Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung
Page 11
NO PRIORITAS
SASARAN
8. Persentase Peningkatan produk pangan segar
yang tersertifikasi 9.
Persentase Tingkat keamanan pangan segar yang diuji
2.2 Perjanjian Kinerja PK PerubahanTahun2015
Dokumen Perjanjian Kinerja PK merupakan dokumen pernyataan atau kesepakatan atau perjanjian antara atasan dan bawahan untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan suatu
instansi. Dokumen ini memuat sasaran strategis, indikator kinerja utama beserta target kinerja dan anggaran. Penyusunan PK 2015 dilakukan dengan mengacu kepada RPJMD, RKPD 2015,
IKU dan APBD.
Tabel 5. Perjanjian Kinerja Perubahan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2015
No. Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target
1. Terpenuhinya
kebutuhan konsumsi
pangan yang
beragam, bergizi, seimbang dan aman untuk memenuhi
kecukupan energi per kapita 1.
Skor Pola Pangan Harapan PPH Ketersediaan
2. Persentase Penurunan Jumlah
Penduduk Rawan
Pangan thn
3. Harga Gabah Kering Panen
GKP di Tingkat produsen Rp.Kg
4. Koefisien
Variasi Pangan
beras di tingkat konsumen CV
5. Skor Pola Pangan Harapan
PPH Konsumsi 6.
Jumlah Konsumsi
Energi kkalkaphr
7. Jumlah
Konsumsi Protein
grkaphari 8.
Persentase Peningkatan Produk Pangan
Segar yang
Tersertifikasi 9.
Persentase Tingkat Keamanan Pangan Segar yang di Uji
87,52 1
≥ HPP
CV 10 84,1
2.004 56,1
10 80 dibawah
ambang batas
Program : 1.
Pelayanan Administrasi Perkantoran 2.
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Peningkatan Disiplin Aparatur
Anggaran Rp. 827.560.810,-
Rp. 185.782.000,-
Rp. 93.128.000,- Keterangan
APBD APBD
APBD
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung
Page 12
4. Peningkatan Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian
Kinerja dan
Keuangan 5.
Peningkatan Diversifikasi
dan Peningkatan Ketahanan Pangan
Rp. 177.841.000,-
Rp. 4.988.314.500,- APBD
APBD
J u m l a h APBD Rp. 6.272.626.310,-
6. Peningkatan
Diversifikasi dan
Ketahanan Pangan Masyarakat Rp. 13.071.726.000,-
APBN
J u m l a h APBN Rp. 13.071.726.000,-
T O T A L Rp. 19.344.352.310,-
2.2.1 Rencana Anggaran Tahun 2015 Jumlah Anggaran untuk Badan Ketahanan Pangan provinsi Lampung tahun 2015
sebesar Rp. 12.126.296.880,- yang digunakan untuk membiayai Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung, secara rinci rencana anggaran Belanja Tidak Langsung dan
Belanja Langsung dapat dillihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 6. Rencana Belanja Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2015
No. Uraian
Rencana
1. 2.
Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung
5.853.670.570 6.272.626.310
48,27 51,73
J u m l a h 12.126.296.880
100
Sumber : DPA Perubahan BKPD TA. 2015
Alokasi anggaran Belanja Langsung Tahun Anggaran 2015 yang dialokasikan untuk membiayai program pendukung kelancaran kegiatan yang langsung mendukung
pencapaian sasaran BKPD Provinsi Lampung, sebagai berikut:
Tabel 7. Alokasi Anggaran Rutin Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung
No. Program
Anggaran Rp. Program Pendukung Rutin
1. 2.
3. 4.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
capaian Kinerja dan Keuangan 827.560.810
185.782.000 93.128.000
177.841.000 13,19
2,96 1,48
2,84
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung
Page 13
Program Pencapaian Sasaran 1.
Program Peningkatan Diversifikasi dan Peningkatan Ketahanan Pangan
4.988.314.500 79,53
J u m l a h
6.272.626.310 100
Alokasi anggaran Belanja Langsung Tahun Anggaran 2015 yang dialokasikan untuk membiayai kegiatan kegiatan prioritas yang langsung mendukung pencapaian sasaran
pembangunan adalah sebagai berikut :
Tabel 8. Alokasi per Sasaran Pembangunan Tahun Anggaran 2015
No. Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Anggaran
1. Terpenuhinya
kebutuhan konsumsi pangan yang beragam,
bergizi, seimbang dan aman untuk memenuhi
kecukupan energi per kapita
1. Skor
Pola Pangan
Harapan PPH
Konsumsi 2.
Jumlah Konsumsi
Energi kkalkaphr 3.
Jumlah Konsumsi
Protein grkaphari 4.
Skor Pola
Pangan Harapan
PPH Ketersediaan
5. Persentase
Penurunan Jumlah
Penduduk Rawan Pangan thn
6. Harga Gabah Kering
Panen GKP
di Tingkat
produsen Rp.Kg
7. Koefisien
Variasi Pangan
beras di
tingkat konsumen CV 8.
Persentase Peningkatan Produk Pangan Segar
yang Tersertifikasi 9.
Persentase Tingkat
Keamanan Pangan
Segar yang di Uji 827.442.000
559.604.500
327.860.000
2.855.514.000
417.894.000 16,59
11,22
6,57
57,24
8,38
J U M L A H 4.988.314.500
100
Pada tabel di atas, jumlah anggaran untuk programkegiatan sebesar Rp. 4.988.314.500, untuk pencapaian indikator penurunan jumlah penduduk rawan pangan dibiayai dengan
anggaran sebesar 11,22, untuk pencapaian indikator Skor Pola Pangan Harapan PPH ketersediaan, Skor Pola Pangan Harapan PPH konsumsi, Konsumsi Energi dan
Indikator Konsumsi Protein dibiayai dengan anggaran sebesar 16,59, untuk pencapaian indikator Harga Gabah Di Tingkat Produsen dan Harga Beras di Tingkat
Konsumen di biayai dengan anggaran 6,57 dan untuk pencapaian indikator Peningkatan Produk Pangan Segar yang Tersertifikasisebesar 57,24 karena
didalamnya termasuk dana DAK untuk pembangunan gedung Laboratorium dan gedung UPT Balai Sertifikasi Mutu dan Keamanan Pangan. Sementara untuk pencapaian target
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung
Page 14
indikator Tingkat Keamanan Pangan Segar yang di Uji dibiayai dengan anggaran 8,38 dari anggaran kegiatan untuk pencapaian indikator Program Peningkatan Diversifikasi
dan Peningkatan Ketahanan Pangan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung
Page 15
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Pendekatan manajemen pembangunan berbasis kinerja, yang utama adalah bahwa pembangunan diorientasikan pada pencapaian menuju perubahan yang lebih baik. Hal
ini mengandaikan bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan programkegiatan yang sudah direncanakan.Esensi dari manajemen pembangunan
berbasis kinerja adalah orientasi untuk mendorong perbaikan, dimana programkegiatan dan sumber daya anggaran adalah alat yang dipakai untuk mencapai rumusan perubahan,
baik pada level keluaran, hasil maupun dampak. Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip Good Govermance dimana salah satu pilarnya, yaitu akuntabilitas, akan
menunjukkan sejauh mana sebuah instansi pemerintahan telah memenuhi tugas dan mandatnya dalam penyediaan layanan public yang langsung bisa dirasakan hasilnya oleh
masyarakat, sehingga pengendalian dan pertanggungjawaban programkegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada public
telah dicapai. Dalam hal ini, Laporan Kinerja pemerintah merupakan bentuk realisasi kinerja dari
pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam pemyusunan laporan
kinerja adalah pegukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja Permenpan Nomor 53 tahun 2014 tentang
petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah.
Sedangkan untuk skala penilaian terhadap kinerja pemerintah, menggunakan pijakan Permendagri No. 54 tahun 2010, sebagai berikut :
No. Interval Nilai Realisasi
Kinerja Kriteria Penilaian Realisasi
Kinerja Kode
1. 91 ≤
Sangat Tinggi 2.
76 ≤ 90 Tinggi
3. 66 ≤ 75
Sedang 4.
51 ≤ 65 Rendah
5. ≤ 50
Sanngat Rendah