46
kakak beradik laki-laki dan perempuan X menikah dengan kakak beradik laki-laki dan perempuan Y. Hal ini disebabkan agar tidak terjadi masalah-masalah yang
mungkin timbul dari campur tangan kerabat kedua belah pihak akibat pewarisan harta pusaka yang dapat terjadi dari pola perkawinan eksogami yang mereka anut
yang sangat mudah berantakan jika kerabat masing-masing tidak serasi. Sedangkan perkawinan pantang bagi masyarakat Minangkabau adalah perkawinan yang setali
sedarah, sekaum dan sesuku semarga, yang dapat merusak sistem adat mereka Flora,2009:36.
Hal-hal di atas tersebut sampai saat ini masih berlaku di kota Medan. Walaupun sekarang sudah banyak juga masyarakat Minangkabau yang menikah
dengan Masyarakat di luar etnisnya. Di kota Medan sendiri, upacara perkawinan pada masyarakat Minangkabau
masih dilaksanakan berdasarkan adat yang berlaku. Akan tetapi tidak murni secara tradisi Minangkabau , melainkan sudah bercampur dengan unsur-unsur adat yang
lain. Hal ini dapat dilihat dari adanya penyajian keyboard dan acara marhaban. Walaupun demikian, pada hakekatnya pelaksanaan upacara perkawinan ini berusaha
untuk menunjukkan identitasnya sebagai masyarakat Minangkabau.
3.3 Tahapan -tahapan Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Minangkabau
Tata cara perkawinan masyarakat Minangkabau ada dua, yaitu agama dan adat. Dalam adat, sebelum sampai pada tahap perkawinan dilakukan proses meminang
dimana lazim dilakukan dari pihak kerabat pihaknya perempuan. Persiapan upacara perkawinan dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya agar
semua berjalan dengan baik dan dilakukan beberapa proses upacara sebelum pada tahap perkawinan. Pada masyarakat Minangkabau di kota Medan, tahapan upacara
Universitas Sumatera Utara
47
perkawinan dilaksanakan tidak jauh berbeda dengan yang ada di Sumatera Barat. Akan tetapi, di kota Medan waktunya diperlukan relatif lebih singkat dibandingkan
dengan yang ada di Sumatera Barat sendiri. Adapun tahapan-tahapan dalam upacara perkawinannya, yaitu:
1. Maninjau. Tahapan ini dilakukan untuk meninjau atau mengenal calon yang
akan dijadikan menantu. Pada tahap awal biasanya pihak perempuan mengutus kerabat orang lain yang dianggap bisa meninjau calon menantu mendatangi rumah
pihak laki-laki dengan membawa buah tangan. Kemudian mamak pihak laki-laki menyatakan pada kemenakannya hasil pembicaraan tersebut, bila disetujui maka
mamak atau orangtua laki-laki akan memberitahukan kepada pihak perempuan. Maka disepakatilah hari maanta nasi mamak atau membuat hari bermusyawarah
menentukan hal-hal yang berkenaan dengan perhelatan. Di tahap inilah ditentukan keputusan selanjutnya.
2. Mencari hari atau totok hari atau maminang. Setelah mendapatkan jawaban
dari pihak laki-laki, kemudian diadakan mencari hari yang disebut dengan manakok hari yang berarti datang ke rumah pihak laki-laki secara resmi untuk
memusyawarahkan pertunangan mereka. Pertunangan ini ditandai dengan penyerahan cincin dari kedua belah pihak serta dibicarakan persyaratan yang harus
diberikan pihak perempuan. Persyaratan tersebut disebut “uang dapur” jika berbentuk uang, dan disebut “uang panjapuik” jika berbentuk barang, yang
merupakan simbol pertunangan telah dilaksanakan. Terkadang di tahap ini juga dibicarakan hari baralek atau hari baik perkawinan oleh kedua belah pihak.
3. Musyawarah keluarga, dalam tahap ini dilakukan musyawarah oleh keluarga
perempuan yang terdiri dari ninik mamak, urang sumando, dan kerabat. Musyawarah ini membicarakan keperluan yang diperlukan untuk acara perkawinan
Universitas Sumatera Utara
48
seperti biaya perkawinan, persiapan kebutuhan pengantin termasuk kamar pengantin. Pada acara ini juga dibicarakan pembagian kerja, seperti mengundang, menyiapkan
tempat, dan makanan. Dibicarakan juga akan kegiatan atau hiburan yang akan dilaksanakan pada saat upacara perkawinan seperti tari Galombang. Semuanya
dibicarakan dengan baik agar hasilnya juga lebih baik. 4.
Mengundang menyirih, untuk melakukan baralek upacara adat untuk meresmikan perkawinan, akan dihadiri oleh sanak keluarga dan kerabat dekat yang
menurut adat untuk menghadiri baralek mereka harus diundang karena kegiatan ini bersifat gembira. Pengundang perempuan akan mengundang perempuan dengan
memberikan sirih yang diletakkan pada kampia sirih, dan pengundang laki-laki mengundang kaum laki-laki dengan memberikan rokok. Akan tetapi seiring dengan
majunya jaman, hal ini dapat juga dilakukan hanya dengan memberikan undangan. Pada penelitian penulis ini, pihak pengantin mengundang pihak keluarga dengan
hanya memberikan undangan. 5.
Persiapan baralek, dalam tahapan ini, dilakukan berbagai persiapan di rumah anak daro, seperti persiapan kamar pengantin, memasak, dan lain-lainnya
sebelum perkawinan dilakukan. Semuanya dilakukan sesuai dengan kondisi ekonomi anak daro pengantin wanita.
6. Batagak Gala, tahapan ini merupakan pemberian gelar pusaka kepada calon
pengantin laki-laki oleh mamaknya yang dilakukan di rumah ibunya, yang dikenal dengan ketek gadang bagala. Hal ini merupakan tradisi yang dilakukan sebagai
tanda bahwa ia sanggup berumah tangga dan merupakan kebanggaan keluarga sehingga ia diberikan gelar. Gelar tersebut diturunkan dari ninik mamak ke mamak,
kemudian ke kemenakannya yang dilaksanakan di rumah ibunya. Disini dilakukan petatah petitih pantun dan gurindam.
Universitas Sumatera Utara
49
7. Nikah, merupakan bersatunya dua orang untuk membentuk rumah tangga,
yang diwujudkan dengan pernyataan yang disebut dengan Ijab Kabul atau Akad Nikah. Persyaratan syahnya nikah, yaitu adanya wali pengantin perempuan, saksi,
Ijab Kabul suatu pernyataan kedua pengantin dan uang mahar, hak seorang perempuan. Pelaksanaan akad nikah dapat dilakukan dirumah pengantin perempuan,
masjid atau balai nikah. Terlaksananya akad nikah kemudian disempurnakan dengan acara adat atau pesta perkawinan.
8. Manjapuik marapulai, sebelum pengantin disandingkan, marapulai akan
dijemput secara adat oleh utusan pihak perempuan yang dilengkapi dengan peralatan adat sebagaimana dengan kesepakatan saat manakok. Dalam penelitian penulis,
pihak perempuan akan mengutus beberapa orang menuju tempat marapulai, disinilah pertunjukan tari Galombang ditampilkan, sebagai pengekspresian suasana sukacita
pihak keluarga anak daro akan kedatangan marapulai, dengan membawa sirih di carano yang dibawa kaum perempuan, dan marapulai dipayungi dengan payung
kebesaran sebagai tanda raja dalam sehari. Dimana acara ini dilaksanakan pada pagi hari.
9. Hari baralek, hari ini disebut dengan hari perkawinan anak daro dan
marapulai disandingkan dipelaminan. Inilah tahapan upacara perkawinan kepada keluarga besar dan tamu-tamu undangan.
3.4 Jalannya Pertunjukan Tari Galombang Pada Upacara Perkawinan