B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan proses pengumpulan data penelitian hubungan variabel Keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah Y, variabel Kondisi Internal Individual
X
1
, dan variabel Aksesibilitas X
2
, diperoleh data sebagai berikut: a. Deskripsi Data
1 Keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah
Tabel 4. Keputusan Melanjutkan Sekolah No.
Indikator Jumlah
Persentase a.
Melanjutkan Sekolah 33
27 b.
Tidak Melanjutkan Sekolah
89 73
Total 122
100 Berdasarkan tabel 4 di atas diketahui gambaran data untuk variabel
keputusan melanjutkan sekolah sebagai berikut. Dan Variabel Keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah Y dengan sampel 122 orang, jumlah siswa yang
melanjutkan sebesar 33 anak, sedangkan yang tidak melanjutkan sejumlah 89 anak. Sebagain besar siswa lulusan SMP Negeri 3 Kradenan tidak melanjutkan
sekolah, nilai presentasi siswa yang tidak melanjutkan sekolah sebesar 73, sementara siswa yang melanjutkan sekolah hanya 27.
commit to user
2 Kondisi Internal Individual Kondisi internal individual pada penelitian ini berupa prestasi akademik
dan motivasi melanjutkan sekolah. Variabel Kondisi Internal Individual X
1
dengan sampel 122 orang. Dari data yang disajikan pada tabel 5 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut. Nilai rata-
rata prestasi belajar sebesar 6,75 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,69. Nilai rata-rata motivasi sebesar 106,2 dengan nilai standar deviasi 7,47.
Tabel 6. Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah No.
Skor Kriteria
Jumlah 1
35-62 Sangat rendah
2 63-90
Rendah 3
2,46 3
91-118 Sedang
113 92,62
4 119-146
Tinggi 6
4,92 5
147-175 Sangat tinggi
Tabel 6 diatas diperoleh dari jawaban kuesioner motivasi siswa melanjutkan sekolah. yang kemudian dapat dibuat diagram batang dibawah ini.
commit to user
Gambar 9. Diagram Batang Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah Dari diagram batang diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
motivasi siswa terdistribusi pada kategori sedang yaitu sebanyak 113 siswa. Pada kategori rendah sebanyak 3 siswa dan pada kategori tinggi sebanyak 6 siswa.
3 Aksesibilitas Berdasarkan data hasil penelitian pada variabel aksesibilitas, maka dapat
dirangkum dalam bentuk tabel seperti pada tabel 7 dibawah ini.
3 113
6 20
40 60
80 100
120
1
Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah
35-62 63-90 91-118 119-146 147-175
commit to user
Tabel 7. Aksesibilitas No
Indikator Jumlah
Persentase a.
b.
c. Transportasi
- Jalan kaki
- Sepeda
- Sepeda Motor
Kondisi Jalan -
Pasir batu -
Cor -
Aspal Jarak
- 0 sd 2 Km
- 3 sd 4 Km
- 5 Km
9 83
30
26 88
8
4 63
55 7
68 25
21 72
7
3 52
45
Variabel Aksesibilitas X
2
dengan sampel sebanyak 122 siswa. Dari segi sarana transportasi, siswa yang berjalan kaki ke sekolah sebanyak 9 anak 7,
siswa yang naik sepeda sebanyak 83 anak 68, dan siswa yang naik sepeda motor 30 anak 25. Dari segi kondisi jalan, sebanyak 26 siswa 21 dengan
kondisi jalan pasir batu, 88 siswa 72 dengan kondisi jalan cor, dan 8 siswa 7 dengan kondisi jalan aspal. Berdasarkan dari jarak rumah ke sekolah,
sebanyak 4 siswa 3 dengan jarak rumah ke sekolah kurang dari 2 Km, 63 siswa 52 dengan jarak antara 3-4 Km, dan 55 siswa 45 dengan jarak lebih
dari 5 Km. Untuk memberikan gambaran perbandingan kondisi aksesibilitas siswa maka data pada tabel diatas dibentuk menjadi diagram seperti pada gambar
dibawah ini. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan data pada tabel 7 diatas diketahui bahwa sebagain besar siswa menggunakan sarana transportasi sepeda untuk menuju ke sekolah, yaitu
sebanyak 68. Sebagaian besar kondisi jalan dari rumah siswa ke sekolah berupa jalan cor, yaitu sebanyak 72. Jarak rumah siswa ke sekolah sebagaian besar
berjarak rata-rata 3 sampai 4 kilometer, yaitu sebanyak 52.
2. Analisis Data
a. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada
analisis regresi linear berganda yang berbasis Ordinary Least Square OLS. Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa
persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten. Uji asumsi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, linearitas, dan otokorelasi.
1 Uji Normalitas Merupakan pengujian apakah dalam sebuah regresi, variabel dependen,
variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi datanya normal atau mendekati normal.
Pengujian yang digunakan adalah perhitungan skewness dan Kurtosis. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS diketahui
nilai Skewness dan Kurtosis tampak pada tabel di bawah: perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Terlihat bahwa nilai Asymp. Sig untuk uji normalitas data residual regresi linier berganda sebesar 0,099 yang lebih besar dari nilai α = 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal, sehingga syarat normalitas data untuk dilakukan uji regresi linear berganda dapat dilanjutkan.
2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah pengujian regresi untuk mengetahui
adatidaknya hubungan linier yang sempurna di antara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi yang digunakan Gujarati, 1995:30.
Apabila nilai Variable Inflation Factor VIF tidak melebihi 10, tidak terjadi multikolinieritas.
Nilai VIF untuk variabel Kondisi Internal Individual X
1
sebesar 1,021 10 dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas. Untuk variabel Aksesibilitas
X
2
nilai VIF sebesar 1,021 10 dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa syarat tidak terjadinya multikolinearitas
terpenuhi untuk dilanjutkan pada analisis regresi linear berganda. 3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas merupakan pengujian model regresi jika terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain, disebut homoskedastisitas, dan jika varians berbeda, disebut heteroskedastisitas.
Heterokedastisitas menyebabkan kesalahan pengganggu dalam model regresi perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
tidak sama untuk semua variabel independen. Heterokedastisitas diketahui
dengan meregresikan antara variabel independen yaitu kondisi internal X
1
dan Aksesibilitas X
2
terhadap harga mutlak residual dari model persamaan regresi linear berganda. Syarat tidak terjadi
heteroskedastisitas pada masing masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat pada nilai signifikansinya, apabila nilai sig lebih besar dari
α = 5 maka tidak terjadi heteroskedastisitasm artinya syarat tidak terjadi heteroskedastisitas dipenuhi.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS diketahui hasil nilai signifikansi dari uji parsial variabel X
1
Kondisi internal sebesar 0,197 yang lebih besar dari 0,05. Demikian juga untuk variabel X
2
Aksesibilitas dengan nilai signifikansi sebesar 0,083 yang lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa syarat tidak terjadinya heteroskedastisitas
terpenuhi untuk dilanjutkan pada analisis regresi linear berganda. 4 Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya
digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan pada taraf signifikansi
0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi Linearity kurang dari 0,05. Pada kasus penelitian ini terdapat dua uji linearitas
yaitu : 1 linearitas kondisi internal X
1
terhadap keputusan melanjutkan atau perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
tidak melanjutkan Y ; 2 linearitas aksesibilitas X
2
terhadap keputusan melanjutkan atau tidak melanjutkan Y.
a Linearitas kondisi internal X
1
terhadap keputusan melanjutkan atau tidak melanjutkan Y
Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada Linearity sebesar 0,000. Karena signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa antara variabel kondisi internal dan keputusan melanjutkantidak melanjutkan sekolah terdapat hubungan yang linear.
b Linearitas aksesibilitas X
2
terhadap keputusan melanjutkan melanjutkan sekolah Y.
Berdasarkan hasil perhitungan uji linearity antara X
2
dengan Y yang dikerjakan dengan program SPSS
. Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada Linearity sebesar 0,002. Karena signifikansi
kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel aksesibilitas dan keputusan melanjutkan melanjutkan sekolah terdapat
hubungan yang linear. 5 Uji Otokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan dimana faktor pengganggu ei pada model berkorelasi dengan kesalahan pengganggu sebelumnya. Hal ini mengakibatkan
terjadinya Autokorelasi,
maka dapat
diperoleh nilai
bias dalam
mengestimasikan α
ditunjukkan adanya varian yang besar. Metode yang digunakan adalah analisis Run Test.
commit to user
Dari uji Run Test terlihat nilai Sig =0,716 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi Otokorelasi.
b. Hasil Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Regresi
Linier berganda untuk hipotesis pertama hipotesis kedua, dan hipotesis ketiga sementara hipotesis keempat dalam penelitian ini menggunakan uji F. Selanjutnya
perhitungan dilakukan dengan penjabaran sebagai berikut: 1 Regresi Linier Berganda
Regresi linier adalah suatu teknik statistik untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel Kondisi Internal Individual X
1
, variabel Aksesibilitas X
2
, terhadap variabel Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah Y. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS. Berdasarkan tabel
persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Y = 0,162 X
1
+ 0,155 X
2
+ ε
Urian dari persamaan di atas adalah sebagai berikut : a Uji koefisien variabel Kondisi internal
Dari hasil perhitungan dengan program SPSS diperoleh nilai koefisien variabel kondisi internal sebesar b
1
= 0.162. Hal ini menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan kondisi internal siswa sebesar 1 satuan meningkatkan keputusan
melanjutkan sebesar 0,162 16,2. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
b Uji koefisien variabel Aksesibilitas Dari hasil perhitungan dengan program SPSS diperoleh nilai koefisien variabel
aksesibilitas sebesar b
2
= 0,155. Berarti bahwa pada saat aksesibilitas X
2
naik 1 poin berpengaruh terhadap variabel keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah
Y sebesar 0,155 15,5. 2 Uji F
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat secara bersama-sama. Dalam penelitian ini uji F dilakukan
untuk mengetahui pengaruh variabel Kondisi Internal Individual X
1
, variabel Aksesibilitas
X
2
, secara bersama terhadap variabel keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah Y. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan
bantuan program SPSS Lampiran diketahui nilai F
hitung
sebesar 27,788 sementara nilai F
tabel
sebesar 3,09 atau 27,788 3,09 didukung nilai signifikansi sebesar 0,000 0,05 menunjukkan bahwa variabel Kondisi Internal X
1
, variabel Aksesibilitas X
2
, secara bersama berpengaruh terhadap variabel keputusan siswa Melanjutkan Sekolah Y artinya Kondisi Internal Individual, Aksesibilitas telah
mendukung keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah, berarti hipotesis 1 terbukti. 3 Uji t
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat secara terpisah. Berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan bantuan program SPSS diuraikan pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat secara terpisah untuk masing-masing variabel dalam
commit to user
penelitian ini sebagai berikut: a Uji t variabel Kondisi Internal Individual X
1
terhadap variabel keputusan siswa Melanjutkan Sekolah Y
Berdasarkan uji koefisien dengan T-test diperoleh nilai sebesar 6,516 yang lebih besar dari T tabel sebesar 1,65. Sedangkan nilai signifikansi sebesar
0,000 0,05 menunjukkan bahwa Kondisi Internal Individual berpengaruh terhadap keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah. Artinya Kondisi Internal
Individual yang diberikan telah mendukung Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah. b Uji t variabel Aksesibilitas X
2
, terhadap variabel keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah Y
Berdasarkan uji koefisien dengan T-test diperoleh nilai sebesar 4,524 yang lebih besar dari T tabel sebesar 1,65. Sedangkan nilai signifikansi sebesar
0,000 0,05 menunjukkan bahwa Aksesibilitas berpengaruh terhadap keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah.
4 Uji koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan antara nilai dugaan atau garis regresi dengan data sampel.
Koefisien deterninasi di definisikan sebagai bagian keragaman total variabel tak bebas Y variabel yang dipengaruhi atau variabel dependen. Yang dapat
diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X variabel yang mempengaruhi variabel Y. Semakin besar koefisien determinasi menunjukkan
semakin baik kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Dalam uji ini digunakan adjusted R square dengan program SPSS lampiran dengan hasil 0,318 atau sebesar 31,8. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
variabel Kondisi Internal Individual X
1
, variabel Aksesibilitas X
2
, secara bersama menerangkan kesesuaiannya terhadap variabel Keputusan Siswa
Melanjutkan Sekolah Y sebesar 31,8 sementara sisanya sebesar 68,2 disesuaikan oleh variabel lain dalam mempengaruhi variabel keputusan Siswa
Melanjutkan Sekolah Y. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
5 Uji Analisis Peta a Siswa yang melanjutkan ke SMA PGRI Kuwu
Gambar 13. Peta Siswa yang melanjutkan ke SMA PGRI Kuwu perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan gambar peta diatas diketahui bahwa: siswa yang
melanjutkan ke SMA PGRI Kuwu sebanyak 2 siswa, semua berasal dari Kelurahan Sambongbangi, dan jarak rumah siswa ke sekolah 4,4 Km.
Tabel 17. Data siswa yang melanjutkan ke SMA PGRI Kuwu Asal Siswa
Jarah Rumah ke Sekolah Km Jumlah Siswa
Kel. Sambongbangi 4,4
2
Dari data pada tabel diatas dapat dianalisis interaksi antara asal siswa dan sekolah tujuan siswa dengan rumus sebagai berikut.
= Keterangan:
I
12
= Interaksi antar wilayah 1 dan 2 P
1
= Jumlah siswa wilayah 1 P
2
= Jumlah siswa wilayah 2 J
12
= Jarak antara rumah dan sekolah a = suatu konstanta empirik a=1
b = Suatu eksponen jarak b = 2 Sehingga nilai interaksinya adalah sebagi berikut:
I
12
= 0,1033 Dari hasil uji analisis diatas dapat disimpulkan bahwa nilai interaksinya kecil.
commit to user
b Siswa yang melanjutkan ke SMA N 1 Gabus
Gambar 14. Peta Siswa yang Melanjutkan ke SMA N 1 Gabus perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan gambar peta diatas diketahui bahwa jumlah siswa yang melanjutkan ke SMA N 1 Gabus sebanyak 5 siswa dari 3 Kelurahan yang berbeda. Data siswa
yang melanjutkan ke SMA N 1 Gabus dapat ditabelkan sebagai berikut. Tabel 18. Siswa yang Melanjutkan ke SMA N 1 Gabus
Asal Siswa Jarah Rumah ke Sekolah Km
Jumlah Siswa Kel. Pandanharum
3,6 2
Kel. Tunggulrejo 2,8
1 Kel. Sambangbangi
6 2
Dari data pada tabel diatas dapat dianalisis interaksi antara asal siswa dan sekolah tujuan siswa dengan rumus sebagai berikut.
= Sehingga nilai interaksinya adalah sebagi berikut:
I
12
= 0,3374 Dari hasil uji analisis diatas dapat disimpulkan bahwa nilai interaksinya kecil.
commit to user
c Siswa yang melanjutkan ke SMA N 1 Kradenan
Gambar 15. Peta Siswa yang melanjutkan ke SMA N 1 Kradenan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan gambar peta diatas dikeathui bahwa jumlah siswa yang melanjutkan ke SMA N1 Kradenen sebanyak 12 siswa, data siswa yang
melanjutkan ke dapat dibuat tabel seperti berikut. Tabel 19. Data siswa yang melanjutkan ke SMA N 1 Kradenan
Asal Siswa Jarak Rumah ke Sekolah Km
Jumlah Siswa Kel. Kuwu
0,8 2
Kel. Kalisari 2
1 Kel. Banjardowo
3,2 4
Kel. Sambongbangi 4,8
5 Dari data pada tabel diatas dapat dianalisis interaksi antara asal siswa dan
sekolah tujuan siswa dengan rumus sebagai berikut. =
Sehingga nilai interaksinya adalah sebagi berikut: I
12
= 3,9826 Dari hasil uji analisis diatas dapat disimpulkan bahwa nilai interaksinya besar.
commit to user
d Siswa yang melanjutkan ke SMA NU Panunggalan
Gambar 16. Peta Siswa yang melanjutkan ke SMA NU Panunggalan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan gambar peta siswa yang melanjutkan ke SMA NU Panungalan diatas diketahui bahwa hanya ada 1 siswa yang melanjutkan ke SMA
Nu Panunggalan, yaitu berasal dari Kelurahan Banjardowo. Jarak rumah siswa ke sekolah sejauh 8,8 Km.
Tabel 20. data siswa yang melanjutkan ke SMA NU Panungalan Asal Siswa
Jarah Rumah ke Sekolah Km Jumlah Siswa
Kel. Banjardowo 8,8
1
Dari data pada tabel diatas dapat dianalisis interaksi antara asal siswa dan sekolah tujuan siswa dengan rumus sebagai berikut.
= Sehingga nilai interaksinya adalah sebagi berikut:
I
12
= 0,0129 Dari hasil uji analisis diatas dapat disimpulkan bahwa nilai interaksinya kecil.
commit to user
e Siswa yang melanjutkan ke SMK PGRI Kuwu
Gambar 17. Peta Siswa yang melanjutkan ke SMK PGRI Kuwu perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan gambar peta diatas diketahui bahwa siswa yang melanjutkan ke SMK PGRI Kuwu sebanyak 3 siswa. Data siswa yang melanjutkan ke SMK
PGRI Kuwu dapat dibuat table sebagai berikut. Tabel 21. Data siswa yang melanjutkan ke SMK PGRI Kuwu
Asal Siswa Jarak Rumah ke Sekolah
Jumlah Siswa Kel. Banjardowo
3,4 2
Kel. Sambongbangi 4
1
Dari data pada tabel diatas dapat dianalisis interaksi antara asal siswa dan sekolah tujuan siswa dengan rumus sebagai berikut.
= Sehingga nilai interaksinya adalah sebagi berikut:
I
12
= 0,2355 Dari hasil uji analisis diatas dapat disimpulkan bahwa nilai interaksinya kecil.
commit to user
f Siswa yang melanjutkan ke SMK Taruna Kuwu
Gambar 18. Peta Siswa yang melanjutkan ke SMK Taruna Kuwu perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan gambar peta siswa yang melanjutkan ke SMK Taruna Kuwu diatas diketahui bahwa jumlah siswa yang melanjutkan ke SMK Taruna Kuwu
sebanyak 9 siswa yang berasal dari 5 kelurahan berbeda. Selengkapnya data siswa yang melanjutkan ke SMK Taruna Kuwu dapat dilihat pada table dibawah ini.
Tabel 22. Data siswa yang melanjutkan ke SMK Taruna Kuwu Asal Siswa
Jarak Rumah ke Sekolah Km Jumlah Siswa
Kel. Banjardowo 2,8
3 Kel. Sambongbangi
4,8 1
Kel. Kalisari 2
2 Kel Karadenan
5,6 2
Kel. Tungulrejo 8,4
1 Dari data pada tabel diatas dapat dianalisis interaksi antara asal siswa dan
sekolah tujuan siswa dengan rumus sebagai berikut. =
Sehingga nilai interaksinya adalah sebagi berikut: I
12
= 1,0040 Dari hasil uji analisis diatas dapat disimpulkan bahwa nilai interaksinya besar.
Dari semua hasil uji analisis persebaran siswa dalam melanjutkan sekolah diatas dapat disimpulkan bahwa nilai interaksinya hampir semuanya kecil yaitu dibawah
angka 1 satu, dan nilai interaksi tertinggi diangka 3,98 yaitu siswa yang melanjutkan ke SMAN 1 Kradenen. Hal ini karena jarak antara sekolah yang
dituju dengan rumah siswa mempengaruhi motivasi melanjutkan dan hal ini juga diukur dari semakin besar angka yang dihasilkan maka semakin tinggi pula nilai
interaksinya, sebaliknya apabila nilai yang dihasilkan kecil maka interaksinya juga kecil.
commit to user
2. Pembahasan
a. Kondisi Internal Individual dengan Keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah Berdasarkan uji koefisien antara kondisi internal individual dan
keputusan siswa melanjutkan sekolah dengan menggunakan T-test diperoleh nilai sebesar 6,516 yang lebih besar dari T tabel sebesar 1,65. Sedangkan nilai
signifikansi sebesar 0,000 0,05 menunjukkan bahwa Kondisi Internal Individual berpengaruh terhadap keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah. Korelasi kondisi
internal individual yang berupa motivasi siswa dan prestasi akademik dapat dijelaskan sebagai berikut.
1 Motivasi Motivasi sebagai sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu Sardiman, 2005: 73. Dalam hal belajar, motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan
serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.. Motivasi siswa dapat timbul dari dalam diri siswa intrinsic dan dapat timbul dari
luar diri siswamotivasi ekstrinsik . Motif sekunder, merupakan motif yang berkembang akibat adanya
pengalaman, atau dipelajari Makmun, 2005: 37. Motivasi dalam kategori ini misalnya anak punya keinginan sekolah karena ingin memperoleh ilmu
pengetahuan atau ingin mendapatkan keterampilan tertentu, siswa rajin belajar tanpa ada suruhan dari orang lain. Sehingga dengan adanya motivasi ini siswa
memiliki kemauan sendiri untuk belajar dan melanjutkan sekolahnya. Kegiatan untuk menumbuhkan Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah
commit to user
bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Rendahnya kepedulian orang tua dan guru, merupakan salah satu penyebab sulitnya menumbuhkan Motivasi Siswa
Melanjutkan Sekolah. Hal tersebut tampak dari jumlah siswa yang melanjutkan hanya 27 saja. Fakta yang ada selama ini di SMP Negeri 3 Kradenan
menunjukan bahwa ketika ada permasalahan tentang rendahnya Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah, guru dan orang tua kurang memiliki rasa peduli dengan
kondisi pendidikan anak kedepan. 2 Prestasi Akademik
Kemampuan akademik siswa merupakan fondasi dasar atau sebagai kemampuan awal siswa untuk belajar atau memperoleh ilmu ditingkat selanjutnya
dalam hal ini untuk melanjutkan sekolah. Apabila prestasi akademik siswa tidak mencukupiu kriteria maka siswa akan kesulitan untuk menyerap ilmu ditingkat
pendidikan selanjutnya. Bahkan secara formal, siswa yang prestasi akademiknya tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh sekolah tujuan siswa
melanjutkan bisa berakibat siswa tersebut tidak diterima. Sehingga dalam hal ini prestasi akademik merupakan salah satu faktor penting penentu keputusan siswa
melanjutkan sekolah. Berdasarkan penjelasan diatas, berarti secara teori terdapat korelasi
antara kondisi internal individual yang berupa motivasi siswa dan prestasi akademik dengan keputusan siswa melajutkan sekolah, dan secara kenyataan hal
tersebut terbukti seperti pada hasil analisis penelitian ini. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
b. Aksesibilitas dengan Keputusan Melanjutkan Sekolah Berdasarkan uji koefisien antara aksesibilitas dan keputusan siswa
melanjutkan sekolah dengan menggunakan T-test diperoleh nilai sebesar 4,524 yang lebih besar dari T tabel sebesar 1,65. Sedangkan nilai signifikansi sebesar
0,000 0,05, hal tersebut menunjukkan bahwa aksesibilitas berpengaruh terhadap keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah. Keterkaitan pengaruh antara aksesibilitas
dengan Keputusan Melanjutkan Sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut. Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pilihan siswa
melanjutkan sekolah atau memilih sekolah adalah tingkat kemudahan sekolah tujuan dijangkau oleh siswa. Hal tersebut dikenal dengan tingkat aksesbilitas,
menurut Magribi 1999 bahwa aksesibilitas adalah ukuran kemudahan yang meliputi waktu, biaya, dan usaha dalam melakukan perpindahan antara tempat-
tempat atau kawasan dari sebuah sistem. Dalam hal ini adalah adalah aksesbilitas antara rumah siswa dengan sekolah. Salah satu bagian aksesbilitas adalah adanya
sistem jaringan jalan. Semakin banyak sistem jaringan yang tersedia pada daerah tersebut maka
semakin mudah aksesibilitas yang didapat begitu pula sebaliknya Bintarto, 1989. Sehingga tingkat aksesbilitas antara rumah dan sekolah siswa kan sangat
berpengaruh terhadap tingkat keputusan siswa melanjutkan sekolah. Hal tersebut karena siswa lebih mudah mengakses sekolahnya sebagaimana diungkapkan oleh
Kartono 2001 bahwa adanya aksesibilitas ini diharapkan dapat mengatasi beberapa hambatan mobilitas, baik berhubungan dengan mobilitas fisik, misalnya
mengakses jalan raya, pertokoan, gedung perkantoran, sekolah, pusat kebudayaan, perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
lokasi industri dan rekreasi baik aktivitas non fisik seperti kesempatan untuk bekerja, memperoleh pendidikan, mengakses informasi, mendapat perlindungan
dan jaminan hukum. Selain ada tidaknya jaringan jalan, faktor yang mempengaruhi tingkat
aksesbilitas adalah jarak rumah siswa kesekolah, jenis transportasi yang digunakan siswa untuk ke sekolah, dan kondisi jalan. Hal itu secara global
diungkapkan oleh Soewandi, dkk., 2007: 114-115 bahwa mobilitas pola perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lain dipengaruhi oleh faktor
yang berhubungan dengan: 1 Jarak mutlak dan jarak relatif antara satu wilayah dan wilayah lainnya, 2 Biaya angkutan atau biaya transportasi yang
memindahkan manusia dari satu tempat ke tempat lain, 3 Kemudahan dan kelancaran prasarana transportasi antar wilayah, seperti kondisi jalan, relief
wilayah yang dilewati, dan jumlah kendaraan sebagai sarana transportasi. Artinya secara Teoretis aksesibilitas memiliki pengaruh terhadap keputusan siswa
melanjutkan sekolah, dan secara kenyataan hal tersebut terbukti seperti pada hasil analisis penelitian ini.
commit to user
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN