Model Notasi Ensambel Talempong Pacik Fungsi Tari Galombang Menurut Teori Radcliffe-Brown

88 dalam mendeskripsikan melodi, yaitu 1 tangga nada scale, 2 nada dasar pitch center, 3 wilayah nada range, 4 jumlah nada frequency of note, 5 jumlah interval, 6 pola kedensa cadence patterns, 7 formula melodik melody formula, dan 8 kontur contour Malm dalam terjemahan Takari 1993:13.

4.2.2 Model Notasi

Dalam transkripsi kedua mantra menggunakan notasi Barat, hal ini dilakukan agar dapat dipahami secara universal. Ada beberapa simbol yang digunakan, yaitu: Garis paranada yang memiliki lima buah garis paranada dan empat buah spasi dengan tanda kunci G. Merupakan not ½ yang bernilai dua ketuk. Merupakan not ¼ yang bernilai satu ketuk. Merupakan not 18 yang bernilai setengah ketuk. Merupakan dua buah not 18 yang digabung menjadi satu ketuk. Universitas Sumatera Utara 89 Simbol-simbol di atas merupakan simbol-simbol yang terdapat dalam lampiran partitur yang perlu diketahui agar pembaca memahami makna-maknanya.

4.2.3 Ensambel Talempong Pacik

Talempong pacik ini berjumlah 5 buah talempong yang dibagi 3 bagian, yaitu penganak, dasar, dan peningkah. Ketiga talempong ini memiliki melodi dan pola ritem yang berbeda-beda, namun ketiganya saling menjalin. Dalam hal ini ritem talempong penganak, dasar, dan peningkah konstan dalam musik iringan tari Galombang. 1. Penganak Pada talempong penganak, nada yang dihasilkan berupa nada sol5 2. Dasar Pada talempong dasar ini, nada yang dihasilkan berupa nada re 2 dan fa 4 3. Peningkah Pada talempong peningkah, nada yang dihasilkan berupa nada do 1 dan mi 3 Universitas Sumatera Utara 90

4.2.4 Melodi Puput Serunai dan Strukturnya

Berikut hasil transkripsi melodi puput serunai dalam musik iringan tari Galombang pada upacara perkawinan masyarakat Minangkabau : Melodi Puput Serunai Universitas Sumatera Utara 91

4.2.4.1 Tangga Nada

Nettl,1964 : 1945 mengemukakan bahwa cara-cara untuk mendeskripsikan tangga nada adalah menuliskan nada-nada yang dipakai tanpa melihat fungsi masing- masing dalam musik. Tangga nada tersebut kemudian digolongkan menurut beberapa klasifikasi, yaitu menurut jumlah nada yang dipakai. Diatonic dua nada, tritonic tiga nada, tetratonic empat nada, pentatonic lima nada, hexatonic enam nada, heptatonic tujuh nada. Dua nada yang mempunyai jarak satu oktaf biasanya dianggap satu nada saja. Yang dimaksud tangga nada dalam tulisan ini yaitu nada-nada yang terdapat pada melodi yang dihasilkan puput serunai. Hal ini dilakukan pada pembagian nada-nada mulai dari nada yang tertinggi hingga nada yang terendah. Penulis mengurutkan nada-nada yang terdapat dalam melodi puput serunai dari nada terendah sampai nada tertinggi. Terdiri dari lima nada, yaitu nada C-D-E- F-G. Oleh karena itu tangga nadanya disebut dengan Pentatonic. C D E F G

4.2.4.2 Nada Dasar

Dalam menentukan nada dasar melodi puput serunai ini, penulis mengacu pada hasil rekaman video yang penulis dapatkan di lapangan saat pelaksanaan acara, yang telah ditranskripsikan ke dalam notasi Barat. Maka hasil nada dasar dalam melodi puput serunai yang didapatkan adalah nada dasar C mayor. Universitas Sumatera Utara 92

4.2.4.3 Wilayah Nada

Metode untuk menentukan wilayah nada berdasarkan ambitus suara yang terdengar secara alami yang ditentukan oleh media penghasil bunyi itu sendiri, ialah dengan memperhatikan nada yang paling rendah hingga nada yang paling tinggi. Wilayah nada melodi puput serunai yang diurutkan dari nada terendah sampai nada tertinggi adalah : Dari keterangan gambar di atas nada yang dihasilkan C - G ada 5 nada, dan jarak intervalnya 3, sehingga wilayah nadanya dapat digolongkan menjadi kwint murni 5P.

4.2.4.4 Frekuensi Pemakaian Nada

Frekuensi pemakaian nada dapat dilihat dari banyaknya jumlah nada yang dipakai dalam suatu musik atau nyayian. Banyaknya jumlah nada yang terdapat dalam melodi puput serunai : C D E F G 5 18 35 10 4 Jumlah pemakaian nada-nada pada melodi serunai adalah: 1. Nada C sebanyak 5 Universitas Sumatera Utara 93 2. Nada D sebanyak 18 3. Nada E sebanyak 35 4. Nada F sebanyak 10 5. Nada G sebanyak 4

4.2.4.5 Jumlah Interval

Interval adalah jarak antara satu nada dengan nada yang lain terdiri dari interval naik maupun turun. Berikut adalah interval dari melodi puput serunai : Tabel 5.1 Interval melodi puput serunai Interval Posisi Jumlah Total 1P - 22 22 2M ↑ 12 27 ↓ 15 2m ↑ 8 17 ↓ 9 3M ↑ 1 1 ↓ - 3m ↑ 2 4 ↓ 2 Dari tabel diatas dapat diketahui interval yang paling sering muncul adalah interval 2M, yang muncul sebanyak 27 kali, diikuti dengan interval 1P sebanyak 22 kali. Interval yang jarang digunakan adalah interval 3M dengan jumlah penggunaan sebanyak 1 kali. Universitas Sumatera Utara 94

4.2.4.6 Formula Melodik

Untuk memperjelas bagaimana bentuk dari melodi puput serunai, penulis menggunakan pendapat Nettl yang mengatakan bahwa ada beberapa karakter yang perlu diperhatikan untuk menentukan bentuk dari suatu komposisi, yaitu dengan memperhatikan unsur-unsur melodi yang terkandung berdasarkan pengulangan frasa, tanda diam, pengulangan pola ritem, transposisi, kesatuan dari teks yang ada dalam musik 1964:150. Formula melodik yang akan dibahas tulisan ini meliputi bentuk, frasa, dan motif. Bentuk adalah gabungan dari beberapa frasa yang terjalin menjadi satu pola melodi. Frasa adalah bagian-bagian kecil dari melodi. Motif adalah ide melodi sebagai dasar pembentukan melodi. Secara garis besar, bentuk, frasa, dan motif yang terdapat dalam melodi puput serunai adalah sebagai berikut: 1. Bentuk pada melodi puput serunai memiliki 1 bentuk saja. 2. Frasa pada melodi puput serunai berjumlah 3 buah frasa. Untuk lebih jelasnya : Universitas Sumatera Utara 95 3. Motif yang terdapat di dalam melodi puput serunai :

4.2.4.7 Pola Kadensa

Kadensa adalah nada akhir dari suatu bagian melodi lagu. Pola kadensa dapat dibagi atasa dua bagian, yaitu : semi kadens half cadence dan kadens penuh full cadence. Semi kadens adalah suatu bentuk istirahat yang tidak lengkap atau tidak selesai complete dan memberi kesan adanya gerakan ritem yang lebih lanjut. Kadens penuh adalah suatu bentuk istirahat di akhir frasa yang terasa selesai complete sehingga pola kadens seperti ini tidak memberikan kesan untuk menambah gerakan ritem. Pola kadensa melodi puput serunai : 1. 2. 3. Universitas Sumatera Utara 96

4.2.4.8 Kontur

Kontur adalah garis melodi dalam sebuah lagu. Malm dalam irawan 1997 : 85 membedakan beberapa jenis kontur, yaitu : 1. Ascending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk naik dari nada yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi. 2. Descending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk turun dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah. 3. Pendulous yaitu garis melodi yang bentuk gerakannya melengkung dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah, kemudian kembali lagi ke nada yang lebih tinggi atau sebaliknya. 4. Conjuct yaitu garis melodi yang sifatnya bergerak melangkah dari satu nada ke nada yang lain baik naik maupun turun. 5. Terraced yaitu garis melodi yang bergerak berjenjang baik dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah atau dimulai dari nada yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi. 6. Disjuct yaitu garis melodi yang bergerak melompat dari satu nada ke nada yang lainnya, dan biasanya intervalnya di atas sekonde baik mayor maupun minor. 7. Static yaitu garis melodi yang bentuknya tetap yang jaraknya mempunyai batas-batasan. Garis kontur yang terdapat pada melodi puput serunai dalam tulisan ini pada umumnya adalah conjuct dan static. Pergerakan melodinya bergerak melangkah baik baik maupun turun, kemudian diikuti dengan bentuk static, lalu bergerak naik dan Universitas Sumatera Utara 97 turun conjuct lagi. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari gambar salah contoh melodi di bawah ini. Grafik diatas menunjukkan terjadinya pergerakan melodi static, kemudian conjuct, lalu static lagi. Grafik diatas menunjukkan terjadinya pergerakan melodi conjuct, kemudian static, lalu conjuct lagi. Universitas Sumatera Utara 98

4.3 Fungsi Tari Galombang

Fungsi adalah sesuatu hal yang menyangkut tujuan pemakainan dalam pandangan luas dan universal. Fungsi berbagai aktivitas yang teinstitusi dalam masyarakat sebenarnya adalah untuk memenuhi keperluan-keperluan yang dikehendaki di dalam sebuah kebudayaan. Seperti dalam mekanismenya, teori fungsionalisme adalah salah satu teori yang dipergunakan dalam ilmu sosial, yang menekankan pada saling ketergantungan antara institusi-institusi pranata-pranata dan kebiasaan-kebiasaan pada masyarakat tertentu Lorimer et al, 1991. Di dalam analisis fungsi akan dijelaskan bagaimana susunan sosial didukung oleh fungsi institusi-institusi seperti : negara, agama, keluarga, aliran, pasar, dan lain-lainnya. Demikian pula tari Galombang daalam kebudayaan Minangkabau, baik di Ranah Minang maupun wilayah rantaunya termasuk Kota Medan, memiliki fungsi- fungsi di dalam masyarakatnya. Fungsi kegiatan atau pertunjukan tari ini adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di dalam kehidupan sosial dan budayanta. Kebutuhan itu dapat dipenuhi oleh praktik tari Galombang. Misalnya tarian ini memenuhi kebutuhan masyarakat Minangkabau di Kota Medan untuk memelihara tradisi dan adat istiadatnya. Selain itu masyarakat Minangkabau juga dalam konteks Kota Medan yang heterogen secara etnik, agama, golongan, dan lainnya, memerlukan jati diri atau identitasnya agar diakui dan dikenal sebagai orang Minangkabau. Seterusnya dalam upacara perkawinan adat Minagkabau akan menjadi lengkap dan sempurna jika disertai dengan tarian ini beserta musik pengiring, pepatah petitih, busana adat, bahasa Minangkabau, dan lain-lain. Untuk mengkaji fungsi tari Galombang di dalam kebudayaan masyarakat Minangkabau di Kota Medan ini penulis menggunakan empat teori fungsi yang berasal dari disiplin antropologi dan etnologi tari. Kemudian akan menyimpulkan Universitas Sumatera Utara 99 bagaimana fungsi tari Galombang pada masyarakat Minangkabau, terutama di Kota Medan. Agak berbeda dengan pendekatan yang lazim dipakai oleh para calon sarjana Etnomusikologi FIB USU, yang umumnya menggunakan teori fungsinya Merriam 1964, yang relevan dan lebih sesuai untuk mengkaji fungsi musik, maka dalam skripsi ini, penulis menggunakan teori fungsi yang terutama digunakan dalam disiplin etnologi tari atau etnokoreologi. Adapun fungsi-fungsi tari Galombang dalam masyarakat Minangkabau di Kota Medan adalah sebagai berikut.

4.3.1 Fungsi Tari Galombang Menurut Teori Radcliffe-Brown

Seorang pakar fungsionalisme antropologi, yaitu Radcliffe-Brown mengemukakan bahwa fungsi sangat berkaitan erat dengan struktur sosial masyarakat. Dalam kenyataannya adalah struktur sosial itu biasanya akan hidup terus, sedangkan individu-individu dapat berganti setiap saat. Dengan demikian, Radcliffe-Brown yang melihat fungsi ini dari sudut sumbangannya dalam suatu masyarakat, mengemukakan bahwa fungsi adalah sumbangan suatu bahagian aktivitas kepada keseluruhan aktivitas di dalam sistem sosial masyarakatnya. Tujuan fungsi adalah untuk mencapai tingkat harmoni atau konsistensi internal. Berdasarkan kepada teori fungsi Radcliffe-Brown ini, maka dalam kaitannya dengan tari Galombang pada upacara perkawinan adat Minangkabau dalam kebudayaan Minangkabau di Kota Medan, maka tari ini adalah salah satu aktivitas dari sekian banyak aktivitas etnik Minangkabau, yang tujuannya adalah untuk mencapai harmoni atau konsistensi internal. Tari Galombang dan musik iringannya adalah bahagian dari sistem sosial yang bekerja untuk mendukung tegaknya budaya Minangkabau. Universitas Sumatera Utara 100 Secara internal, tari Galombang didukung oleh aspek tarian yang di dalamnya juga terdiri dari penari lelaki dan perempuan, busana, aksesoris, tata rias wajah, gerak-gerak dengan ragam dan polanya, pola lantai, makna gerak, dan seterusnya. tarian ini juga didukung oleh aktivitas musik, yang terdiri dari pemain musik pembawa melodi dan pembawa ritme. Antara tari dan musik terjadi integrasi pertunjukan yang kuat. Kemudian secara eksternal, tarian Galombang dan musik iringannya adalah berfungsi untuk memenuhi ibstitusi sosial lainnya yaitu perkawinan adat. tari dan musiknya menjadi bahagian penting dalam tatanan upacara perkawinan adat Minangkabau itu. Sementara perkawinan ini sendiri adalah isntutusi yang bertujuan atau berfungsi utama untuk melanjutkan generasi manusia Minangkabau. Kemudian dalam tataran yang lebih laus lagi, tari Galombang dan musik iringannya adalah bahagian dari kebudayaan Minangkabau, yang mendasarkan kebijakannya dalam adat. Seperti diketahui bahwa adat Minangkabau adalah berdasar kepada konsep adat basandi syarak, dan syarak basandi kitabullah, syarak mangato adat mamakai adat bersendikan syarak dan syarak bersendikan kitabullah, syarak mengata dan adat meakai. Artinya bahwa kebudayaan Minangkabau beradasrkan adat, dan dasar kebudayaan ini adalah wahyu Allah berupa ajaran-ajaran agama Islam. Jadi konsep, kegiatan, dan artefak tari Galombang, adalah bahagian dari adat dan kebudayaan Minangkabau secara umum. Demikian kira-kira fungsi tari Galombang menurut teori yang ditawarkan Radcliffe-Brown.

4.3.2 Fungsi Tari Galombang Berdasarkan Teori Kurath

Dokumen yang terkait

Deskripsi Pertunjukan Tari Merak dalam Upacara Perkawinan Masyarakat Adat Sunda di Kota Medan

8 185 116

Tradisi Kelisanan Baralek Gadang Pada Upacara Perkawinan Adat Sumando Masyarakat Pesisir Sibolga: Pendekatan Semiotik Sosial

12 220 273

Tari Inai dalam konteks Upacara Adat Perkawinan Melayu di Batang Kuis: Deskripsi Gerak, Musik Iringan, dan Fungsi

3 143 72

Pertunjukan Galombang Dalam Konteks Upacara Baralek Pada Masyarakat Minangkabau Di Kota Medan : Analisis Hubungan Struktur Tari dengan Musik Iringan

0 0 17

Pertunjukan Galombang Dalam Konteks Upacara Baralek Pada Masyarakat Minangkabau Di Kota Medan : Analisis Hubungan Struktur Tari dengan Musik Iringan

0 0 2

Pertunjukan Galombang Dalam Konteks Upacara Baralek Pada Masyarakat Minangkabau Di Kota Medan : Analisis Hubungan Struktur Tari dengan Musik Iringan

0 1 42

Pertunjukan Galombang Dalam Konteks Upacara Baralek Pada Masyarakat Minangkabau Di Kota Medan : Analisis Hubungan Struktur Tari dengan Musik Iringan

0 2 24

Pertunjukan Galombang Dalam Konteks Upacara Baralek Pada Masyarakat Minangkabau Di Kota Medan : Analisis Hubungan Struktur Tari dengan Musik Iringan

0 1 3

Pertunjukan Galombang Dalam Konteks Upacara Baralek Pada Masyarakat Minangkabau Di Kota Medan : Analisis Hubungan Struktur Tari dengan Musik Iringan

0 0 4

BAB II TINJAUAN UMUM MASYARAKAT MINANGKABAU DAN SANGGAR TIGO SAPILIN DI KOTA MEDAN 2.1 Asal-Usul Masyarakat Minangkabau - Hubungan Struktur Tari, Musik Iringan, dan Fungsi Sosial Tari Galombang yang Dipertunjukan Sanggar Tigo Sapilin pada Upacara Adat Per

0 1 13