IMPLEMENTASI KURIKULUM PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB SALATIGA TAHUN 2018

  

IMPLEMENTASI KURIKULUM PEMBINAAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI RUMAH TAHANAN

NEGARA KELAS IIB SALATIGA

TAHUN 2018

Oleh

AGUS WIJAYANTO, S.H

  

NIM. 12010150014

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

  

IMPLEMENTASI KURIKULUM PEMBINAAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI RUMAH TAHANAN

NEGARA KELAS IIB SALATIGA

TAHUN 2018

Oleh

AGUS WIJAYANTO, S.H

  

NIM. 12010150014

Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana

Institut Agama Islam Negeri Salatiga

Sebagai pelengkap persyaratan untuk

gelar Magister Pendidikan Islam

Salatiga, 12 September 2018

  

Noor Malihah, S. Pd, M. Hum, Ph. D.

  

PEMBIMBING

PROGRAM PASCA SARJANA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

  Nama : Agus Wijayanto, SH NIM : 12010150014 Program Studi : Pendidikan Agama Islam Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam Tanggal Ujian : 24 September 2018 Judul Tesis : IMPLEMENTASI KURIKULUM PEMBINAAN

  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB SALATIGA TAHUN 2018 Panitia Munaqosah Tesis

  Ketua Sidang : Prof. Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag. ______________ Sekertaris : Hamam, Ph. D. ______________ Penguji I : Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag. ______________ Penguji II : Noor Malihah, Ph. D. ______________

  

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

DAN

KESEDIAAN DIPUBLIKASIKAN

Nama : AGUS WIJAYANTO, S.H NIM :12010150014 Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul Tesis : Implementasi Kurikulum Pembinaan Pendidikan Agama Islam Di

Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Salatiga Tahun 2018

Menyatakan bahwa Tesis yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri,

bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat

dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Tesis ini diperbolehkan

untuk dipublikasikan pada e-repository IAIN SALATIGA.

  Salatiga, 12 September 2018 Yang Membuat Pernyataan Agus Wijayanto, S.H

  

ABSTRAK

  Judul : Implementasi Kurikulum Pembinaan Pendidikan Agama Islam Di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Salatiga.

  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1) Mengetahui implementasi kurikulum dari pembinaan Pendidikan Agama Islam narapidana di Rumah Tahanan Negara kelas IIB Salatiga. 2) Mengetahui manajemen pembinaan Pendidikan Agama Islam di Rumah Tahanan Negara kelas IIB Salatiga.

  Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Subyek penelitian ini adalah Kepala Rumah Tahanan Negara kelas IIB Salatiga, para pembina Pendidikan Agama Islam Rutan Salatiga, para warga binaan dan dokumen-dokumen Rumah Tahanan Negara kelas IIB Salatiga. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi data.

  Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa: pembinaaan Pendidikan Agama Islam bagi Narapidana di Rutan Klas IIB Salatiga sudah menggunakan kurikulum sendiri sebagai pedoman bagi pembina Pendidikan Agama Islam di Rumah Tahanan Negara Salatiga dan sudah diterapkan dengan baik sehingga program revolusi mental narapidana dapat terlaksana dengan baik pula.

  Upaya untuk merevolusi mental dan perubahan karakter narapidana dilakukan pembinaan secara intensif dan terus-menerus melalui ceramah, kajian, diskusi dan bimbingan konseling serta nasehat terhadap warga binaan Rutan Salatiga. Metode pembinaan dilakukan dua cara yaitu di dalam dan di luar ruangan.

  Kata kunci: revolusi mental dan perubahan karakter narapidana.

  ABSTRACT

  Title : The Implementation of curriculum in nurturing Islamic Education at House of Detention IIB Salatiga.

  The purpose of this research is to find out: 1). the implementation of curriculum in nurturing Islamic Education in the House of Detention IIB Salatiga. 2). the management of Islamic Education in the House of Detention IIB Salatiga prison

  This research is a qualitative research and is a field research using a case study approach. The objects of this research are the head of the House of Detention, the inmates of the House of Detention IIB Salatiga, the officers of the House of Detention IIB Salatiga, the relevant documents used in House of Detention IIB Salatiga. The data are collected based on: interviews, documentation and data triangulation.

  The results of this research demonstrate that: the implementation of curriculum in nurturing Islamic Education for inmates in the House of Detention IIB Salatiga are based on a specific curriculum used a guide for Islamic spiritual advisers in the house of detention. The curriculum has been implemented properly so that the prisoner’s mental revolution program can be achieved, though not all. Efforts to revolutionize the mentality and change the character of prisoners are conducted intensively and continously through lectures, discussions and counseling guidance and advice to the inmates. Coaching methods are carried out in two ways, namely inside and outside the room.

  Keywords : Mental Revolution and the changing character of prisoners

KATA PENGANTAR

  Syukur Alhamdulillah kami haturkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis dengan judul ”Implementasi Kurikulum Pembinaan Pendidikan Agama Islam di Rumah Tahanan Negara Salatiga dalam upaya Revolusi Mental” Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Agung Muhammad SAW, manusia paling mulia yang telah mengajarkan kehidupan dengan cahaya Islam. Juga kepada para sahabat, keluarga serta orang-orang yang senantiasa istiqomah dalam menapaki risalah-Nya hingga yaumil qiyamah nanti.

  Tesis ini merupakan tugas akhir dan syarat wajib guna memperoleh gelar Magister Pendidikan Agama Islam di IAIN Salatiga. Karya besar ini diselesaikan tanpa bisa terlepas dari bantuan semua pihak. Oleh karena itu ucapan terima kasih setulus hati disampaikan kepada : 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  2. Bapak Prof. Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag, selaku Direktur Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  3. Bapak Hammam, Ph.D, selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam Institut Agama islam Nederi Salatiga.

  4. Ibu Noor Malihah, S. Pd, M. Hum, Ph. D, selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan kesungguhan dalam membimbing dan mengarahkan sampai penulisan tesis ini selesai.

  5. Ibunda tercinta dan almarhum ayahanda yang tidak pernah lelah berdoa untuk kemajuan anak-anaknya

  6. Istri tercinta Astre Tiarawati yang selalu memberikaan motivasi.

  Bapak Muh Rondi yang telah menginspirasi untuk menempuh pendidikan

  8. Bapak Hero Sulistiyono, Bc. IP, SH, MH selaku Kepala Rumah Tahanan Negara Salatiga atas diskusi dan arahannya guna kebaikan Rutan Salatiga pada khususnya dan Kementerian Hukum dan HAM pada umumnya.

  9. Anak-anakku Kayla Fara Deeba, Majda Aqmar Zaatary, Muhammad Tygo Samboga, kalian luar biasa.

  10. Para Ustadz pengisi pembinaan Pendidikan Agama Islam di Rutan Salatiga yang telah banyak membantu mewujudkan revolusi mental narapidana di Rutan Salatiga, wabil khusus almarhum Ustadz Usman mansyur semoga beliau diterima segala amal ibadahnya dan diampuni dosanya.

  11. Para dosen Pascasarjana IAIN Salatiga dan teman-teman mahasiswa Pascasarjana IAIN Salatiga angkatan 2015 atas diskusi dan debat ilmiahnya.

  12. Seluruh pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi bantuan selama penelitian hingga terselesaikannya tesis ini.

  Penulis menyadari bahwa tesis ini sangat jauh dari kesempurnaan karena penulis yakin tidak ada kesempurnaan kecuali Allah SWT, Oleh karena itu saran dan kritik sangat kami harapkan. Semoga tesis ini bermanfaat bagi semuanya. Aamiin ya Rabbal ’aalamiin...

  Salatiga, 12 September 2018 Agus Wijayanto, S.H

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL …................................................................................ ………. i

  NOTA PEMBIMBING…………………………………………………………….. ii HALAMAN PENGESAHAN

  ………….................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN................................................................iv ABSTRAK................................................................................................................. vi PRAKATA............................................................................................................... vii DAFTAR ISI............................................................................................................. ix

  BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1 A. Latar Belakang……................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah................................................................................... 4 C. Signifikasi Penelitian.............................................................................. 4 D. Kajian Pustaka ………........................................................................... 5 E. Metode Penelitian................................................................................... 11 F. Sistematika Penulisan..............................................................................12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kurikulum ………………………...........................................................14 B. Komponen Kurikulum……………………………….............................15 C. Pendidikan Agama Islam dan Pembinaan Agama Islam ………………18

  BAB III KURIKULUM PEMBINAAN PAI DI RUTAN SALATIGA …................27 A.

  Tujuan Kurikulum PAI di Rutan Salatiga ………..………………..... 27 B. Materi/Isi dari Kurikulum di Rutan Salatiga …………………………. 29 C. Metode ……………………………………..………………….……… 31 D. Evaluasi…………………………………………………………..….... 32 E. Analisa………………………………………………………………… 34

  BAB IV. MANAJEMEN PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI RUTAN SALATIGA ……………………………………………………38 A. Perencanaan ………...………………………………………………… 39 B. Pengorganisasian ……………...……………………………………… 39 C. Pelaksanaan …………………………………………….……………... 39 D. Pengawasan ………………………………………..………………….. 42 BAB V PENUTUP................................................................................................... 44 A. Simpulan................................................................................................. 44 B. Saran...................................................................................................... 45 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 47 LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai tindak kriminal seperti pencurian, penipuan, penggelapan,

  penganiayaan, pencabulan, perjudian, penyalahgunaan narkotika hingga tindak pidana korupsi dapat dengan mudah kita jumpai pada tayangan televisi maupaun secara langsung di sekitar kita. Apa yang kita dengar dan lihat tersebut mengacu

  1

  kepada satu hal, yaitu karakter dan mental . Berbagai fakta yang terjadi tersebut menunjukkan bahwa pendidikan karakter dan mental bagi masyarakat Indonesia sangat penting. Pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat

  2

  dan kebudayaan. Dasar pendidikan atau pembinaan karakter dan mental pada dasarnya berangkat dari dasar religius yaitu yang terdapat dalam Qs At-Taubah ayat

  3 122.

  اىُهَّقَفَتَيِل ٌةَفِئاَط ْمُهْىِم ٍةَق ْسِف ِّلُك ْهِم َسَفَو َلَ ْىَلَف ًةَّفاَك اوُسِفْىَيِل َنىُىِمْؤُمْلا َناَك اَم َو َنوُزَرْحَي ْمُهَّلَعَل ْمِهْيَلِإ اىُعَجَز اَذِإ ْمُهَم ْىَق اوُزِرْىُيِل َو ِهيِّدلا يِف

  Firman Allah SWT menerangkan bahwa tidak perlu semua orang mukmin berangkat ke medan perang, bila peperangan itu dapat dilakukan oleh sebagian kaum 1 Muhammad Kristiawan, “Telaah Revolusi Mental dan Pendidikan Karakter dalam

  Pembentukan Sumber Daya Manusia Indonesia yang Pandai dan Berakhlak Mulia ”, Ta’dib, Volume 18, No1 (Juni 2015), 15.

  Tim Dosen FIP IKIP. Malang. Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, Surabaya: Usaha muslimin saja. Tetapi harus ada pembagian tugas dalam masyarakat, sebagian berangkat ke medan perang, dan sebagian lagi bertekun menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama Islam supaya ajaran-ajaran agama itu dapat diajarkan secara merata, dan dakwah dapat dilakukan dengan cara yang lebih efektif dan bermanfaat serta kecerdasan umat Islam dapat ditingkatkan.

  4 Setiap manusia berhak mendapat pendidikan, sebagai bagian dari HAM.

  Pendidikan atau pembinaan tidak hanya dilakukan di sekolah saja. Pendidikan dapat dilakukan di keluarga dan masyarakat. Salah satu contoh pendidikan adalah pendidikan yang di berikan di Lembaga Pemasyarakatan atau Rumah Tahanan bagi para narapidana. Menurut Undang-Undang Pemasyarakatan Bab I pasal 1, yang dimaksud Lembaga Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut LAPAS adalah tempat

  5 untuk melaksanakan pembinaan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan.

  Pembinaan yang diberikan antara lain adalah pembinaan Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk mengubah mental narapidana sehingga terjadi revolusi mental yang baik. Tujuan revolusi mental adalah mengubah cara pandang, pola pikir, sikap, perilaku dan cara kerja yang berorientasi pada kemajuan, serta membangkitkan kesadaran dan membangun sikap optimis dalam menatap masa depan sebagai masyarakat dengan kekuatan besar untuk berprestasi tinggi, produktif dan berpotensi

  6

  menjadi diri yang maju . Nilai strategis dari revolusi mental yaitu menjadi diri yang 4 Leah Levin, Human Rights Question and Answer, California, 1981, 19.

  

Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasayakatan Bab 1 Pasal 1. jujur, dapat dipercaya, berkarakter, bertanggung jawab, kerja keras, optimis, produktif, inovatif dan berdaya saing. Apabila narapidana mengikuti program

  7 pembinaan dengan baik maka mereka akan mengalami revolusi mental dengan baik .

  Narapidana di Rutan Salatiga mayoritas beragama Islam namun adapula yang memeluk agama lain seperti Kristen , Katolik dan Budha, karena variasinya agama yang dipeluk oleh narapidana tersebut maka bimbingan rohani yang dilakukan di Rutan salatiga meliputi bimbingan Pendidikan Agama Islam dan bimbingan rohani Kristen. Sejauh ini bimbingan rohani Kristen cukup baik. Dalam satu minggu bisa 3- 5 pertemuan . Sedang dalam bimbingan Islam tidak mencapai itu. Hal ini menjadi tantangan para pembimbing Pendidikan Agama Islam untuk lebih intensif dalam memberikan bimbingan rohani Islam bagi para narapidana. Dengan fenomena ini penulis tertarik untuk meneliti program tersebut terkait dengan kurikulumnya, tujuanya, evaluasinya, pengajarannya serta implementasi dari program tersebut dan capaianya sejauh mana pembinaan Pendidikan Agama Islam yang dilakukan di Rutan Salatiga terhadap Revolusi Mental Narapidana. Pembinaan yang dilaksanakan berdasarkan Sistem Pemasyarakatan bertujuan untuk mempersiapkan narapidana agar dapat berintegrasi secara sehat dengan masyarakat sehingga berperan kembali

  8

  sebagai anggota masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab. Adapun tujuan pemidanaan ada dua pandangan konseptual yang masing-masing mempunyai

  Bayung Syakroa, “Paradigma Implementasi Konsep Revolusi Mental”, Elementary , implikasi moral yang berbeda satu sama lain, yakni pandangan retributif (retributif

  9 view ) dan pandangan utilitarian (utilitarian view).

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan diatas, maka penelitian ini mempunyai identifikasi masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana kurikulum serta analisis terhadap implementasi dari program pembinaan Pendidikan Agama Islam untuk narapidana di Rumah Tahanan Negara kelas IIB Salatiga? 2. Bagaimana manajemen pembinaan Pendidikan Agama Islam di Rumah

  Tahanan Negara Kelas IIB Salatiga ? C.

   Signifikansi Penelitian

  Tujuan yang hendak dicapai dari dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

  1. Mengetahui kurikulum, tujuan, materi, metode, evaluasi serta analisa terhadap implementasi dari pembinaan Pendidikan Agama Islam narapidana di Rumah Tahanan Negara kelas IIB Salatiga.

2. Mengetahui manajemen pembinaan Pendidikan Islam narapidana di Rumah Tahanan Negara kelas IIB Salatiga.

  Herbert L. Packer, The Limits of The Criminal Sanction, California: Stanford University Sedangkan Manfaat yang ingin dicapai dari dilakukannya penelitian ini adalah : 1.

  Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi khasanah ilmu, dapat memberikan kontribusi keilmuan pada civitas akademik IAIN Salatiga tentang pembinaan perilaku narapidana, menambah pengetahuan dan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah pada permasalahan dan kondisi di masyarakat sehingga mendapat pengalaman di lapangan.

2. Manfaat Praktis

  Dapat memberikan informasi dan masukan mengenai pembinaan pada narapidana ke Rumah Tahanan Negara Salatiga supaya dapat ditingkatkan lagi dalam proses pelaksanaan pembinaan tersebut agar menjadi lebih baik.

D. Kajian Pustaka 1.

  Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai program pembinaan narapidana di Lembaga

  Pemasyarakatan telah dilakukan beberapa peneliti. Berdasarkan eksplorasi peneliti, terdapat beberapa hasil penelitian yang mempunyai relevansi dengan penelitian ini, di antaranya:

  Rhigetti Kheymal Wijaya, Amd.Ip, S.Sos yang menitikberatkan pada aspek pembinaan narapidana narkotika serta peran pegawai di Lapas Besi Nusakambangan. Penelitian ini berusaha unruk mengetahui pembinaan narapidana kasus narkoba yang telah dilaksanakan dan sekaligus mengajukan model yang tepat untuk dilaksanakan dalam rangka pembinaan narapidana kasus narkoba. Penelitian tersebut adalah penelitian kualitatif dimana data diperoleh dengan teknik wawancara dan kuesioner.

  Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa pembinaan narapidana narkotika dapat mencapai hasil maksimal dengan menggunakan konsep pemasyarakatan sesuai fungsi dan tugas pokok sebagai Pembina dan pembimbing narapidana. Karena konsep pemasyarakatan adalah proses penjatuhan pelaksanan pidana yang bukan semata-mata sebagai pembalasan dendam belaka, tetapi yang paling penting adalah pemberian bimbingan dan pengayoman kepada narapidana agar menjadi manusia yang berguna di masyarakat dan tidak mengulangi lagi tindak pidana serta menjadi anggota masyarakat yang baik.

  Penelitian yang lain juga pernah dilakukan oleh Putra S, Angga Perdana, tesis ini menitikberatkan pada peran pendidikan agama Islam dalam pembinaan mental narapidana dengan sub focus mencakup materi pendidikan agama Islam dan pembinaan mental narapidan di LP Anak Klas II A Blitar saja belum mengungkap program pembinaan semuanya hanya pada pendidikan agama Islam saja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan rancangan studi kasus.

  Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi partisipatif dan

  10

  dokumentasi. Hasil penelitian tersebut adalah bahwa dampak yang diperoleh narapidana dari pembinaan yang dilakukan pihak Lapas mencakup beberapa aspek antara lain aspek koqnitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.

  Penelitian yang lainnya yang juga pernah disampaikan oleh Ari Astuti, dalam penelitian ini menitikberatkan tentang pembinaan mental di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan.Sedangkan penelitian penulis lebih fokus pada model-

  11

  model komunikasi dakwah untuk narapidana. Peneliti menggunakan pengambilan data langsung di lapangan untuk mencari kebenaran dalam pengambilan data dengan menggunakan teknik wawancara atau kuesioner terhadap para petugas atau pejabat yang berkompeten dalam pembinaan narapidana narkotika dan menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.

  Hasil penelitian tersebut adalah bahwa dalam pelaksanaan pembinaan mental narapidana sesuai dengan ketentuan prosedur yang terdapat dalam PP No. 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan serta Undang-Undang N0. 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, dilaksanakan melalui pendidikan keagamaan yang meliputi pendidikan agama Islam, pendidikan agama Kristen dan Katolik serta latihan kepramukaan. Adapun hambatan yang dihadapi oleh petugas Lapas Wirogunan Yogyakarta dalam pelaksanaan pembinaan mental narapidana adalah kurangnya

10 Putra S, dkk, “Pembinaan Mental narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas II A

  Blitar (Studi Kasus) ”, Tesis, Program Studi Agama Islam Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2015, 42. petugas pembinaan, keterbatasan dan transportasi untuk penceramah, serta ketidakaktifan narapidana dalam mengikuti kegiatan pembinaan mental.

  Dari penelitian terdahulu di atas, penelitian yang dilakukan penulis sekarang berbeda dalam berbagai aspek. Pembinaan dalam penelitian ini lebih spesifik yaitu membahas kurikulum pembinaan Pendidikan Agama Islam narapidana dan manajemennya serta penekanan terhadap revolusi mental narapidana. Maka dari itu pentinglah kiranya penulis melakukan penelitian ini.

2. Kerangka Teori a.

  Revolusi Mental Menurut Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan

  Kebudayaan, Revolusi mental merupakan suatu gerakan seluruh masyarakat (masyarakat dan rakyat) dengan cara yang cepat untuk mengangkat kembali nilai- nilai strategis yang diperlukan oleh bangsa dan negara untuk mampu menciptakan ketertiban dan kesejahteraan rakyat sehingga dapat memenangkan persaingan di era globalisasi. Revolusi mental mengubah cara pandang, pikiran, sikap, perilaku yang berorientasi pada kemajuan dan kemodernan, sehingga Indonesia menjadi bangsa

  12

  besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Menurut pendapat Bung Karno “Revolusi Mental merupakan satu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala- nyala”.

  Revolusi mental atau mental revolution adalah suatu konsep perubahan kearah peningkatan mutu dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang

  13

  pendidikan. Solusi revolusi mental ada dua cara yaitu dengan kembali kepada

14 Tuhan dan pemulihan kemanusian. Mental adalah sesuatu yang berkaitan dengan

  batin dan watak manusia yang bukan bersifat badan atau tenaga. Secara umum mental mencakup beberapa hal yaitu sikap kepribadian yang baik terhadap diri sendiri, perkembangan serta pertumbuhan diri, dan keseimbangan mental, kesatuan

  15 pandangan dan ketahanan terhadap segala tekanan .

  b.

  Program Pembinaan Pengertian pembinaan menurut pengertian yang tercantum pada Kamus Besar

  Bahasa Indonesia (1994), pembinaan adalah hal-hal yang meliputi: suatu proses, pembaharuan, usaha / tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan

  16 berhasil guna untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

  Dalam hal ini menunjukan adanya kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evolusi, atas berbagai kemungkinan, berkembangnya, atau meningkatnya sesuatu. 13 14 Mulyasa, Revolusi Mental dalam Pendidikan,Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2015, 24.

  Daniel Agustinus, Mental revolution. A Small Change For A Better Civilizatio, GMRN. Indonesia, 2014, 10. 15 Muhammad Kristiawan, Telaah Revolusi Mental dan Pendidikan Karakter dalam

Pembentukan Sumber Daya Manusia Indonesia yang Pandai dan Berakhlak Mulia ”, Ta’dib, Volume

  18, No 1 ( Juni 2015), 15.

  Disini terdapat dua unsur pengertian, yakni pembinaan dari suatu tujuan dan yang

  17

  kedua , bagi pembinaan dapat menunjukkan kepada “perbaikan” atas sesuatu terciptanya manusia yang terampil, cakap dan terpupuk sikap mental yang positif 18 dimana pengembangan diselaraskan dengan nilai yang dianut.

  Program pembinaan narapidana adalah semua usaha yang ditujukan untuk memperbaiki dan meningkatkan akhlak (budi pekerti) para narapidana dan anak didik yang berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan/Rumah Tahanan Negara.

  Pembinaan narapidana dilakukan secara terus menerus sejak narapidana masuk dalam rutan. Sistem pemasyarakatan merupakan suatu proses pembinaan warga binaan sebagai makhluk Tuhan, individu dan sebagai masyarakat. Dalam pembinaan, narapidana dikembangkan keadaan jasmani, rohani serta kemasyarakatannya dan dibutuhkan pula elemen-elemen yang berkaitan untuk mendukung keberhasilan dalam pembinaan. Menurut pasal 20 UU No 12 Tahun 1995 tujuan pembinaan adalah membentuk warga binaan pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahannya, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab. Selain itu dalam pribadi narapidana

  Thoha Miftah, Pembinaan Organisasi: Proses Diagnosa dan Intervensi, Jakarta: Raja diharapkan mampu mendekatkan diri pada Tuhan sehingga dapat memperoleh keselamatan baik didunia maupun akhirat.

E. Metodelogi Penelitian

  Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dan merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Objek dalam penelitian ini adalah narapidana, Pembina PAI dan Kepala Rumah Tahanan Negara Salatiga.

  Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, dokumentasi dan wawancara. Observasi untuk mendapatkan gambaran kegiatan pembinaan PAI yang berlangsung di Rumah Tahanan Negara Salatiga dari berbagai aktifitas narapidana, pengajar dan peran Kepala Rumah Tahanan Negara Salatiga dalam mewujudkan revolusi mental narapidana.

  Selanjutnya adalah dokumentasi yaitu dengan melihat dokumen pembinaan, diantaranya Kartu Pembinaan yang mencakup tahap-tahap pembinaan, Buku Perwalian untuk melihat perkembangan narapidana yang dilaksanakan oleh wali pemasyarakatan, Litmas (Penelitian Masyarakat) dilaksanakan oleh petugas Balai Pemasyarakatan dengan cara melakukan kegiatan home visit ke rumah penjamin narapidana yang telah di usulkan program pembinaan PB (Pembebasan Bersyarat), CB (Cuti Bersyarat), CMB (Cuti Menjelang Bebas) dan CMK (Cuti Mengunjungi Keluarga)

  Wawancara adalah teknik untuk mendapatkan data tertulis yang berisi wawancara dengan narapidana, pembina PAI, dan Kepala Rumah Tahanan Negara Salatiga mengenai pembinaan PAI untuk mewujudkan revolusi mental. Selanjutnya teknik analisis data adalah dengan menggunakan analisis model Miles and Huberman. Analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

  19

  terus menerus sampai tuntas. Model analisis ini terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dengan melakukan verifikasi kepada Kepala Rumah Tahanan Negara Salatiga.

F. Sistematika Penulisan 1.

BAB I, latar belakang masalah, rumusan masalah, signifikansi penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

  2. BAB II, kurikulum dan komponen kurikulum.

  3. BAB III kurikulum PAI di Rumah Tahanan Negara Salatiga 4.

  BAB IV, mamajemen pembinaan PAI di Rutan Salatiga 5. BAB V, simpulan dan saran.

BAB II A. KURIKULUM Secara umum pengertian kurikulum adalah suatu perangkat mata pelajaran

  atau program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan

  20

  kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan . Hilda Taba berpendapat bahwa kurikulum sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh siswa. Sementara itu, pandangan lain mengatakan bahwa kurikulum sebagai dokumen tertulis yang memuat rencana untuk peserta didik selama di sekolah. Kurikulum adalah suatu rencana pembelajaran di bawah bimbingan dan tanggunga jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf

  21 pengajarnya yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar.

  Di bawah ini beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli antara lain: a.

  Menurut Inlow (1966): Kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan.

  Hajar Dewantoro, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam”, JPI FIAI b.

  Menurut Kerr, J. F (1968): Kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

  c.

  Menurut UU No. 20 Tahun 2003: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional

  22 .

B. KOMPONEN KURIKULUM

  Kurikulum terdapat 4 komponen yaitu: 1. Komponen Tujuan

  Komponen tujuan berhubungan erat dengan hasil yang diharapkan dalam suatu pendidikan atau pembinaan. Mengingat pentingnya pendidikan atau pembinaan tersebut bagi manusia, hampir di setiap negara telah mewajibkan para warganya untuk mengikuti kegiatan pendidikan, yang disesuaikan dengan falsafah negara, keadaan sosial-politik kemampuan sumber daya dan keadaan lingkungan

  23 .

  Tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistrm

  Pendidikan Nasional, bahwa: “Pendidikan 22 Depdiknas, Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, Jakarta, 2003. nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

  24 .

2. Komponen Isi/ Materi Pelajaran

  Komponen isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan erat dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Materi kurikulum menyangkut semua aspek yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap materi pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa

  25

  . Baik materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk: a.

  Teori b. Konsep c. Generalisasi d. Prinsip 24 Depdiknas. Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, Jakarta, 2003.

  e.

  Prosedur f. Fakta g.

  Istilah h. Contoh/ilustrasi i. Definisi j. Preposisi.

  3. Komponen Metode/ Strategi Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Strategi meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. T. Rajakoni mengartikan strategi pembelajaran sebagai pola dan urutan umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

  4. Komponen Evaluasi Evaluasi adalah komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Evaluasi sebagai penentu nilai dan arti kurikulum sehingga dapat dijadikan bahan

  • – pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu dipertahankan atau tidak, dan bagian

  26

  bagian mana yang harus disempurnakan . Dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan.

C. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PEMBINAAN AGAMA ISLAM 1. Pendidikan Agama Islam

  Arti dari Pendidikan Agama Islam adalah Usaha untuk hidup iman, sebab

  27

  pada dasarnya hidup merupakan penyerahan diri penuh kepada Tuhan . Secara umum Islam adalah Agama wahyu yang diterima langsung oleh Nabi Muhammad SAW. diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Dalam Al-Quran ditegaskan bahwa Allah SWT telah menganugerahkan kepada manusia suatu kelebihan dan keutamaan di atas makhluk lainnya yaitu fitrah, kebebasan, ruh yang kekal, dan akal.

  

ْمُهاَنْلَّضَف َو ِتاَبِّيَّطلا َنِم ْمُهاَنْقَزَر َو ِرْحَبْلا َو ِّرَبْلا يِف ْمُهاَنْلَمَح َو َمَدآ يِنَب اَنْمَّرَك ْدَقَل َو

ًلي ِضْفَت اَنْقَلَخ ْنَّمِم ٍريِثَك ٰىَلَع “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan dilautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan

  28

  29 . (Al-Isra: 70). makhluk yang telah Kami ciptakan”

  Pendidikan Agama Islam, adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran 27 Darminta. Praksis Bimbingan Rohani, Yogyakarta: Konisius, 2006, 16.

  Departemen Agama RI, Mushaf Al- qur’an Terjemah (Edisi Tahun 2002, Depok: Al Huda, agama Islam, dibarengi dengan tuntunan hukum syariat dan menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar ummat beragama hingga

  30 terwujud kesatuan dan persatuan bangsa .

  31 Tujuan Pendidikan Agama Islam antara lain adalah: 1) Mengembangkan wawasan spiritual yang semakin mendalam.

  2) Membekali anak muda dengan berbagai pengetahuan dan kebaikan. 3) Membantu peserta didik yang sedang tumbuh untuk belajar berpikir secara logis dan membimbing proses pemikirannya.

  4) Mengembangkan wawasan relasional dan lingkungan sebagaimana yang dicita- citakan dalam Islam, dengan melatih kebiasaan dengan baik.

  Armai Arief mengutip pendapat Mohammad Al Toumy Al Syaibani (2002: 25-26) tentang tujuan pembinaan keagamaan mempunyai tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Tujuan individual Tujuan ini berkaitan dengan masing-masing individu dalam mewujudkan perubahan yang dicapai pada tingkah laku dan aktifitasnya.

  2) Tujuan sosial Tujuan ini berkaitan dengan kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan dan tingkah laku mereka secara umum. 30 Abdul Majid dkk, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.

  Achmad Gholib, Studi Islam (Pengantar Memahami Agama, Al-Quran, Al-Hadis, Dan

  3) Tujuan profesional Tujuan ini berkaitan dengan pembinaan dan pengajaran sebagai sebuah ilmu.

  Pembinaan kerohanian islam dalam konteks keagamaan bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan memelihara norma agama secara terus-menerus agar perilaku hidup manusia senantiasa berada pada tatanan. Namun secara garis besar, arah atau tujuan dari pembinaan keagamaan adalah meliputi dua hal, yaitu: a) Tujuan yang berorientasi pada kehidupan akhirat, yaitu membentuk seorang hamba yang bertakwa kepada Allah Swt; b) Tujuan yang berorientasi pada kehidupan dunia, yaitu membentuk manusia yang mampu menghadapi segala bentuk kebutuhan dan tantangan kehidupan agar hidupnya lebih layak dan bermanfaat bagi orang lain.

  Allah Swt berfirman dalam Al Qur‟an surat Al Qashash: 77, yang berbunyi:

  ُ َّاللَّ َنَسْحَأ اَمَك ْنِسْحَأ َو ۖ اَيْنُّدلا َنِم َكَبي ِصَن َسْنَت َلَ َو ۖ َة َر ِخ ْلْا َراَّدلا ُ َّاللَّ َكاَتآ اَميِف ِغَتْباَو َنيِدِسْفُمْلا ُّب ِحُي َلَ َ َّاللَّ َّنِإ ۖ ِض ْرَ ْلْا يِف َداَسَفْلا ِغْبَت َلََو ۖ َكْيَلِإ

  Arti nya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari

(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah

telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)

bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

  

  32 (QS. Al Qashash: 77)

  Departemen Agama RI, Mushaf Al- qur’an Terjemah (Edisi Tahun 2002), Depok : Al Huda, Ayat di atas mengandung pengertian bahwa Allah Swt menyuruh kepada semua hamba-Nya agar mencari kebahagiaan akhirat dengan cara beribadah kepada Allah Swt. Tetapi manusia tidak boleh melupakan kebahagiaan dunia, oleh sebab itu manusia disuruh untuk bekerja guna memenuhi kehidupan selama masih hidup di dunia.

  Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagaimana dimuat dalam Peraturan Menteri Agama (Permenag) Nomor 2 Tahun 2008 yang berjudul Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah terdiri dari enam bab dengan perincian sebagai berikut.

  a.

  Bab I, berkenaan dengan Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah, yang terdiri dari

  33

  : 1)

  Al-Qur’an-Hadis (memahami, menghafal, menulis dan memahami surat- surat pendek dalam al- Qur’an:al-Fatihah, al-Naas, sampai dengan al- Duha’ dan menghafal, memahami arti, dan mengamalkan hadis-hadis pilihan tentang akhlak dan amal salih.

  2) Akidah-Akhlak (mengenal dan meyakini rukun iman mulai dari iman kepada Allah sampai denga iman kepada qada dan qadar melalui pembiasaan dan mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah, pengenalan, pemahaman sederhana, dan penghayatan terhadap rukun iman dan al- asma al-husna, serta pembiasaan dalam pengamalan akhlak terpuji dan ada Islami serta menjauhi akhlak tercela dalam perilaku sehari-hari.

  3) Fikih (mengenal dan melaksanakan hukum Islam yang berkaitan dengan ruun Islam mulai dari ketentuan dan tata cara pelaksanaan thaharah, shalat, puasa, zakat sampai dengan pelaksanaan ibadah haji, seerta ketentuan makanan dan minuman, khitan, kurban, dan cara pelaksanaan jual beli dalam pinjam meminjam).

  4) Sejarah Kebudayaan Islam (mengenal, mengidentifikasi, meneladani dan mengambil ibrah dari sejarah Arab pra-Islam, sejarah Rasulullah SAW,

  Khulafaurrasyidin, serta perjuangan tokoh-tokoh agama Islam di daerah masing-masing, dan 5)

  Bahasa Arab: (a) menyimak: (b) berbicara: (c) membaca: (d) menulis: menuliskan kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek sederhana dengan ejaan dan tanda baca yang tepat.

  b.

Bab II, berkenaan dengan Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah, yang terdiri dari

  : 1)

  Al-Qur’an-Hadis: memahami dan mencintai al-Qur’an dan hadis sebagai pedoman hidup umat Islam, meningkatkan pemahaman al- Qur’an, al-

  Fatihah dan surat pendek pilihan melalui upayapenerapan cara membacanya, menangkap maknanya dan memahami kandungan isinya

  2) Akidah-Akhlak: meningkatkan pemahaman dan keyakinan terhadap rukun iman melalui pembuktian dengan dalil naqli dan aqli, serta pemahaman dan penghayatan terhadap asma al-husna dengan menunukkan ciri-citi/tanda-tanda perilaku seseorang dalam fenomena kehidupan dan pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari, dan membiasakan akhlak terpuji seperti ikhla, taat, khauf, taubat, tawakal, ikhtiar, sabar,

  3) Fikih: memahami ketentuan hukum Islam yang berkaitan dengan ibadah mahdah dan mu ’alah serta dapat mempraktikan dengan benar dalam kehidupan sehari-hari

  4) Sejarah Kebudayaan Islam: meningkatkan pengenalan dan kemampuan mengambil ibrah terhadap peristiwa penting sejarah kebudayaan Ilam mulai perkembangan masyarakat Islam pada masa Nabi.

  5) Bahasa Arab (a) menyimak, (b) berbicara, (c) membaca, (d)menulis c.

  Bab III, berkenaan dengan Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran

  34 Pendidikan Agama dan Bahasa Arab Madrasah Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar

2. Pembinaan PAI a. Pembinaan

  Sebelum membahas tentang pembinaan PAI, maka perlu dikemukakan pengertian pembinaan itu sendiri, pengertian pembinaan antara lain: 1)

  Menurut Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor: M.02-PK.04.10 Pembinaan adalah usaha yang ditujukan untuk memperbaiki,

  35 emningkatkan akhlak (budi pekerti).

  2) Menurut PP RI Nomor 31 Tahun 1999 pasal 1 ayat 1. Pembinaan adalah kegiatan untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan kepada Tuhan Yang

  Maha Esa. Intelektual. Sikap dan Perilaku, Profesional, kesehatan jasmani

  36 dan rohani .