan ramus dan korpus mandibula.
e. Pterygomaxiliary fissure PTM : permukaan posterior dari tuber maksila yang bentuknya menyerupai tetes air mata.
1,2,9,10,14,22,24,25
2.4.2 Titik-titik Landmarks pada Jaringan lunak
Titik-titik pada jaringan lunak diuraikan sebagai berikut dan dapat dilihat pada gambar 3.
a. Jaringan lunak glabela G´ : titik paling menonjol dari bidang sagital tulang frontal.
9,24
b. Pronasal Pn : titik paling menonjol dari ujung hidung.
15,24,25
c. Subnasal Sn : titik septum nasal berbatasan dengan bibir atas.
9,15,24,25
d. Labrale superius Ls : titik pada ujung tepi bibir atas. e. Labrale inferius Li : titik pada ujung tepi bibir bawah.
f. Jaringan lunak pogonion Pog´ : titik paling menonjol pada kontur jaringan lunak dagu.
15,24,25
g. Jaringan lunak menton Me´ : titik paling inferior pada jaringan lunak dagu.
15
Gambar 3. Titik-titik Landmarks pada jaringan lunak
25
Universitas Sumatera Utara
2.5 Garis atau Bidang pada Sefalometri
Garis referensi yang menghubungkan dua titik dibuat sebelum dilakukan pengukuran angular dan linear.
9
Ada sejumlah besar garis pedoman pada tengkorak yang dibicarakan pada literatur antropologi, tetapi hanya beberapa garis yang
berhubungan langsung dengan ortodonti yang akan dibicarakan.
1
Garis atau bidang yang digunakan dalam sefalometri adalah sebagai berikut :
a. Sella-nasion SN : bidang yang dibentuk dari hubungan titik sella tursika ke titik nasion. Bidang ini menggambarkan struktur anatomi yang dikenal
sebagai basis kranial anterior.
2,9,10,24,25
b. Frankfort horizontal FH : bidang yang dibentuk dari hubungan titik porion ke titik orbital. Penentuan lokasi ear rods yang salah akan mengakibatkan
kesalahan juga dalam penentuan letak porion. Oleh karena itu, penentuan letak ear rods dengan teliti akan menghasilkan posisi bidang frankfort yang
tepat.
1,2,9,24,25
Gambar 4. Bidang atau garis pada sefalometri
22
Universitas Sumatera Utara
c. Bidang palatal : bidang yang dihubungkan oleh titik spina nasalis anterior dan posterior. Disebut juga bidang maksila.
1,2,9,10,25
d. Bidang fasial N-Pog : bidang yang dihubungkan oleh titik nasion dan pogonion.
1,24,25
e. Bidang mandibula : bidang yang dihubungkan oleh titik menton dan gonion. Cara termudah adalah membuat garis dari menton membentuk tangen
terhadap tepi bawah mandibula pada sudut mandibula. Posisi bidang mandibula akan tidak tepat bila saat pengambilan foto sefalometri pasien tidak
dalam keadaan oklusi sentrik.
1,2,9,10,24,25
f. Bidang ramus : bidang yang menyinggung tepi posterior dari ramus ascenden mandibula dan melalui titik artikulare.
24,25
g. Bidang oklusi : bidang yang dibentuk dari garis yang melewati occlusal cusp mesial dari gigi molar dan pertengahan antara ujung gigi insisivus atas dan
bawah. Bidang ini dikenal sebagai bidang oklusal fungsional FOP.
1,25
h. Y-axis S-Gn : garis yang dihubungkan oleh titik sella tursika dengan gnation. Garis ini digunakan sebagai indikator pertumbuhan fasial dengan
mengukur sudut antara S-Gn dengan FH atau bidang Frankfort menurut analisis Downs. Sedangkan menurut analisis Steiner yaitu sudut antara S-Gn
dengan titik N.
2,9,25
2.6 Analisis Sefalometri