mendorong yang timbul dari diri induvidu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan Sunaryo,
2004 ; 143. Batasan-batasan pengertian tentang motivasi oleh para ahli ini antara lain
pengertian motivasi seperti yang dirumuskan oleh Terry G. 1986 adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan-perbuatan, tindakan, tingkah laku atau perilaku, sedangkan Stooner 1992 mendefinisikan bahwa motivasi adalah sesuatu hal yang menyebabkan dan yang
mendukung tindakan atau perilaku seseorang Notoatmodjo, 2010 ; 191. Hasibuan 1995 merumuskan bahwa motivasi adalah suatu perangsang
keinginan want dan daya penggerak kemauan yang akhirnya seseorang bertindak atau berperilaku. Ia menambahkan bahwa setiap motif mempunyai tujuan tertentu
yang ingin dicapai Notoatmodjo, 2010 ; 120.
2. Jenis-jenis Motivasi
Menurut Syaiful Bahri Djamarah 2008:152 membagi motivasi menjadi dua yaitu:
a. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri dan akan muncul tanpa harus ada dorongan dari orang lain. Motivasi yang berasal
dari dalam diri sendiri akan sadar secara sendirinya bahwa yang akan dilakukan akan memberikan manfaat di waktu yang akan datang.
b. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang berasal dari dorongan orang
lain sehingga untuk mendapatkan motivasi harus ada orang lain yang memberikan
Universitas Sumatera Utara
motivasi tersebut agar individu mempunyai kesadaran untuk melakukan suatu kegiatan. Motivasi ekstrinsik biasanya diberikan kepada seseorang yang kesulitan
dalam belajar sehinga di butuhkan orang lain untuk mendorong untuk melakukan kegiatan belajar.
3. Metode Peningkatan Motivasi
Dilihat dari orientasi cara peningkatan motivasi, para ahli mengelompokkannya ke dalam suatu model-model motivasi, yakni : Notoatmodja,
2010 ; 131. a.
Model Tradisional Model ini menekankan bahwa untuk memotivasi masyarakat agar mereka
berperilaku sehat, perlu pemberian insentif berupa materi bagi anggota masyarakat yang mempunyai prestasi tinggi dalam berperilaku hidup sehat. Anggota masyarakat
yang mempunyai prestasi makin baik dalam berperilaku sehat, maka makin banyak atau makin sering anggota masyarakat tersebut mendapat insentif.
b. Model Hubungan Manusia
Model ini menekankan bahwa untuk meningkatkan motivasi berperilaku sehat, perlu dilakukan pengakuan atau memperhatikan kebutuhan sosial mereka,
meyakinkan kepada mereka bahwa setiap orang adalah penting dan berguna bagi masyarakat. Oleh sebab itu, model ini lebih menekankan memberikan kebebasan
berpendapat, berkreasi dan berorganisasi dan sebagainya bagi setiap orang, ketimbang memberikan insentif materi.Model Sumber Daya Manusia
Model ini meningkatkan bahwa banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi. Disamping uang, barang, atau kepuasan, tetapi juga
kebutuhan akan keberhasilan kesuksesan hidup.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.Sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang Notoatmodjo, 2007 ; 143.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior Notoatmodjo, 2007 ; 144.
Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Penelitian Rogers 1974 mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru, dalam diri orang tersebut terjadi proses
yang berurutan, yakni : Notoatmodjo ,2007 ; 144 a. Awareness kesadaran,dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
terlebih dahulu terhadap stimulus objek. b. Interest merasa tertarik, terhadap stimulus atau objek tersebut.Di sini sikap
subjek sudah mulai timbul. c. Evaluation menimbang-nimbang, terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
Universitas Sumatera Utara