Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Implant Dengan Motivasi Ibu Memakai Implant di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMPLANT DENGAN MOTIVASI IBU MEMAKAI IMPLANT

DI PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN TAHUN 2014

AYU AZHAR HUDYANTI 135102138

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

PERNYATAAN PERSETUJUAN SIDANG KARYA TULIS ILMIAH

NAMA : Ayu Azhar Hudyanti NIM : 135102138

JUDUL : Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Implant Dengan Motivasi Ibu Memakai Implant Di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut diatas disetujui untuk mengikuti ujian sidang sidang hasil KTI

Medan, 30 Juni 2014 Pembimbing

NIP: 140189059


(3)

(4)

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Implant Dengan Motivasi Ibu Memakai Implant Di Puskesmas Padang Bulan Medan

Tahun 2014 ABSTRAK Ayu Azhar Hudyanti

Latar belakang: Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) yang lebih dikenal dengan implant sebagai alat kontrasepsi efektif mempunyai angka kegagalan yang rendah yaitu 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan dapat menekan jumlah kelahiran sehingga mempengaruhi. Akseptor KB baru untuk semua alat kontrasepsi di Puskesmas Padang Bulan Medan dari periode Januari – November 2013 sebanyak 243 akseptor KB dan hanya terdapat 4 orang atau sekitar 1,64% akseptor implant.

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang implant dengan motivasi ibu memakai implant di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik korelasi, dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling sebanyak 89 responden. Analisis data yang digunakan adalah person chi-square pada tingkat kemaknaan 95% CI (p<0,05).

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok motivasi positif yang pengetahuan baik 10 responden (62,5%), pengetahuan cukup 10 responden (30,3%) dan pada pengetahuan kurang 5 responden (12,5%). Sedangkan pada kelompok motivasi negatif yang pengetahuan baik 6 responden (37,5%), pengetahuan cukup 23 responden (69,7%) dan pada pengetahuan kurang 35 responden (87,5%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p 0,001, yang artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang implant dengan motivasi ibu memakai implant.

Kesimpulan: Penelitian membuktikan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu tentang implant dengan motivasi ibu memakai implant, maka disarankan kepada tenaga kesehatan agar memberikan informasi dengan cara penyuluhan kepada ibu pasangan usia subur tentang MKJP khususnya implant.


(5)

KATA PENGANTAR Bismillahirohmanirohim………..

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya diberi nikmat kesehatan, kekuatan, keterbukaan hati dan pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Implant Dengan Motivasi Ibu Memakai Implant Di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014” yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Sumatera Utara

Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan baik materil mau pun moril dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1.dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2.Nur Asnah Sitohang, S.Kep.Ns.M.Kep selaku Kepala Pendidikkan D-IV Kebidanan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3.Dr. dr. Sarma N.Lumbanraja,SpOG.(K)selaku dosen pembimbing yang telah senantiasa sabar dalam membantu dan memberi bimbingan kepada penulis selama penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah.

4.Dr. Rehulina Ginting, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Padang Bulan Medan yang memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014.

5.Diah Lestari Nasution, SST, M.Keb dosen penguji I yang telah memberikan arahan dan masukkan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah.


(6)

6.Hj. Idau Ginting, SST, M.Kes selaku dosen penguji II yang telah memberikan arahan dan masukkan dalam penulisan karya tulis ilmiah.

7.Seluruh dosen staf dan pegawai Administrasi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawtan Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama dalam perkuliahan sehingga penulis mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah.

8.Teristimewa buat Ayahanda tercinta Rifa Harianto yang senantiasa memberi motivasi dan spiritual kepada saya dan Ibunda tercinta Rosmawati yang tak henti-hentinya mendoakan saya hingga saya bisa seperti sekarang dan menjadi yang lebih baik kedepannya. Kepada yang tersayang Kakanda Faris Setiawan Lubis, adinda Bella Arisfa Riyanti, Alfandi Hardiyansah dan sahabat saya Ratna Astuti yang sangat saya sayangi terima kasih atas doa, dukungan moril, kasih sayang dan pengorbanannya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

9.Teman-teman D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Sumatera Utara, terima kasih atas bantuan dan dukungannya kepada penulis sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak serta bagi penulis khususnya. Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya dan melindungi kita semua.

Amin ya Rabbal Alaminn. . .

Medan, 30 Juni 2014

Penulis Ayu Azhar Hudyanti 135102138


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR SKEMA ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

1. Tujuan Umum ... 6

2. Tujuan Khusus ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

1. Bagi Akseptor KB ... 6

2. Bagi Tempat Penelitian ... 6

3. Bagi Bagi Institusi Pendidikan ... 7

4. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Konsep Pengetahuan ... 8

B. Implant... ... 9

1. Pengertian AKB / Implant... 9


(8)

3. Jenis Implant... 10

4. Cara Kerja Implant... 11

5. Efektivitas... 11

6. Efek Samping Implant... 12

7. Efek Samping dan Penanganannya... 12

8. Keuntungan Kontrasepsi... 14

9. Keuntungan Non Kontrasepsi... 14

10.Kerugian / Keterbatasan Implant... 15

11.Wanita Yang Boleh Menggunakan Implant... 16

12.Wanita Yang Tidak Boleh Menggunakan Implant... 16

13.Waktu Mulai Menggunakan Implant... 17

14.Jadwal Kunjungan Kembali Ke Klinik... 18

15.Instruksi Untuk Klien... 19

16.Informasi Lain Yang Perlu Disampaikan... 20

C. Motivasi ... 21

1. Pengertian Motivasi... 21

2. Jenis – jenis motivasi... 22

3. Metode Peningkatan Motivasi... 22

BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 23

A. Kerangka Konsep ... 23

B. Defenisi Operasional ... 24

BAB IV METODE PENELITIAN ... 25

A. Desain Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel ... 26


(9)

D. Pertimbangan Etik Penelitian ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 28

F. Validitas dan Reabilitas... 31

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 31

H. Metode Pengolahan Data... 32

I. Analisis Data... ... 33

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Hasil Penelitian ... 34

B. Pembahasan ... 36

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil ... 37

2. Keterbatasan Penelitian ... 41

3. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan ... 42

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 43

A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 44 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

Keterangan

Halaman

Tabel 4.1. Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan... 28 Tabel 4.2. Kisi – kisi Kuesioner Motivasi………... 29 Tabel 4.3. Perhitungan Motivasi Variabel Dependen………... 29

Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang Implant Di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014... 35 Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Ibu Tentang Implant Di

Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014... 36 Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang Implant

Dengan Motivasi Ibu Memakai Implant Di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014... 36


(11)

DAFTAR SKEMA

Keterangan Halaman


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Keterangan

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Responden. Lampiran 2 : Lembar Informed Consent.

Lampiran 3 : Lembar Kuesioner. Lampiran 4 : Lembar Protap Penelitian Lampiran 5 : Master Data Penelitian Lampiran 6 : Hasil Out Put Data Penelitian

Lampiran 7 : Pernyataan Persetujuan Dilakukan Sidang. Lampiran 8 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah.

Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Lampiran 10 : Surat Balasan Dari Dinas Kesehatan Kota Medan DiTujukan Kepada Puskesmas Padang Bulan Medan untuk Izin Pengambilan Data.

Lampiran 11 : Surat Balasan Izin Penelitian Dari Puskesmas Padang Bulan. Lampiran 12 : Daftar Riwayat Hidup.


(13)

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Implant Dengan Motivasi Ibu Memakai Implant Di Puskesmas Padang Bulan Medan

Tahun 2014 ABSTRAK Ayu Azhar Hudyanti

Latar belakang: Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) yang lebih dikenal dengan implant sebagai alat kontrasepsi efektif mempunyai angka kegagalan yang rendah yaitu 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan dapat menekan jumlah kelahiran sehingga mempengaruhi. Akseptor KB baru untuk semua alat kontrasepsi di Puskesmas Padang Bulan Medan dari periode Januari – November 2013 sebanyak 243 akseptor KB dan hanya terdapat 4 orang atau sekitar 1,64% akseptor implant.

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang implant dengan motivasi ibu memakai implant di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik korelasi, dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling sebanyak 89 responden. Analisis data yang digunakan adalah person chi-square pada tingkat kemaknaan 95% CI (p<0,05).

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok motivasi positif yang pengetahuan baik 10 responden (62,5%), pengetahuan cukup 10 responden (30,3%) dan pada pengetahuan kurang 5 responden (12,5%). Sedangkan pada kelompok motivasi negatif yang pengetahuan baik 6 responden (37,5%), pengetahuan cukup 23 responden (69,7%) dan pada pengetahuan kurang 35 responden (87,5%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p 0,001, yang artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang implant dengan motivasi ibu memakai implant.

Kesimpulan: Penelitian membuktikan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu tentang implant dengan motivasi ibu memakai implant, maka disarankan kepada tenaga kesehatan agar memberikan informasi dengan cara penyuluhan kepada ibu pasangan usia subur tentang MKJP khususnya implant.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kependudukan atau demografi merupakan ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya, ukuran, struktur dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan (Meilaini, 2010 ; 13).

Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar antara 2,15 % - 2,49 % per tahun. Tingkat pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu : kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi) (Noviawati, 2011 ; 25).

Hasil Sensus penduduk 2010 yang dilaksanakan bulan Mei lalu telah diumumkan secara resmi pada Agustus 2010 bersamaan dengan pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudoyono dalam rangka peringatan kemerdekaan ke-65 Republik Indonesia. Pada 1945 penduduk Indonesia diperkirakan hanya 80 juta dan pada 2010 dilaporkan oleh BPS (Badan Pusat Statistik) telah mencapai sekitar 237 juta (Tukiran, 2010 ; 1).

Berdasarkan proyeksi PBB (UN World Population Projection) dan diikuti oleh Bappenas, pada tahun 2009 ini penduduk Indonesia sudah berjumlah 234 juta jiwa, tahun 2010 naik menjadi 238 juta jiwa. Setiap tahun pertumbuhan penduduk alami sekitar 4 juta jiwa. Laju pertumbuhan itu hanya bisa dikurangi apabila pelaksanaan program KB sungguh-sungguh dilakukan dilandasi oleh komitmen pimpinan nasional dan daerah yang kuat dan konsisten. Dengan laju pertumbuhan 1,3 % per


(15)

tahun seperti sekarang ini, maka diperkirakan jumlah pendudukan Indonesia tahun 2060 sudah mencapai angka 470 juta jiwa (Darahim, 2010 ; 122-123).

Pengendalian kelahiran diarahkan agar pemerintah dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat semakin baik, distribusi penduduk antar wilayah agar terjadi keseimbangan dengan daya dukung alam dan keamanan dari intervensi luar, dan penurunan angka kematian agar Indonesia masuk dalam kelompok Negara maju ditinjau dari aspek kesehatan dan kesejahteraan rakyatnya (Darahim, 2010 ; 19).

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah tingginya angka kematian yang berkaitan erat dengan usia kawin pertama sebagai salah satu sasaran program Keluarga Berencana (KB) dan sebagai kelompok masyarakat dan keluarga belum menerima dan menghayati norma keluarga kecil sebagai landasan untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Keadaan ini merupakan salah satu masalah kependudukan Indonesia sehingga memerlukan kebijakan penduduk, yaitu dengan menurunkan tingkat pertumbuhan serendah-rendahnya. Cara efektif untuk menurunkan angka pertumbuhan penduduk dengan jalan mengikuti program KB (Sujiyatini, 2009 ; 3).

Keluarga Berencana dalam arti membatasi kelahiran perlu dilaksanakan di daerah-daerah yang padat penduduknya, sedangkan bagian daerah-daerah yang masih luas tanahnya, KB berarti merencanakan kelahiran demi kesehatan ibu dan anak serta kesejahteraan keluarga. KB juga merupakan salah satu jalan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur (Darahim, 2010 ; 22). Keluarga Berencana merupakan usaha untuk mengukur dan mengatur jumlah anak yang diinnginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk


(16)

kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga (Sujiyatini, 2010 ; 20).

Macam-macam metode kontrasepsi tersebut adalah intra uterine devices (IUD), implant, suntik, kondom, metode operatif untuk wanita (tubektomi), metode operatif untuk pria (Vasektomi), dan kontrasepsi pil (Proverawati, 2010 ; 3-4).

Metode kontrasepsi efektif merupakan metode yang dalam penggunaannya mempunyai efektifitas atau tingkat kelangsungan pemakaian tinggi serta angka kegagalan rendah bila dibandingkan dengan metode kontrasepsi sederhana. Metode kontrasepsi efektif ini terdiri dari pil KB, suntik KB, AKDR dan AKBK (Suratun, 2008 ; 53).

Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) atau yang lebih dikenal dengan implant sebagai alat kontrasepsi efektif dan mempunyai angka kegagalan yang rendah yaitu 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan yang dapat menekan jumlah kelahiran sehingga mempengaruhi jumlah penduduk. Namun tidak semua orang memilih AKBK sebagai alat kontrasepsi karena kurangnya pemahaman serta kesadaran masyarakat untuk menggunakannya. Berdasarkan Human Development Report tahun 2006 masih rendahnya angka cakupan Keluarga Berencana – Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (KB-MKJP) dikarenakan masih rendahnya tingkat pengetahuan PUS tentang metode kontrasepsi didasarkan atas pertimbangan karakteristik ditunjang oleh pengetahuan (BKKBN, 2003 ; 11).

Secara umum di Indonesia wanita yang tidak menggunakan KB implant dengan alasan yang paling dominan adalah merasa tak subur (28,5%), telah mengalami menopause (16,8%), berkaitan dengan kesehatan (16,6%), efek samping (9,6%), merasa tidak nyaman dalam ber KB (5,2%). Berkaitan dengan akses kepelayanan


(17)

seperti jarak jauh , tak tersedia provider (0,1-1,6%). Alasan lain yaitu larangan suami dan budaya atau agama (2,6%-0,9%) (BKKBN 2005).

Pemilihan alat kontrasepsi bukan merupakan hal yang mudah karena efek yang berdampak terhadap tubuh tidak akan diketahui selama belum menggunakannya. Selain itu tidak ada metode atau alat kontrasepsi yang selalu cocok bagi semua orang karena situasi dan kondisi tubuh dari setiap individu selalu berbeda, sehingga perlunya pengetahuan yang luas dan tepat mengenai kekurangan dan kelebihan dari masing-masing metode atau alat kontrasepsi yang kemudian disesuaikan dengan kondisi tubuh (Erlysa & Trisnawirawan 2007).

Berdasarkan laporan umpan balik BKKBN Kota Medan bulan Januari s/d November 2013 jumlah peserta KB baru terhadap PPM-PB menurut metode kontrasepsi pemakaian kontrasepsi kota Medan sebanyak 46,355 peserta yang meliputi : pemakaian Suntikan 18,820 peserta (40,6%), Pil 14,952 peserta (32,25%), Kondom 4,010 peserta (8,65%), IUD 3,094 peserta (6,67%), Implant 2,945 peserta (6,35%), MOP 237 peserta (5,11%), dan MOW 2,297 peserta (4,95%) (BKKBN, 2013).

Akseptor KB baru untuk semua alat kontrasepsi di Puskesmas Padang Bulan Medan dari periode Januari – November 2013 sebanyak 243 akseptor KB dan hanya terdapat 4 orang atau sekitar 1,64% akseptor implant (Puskesmas Padang Bulan Medan 2013).

SDKI 1997 menemukan bahwa pengetahuan wanita yang tidak ber-KB tentang KB dan kesehatan reproduksi masih relative rendah. Menurut Wilopo (1995) kontraindikasi, komplikasi dan efek samping alat kontrasepsi tidak terlalu banyak diketahui oleh akseptor, walaupun mereka memperoleh informasi penggunaan dan manfaat KB secara cukup (BKKBN, 2003 ; 38).


(18)

Motivasi sendiri dapat timbul dari pengetahuan, keyakinan atau kepercayaan akan manfaat, sarana yang ada dan adanya kebutuhan (Ardani Y, 2003 ; 11).

Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sustanti tahun 2013 terdapat hubungan antara pengetahuan dengan motivasi ibu terhadap penggunaan kontrasepsi implant dan penelitian yang dilakukan oleh Ely Rohmawati tahun 2011 minat wanita menggunakan kontrasepsi implan belum sesuai harapan, penyebabnya masyarakat masih merasa takut dikarenakan rendah pengetahuan masyarakat tentang implant sedangkan menurut Anantasia Marliza tahun 2010 bahwa pengetahuan mempengaruhi rendahnya motivasi ibu dalam pemakaian alat kontrasepsi implant.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang “ Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Implant Dengan Motivasi Ibu Memakai Implant di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014”.

B. Rumusan Masalah

Masih tingginya angka kematian yang berkaitan erat dengan usia kawin pertama sebagai salah satu sasaran program keluarga berencana (KB), pemahaman serta kesadaran masyarakat untuk menggunakan implant (AKBK) masih kurang, dikarenakan rendahnya pengetahuan akseptor tentang kontraindikasi, komplikasi dan efek samping alat kontrasepsi implant sehingga motivasi akseptor memakai implant masih rendah, pengetahuan PUS tentang metode kontrasepsi didasarkan atas pertimbangan karakteristik ditunjang oleh pengetahuan.


(19)

C. Tujuan Penelitian 1.Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang implant dengan motivasi ibu memakai implant di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang implant di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014.

b. Untuk mengetahui motivasi ibu memakai implant di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014.

c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang implant dengan motivasi ibu memakai implant di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ibu Akseptor KB di Puskesmas Padang Bulan Medan

Sebagai sumber informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan ibu tentang alat kontrasepsi implant.

2. Bagi Puskesmas Padang Bulan Medan/ Tempat Penelitian

Sebagai dokumentasi dan untuk meningkatkan pengetahuan bagi semua pihak yang berada ditempat penelitian tersebut khususnya tentang pengetahuan ibu tentang implant dengan motivasi ibu memakai implant di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014.


(20)

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai dokumentasi atau bahan referensi bagi perpustakaan dan mahasiswa perguruan tinggi untuk dilakukannya penelitian selanjutnya dalam penelitian yang sama sehingga di peroleh hasil yang baru dan yang lebih baik.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk memberikan masukan dan informasi bagi peneliti selanjutnya agar penelitian yang selanjutnya dapat melakukan penelitian yang lebih baik lagi.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengetahuan

1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.Sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007 ; 143).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2007 ; 144).

Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni : (Notoatmodjo ,2007 ; 144)

a. Awareness (kesadaran),dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik), terhadap stimulus atau objek tersebut.Di sini sikap subjek sudah mulai timbul.

c. Evaluation (menimbang-nimbang), terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.


(22)

d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adoption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

2. PengukuranPengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan – tingkatan tersebut ( Notoatmodjo, 2007 ; 146).

B. Implant/ Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) 1. Pengertian AKBK / Implant

Implant adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga hingga lima tahun (BKKBN, 2013 ; MK-55).

Menurut BKKBN (2009) Susuk KB/Implant atau alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) adalah Satu, dua atau enam batang silastik (sebesar bata korek api) yang berisi hormone progesterone dimasukkan dibawah kulit lengan atas. Implant satu dan dua batang dapat digunakan selama 3 tahun, sedangkan yang enam batang dapat digunakan selama 5 tahun. Aman bagi hampir semua wanita yang menggunakan, namun segera dilepas apabila sudah habis batas waktu penggunaan (BKKBN, 2012 ; 19-20).


(23)

2. Profil

Menurut BKKBN (2006 ; MK-53), profil implant sebagai berikut :

a. Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant atau Implanon.

b. Nyaman

c. Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi d. Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan

e. Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut

f. Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea

g. Aman dipakai pada masa laktasi.

3. Jenis Implant

Menurut BKKBN (2006 ; MK-53-MK-54) jenis-jenis implant terdiri dari :

a. Norplant terdiri dari 6 silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgesterl dan lama kerjanya 5 tahun.

b. Implanon terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, diameter 2 mm, diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.

c. Jadena dan Indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.


(24)

4. Cara Kerja Implant

Implant mencegah terjadinya kehamilan melalui berbagai cara. Seperti kontrasepsi progestrin pada umumnya, mekanisme utamanya adalah menebalkan mucus serviks sehingga tidak dapat dilewati oleh sperma (BKKBN, 2013 ; MK-58). Menurut BKKBN dan DEPAG RI (2009 ; 29), cara kerja implant adalah :

a. Hormon progesterone yang terdapat pada batang implant dilepaskan secara perlahan sehingga menyebabkan menekan ovulasi.

b. Lendir serviks menjadi kental sehingga perjalanan sperma terhambat.

c. Mengganggu proses pembentukan lapisan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.

Sedangkan menurut Sarwono (2008 ;552-553), mekanisme kerja implant adalah:

a. Mengentalkan lender serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma.

b. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endomertriun sehingga tidak cocok untuk implantasi zygote.

5. Efektifitas

Sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 wanita) (BKKBN, 2006 ; MK-54).

Efektifitas Implant menurut Sururin (2010, 105)

a. Sangat efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, dan Implanon.

b. Nyaman.

c. Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi. d. Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut.


(25)

6. Efek Samping Implant

Menurut Hartanto (2010 ; 183) efek samping implant adalah sebagai berikut : a. Efek samping paling utama dari norplant adalah perubahan pola haid, yang

terjadi pada kira-kira 60% akseptor dalam tahun pertama setelah insersi. b. Yang paling sering terjadi adalah :

1. Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus 2. Perdarahan bercak (spotting)

3. Berkurangnya panjang siklus haid

4. Amenorea, meskipun lebih jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau perdarahan bercak.

5. Umumumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek yang membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih sering daripada biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak berubah.

6. Pada sebagaian akseptor, perdarahan irregular akan berkurang dengan jalannya waktu.

7. Perdarahan yang hebat jarang terjadi.

7. Efek Samping Dan Penanganannya

Menurut Handayani (2010 ; 120) penanganan terhadap efek samping seperti di bawah ini adalah sebagai berikut :

a. Amenorrhea

Yaknikan ibu bahwa hal itu adalah biasa, bukan merupakan efek samping yang serius. Evaluasi untuk mengetahui apakah ada kehamilan, terutama jika terjadi amenorrhea setelah masa siklus haid yang teratur. Jika tidak ditemui


(26)

masalah, jangan berupaya untuk merangasang perdarahan dengan kontrasepsi oral kombinasi.

b. Perdarahan bercak (spotting) ringan

Spotting sering ditemukan terutama pada tahun pertama penggunaan. Bila tidak ada masalah dan klien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun. Bila klien mengeluh dapat diberikan :

1. Kontrasepsi pil oral kombinasi (30-50mg EE) selama 1 siklus, atau 2. Ibuprofen (hingga 800mg 3 kali sehari x 5 hari)

Terangkan pada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis. Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi selama 3-7 hari dan dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi. 3. Pertambahan atau kehilangan Berat Badan (perubahan nafsu makan)

informasikan bahwa kenaikan / penurunan BB sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan BB terlalu mencolok. Bila BB berlebihan, hentikan pemakaian dan anjurkan metode kontrasepsi yang lain. 4. Ekspulsi

Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih di tempat dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi.

5. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda.

6. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain atau ganti cara.

7. Infeksi pada daerah insersi

Bila infeksi tanpa nanah : bersihkan dengan sabun dan air atau antiseptik, berikan antibiotic yang sesuai untuk 7 hari. Implant jangan dilepas dan minta


(27)

klien control 1 minggu lagi. Bila tidak membaik, cabut implant dan pasang yang baru dilengan yang lain atau ganti cara.

Bila ada abses, bersihkan dengan antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implant, lakukan perawatan luka beri antibiotic oral 7 hari.

8. Keuntungan Kontrasepsi

Menurut BKKBN (2006 ; MK-54) keuntungan kontrasepsi implant, yaitu: a. Daya guna tinggi.

b. Perlindungan jangka panjang (samapai 5 tahun).

c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan. d. Tidak memerlukan periksa dalam

e. Bebas dari pengaruh estrogen

f. Tidak mengganggu proses senggama g. Tidak mempengaruhi ASI

h. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan i. Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan.

9. Keuntungan non kontrasepsi

Menurut BKKBN (2006 ; MK-54) implant juga memiliki keuntungan non kontrasepsi yaitu :

a. Mengurangi nyeri haid

b. Mengurangi jumlah darah haid

c. Mengurangi / memperbaiki terjadinya anemia d. Melindungi terjadinya kanker endometrium


(28)

f. Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul g. Menurunkan angka kejadian endometriosis.

10.Kerugian / Keterbatasan Implant

Menurut BKKBN (2006 ; MK-54), alat kontrasepsi implant dapat menimbulkan keluhan seperti pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea. Timbulnya keluhan-keluhan, seperti :

a. Nyeri kepala, pening/pusing kepala b. Peningkatan/penurunan berat badan c. Nyeri payudara

d. Perubahan mood atau kegelisahan

e. Tidak memberi perlindungan terhadap infeksi penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS

f. Memerlukan tindakan pemedahan minor untuk memasang/insersi dan pencabutan, sehingga klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaiannya sesuai dengan keinginan, tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan

g. Efektifitasnya menurun jika menggunakan implant bersamaan dengan penggunaan obat untuk epilepsy dan tuberculosi

h. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun).

11.Wanita yang Boleh Menggunakan Implant

Menurut BKKBN (2006 ; MK-55), wanita yang boleh menggunakan implant adalah sebagai berikut :


(29)

a. Usia reproduksi

b. Telah memiliki anak ataupun belum

c. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang

d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi e. Pasca persalinan dan tidak menyusui f. Pasca keguguran

g. Tidak menginginkan anak lagi tetapi menolak sterilisasi h. Riwayat kehamilan ektopik

i. Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan sabit (sickle cell)

j. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen k. Sering lupa menggunakan kontrasepsi pil.

12.Wanita yang Tidak Boleh Menggunakan Implant

Menurut BKKBN (2006 ; MK-55), wanita yang tidak boleh menggunakan implant adalah sebagai berikut :

a. Hamil atau diduga hamil.

b. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya c. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi. d. Gangguan toleransi glukosa.

e. Benjolan/karsinoma payudara/riwayat karsinoma payudara. f. Mioma uterus dan kanker payudara.


(30)

13.Waktu Mulai Menggunakan Implant

Menurut BKKBN (2006 ; MK-56), implant dapat digunakan pada saat:

a. Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai ke-7. Tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan.

b. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

c. Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat asal diyakini tidak hamil, jangan melakukan hubungan seks atau gunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

d. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh tidak perlu kontrasepsi lain. e. Bila setelah 6 minggu kelahiran dan terjadi haid lagi insersi dapat dilakukan

setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seks selama 7 hari setelah insersi atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

f. Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin ganti implant, insersi dapat dilakukan setiap saat tapi diyakini tidak hamil atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar.

g. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah suntik, implant dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntik tersebut. Tidak diperlukan kontrasepsi lain.

h. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah non hormonal (kecuali AKDR) dan klien ingin mengganti dengan implant, insersi implant dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.


(31)

i. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implant, implant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.

j. Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan.

14.Jadwal Kunjungan Kembali ke Klinik

Klien tidak perlu kembali ke klinik, kecuali ada masalah kesehatan atau klien ingin mencabut implant. Klien dianjurkan kembali ke klinik tempat implant dipasang bila ditemukan hal-hal sebagai berikut : (BKKBN, 2006 ; MK-57)

a. Amenorea yang disertai nyeri perut bagaian bawah b. Perdarahan yang banyak dari kemalaun

c. Rasa nyeri pada lengan

d. Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah e. Ekspulsi dari batang implant

f. Sakit kepala hebat atau penglihatan menjadi kabur g. Nyeri dada hebat

h. Dugaan ada kehamilan

15.Instruksi untuk Klien

Menurut BKKBN (2011 ; 25), sebelum pulang klien perlu diberikan informasi : a. Pemasangan setelah hari ke-7 siklus haid, ibu jangan melakukan hubungan

seksual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain.

b. Daerah pemasangan harus tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam pertama, untuk mencegah infeksi pada luka saat pemasangan.


(32)

c. Hindari benturan, gesekan, atau penekanan pada daerah pemasangan.

d. Balutan penekanan jangan dibuka selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan hingga luka sembuh (biasanya 5 hari).

e. Setelah luka sembuh dapat dicuci dengan tekanan yang tidak keras.

f. Bila ditemukan tanda-tanda infeksi seperti demam, bengkak, atau bila terdapat rasa sakit yang menetap selama beberapa hari segera kembali ke klinik atau rumah sakit.

g. Sering ditemukan gangguan pola haid, terutama 6-12 bulan pertama. h. Kadang-kadang kepala terasa sedikit nyeri.

i. Terjadi peningkatan/penurunan berat badan.

j. Efek samping yang dapat terjadi : payudara terasa mengencang dan agak nyeri, kadang sedikit mual, awalnya ada perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness). Efek samping ini tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya.

k. Jika ibu ingin menghentikan pemakaian implant, harus dilakukan di klinik atau di Rumah Sakit untuk pencabutan.

l. Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat Tuberculosis (TBC).

16.Informasi Lain yang Perlu Disampaikan

Menurut BKKBN (2006 ; MK-57) informasi yang perlu disampaikan pada klien: a. Efek kontrasepsi timbul dalam beberapa jam setelah insersi dan berlangsung

samapai 5 tahun bagi Norplant dan 3 tahun bagi Implanon dan akan berakhir sesaat setelah pengangkatan.


(33)

b. Sering ditemukan efek samping berupa gangguan pola haid utamanya pada Norplant, terutama 6 sampai 12 bulan pertama, beberapa perempuan mungkin haidnya berhenti sama sekali.

c. Obat-obat tuberculosis ataupun obat epilepsy dapat menurunkan efektivitas implant.

d. Efek samping yang berhubungan dengan implant dapat berupa sakit kepala, penambahan berat badan, dan nyeri payudara. Efek-efek samping ini tidak berbahaya dan biasanya akan hilang dengan sendirinya.

e. Norplant dicabut setelah 5 tahun pemakaian, susuk Implanon dicabut setelah 3 tahun, dan bila dikehendaki dapat dicabut lebih awal.

f. Bila Norplant dicabut sebelum 5 tahun dan susuk Implanon sebelum 3 tahun, kemungkinan hamil sangat besar, dan meningkatkan resiko kehamilan ektopik.

g. Berikan kepada klien kartu yang ditulis nama, tanggal insersi, tempat insersi, dan nama klinik.

h. Implan tidak melindungi klien dari infeksi menular seksual, termasuk AIDS. Bila pasangannya memiliki resiko, perlu menggunakan kondom untuk melakukan hubungan seksual.

C. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motivasi artinya mendorong untuk berbuat atau beraksi. Menurut Nancy Stevenson (2001) “ Motivasi adalah semua hal verbal, fisik ataupun psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respon. Dan menurut Sarwono, S.W (2000) “Motivasi menunjukkan pada proses gerakan, termasuk situasi yang


(34)

mendorong yang timbul dari diri induvidu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan (Sunaryo, 2004 ; 143).

Batasan-batasan pengertian tentang motivasi oleh para ahli ini antara lain pengertian motivasi seperti yang dirumuskan oleh Terry G. (1986) adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan, tindakan, tingkah laku atau perilaku, sedangkan Stooner (1992) mendefinisikan bahwa motivasi adalah sesuatu hal yang menyebabkan dan yang mendukung tindakan atau perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2010 ; 191).

Hasibuan (1995) merumuskan bahwa motivasi adalah suatu perangsang keinginan (want) dan daya penggerak kemauan yang akhirnya seseorang bertindak atau berperilaku. Ia menambahkan bahwa setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai (Notoatmodjo, 2010 ; 120).

2. Jenis-jenis Motivasi

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:152) membagi motivasi menjadi dua yaitu:

a. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri dan akan muncul tanpa harus ada dorongan dari orang lain. Motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri akan sadar secara sendirinya bahwa yang akan dilakukan akan memberikan manfaat di waktu yang akan datang.

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang berasal dari dorongan orang lain sehingga untuk mendapatkan motivasi harus ada orang lain yang memberikan


(35)

motivasi tersebut agar individu mempunyai kesadaran untuk melakukan suatu kegiatan. Motivasi ekstrinsik biasanya diberikan kepada seseorang yang kesulitan dalam belajar sehinga di butuhkan orang lain untuk mendorong untuk melakukan kegiatan belajar.

3. Metode Peningkatan Motivasi

Dilihat dari orientasi cara peningkatan motivasi, para ahli mengelompokkannya ke dalam suatu model-model motivasi, yakni : (Notoatmodja, 2010 ; 131).

a. Model Tradisional

Model ini menekankan bahwa untuk memotivasi masyarakat agar mereka berperilaku sehat, perlu pemberian insentif berupa materi bagi anggota masyarakat yang mempunyai prestasi tinggi dalam berperilaku hidup sehat. Anggota masyarakat yang mempunyai prestasi makin baik dalam berperilaku sehat, maka makin banyak atau makin sering anggota masyarakat tersebut mendapat insentif.

b. Model Hubungan Manusia

Model ini menekankan bahwa untuk meningkatkan motivasi berperilaku sehat, perlu dilakukan pengakuan atau memperhatikan kebutuhan sosial mereka, meyakinkan kepada mereka bahwa setiap orang adalah penting dan berguna bagi masyarakat. Oleh sebab itu, model ini lebih menekankan memberikan kebebasan berpendapat, berkreasi dan berorganisasi dan sebagainya bagi setiap orang, ketimbang memberikan insentif materi.Model Sumber Daya Manusia

Model ini meningkatkan bahwa banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi. Disamping uang, barang, atau kepuasan, tetapi juga kebutuhan akan keberhasilan (kesuksesan hidup).


(36)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengetahuan

1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.Sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007 ; 143).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2007 ; 144).

Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni : (Notoatmodjo ,2007 ; 144)

a. Awareness (kesadaran),dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik), terhadap stimulus atau objek tersebut.Di sini sikap subjek sudah mulai timbul.

c. Evaluation (menimbang-nimbang), terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.


(37)

d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adoption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

2. PengukuranPengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan – tingkatan tersebut ( Notoatmodjo, 2007 ; 146).

B. Implant/ Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) 1. Pengertian AKBK / Implant

Implant adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga hingga lima tahun (BKKBN, 2013 ; MK-55).

Menurut BKKBN (2009) Susuk KB/Implant atau alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) adalah Satu, dua atau enam batang silastik (sebesar bata korek api) yang berisi hormone progesterone dimasukkan dibawah kulit lengan atas. Implant satu dan dua batang dapat digunakan selama 3 tahun, sedangkan yang enam batang dapat digunakan selama 5 tahun. Aman bagi hampir semua wanita yang menggunakan, namun segera dilepas apabila sudah habis batas waktu penggunaan (BKKBN, 2012 ; 19-20).


(38)

2. Profil

Menurut BKKBN (2006 ; MK-53), profil implant sebagai berikut :

a. Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant atau Implanon.

b. Nyaman

c. Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi d. Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan

e. Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut

f. Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea

g. Aman dipakai pada masa laktasi.

3. Jenis Implant

Menurut BKKBN (2006 ; MK-53-MK-54) jenis-jenis implant terdiri dari :

a. Norplant terdiri dari 6 silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgesterl dan lama kerjanya 5 tahun.

b. Implanon terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, diameter 2 mm, diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.

c. Jadena dan Indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.


(39)

4. Cara Kerja Implant

Implant mencegah terjadinya kehamilan melalui berbagai cara. Seperti kontrasepsi progestrin pada umumnya, mekanisme utamanya adalah menebalkan mucus serviks sehingga tidak dapat dilewati oleh sperma (BKKBN, 2013 ; MK-58). Menurut BKKBN dan DEPAG RI (2009 ; 29), cara kerja implant adalah :

a. Hormon progesterone yang terdapat pada batang implant dilepaskan secara perlahan sehingga menyebabkan menekan ovulasi.

b. Lendir serviks menjadi kental sehingga perjalanan sperma terhambat.

c. Mengganggu proses pembentukan lapisan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.

Sedangkan menurut Sarwono (2008 ;552-553), mekanisme kerja implant adalah:

a. Mengentalkan lender serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma.

b. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endomertriun sehingga tidak cocok untuk implantasi zygote.

5. Efektifitas

Sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 wanita) (BKKBN, 2006 ; MK-54).

Efektifitas Implant menurut Sururin (2010, 105)

a. Sangat efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, dan Implanon.

b. Nyaman.

c. Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi. d. Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut.


(40)

6. Efek Samping Implant

Menurut Hartanto (2010 ; 183) efek samping implant adalah sebagai berikut : a. Efek samping paling utama dari norplant adalah perubahan pola haid, yang

terjadi pada kira-kira 60% akseptor dalam tahun pertama setelah insersi. b. Yang paling sering terjadi adalah :

1. Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus 2. Perdarahan bercak (spotting)

3. Berkurangnya panjang siklus haid

4. Amenorea, meskipun lebih jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau perdarahan bercak.

5. Umumumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek yang membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih sering daripada biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak berubah.

6. Pada sebagaian akseptor, perdarahan irregular akan berkurang dengan jalannya waktu.

7. Perdarahan yang hebat jarang terjadi.

7. Efek Samping Dan Penanganannya

Menurut Handayani (2010 ; 120) penanganan terhadap efek samping seperti di bawah ini adalah sebagai berikut :

a. Amenorrhea

Yaknikan ibu bahwa hal itu adalah biasa, bukan merupakan efek samping yang serius. Evaluasi untuk mengetahui apakah ada kehamilan, terutama jika terjadi amenorrhea setelah masa siklus haid yang teratur. Jika tidak ditemui


(41)

masalah, jangan berupaya untuk merangasang perdarahan dengan kontrasepsi oral kombinasi.

b. Perdarahan bercak (spotting) ringan

Spotting sering ditemukan terutama pada tahun pertama penggunaan. Bila tidak ada masalah dan klien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun. Bila klien mengeluh dapat diberikan :

1. Kontrasepsi pil oral kombinasi (30-50mg EE) selama 1 siklus, atau 2. Ibuprofen (hingga 800mg 3 kali sehari x 5 hari)

Terangkan pada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis. Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi selama 3-7 hari dan dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi. 3. Pertambahan atau kehilangan Berat Badan (perubahan nafsu makan)

informasikan bahwa kenaikan / penurunan BB sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan BB terlalu mencolok. Bila BB berlebihan, hentikan pemakaian dan anjurkan metode kontrasepsi yang lain. 4. Ekspulsi

Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih di tempat dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi.

5. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda.

6. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain atau ganti cara.

7. Infeksi pada daerah insersi

Bila infeksi tanpa nanah : bersihkan dengan sabun dan air atau antiseptik, berikan antibiotic yang sesuai untuk 7 hari. Implant jangan dilepas dan minta


(42)

klien control 1 minggu lagi. Bila tidak membaik, cabut implant dan pasang yang baru dilengan yang lain atau ganti cara.

Bila ada abses, bersihkan dengan antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implant, lakukan perawatan luka beri antibiotic oral 7 hari.

8. Keuntungan Kontrasepsi

Menurut BKKBN (2006 ; MK-54) keuntungan kontrasepsi implant, yaitu: a. Daya guna tinggi.

b. Perlindungan jangka panjang (samapai 5 tahun).

c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan. d. Tidak memerlukan periksa dalam

e. Bebas dari pengaruh estrogen

f. Tidak mengganggu proses senggama g. Tidak mempengaruhi ASI

h. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan i. Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan.

9. Keuntungan non kontrasepsi

Menurut BKKBN (2006 ; MK-54) implant juga memiliki keuntungan non kontrasepsi yaitu :

a. Mengurangi nyeri haid

b. Mengurangi jumlah darah haid

c. Mengurangi / memperbaiki terjadinya anemia d. Melindungi terjadinya kanker endometrium


(43)

f. Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul g. Menurunkan angka kejadian endometriosis.

10.Kerugian / Keterbatasan Implant

Menurut BKKBN (2006 ; MK-54), alat kontrasepsi implant dapat menimbulkan keluhan seperti pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea. Timbulnya keluhan-keluhan, seperti :

a. Nyeri kepala, pening/pusing kepala b. Peningkatan/penurunan berat badan c. Nyeri payudara

d. Perubahan mood atau kegelisahan

e. Tidak memberi perlindungan terhadap infeksi penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS

f. Memerlukan tindakan pemedahan minor untuk memasang/insersi dan pencabutan, sehingga klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaiannya sesuai dengan keinginan, tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan

g. Efektifitasnya menurun jika menggunakan implant bersamaan dengan penggunaan obat untuk epilepsy dan tuberculosi

h. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun).

11.Wanita yang Boleh Menggunakan Implant

Menurut BKKBN (2006 ; MK-55), wanita yang boleh menggunakan implant adalah sebagai berikut :


(44)

a. Usia reproduksi

b. Telah memiliki anak ataupun belum

c. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang

d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi e. Pasca persalinan dan tidak menyusui f. Pasca keguguran

g. Tidak menginginkan anak lagi tetapi menolak sterilisasi h. Riwayat kehamilan ektopik

i. Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan sabit (sickle cell)

j. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen k. Sering lupa menggunakan kontrasepsi pil.

12.Wanita yang Tidak Boleh Menggunakan Implant

Menurut BKKBN (2006 ; MK-55), wanita yang tidak boleh menggunakan implant adalah sebagai berikut :

a. Hamil atau diduga hamil.

b. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya c. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi. d. Gangguan toleransi glukosa.

e. Benjolan/karsinoma payudara/riwayat karsinoma payudara. f. Mioma uterus dan kanker payudara.


(45)

13.Waktu Mulai Menggunakan Implant

Menurut BKKBN (2006 ; MK-56), implant dapat digunakan pada saat:

a. Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai ke-7. Tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan.

b. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

c. Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat asal diyakini tidak hamil, jangan melakukan hubungan seks atau gunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

d. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh tidak perlu kontrasepsi lain. e. Bila setelah 6 minggu kelahiran dan terjadi haid lagi insersi dapat dilakukan

setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seks selama 7 hari setelah insersi atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

f. Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin ganti implant, insersi dapat dilakukan setiap saat tapi diyakini tidak hamil atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar.

g. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah suntik, implant dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntik tersebut. Tidak diperlukan kontrasepsi lain.

h. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah non hormonal (kecuali AKDR) dan klien ingin mengganti dengan implant, insersi implant dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.


(46)

i. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implant, implant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.

j. Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan.

14.Jadwal Kunjungan Kembali ke Klinik

Klien tidak perlu kembali ke klinik, kecuali ada masalah kesehatan atau klien ingin mencabut implant. Klien dianjurkan kembali ke klinik tempat implant dipasang bila ditemukan hal-hal sebagai berikut : (BKKBN, 2006 ; MK-57)

a. Amenorea yang disertai nyeri perut bagaian bawah b. Perdarahan yang banyak dari kemalaun

c. Rasa nyeri pada lengan

d. Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah e. Ekspulsi dari batang implant

f. Sakit kepala hebat atau penglihatan menjadi kabur g. Nyeri dada hebat

h. Dugaan ada kehamilan

15.Instruksi untuk Klien

Menurut BKKBN (2011 ; 25), sebelum pulang klien perlu diberikan informasi : a. Pemasangan setelah hari ke-7 siklus haid, ibu jangan melakukan hubungan

seksual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain.

b. Daerah pemasangan harus tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam pertama, untuk mencegah infeksi pada luka saat pemasangan.


(47)

c. Hindari benturan, gesekan, atau penekanan pada daerah pemasangan.

d. Balutan penekanan jangan dibuka selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan hingga luka sembuh (biasanya 5 hari).

e. Setelah luka sembuh dapat dicuci dengan tekanan yang tidak keras.

f. Bila ditemukan tanda-tanda infeksi seperti demam, bengkak, atau bila terdapat rasa sakit yang menetap selama beberapa hari segera kembali ke klinik atau rumah sakit.

g. Sering ditemukan gangguan pola haid, terutama 6-12 bulan pertama. h. Kadang-kadang kepala terasa sedikit nyeri.

i. Terjadi peningkatan/penurunan berat badan.

j. Efek samping yang dapat terjadi : payudara terasa mengencang dan agak nyeri, kadang sedikit mual, awalnya ada perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness). Efek samping ini tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya.

k. Jika ibu ingin menghentikan pemakaian implant, harus dilakukan di klinik atau di Rumah Sakit untuk pencabutan.

l. Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat Tuberculosis (TBC).

16.Informasi Lain yang Perlu Disampaikan

Menurut BKKBN (2006 ; MK-57) informasi yang perlu disampaikan pada klien: a. Efek kontrasepsi timbul dalam beberapa jam setelah insersi dan berlangsung

samapai 5 tahun bagi Norplant dan 3 tahun bagi Implanon dan akan berakhir sesaat setelah pengangkatan.


(48)

b. Sering ditemukan efek samping berupa gangguan pola haid utamanya pada Norplant, terutama 6 sampai 12 bulan pertama, beberapa perempuan mungkin haidnya berhenti sama sekali.

c. Obat-obat tuberculosis ataupun obat epilepsy dapat menurunkan efektivitas implant.

d. Efek samping yang berhubungan dengan implant dapat berupa sakit kepala, penambahan berat badan, dan nyeri payudara. Efek-efek samping ini tidak berbahaya dan biasanya akan hilang dengan sendirinya.

e. Norplant dicabut setelah 5 tahun pemakaian, susuk Implanon dicabut setelah 3 tahun, dan bila dikehendaki dapat dicabut lebih awal.

f. Bila Norplant dicabut sebelum 5 tahun dan susuk Implanon sebelum 3 tahun, kemungkinan hamil sangat besar, dan meningkatkan resiko kehamilan ektopik.

g. Berikan kepada klien kartu yang ditulis nama, tanggal insersi, tempat insersi, dan nama klinik.

h. Implan tidak melindungi klien dari infeksi menular seksual, termasuk AIDS. Bila pasangannya memiliki resiko, perlu menggunakan kondom untuk melakukan hubungan seksual.

C. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motivasi artinya mendorong untuk berbuat atau beraksi. Menurut Nancy Stevenson (2001) “ Motivasi adalah semua hal verbal, fisik ataupun psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respon. Dan menurut Sarwono, S.W (2000) “Motivasi menunjukkan pada proses gerakan, termasuk situasi yang


(49)

mendorong yang timbul dari diri induvidu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan (Sunaryo, 2004 ; 143).

Batasan-batasan pengertian tentang motivasi oleh para ahli ini antara lain pengertian motivasi seperti yang dirumuskan oleh Terry G. (1986) adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan, tindakan, tingkah laku atau perilaku, sedangkan Stooner (1992) mendefinisikan bahwa motivasi adalah sesuatu hal yang menyebabkan dan yang mendukung tindakan atau perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2010 ; 191).

Hasibuan (1995) merumuskan bahwa motivasi adalah suatu perangsang keinginan (want) dan daya penggerak kemauan yang akhirnya seseorang bertindak atau berperilaku. Ia menambahkan bahwa setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai (Notoatmodjo, 2010 ; 120).

2. Jenis-jenis Motivasi

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:152) membagi motivasi menjadi dua yaitu:

a. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri dan akan muncul tanpa harus ada dorongan dari orang lain. Motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri akan sadar secara sendirinya bahwa yang akan dilakukan akan memberikan manfaat di waktu yang akan datang.

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang berasal dari dorongan orang lain sehingga untuk mendapatkan motivasi harus ada orang lain yang memberikan


(50)

motivasi tersebut agar individu mempunyai kesadaran untuk melakukan suatu kegiatan. Motivasi ekstrinsik biasanya diberikan kepada seseorang yang kesulitan dalam belajar sehinga di butuhkan orang lain untuk mendorong untuk melakukan kegiatan belajar.

3. Metode Peningkatan Motivasi

Dilihat dari orientasi cara peningkatan motivasi, para ahli mengelompokkannya ke dalam suatu model-model motivasi, yakni : (Notoatmodja, 2010 ; 131).

a. Model Tradisional

Model ini menekankan bahwa untuk memotivasi masyarakat agar mereka berperilaku sehat, perlu pemberian insentif berupa materi bagi anggota masyarakat yang mempunyai prestasi tinggi dalam berperilaku hidup sehat. Anggota masyarakat yang mempunyai prestasi makin baik dalam berperilaku sehat, maka makin banyak atau makin sering anggota masyarakat tersebut mendapat insentif.

b. Model Hubungan Manusia

Model ini menekankan bahwa untuk meningkatkan motivasi berperilaku sehat, perlu dilakukan pengakuan atau memperhatikan kebutuhan sosial mereka, meyakinkan kepada mereka bahwa setiap orang adalah penting dan berguna bagi masyarakat. Oleh sebab itu, model ini lebih menekankan memberikan kebebasan berpendapat, berkreasi dan berorganisasi dan sebagainya bagi setiap orang, ketimbang memberikan insentif materi.Model Sumber Daya Manusia

Model ini meningkatkan bahwa banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi. Disamping uang, barang, atau kepuasan, tetapi juga kebutuhan akan keberhasilan (kesuksesan hidup).


(51)

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas (Variabel Independen) dan variabel terikat (Variabel Dependen). Adapun kerangka konsep penelitian tentang “ Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Implant Dengan Motivasi Ibu Memakai Implant Di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014” adalah sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep Penelitian

B. Hipotesis Penelitian Pengetahuan

Ha : Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang implant dengan motivasi ibu memakai implant di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014.

Pengetahuan Ibu Tentang Implant

Motivasi Ibu Memakai Implant


(52)

C. Defenisi Operasional No Variabel

Penelitian

Defenisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Independen :

Pengetahuan Ibu Tentang Implant

Pengetahuan adalah hal yang diketahui ibu tentang pengertian implant, jenis implant, cara kerja implant, efektivitas implant, efek samping dan penanganannya, keuntungan dan kerugian implant, yang dapat menggunakan dan yang tidak dapat menggunakan implant, waktu mulai menggunakan implant, dan jadwal kunjungan kembali.

Kuesioner Memberikan kuesioner

untuk diisi responden.

1. Baik apabila mendapat skor >76% (15-20 soal dijawab benar). 2.Cukup apabila mendapat skor 56%-75% (9-14 soal dijawab benar). 3. Kurang apabila mendapat skor <40% (8 soal dijawab benar).

Ordinal

2. Dependen : Motivasi Ibu Memakai Implant Motivasi adalah dorongan dari dalam diri manusia untuk berbuat atau berperilaku untuk memakai implant.

Kuesioner Memberikan kuesioner untuk diisi responden.

1.Motivasi Positif : Jika mendapat skor >50.

2.Motivasi

Negatif: Jika mendapat skor ≤ 50.


(53)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriftif analitik yaitu suatu metode penelitian yang mengkaji hubungan antara dua variable. Penelitian dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan dan menguji berdasarkan teori yang ada (Nursalam, 2008).

Penelitian ini menggambarkan tentang hubungan pengetahuan ibu tentang implant dengan motivasi ibu memakai implant dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) (Hidayat, 2010 ; 56).

B.Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2004) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2010 ; 68). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu pasangan usia subur berusia 20-49 tahun yang datang ke Puskesmas Padang Bulan Medan pada bulan November tahun 2013 yang berjumlah 733 orang


(54)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2010 ; 68).

Jumlah sampel yang kurang dari 1000 responden maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus formula sederhana, yaitu :

=

1+� (�2) (Salamah, 2009 ; 45) Keterangan :

N : Besar populasi n : Besar sampel

d : Tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,1 )

� = � 1 +� (�2)

� = 733 1 + 733 (0,12)

� = 733 1 + 7,3

� = 733 8,3

n = 88,3 orang

Maka besar sampel yang diambil adalah 89 orang.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Consecutive Sampling dimana semua ibu pus yang datang di Puskesmas Padang


(55)

Bulan Medan secara berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah ibu pus yang diperlukan terpenuhi sebesar 89 orang.

C.Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Puskesmas Padang Bulan Medan Kecamatan Medan Baru Padang Bulan. Dengan alasan peneliti :

1. Di lokasi ini belum pernah dilakukan penelitian tentang hubungan -pengetahuan ibu tentang implant dengan motivasi ibu memakai implant. 2. Dari data survey awal terdapat jumlah akseptor KB baru dari bulan Januari –

November tahun 2013 terdapat 4 orang ibu yang menggunakan implant. 3. Lokasi penelitian dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga dapat

mempermudah peneliti untuk melakukan penelitian.

D.Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kemudian mengajukan permohonan survei awal dan izin penelitian ke Dinas Kesehatan Kota Medan, Balitbang dan BKKBN Provinsi dan kota dan Puskesmas Padang Bulan Medan. Kepada calon responden, peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negative yang akan terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Sebelum melakukan penelitian berikan informed consent dan persetujuan menjadi responden untuk menjaga kerahasian, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner. Data-data yang diperoleh semata-mata digunakan demi perkembangan ilmu pengetahuan serta akan dipublikasikan pada


(56)

pihak lain apabila responden bersedia, tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung.

E. Instrumen Penelitian

Data yang diperoleh adalah data primer. Alat yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang implant adalah dengan menggunakan kuesioner dengan jumlah soal 20 pertanyaan sedangkan alat yang digunakan untuk mengetahui motivasi ibu memakai implant dengan menggunakan angket tertutup yang berbentuk daftar cek (checklist) pernyataan skala likrt sebanyak 20 pernyataan. Menurut Hidayah (2010) skala likert ini dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang gejala atau masalah yang ada dimasyarakat atau dialaminya. Beberapa bentuk jawaban untuk pernyataan yang masuk dalam kategori skala likert adalah sebagai berikut :


(57)

Tabel 4.1. Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan

No. Indikator Jumlah Soal Nomor Soal

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

Pengertian implant Jenis - jenis implant Cara kerja implant Efektivitas implant Efek samping implant Keuntungan implant Kekurangan implant

Yang boleh menggunakan implant Yang tidak boleh menggunakan implant Waktu mulai menggunakan implant Jadwal kunjungan ulang

Instruksi untuk klien Informasi lain 2 1 1 2 2 1 2 2 1 3 1 1 1 1,2 3 4 5,6 7,8 9 10,11 12,13 14 15,16,17, 18 19 20

Jumlah 20 soal

Pengetahuan Baik : Apabila responden mendapat skor : >75% (15 - 20 soal dijawab benar).

Pengetahuan Cukup : Apabila responden mendapat skor : 56% - 75% (9 - 14 soal dijawab benar)

Pengetahuan Kurang : Apabila responden mendapat skor : < 40% (8 soal dijawab benar)


(58)

Tabel 4.2. Kisi-kisi Kuesioner Motivasi

No. Indikator Pernyataan Nomor Soal Jumlah

Soal Positif Negatif Positif Negatif

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Efektivitas implant Efek Samping implant Keuntungan implant Kekurangan implant

Waktu mulai menggunakan Jadwal kunjungan Pemasangan Implant 3 1 3 1 1 1 3 3 1 2 1 - - 1 2,3,5 7 9,12,13 14 16 17 18,19 1,4,6 8 10,11 15 - - 20 6 2 5 2 1 1 3

Jumlah 20 soal

Tabel 4.3. Perhitungan Motivasi Pernyataan

Positif

Nilai Pernyataan Negatif

Nilai

Sangat Setuju (SS) 4 Sangat Setuju (SS) 1

Setuju (S) 3 Setuju (S) 2

Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 3

Sangat Tidak setuju (STD) 1 Sangat Tidak setuju (STD) 4

a.Motivasi Positif : Jika mendapat skor >50 b.Motivasi Negatif : Jika mendapat skor ≤ 50

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti ketepatan dan kecermatan. Secara sederhana yang dimaksud dengan valid adalah sahih, alat ukur itu dikatakan valid jika alat ukur benar-benar mengukur apa yang hendak diukur (Machfoedz, 2010 ; 30).


(59)

Uji Reabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran Dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat pengukur yang sama (Hastono, 2011).

Untuk itu dilakukan study kepustakaan, kuisioner dan konsultasi dengan pembimbing dan pada orang yang dipandang sebagai ahli. Kemudian kuisioner dilakukan uji validitas muka dan isi. Validitas isi dilakukan dengan tujuan : untuk mengukur waktu pelaksanaan dalam pengisian kuisioner dan untuk mencari kekuatan makna antara teori dengan kuisioner yang dibuat peneliti. Adapun nilai dari validitas dan realibilitas pada pengetahuan dengan cronbach’s alpha 0,898 terdapat 7 pertanyaan yang valid dan reabilitas dari 20 pertanyaan dan pada motivasi dengan cronbach’s aplha 0,937 terdapat 19 pernyataan valid dan reabilitas dari 20 pernyataan.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti setelah mendapatkan surat izin penelitian dari Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Dinas Kesehatan Kota Medan. Setelah mendapat persetujuan maka peneliti datang ke Puskesmas Padang Bulan Medan Kec. Medan Baru untuk dapat melakukan penelitian di Puskesmas tersebut. Setelah itu peneliti menjelaskan tentang prosedur penelitian, manfaat penelitian, dan cara pengisian kuesioner kepada responden. Peneliti meminta kesedian responden untuk kesediaannya mengisi kuesioner penelitian.

Setelah responden memahami serta menerima maksud dan tujuan penelitian, responden secara sukarela mendatangani lembar persetujuan (inform consent) dan


(60)

dilanjutkan dengan pengisian kuesioner untuk pengetahuan ibu tentang implant dan lembar pernyataan untuk motivasi ibu memakai implant yang diisi dengan cara cklist. Lalu peneliti, mendampingi responden pada saat pengisian. Setelah pengisian kuesioner dan lembar pernyataan, lembaran dikumpulkan kembali dan diperiksa kelengkapan oleh peneliti dan bila ada yang kurang lengkap atau masalah pada kuesioner maka peneliti menyelesaikannya pada saat itu juga.

H.Metode Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan salah satu bagian rangkaian kegiatan penelitian setelah kegiatan pengumpulan data. Pengolahan data pada penelitian ini yaitu dengan mengunakan teknik komputerisasi data yang didapat lalu di olah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing

Dilakukan dengan pengecekan kelengkapan data yang terkumpul dan tidak terjadi pengulangan karena data yang terkumpul sudah lengkap.

2. Coding

Data yang telah terkumpul diberi kode dalam bentuk angka. 3. Processing

Setelah semua isian kuisioner terisi penuh dan benar, dan juga sudah melewati pengkodingan, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisis. Memproses data dilakukan dengan cara mengentry data dari kuisoner kepaket program computer.

4. Cleanning

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientry apakah ada kesalahan atau tidak (Hastono, 2011).


(61)

I. Analisa Data

Pada penelitian ini analisis data dilakukan secara bertahap yaitu : 1. Analisis Univariat

Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi atau besarnya proporsi berdasarkan variabel yang diteliti. Pada penelitian ini data yang akan digunakan secara univariat adalah data pengetahuan ibu tentang implant dan motivasi ibu memakai implant.

2. Analisis Bivariat

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (pengetahuan ibu tentang implant) dengan variable dependen (motivasi ibu memakai implant). Teknik analisis yang digunakan adalah uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% (P < 0,05). Untuk perhitungan bivariat pada penelitian ini data dianalisis dengan bantuan komputer terhadap seluruh variabel yang diteliti dengan mengunakan uji statistik uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Chi - Square hitung (0,001) < Chi - Square tabel (5,991) dan p-value (14,272 ) > α (0,05). Dari kedua pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian hubungan pengetahuan ibu tentang implant dengan motivasi ibu memakai implant Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi kesimpulannya adalah pada tingkat kepercayaan 95% dan alpha=0,05 terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang implant dengan motivasi ibu memakai implant.


(62)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 Februari sampai 05 Mei 2014 terhadap seluruh ibu pus yang datang ke Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014, dengan jumlah responden sebanyak 89 orang. Teknik pengumpulan data terhadap responden dengan cara membagikan kuesioner yang berisikan 20 pertanyaan tentang pengetahuan dan 20 pernyataan tentang motivasi. Dari penelitian yang dilakukan, maka hasil penelitian ditampilkan sebagai berikut :

5.1. Pengetahuan Ibu Tentang Implant

Pengetahuan ibu tentang implant di Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang Implant Di Puskesmas Padang Bulan Medan Februari - Mei 2014

Pengetahuan Frekuensi Presentasi (%)

Baik 16 18,0

Cukup 33 37,1

Kurang 40 44,9

Jumlah 89 100

Sumber : Hasil Penelitian Data Primer di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014

Berdasarkan tabel 5.1. menunjukkan bahwa dari 89 responden yang diteliti mayoritas ibu mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 40 responden( 44,9 %) dan minoritas ibu mempunyai pengetahuan baik yaitu sebanyak 16 responden ( 18 %).


(63)

5.2. Motivasi Ibu Memakai Implant

Motivasi ibu memakai implant di Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2014 adalah sebagai berikut : Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Ibu Memakai Implant Di Puskesmas Padang Bulan Medan Februari - Mei 2014

Pengetahuan Frekuensi Presentasi (%)

Motivasi Positif 25 28,1

Motivasi Negatif 64 71,9

Jumlah 89 100

Sumber : Hasil Penelitian Data Primer di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014

Berdasarkan tabel 5.2. menunjukkan bahwa dari 89 responden yang diteliti minoritas ibu mempunyai motivasi positif yaitu sebanyak 25 responden ( 28,1%) dan mayoritas ibu mempunyai motivasi negatif sebanyak 64 responden(71,9%).

5.3. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Implant Dengan Motivasi Ibu Memakai Implant Di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014 Hubungan pengetahuan ibu tentang implant dengan motivasi ibu memakai implant di Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Implant Dengan Motivasi Ibu Memakai Implant Di Puskesmas Padang Bulan

Medan Februari – Mei 2014

Pengetahuan Motivasi Total Uji

Statistisk Positif Negatif

Frekuensi Presentasi (%)

Frekuensi Presentasi (%)

Frekuensi Presentasi (%)

X2

Baik 10 62,5 6 37,5 16 17,9 0,001

Cukup 10 30,3 23 69,7 33 37,0

Kurang 5 12,5 35 87,5 40 44,9

Jumlah 25 28,1 64 71,9 89 100 P=14,272

Sumber : Hasil Penelitian Data Primer di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014.


(64)

Berdasarkan tabel 5.3. distribusi frekuensi responden hubungan antara pengetahuan ibu dan motivasi ibu memakai implant di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014 diperoleh mayoritas ibu memiliki pengetahuan kurang tentang implant sebanyak 40 responden (44,9%) dan mayoritas ibu memiliki motivasi negatif memakai implant sebanyak 64 responden (71,9%) di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014.

Hasil analisa Chi - Square pada tabel kontingensi dengan derajat (df)=2 dan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05, didapat hasil bahwa nilai Chi – Square hitung 0,001 sedangkan nilai Chi - Square tabel adalah 5,991.

Pada analisa Chi - Square Ho ditolak jika Chi - Square hitung < dari Chi - Square tabel, p = value (signifikansi) < α. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Chi - Square hitung (0,001) < Chi - Square tabel (5,991) dan p-value (14,272 ) > α (0,05). Dari kedua pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian hubungan pengetahuan ibu tentang implant dengan motivasi ibu memakai implant Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi kesimpulannya adalah pada tingkat kepercayaan 95% dan alpha=0,05 terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang implant dengan motivasi ibu memakai implant.

B.Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Implant Dengan Motivasi Ibu Memakai Implant Di Puskesmas Padang Bulan Medahn Tahun 2014 akan diuraikan pembahasan sebagai berikut:


(65)

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil

a. Pengetahuan Ibu Tentang Implant Di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 89 responden mengenai pengetahuan ibu tentang implant berada pada katagori baik sebanyak 16 responden (18,0 %), yang berpengetahuan cukup sebanyak 33 responden (37,1%) sedangkan yang berpengetahuan kurang sebanyak 40 responden (44,9 %).

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

Selain itu, lingkungan sekitar dimana tempat mereka tinggal juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu. Lingkungan itu sendiri merupakan tempat dimana seseorang mempelajari hal – hal yang baik dan juga hal – hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang (Hendra, 2008).

SDKI 1997 menemukan bahwa pengetahuan wanita yang tidak ber-KB tentang KB dan kesehatan reproduksi masih relative rendah. Menurut Wilopo (1995) kontraindikasi, komplikasi dan efek samping alat kontrasepsi tidak terlalu banyak diketahui oleh akseptor, walaupun mereka memperoleh informasi penggunaan dan manfaat KB secara cukup.


(66)

Menurut asumsi peneliti dari hasil yang telah dilakukan terdapat kesamaan antara teori dengan yang ditemukan dilapangan. Menurut SDKI 1997 pengetahuan wanita tentang KB masih relatif rendah hal ini sejalan dengan hasil penelitian dilapangan terdapat ibu yang berpengetahuan baik sebanyak 16 responden (18,0 %) dari 89 responden. Minimnya pengetahuan ibu tentang implant disebabkan karena kurangnya informasi yang diperoleh, selain itu rendahnya pendidikan ibu atau ibu yang tidak bekerja sehingga sangat terbatas informasi yang ia peroleh.

b. Motivasi Ibu Tentang Implant Di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 89 responden mengenai motivasi ibu tentang implant berada pada katagori motivasi positif sebanyak 25 responden (28,1 %), sedangkan yang mempunyai motivasi negatif sebanyak 64 responden (71,9 %).

Menurut Notoatmodjo (2010) merumuskan bahwa motivasi adalah suatu perangsang keinginan (want) dan daya penggerak kemauan yang akhirnya seseorang bertindak atau berperilaku. Ia menambahkan bahwa setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.

Sunaryo (2004) motivasi menunjukkan pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dari diri induvidu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan

Menurut Ardani sendiri dapat timbul dari pengetahuan, keyakinan atau kepercayaan akan manfaat, sarana yang ada dan adanya kebutuhan.


(67)

Pemakaian implant di Puskesmas Padang Bulan Medan masih rendah dikarenakan mayoritas pus di Puskesmas Padang Bulan Medan mempunyai motivasi negatif untuk memakai implant. Menurut asumsi peneliti, motivasi ibu memakai implant masih rendah dikarenakan tidak ada keinginan atau kebutuhan khusus dari pus untuk memakai implant yang dipengaruhi oleh besarnya rasa takut terhadap pemasangan dan efek samping alat kontrasepsi implant tersebut.

c. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Implant Dengan Motivasi Ibu Memakai Implant Di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014 Pada analisa Chi - Square Ho ditolak jika Chi - Square hitung < dari Chi - Square tabel, p = value (signifikansi) < α. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Chi - Square hitung (0,001) < Chi - Square tabel (5,991) dan p-value (14,272 ) > α (0,05). Dari kedua pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian hubungan pengetahuan ibu tentang implant dengan motivasi ibu memakai implant Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi kesimpulannya adalah pada tingkat kepercayaan 95% dan alpha=0,05 terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang implant dengan motivasi ibu memakai implant.

Hasil ini sependapat dengan penelitian yang telah dilakukan terdahulu yaitu oleh Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sustanti tahun 2013 terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan motivasi ibu terhadap penggunaan kontrasepsi implant dan penelitian yang dilakukan oleh Ely Rohmawati tahun 2011 minat wanita menggunakan kontrasepsi implan belum sesuai harapan penyebabnya masyarakat masih merasa takut dikarenakan rendah pengetahuan masyarakat tentang implant.


(68)

Menurut Anantasia Marliza (2010) bahwa pengetahuan mempengaruhi rendahnya motivasi ibu dalam pemakaian alat kontrasepsi implant dan penelitian yang dilakukan oleh Radita Kusumaningrum (2009), pengetahuan ibu berkaitan erat dengan pemakaian alat kontrasepsi yaitu mempunyai nilai kolerasi sebesar 0,537 ( tingkat hubungan sedang) disamping terdapat faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi yaitu umur ibu, jumlah anak, kepemilikan kartu Jamkesmas dan tingkat kependidikan ibu.

Sedangkan menurut Junita Tatarin (2009), hasil penelitian yang menggunakan analisis dengan menggunakan uji regresi logistik ganda pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa faktor predisposisi yang berpengaruh pada pengetahun yang mempunyai nilai (Sig=0,014) disamping itu terdapat faktor lain yang dominan pengaruhnya terhadap faktor – faktor pemakaian alat kontrasepsi pada istri pus adalah ketersediaan alat kontrasepsi (Koefisien B = 3,112).

Pengetahuan pus tentang implant di Puskesmas menunjukkan mayoritas pus berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 40 responden (44,9 %) dari 89 responden, sedangkan pada motivasi untuk memakai implant dapat dilihat bahwa pus mempunyai motivasi negatif sebanyak 64 responden (71,9 %) dari 89 responden. Oleh karena itu, pemakaian implant di Puskesmas Padang Bulan Medan masih relatif rendah.

Menurut peneliti, motivasi sangat berkaitan erat dengan pengetahuan. Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri manusia untuk berperilaku atau bertindak, sedangkan pengetahuan merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Motivasi dapat timbul dari pengetahuan, keyakinan, atau kepercayaan akan manfaat, sarana yang ada dan adanya kebutuhan. Sehingga pengetahuan yang baik akan menimbulkan motivasi yang tinggi.


(69)

Berdasarkan hasil yang telah dilakukan oleh peneliti, mayoritas ibu berpengetahuan kurang dan mayoritas pus mempunyai motivasi negatif, hal ini sangat berkaitan jika pengetahuan pus kurang maka pada motivasi pus akan negatif pula. Selain pengetahuan terdapat faktor – faktor lain yang menyebabkan motivasi pus negatif antara lain yaitu keinginan, kebutuhan, lingkungan (situasi luar) perasaan yang takut pada saat pemasangan dan efek samping dari implant.

2. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan penelitian yang berjudul Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Implant Dengan Motivasi Ibu Memakai Implant Di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2014 yaitu:

Analisa yang digunakan pada penelitian ini mengunakan chi-square yaitu hanya melihat ada tidaknya hubungan antara pengetahuan ibu dengan motivasi ibu memakai implant, tidak melihat keeratan pengetahuan dengan motivasi ibu yang dapat dilihat dengan analisa lainnya seperti koefisien korelasi atau simple t-test.

3. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan

Pengetahuan merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Motivasi dapat timbul dari pengetahuan, keyakinan atau kepercayaan akan manfaat, sarana yang ada dan adanya kebutuhan. Sehingga pengetahuan yang baik akan menimbulkan motivasi yang tinggi pula. Jadi, pengetahuan ibu yang baik tentang implant akan menimbulkan motivasi ibu untuk memakai implant.

Implikasi sehubungan dengan hasil penelitian yang telah dibahas yakni untuk mengetahui bahwa pengetahuan ibu sangat erat hubungannya dengan motivasi ibu


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Ayu Azhar Hudyanti

Tempat/ Tanggal lahir : Perbaungan, 14 Agustus 1991 Agama : Islam

Nama Ayah : Rifa Harianto Nama Ibu : Rosmawati

Anak ke : 1 dari 3 bersaudara

Alamat : Sorek 2 Kec. Pkl. Kuras, Kab. Pelalawan RIAU

B. IDENTITAS PENDIDIKAN

1996 : TK Budi Asih Beringin Indah (RIAU)

1997 - 2002 : Pendidikan SD Negeri 015 Beringin Indah ( RIAU) 2003 - 2006 : Pendidikan SMP Swasta Bersubsidi Tanjung Morawa 2007 - 2009 : Pendidikan SMA Swasta Setia Budi Perbaungan

2010 - 2012 : Pendidikan D III Kebidanan Bakti Inang Persada Medan 2013 – 2014 : Pendidikan D IV Kebidanan Universitas Sumatera