SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  

HUBUNGAN ANTARA HARAPAN KERJA DENGAN

BURNOUT PADA GURU SEKOLAH DASAR SWASTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  

Program Studi Psikologi

Diajukan oleh :

WENI KUSUMASTUTI

  

049114118

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  $ % $ &

  MOTO

  • – ! " #

  % ' ' # #

  ( ) " ) ! *+,-#

  • .

  . ( / /

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian dari karya milik orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 14 November 2008 Penulis, Weni Kusumastuti

  

ABSTRAK

Weni Kusumastuti (2008). Hubungan Antara Harapan Kerja dengan Burnout

Pada Guru Sekolah Dasar Swasta. Yogyakarta: Program Studi Psikologi,

Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara

harapan kerja dengan burnout pada guru sekolah dasar swasta. Hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara harapan kerja dengan

burnout pada guru sekolah dasar swasta. Subjek dalam penelitian ini adalah guru-

guru sekolah dasar Kanisius yang berada di kota Yogyakarta dan Sleman. Jumlah

subjek dalam penelitian ini adalah 43 orang yang datanya diambil dengan

menggunakan teknik purposive sampling.

  Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala

pengukuran model Likert. Skala yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu

skala burnout dan skala harapan kerja. Uji kesahihan butir pada skala burnout

menyatakan bahwa dari 60 aitem yang disajikan terdapat 22 aitem gugur dan 38

aitem sahih dengan koefisien alpha sebesar 0.891. Uji kesahihan butir pada skala

harapan kerja menyatakan bahwa dari 60 aitem yang disajikan terdapat 20 aitem

gugur dan 40 aitem sahih dengan koefisien alpha sebesar 0.902. Hasil analisis data

dalam penelitian ini menujukkan bahwa sebaran data yang diperoleh adalah normal

dan linier, sehingga data dalam penelitian ini dapat dianalisis dengan teknik product

moment pearson. Koefisien korelasi (r) yang diperoleh dalam penelitian ini sebesar -

0.423 dengan signifikansi sebesar 0.002 (p<0.01). Hasil tersebut menunjukkan

bahwa adanya hubungan negatif yang signifikan antara harapan kerja dengan

burnout pada guru sekolah dasar swasta. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang

menyatakan bahwa ada hubungan antara harapan kerja dengan burnout pada guru

sekolah dasar swasta dapat diterima.

  

ABSTRACT

Weni Kusumastuti (2008). The Correlation Between Burnout and Work

Expectation among Private Elementary Teachers. Yogyakarta: Psychology

Department, Sanata Dharma University.

  This research aimed to discover any possible correlation between work

expectation and burnout among private elementary school teachers. The hypothesis

research was there was correlation between work expectation and burnout among

private elementary school teachers. Subject used on this research were teachers of

Kanisius elementary schools who work on Yogyakarta and Sleman. The samples of

this research included 43 teachers that acquired by purposive sampling methods.

  The data collection method in this research was Likert rating scales. There

were two scales, which were burnout scale and work expectation scale. The

validation test of 60 items on burnout scale resulted that there were 22 invalid items

and 38 valid items with alpha coefficient was 0.891. The validation test of 60 items

on work expectation resulted that there were 20 invalid items and 40 valid items with

alpha coefficient was 0.902. The results of data analysis indicated that the data range

was normal and linier, so that the data could be analyzed by using product moment

Pearson technique. Coefficient correlation (r) that was obtained in this research was -

0.423 and significance was 0.002 (p<0.01). That result indicated that there was a

significant negative correlation between work expectation and burnout among private

elementary school teachers. This meant that the hypothesis was accepted.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur dan terimakasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus

yang selalu setia memberikan kekuatan dan berkatNya kepada penulis sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga menyadari bahwa banyak

pihak yang sangat berperan selama proses penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu,

dengan segala kerendahan hati dan penuh ketulusan penulis ingin mengucapkan

terimakasih pada banyak pihak atas bimbingan, pengarahan, kerjasama dalam

penulisan dan pengolahan data, dukungan, saran dan terlebih kritikannya. Pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

  

1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin bagi penelitian untuk melakukan uji coba dan penelitian kepada Yayasan Kanisius dan sekolah- sekolah dasar Kanisius di Yogyakarta.

  

2. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan masukan, meluangkan waktu untuk konsultasi dan mendengarkan keluh kesah penulis selama penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas waktu dan kesempatan untuk bimbingan disela-sela kesibukan Bapak.

  

3. Ibu Kristiana Dewayani, S. Psi., M.Si dan Ibu Titik Kristiani S. Psi., M. Psi

selaku dosen penguji. Terima kasi atas bimbingan dan masukan yang telah diberikan pada penulis sehingga penelitian ini menjadi lebih baik dari sebelumnya.

  

4. Ibu Henrietta PDAS., S.Psi., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu

meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan saran.

  

5. Bapak V. Didik Suryo Hartoko,.S.Psi., M.Si. Terima kasih atas saran dan

bantuan konsultasi yang diberikan sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

  

6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi, baik dosen-dosen biasa maupun dosen-dosen

luar biasa yang pernah memberikan ilmu, wawasan, pengetahuan, dan membuat pola pikir peneliti lebih bijaksana agar dapat berusaha dan berbuat yang terbaik.

  

7. Bapak, Ibu, dan Mba Nia yang selalu memberikan doa, motivasi, fasilitas,

pengertian, dan curahan kasih sayang yang tidak pernah berhenti kepada penulis.

  

8. Nduuutku yang selalu memberikan masukan, motivasi, kasih sayang, dan

dukungan selama 4 tahun terakhir ini.

  

9. Seluruh staf dan karyawan P2TKP, Mba’ Tia, Pa Toni, semua teman-teman

asisten, Lia, Wulan, Betty, Baday, Vania, Budi, Atiek, Tinul, Fanie, Mba Gothe, Mba Wiwid, Mas Abe, Mitha. Makasih ya atas bantuan, fasilitas, saran, dukungan dan semangat yang telah diberikan.

  

10. Teman-teman seperjuanganku Indri, Wiwin, Sasa, Lia. Makasih ya, karena telah

berbagi ilmu, pengalaman, cerita dan memberi masukan dan dukungan. Ayo kita wisuda bareng, semangat ya Bu….

  

11. Teman-teman psikologi 2004 lainnya yang telah memberikan semangat,

masukan, berbagi ilmu dan pengalaman. Baday, thanks ya buat kursus SPSS kilatnya..

  12. Miss Ucy at LBUSD, thank you for your help.. It was very usefull for me.. ☺

  

13. My sisters and brothers at PM GKP community, makasih banget untuk

semangat, doa, dukungan dan persaudaraan yang telah kalian berikan.. Makasih selalu dengerin dan doain aku selama proses penelitian..

  

14. Kepada semua pihak, teman, dan kerabat lainnya yang tidak dapat disebutkan

satu persatu. Terima kasih atas doa, bantuan, dukungan, nasehat, saran dan masukannya dalam proses penyelesaian penelitian ini. Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan

pada penelitian ini. Dengan kerendahan hati, penulis menerima semua saran dan

kritik dari semua pihak. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi siapa saja.

  Hormat Penulis, Weni Kusumastuti

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………. ii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………..... iii HALAMAN MOTO………………………………………………………….... iv HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………….. vi ABSTRAK……………………………………………………………………... vii ABSTRACT……………………………………………………………………. viii LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI…………………………………….. ix KATA PENGANTAR………………………………………………………….. x DAFTAR ISI…………………………………………………………………… xiii DAFTAR TABEL……………………………………………………………… xvi

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… xvii

  BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1 A. Latar Belakang Masalah…………………………………………. 1 B. Rumusan Masalah………………………………………………... 6 C. Tujuan Penelitian………………………………………………… 6 D. Manfaat Penelitian……………………………………………….. 6 BAB II DASAR TEORI……………………………………………………… 8 A. Guru Swasta……………………………………………………… 8

1. Pengertian guru swasta………………………………………. 8

  2. Peran dan fungsi guru swasta………………………………… 9

  E. Hipotesis…………………………………………………………. 25

  G. Hasil Uji Coba Alat Penelitian…………………………………… 33

  F. Validitas dan Reliabilitas………………………………………… 32

  E. Metode dan Alat Pengumpulan Data…………………………….. 28

  D. Subjek Penelitian………………………………………………… 28

  2. Harapan Kerja………………………………………………... 28

  1. Burnout………………………………………………………. 26

  

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………….... 26

A. Jenis Penelitian…………………………………………………... 26 B. Identifikasi Variabel……………………………………………... 26 C. Definisi Operasional……………………………………………... 26

  D. Hubungan Antara Burnout dengan Harapan Kerja………………. 22

  B. Burnout…………………………………………………………… 10

  4. Peran penting harapan kerja…………………………………. 22

  3. Aspek-aspek harapan kerja…………………………………... 20

  2. Harapan kerja pada guru SD…………………………………. 17

  1. Pengertian harapan kerja……………………………………... 15

  C. Harapan Kerja……………………………………………………. 15

  3. Faktor-faktor yang mempengaruhi burnout………………….. 12

  2. Aspek-aspek burnout………………………………………… 10

  1. Pengertian burnout…………………………………………… 10

  1. Subjek uji coba skala penelitian……………………………… 33

  2. Uji coba skala penelitian…………………………………….. 34

  3. Uji kesahihan dan reliabilitas skala penelitian………………. 34

H. Teknik Analisis Data…………………………………………….. 38

  2. Pengujian hipotesis penelitian……………………………….. 39

  

BAB IV PENELITIAN DAN HASIL PENELITIAN………………………… 40

A. Paparan Proses Penelitian………………………………………... 40

  1. Perijinan penelitian………………………………………….. 40

  2. Pelaksanaan penelitian………………………………………. 40

  B. Orientasi Kancah………………………………………………… 41

  C. Deskripsi Subjek dan Data Penelitian…………………………… 43

  1. Uji asumsi data penelitian…………………………………… 38

  2. Deskripsi data penelitian…………………………………….. 44

  D. Uji Asumsi Analisis Data………………………………………... 46

  1. Uji normalitas………………………………………………… 46

  2. Uji linearitas…………………………………………………. 46

  E. Uji Hipotesis…………………………………………………….. 47

  F. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………. 48

  

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………… 51

A. Kesimpulan ……………………………………………………… 51 B. Keterbatasan Penelitian…………………………………………... 51 C. Saran……………………………………………………………… 52

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 53

  1. Deskripsi subjek penelitian………………………………….. 43

  

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Tabel Blue Print Skala Burnout…………………………………….. 30

  Tabel 2 Tabel Blue Print Skala Harapan Kerja…………………………........ 31 Tabel 3 Nomor Aitem Skala Burnout Sebelum Uji Coba………………........ 35 Tabel 4 Nomor Aitem Skala Burnout Setelah Uji Coba…………………….. 36 Tabel 5 Nomor Aitem Skala Harapan Kerja Sebelum Uji Coba…………….. 37 Tabel 6 Nomor Aitem Skala Harapan Kerja Setelah Uji Coba……………… 38 Tabel 7 Klasifikasi Subjek Berdasarkan Usia……………………………….. 43 Tabel 8 Klasifikasi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin…………………....... 44 Tabel 9 Klasifikasi Subjek Berdasarkan Status Perkawinan…………………. 44 Tabel 10 Hasil Statistik Deskriptif…………………………………………….. 44 Tabel 11 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test…........ 46 Tabel 12 Hasil Uji Linearitas…………………………………………………... 47

  DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Koefisien Reliabilitas Skala Uji Coba Burnout ……………………. 57

Lampiran Koefisien Reliabilitas Skala Uji Coba Harapan Kerja ……………. 67

Lampiran Skala Penelitian……………………………………………………. 78

Lampiran Koefisien Reliabilitas Skala Penelitian Burnout ………….............. 78

Lampiran Koefisien Reliabilitas Skala Penelitian Harapan Kerja ..................... 80

Lampiran Hasil Uji Normalitas Data Hasil Penelitian ....................................... 82

Lampiran Hasil Uji Linearitas Data Hasil Penelitian ......................................... 83

Lampiran Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Penelitian .......................................... 85

Lampiran Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ............................ 86

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan suatu profesi yang bergerak di bidang pelayanan

  

pendidikan, yang memiliki kewajiban untuk membantu siswanya dalam proses

belajar mengajar dan mendidik, sesuai dengan aturan yang berlaku di masyarakat.

  

Guru sekolah dasar mempunyai peranan utama dalam mengarahkan anak didiknya

untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Anak sekolah dasar adalah peletak dasar

bagi terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas (Toifur dkk, 2003). Guru

diharapkan dapat melaksanakan pekerjaannya secara profesional, dimana seorang

guru harus dapat melaksanakan tugas keguruannya secara imajinatif, kreatif dan

penuh tanggung jawab.

  Guru swasta mengabdikan dirinya pada sekolah swasta yang berada dalam

naungan yayasan. Dalam melakukan tugasnya, guru swasta dituntut untuk lebih

tegas dalam menerapkan kedisiplinan terhadap anak didiknya. Hal ini dilakukan

sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu sekolah tersebut. Dengan

meningkatnya kualitas sekolah diharapkan kuantitas siswa juga akan meningkat

sehingga dapat menghasilkan pemasukan bagi yayasan. Suatu yayasan tidak

dibiayai pemerintah dalam hal pengadaan dana sehingga upah guru dan staf

karyawan ditanggung seluruhnya oleh dana yayasan yang bersangkutan. Beberapa

waktu yang lalu, suatu yayasan menjual dua sekolah yang dimilikinya karena masalah ketiadaan biaya. Kedua sekolah tersebut dijual agar dapat membiayai sekolah-sekolah lainnya (Kompas, 4 Agustus 2005).

  Guru sebagai ujung tombak pemerintah di bidang pendidikan, sampai saat ini

masih kurang mendapat penghargaan baik dari pemerintah maupun masyarakat.

  

Mantan presiden Megawati pernah mengatakan bahwa penghargaan baik secara

materi maupun emosional yang sepantasnya diterima oleh guru, hingga saat itu

masih jauh dari harapan (Kompas, 22 Desember 2003). Selain masih kurangnya

penghargaan yang diberikan masyarakat dan pemerintah terhadap guru,

kesejahteraan guru secara materi juga masih rendah. Hal ini dapat diamati melalui

gaji guru yang relatif kecil dibandingkan dengan profesi lain (Sudarminta, 1998).

  

Hasibuan (dalam Sutjipto, 2001) menyatakan bahwa guru sekolah dasar diakui

memiliki martabat yang tinggi, tetapi sekaligus dihargai sangat rendah. Masyarakat

menuntut agar guru mempunyai kompetensi mendidik dan mengajar yang

profesional, tetapi tidak mendapat apresiasi ekonomis yang profesional.

  Guru sebagai seseorang yang bekerja di sektor pelayanan, rentan mengalami

stres sebagai akibat dari kesejahteraan yang rendah, tingginya pelibatan emosional

dengan siswa dan pendapatan yang lebih rendah dibandingkan profesi lain. Stres

kerja yang berlebihan dapat menyebabkan guru mengalami gejala burnout.

  Baron dan Paulus (1991) mendefinisikan burnout sebagai suatu sindrom

kelelahan fisik, emosional, dan mental yang ditunjang oleh rendahnya rasa

penghargaan terhadap diri sebagai hasil dari stres yang intens dan berkepanjangan.

Pines dan Aronson (dalam Sutjipto, 2001) menyatakan bahwa burnout dialami oleh

seseorang yang bekerja di sektor pelayanan sosial yang cukup lama. Pada jenis

  

pekerjaan tersebut seseorang menghadapi tuntutan dari klien, tingkat keberhasilan

dari pekerjaan rendah dan kurangnya penghargaan yang adekuat terhadap kinerja

pemberi layanan. Situasi menghadapi tuntutan dari penerima layanan

menggambarkan keadaan yang menuntut secara emosional, sehingga dalam jangka

panjang seseorang akan mengalami kelelahan karena ia berusaha memberikan

sesuatu secara maksimal tetapi memperoleh apresiasi yang minimal.

  Maslach dan Jackson (dalam Lailani dkk, 2005) menyatakan bahwa burnout

hanya terjadi pada jenis pekerjaan atau profesi yang berhubungan secara langsung

dengan resipien seperti murid, klien, pasien, konsumen atau pelanggar hukum.

Profesi ini mudah menjebak individu pada situasi yang menuntut keterlibatan secara

emosional sehingga ia akan menjumpai dirinya berada dalam keadaan lelah baik

secara fisik, mental maupun emosional (Pines dan Aronson, dalam Lailani dkk,

2005).

  Rosyid (1996) menjelaskan bahwa burnout yang dialami oleh para pekerja

sosial akan menghambat produktivitas dan menurunkan kinerja individu yang

mengalaminya. Penelitian lain juga dilakukan oleh Maslach (dalam Nurdjayadi,

2004) yang dilakukan pada pengacara kaum miskin di California. Dalam

melaksanakan tugasnya, para pengacara tersebut memperlihatkan gejala keletihan

fisik dan mental secara perlahan, diiringi dengan hilangnya komitmen kerja serta

munculnya sikap sinis kepada kolega mereka.

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sutjipto (2001), diketahui bahwa

burnout guru sekolah dasar memiliki korelasi negatif dengan kepuasan kerja dan

sikap terhadap profesi guru. Hal ini berarti bahwa semakin tidak puas guru sekolah

  

dasar memperoleh pengalaman kerja maka mereka akan semakin cenderung

mengalami burnout. Sedangkan semakin negatif sikap terhadap profesi keguruan

maka semakin tinggi kecenderungan mengalami burnout. Dari penelitian tersebut

dapat diperoleh data bahwa kepuasan kerja dan sikap terhadap profesi keguruan

mempengaruhi seseorang yang bekerja di bidang pelayanan pendidikan untuk

mengalami burnout.

  Guru yang mengalami burnout tidak hanya berdampak negatif pada individu

yang mengalaminya tetapi juga dirasakan oleh penerima layanan dan organisasi

dimana individu tersebut bekerja. Dampak burnout pada individu tampak secara

fisik, emosi, mental dan penghargaan diri yang rendah, sedangkan pada orang lain

akan dirasakan oleh siswa dan lingkungan sosial lainnya. Dampak burnout pada

organisasi akan mempengaruhi efektifitas dan efisiensi berfungsinya organisasi,

misalnya ketidakhadiran individu yang terlampau sering akan menghambat

penerapan program organisasi (Sutjipto, 2001).

  Dalam keadaan burnout, guru cepat merasa lelah, mudah curiga, mengalami

gangguan psikosomatis, depresif, mudah tersinggung dan menjadi tidak sabaran. Hal

tersebut mengakibatkan guru menjadi cepat marah dan kemampuan kontrol diri

mereka menurun drastis. Pada saat seperti itu guru secara tidak sadar dapat

melakukan tindakan yang berbahaya terhadap anak didiknya (Toifur dkk, 2003).

Widiyanto (dalam Toifur dkk, 2003) menemukan adanya tindakan guru yang

berbahaya bagi siswa, seperti: memlester mulut siswa yang bosan belajar,

menghukum siswa dengan cara menyundut paku panas, menampar siswa yang

bandel, dan mencerca siswa dengan kata-kata kasar. Tindakan emosional yang

  

negatif tersebut akan dipelajari siswa karena guru sekolah dasar merupakan tokoh

sentral bagi anak (Fisher, dalam Toifur dkk., 2003).

  Burnout merupakan hasil reaksi terhadap harapan dan tujuan yang tidak

realistik terhadap perubahan yang diinginkan, pekerjaan yang mempunyai tuntutan

interaksi emosional yang relatif konstan dengan orang lain, dan tujuan jangka

panjang yang sulit dicapai (Hess, dalam Sutjipto, 2001). Burnout merupakan gejala

yang kemunculannya memperoleh tanggapan yang baik, sebab hal itu terjadi ketika

seseorang mencoba mencapai tujuan yang tidak realistis. Ketidaksesuaian antara

harapan dan realitas membuat seseorang kehabisan energi dan kehilangan perasaan

tentang dirinya dan orang lain (Gehmeyr, dalam Sutjipto, 2001).

  Harapan merupakan salah satu pendorong yang berasal dari dalam diri

individu, dapat menimbulkan perilaku bekerja, dapat menentukan bentuk, tujuan,

intensitas dan lamanya perilaku bekerja. Harapan sebagai motivator menjadi tidak

realistis bila memiliki kesenjangan jauh dengan realitas yang ada. Seseorang akan

terus berupaya mencapai tujuan yang tidak realistis tersebut sehingga menyebabkan

sumber-sumber diri yang mereka miliki terkuras hingga mengalami kelelahan atau

frustrasi. Frustrasi atau kelelahan muncul karena terhalangnya pencapaian harapan

(Freudenberger, dalam Sutjipto, 2001).

  Harapan terhadap pekerjaan terdiri dari tiga macam yaitu harapan bahwa suatu

kinerja tertentu akan menghasilkan sesuatu yang diinginkan, harapan bahwa usaha

yang dikerahkan akan menghasilkan kinerja yang diinginkan atau membuat perilaku

yang diinginkan muncul dan harapan bahwa perilaku yang diinginkan pasti

mengarah ke berbagai hasil (Vroom, dalam Usmara, 2006).

  Harapan yang dimiliki guru dapat berupa tingginya hasil kerja, baik berupa

penghasilan, prestasi kerja, fasilitas organisasi maupun tanggapan emosional positif

dari siswa dan rekan sekerjanya.

  Berdasarkan adanya harapan terhadap pekerjaan yang dimiliki guru maka

peneliti ingin melihat apakah ada hubungan antara burnout dengan harapan kerja

pada guru sekolah dasar swasta.

  B. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara harapan kerja dengan burnout pada guru sekolah dasar swasta.

  C. Tujuan Penelitian Untuk menguji hubungan antara harapan kerja dengan burnout pada guru sekolah dasar swasta.

  D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

  a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu psikologi industri organisasi dan pendidikan.

  b. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dipakai sebagai masukan untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan burnout dalam kaitannya dengan harapan kerja pada guru sekolah dasar swasta.

  2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai burnout kepada organisasi atau pihak sekolah sehingga mereka dapat lebih memahami keadaan guru yang bekerja pada organisasinya.

BAB II DASAR TEORI A. Guru Swasta

  1. Pengertian guru swasta Guru adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, keahlian dan ketelatenan untuk menciptakan anak yang memiliki perilaku sesuai yang diharapkan (Yamin, 2007).

  Suparlan (2006) menjelaskan bahwa guru adalah seorang fasilitator agar siswa dapat belajar dan mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal, melalui lembaga pendidikan sekolah baik yang didirikan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat atau swasta.

  Daradjat, dalam Suparlan (2006) menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional karena telah menerima dan memikul beban dari orang tua untuk ikut mendidik anak. Secara legal formal, guru adalah seseorang yang memperoleh surat keputusan (SK) baik dari pemerintah atau swasta untuk melaksanakan tugasnya, oleh karena itu ia memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan sekolah (Suparlan, 2006).

  Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut guru swasta adalah seorang pendidik profesional sekaligus fasilitator yang memiliki pengetahuan, keterampilan, kemampuan, keahlian dan ketelatenan agar siswa

dapat belajar dan mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal. Guru swasta melakukan kewajbannya melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan sekolah yang didirikan oleh masyarakat.

  2. Peran dan fungsi Guru Swasta Suparlan (2006) menyatakan bahwa guru memiliki kesatuan peran dan fungsi yang tidak terpisahkan, antara kemampuan mendidik, membimbing, mengajar dan melatih. Keempat kemampuan tersebut merupakan kemampuan integratif, yang satu tidak dapat dipisahkan dengan yang lain yaitu: a. Sebagai pendidik, guru merupakan sosok panutan yang memiliki nilai moral dan agama yang patut ditiru dan diteladani siswa. Sikap dan perilaku guru menjadi bahan ajar yang secara langsung maupun tidak langsung akan ditiru dan diikuti siswa.

  b. Sebagai pengajar, guru diharapkan memiliki pengetahuan luas tentang disiplin ilmu yang diampu untuk diberikan kepada siswa. Guru harus mengusai materi yang akan diajarkan, menguasai penggunaan strategi dan metode mengajar yang akan digunakan untuk menyampaikan bahan ajar dan menentukan alat evaluasi pendidikan yang akan digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, aspek-aspek manajemen kelas, dan dasar-dasar kependidikan.

  c. Sebagai pembimbing, guru perlu memiliki kemampuan untuk dapat membimbing siswa, memberikan dorongan psikologis agar siswa dapat mengatasi faktor-faktor internal dan eksternal yang akan mengganggu proses pembelajaran, serta memberikan arah dan pembinaan karir siswa sesuai dengan bakat dan kemampuannya.

  d. Sebagai pelatih, guru harus memberikan sebanyak mungkin kesempatan bagi siswa untuk dapat menerapkan konsepsi atau teori ke dalam praktek yang akan digunakan langsung dalam kehidupan. Guru perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa agar siswa memperoleh pengalaman belajar sebanyak-banyaknya.

B. Burnout

  1. Pengertian burnout Baron dan Paulus (1991) mendefinisikan burnout sebagai suatu sindrom kelelahan fisik, kelelahan emosional dan kelelahan mental yang ditunjang perasaan rendah diri dan rendahnya efikasi diri serta penderitaan stres yang intens dan berkepanjangan. Baron dan Paulus juga menyatakan bahwa kondisi dalam organisasi dan karakter pribadi seseorang ikut menentukan tingkat burnout yang dialaminya.

  2. Aspek-aspek burnout Baron dan Paulus (1991) mengemukakan bahwa burnout memiliki 4 aspek yaitu: a. Kelelahan fisik (physical exhaution) Kelelahan fisik merupakan keadaan yang ditandai mudahnya individu merasa lelah, mudah menderita sakit kepala, mudah merasa mual, mengalami perubahan pola makan dan tidur, dan merasa tenaganya terkuras secara berlebihan.

  b. Kelelahan emosional (emotional exhaution) Kelelahan emosional merupakan suatu kelelahan pada individu yang berhubungan dengan perasaan pribadi yang ditandai dengan rasa tidak berdaya dan depresi serta merasa terperangkap dalam pekerjaannya. Kelelahan emosi ini dicirikan dengan rasa bosan, mudah tersinggung, perasaan tidak mau menolong, ratapan yang tiada henti, tidak dapat dikontrol (suka marah-marah), tidak peduli dengan orang lain, putus asa, sedih, tertekan dan tidak berdaya (Pines dan Aronson, dalam Sutjipto 2006).

  c. Kelelahan mental atau sikap (mental or attitude exhaution) Kelelahan mental atau sikap berupa prasangka negatif dan sinis terhadap diri sendiri dan orang lain. Individu juga cenderung merugikan diri sendiri, pekerjaan dan organisasi. Maslach, dalam Sutjipto (2006) menyatakan bahwa sinisme atau perasaan sinis terhadap orang lain dapat ditunjukkan dengan memperlakukan orang lain seperti barang (depersonalisasi). Depersonalisasi merupakan proses mengatasi keseimbangan antara tuntutan dan kemampuan individu yang dilakukan individu untuk mengatasi kelelahan emosional.

d. Rendahnya Penghargaan Terhadap Diri (Lower personal

  accomplishment ) Rendahnya penghargaan terhadap diri merupakan kondisi yang ditandai dengan adanya ketidakpuasan terhadap diri sendiri, pekerjaan, kehidupan dan adanya perasaan belum mampu mencapai sesuatu yang berarti selama hidupnya. Individu yang menilai rendah dirinya sering mengalami ketidakpuasan terhadap hasil kerjanya dan merasa tidak pernah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.

  3. Faktor-faktor yang mempengaruhi burnout Schaufeli dan Buunk (1996) merangkum pendapat para ahli mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat burnout yaitu:

  a. Karakteristik demografi Karakteristik demografi meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan. Farber (1991) menyatakan bahwa guru-guru dibawah usia empat puluh tahun berisiko terhadap burnout.

  Maslach (dalam Sutjipto, 2001) menyatakan bahwa burnout banyak dijumpai pada individu yang berusia muda karena mereka dipenuhi dengan harapan yang tidak realistik. Sedangkan individu yang berusia lebih tua umumnya lebih matang, lebih stabil serta memiliki pandangan yang lebih realistis.

  Farber (1991) menyatakan bahwa pria lebih rentan terhadap stres dan burnout jika dibanding dengan wanita. Hal ini disebabkan wanita

secara emosional lebih mampu menangani tekanan yang lebih besar.

  Profesional yang berlatar belakang pendidikan yang tinggi cenderung lebih rentan terhadap burnout karena mereka memiliki harapan atau asprasi yang idealis. Pada saat berhadapan dengan realitas dan terdapat kesenjangan antara harapan dan realitas, munculah kegelisahan dan kekecewaan yang dapat menimbulkan burnout (Maslach, dalam Sutjipto, 2001).

  Profesional yang berstatus lajang lebih banyak yang mengalami burnout daripada yang telah menikah (Farber, 1991). Individu yang sudah berkeluarga cenderung mengalami tingkat burnout yang lebih rendah karena keterlibatan dengan keluarga dapat mempersiapkan mental individu tersebut dalam menghadapi masalah pribadi dan konflik emosional (Maslach, dalam Sutjipto, 2001).

  b. Karakteristik pekerjaan Karakteristik pekerjaan merupakan sifat-sifat yang terdapat dalam suatu pekerjaan. Cherniss (1987) menyatakan bahwa tuntutan atau beban kerja yang berlebihan menjadi penyebab burnout yang diperkuat dengan strategi coping defensif seperti menghindar (avoidance) dan menarik diri (withdrawal). c. Lingkungan sosial Lingkungan sosial meliputi klien (siswa), rekan kerja, atasan (kepala sekolah). Kurangnya dukungan sosial, kohesivitas kelompok yang rendah dan konflik interpersonal di tempat kerja berkorelasi positif dengan burnout.

  d. Keterlibatan emosional dengan penerima pelayanan Freudenberger (dalam Sutjipto, 2006) mengatakan bahwa bekerja melayani orang lain membutuhkan banyak energi karena harus bersikap sabar dan memahami orang lain. Pemberi dan penerima pelayanan turut membentuk dan mengarahkan terjadinya hubungan emosional, dan secara tidak sengaja dapat menyebabkan stress emosional.

  Para pekerja di bidang sosial sering menerima umpan balik yang negatif (Maslach, Caputo dan Chernis, dalam Sutjipto 2006). Hal ini disebabkan oleh tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang tinggi sehingga individu kesulitan untuk mencapai standar yang diinginkan.

  Jika pemberi pelayanan dapat memenuhi standar tersebut, masyarakat pada umumnya tidak memberi pujian sebab mereka menganggap bahwa memang sudah seharusnya seperti itu.