Evaluasi masalah utama kejadian medication errors fase administrasi dan drug therapy problems pada pasien Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Agustus-September 2008 [kajian obat alergi] - USD Repository
EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION ERRORS FASE ADMINISTRASI DAN DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA PERIODE AGUSTUS – SEPTEMBER 2008 (Kajian Obat Alergi) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Robertus Bambang Kurniawan NIM : 058114098 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
“Tuhan adalah gembalaku,
tak kan kekurangan aku”
(Mazmur 23 : 1)
Kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus
yang selalu membangkitkanku ketika aku jatuh
menguatkanku ketika aku lemah
menghiburku ketika aku sedih
Ayah dan Bundaku
yang telah mengasuhku
mendoakanku
mendukungku
menyemangatiku
Almamaterku
Prakata
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karenahanya dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi yang berjudul ”Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication Errors
Fase Administrasi dan Drug Therapy Problems pada Pasien Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta Periode Agustus – September 2008 (Kajian Obat
Alergi)” ini dengan baik.Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana farmasi pada program studi Ilmu Farmasi, Jurusan
Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukanlah sesuatu hal yang
mudah, banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :1. Direktur Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
2. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dosen pembimbing, dan dosen penguji yang telah memberikan bimbingan, saran, dan dukungan dalam proses penyusunan skripsi.
3. Dra. L. Endang Budiati, M.Pharm., Apt. yang telah bersedia menjadi dosen pembimbing lapangan selama penelitian di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
4. Ibu Catur, Ibu Estri, Bapak Rustamadji, Ibu Endar, Bapak Yudi, Ibu Tabitha beserta semua perawat yang bertugas di Bangsal Kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta atas bantuan selama proses pengambilan data penelitian.
5. Kepala dan Staf Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta atas bantuan yang diberikan selama penulis melakukan pengambilan data penelitian.
6. Ayah dan Bunda yang telah membesarkan dan mendidik penulis, selalu memberikan kasih sayang, perhatian, pengorbanan serta doa yang tulus sepanjang hidup penulis.
7. Mas Sur, Mas Iyan, Nduk Susi dan Dik Ana yang telah memberikan dukungan dan semangat selama penyusunan skripsi ini.
8. Welli, Vivi, Siska, Donald, Andien, Stella, Sekar, dan Nolen atas semua kerjasama, kekompakan, pengorbanan, dan dukungannya selama penelitian dan penyusunan laporan skripsi ini.
9. Vero, Ragil, Kaka, Lini, Tami, Jerry, Rita, Tinche, Vita, Imel, Bon-Bon, Maya, Flora dan teman-teman lain yang belum kusebut namanya, yang selalu memberikan dukungan dan semangat selama melakukan penelitian dan menyusun laporan skripsi ini.
10. Teman-teman kelas B angkatan 2005 dan teman-teman kelas FKK angkatan 2005, yang telah mendukung dan memberi semangat selama penelitian dan penyusunan laporan skripsi ini.
11. Agnes, Angela, Monica, Nugroho, Mbak Ari, Mbak Ria, yang telah
membantu penulis selama penelitian dan penyusunan laporan skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia
ini. Keterbatasan pikiran, waktu, dan tenaga membuat penulisan skripsi ini tidak
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar skripsi ini lebih baik lagi. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan.Yogyakarta, 29 Januari 2009 Penulis
INTISARI
Medication Errors adalah kesalahan yang terjadi pada proses pengobatanyang sebenarnya dapat dicegah. Drug Therapy Problems adalah setiap kejadian
yang tidak diinginkan dalam terapi obat dan akan mengganggu pencapaian tujuan
terapi yang diinginkan.Sebagai kelanjutan penelitian Patient Safety tahun 2007 kerjasama
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan RS Bethesda
Yogyakarta, diusulkan penelitian yang berjudul Evaluasi Masalah Utama
Kejadian Medication Errors Fase Administrasi dan Drug Therapy Problems pada
Pasien Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus – September 2008
(Kajian Obat Alergi).Penelitian ini bertujuan mengetahui masalah utama kejadian medication
errors fase administrasi dan drug therapy problems pada penggunaan obat alergi
pada pasien di RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus – September 2008.
Penelitian ini bersifat non eksperimental dengan rancangan deskriptif eksploratif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat alergi yang paling banyak
digunakan di RS Bethesda Yogyakarta adalah golongan kortikosteroid yaitu
methylprednisolone . Medication Errors yang paling banyak adalah dosis keliru.
Drug Therapy Problems yang paling banyak adalah dosis terlalu tinggi. Masalah
utama kejadian Medication Errors fase administrasi dan Drug Therapy Problems
adalah keterbatasan waktu memonitor peresepan dan penggunaan obat pasien oleh
apoteker di bangsal rawat inap kelas III RS Bethesda Yogyakarta. Kata kunci : Medication Errors, Drug Therapy Problems, obat alergi
ABSTRACT
Medication Errors are the mistake happened in medication process whichis preventable in fact. Drug Therapy Problems are unwanted events in drug
therapy process and it will bother therapy target.As a continuation of Patient Safety research, cooperation between
Faculty of Pharmacy Sanata Dharma University Yogyakarta and Hospital
Betehsda Yogyakarta at 2007, was proposed a research entitled Evaluation of
Main Problem of Medication Errors Event on Administration Phase and Drug
Therapy Problems of Patients at Hospital Bethesda Yogyakarta Period August –
September 2008 (Analysis of Allergic Drugs).The purpose of this research is to know the main problem of medication
errors event on administration phase and drug therapy problems on the usage of
allergic drugs of patient at Hospital Bethesda Yogyakarta. Characteristic of this
research is non experimental study with descriptive explorative design.The result of this research is methylprednisolone as the most of allergic
drug used in Hospital Bethesda. The most number of medication errors was wrong
dose. The most number of drug therapy problems was dose too high. The main
problem of medication errors event on administration phase and drug therapy
problems was the limited of monitoring time for prescription and the usage of
drugs in patients by pharmacist at Hospital Bethesda Yogyakarta.Key word : Medication Errors, Drug Therapy Problems, allergic drugs
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ………………………………………………......... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………....... iii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………........... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………........ vPRAKATA …………………………………………………………........ vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………............ x
INTISARI ………………………………………………………….......... xi
ABSTRACT ………………………………………………………............ xii
DAFTAR ISI ………………………………………………………......... xiii
DAFTAR TABEL …………………………………………………......... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………......... xix
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xx
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……………………………………....... 1
1. Permasalahan …………………………………....... 2
2. Keaslian Penelitian ……………………………….. 3
3. Manfaat Penelitian ………………………………... 3
a) Manfaat Teoritis …………………………........ 3
b) Manfaat Praktis ………………………………. 4
B. Tujuan Penelitian …………………………………........ 4
1. Tujuan Umum …………………………………….. 4
2. Tujuan Khusus ……………………………………. 4
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Medication Errors …………………………………….. 5 B. Drug Therapy Problems ………………………………. 5 C. Alergi ………………………………………………….. 6
1. Antihistamin ............................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Kasus ………………………………………........ 21
1. Berdasarkan Jumlah Obat ………………………… 25
24 B. Profil Terapi Kasus ……………………………………. 25
5. Berdasarkan Diagnosis ……………………………
23
3. Berdasarkan Tingkat Pendidikan …………………. 22 4. Berdasarkan Pekerjaan …………………………….
2. Berdasarkan Jenis Kelamin ……………………….. 21
1. Berdasarkan Kelompok Umur ……………………. 21
I. Kesulitan Penelitian ………………………………........ 20
8 2. Kortikosteroid ..........................................................
H. Tata Cara Analisis Hasil ………………………………. 19
3. Tahap Penyelesaian Data …………………………. 18
b) Tahap Wawancara …………………………… 18
a) Tahap Pengumpulan Data ……………………. 18
2. Tahap Pengambilan Data ………………………..... 18
1. Tahap Orientasi ………………………………........ 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ………………………. 13 B. Definisi Operasional …………………………………... 14 C. Subyek Penelitian ……………………………………... 15 D. Bahan Penelitian ………………………………………. 16 E. Instrumen Penelitian …………………………………... 16 F. Lokasi Penelitian ……………………………………… 17 G. Tata Cara Penelitian ………………………………....... 17
9 E. Keterangan Empiris ………………………………........ 12
2. Berdasarkan Jenis Obat ………………………........ 26
b) Penggolongan Jenis Obat Secara Khusus ……. 29
c) Jumlah dan Jenis Obat yang Digunakan …....... 30
3. Berdasarkan Bentuk Sediaan Obat .......................... 30
4. Berdasarkan Aturan Pakai Obat ............................... 33
C. Kejadian ME Fase Administrasi dan DTP ..................... 33
1. Evaluasi Medication Errors Fase Administrasi ....... 33
2. Evaluasi Drug Therapy Problems ……………....... 36
a) Kejadian DTP Dosis Terlalu Tinggi …………. 37
b) Kejadian DTP Interaksi Obat ……………........ 38
c) Kejadian DTP Noncompliance …………......... 38
D. Evaluasi Masalah Utama ME Fase Administrasi dan
DTP ……………………………………………………44 E. Rangkuman Pembahasan …………………………........ 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……………………………………………. 47 B. Saran …………………………………………………... 48 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………....... 49 LAMPIRAN ……………………………………………………….......... 51 BIOGRAFI PENULIS …………………………………………………... 83
DAFTAR TABEL
Tabel I Penyebab-penyebab DTP ……………………………...... 11
Tabel II Bentuk-bentuk ME ……………………………………… 12
Tabel III Pengelompokan Kasus yang Menggunakan Obat Alergi di RS Bethesda Periode Agustus –September 2008Berdasarkan Umur ……………………………………….
21 Tabel IV Pengelompokan Kasus yang Menggunakan Obat Alergi di RS Bethesda Periode Agustus –September 2008 Berdasarkan Jenis Kelamin ……………………………...
22 Tabel V Pengelompokan Kasus yang Menggunakan Obat Alergi di RS Bethesda Periode Agustus –September 2008 Berdasarkan Tingkat Pendidikan ……..............................
22 Tabel VI Pengelompokan Kasus yang Menggunakan Obat Alergi di RS Bethesda Periode Agustus –September 2008 Berdasarkan Pekerjaan ………………..............................
23 Tabel VII Pengelompokan Kasus yang Menggunakan Obat Alergi di RS Bethesda Periode Agustus –September 2008 Berdasarkan Diagnosis …..................................................
24 Tabel VIII Pengelompokan Kasus yang Menggunakan Obat Alergi di RS Bethesda Periode Agustus –September 2008 Berdasarkan Jumlah Obat ………………………………..
26 Tabel IX Penggolongan Obat Secara Umum pada Pasien yang Menerima Obat Alergi di RS Bethesda Periode Agustus
- – September 2008 ………..................................................
27 Tabel X Penggolongan Obat Alergi di RS Bethesda Periode Agustus – September 2008 Berdasarkan Golongan dan Jenis Obat ………………………………………………..
29 Tabel XI Penggolongan Obat Alergi di RS Bethesda Periode Agustus – September 2008 Berdasarkan Jumlah Obat Alergi per Pasien dan Jenis Obat ……..
30
Tabel XII Penggolongan Obat Alergi di RS Bethesda Periode Agustus – September 2008 Berdasarkan Bentuk Sediaan Obat ………………….......................................................
31 Tabel XIII Penggolongan Obat Alergi di RS Bethesda Periode Agustus – September 2008 Berdasarkan Bentuk Sediaan dan Jenis Obat ……….......................................................
31 Tabel XIV Penggolongan Obat Alergi di RS Bethesda Periode Agustus – September 2008 Berdasarkan Jenis, Kekuatan, Frekuensi dan Durasi Obat ………………………………
32 Tabel XV Persentase Kejadian ME Fase Administrasi pada Pasien di RS Bethesda yang Menerima Obat Alergi Periode Agustus – September 2008 ………………………………
34 Tabel XVI Jenis Kejadian ME Fase Administrasi yang Riil Teramati pada Pasien di RS Bethesda yang Menerima Obat Alergi Periode Agustus – September 2008 ……………………..
34 Tabel XVII Bentuk ME Fase Administrasi (Kontraindikasi) pada Pasien di RS Bethesda yang Menerima Obat Alergi Periode Agustus – September 2008 ……………………..
35 Tabel XVIII Bentuk ME Fase Administrasi (Gagal Mencek Instruksi) pada Pasien di RS Bethesda yang Menerima Obat Alergi Periode Agustus – September 2008 ……………………..
35 Tabel XIX Bentuk ME Fase Administrasi (Dosis Keliru) pada Pasien di RS Bethesda yang Menerima Obat Alergi Periode Agustus – September 2008 ……………………..
35 Tabel XX Bentuk ME Fase Administrasi (Instruksi Dijalankan Keliru) pada Pasien di RS Bethesda yang Menerima Obat Alergi Periode Agustus – September 2008 ……………...
36 Tabel XXI Bentuk ME Fase Administrasi (Pemberian Obat di Luar Instruksi) pada Pasien di RS Bethesda yang Menerima Obat Alergi Periode Agustus – September 2008 ………..
36 Bethesda yang Menerima Obat Alergi Periode Agustus – September 2008 ………………………………………….
37 Tabel XXIII Pengelompokan Kejadian DTP pada Pasien di RS Bethesda yang Menerima Obat Alergi Periode Agustus – September 2008 ………………………………………….
37 Tabel XXIV Kejadian DTP Dosis Terlalu Tinggi pada Pasien di RS Bethesda yang Menerima Obat Alergi Periode Agustus – September 2008 ………………………………………….
38 Tabel XXV Kejadian DTP Interaksi Obat pada Pasien di RS Bethesda yang Menerima Obat Alergi Periode Agustus – September 2008 ………………………………………….
39 Tabel XXVI Kejadian DTP Non Compliance pada Pasien di RS Bethesda yang Menerima Obat Alergi Periode Agustus – September 2008 ………………………………………….
39 Tabel XXVII Contoh kasus DTP pada Pasien di Bangsal Rawat Inap Kelas III RS Bethesda yang Menerima Obat Alergi Periode Agustus – September 2008 ……..........................
40 Tabel XXIII Contoh kasus DTP pada Pasien di Bangsal Rawat Inap Kelas III RS Bethesda yang Menerima Obat Alergi Periode Agustus – September 2008 ……………………..
41 Tabel XXIX Contoh kasus DTP pada Pasien di Bangsal Rawat Inap Kelas III RS Bethesda yang Menerima Obat Alergi Periode Agustus – September 2008 ……………………..
42 Tabel XXX Contoh kasus DTP pada Pasien di Bangsal Rawat Inap Kelas III RS Bethesda yang Menerima Obat Alergi Periode Agustus – September 2008 ……………………..
43
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Cara Kerja Sel Mast pada Proses Alergi .................................... 7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rangkuman Hasil Wawancara Apoteker Rawat Inap Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta …………......51 Lampiran 2 Rangkuman Hasil Wawancara Dokter Rawat Inap Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta …………......
52 Lampiran 3 Rangkuman Hasil Wawancara Perawat Rawat Inap Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta …………......
53 Lampiran 4 Daftar Nama Obat Alergi di Bangsal Rawat Inap Kelas
III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus -
September 2008 .................................................................59 Lampiran 5 Subyektif, Obyektif, Penatalaksanaan, Penilaian, dan Rekomendasi Pasien Rawat Inap Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta yang Menggunakan Obat Alergi Periode Agustus – September 2008 ..................................
60
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alergi merupakan suatu perubahan reaksi, atau respon pertahanan tubuh
yang menolak dan tidak tahan terhadap zat-zat yang sebenarnya tidak berbahaya
bagi tubuh itu sendiri. Kasus alergi memang semakin banyak ditemukan seperti
alergi serbuk sari, alergi udara dingin, alergi makanan, dan juga alergi obat.
Namun, sampai saat ini belum ditemukan adanya penelitian yang spesifik
mengenai alergi di Universitas Sanata Dharma.Medication Errors (ME) merupakan suatu kesalahan dalam proses
pengobatan yang seharusnya dapat dicegah dan proses tersebut masih berada
dalam pengawasan dan tanggungjawab profesi kesehatan (NCCMERP, 1998).Drug Therapy Problems (DTP) merupakan suatu kejadian yang tidak
diinginkan, dialami oleh pasien yang terlibat dalam terapi obat, yang akan
mengganggu pencapaian tujuan terapi yang diinginkan (Strand et.al., 2004).Pada tahun 2007, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta bekerjasama dengan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta telah
menyelesaikan penelitian mengenai Patient Safety. Hal penting yang menarik
untuk diteliti dari penelitian sebelumnya antara lain :1.
pada bulan Juli 2007 terdapat sejumlah 472 kasus penggunaan resep racikan
pada pediatri perlu penyesuaian dosis, 310 kasus perlu penyesuaian indikasi, dan 233 kasus potensial terjadi interaksi obat.2.
berdasarkan studi DTP diperoleh 3 dari 32 kasus gangguan GIT pediatri tidak
teridentifikasi DTP, sisanya teridentifikasi potensial terjadi DTP. Pada pasien gangguan saluran nafas ditemukan 22 kasus obat tanpa indikasi, 7 kasus salah obat, 20 kasus dosis terlalu rendah, 17 kasus dosis terlalu tinggi, 23 kasus efek obat merugikan dan interaksi obat.3.
pada pasien di bangsal anak, terdapat berbagai macam kasus ME pada proses
transcribing dan dispensing (Suhadi, dkk, 2007).
Berdasarkan uraian tersebut, diusulkan suatu penelitian berjudul ”Evaluasi
Masalah Utama Kejadian Medication Errors Fase Administrasi dan Drug Therapy
Problems pada Pasien Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus –
September 2008 (Kajian Obat Alergi)”.1. Permasalahan
Permasalahn utama dalam penelitian ini adalah “apakah yang menjadi
masalah utama terjadinya ME fase administrasi dan DTP pada penggunaan obat
alergi pada pasien di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus –
September 2008?”.Permasalahan tambahan yang ingin diamati adalah : a.
bagaimana profil pasien yang menggunakan obat alergi meliputi umur, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan diagnosis di Rumah SakitBethesda Yogyakarta Periode Agustus – September 2008? b.
bagaimana profil terapi pasien dengan obat alergi meliputi jumlah obat, jenis obat, bentuk sediaan obat, aturan pakai obat (meliputi kekuatan obat, frekuensi, dan durasi) pada pasien di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus – September 2008? c.
kejadian ME dan DTP apa yang benar-benar terjadi pada pasien Rumah Sakit
Bethesda dalam penggunaan obat alergi Periode Agustus – September 2008(berdasarkan pengamatan prospektif)? 2.
Keaslian Penelitian Penelitian yang berjudul Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication
Errors Fase Administrasi dan Drug Therapy Problems pada Pasien Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta Periode Agustus – September 2008 (Kajian Obat Alergi)
belum pernah dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Akan tetapi,
penelitian sebelumnya yang terkait dengan masalah ME dan DTP antara lain : a.studi Potensial Medication Errors pada Peresepan Bangsal Anak di RS
Bethesda Yogyakarta Periode Februari – April 2003 : ditinjau dari AspekTranscribing : Kesulitan Membaca Tulisan pada Resep dan Kesulitan Membaca Penulisan Angka Desimal oleh Fitri (2005).
b.
evaluasi Medication Errors Resep Racikan Pasien Pediatrik di Farmasi Rawat
Jalan RS Bethesda pada Bulan Juli 2007 : tinjauan Fase Dispensing oleh Erlin(2008).
3. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan
menambah referensi tenaga kesehatan untuk mendeskripsikan ME dan DTP
penggunaan obat alergi yang terjadi pada pasien RS Bethesda Yogyakarta.b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan penggunaan obat alergi oleh farmasis dalam
mempraktekkan pharmaceutical care dan menerapkan isu patient safety demi
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RS Bethesda Yogyakarta.B. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui masalah utama kejadian
ME fase administrasi dan DTP penggunaan obat alergi pada pasien Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta periode Agustus – September 2008.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : a.
mengetahui profil pasien yang menggunakan obat alergi meliputi umur, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan diagnosis di Rumah SakitBethesda Yogyakarta periode Agustus – September 2008 b.
mengetahui profil terapi pasien dengan obat alergi meliputi jumlah obat, jenis
obat, bentuk sediaan obat, aturan pakai obat (meliputi kekuatan obat, frekuensi, dan durasi) pada pasien di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Agustus – September 2008.c.
mengetahui kejadian ME dan DTP yang benar-benar terjadi pada pasien
Rumah Sakit Bethesda dalam penggunaan obat alergi periode Agustus –September 2008 (berdasarkan pengamatan prospektif).
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Medication Errors Medication Errors adalah suatu kesalahan dalam proses pengobatan
yang seharusnya dapat dicegah dan proses tersebut masih berada dalam
pengawasan dan tanggungjawab profesi kesehatan (NCCMERP, 1998), sedangkan
menurut SK Menteri Kesehatan RI Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 adalah
kejadian yang merugikan pasien, akibat pemakaian obat selama dalam
penanganan tenaga kesehatan yang sebetulnya dapat dicegah. Kejadian ME dibagi
dalam 4 fase, yaitu fase prescribing, transcribing, dispensing dan administration.Faktor penyebab ME dapat berupa : 1) komunikasi yang buruk baik
secara tertulis dalam bentuk kertas resep atau lisan (antara pasien, dokter dan
apoteker), 2) sistem distribusi obat kurang mendukung (sistem komputerisasi,
sistem penyimpanan obat, dan sebagainya), 3) sumber daya manusia (kurang
pengetahuan, pekerjaan yang berlebihan, dan lain-lain), 4) edukasi kepada pasien
kurang, 5) peran pasien dan keluarganya kurang (Cohen, 1999).B. Drug Therapy Problems
Drug Therapy Problems adalah kejadian yang tidak diinginkan, yang
dialami oleh pasien yang terlibat atau dicurigai terlibat dalam terapi obat, yang
akan mengganggu pencapaian tujuan terapi yang diinginkan (Strand et.al., 2004).C. Alergi
Alergi merupakan suatu perubahan reaksi, atau respon pertahanan tubuh
yang menolak dan tidak tahan terhadap zat-zat yang sebenarnya tidak berbahaya.
Manifestasi alergi dapat berupa demam, gatal, asma, ruam kemerahan pada kulit.
Terjadinya alergi adalah berawal dengan masuknya suatu allergen ke
dalam tubuh. Allergen yaitu suatu bahan yang menyebabkan alergi. Dengan
adanya allergen yang masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan merespon dengan
munculnya berbagai manifestasi seperti demam, gatal, ruam pada kulit.Mekanisme terjadinya alergi melibatkan kerja sel mast. Sel mast terikat
dengan suatu antibodi imunoglobulin E yaitu suatu antibodi yang
bertanggungjawab terhadap terjadinya alergi. Di dalam sel mast terkandung
senyawa histamin dan juga leukotrien. Senyawa histamin dan leukotrien
merupakan senyawa yang dapat menyebabkan terjadinya pelebaran pembuluh
darah dan juga penyempitan otot-otot halus di jalan nafas paru-paru. Senyawa
histamin dan leukotrien menyebabkan rasa gatal dan bersin-bersin, pembengkakan
pada kulit dan saluran nafas. Akibatnya, timbul benjolan-benjolan merah yang
gatal di kulit, asma dan mampatnya jalan nafas.Mekanisme singkat terjadinya alergi berawal dengan masuknya suatu
allergen . Setelah allergen masuk, maka sel mast akan pecah dan secara langsung
akan mengeluarkan senyawa histamin dan leukotrien. Dengan keluarnya senyawa
histamin dan leukotrien tersebut, maka dapat terjadi pelebaran pembuluh darah
dan penyempitan otot-otot halus di saluran pernafasan yang kemudian akan
muncul manifestasi seperti rasa gatal, bengkak, dan asma (Davies, 2003).Gambar 1. Cara Kerja Sel Mast pada Proses Alergi (Davies, 2003)
D. Obat-obat Alergi 1.
Antihistamin Antihistamin memberikan manfaat potensial pada terapi rhinitis alergi
(hay fever). Antihistamin oral juga dapat mencegah urtikaria dan dapat digunakan
untuk mengatasi ruam kulit pada urtikaria, gatal serta alergi obat (Anonim, 2000).
Contoh obat antihistamin antara lain loratadine, terfenadine, cetirizine diHCl , fexofenadine HCl (Anonim, 2000; Anonim, 2007; Lacy et.al., 2006) :
a) loratadine
Mengurangi gejala yang berhubungan dengan rhinitis alergi, gejala nyeri seperti hay fever, gejala Indikasi dan tanda urtikaria kronis dan penyakit dermatologik lain. Selektiif terhadap antagonis reseptor histamin
Mekanisme aksi perifer.
Asma akut, hamil, menyusui, hipersensitif atau Kontraindikasi idiosinkrasi.
Lesu, nyeri kepala, sedasi, mulut kering, gangguan Efek samping GIT, gangguan fungsi hati.
Dosis (dewasa) 10 mg/hari.
b) terfenadine
Gejala rhinitis alergi seperti hay fever, urtikaria, Indikasi rhinitis vasomotor.
Bersaing dengan histamin untuk berikatan dengan Mekanisme aksi sisi aktif reseptor H pada saluran gastrointestinal,
1 pembuluh darah, dan saluran pernafasan.
Hipersensitif, gangguan hati yang jelas, menyusui, hipokalemia, pemakaian aritmogenik atau kondisi Kontraindikasi aritmia, insufisiensi koroner, hipertensi berat, pemberian bersamaan dengan antibiotik makrolida, atau antijamur azole. Sedasi, mulut kering, anoreksia, mual, muntah,
Efek samping tidak enak di perut, insomnia, mudah lelah, ansietas, palpitasi, takikardia.
- Untuk rhinitis alergi : 60 mg/hari, bila perlu 120 mg/hari dalam 1-2 dosis terbagi.
Dosis (dewasa)
- Untuk alergi kulit : 120 mg/hari dalam 1-2 dosis terbagi.
c) fexofenadine HCl
Indikasi Alergi rhinitis musiman, urtikaria idiopatik kronis.
Merupakan metabolit aktif terfenadine yang bersaing dengan histamin untuk berikatan dengan sisi aktif reseptor H pada saluran gastrointestinal,
1 Mekanisme aksi
pembuluh darah, dan saluran pernafasan. Tidak melewati sawar darah otak sehingga potensi menimbulkan sedasi menurun. Kontraindikasi Hipersensitif. Efek samping Nyeri kepala. Dosis (dewasa) 1 tablet 1 kali sehari.
d) cetirizine diHCl
Gejala rhinitis alergi seperti hay fever, urtikaria, Indikasi idiopatik kronis.
Bersaing dengan histamin untuk berikatan dengan Mekanisme aksi sisi reseptor H pada saluran gastrointestinal,
1
pembuluh darah, dan saluran pernafasan Hamil, menyusui, riwayat hipersensitif terhadap
Kontraindikasi cetirizine .
Sedasi, kepala nyeri, agitasi, rasa tidak enak di Efek samping GIT, mulut kering, reaksi hipersensitivitas (misalnya angioedema).
Dosis (dewasa) 10 mg/hari atau 5 mg 2 kali sehari.
2. Kortikosteroid Kortikosteroid merupakan obat antialergi dan sekaligus antiinflamasi.
Meskipun tidak menghambat pelepasan histamin dan zat kimia kompleks dari sel
mast, obat ini sangat efektif meredakan radang yang menjadi ciri keadaan kulit
kronis akibat alergi, asma yang cukup parah. Obat ini bekerja pada tingkat gen di
dalam sel, mencegah peningkatan sitokin, yang mempengaruhi sistem kekebalan
tubuh pada tingkat yang sangat mendasar (Davies, 2003).Mekanisme aksi lain dari kortikosteroid antara lain menghambat
pembebasan asam arakidonat yang mengakibatkan terhambatnya sintesis
prostaglandin dan leukotrien, tumor necrosis factor (TNF) dan interleukin-1
(Mansjoer, 2003).Contoh obat golongan kortikosteroid antara lain methylprednisolone dan dexamethasone (Lacy et.al., 2006) : a. methylprednisolone Indikasi Alergi, inflamasi.
Menurunkan inflamasi dengan menekan migrasi Mekanisme aksi lekosit dan menurunkan permeabilitas kapiler.
Kontraindikasi Hipersensitif.
Edema, hipertensi, aritmia, insomnia, vertigo, nyeri Efek samping kepala, hiperlipid.
Sebagai antiinflamasi : dosis yang dapat diberikan Dosis (dewasa) adalah 10-40 mg yang diberikan dalam beberapa menit, kemudian diulang tergantung kondisi klinis.
b. dexamethasone
Antiinflamasi, kondisi alergi, penyakit lain yang Indikasi responsif terhadap glukokortikoid.
Menurunkan inflamasi dengan menekan migrasi netrofil, menurunkan produksi mediator inflamasi, Mekanisme aksi menurunkan permeabilitas kapiler, menekan respon imun normal. Hipersensitif, herpes simplek okular, infeksi jamur
Kontraindikasi atau pyogenik.
Edema, hipertensi, aritmia, insomnia, lemah otot, osteoporosis, tukak peptik, gangguan Efek samping penyembuhan luka, pengeluaran keringat bertambah, sakit kepala, penurunan toleransi terhadap karbohidrat. Tablet 0,5-10 mg per hari. Dosis (dewasa) Injeksi 4-20 mg i.m atau i.v.
Tabel I. Penyebab-penyebab DTP (Strand et.al., 1998)
No Jenis DRP Contoh Penyebab DRP1. Ada indikasi tetapi
- Timbul kondisi medis memerlukan tambahan obat tanpa obat
- Kondisi kronis memerlukan terapi lanjutan terus- (need for additional menerus
drug therapy )
- Kondisi yang memerlukan terapi kombinasi
- Pasien potensial timbul kondisi medis baru yang perlu dicegah atau terapi profilaksis.
2. Ada obat tanpa
- Terapi yang diperoleh sudah tidak valid saat itu indikasi (unnecessary
- Terapi dengan dosis toksik
therapy )
- Penyalah-gunaan obat, merokok, dan alkohol
- Terapi sebaiknya non-farmakologi
- Polifarmasi yang sebaiknya terapi tunggal
- Terapi efek samping akibat suatu obat yang sebenarnya dapat digantikan dengan yang lebih aman
3. Pemilihan obat salah
- Obat yang digunakan bukan yang efektif /paling (wrong drug) efektif
- Pasien alergi atau kontraindikasi
- Obat efektif tetapi relatif mahal (bukan paling aman)
- Obat sudah resisten terhadap infeksi
- Kondisi sukar sembuh dengan obat yang sudah pernah diperoleh perlu mengganti obat • Kombinasi obat yang salah.
4. Dosis terlalu rendah
- Dosis terlalu rendah (dose too low)
- Waktu pemberian tidak tepat, misalnya profilaksis antibiotika untuk operasi
- Obat, dosis, rute, formulasi kurang sesuai pada pasien
5. Efek obat merugikan
- Obat diberikan terlalu cepat (adverse drug
- Risiko yang sudah teridentifikasi karena obat tertentu
reaction ) dan interaksi
- Pasien alergi atau reaksi indiosinkrasi obat
- Bioavalibilitas, efek obat diubah oleh obat lain/makanan.
- Interaksi obat karena induksi atau inhibisi enzim, penggeseran tempat ikatan, atau dengan hasil laboratorium
6. Dosis terlalu tinggi
- Dosis terlalu besar, kadar obat dalam plasma (dose too high) melebihi rentang terapi yang diharapkan
- Dosis dinaikkan terlalu cepat
- Obat akumulasi karena terapi jangka panjang
- Obat, dosis, rute, formulasi kurang sesuai pada pasien
- Dosis dan interval pemberian misalnya analgesik bila perlu diberikan terus
7. Ketaatan pasien
- Pasien gagal menerima obat yang sesuai karena (compliance)/ gagal medication error menerima obat
- Pasien tidak menuruti aturan yang ditetapkan secara
Penelitian mengenai Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication
Errors Fase Administrasi dan Drug Therapy Problems pada Pasien RS Bethesda
Yogyakarta Periode Agustus – September 2008 (Kajian Obat Alergi) bertujuan
untuk mengetahui masalah utama kejadian medication errors dan drug therapy
problems penggunaan obat alergi pada pasien RS Bethesda Yogyakarta periode
Agustus – September 2008 sehingga diharapkan dapat mengurangi kejadian
medication errors fase administrasi dan drug therapy problems pada penggunaan
obat alergi pada pasien RS Bethesda Yogyakarta.
Tabel II. Bentuk-bentuk ME (Dwiprahasto dan Kristin, 2008)
Prescribing Transcribing Dispensing Administration