Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  

KECEMASAN TERHADAP PENYELESAIAN MASALAH

SKRIPSI DAN PROKRASTINASI AKADEMIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh:

Maria Yazinta Tri Wulandari

  

NIM : 049114043

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

ABSTRAK

Maria Yazinta (2008). Kecemasan terhadap Penyelesaian Masalah Skripsi dan

Prokrastinasi Akademik. Yogyakarta: Fakultas Psikologi, Jurusan Psikologi,

Program Studi Psikologi, Universitas Sanata Dharma.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan positif antara kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa/i Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, dengan sampel 72 mahasiswa/i yang sedang menyelesaikan skripsi dan sudah menempuh waktu untuk mengerjakan skripsi selama 3 semester atau lebih dari 2 semester.

  Hipotesis yang diajukan adalah ada korelasi positif antara kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dan prokrastinasi akademik. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode skala modifikasi dari skala model Likert yang terdiri dari dua bagian, yaitu: 1) Skala Kecemasan terhadap Penyelesaian Masalah Skripsi untuk mengukur tingkat kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi. 2) Skala Prokrastinasi Akademik untuk mengukur prokrastinasi akademik mahasiswa/i yang sedang menyelesaikan skripsi. Kedua skala telah diujicobakan. Hasil uji coba reliabilitas menunjukkan bahwa skala Kecemasan terhadap Penyelesaian Masalah Skripsi memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,917. Skala Prokrastinasi Akademik memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,915. Analisis data dilakukan dengan program

  

SPSS 15.0 for Windows Evaluation menggunakan analisis Product Moment Pearson.

  Hasil analisis data menunjukkan adanya hubungan positif antara kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dan prokrastinasi akademik (r 0,671 dengan p = 0,000; p 0,01). Kata kunci: kecemasan, masalah skripsi, prokrastinasi akademik

  

ABSTRACT

Maria Yazinta (2008). Anxiety toward Accomplishment Thesis Problem with

Academic Procrastination. Yogyakarta: Faculty of Psychology, Department of

Psychology, Psychology Study Programm, Sanata Dharma University.

  The aim of this research was to found out the positive relationship between anxiety toward accomplishment thesis problem and academic procrastination. The study was conducted in Sanata Dharma University at Psychology Faculty, involving students as the subjects. The sample were 72 students who have not finished thesis writing. The criterion of the student was their thesis writing about 3 or more than 2 semesters.

  The proposed hypothesis was as follow there is a positive relationship between anxiety toward accomplishment thesis problem and academic procrastination. The data collected in this research was conducted two scales using modification scale from Likert scale model. First, the anxiety toward accomplishment thesis problem scale was used to measure anxiety toward accomplishment thesis problem level. Secondly, the academic procrastination scale to measure academic procrastination. Both of them have been tried out. The reliability for anxiety toward accomplishment thesis problem was 0,917 and for academic procrastination was 0,915. Data analysis was done by SPSS 15.0 for Windows Evaluation used Pearson’s Product Moment analysis. The data analysis result was found out that there was a positive relationship between anxiety toward accomplishment thesis problem and academic procrastination (r coefficient was 0,671 with p 0,000; p < 0,01).

  Keywords: anxiety, thesis problem, academic procrastination

  ! " # # $ " ! %

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus melalui perantaraan Bunda Maria yang telah memberikan kelimpahan berkat, rahmat, lindungan dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Begitu banyak pelajaran dan pengalaman berharga yang penulis dapatkan selama proses pengerjaan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak, yang bukan saja dengan kerelaan waktu dan tenaganya telah membantu penulis, tetapi juga dengan segenap hati, jiwa, dan cinta yang tulus. Dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Bapak P.

  Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. yang telah bersedia memberikan ijin dan dukungan untuk melakukan penelitian ini.

  2. Ibu Sylvia Carolina. M.Y.M. S.Psi., M.Psi., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan arahan dengan penuh senyum, kesabaran dan penerimaan; Terimakasih banyak Bu…

  3. Ibu Dr. Ch.Siwi Handayani dan Ibu Titik Kristiyani, S.Psi., M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan banyak masukan berupa kritik dan saran yang memperkaya hasil penelitian ini.

  4. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.S., selaku Dosen Pembimbing Akademik

  5. Segenap dosen-dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, terima kasih atas bimbingan dan segala bekal ilmu pengetahuan yang sangat berharga.

  6. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma: Mbak Nanik, Mas Gandung & Pak Gie di Sekretariat, Mas Muji di Laboratorium dan Mas Doni di Ruang Baca, terimakasih banyak atas segala bantuan dan kesabaran dalam membantu kelancaran penulis selama proses administrasi, kuliah dan skripsi.

  7. Mahasiswa/i Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma tahun angkatan 2000-2003 yang membantu dan berpartisipasi sebagai subjek dalam penelitian ini.

  8. Keluargaku tercinta, Bapak dan Ibu yang selalu dan senantiasa memberikan kasih sayang, perhatian, pengertian, semangat, dan doa yang tulus. Begitu juga kakak- kakakku Mas Agus sekeluarga dan Mas Widi, terima kasih atas doa dan perhatiannya.

  9. Andreas Agung Laksono “mylittlestar” yang selalu mendukung tanpa lelah dan menjadi inspirasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini; Terimakasih karena

  selalu ada untukku..thank you for your love…forever!

  10. Ci’ Resha; I should be the one who should be thankful for having such wonderful friend like you.

  11. Usetea & Deon (Bjorn Production) yang sering mendapat amukan dan amarah tapi tetap baik hati; Thanks a lot!

  13. Teman-teman asisten P2TKP angkatan 2008: Otic, Astin, Mbak Sri, Mas Dezta, Mas Abe, Mas Rondang, Vania, Atiek, Betty, Wulan, Mitha, Wenny, Lia, Tina, Wiwid, Gothe, Budi, yang bersedia berbagi duka. Makasih banyak ya teman-

  teman!

  14. Mbak Ira & Mbak Dhani, terima kasih atas masukan yang telah diberikan kepada penulis.

  15. Teman-teman angkatan 2004: Oneng & Embak; Miss you girls! thank you for all great time together.

  16. Semua pihak yang tanpa sengaja belum tersebut di sini; terima kasih. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

  Pada akhirnya, sebuah perjalanan akan sampai pada tempat tujuannya. Seperti aliran sungai, riaknya akan menuju muara. Betapapun lelah dan peliknya jalan yang ditempuh, seseorang akan berusaha berada di tempat yang diinginkannya. Setidaknya, ia mempunyai harapan.

  Yogyakarta, September 2008 Penulis,

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………………... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING……………….. ii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………….. iv PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH……………………… v ABSTRAK………………………………………………………………… vi ABSTRACT………………………………………………………………. vii HALAMAN MOTTO…………………………………………………….. viii HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………. ix KATA PENGANTAR……………………………………………………. x DAFTAR ISI……………………………………………………………… xiii DAFTAR TABEL………………………………………………………… xvii DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xix BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………..

  1 A. Latar Belakang Masalah…………………………………….

  1 B. Rumusan Masalah…………………………………………..

  7 C. Tujuan Penelitian……………………………………………

  7 D. Manfaat Penelitian………………………………………….

  7 A. Kecemasan terhadap Penyelesaian Masalah Skripsi………..

  9

  1. Kecemasan………………………………………………

  9

  a. Pengertian Kecemasan………………………………

  9 b. Sebab-sebab Kecemasan…………………………….

  10 c. Komponen-komponen Kecemasan………………….

  11 2. Skripsi…………………………………………………..

  12 a. Pengertian Skripsi…………………………………..

  12 b. Masalah Skripsi……………………………………..

  12 B. Prokrastinasi Akademik…………………………………….

  13

  1. Pengertian Prokrastinasi…………………………………

  13

  2. Jenis-jenis Prokrastinasi…………………………………

  15

  3. Prokrastinasi Akademik…………………………………

  15

  4. Komponen Prokrastinasi Akademik……………………

  17

  5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik

  18 C. Hubungan antara kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dan prokrastinasi akademik………………………..

  19 D. Hipotesis……………………………………………………

  23 BAB III. METODE PENELITIAN………………………………………

  24 A. Jenis Penelitian………………………………………………

  24 B. Identifikasi Variabel Penelitian……………………………..

  24 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian……………………

  24

  2. Prokrastinasi Akademik…………………………………

  25 D. Subjek Penelitian……………………………………………

  25 E. Metode Pengumpulan Data…………………………………

  26 F. Instrumen Pengukuran………………………………………

  29 1. Uji Validitas……………………………………………..

  29 2. Uji Reliabilitas…………………………………………..

  30 3. Analisis Aitem…………………………………………..

  31 G. Metode Analisis Data……………………………………….

  31 BAB IV. HASIL PENELITIAN………………………………………….

  32 A. Persiapan Penelitian…………………………………………

  32 1. Orientasi Kancah………………………………………..

  32

  2. Perijinan…………………………………………………

  32 3. Pelaksanaan Uji Coba…………………………………...

  33

  a. Skala Kecemasan terhadap Penyelesaian Masalah Skripsi……………………………………………….

  34

  b. Skala Prokrastinasi Akademik………………………

  35 4. Hasil Uji Coba Alat Penelitian………………………….

  36

  a. Skala Kecemasan terhadap Penyelesaian Masalah Skripsi……………………………………………….

  37

  b. Skala Prokrastinasi Akademik………………………

  38 B. Deskripsi Data………………………………………………

  39

  1. Uji Normalitas…………………………………………..

  44 2. Uji Linieritas…………………………………………….

  45 D. Pengujian Hipotesis Penelitian………………………………

  46 E. Kesimpulan Analisis…………………………………………

  48 F. Pembahasan…………………………………………………

  48 BAB V. PENUTUP………………………………………………………

  53 A. Kesimpulan………………………………………………….

  53 B. Saran………………………………………………………...

  54 C. Keterbatasan Penelitian……………………………………..

  55 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..

  56 LAMPIRAN……………………………………………………………….

  59

  

DAFTAR TABEL

  Tabel Halaman

  1. Blue print Skala Kecemasan terhadap Penyelesaian Masalah Skripsi………………………………………….

  27 .

  2. Blue print Skala Prokrastinasi Akademik……………….

  29 3. Jadwal Pelaksanaan Uji Coba…………………………...

  33

  4. Sebaran aitem Skala Kecemasan terhadap Penyelesaian Masalah Skripsi (sebelum uji coba)……………………….

  35

  5. Sebaran aitem Skala Prokrastinasi Akademik (sebelum uji coba)…………………………………………

  36

  6. Sebaran aitem Skala Kecemasan terhadap Penyelesaian Masalah Skripsi (setelah uji coba)………………………..

  37

  7. Sebaran aitem Skala Prokrastinasi Akademik (setelah uji coba)………………………………………….

  38

  8. Deskripsi Data Penelitian…………………………………

  40 9. Norma Kategorisasi……………………………………….

  41

  10. Norma Kategorisasi Skor Kecemasan terhadap Penyelesaian Masalah Skripsi……………………………………………

  42 11. Norma Kategorisasi Skor Prokrastinasi Akademik……….

  43 12. Hasil Uji Normalitas……………………………………….

  45

  13. Hasil Uji Linieritas…………………………………………

  46

  15. Persentase Skor Subjek terhadap Komponen Penelitian (Kecemasan terhadap Penyelesaian Masalah Skripsi)……..

  49

  16. Persentase Skor Subjek terhadap Komponen Penelitian (Prokrastinasi Akademik)………………………………….

  50

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran Halaman

  A. Skala Kecemasan terhadap Penyelesaian Masalah Skripsi dan Prokrastinasi Akademik…………………………….

  60 B. Analisis Reliabilitas Skala Kecemasan terhadap Penyelesaian Masalah Skripsi…………………………....

  61 C. Analisis Reliabilitas Skala Prokrastinasi Akademik…….

  62 D. Analisis Data Penelitian…………………………………

  63 E. Masalah-masalah Subjek Penelitian…………………….

  64 F. Surat Keterangan Penelitian…………………………….

  65

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Setiap harinya individu dihadapkan dengan tugas-tugas dan pekerjaan. Dengan waktu yang terbatas dalam satu harinya yakni 24 jam diharapkan individu

  dapat menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Sayangnya, kebanyakan individu lebih suka menghabiskan waktu untuk melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat daripada menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin. Mereka cenderung memilih untuk menunda menyelesaikan tugas- tugasnya, seperti contoh kehidupan mahasiswa.

  Kehidupan mahasiswa merupakan kehidupan dimana penuh tantangan dan kesukaran, kehidupan yang menuntut mahasiswa menentukan sikap dan pilihan, masa yang menuntut untuk menyesuaikan diri (Kartono, 1985). Tantangan dan kesukaran yang dihadapi mahasiswa antara lain pembuatan berbagai macam tugas, laporan, makalah maupun ujian yang merupakan suatu bentuk evaluasi bagi mahasiswa yang dilaksanakan secara rutin.

  Hariwijaya & Djaelani (2004) menyatakan bahwa mahasiswa sekarang cenderung mudah mengeluh dan patah semangat dalam menghadapi tugas-tugas mereka, terutama mahasiswa tingkat akhir yang dihadapkan dengan keharusan penyelesaian tugas skripsi. Skripsi ialah tulisan ilmiah yang dibuat sebagai syarat

  2004). Skripsi ini sebagai bukti kemampuan akademik seorang mahasiswa dalam penelitian. Dalam proses pengerjaan skripsi ini banyak mahasiswa yang menghadapi masalah-masalah antara lain: kesulitan membagi waktu dan mencurahkan perhatian yang cukup terhadap skripsi karena adanya pekerjaan lain atau keluarga (bagi mahasiswa yang sudah bekerja atau berkeluarga); masalah kesehatan; terbatasnya dana untuk operasional skripsi (misalnya: untuk kertas, fotokopi); adanya hambatan kognitif dan emosi yang cenderung menimbulkan sikap negatif mahasiswa terhadap segala proses pengerjaan skripsi; masalah yang berkaitan dengan materi skripsi itu sendiri, misalnya kurang literatur untuk mendukung dasar teori, kesulitan membuat alat ukur, langkanya subjek penelitian dan masalah dengan dosen pembimbing (Zamindari, 1999).

  Masalah-masalah skripsi tersebut dapat menjadi ancaman bagi mahasiswa jika mahasiswa tidak dapat menyelesaikannya dengan cara yang baik dan benar. Saat individu menghadapi keadaan yang dianggapnya mengancam, maka secara umum individu akan memiliki reaksi yang biasanya berupa rasa takut (Mischel, 1976; Calhoun & Acocella, 1990). Kebingungan menghadapi stimulus yang berlebihan yang tidak berhasil dikendalikan oleh ego, membuat ego diliputi kecemasan.

  Kecemasan sebagai tanda peringatan bagi individu bahwa individu dalam bahaya dan merupakan isyarat bagi ego untuk melakukan tindakan-tindakan yang tepat (Freud dalam Ferrari, 1995). Menurut Lazarus (1969) gejala kecemasan dapat timbul apabila seseorang dihadapkan pada suatu situasi yang dirasakan menekan dan mengancam. menyebabkan mahasiswa ingin menghindari sumber kecemasannya yaitu masalah skripsinya. Bruno (1998) yang menjelaskan ketika seseorang berada dalam kondisi cemas yang berlebihan, maka kecenderungan alami yang akan muncul adalah menghindar dari situasi yang membuat cemas.

  Branca (1964) mendefinisikan kecemasan sebagai perasaan yang tidak menyenangkan yang menyertai rasa frustrasi dan ketidakjelasan tentang masa depan dan pengharapan tentang rasa sakit, kegagalan atau ancaman kegagalan. Menurut Lazarus (1969), kecemasan bersifat subyektif karena rasa cemas yang dirasakan oleh seseorang, tidak tepat sama seperti yang dirasakan oleh orang yang lain yang juga mengalami kecemasan. Kecemasan dapat dilihat sebagai bentuk antisipasi terhadap ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi yang tidak dapat diprediksikan dari keadaan sekarang (Carson & Butcher, 1992).

  Mahasiswa yang tidak dapat mengatasi masalah-masalah skripsi dengan baik akan memiliki ketakutan dalam menyelesaikan masalah skripsinya. Jika ketakutan tersebut tidak dapat dikendalikan oleh ego, maka mahasiswa yang menghadapi masalah skripsi akan merasa cemas karena tidak dapat menyelesaikan masalah skripsinya. Rasa cemas yang dialami oleh mahasiswa dalam menyelesaikan masalah skripsinya membuat mahasiswa menjadi cenderung kurang fokus dan konsentrasi menyelesaikan masalah skripsinya.

  Hal lain yang dapat terjadi adalah mahasiswa melakukan penundaan dalam mengerjakan skripsi. Akibat penundaan tersebut adalah mahasiswa mengalami pengerjaan tugas sehingga mengakibatkan kegagalan inilah yang dinamakan sebagai perilaku prokrastinasi. Hal ini seperti pendapat yang dikemukakan oleh Schouwenburg (dalam Ferrari, 1995) yang mendefinisikan prokrastinasi sebagai perilaku menunda tugas. Ketidakmampuan mahasiswa dalam mengatur dan menggunakan waktu dengan baik dan tepat dapat berakibat pada ketidakmampuan mengerjakan tugas dengan baik dan tepat pada waktunya. Hal ini mengakibatkan timbulnya kecemasan. Individu yang mengalami kecemasan akan mengalami gangguan psikologis berupa respon emosional, kognitif dan fisiologis. Mahasiswa yang mengalaminya tentu terganggu dalam melaksanakan kegiatan sehingga mengakibatkan ketidakmampuan menyelesaikan tugas dalam waktu tertentu.

  Akibatnya mahasiswa kembali melakukan prokrastinasi. Seperti yang dikatakan oleh Burka, JB & Yuen, LM (dalam Ferrari 1995), bahwa seorang procrastinator akan mengalami “lingkaran prokrastinasi” artinya seseorang dapat melakukan prokrastinasi secara berulang-ulang pada suatu tugas.

  Prokrastinasi berasal dari kata “procrastinare” dalam bahasa Latin yang mengandung arti menunda sampai hari berikutnya. Ferrari (1995) menerjemahkannya sebagai perilaku penundaan sampai hari nanti, yang identik dengan bentuk kemalasan dalam masyarakat. Dalam kamus The Oxford English Dictionary (dalam Ferrari, 1995) istilah procrastination atau prokrastinasi diartikan secara lebih positif, yakni penundaan yang dipilih secara bijaksana untuk menunggu saat yang tepat. Pengertian prokrastinasi menjadi lebih merujuk pada tuntutan untuk kesempurnaan tugas dengan

  Ferrari, Johnson dan McCown (1995) secara lebih jelas membedakan prokrastinasi berdasarkan jenis tugasnya yaitu prokrastinasi akademik dan prokrastinasi non-akademik. Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik seperti tugas sekolah atau tugas kuliah. Sedangkan prokrastinasi non-akademik adalah penundaan yang dilakukan pada jenis tugas non-formal atau tugas yang berhubungan dengan tugas sehari-hari misalnya tugas rumah tangga dan tugas di kantor. Penelitian ini selanjutnya hanya akan membahas pada prokrastinasi berdasar pada jenis tugasnya yakni prokrastinasi akademik. Secara historis, penelitian tentang prokrastinasi ini pada awalnya memang banyak dilakukan di lingkungan akademik (Ferrari, dkk., 1995). Ellis & Knaus (1977) juga mengungkapkan bahwa kurang lebih 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi.

  Prokrastinasi biasa terjadi setiap waktu dan merupakan masalah yang sangat serius (Burka & Yuen, 1983). William Knaus, seorang psikolog, memperkirakan 90% mahasiswa melakukan prokrastinasi. Banyak dari mahasiswa tetap melakukan prokrastinasi meskipun mereka sudah mengetahui akibat yang akan ditanggungnya (Conti, 2000; Saddler & Bulley, 1991 dalam Schraw, dkk, 2007). Penelitian- penelitian yang telah banyak dilakukan membentuk suatu konsep bahwa prokrastinasi merupakan kombinasi dari tiga komponen yakni rasa takut menghadapi kegagalan (fear of failure), penolakan terhadap tugas (task aversiveness), dan kemalasan (laziness) (Blunt & Pychyl, 2000; Ferrari & Tice, 2000; Wolters, 2003). Pengaruh individu yang ikut mempengaruhi kecenderungan timbulnya prokrastinasi, misalnya keinginan untuk menghindari tugas karena ketidaksenangan terhadap tugas yang dihadapi (Solomon & Rothblum, 1989).

  Syafi’i (2001) menemukan adanya korelasi positif antara kecemasan menghadapi masalah dengan prokrastinasi akademik. Lay, Edwards, Parker, dan Endler (dalam Schraw dkk, 2007) dalam penelitian yang dilakukannya menyatakan bahwa kecemasan dan prokrastinasi memiliki hubungan yang linear, yakni kecemasan akan meningkat pada individu yang melakukan prokrastinasi selama waktu tertentu. Hasil penelitian lain juga menemukan indikasi bahwa prokrastinasi berhubungan dengan kecemasan dan rasa takut akan mengalami kegagalan (Ferrari & Tice, 2000). Murakami, 1986 (dalam Bui, 2007) menemukan bahwa individu yang melakukan prokrastinasi memiliki tingkat kecemasan yang tinggi daripada individu yang tidak melakukan prokrastinasi. Hasil penelitian secara umum menyatakan bahwa kecemasan merupakan penyebab yang mendominasi terjadinya prokrastinasi.

  Tetapi hasil laporan penelitian tersebut tidak secara terus menerus berlaku karena beberapa laporan penelitian menemukan bahwa prokrastinasi dan kecemasan tidak selalu berhubungan (Aitken, 1982; Rothblum, 1986; McCown, Petzel & Rupert, 1987; Schouwenburg, 1995; Scher, Ferrari, & Nelson, 2002 dalam Scher & Osterman, 2002).

  Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dengan

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan positif antara kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dengan prokrastinasi akademik.

C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak hubungan positif antara kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dengan prokrastinasi akademik.

D. Manfaat Penelitian

  Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut:

  1. Secara praktis: Bagi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma sebagai bahan masukan berkaitan dengan kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dan prokrastinasi akademik yang terjadi di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi.

  2. Secara teoritis:

  a) Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai latihan pengembangan berpikir ilmiah dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang b) Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referansi dalam mempelajari psikologi khususnya psikologi pendidikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi

1. Kecemasan

a. Pengertian kecemasan

  Menurut Maher (dalam Mischel, 1976) sesuatu disebut kecemasan apabila memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) perasaan yang disadari tentang ketakutan dan bahaya tanpa adanya kemampuan untuk mengidentifikasikan ancaman secara objektif; (2) adanya pola keterbangkitan fisiologis dan gangguan tubuh termasuk perubahan fisik dan keluhan yang bermacam-macam; (3) terjadi disorganisasi dalam

  

problem solving dan kontrol kognitif termasuk sulitnya berpikir secara jernih dan

melakukan coping.

  Bourne & Russo (1998) mengungkapkan bahwa kecemasan muncul ketika sebagian tujuan tidak jelas, sulit dan mengancam yang meliputi perasaan tertekan, ketika berpikir mengenai munculnya stimulus yang menyakitkan atau membahayakan. Hal ini menimbulkan dorongan penilaian negatif sehingga kita terdorong untuk menghindari atau keluar dari kecemasan tersebut ketika hal itu muncul.

  Kecemasan dapat dilihat sebagai bentuk antisipasi terhadap ketakutan pada

  (Carson & Butcher, 1992). Kecemasan merupakan kondisi psikologis dimana individu merasa terganggu akibat adanya kondisi yang mengancam, meskipun bersifat kabur. Kecemasan juga dapat terjadi karena pikiran atau perasaan yang tidak menyenangkan tentang apa yang akan terjadi (Hall & Lindzey, 1978).

  Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah suatu respon emosional dan reaksi atas adanya berbagai situasi yang tidak menyenangkan, yang mengancam dan dipercaya oleh individu akan terjadi pada dirinya serta membuat individu mengalami berbagai tekanan perasaan dan ditandai dengan adanya gejala psikis dan fisik sehingga hal tersebut mengakibatkan individu mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian diri.

b. Penyebab Kecemasan

  Menurut Greist, Martens & Sharkey (dalam Gunarsa, 1996) sebab-sebab timbulnya kecemasan yakni karena (1) tuntutan sosial yang berlebihan yang belum atau tidak dapat dipenuhi oleh seseorang dan tuntutan ini dapat merupakan perasaan subyektif dari individu yang mungkin tidak dapat dirasakan orang lain; (2) adanya standar keberhasilan yang terlalu tinggi bagi kemampuan yang dimiliki individu sehingga menimbulkan rasa rendah diri; (3) individu kurang siap dalam menghadapi suatu situasi atau keadaan yang tidak diharapkan olehnya; (4) adanya pola berpikir dan persepsi negatif terhadap situasi atau diri sendiri.

  Hal-hal yang menyebabkan kecemasan pada individu ini penting untuk diketahui agar dapat menentukan solusi untuk mengatasi kecemasan yang ditimbulkan sehingga individu dapat mengembangkan diri dan dapat menghadapi persoalan dengan penyesuaian yang baik.

c. Komponen Kecemasan

  Maher (dalam Calhoun dan Acocella, 1990) menyatakan bahwa reaksi kecemasan terdiri atas 3 komponen yaitu: a) Emosional, yaitu reaksi terhadap kecemasan yang berkaitan dengan perasaan individu terhadap suatu hal yang dialami secara sadar dan mengalami ketakutan yang mendalam, misalnya: mudah tersinggung, tidak sabar, sering mengeluh dan cenderung terus menerus merasa khawatir terhadap sesuatu yang akan menimpanya.

  b) Kognitif, yaitu reaksi terhadap kecemasan yang berkaitan dengan kekhawatiran individu terhadap konsekuensi-konsekuensi yang mungkin akan dialami. Reaksi akan meningkat hingga akhirnya mengganggu kemampuan kognitif dan berpengaruh terhadap kemampuan seseorang untuk berpikir jernih, memecahkan masalah dan menghadapi tekanan dari lingkungan, misalnya: sulit berkonsentrasi, mudah lupa, pikiran kacau dan mudah panik.

  c) Fisiologis, yaitu reaksi terhadap kecemasan yang berkaitan dengan respon tubuh dan menggerakkan seseorang untuk berperilaku tertentu, meskipun sebenarnya perilaku tersebut tidak diharapkan untuk muncul. Secara fisik, individu akan tampak berkeringat walaupun udara tidak panas, jantung berdebar terlalu keras, tangan atau kaki dingin, sering buang air kecil, wajah terlihat pucat, sering

2. Skripsi

  a. Pengertian Skripsi

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), istilah skripsi diartikan sebagai karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis. Menurut Hariwijaya & Djaelani (2004), skripsi ialah tulisan ilmiah yang dibuat sebagai syarat seorang mahasiswa menyelesaikan studi program sarjananya. Skripsi ini sebagai bukti kemampuan akademik seorang mahasiswa dalam penelitian.

  Rumusan senada juga diutarakan oleh Darmono & Hasan (2002) yang menyatakan bahwa skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa program sarjana pada akhir masa studinya berdasarkan hasil penelitian, atau kajian kepustakaan atau pengembangan terhadap suatu masalah yang dilakukan secara seksama.

  b. Masalah Skripsi

  Menurut Vanda Zamindari (1999) ada beberapa kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam mengerjakan skripsi, antara lain: kesulitan membagi waktu dan mencurahkan perhatian yang cukup terhadap skripsi karena adanya pekerjaan lain atau keluarga (bagi mahasiswa yang sudah bekerja atau berkeluarga); masalah kesehatan; terbatasnya dana untuk operasional skripsi (misalnya: untuk kertas,

  

fotocopy ); adanya hambatan kognitif dan emosi yang cenderung menimbulkan sikap

  negatif mahasiswa terhadap segala proses pengerjaan skripsi; masalah yang berkaitan teori, kesulitan membuat alat ukur, langkanya subjek penelitian dan masalah dengan dosen pembimbing.

  Menurut Hariwijaya & Djaelani (2004) kesulitan yang seringkali dihadapi dalam penyusunan skripsi diantaranya adalah mencari judul, kesulitan mencari literatur dan bahan bacaan, dana yang terbatas, kesulitan dengan standar tata tulis ilmiah atau takut menemui dosen pembimbing.

  Menurut peneliti sendiri, kesulitan yang sering dihadapi mahasiswa dalam menyelesaikan skripsinya adalah membagi waktu untuk konsentrasi mengerjakan skripsi karena ada pekerjaan atau kegiatan lain yang sifatnya lebih menyenangkan, misalnya pergi jalan-jalan bersama teman; munculnya sikap malas dalam diri mahasiswa untuk mengerjakan skripsi karena mahasiswa sibuk bekerja (part time); kesulitan mencari literatur dengan bahasa yang mudah dipahami (bahasa Indonesia); kesulitan membuat alat ukur atau mahasiswa bermasalah dengan dosen pembimbing sehingga mahasiswa takut untuk menghadap dosen pembimbingnya.

B. Prokrastinasi Akademik

1. Pengertian Prokrastinasi

  Prokrastinasi berasal dari kata “procrastinare” dalam bahasa Latin yang mengandung arti menunda sampai hari berikutnya. (Ferrari, 1995) menerjemahkannya sebagai perilaku penundaan sampai hari nanti, yang identik dengan bentuk kemalasan dalam masyarakat. Dalam kamus The Oxford English positif, yakni penundaan yang dipilih secara bijaksana untuk menunggu saat yang tepat. Pengertian prokrastinasi menjadi lebih merujuk pada tuntutan untuk kesempurnaan tugas dengan optimal (Silver, 1974; Milgram, 1991 dan Ferrari, 1995 dalam Ferrari, 1995).

  Istilah prokrastinasi awalnya digunakan oleh Brown & Holtzman (dalam Rizvi, dkk, 1997) untuk menunjuk pada suatu kecenderungan menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan. Ellis & Knaus (1977) mendefinisikan prokrastinasi sebagai suatu kegagalan untuk memulai maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas pada waktu yang ditentukan. Sedangkan Silver (dalam Green, 1982) berpendapat bahwa prokrastinasi lebih dari sekedar kecenderungan, melainkan suatu respon mengantisipasi tugas-tugas yang tidak disukai, atau karena tidak memadainya penguatan atau keyakinan yang tidak rasional yang menghambat kinerja. Prokrastinator atau individu yang melakukan prokrastinasi sadar menghadapi tugas-tugas yang bermanfaat dan penting bagi dirinya (priorotas utama), dengan sengaja menunda secara berulang-ulang (kompulsif) hingga muncul perasaan cemas dan perasaan bersalah (Ferrari, 1995).

  Pada umumnya para ahli lebih sepakat mengartikan prokrastinasi dalam konotasi negatif, dengan menyebutnya sebagai penundaan yang tidak berguna (needless) dalam penyelesaian tugas. Prokrastinator sering melakukan penundaan dan menggantinya dengan melakukan hal-hal yang bersifat santai, misalnya menonton televisi, pergi bersama teman, dan mengobrol. Bahkan prokrastinasi kadang tidak bisa menyelesaikan tugas karena menunda-nunda dalam pengerjaannya kemudian berdalih bahwa ia kekurangan waktu (Midgley dkk., 1996).

  Berdasarkan uraian diatas, prokrastinasi dapat dirumuskan sebagai suatu penundaan dalam memulai atau menyelesaikan suatu tugas secara sengaja dan berulang dengan melakukan aktivitas lain yang tidak penting sehingga mengakibatkan terhambatnya penyelesaian tugas atau aktivitas.

  2. Jenis-jenis Prokrastinasi

  Berdasarkan tujuan melakukan prokrastinasi, Ferrari (1991) membagi prokrastinasi menjadi dua yaitu functional procrastination dan dysfunctional

  

procrastination . Functional procrastination adalah penundaan mengerjakan tugas

yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat.

  

Dysfunctional procrastination adalah penundaan mengerjakan tugas yang tidak

bertujuan, berakibat buruk dan menimbulkan masalah.

  3. Prokrastinasi Akademik

  Ferrari, Johnson dan McCown (1995) secara lebih jelas membedakan prokrastinasi berdasarkan jenis tugasnya yaitu prokrastinasi akademik dan prokrastinasi non-akademik. Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik seperti tugas sekolah atau tugas kuliah. Sedangkan prokrastinasi non-akademik adalah penundaan yang dilakukan pada jenis tugas non-formal atau tugas yang berhubungan dengan tugas sehari-hari misalnya tugas rumah tangga dan tugas di kantor.

  Penelitian ini selanjutnya hanya akan membahas pada prokrastinasi berdasar pada jenis tugasnya yakni prokrastinasi akademik. Secara historis, penelitian tentang prokrastinasi ini pada awalnya memang banyak dilakukan di lingkungan akademik (Ferrari, dkk., 1995). Ellis & Knaus (1977) juga mengungkapkan bahwa kurang lebih 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi.

  Prokrastinasi akademik berkaitan dengan unsur-unsur tugas dalam akademik. Solomon & Rothblum (1989) menyatakan terdapat lima area akademik yang merupakan unsur-unsur prokrastinasi akademik yaitu: a) Tugas mengarang: meliputi tugas untuk menulis makalah laporan, skripsi dan paper.

  b) Belajar dalam menghadapi ujian: meliputi belajar dalam rangka mempersiapkan kuis, ujian midsemester ataupun ujian akhir.

  c) Membaca buku penunjang: meliputi tugas mencari dan membaca buku referensi utama maupun buku referensi pendukung.

  d) Tugas administratif: meliputi tugas-tugas administratif seperti mengembalikan buku ke perpustakaan, membayar SPP, melakukan daftar ulang (herregistrasi), menyalin catatan, dan lain-lain.

  e) Kinerja akademik secara keseluruhan: meliputi usaha dalam menyelesaikan tugas akademik secara keseluruhan.

  Solomon & Rothblum (1989) menemukan dari keenam unsur akademik tersebut diatas, tugas mengarang merupakan tugas yang sering ditunda penyelesaiannya yaitu sebesar 46%, membaca buku referensi 30% dan 27,6% untuk belajar ujian.

4. Komponen Prokrastinasi Akademik

  Schouwenburg (dalam Ferrari, 1995) mengatakan bahwa prokrastinasi akademik sebagai suatu perilaku penundaan dapat termanifestasi dalam komponen- komponen yang dapat diukur dan diamati. Komponen dalam prokrastinasi akademik, yaitu: a) Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi