B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan proses pengumpulan data penelitian hubungan variabel Keputusan  Siswa  Melanjutkan Sekolah  Y,  variabel  Kondisi  Internal  Individual
X
1
, dan variabel Aksesibilitas X
2
, diperoleh data sebagai berikut: a. Deskripsi Data
1 Keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah
Tabel 4. Keputusan Melanjutkan Sekolah No.
Indikator Jumlah
Persentase a.
Melanjutkan Sekolah 33
27 b.
Tidak Melanjutkan Sekolah
89 73
Total 122
100 Berdasarkan  tabel 4 di  atas  diketahui  gambaran  data  untuk  variabel
keputusan  melanjutkan  sekolah  sebagai  berikut.  Dan  Variabel  Keputusan  Siswa Melanjutkan  Sekolah  Y  dengan sampel  122  orang,  jumlah  siswa  yang
melanjutkan  sebesar  33  anak,  sedangkan  yang  tidak  melanjutkan  sejumlah  89 anak. Sebagain  besar  siswa  lulusan  SMP  Negeri  3  Kradenan  tidak  melanjutkan
sekolah,  nilai  presentasi  siswa  yang  tidak  melanjutkan  sekolah  sebesar 73, sementara siswa yang melanjutkan sekolah hanya 27.
commit to user
2 Kondisi Internal Individual Kondisi internal individual pada penelitian ini berupa prestasi akademik
dan motivasi melanjutkan sekolah. Variabel Kondisi Internal Individual X
1
dengan sampel 122 orang. Dari data yang disajikan pada tabel 5 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut. Nilai rata-
rata prestasi belajar sebesar 6,75 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,69. Nilai rata-rata motivasi sebesar 106,2 dengan nilai standar deviasi 7,47.
Tabel 6. Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah No.
Skor Kriteria
Jumlah 1
35-62 Sangat rendah
2 63-90
Rendah 3
2,46 3
91-118 Sedang
113 92,62
4 119-146
Tinggi 6
4,92 5
147-175 Sangat tinggi
Tabel 6 diatas  diperoleh  dari  jawaban  kuesioner  motivasi  siswa  melanjutkan sekolah. yang kemudian dapat dibuat diagram batang dibawah ini.
commit to user
Gambar 9. Diagram Batang Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah Dari  diagram  batang  diatas  dapat  diketahui bahwa  sebagian  besar
motivasi siswa terdistribusi pada kategori sedang yaitu sebanyak 113 siswa. Pada kategori rendah sebanyak 3 siswa dan pada kategori tinggi sebanyak 6 siswa.
3 Aksesibilitas Berdasarkan data hasil penelitian pada variabel aksesibilitas, maka dapat
dirangkum dalam bentuk tabel seperti pada tabel 7 dibawah ini.
3 113
6 20
40 60
80 100
120
1
Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah
35-62     63-90      91-118   119-146  147-175
commit to user
Tabel 7. Aksesibilitas No
Indikator Jumlah
Persentase a.
b.
c. Transportasi
- Jalan kaki
- Sepeda
- Sepeda Motor
Kondisi Jalan -
Pasir batu -
Cor -
Aspal Jarak
- 0 sd 2 Km
- 3 sd 4 Km
- 5 Km
9 83
30
26 88
8
4 63
55 7
68 25
21 72
7
3 52
45
Variabel Aksesibilitas X
2
dengan sampel sebanyak 122 siswa. Dari segi sarana  transportasi,  siswa  yang  berjalan  kaki  ke  sekolah  sebanyak  9  anak 7,
siswa  yang  naik  sepeda  sebanyak  83  anak 68,  dan  siswa  yang  naik  sepeda motor  30  anak 25.  Dari  segi  kondisi  jalan,  sebanyak  26  siswa 21 dengan
kondisi  jalan  pasir  batu,  88  siswa 72 dengan  kondisi  jalan  cor,  dan 8  siswa 7 dengan  kondisi  jalan  aspal.  Berdasarkan  dari  jarak  rumah  ke sekolah,
sebanyak  4  siswa 3 dengan  jarak  rumah  ke  sekolah  kurang  dari  2  Km,  63 siswa 52 dengan jarak antara 3-4 Km, dan 55 siswa 45 dengan jarak lebih
dari 5 Km. Untuk memberikan gambaran perbandingan kondisi aksesibilitas siswa maka  data  pada tabel  diatas  dibentuk  menjadi  diagram  seperti  pada  gambar
dibawah ini. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan  data  pada  tabel 7 diatas  diketahui  bahwa  sebagain  besar siswa  menggunakan  sarana  transportasi  sepeda  untuk  menuju  ke  sekolah,  yaitu
sebanyak 68. Sebagaian besar kondisi jalan dari rumah siswa ke sekolah berupa jalan  cor,  yaitu  sebanyak  72.    Jarak  rumah  siswa  ke  sekolah sebagaian  besar
berjarak rata-rata 3 sampai 4 kilometer, yaitu sebanyak 52.
2. Analisis Data
a. Uji Asumsi Klasik Uji  asumsi  klasik  adalah  persyaratan  statistik  yang  harus  dipenuhi  pada
analisis  regresi  linear  berganda  yang  berbasis Ordinary  Least  Square OLS. Tujuan  pengujian  asumsi  klasik  ini  adalah  untuk  memberikan  kepastian  bahwa
persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan  konsisten.  Uji  asumsi  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  meliputi  uji
normalitas,  uji  multikolinearitas,  uji  heteroskedastisitas,  linearitas,  dan otokorelasi.
1 Uji Normalitas Merupakan  pengujian  apakah  dalam  sebuah  regresi,  variabel  dependen,
variabel  independen  atau  keduanya  mempunyai  distribusi  normal  atau  tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi datanya normal atau mendekati normal.
Pengujian  yang  digunakan  adalah  perhitungan  skewness  dan  Kurtosis. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS diketahui
nilai Skewness dan Kurtosis tampak pada tabel di bawah: perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Terlihat  bahwa  nilai  Asymp.  Sig  untuk  uji  normalitas  data  residual regresi linier berganda sebesar 0,099 yang lebih besar dari nilai α = 0,05 sehingga
dapat  disimpulkan  bahwa  data  terdistribusi  normal,  sehingga  syarat  normalitas data untuk dilakukan uji regresi linear berganda dapat dilanjutkan.
2 Uji Multikolinearitas Uji  multikolinearitas  adalah  pengujian  regresi  untuk  mengetahui
adatidaknya  hubungan  linier  yang  sempurna  di  antara  beberapa  atau  semua variabel  independen  dalam  model  regresi  yang  digunakan  Gujarati,  1995:30.
Apabila  nilai Variable  Inflation  Factor VIF  tidak  melebihi  10,  tidak  terjadi multikolinieritas.
Nilai VIF untuk variabel Kondisi Internal Individual X
1
sebesar 1,021 10 dinyatakan  tidak  terjadi  gejala  multikolinieritas.  Untuk  variabel Aksesibilitas
X
2
nilai VIF sebesar 1,021 10 dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas. Sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  syarat  tidak  terjadinya  multikolinearitas
terpenuhi untuk dilanjutkan pada analisis regresi linear berganda. 3 Uji Heteroskedastisitas
Uji  heteroskedastisitas  merupakan pengujian  model  regresi  jika  terjadi ketidaksamaan  varians  dari  residual  satu  pengamatan  ke  pengamatan  lain.  Jika
varians  dari  residual  satu  pengamatan  ke  pengamatan  lain,  disebut homoskedastisitas,  dan  jika  varians  berbeda,  disebut  heteroskedastisitas.
Heterokedastisitas  menyebabkan  kesalahan  pengganggu  dalam  model  regresi perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
tidak sama untuk semua variabel independen. Heterokedastisitas  diketahui
dengan  meregresikan  antara  variabel independen  yaitu  kondisi  internal  X
1
dan Aksesibilitas X
2
terhadap  harga mutlak residual dari model persamaan regresi linear berganda. Syarat tidak terjadi
heteroskedastisitas  pada  masing  masing  variabel  independen  terhadap  variabel dependen dapat dilihat pada nilai signifikansinya, apabila nilai sig lebih besar dari
α = 5  maka  tidak  terjadi  heteroskedastisitasm  artinya  syarat  tidak  terjadi heteroskedastisitas dipenuhi.
Berdasarkan  perhitungan  dengan  menggunakan  bantuan  program  SPSS diketahui  hasil  nilai  signifikansi  dari  uji  parsial  variabel  X
1
Kondisi  internal sebesar  0,197  yang  lebih  besar  dari  0,05.  Demikian  juga  untuk  variabel  X
2
Aksesibilitas dengan nilai signifikansi sebesar 0,083 yang lebih besar dari 0,05. Sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  syarat  tidak  terjadinya  heteroskedastisitas
terpenuhi untuk dilanjutkan pada analisis regresi linear berganda. 4 Uji Linearitas
Uji  linearitas  bertujuan  untuk  mengetahui  apakah  dua  variabel mempunyai  hubungan  yang  linear  atau  tidak  secara  signifikan.  Uji  ini  biasanya
digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan pada taraf signifikansi
0,05. Dua  variabel  dikatakan  mempunyai  hubungan  yang  linear  bila  signifikansi Linearity  kurang  dari  0,05.  Pada  kasus  penelitian  ini  terdapat  dua  uji  linearitas
yaitu  :  1  linearitas  kondisi  internal  X
1
terhadap  keputusan  melanjutkan  atau perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
tidak  melanjutkan  Y  ;  2  linearitas aksesibilitas X
2
terhadap  keputusan melanjutkan atau tidak melanjutkan Y.
a Linearitas  kondisi  internal  X
1
terhadap  keputusan  melanjutkan  atau  tidak melanjutkan Y
Dari  output  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  nilai  signifikansi  pada Linearity sebesar  0,000.  Karena  signifikansi  kurang  dari  0,05  maka  dapat
disimpulkan  bahwa  antara  variabel  kondisi  internal  dan  keputusan melanjutkantidak melanjutkan sekolah terdapat hubungan yang linear.
b Linearitas aksesibilitas X
2
terhadap  keputusan  melanjutkan  melanjutkan sekolah Y.
Berdasarkan  hasil  perhitungan  uji  linearity  antara  X
2
dengan  Y  yang dikerjakan  dengan  program  SPSS
. Dari  output  di  atas  dapat  diketahui bahwa  nilai  signifikansi  pada  Linearity  sebesar  0,002.  Karena  signifikansi
kurang  dari  0,05  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  antara  variabel aksesibilitas dan  keputusan  melanjutkan melanjutkan  sekolah terdapat
hubungan yang linear. 5 Uji Otokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan dimana faktor pengganggu ei pada model berkorelasi dengan kesalahan pengganggu sebelumnya. Hal ini mengakibatkan
terjadinya Autokorelasi,
maka dapat
diperoleh nilai
bias dalam
mengestimasikan α
ditunjukkan  adanya  varian  yang  besar.  Metode  yang digunakan adalah analisis Run Test.
commit to user
Dari uji Run Test terlihat nilai Sig =0,716  0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi Otokorelasi.
b. Hasil Analisis Data Analisis  data  dalam  penelitian  ini  adalah  dengan  menggunakan  Regresi
Linier  berganda  untuk  hipotesis  pertama  hipotesis  kedua,  dan  hipotesis  ketiga sementara hipotesis keempat dalam penelitian ini menggunakan uji F. Selanjutnya
perhitungan dilakukan dengan penjabaran sebagai berikut: 1 Regresi Linier Berganda
Regresi  linier  adalah  suatu  teknik  statistik  untuk  mengetahui  seberapa besar  pengaruh  variabel  Kondisi  Internal  Individual  X
1
,  variabel Aksesibilitas X
2
,  terhadap  variabel  Motivasi  Siswa  Melanjutkan  Sekolah  Y.  Berdasarkan perhitungan  dengan  menggunakan  bantuan  program  SPSS. Berdasarkan  tabel
persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Y = 0,162 X
1
+ 0,155 X
2
+ ε
Urian dari persamaan di atas adalah sebagai berikut : a Uji koefisien variabel Kondisi internal
Dari hasil perhitungan dengan program SPSS diperoleh nilai koefisien variabel kondisi internal sebesar b
1
= 0.162. Hal ini menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan  kondisi  internal  siswa  sebesar  1  satuan  meningkatkan  keputusan
melanjutkan sebesar 0,162 16,2. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
b Uji koefisien variabel Aksesibilitas Dari hasil perhitungan dengan program SPSS diperoleh nilai koefisien variabel
aksesibilitas sebesar b
2
= 0,155. Berarti bahwa pada saat aksesibilitas X
2
naik 1  poin  berpengaruh  terhadap  variabel  keputusan  Siswa  Melanjutkan  Sekolah
Y sebesar 0,155 15,5. 2 Uji F
Uji  ini  digunakan  untuk  mengetahui  pengaruh  antara  variabel  bebas dengan variabel terikat secara bersama-sama. Dalam penelitian ini uji F dilakukan
untuk  mengetahui  pengaruh  variabel  Kondisi  Internal  Individual  X
1
,  variabel Aksesibilitas
X
2
,  secara  bersama  terhadap  variabel  keputusan  Siswa Melanjutkan  Sekolah  Y.  Berdasarkan  perhitungan  dengan  menggunakan
bantuan  program  SPSS  Lampiran   diketahui  nilai  F
hitung
sebesar  27,788 sementara nilai F
tabel
sebesar 3,09 atau 27,788  3,09 didukung nilai signifikansi sebesar 0,000  0,05 menunjukkan bahwa variabel Kondisi Internal X
1
, variabel Aksesibilitas X
2
, secara bersama berpengaruh terhadap variabel keputusan siswa Melanjutkan  Sekolah  Y  artinya  Kondisi  Internal  Individual, Aksesibilitas telah
mendukung keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah, berarti hipotesis 1 terbukti. 3 Uji t
Uji  ini  digunakan  untuk  mengetahui  pengaruh  antara  variabel  bebas dengan  variabel  terikat  secara  terpisah.  Berdasarkan  perhitungan  dengan
menggunakan  bantuan  program  SPSS  diuraikan  pengaruh  antara  variabel  bebas dengan  variabel  terikat  secara  terpisah  untuk  masing-masing  variabel  dalam
commit to user
penelitian ini sebagai berikut: a Uji t variabel Kondisi Internal Individual X
1
terhadap  variabel  keputusan siswa Melanjutkan Sekolah Y
Berdasarkan  uji  koefisien  dengan  T-test  diperoleh  nilai  sebesar  6,516 yang  lebih  besar  dari  T  tabel  sebesar  1,65.  Sedangkan  nilai  signifikansi  sebesar
0,000    0,05  menunjukkan  bahwa  Kondisi  Internal  Individual  berpengaruh terhadap  keputusan  Siswa  Melanjutkan  Sekolah.  Artinya  Kondisi  Internal
Individual yang diberikan telah mendukung Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah. b Uji  t  variabel Aksesibilitas X
2
,  terhadap  variabel  keputusan  Siswa Melanjutkan Sekolah Y
Berdasarkan  uji  koefisien  dengan  T-test  diperoleh  nilai  sebesar  4,524 yang  lebih  besar  dari  T  tabel  sebesar  1,65.  Sedangkan  nilai  signifikansi  sebesar
0,000   0,05  menunjukkan  bahwa Aksesibilitas berpengaruh  terhadap  keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah.
4 Uji koefisien Determinasi R
2
Koefisien  determinasi  merupakan  ukuran  untuk  mengetahui  kesesuaian atau  ketepatan  antara  nilai  dugaan  atau  garis  regresi  dengan  data  sampel.
Koefisien  deterninasi  di  definisikan  sebagai  bagian  keragaman  total  variabel  tak bebas  Y  variabel  yang  dipengaruhi  atau  variabel  dependen.  Yang  dapat
diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X variabel yang mempengaruhi  variabel  Y.  Semakin  besar  koefisien  determinasi  menunjukkan
semakin  baik  kemampuan  variabel  independen  menerangkan  variabel  dependen. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Dalam  uji  ini  digunakan  adjusted  R  square  dengan  program  SPSS  lampiran dengan  hasil  0,318  atau  sebesar  31,8.  Hasil  tersebut  menunjukkan  bahwa
variabel  Kondisi  Internal  Individual  X
1
,  variabel Aksesibilitas X
2
,  secara bersama  menerangkan  kesesuaiannya  terhadap  variabel  Keputusan  Siswa
Melanjutkan  Sekolah  Y  sebesar  31,8    sementara  sisanya  sebesar  68,2 disesuaikan  oleh  variabel  lain  dalam  mempengaruhi  variabel  keputusan  Siswa
Melanjutkan Sekolah Y. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
5 Uji Analisis Peta a Siswa yang melanjutkan ke SMA PGRI Kuwu
Gambar 13. Peta Siswa yang melanjutkan ke SMA PGRI Kuwu perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan  gambar  peta  diatas diketahui  bahwa:  siswa  yang
melanjutkan  ke  SMA  PGRI  Kuwu  sebanyak  2  siswa, semua berasal  dari Kelurahan Sambongbangi, dan jarak rumah siswa ke sekolah 4,4 Km.
Tabel 17. Data siswa yang melanjutkan ke SMA PGRI Kuwu Asal Siswa
Jarah Rumah ke Sekolah Km Jumlah Siswa
Kel. Sambongbangi 4,4
2
Dari data pada tabel diatas dapat dianalisis interaksi antara asal siswa dan sekolah tujuan siswa dengan rumus sebagai berikut.
= Keterangan:
I
12
= Interaksi antar wilayah 1 dan 2 P
1
= Jumlah siswa wilayah 1 P
2
= Jumlah siswa wilayah 2 J
12
= Jarak antara rumah dan sekolah a = suatu konstanta empirik a=1
b = Suatu eksponen jarak b = 2 Sehingga nilai interaksinya adalah sebagi berikut:
I
12
= 0,1033 Dari hasil uji analisis diatas dapat disimpulkan bahwa nilai interaksinya kecil.
commit to user
b Siswa yang melanjutkan ke SMA N 1 Gabus
Gambar 14. Peta Siswa yang Melanjutkan ke SMA N 1 Gabus perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan gambar peta diatas diketahui bahwa jumlah siswa yang melanjutkan ke SMA N 1 Gabus sebanyak 5 siswa dari 3 Kelurahan yang berbeda. Data siswa
yang melanjutkan ke SMA N 1 Gabus dapat ditabelkan sebagai berikut. Tabel 18. Siswa yang Melanjutkan ke SMA N 1 Gabus
Asal Siswa Jarah Rumah ke Sekolah Km
Jumlah Siswa Kel. Pandanharum
3,6 2
Kel. Tunggulrejo 2,8
1 Kel. Sambangbangi
6 2
Dari  data  pada  tabel  diatas  dapat  dianalisis  interaksi  antara  asal  siswa dan sekolah tujuan siswa dengan rumus sebagai berikut.
= Sehingga nilai interaksinya adalah sebagi berikut:
I
12
= 0,3374 Dari hasil uji analisis diatas dapat disimpulkan bahwa nilai interaksinya kecil.
commit to user
c Siswa yang melanjutkan ke SMA N 1 Kradenan
Gambar 15. Peta Siswa yang melanjutkan ke SMA N 1 Kradenan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan gambar peta diatas dikeathui bahwa jumlah siswa yang melanjutkan ke SMA N1 Kradenen sebanyak 12 siswa, data siswa yang
melanjutkan ke dapat dibuat tabel seperti berikut. Tabel 19. Data siswa yang melanjutkan ke SMA N 1 Kradenan
Asal Siswa Jarak Rumah ke Sekolah Km
Jumlah Siswa Kel. Kuwu
0,8 2
Kel. Kalisari 2
1 Kel. Banjardowo
3,2 4
Kel. Sambongbangi 4,8
5 Dari data pada tabel diatas dapat dianalisis interaksi antara asal siswa dan
sekolah tujuan siswa dengan rumus sebagai berikut. =
Sehingga nilai interaksinya adalah sebagi berikut: I
12
= 3,9826 Dari hasil uji analisis diatas dapat disimpulkan bahwa nilai interaksinya besar.
commit to user
d Siswa yang melanjutkan ke SMA NU Panunggalan
Gambar 16. Peta Siswa yang melanjutkan ke SMA NU Panunggalan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan  gambar  peta  siswa  yang  melanjutkan  ke  SMA  NU Panungalan diatas diketahui bahwa hanya ada 1 siswa yang melanjutkan ke SMA
Nu Panunggalan, yaitu berasal dari Kelurahan Banjardowo. Jarak rumah siswa ke sekolah sejauh 8,8 Km.
Tabel 20. data siswa yang melanjutkan ke SMA NU Panungalan Asal Siswa
Jarah Rumah ke Sekolah Km Jumlah Siswa
Kel. Banjardowo 8,8
1
Dari data pada tabel diatas dapat dianalisis interaksi antara asal siswa dan sekolah tujuan siswa dengan rumus sebagai berikut.
= Sehingga nilai interaksinya adalah sebagi berikut:
I
12
= 0,0129 Dari hasil uji analisis diatas dapat disimpulkan bahwa nilai interaksinya kecil.
commit to user
e Siswa yang melanjutkan ke SMK PGRI Kuwu
Gambar 17. Peta Siswa yang melanjutkan ke SMK PGRI Kuwu perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan gambar peta diatas diketahui bahwa siswa yang melanjutkan ke  SMK  PGRI  Kuwu  sebanyak  3  siswa.  Data  siswa  yang  melanjutkan  ke  SMK
PGRI Kuwu dapat dibuat table sebagai berikut. Tabel 21. Data siswa yang melanjutkan ke SMK PGRI Kuwu
Asal Siswa Jarak Rumah ke Sekolah
Jumlah Siswa Kel. Banjardowo
3,4 2
Kel. Sambongbangi 4
1
Dari data pada tabel diatas dapat dianalisis interaksi antara asal siswa dan sekolah tujuan siswa dengan rumus sebagai berikut.
= Sehingga nilai interaksinya adalah sebagi berikut:
I
12
= 0,2355 Dari hasil uji analisis diatas dapat disimpulkan bahwa nilai interaksinya kecil.
commit to user
f Siswa yang melanjutkan ke SMK Taruna Kuwu
Gambar 18. Peta Siswa yang melanjutkan ke SMK Taruna Kuwu perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan gambar peta siswa yang melanjutkan ke SMK Taruna Kuwu diatas  diketahui  bahwa  jumlah  siswa  yang  melanjutkan  ke  SMK  Taruna  Kuwu
sebanyak 9 siswa yang berasal dari 5 kelurahan berbeda. Selengkapnya data siswa yang melanjutkan ke SMK Taruna Kuwu dapat dilihat pada table dibawah ini.
Tabel 22. Data siswa yang melanjutkan ke SMK Taruna Kuwu Asal Siswa
Jarak Rumah ke Sekolah Km Jumlah Siswa
Kel. Banjardowo 2,8
3 Kel. Sambongbangi
4,8 1
Kel. Kalisari 2
2 Kel Karadenan
5,6 2
Kel. Tungulrejo 8,4
1 Dari data pada tabel diatas dapat dianalisis interaksi antara asal siswa dan
sekolah tujuan siswa dengan rumus sebagai berikut. =
Sehingga nilai interaksinya adalah sebagi berikut: I
12
= 1,0040 Dari hasil uji analisis diatas dapat disimpulkan bahwa nilai interaksinya besar.
Dari  semua  hasil  uji  analisis  persebaran  siswa  dalam  melanjutkan  sekolah  diatas dapat disimpulkan bahwa nilai interaksinya hampir semuanya kecil yaitu dibawah
angka  1  satu,  dan  nilai  interaksi  tertinggi  diangka  3,98  yaitu  siswa yang melanjutkan  ke  SMAN  1  Kradenen. Hal  ini  karena  jarak  antara  sekolah  yang
dituju dengan rumah siswa mempengaruhi motivasi melanjutkan dan hal ini juga diukur dari semakin besar angka  yang dihasilkan maka semakin tinggi pula nilai
interaksinya,  sebaliknya  apabila  nilai  yang  dihasilkan  kecil  maka  interaksinya juga kecil.
commit to user
2. Pembahasan
a. Kondisi Internal Individual dengan Keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah Berdasarkan  uji  koefisien  antara  kondisi  internal  individual  dan
keputusan siswa melanjutkan sekolah dengan menggunakan T-test diperoleh nilai sebesar  6,516  yang  lebih  besar  dari  T  tabel  sebesar  1,65.  Sedangkan  nilai
signifikansi sebesar 0,000  0,05 menunjukkan bahwa Kondisi Internal Individual berpengaruh  terhadap  keputusan  Siswa  Melanjutkan  Sekolah.  Korelasi  kondisi
internal  individual  yang  berupa  motivasi  siswa  dan  prestasi  akademik  dapat dijelaskan sebagai berikut.
1 Motivasi Motivasi  sebagai  sebagai  daya  upaya  yang  mendorong  seseorang  untuk
melakukan  sesuatu  Sardiman,  2005:  73.  Dalam  hal  belajar,  motivasi  diartikan sebagai  keseluruhan  daya  penggerak  dalam  diri  siswa  untuk  melakukan
serangkaian  kegiatan  belajar  guna  mencapai  tujuan  yang  telah  ditetapkan.. Motivasi siswa dapat timbul dari dalam diri siswa intrinsic dan dapat timbul dari
luar diri siswamotivasi ekstrinsik . Motif  sekunder,  merupakan  motif  yang  berkembang  akibat  adanya
pengalaman,  atau  dipelajari  Makmun,  2005:  37.  Motivasi  dalam  kategori  ini misalnya  anak  punya  keinginan  sekolah  karena  ingin  memperoleh  ilmu
pengetahuan  atau  ingin  mendapatkan  keterampilan  tertentu,  siswa  rajin  belajar tanpa  ada  suruhan  dari  orang  lain.  Sehingga  dengan  adanya  motivasi  ini  siswa
memiliki kemauan sendiri untuk belajar dan melanjutkan sekolahnya. Kegiatan  untuk  menumbuhkan  Motivasi  Siswa  Melanjutkan  Sekolah
commit to user
bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Rendahnya kepedulian orang tua dan guru, merupakan  salah  satu  penyebab  sulitnya  menumbuhkan  Motivasi  Siswa
Melanjutkan  Sekolah.  Hal  tersebut  tampak  dari  jumlah  siswa  yang  melanjutkan hanya  27  saja.  Fakta  yang  ada  selama  ini  di  SMP  Negeri  3  Kradenan
menunjukan  bahwa  ketika  ada  permasalahan  tentang  rendahnya  Motivasi  Siswa Melanjutkan  Sekolah,  guru  dan  orang  tua  kurang  memiliki  rasa  peduli  dengan
kondisi pendidikan anak kedepan. 2 Prestasi Akademik
Kemampuan  akademik  siswa  merupakan  fondasi  dasar  atau  sebagai kemampuan awal siswa untuk belajar atau memperoleh ilmu ditingkat selanjutnya
dalam hal ini untuk melanjutkan sekolah. Apabila prestasi akademik siswa tidak mencukupiu  kriteria  maka  siswa  akan  kesulitan  untuk  menyerap  ilmu  ditingkat
pendidikan  selanjutnya.  Bahkan  secara  formal,  siswa  yang  prestasi  akademiknya tidak  memenuhi  kriteria  yang  telah  ditetapkan  oleh  sekolah  tujuan  siswa
melanjutkan bisa berakibat siswa tersebut tidak diterima. Sehingga dalam hal ini prestasi  akademik  merupakan  salah  satu  faktor  penting  penentu  keputusan  siswa
melanjutkan sekolah. Berdasarkan  penjelasan  diatas,  berarti  secara  teori  terdapat  korelasi
antara  kondisi  internal  individual  yang  berupa  motivasi  siswa  dan  prestasi akademik dengan keputusan siswa melajutkan sekolah, dan secara kenyataan hal
tersebut terbukti seperti pada hasil analisis penelitian ini. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
b. Aksesibilitas dengan Keputusan Melanjutkan Sekolah Berdasarkan  uji  koefisien  antara aksesibilitas dan  keputusan  siswa
melanjutkan  sekolah  dengan  menggunakan  T-test  diperoleh  nilai  sebesar  4,524 yang  lebih  besar  dari  T  tabel  sebesar  1,65.  Sedangkan  nilai  signifikansi  sebesar
0,000  0,05, hal tersebut menunjukkan bahwa aksesibilitas berpengaruh terhadap keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah. Keterkaitan pengaruh antara aksesibilitas
dengan Keputusan Melanjutkan Sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut. Salah  satu  faktor  yang  mempengaruhi  keputusan  pilihan  siswa
melanjutkan  sekolah  atau  memilih  sekolah  adalah  tingkat  kemudahan  sekolah tujuan  dijangkau  oleh  siswa.  Hal  tersebut  dikenal  dengan  tingkat  aksesbilitas,
menurut  Magribi  1999  bahwa  aksesibilitas  adalah  ukuran  kemudahan  yang meliputi  waktu,  biaya,  dan  usaha  dalam  melakukan  perpindahan  antara  tempat-
tempat atau kawasan dari sebuah sistem. Dalam hal ini adalah adalah aksesbilitas antara rumah siswa dengan sekolah. Salah satu bagian aksesbilitas adalah adanya
sistem jaringan jalan. Semakin banyak sistem jaringan yang tersedia pada daerah tersebut maka
semakin mudah aksesibilitas yang didapat begitu pula sebaliknya Bintarto, 1989. Sehingga tingkat  aksesbilitas  antara  rumah  dan  sekolah  siswa  kan  sangat
berpengaruh terhadap tingkat keputusan siswa melanjutkan sekolah. Hal tersebut karena siswa lebih mudah mengakses sekolahnya sebagaimana diungkapkan oleh
Kartono  2001  bahwa  adanya  aksesibilitas  ini  diharapkan  dapat  mengatasi beberapa hambatan mobilitas, baik berhubungan dengan mobilitas fisik, misalnya
mengakses jalan raya, pertokoan, gedung perkantoran, sekolah, pusat kebudayaan, perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
lokasi  industri  dan  rekreasi  baik  aktivitas  non  fisik  seperti  kesempatan  untuk bekerja,  memperoleh  pendidikan,  mengakses  informasi,  mendapat  perlindungan
dan jaminan hukum. Selain  ada  tidaknya  jaringan  jalan,  faktor  yang  mempengaruhi  tingkat
aksesbilitas  adalah  jarak  rumah  siswa  kesekolah,  jenis  transportasi  yang digunakan  siswa  untuk  ke  sekolah,  dan  kondisi  jalan.  Hal  itu  secara  global
diungkapkan  oleh  Soewandi,  dkk.,  2007:  114-115  bahwa  mobilitas  pola perpindahan  manusia  dari  satu  tempat  ke  tempat  lain  dipengaruhi  oleh  faktor
yang  berhubungan  dengan:  1  Jarak  mutlak  dan  jarak  relatif  antara  satu  wilayah dan  wilayah  lainnya,  2  Biaya  angkutan  atau  biaya  transportasi  yang
memindahkan  manusia  dari  satu  tempat  ke  tempat  lain,  3  Kemudahan  dan kelancaran  prasarana  transportasi  antar  wilayah,  seperti  kondisi  jalan,  relief
wilayah yang dilewati, dan jumlah kendaraan sebagai sarana transportasi. Artinya secara Teoretis aksesibilitas memiliki  pengaruh  terhadap  keputusan  siswa
melanjutkan sekolah, dan secara kenyataan hal tersebut terbukti seperti pada hasil analisis penelitian ini.
commit to user
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN