Korelasi body mass index dan abdominal skinfold thickness terhadap kadar high sensitivity c-reactive protein pada staf wanita Universitas Sanata Dharma - USD Repository

KORELASI BODY MASS INDEX DAN ABDOMINAL SKINFOLD

  THICKNESS TERHADAP KADAR HIGH SENSITIVITY C-REACTIVE PROTEIN PADA STAF WANITA UNIVERSITAS SANATA DHARMA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh: Gary Ranteta`dung NIM : 088114178 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011

HALAMAN PERSEMBAHAN

  ‘

’Dengan doa, kesabaran dan usaha yang keras,

aku telah melewati proses yang luar biasa ini‘’

  Kupersembahkan skripsi ini kepada: Tuhan Yesus, Allah sumber kekuatan dan kemenanganku

  Papa dan Mama tercinta Helen, Nuel, Bunga dan Bulan

  Semua Sahabatku Almamaterku

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Gary Ranteta`dung Nomor Mahasiswa : 088114178

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

KORELASI BODY MASS INDEX DAN ABDOMINAL SKINFOLD

  

THICKNESS TERHADAP KADAR HIGH SENSITIVITY C-REACTIVE

PROTEIN PADA STAF WANITA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 06 Januari 2012 Yang menyatakan (Gary Ranteta`dung)

  PRAKATA

  Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah, bimbingan dan kekuatan yang telah Ia berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ”Korelasi Body Mass Index

  

dan Abdominal Skinfold Thickness terhadap Kadar High Sensitivity

C-Reactive Protein pada Staf Wanita Universitas Sanata Dharma” sebagai

  salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) di Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini bukan suatu hal yang mudah, namun karena bantuan, bimbingan, dukungan dan doa dari berbagai pihak, penulis mampu untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis ucapakan kepada:

  1. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc., selaku rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.

  2. Ketua Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

  3. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

  4. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK., selaku pembimbing. Terima kasih atas membimbing, serta memberi masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

  5. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. dan Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku penguji. Terima kasih atas saran-saran yang diberikan untuk skripsi ini.

  6. Ayah dan ibu, terima kasih atas kasih sayang yang diberikan kepada penulis.

  7. Y. Agung Santoso, MA, selaku dosen statistika Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih telah meluangkan waktu, memberikan pemahaman mengenai statistik kepada penulis.

  8. Pihak Laboratorium Parahita Yogyakarta yang telah membantu pengambilan dan pemeriksaan darah responden penelitian.

  9. Rekan-rekan peneliti Pika, Desi Natalia, Sisca Devi, Caroline Ester, Fatrisia Vivi, Agatha Novita, Fransischa, Prisma Andini, Marcella Pradita dan Natalia Endah dalam kerjasama yang luar biasa ini.

  10. Paulus Febrianto Silor, S.Farm, terima kasih atas share yang sangat membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.

  11. Semua staf Universitas Sanata Dharma yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam penelitian ini.

  12. Semua dosen Fakultas Farmasi yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama penulis berkuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

  Bapak Narto, Mas Dwi dan Mas Sarwanto, sekretariat Fakultas Farmasi USD 13.

yang bersedia membantu mengurus hal-hal administrasi penelitian ini.

  14. Teman-teman seperjuangan: Astaria Setiarum, Agatha Ratri, Carolie Ivonni, Dini Kristanti, Wenny Daniaty, Octo Rahadian. Terima kasih telah menjadi pendengar yang baik dan memberikan solusi disaat penulis menceritakan kesulitan-kesulitan yang ditemui.

  15. Teman-teman tim kerja kelompok selama di FKK: Nitha, Ipip, Vithe, Yuli, Pika, Desi, Peffly dan Lina. Terima kasih telah menjadi partner dalam diskusi kelompok, presentasi makalah, dan tugas take home selama kuliah.

  16. Teman-teman Farmasi C 2008 dan FKK B 2008. Terima kasih telah menjadi teman yang luar biasa, bekerjasama, berbagi suka dan duka serta dukungan yang telah diberikan selama ini.

  17. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberi andil hingga terselesaikannya skripsi ini.

  Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penelitian ini. Penulis mohon saran dan kritikan yang membangun guna perbaikan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat.

  Yogyakarta, 16 November 2011 Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL……………………………………………............... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………...................... ii HALAMAN PENGESAHAN………………………................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………….. iv HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……………………………... v PRAKATA………………………………………………………………... vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………...................................... ix DAFTAR ISI………………………………………………….................... x DAFTAR TABEL……………………………………................................ xiv DAFTAR GAMBAR……………………………………………………... xv DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………....... xvi

  INTISARI………………………………………………………………… xviii

  ABSTRACT……………………………………………………………....... xix BAB I. PENGANTAR…………………………………………….............

  1 A. Latar Belakang………………………………………………….....

  1 1. Perumusan masalah…………………………………………....

  4 2. Keaslian penelitian………………………………………….....

  4 3. Manfaat penelitian…………………………………………….

  9 B. Tujuan……………………………………………………………..

  9 BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA……………………………………

  10

  1. Definisi………………………………………………………..

  22 BAB III. METODE PENELITIAN……………………………………....

  1. Observasi awal……………………………………………....... 30 2. Permohonan izin dan kerja sama……………………………...

  30 I. Tata Cara Penelitian……………………………………………..... 30

  G. Teknik Sampling………………………………………………...... 29 H. Instrumen Penelitian……………………………………………....

  27 F. Ruang Lingkup……………………………………………………. 28

  24 D. Responden Penelitian……………………………………………... 25 E. Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………...

  C. Definisi Operasional………………………………………………

  23 B. Variabel…………………………………………………………… 23

  23 A. Jenis dan rancangan Penelitian……………………………………

  F. Landasan Teori…………………………………………………..... 21 G. Hipotesis…………………………………………………………..

  2. Patofisiologi…………………………………………………...

  16 E. Body Mass Index dan Abdominal Skinfold Thickness…………….. 19

  C. Inflamasi, Aterosklerosis dan Penyakit Jantung Koroner………… 15 D. High Sensitivity C-Reactive Protein................................................

  13 B. Jaringan Adiposa …………………………………………………. 14

  12

  10

  10

  4. Tipe obesitas…………………………………………………..

  3. Etiologi………………………………………………………..

  30

  4. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ………….......... 33 5. Pengukuran parameter………………………………………...

  34 6. Pembagian hasil pemeriksaan laboratorium…………………..

  35 J. Teknik Analisis Data Statistik………………………………….....

  36 K. Kesulitan Penelitian……………………………………………….

  37 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………...

  38 A. Karakteristik Responden………………………………………......

  38

  1. Usia……………………………………………………………

  38

  2. Berat badan……………………………………………………

  39 3. Tinggi badan………………………………………………......

  40

  4. Body mass index……………………………………………………

  41 5. Abdominal skinfold thickness………………………………….

  42 6. High Sensitivity C-Reactive Protein…………………………..

  43

  2 B. Perbandingan Rerata hs-CRP BMI <23 Kg/m

  2 dan BMI ≥23 Kg/m …………………………………………........

  44 C. Perbandingan Rerata hs-CRP AST<14,5 mm dan AST ≥14,5 mm………………………………………………..

  46 D. Korelasi Body Mass Index dengan kadar hs-CRP……………….... 47

  E. Korelasi Abdominal Skinfold Thickness dengan kadar hs-CRP…...............................................................................

  49 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………

  53 A. Kesimpulan………………………………………………………..

  53

  DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..

  54 LAMPIRAN………………………………………………………………

  59 BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………….

  85

  

DAFTAR TABEL

  Tabel I. Klasifikasi BMI menurut WHO untuk Penduduk Dewasa Asia………………………………………………………….

  20 Tabel II. Panduan Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi……………..

  37 Tabel III. Karakteristik Responden…………………………………… 38 Tabel IV. Profil BMI Responden……………………………………...

  41 Tabel V. Profil Kadar hs-CRP Responden…………………………...

  43 Tabel VI. Perbandingan Rerata hs-CRP BMI <23 Kg/m

  2

  dan BMI ≥23 Kg/m

  2 …………………………………………….

  45 Tabel VII. Perbandingan Rerata hs-CRP AST <14,5 mm dan AST ≥14,5 mm……………………………………………..

  46 Tabel VIII. Korelasi BMI dengan Kadar hs-CRP………………………. 47 Tabel IX. Korelasi AST dengan Kadar hs-CRP………………………. 50

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Marker Risiko Penyakit Kardiovaskular…………………... 18 Gambar 2. Skema Responden Penelitian……………………………… 27 Gambar 3. Histogram Sebaran Data Usia……………………………... 39 Gambar 4. Histogram Sebaran Data Berat Badan…………………….. 40 Gambar 5. Histogram Sebaran Data Tinggi Badan…………………… 41 Gambar 6. Histogram Sebaran Data BMI…………………………….. 42 Gambar 7. Histogram Sebaran Data AST……………………………... 43 Gambar 8. Histogram Sebaran Data hs-CRP………………………….. 44 Gambar 9. Diagram Sebar Korelasi BMI dengan hs-CRP…………….. 47 Gambar 10. Diagram Sebar Korelasi AST dengan hs-CRP…………….. 50

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Komisi Etik Kedokteran………….

  72 Lampiran 13. Deskripsi dan Normalitas Tinggi Badan…………….

  2 ………………………….

  dan BMI ≥23 Kg/m

  2

  75 Lampiran 16. Uji Mann-Whitney Rerata hs-CRP pada BMI <23 Kg/m

  2 ……………………………………..

  74 Lampiran 15. Deskripsi dan Normalitas hs-CRP pada BMI <23 Kg/m

  2 ……………………………………..

  73 Lampiran 14. Deskripsi dan Normalitas hs-CRP pada BMI ≥23 Kg/m

  71 Lampiran 12. Deskripsi dan Normalitas Berat Badan……………...

  60 Lampiran 2. Surat Izin penelitian………………………………….

  70 Lampiran 11. Deskripsi dan Uji Normalitas hs-CRP……………….

  69 Lampiran 10. De Deskripsi dan Uji Normalitas Abdominal Skinfold Thickness…………………………………...

  68 Lampiran 9. Deskripsi dan Uji Normalitas Body Mass Index…….

  67 Lampiran 8. Deskripsi dan Uji Normalitas Usia………………….

  66 Lampiran 7. Uji Realiabilitas Instrumen………………………….

  65 Lampiran 6. Hasil Pemeriksaan Laboratorium……………………

  63 Lampiran 5. Blangko Pengisian Data Pengukuran Antropometri dan Tekanan Darah…………………………………..

  62 Lampiran 4. Surat Izin Peminjaman Ruangan…………………….

  61 Lampiran 3. Informed Consent……………………………………

  76 Lampiran 17. Deskripsi dan Normalitas hs-CRP pada AST ≥14,5 mm………………………………………

  77 Lampiran 18. Deskripsi dan Normalitas hs-CRP pada AST <14,5 mm………………………………………

  78 Lampiran 19. Uji Mann Whitney Rerata hs-CRP AST<14,5 mm dan AST ≥14,5 mm………………………………….

  79 Lampiran 20. Uji Korelasi Spearman BMI dengan hs-CRP……….

  80 Lampiran 21. Uji Korelasi Spearman AST dengan hs-CRP……….

  81 Lampiran 22. Foto Pengukuran BMI dan Pengambilan Darah Responden …………………………………………..

  82 Leaflet……………………………………………….. Lampiran 23.

  83

  

INTISARI

Obesitas dapat meningkatkan risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK).

  Skrining obesitas dapat dilakukan dengan mengukur Body Mass Index (BMI) dan

  

Abdominal Skinfold Thickness (AST). Seseorang dengan obesitas cenderung

mengalami peningkatan kadar High Sensitivity C-Reactive Protein (hs-CRP).

  Kadar hs-CRP dapat digunakan untuk menilai risiko PJK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi positif bermakna antara BMI dan AST terhadap kadar hs-CRP.

  Penelitian ini merupakan jenis observasional analitik dengan desain

  

cross-sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling

  dengan 46 responden. Kriteria inklusi meliputi wanita premenopause, usia 30-50 tahun, bekerja di Universitas Sanata Dharma, dan bersedia untuk bekerjasama dalam penelitian ini. Kriteria eksklusi yaitu memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, penyakit hati akut maupun kronis,

  

rheumathoid arthritis, menderita penyakit peradangan akut atau kronis, demam,

  hamil, perokok, udema dan menggunakan obat-obatan kontrasepsi. Pengukuran meliputi berat badan, tinggi badan, AST dan kadar hs-CRP dalam darah. Penelitian ini menggunakan taraf kepercayaan 95%.

  Uji korelasi Spearman menunjukkan korelasi positif bermakna antara BMI dengan kadar hs-CRP (r=0,697; p=0,000) dan antara AST dengan kadar hs- CRP (r=0,389; p=0,007). Pengukuran BMI dan AST dapat digunakan sebagai deteksi dini untuk mengetahui faktor resiko PJK.

  Kata kunci : obesitas, BMI, AST, kadar hs-CRP.

  

ABSTRACT

Obesity can increase the risk of Coronary Heart Disease (CHD).

  Screening of obesity can be measured by Body Mass Index (BMI) and Abdominal Skinfold Thickness (AST). Person with obesity tend to have elevated levels of High Sensitivity C-Reactive Protein (hs-CRP). Hs-CRP levels can be used to assess the risk of CHD. The aim of this study was to determine significant positive correlation between BMI and AST with hs-CRP levels.

  This study was observational analytical with cross-sectional design. This study used purposive sampling with 46 respondents. Inclusion criteria were premenopausal women, aged 30-50 years old, working at Sanata Dharma Univesity, and willingness to cooperate in this study. Exclusion criteria were patient who have a history of diabetes mellitus, coronary heart disease, acute or chronic liver disease, arthritis rheumathoid, acute or chronic inflammatory disease, fever, pregnancy, smoking, edema and consume contraception medicines. Measurements included weight, height, AST, and hs-CRP levels in blood. This Study used 95% confidence interval.

  Spearman correlation test showed significant positive correlation between BMI with hs-CRP (r=0.697; p=0.000) and between AST with hs-CRP (r=0.389; p=0.007). Measurement of BMI and AST can be used as early detection to determine risk factor of CHD.

  Key words : Obesity, BMI, AST, hs-CRP levels.

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Era globalisasi telah mengubah gaya hidup dan pola makan masyarakat

  (Azwar, 2004). Masyarakat cenderung mengkonsumsi fast food yang kaya kalori, garam, gula, lemak tetapi rendah vitamin A, serat, asam askorbat, kalsium dan folat (Risnaningsih dan Woro, 2008). Di lain sisi, aktivitas fisik masyarakat pun semakin berkurang akibat kemajuan teknologi dan tuntunan pekerjaan (Naamsyah, 2008; Nurlaila, 2011). Ketidakseimbangan antara asupan energi (energy intake) dan energi yang digunakan (energy expenditure) dapat mengakibatkan obesitas (Hadi, 2005).

  World Health Organization (WHO) pada tahun 2008 memperkirakan 1,5

  milyar orang dewasa mengalami overweight dan 500 juta mengalami obesitas (WHO, 2011a). Prevalensi overweight dan obesitas di kawasan Asia-Pasifik juga meningkat sangat tajam, di Korea Selatan 20,5% penduduk tergolong overweight dan 1,5% mengalami obesitas. Di Thailand, 16% penduduknya mengalami

  

overweight dan 4% mengalami obesitas (Hadi, 2005). Di Indonesia, sebanyak

  8,8% orang dewasa tergolong overweight dan 10,3% mengalami obesitas. Di Yogyakarta, sebanyak 8,5% orang dewasa mengalami overweight dan 10,2% mengalami obesitas (Balai Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007).

  WHO (2011a) mendefinisikan obesitas sebagai suatu kondisi di mana terjadi akumulasi lemak secara berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan.

  Menurut WHO (2000) obesitas berhubungan dengan Penyakit Jantung Koroner (PJK). Wilson, D’Agostino, Sullivan, Parise dan Kannel (2002) menemukan

  

overweight dan obesitas sebagai faktor penentu terjadinya PJK. Gotera, Aryana,

  Suastika, Santoso dan Kuswardhani, (2006) menyatakan peningkatan berat badan

  2

  dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) lebih dari 30 Kg/m dapat meningkatkan risiko PJK 4 kali lipat, baik pada laki-laki ataupun wanita. Penelitian Mawi (2003) menunjukkan bahwa kelompok overweight dan obesitas memiliki risiko PJK 1,79 kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok underweight dan ideal.

  Skrining obesitas dapat dilakukan dengan pengukuran antropometri tubuh. Body Mass Index (BMI) dan Abdominal Skinfold Thickness (AST) merupakan pengukuran antropometri yang digunakan dalam penelitian ini. BMI merupakan pengukuran antropometri yang mudah dilakukan dan sering digunakan (WHO, 2000). Polikandrioti, Kotronoulas, Liveri, Giovaso, Varelis dan Kyritsi (2009) menyatakan pengukuran BMI sederhana, aman dan mudah dilakukan.

  Selain BMI, pengukuran antropometri juga dilakukan dengan mengukur AST. Menurut Budiman (2008) cara ini murah, mudah dilakukan, tidak butuh waktu lama dan tidak invasif. Penelitian Demura dan Sato (2007) menemukan bahwa AST merupakan pengukuran skinfold dengan tingkat kesalahan paling kecil dibanding parameter skinfold lainnya.

  Jaringan adiposa dapat melepaskan sitokin, salah satunya adalah atau ukuran sel lemak (Nurtanio dan Wangko, 2007). Meningkatnya sekresi sitokin IL-6 menimbulkan low grade inflammation yang ditandai dengan tingginya kadar C-Reactive Protein (CRP) ( Chaikate et al., 2006). Proses inflamasi yang terjadi memainkan peran penting dalam patogenesis aterosklerosis (Blake dan Ridker, 2001). Aterosklerosis merupakan penyebab utama PJK (Rifai dan Ridker, 2001).

  Menurut American Association for Clinical Chemistry (2011), High

  

Sensitivity C-Reactive Protein (hs-CRP) adalah pemeriksaan CRP dalam kuantitas

  kecil dengan metode yang mempunyai sensitivitas tinggi. Kadar hs-CRP dalam darah dapat digunakan sebagai prediktor PJK (Blake dan Ridker, 2001; Ridker, 2002; Patel, Robbins dan Topol, 2001). Beberapa studi prospektif secara konsisten menunjukkan bahwa hs-CRP merupakan prediktor kuat kejadian koroner pada pria dan wanita yang tampak sehat di masa depan (Rifai dan Ridker, 2001).

  Pengukuran BMI dan AST serta kadar hs-CRP dalam darah memiliki kaitan dengan risiko PJK. Penelitian yang dilakukan Silor (2011) pada staf pria Universitas Sanata Dharma menemukan korelasi bermakna antara BMI dengan hs-CRP (r=0,354; p=0,003) dan triceps skinfold thickness dengan kadar hs-CRP (r=0,318; p=0,007). Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui korelasi antara BMI dan AST terhadap kadar hs-CRP pada staf wanita Universitas Sanata Dharma.

  Secara umum, wanita memiliki kadar hs-CRP yang lebih tinggi Rains, Bells, Reeves, Farmer dan Yasunaga, 2011). Menurut National Institute of

  

Health (2008) persentase lemak tubuh yang normal untuk wanita usia 34-55 tahun

adalah 25%-32% sedang untuk pria pada usia yang sama adalah 10%-18%.

  

American Heart Association (AHA) 2011a menyatakan bahwa pada wanita

premenopause hormon estrogen dapat memberikan perlindungan terhadap

  penyakit kardiovaskular, meskipun demikian deteksi dini melalui pengukuran BMI dan AST tetap perlu dilakukan.

  1. Perumusan masalah

  Apakah terdapat korelasi positif bermakna antara BMI dan AST terhadap kadar hs-CRP pada staf wanita Universitas Sanata Dharma?

  2. Keaslian penelitian

  Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Silor (2011) dengan judul “Korelasi Body Mass Index dan Triceps Skinfold Thickness terhadap Kadar hs- CRP Dalam Darah”. Penelitian ini merupakan studi cross sectional, purposive

  

sampling yang dilakukan pada 70 staf pria Universitas Sanata Dharma dengan

  rentang usia 30-50 tahun. Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi bermakna pada BMI dengan hs-CRP (r=0,354; p=0,003) dan triceps skinfold

  

thickness dengan kadar hs-CRP (r=0,318; p=0,007). Penelitian ini merupakan

  penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya. Perbedaannya terletak pada subyek penelitian dan parameter skinfold thickness yang diukur.

  Penelitian mengenai obesitas, pengukuran antropometri, hs-CRP dan penyakit kardiovaskular yang telah dipublikasikan sepanjang penelusuran peneliti, a. Elevated Plasma High-Sensitivity C-Reactive Protein Concentrations in

  Asian Indians Living in The United States (Chandalia, Chabochan, Devaraj,

  Jialal, Grundy, dan Abate, 2003). Penelitian ini dilakukan terhadap 82 pria India dan 55 pria Kaukasia di Amerika Serikat dengan desain penelitian

  

cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan pria India memiliki kadar hs-

  CRP yang lebih tinggi dibanding dengan pria Kaukasia (0,94 mg/L vs 0,63 mg/L; p=0,036). Pada pria India ditemukan korelasi antara hs-CRP dengan berat badan (r=0,28; p<0,05), truncal skinfold thickness (r=0,39; p<0,05) dan pada pria Kaukasia, korelasi hs-CRP dengan berat badan (r=0,46; p<0,05),

  truncal skinfold thickness (r=0,52; p<0,05).

  b. Indeks Massa Tubuh sebagai Determinan Penyakit Jantung Koroner pada

  Orang Dewasa Berusia diatas 35 Tahun (Mawi, 2003). Penelitian ini

  dilakukan terhadap 40 pria dan 40 wanita berusia 35-80 tahun di Jakarta Utara dan Jakarta Timur dengan desain cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan kelompok overweight dan obesitas memiliki risiko PJK 1,79 kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok underweight dan ideal.

  c. Systemic Low Grade Inflamation is Related to Both Circulating and Adipose Tissue TNF α, Leptin and IL-6 Levels in Obese Women (Maachi et al., 2004).

  Penelitian ini dilakukan terhadap 15 wanita obesitas yang rata-rata berusia 48 tahun (10 subyek postmenopausal dan 5 subyek premenopausal) di Prancis dengan desain penelitian cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan BMI berkorelasi secara signifikan dengan IL-6 (r=0,600; p<0,02), leptin (r=0,679; antara persen lemak tubuh dengan hs-CRP (r=0,732; p<0,005), dan leptin (r=0,831; p<0,0001).

  d. Race and Gender Differences in C-Reactive Protein Levels (Khera et al., 2005). Penelitian ini dilakukan terhadap 475 Pria kulit putih rata-rata berusia 45 tahun, 740 pria kulit hitam rata-rata berusia 44 tahun, 516 wanita kulit putih rata-rata berusia 47 tahun, dan 1018 wanita kulit hitam rata-rata berusia 44 tahun dari Dallas Heart study. Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi bermakna antara BMI dengan hs-CRP pada pria kulit putih (r=0,32; p<0,001), pria kulit hitam (r=0,29; p<0,001), wanita kulit putih (r=0,58; p<0,001) dan wanita kulit hitam (r=0,51; p<0,001). Subyek kulit hitam memiliki kadar hs-CRP yang lebih tinggi dibanding kulit putih (3,0 mg/L vs 2,3 mg/L; p<0,001). Penelitian ini juga menemukan hasil bahwa wanita memiliki kadar hs-CRP yang lebih tinggi dibanding pria (3,3 mg/L vs 1,8 mg/L; p<0.001).

  e. C-Reactive Protein, Interleukin-6 and Tumor Necrosis Factor Alpha Levels in

  Overweight and Healthy Adults ( Chaikate et al., 2006). Penelitian ini

  dilakukan terhadap 90 subyek overweight (44 pria dan 46 wanita) dan 90 subyek BMI normal (46 pria dan 44 wanita). Subyek yang terlibat rata-rata berusia 40 tahun. Hasil penelitian menunjukkan rerata hs-CRP kelompok

  overweight lebih tinggi dibanding kelompok BMI normal ( 1,80±1,28 mg/L vs 1,01±0,96 mg/L; p=0,000). Penelitian ini juga menemukan korelasi bermakna antara BMI dan hs-CRP (r=0,37; p=0,000). f. The Correlation Between hs C-Reactive Protein and Left Ventricular Mass in

  The Obese Women (Alwi, Harun, Sukmoko, Soewondo, Waspadji, dan

  Soegondo, 2006). Penelitian ini merupakan studi cross sectional yang dilakukan pada 45 wanita obesitas yang rata-rata berusia 37 tahun. Hasil penelitian menunjukkan kadar hs-CRP berkorelasi secara signifikan dengan BMI (r=0,46; p=0,002) dan kadar hs-CRP juga berkorelasi dengan visceral fat (r=0,33; p=0,03).

  g. The Relationship between C-Reactive Protein and Other Cardiovascular Risk Factors in Men and Women (Arena, Arrowood, Fei, Helm, dan Kraft, 2006).

  Penelitian ini dilakukan terhadap 90 pria yang rata-rata berusia 51 tahun dan 75 wanita yang rata-rata berusia 50 tahun (34 subyek premenopausal dan 39 subyek postmenopausal) di Richmond Virginia dengan desain penelitian

  cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan log hs-CRP pada subyek

  wanita secara signifikan lebih tinggi dibandingkan pada subyek pria (0,86 ± 0,67 mg/L vs 0,63 ± 0,44 mg/L, p=0,003). Kadar log hs-CRP berbeda tidak bermakna antara wanita premenopausal dan wanita postmenopausal (0,81 ± 0,74 mg/L vs 0,84 ± 0,59 mg/L, p=0,88). Pada subyek pria, tidak ditemukan korelasi antara log hs-CRP dengan variable-variabel yang diteliti. Pada subyek wanita, log hs-CRP berkorelasi secara signifikan dengan BMI (r=0,36; p=0,002).

  h. Significance of hs-CRP and Oxidative Stress as Early Novel Markers of

  Subclinical Atheroslerosis in Young Healthy Obese Males (Nirmitha dan yang dibagi menjadi kelompok obesitas dan non obesitas. Hasil penelitian menemukan perbedaan bermakna (p<0,05) antar hs-CRP subyek penelitian obesitas (8,9±2,9) dan hs-CRP subyek penelitian non obesitas (3,1±1,6). i. Waist Circumference and BMI in Relation to Serum High Sensitivity C-

  Reactive Protein (hs-CRP) in Cuban Americans With and Without Type 2 Diabetes (Huffman, Whisner, Zarini dan Nath, 2010). Penelitian ini dilakukan

  pada 355 orang Cuban Amerika (69 pria dan 108 wanita yang menderita diabetes dengan rata-rata usia 65 tahun dan pada 60 pria dan 118 wanita yang tidak menderita diabetes dengan rata-rata usia 63 tahun. Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi bermakna antara hs-CRP dengan lingkar pinggang (r=0,470; p=0,001 dan r=0,406, p=0,001) dan BMI (r =0,387, p=0,001 dan r=0,395; p=0,001) pada wanita dengan dan tanpa diabetes.

  Korelasi bermakna antara hs-CRP dengan lingkar pinggang (r=0,563; p=0,001) dan BMI (r=0,548; p=0,001) juga ditemukan pada pria yang tidak menderita diabetes. j. Anthropometric Indices, Lipid Profile, and HS-CRP Levels in Adults (25-60

  Years) in an Urban Setting (Chandorkar, Vaidya dan Patel, 2011). Penelitian

  ini dilakukan terhadap 146 pria dan 146 wanita di India dengan desain penelitian cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan pada wanita ditemukan korelasi antara hs-CRP dengan BMI (r=0,364; p<0,01) dan pada pria, korelasi hs-CRP dengan BMI (r=0,388; p<0,01). k. Association between Inflammatory Markers and Cardiovascular Risk Factors dilakukan pada 100 wanita umur 35-80 tahun di Kolkata, India dengan desain penelitian cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan korelasi bermakna antara BMI dengan hs-CRP (r=0,373; p<0,001).

3. Manfaat penelitian

  a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai korelasi antara BMI dan AST terhadap kadar hs-CRP dalam darah pada wanita.

  b. Manfaat praktis. Data pengukuran BMI dan AST diharapkan mampu memberikan gambaran awal kadar hs-CRP sehingga dapat digunakan oleh responden penelitian untuk deteksi dini faktor risiko PJK.

B. Tujuan

  1. Tujuan Umum

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi positif bermakna antara BMI dan AST terhadap kadar hs-CRP pada staf wanita Universitas Sanata Dharma.

  2. Tujuan Khusus

  Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengetahui profil pengukuran BMI, AST dan kadar hs-CRP pada staf wanita Universitas Sanata Dharma.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Obesitas

  1. Definisi

  Obesitas didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana terjadi akumulasi lemak secara berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2011a).

  Obesitas tidak hanya berupa kondisi dengan jumlah simpanan kelebihan lemak, namun juga distribusi lemak di seluruh tubuh. Distribusi lemak dapat meningkatkan risiko yang berhubungan dengan berbagai macam penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskular, diabetes tipe II, sindrom metabolik, stroke, kelainan muskulo-skeletal dan kanker (WHO, 2000).

  2. Patofisiologi

  Penyimpanan lemak yang terdapat di tubuh ternyata bukan merupakan hasil kebiasaan buruk yang bersifat pasif. Adiposa ternyata berperan pada pengaturan proses homeostasis energi, yaitu suatu proses yang membutuhkan keseimbangan antara asupan energi (asupan makanan) dan pengeluaran energi (metabolisme dan aktifitas fisik) serta jumlah cadangan energi dalam tubuh (massa lemak). Di otak pada hipotalamus terdapat arcuate nucleus yang berperan menggabungkan aktivitas leptin dan insulin, memberikan sinyal kepada tubuh untuk mengatur kesimbangan asupan makanan dan penggunaan energi (Pusparini, 2007).

  Arcuate nucleus memiliki dua neuron utama dengan aksi yang

  berlawanan. Neuron tipe pertama memproduksi neurotransmitter peptida yaitu

  

Neuropeptide Y (NPY) dan Agouti Related Peptide (AgRP), aktivasi neuron ini

  akan menstimulasi selera makan sambil mereduksi metabolisme. Neuron lainnya yaitu neuron Proopiomelanocortin (POMC) / Cocaine and Amphetamine

  

Regulated Transcript (CART) yang akan melepaskan α Melanocyte Stimulating

Hormone (α MSH) yang dapat menghambat keinginan untuk makan. Ketika

  cadangan lemak dan konsentrasi leptin menurun, neuron NPY dan AgRP diaktivasi dan neuron POMC diinhibisi sehingga terjadi kenaikan berat badan (Pusparini, 2007).

  Hormon lain yang juga berperan dalam pengaturan berat badan adalah hormon insulin. Reseptor insulin terdapat di seluruh bagian otak. Penelitian lain mengatakan bahwa aksi hormon ini untuk menekan selera makan terjadi secara langsung pada arcuate nucleus. Pemberian insulin ke dalam otak dekat arcuate

  

nucleus dapat menghambat produksi NPY, yang bekerja menstimulasi selera

makan (Pusparini, 2007).

  Pada keadaan obesitas terjadi gangguan keseimbangan adipositokin yang dilepaskan. Sel adiposit berusaha mempertahankan keseimbangan energi dengan melepaskan Interleukin-6 (IL-6), Tumor Necorsis Factor-α (TNF-α) dan

  

Monocyte Chemotatic Protein-1 (MCP-1). Pelepasan sitokin tersebut menandai

  awal inflamasi. Obesitas dapat dikatakan merupakan bentuk inflamasi kronik. IL- 6 dan TNF-α dapat memicu pembentukan CRP di hati. Protein ini jika diproduksi terus menerus dapat memperburuk kondisi inflamasi melalui aktivasi kronik terhadap sel endotel, akibatnya terjadi disfungsi endotel (Pusparini, 2007).

3. Etiologi

  Obesitas adalah suatu penyakit multifaktorial dan penyebabnya sangat kompleks (Hidayati, Irawan dan Hidayat, 2006). Menurut Hidayati et al. (2006) ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan obesitas yaitu:

  a. Faktor genetik

  Parental fatness merupakan faktor genetik yang berperanan besar. Bila kedua

  orang tua obesitas, 80% anaknya menjadi obesitas; bila salah satu orang tua obesitas, kejadian obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak obesitas, prevalensi menjadi 14%.

  b. Aktivitas fisik Individu dengan aktivitas fisik yang rendah mempunyai risiko peningkatan berat badan. Penelitian di Jepang menunjukkan risiko obesitas yang rendah pada kelompok yang mempunyai kebiasaan olah raga. Penelitian di Amerika menunjukkan penurunan berat badan dengan adanya aktivitas olahraga Penelitian terhadap anak Amerika dengan tingkat sosial ekonomi yang sama menunjukkan bahwa mereka yang menonton televisi 5 jam/hari mempunyai risiko obesitas sebesar 5,3 kali lebih besar dibanding mereka yang menonton televisi 2 jam setiap harinya.

Dokumen yang terkait

Korelasi body fat percentage terhadap HbA1c pada staf wanita dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2 8 107

Korelasi body mass index terhadap HbA1c pada staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 81

Korelasi abdominal skinfold thickness terhadap rasio kadar LDL/HDL pada diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung.

0 1 2

Korelasi body mass index dan abdominal skinfold thickness terhadap rasio kolesterol total/HDL pada staf wanita Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 149

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar trigliserida dalam darah pada staf wanita Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 88

Korelasi Body Mass Index (BMI) dan abdominal skinfold thickness terhadap kadar trigliserida pada staf wanita Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 117

Korelasi Body Mass Index (BMI) dan abdominal skinfold thickness terhadap kadar glukosa darah puasa - USD Repository

0 0 97

Korelasi Body Mass Index (BMI) dengan abdominal skinfold thickness terhadap rasio kadar LDL/HDL pada staf wanita Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 126

Korelasi antara Body Mass Index (BMI), lingkar pinggang, Rasio Lingkar Pinggang-Panggul (RLPP), dan abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah pada staf wanita Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 168

Korelasi pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul dengan kadar HS-CRP dalam darah pada staf wanita di Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 87