STRATEGI MENGATASI PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA KANTOR CABANG TUNTANG - Test Repository

  

STRATEGI MENGATASI PEMBIAYAAN

MURABAHAH BERMASALAH DI BMT TARUNA

SEJAHTERA KANTOR CABANG TUNTANG

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna memperoleh

  

Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah Jurusan DIII Perbankan Syariah

Disusun Oleh:

SEPTIANA NOVI KURNIAWATI

NIM: 201-14-065

  

JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

  

MOTTO

“Do not put off doing a job because nobody knows whether we can meet tomorrow

or not

  

  

PERSEMBAHAN

  Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada: 1.

  Kedua orang tua penulis, Bapak Siswanto dan Ibu Supriyati tercinta yang telah sabar, penuh kasih sayang serta tulus ikhlas merawat, mendidik dan mengajarkan tentang segala sesuatu kebaikan kepada penulis dalam menjalani hidup ini, agar menjadi manusia yang berguna.

  2. Adikku Regita Aprilia Ningrum yang selalu mendoakanku, menemaniku, menyangiku dan menyemangatiku untuk selalu bersemangat mengerjakan tugas akhir ini.

  3. Mas Wachid Susilo yang telah memberi semangat dukungan motivasi dan yang telah mengajarkan arti sebuah hidup dan rasa sabar serta kedewasaan.

  4. Sahabatku tercinta Hilmi Hasna Nisrima, Meilia Anjarwati yang selalu memberi motivasi untuk segera menyelesaikan Tugas Akhir.

  5. Kerabat dan saudara yang telah memberikan perhatian dan kasih sayangnya selama ini.

  6. Ibu Desi Trisnawati, M.M. yang telah meluangkan waktu,tenaga dan fikirannya untuk membimbingku dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

  7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, khususnya dosen pengajar DIII Perbankan Syariah yang telah mengajarkan banyak ilmu dan pengalamannya dalam perbankan syariah.

  8. Seluruh pengelola BMT Taruna Sejahtera KC Tuntang khususnya Bapak Achmad Muher Wibowo selaku manajer yang telah membantu saya dalam penyusunan Tugas Akhir.

  9. Semua teman-teman D Perbankan Syariah angkatan khususnya PS D B terimakasih atas kebersamaan kita selama ini, semoga kita selalu biasa

KATA PENGNTAR

  Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum wr. wb

  Alhamdulillah segala Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul

  “Strategi Mengatasi Pembiayaan Murabahah Bermasalah di BMT Taruna Sejahtera Kantor Cabang Tuntang

  ” shalawat serta salam selalu kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafaatnya di dunia maupun diakhirat nanti. Tugas akhir ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program Studi DIII Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan saran, dorongan bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang merupakan pengalaman yang tidak bisa diukur secara materi, namun dapat membukakan mata penulis bahwa sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan tersebut adalah guru yang terbaik bagi penulis. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

  3. Bapak Drs. Alfred L, M.Si selaku ketua Program Studi DIII Perbankan Syariah.

  5. Ibu Desi Trisnawati, M.M selaku dosen pembimbing Tugas Akhir ini.

  6. Bapak dan ibu tercinta yang selalu mendoakan saya dan memberikan semangat serta dukungannya.

  7. Kakak, adik, dan saudara-saudaraku tercinta yang selalu memberikan semangat.

  8. Teman-teman DIII Perbankan Syariah angkatan 2014 khususnya kelas B yang selalu memberikan semangat dan bantuannya satu sama lain selama ini.

  9. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat.

  10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu kelancaran tugas akhir ini.

  Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu penulis memohon maaf atas segala kekurangan tersebut dan mengharap kritik, saran yang membangun bagi penulis.

  Akhir kata semoga dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, institusi pendidikan dan masyarakat luas. Amin.

  Wassalamu’alaikum wr.wb.

  Salatiga, 15 A gustus 2017 Septiana Novi Kurniawati

  

ABSTRAK

  Kurniawati, Septiana Novi. 2017. Strategi Mengatasi Pembiayaan Murabahah

  Bermasalah di BMT Taruna Sejahtera Kantor Cabang Tuntang. Tugas Akhir,

  jurusan DIII Perbankan Syariah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. IAIN Salatiga. Pembimbing: Desi Trisnawati, M.M. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya keterampilan dalam menganalisis calon nasabah agar pembiayaan lancar dan tidak bermasalah. Karena pengelolaan pembiayaan yang tidak baik akan banyak menimbulkan masalah bahkan akan menyebabkan ambruknya lembaga keuangan tersebut. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya pembiayaan murabahah bermasalah di BMT Taruna Sejahtera Kantor Cabang Tuntang dan mengetahui strategi mengatasi pembiayaan murabahah bermasalah di BMT Taruna Sejahtera Kantor Cabang Tuntang.

  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif di mana data yang dihasilkan merupakan data deskriptif. Teknik pengumpulan data yang di gunakan meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan pada hasil penelitian di BMT Taruna Sejahtera Kantor Cabang Tuntang diperoleh bahwa pembiayaan murabahah bermasalah di BMT Taruna Sejahtera KC Tuntang dikelompokan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal disebabkan oleh analisis yang kurang akurat dan marketing yang dikejar target. Sedangkan dari faktor eksternal dipengaruhi oleh karakter nasabah dan gagalnya usaha nasabah. Strategi mengatasi pembiayaan murabahah bermasalah di BMT Taruna Sejahtera KC Tuntang meliputi empat tahap yaitu: pihak bank mengirim surat tagihan, apabila melalui tahap pertama ini tidak berhasil maka pihak bank akan mendatangi nasabah, apabila cara ini belum berhasil juga maka tim manajer akan melakukan musyawarah. langkah terakhir yaitu menjual barang jaminan yang diberikan pada awal transaksi pembiayaan.

  Kata Kunci: pembiayaan murabahah, pembiayaan bermasalah, BMT TARUNA SEJAHTERA KC Tuntang

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................................... iv PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI........................................................................... v MOTTO ....................................................................................................................... vi PERSEMBAHAN .................................................................................................vii KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii ABSTRAK .................................................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 3 C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4 D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 4 E. Metode Penelitian.............................................................................................. 5 F. Sistematika Penulisan........................................................................................ 7

  A.

  Kajian Pustaka ................................................................................................... 9 B. Kajian Teoritik ................................................................................................ 11 1.

  Pengertian Pembiayaan ............................................................................ 11 2. Tujuan Pembiayaan .................................................................................. 12 3. Fungsi Pembiayaan ................................................................................... 13 4. Prinsip Pembiayaan ................................................................................... 14 5. Jenis-Jenis Pembiayaan ............................................................................. 18 6. Unsur Pembiayaan .................................................................................... 18 7. Pengertian Murabahah .............................................................................. 21 8. Syarat Murabahah ..................................................................................... 21 9. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pembiayaan Bermasalah ................... 23 10.

  Penanganan Pembiayaan Bermasalah ....................................................... 24 11. Penyelamatan Terhadap Pembiayaan Bermasalah ............................. 25

  BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum ............................................................................................ 27 1. Sejarah BMT Taruna Sejahtera ................................................................ 27 2. Lokasi BMT Taruna Sejahtera ................................................................. 29 3. Visi Misi BMT Taruna Sejahtera ............................................................. 31 4. Struktur Organisasi ................................................................................... 32 5. Bidang Usaha BMT Taruna Sejahtera ..................................................... 33

  1. Job Description ......................................................................................... 39 2.

  Perkembangan SDM ................................................................................ 56

  BAB IV ANALISIS DATA A. Faktor Penyebab Terjadinya Pembiayaan Murabahah Bermasalah di BMT Taruna Sejahtera KC Tuntang ........................................................................ 57 1. Faktor Internal ........................................................................................... 57 2. Faktor Eksternal ....................................................................................... 58 B. Strategi Mengatasi Pembiayaan Murabahah Bermasalah di BMT Taruna Sejahtera KC Tuntang .................................................................................... 60 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................................... 63 B. Saran ................................................................................................................ 64 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BMT Taruna Sejahtera ........................................... 32

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Maal wat Tamwil (BMT) sebagai lembaga keuangan mikro

  yang berfungsi sebagai pihak yang diberi amanah oleh para pemilik dana (anggota penabung) untuk menyalurkan dananya kepada pihak (anggota) yang memerlukan dana untuk keperluan pengembangan usaha melalui pemberian pembiayaan.

  BMT merupakan salah satu lembaga keuangan swasta yang modal sepenuhnya bersumber dari masyarakat. Lembaga ini tidak mendapat subsidi sedikitpun dari pemerintah. Jadi keberadaannya setingkat dengan koperasi yang dalam mengoperasikannya berprinsip syariah. Praktek lembaga keuangan syariah di Indonesia tergolong baru pada tahap pertama berdiri bank Islam. Pada tahap berikutnya bermunculan lembaga keuangan bukan bank yang menggunakan prinsip bagi hasil yaitu BMT (Saputra, 2013:1).

  Salah satu lembaga keuangan yang banyak diminati khususnya kalangan menengah ke bawah adalah BMT (Baitul Maal wat Tamwil). Secara bahasa baitul maal wa tamwil terdiri dari dua kata yakni bait al-maal yang berarti lembaga pengumpulan dana masyarakat yang disalurkan tanpa tujuan

  profit , sedangkan bait at-tamwil merupakan lembaga pengumpulan dana guna

  BMT di daerah sangat membantu masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan ekonomi yang saling menguntungkan dengan memakai sistem bagi hasil. Disamping itu juga ada bimbingan kepada masyarakat dengan tujuan sebagai sarana transformatif untuk lebih mengakrabkan diri pada nilai-nilai agama Islam yang bersentuhan langsung dengan kehidupan sosial masyarakat (Sumiyanto, 2008:21).

  BMT mempunyai dua fungsi yaitu mengumpulkan dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan oleh BMT adalah pemberian biaya kepada debitur yang membutuhkan, baik untuk modal usaha maupun konsumsi kegiatan. Pembiayaan merupakan penyediaan uang dan tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara BMT dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya beserta bagi hasil setelah jangka waktu tertentu (Saputra, 2013:1).

  Sebagaimana layaknya disebut Lembaga Keuangan Mikro Syariah dalam hal ini produk-produk dari BMT sesuai syariah saja tidak cukup, melainkan harus juga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Salah satu produk yang terkenal adalah Murabahah.

  Murabahah (al- bai’ bi tsaman ajil) lebih dikenal sebagai murabahah

  saja. Murabahah, yang berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah transaksi jual-beli di mana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (margin) (Adiwarman, 2010:98) Pemberian pembiayaan murabahah membutuhkan SDM yang terampil dalam menganalisis calon nasabah agar pembiayaan lancar dan tidak bermasalah. Karena pengelolaan pembiayaan yang tidak baik akan banyak menimbulkan masalah bahkan akan menyebabkan ambruknya lembaga keuangan tersebut (Shobirin, 2016:398-420).

  Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang faktor penyebab terjadinya pembiayaan murabahah bermasalah di BMT Taruna Sejahtera dan strategi mengatasi pembiayaan

  murabahah bermasalah di BMT Taruna Sejahtera yang dituangkan dalam

  tugas akhir ini dengan judul “STRATEGI MENGATASI PEMBIAYAAN

  MURABAHAH BERMASALAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA KC TUNTANG”.

B. Rumusan Masalah

  Untuk menghindari supaya dalam pembahasan Tugas Akhir tetap konsisten dengan judul yang diangkat oleh penulis, dan dapat menghasilkan pembahasan yang obyektif dan terarah, maka penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut:

  1. Apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya pembiayaan murabahah bermasalah di BMT Taruna Sejahtera KC Tuntang?

  2. Bagaimana strategi mengatasi pembiayaan murabahah bermasalah di BMT Taruna Sejahtera KC Tuntang? C.

   Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.

  Tujuan penelitian Dari rumusan masalah tersebut dapat ditentukan tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah: a.

  Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya pembiayaan murabahah bermasalah di BMT Taruna Sejahtera KC Tuntang.

  b.

  Untuk mengetahui strategi mengatasi pembiayaan murabahah bermasalah di BMT Taruna Sejahtera KC Tuntang.

  2. Manfaat penelitian a.

  Bagi Penulis 1)

  Menambah wawasan dan pengetahuan yang tidak diperoleh selama perkuliahan yang berkaitan dengan strategi mengatasi pembiayaan

  murabahah bermasalah di BMT Taruna Sejahtera KC Tuntang.

  2) Penulisan tugas akhir ini sebagai syarat kelulusan dari jurusan DIII

  Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

  b.

  Bagi IAIN Salatiga

  1) Memperkenalkan IAIN Salatiga kepada masyarakat luar khususnya Jurusan DIII Perbankan Syariah

  2) Sebagai tambahan referensi literature serta informasi khususnya bagi mahasiswa IAIN Salatiga Jurusan Perbankan Syariah.

  c.

  Bagi BMT Taruna Sejahtera KC Tuntang 1)

  Penulisan tugas akhir ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengatasi pembiayaan bermasalah di masa yang akan datang. 2)

  Penulisan tugas akhir ini dapat dijadikan pedoman atau referensi bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian dengan masalah yang sama di BMT Taruna Sejahtera KC Tuntang D.

   Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Untuk dapat memperoleh informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan data kualitatif dengan metode deskriptif yaitu suatu penelitian yang menggunakan data berupa kalimat tertulis atau lisan, perilaku, fenomena, peristiwa-peristiwa, pengetahuan atau objek studi.

2. Objek Penelitian

  Adapun penelitian ini dilakukan oleh penulis pada BMT Taruna Sejahtera Kantor Cabang Tuntang untuk mengetahui bagaimana strategi mengatasi pembiayaan murabahah bermasalah.

  3. Sumber Data Jenis data dalam penulisan ini dibedakan menjadi dua yaitu: a.

  Data Primer Data primer merupakan sumber data yang bisa memberikan data berupa suatu jawaban lisan melalaui wawancara atau dalam penelitian ini disebut dengan informasi. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data karyawan BMT Taruna Sejahtera KC Tuntang.

  b.

  Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua setelah data primer. Pada data sekunder ini peneliti memakai buku- buku yang terkait tentang tema atau judul tersebut. Alasan peneliti menggunakan data sekunder juga dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya.

  4. Teknik Pengumpulan Data a.

  Observasi Observasi merupakan cara-cara menganalisis dan mengadakan atau mengamati individu atau kelompok secara lansung. Peneliti mengamati secara langsung tentang tatacara akad murabahah, dan prosedur-prosedur yang dilakukan, baik dari nasabah dan dari pihak BMT Taruna Sejahtera Tuntang.

  b.

  Wawancara Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data dengan mengajukan suatu pertanyaan lansung kepada sumber informasi.

  Metode wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dari pihak- pihak yang di wawancarai. Wawancara ini dilakukan terhadap staf-staf BMT Taruna Sejahtera Tuntang, terutama pihak account officer.

  c.

  Dokumentasi Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data-data dari dokumen maupun arsip perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan dalam peneliti ini.

E. Sistematika Penulisan

  Pada penulisan Tugas Akhir ini terdapat 5 bab yang akan dijelaskan, berikut beberapa sistematika penulisan:

1. BAB I PENDAHULUAN

  Pada BAB I ini berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode peelitian dan sistematika

  2. BAB II LANDASAN TEORI Pada BAB II ini berisi tentang kajian pustaka, kajian teoritik sesuai dengan judul penulis.

  3. BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Pada BAB III ini berisi tentang gambaran umum dari BMT TARUNA SEJAHTERA seperti profil, lokasi, visi dan misi, produk BMT Taruna Sejahtera, struktur organisasi dan data-data deskriptif.

  4. BAB IV ANALISA DATA Pada BAB IV ini berisi tentang faktor-faktor penyebab terjadinya pembiayaan murabahah bermasalah dan strategi mengatasi pembiayaan

  murabahah bermasalah.

  5. BAB V PENUTUP Pada BAB V ini merupakan bagian terakhir dalam penulisan yang berisi kesimpulan dan saran yaitu hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Kemudian saran-saran berdasarkan kesimpulan tersebut untuk penelitian selanjutnya.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Penelitian tentang “Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Penerapan Denda pada Bermasalah di KSU BMT Multazam Yogyakarta”

  telah dilakukan oleh Heni Taslimah pada tahun 2008. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu bahwa penerapan denda harus didasarkan pada prinsip adanya kesepakatan dan tidak memberatkan bagi anggotanya. Hal itu diperkuat dengan dengan teks-teks Al-Quran dan As-Sunnah, yaitu pihak BMT dalam hal ini kelonggaran dalam menangani pembiayaan bermasalah karena adanya halangan dalam usaha. Sanksi denda atas pembiayaan bermasalah karena adanya halangan dalam usaha, berdasarkan fatwa MUI dapat/boleh dilakukan oleh pihak KSU BMT Multazam yaitu bagi orang yang mampu tetapi menunda-nunda pembayaran. Begitu juga dalam menggunakan dana bagi hasil denda lebih diprioritaskan untuk kepentingan umum dan pelaksanaan akadnya sesuai dengan hukum Islam.

  Penelitian tentang “Mekanisme Dan Strategi Pembiayaan Murabahah

  D i PT. BPRS ALIF Temanggung” yang telah dilakukan oleh Khoirun

  Nadzirin pada tahun 2014. Menerapkan sistem 4 P (Price, Place, Product, Promotion) proses customer serfice dan pemberian bingkisan pada dalam meningkatkan penjualan dari produk-produk BPRS tersebut.

  

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan

dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

  Karakteristik Murabahah adalah penjual harus memberi tahu pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut.

  Penelitian tentang “Analisis Kelayakan Pembiayaan Murabahah di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Sukowati Sragen Cabang Boyolali” yang dilakukan oleh Asri Fitri Astuti pada tahun 2016.

  Menyimpulkan bahwa proses kelayakan pembiayaan murabahah yang telah dilakukan di BPRS Sukowati Sragenn yaitu nasabah telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan BPRS, pengumpulan data dan investigasi oleh nasabah, Analisa Pembiayaan menggunakan 5C dan tidak mengandung unsur riba, nasabah telah menerima surat pemberitahuan persetujuan piutang (SP3), nasabah menandatangani surat pengikatan pembiayaan, dan nasabah membayar biaya administrasi sebelum melakukan pencairan.

  Penelitian tentang Analisis Prosedur dan Tekhnik Perhitungan Margin

Pembiayaan Murabahah di BMT Taruna Sejahtera KC Tengaran Kab.

  

Semarang yang di lakukan oleh Bariyah pada tahun 2016. Penelitian ini

  menyimpulkan bahwa prosedur pembiayaan murabahah di BMT Taruna Sejahtera KC Tengaran sangat selektif terhadap pengajuan pembiayaan yang

  Dalam operasionalnya, BMT Taruna Sejahtera KC Tengaran yang baru berjalan 2 tahun dapat membuktikan bahwa mereka mampu bersaing dengan BMT lain dan dapat menarik minat masyarakat terhadap produk yang ditawarkan oleh BMT salah satunya produk pembiayaan murabahah itu sendiri oleh karena itu perkembangan jumlah pembiayaan dan jumlah nasabah BMT mengalami kenaikan.

  Penelitian tentang Analisis Margin Pembiayaan Murabahah Pada

  BMT Tumang Cabang Salatiga yang di susun oleh Laila Yeni pada tahun

  2016. Menyimpulkan bahwa perkembangan pembiayaan murabahah di BMT Tumang cabang Salatiga pada tahun 2016 mengalami peningkatan setiap bulannya, jumlah perkembangan pembiayaan murabahah sebesar RP 2.337.550.000 karena mayoritas masyarakat Salatiga dan sekitarnya mendapat penghasilan dari berdagang dan bertani, sehingga masyarakat memiliki tingkat yang tinggi terhadap pembiayaan murabahah.

  Berdasarkan telaah pustaka di atas dan sejauh pengetahuan penulis, belum ada yang membahas secara mendalam tentang strategi mengatasi pembiayaan murabahah bermasalah di BMT Taruna Sejahtera KC Tuntang.

B. Kajian Teoritik 1. Pengertian Pembiayaan

  Menurut Kasmir (2008: 96) pembiayaan adalah penyediaan uang kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

  Pembiayaan menurut UU No. 10 Tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Asiyah, 2014:2).

2. Tujuan Pembiayaan

  Menurut Yudiana (2014: 34-35) pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank syariah. Sedangkan tujuan pembiayaan bank syariah adalah guna memenuhi kepentingan dan kebutuhan para

  stakeholders yaitu: a.

  Pemilik Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank, sehingga para pemilik bank mengharapkan akan perolehan dari proses pembiayaan yang dilakukan oleh bank.

  b.

  Pegawai Para pegawai mengharapkan akan memperoleh kesejahteraan dari bank melalui pendapatan yang diterima bank dalam berbagai proses pembiayaan yang mereka lakukan. c.

  Masyarakat 1)

  Pemilik dana, masyarakat yang bertindak sebagai pemilik dana tentu mengharapkan akan mendapatkan pendapatan dari dana yang mereka investasikan berupa bagi hasil. 2)

  Debitur yang bersangkutan, produk pembiayaan yang ditawarkan oleh bank syariah akan sangat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya/pembiayaan konsumtif dan untuk menjalankan usahanya dalam sector yang produktif.

  3) Masyarakat umum dalam hal konsumen, dengan pembiayaan mereka dapat memperoleh barang-barang yang dibutukan.

  d.

  Pemerintah Pemerintah dapat mendapatkan penghasilan dari pajak atas pendapatan yang dihasilkan melalui pembiayaan Bank Syariah.

  e.

  Bank Bagi bank yang bersangkutan, hasil dari prose penyaluran pembiayaan diharapkan akan dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya agar tetap survival dan meluaskan jaringan usahanya, sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat dilayaninya.

3. Fungsi Pembiayaan

  Menurut Prasetya (2015: 11) keberadaan Bank Syariah yang mencari keuntungan dan meramaikan bisnis perbankan di Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan bisnis yang aman, diantaranya: a.

  Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang menerapkan sistem bagi hasil yang tidak memberatkan debitur.

  b.

  Membantu kaum duafa yang tidak bersentuh oleh bank konvensional.

  c.

  Karena tidak mampu memenuhi persayaratan yang ditetapkan oleh bank konvensional.

  d.

  Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan oleh rentenir dengan membantu melalui pendanaan untuk usaha yang dilakukakan.

4. Prinsip Pembiayaan

  Dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan Bank Syariah bagian marketing harus memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi secara keseluruan calon nasabah. Di dunia perbankan syariah prinsip penilaian dikenal dengan 5C+1S dan 7P, yaitu:

  1) Character

  Character yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian

  calon penerima pembiayaan dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa penerima pembiayaan dapat memenuhi kewajibannya.

  2) Capacity

  Capacity yaitu penilaian secara subyektif tentang kemampuan

  penerima pembiayaan untuk melakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan catatan prestasi penerima pembiayaan dimasa lalu yang didukung dengan pegamatan di lapangan atas sarana usahanya seperti toko, karyawan, alat-alat, pabrik serta metode kegiatan.

  3) Capital

  Capital yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki

  oleh calon penerima pembiayaan yang diukur dengan posisi perusahaan secara keseluruhan yang ditujukan oleh financial ratio dan penekanan pada komposisi modalnya. 4)

  Collateral Colateral yaitu jaminan yang dimilii calon penerima pembiayaan.

  Penilaian ini bertujuan untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu resiko kegagalan pembayaran tercapai terjadi, maka jaminan dapat dipakai sebagai pengganti dari kewajiban. 5)

  Condition Bank Syariah harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di masyarakat secara spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh calon penerima pembiayaan. Hal tersebut karena kondisi eksternal berperan besar dalam proses berjalannya

  6) Syariah

  Penilaian ini dilakukan untuk menegaskan bahwa usaha yang akan dibiayai benar-benar usaha yang tidak melanggar syariah sesuai dengan fatwa DSN “pengelola tidak boleh menyalahi hukum syariah islam dalam tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah”.

  Sedangkan P kredit adalah sebagai berikut: 1)

  Personality Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadian dan tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencangkup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

  2) Party

  Mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya, sehingga nasabah dapat digolongkan ke golonan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank.

  3) Purpose

  Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengembalian kredit dapat bermacam-macam apakah tujuan untuk konsumtif, produktif atau tujuan untuk perdagangan.

  4) Prospect

  Yaitu untuk menilai nasabah dimana yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai

  prospect atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika

  suatufasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospect, bukan hanya bank yang rugi tetapi juga nasabah.

  5) Payment

  Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang diambil atau sumber dari mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperolehnya. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik.

  6) Profitability

  Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah tetap sama atau meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang diperolehnya dari bank.

  7) Protection

  Yaitu bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang, orang atau jaminan asuransi. (Handayani, 2015: 14- 18)

  5. Jenis-Jenis Pembiayaan

  Menurut Muhamad (2016: 45-46) jenis-jenis pembiayaan pada dasarnya dapat dikelompokkan menurut beberapa aspek, diantaranya: a.

  Pembiayaan menurut tujuan dibedakan menjadi: 1)

  Pembiayaan modal kerja Pembiayaan yang dimaksudkan untuk mendapatkan modal dalam rangka pengembangan usaha.

  2) Pembiayaan investasi

  Pembiayaan yang dimaksudkan untuk melakukan investasi atau pengadaan barang konsumtif.

  b.

  Pembiayaan menurut jangka waktunya dibedakan menjadi: 1)

  Pembiayaan jangka waktu pendek Pembiayaan yang dilakukan dengan waktu 1 bulan sampai dengan satu tahun.

  2) Pembayaran jangka waktu menengah

  Pembiayaan yang dilakukan dengan waktu satu tahun sampai dengan 5 tahun.

  3) Pembiayaan jangka waktu panjang Pembiayaan yang dilakukan dengan waktu lebih dari 5 tahun.

  6. Unsur Pembiayaan

  Dalam pembiayaan mengandung berbagai maksud, atau dengan menjadi satu. Menurut Kasmir (2008: 98) terdapat 5 unsur pembiayaan, antara lain:

  1. Kepercayaan Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bahwa pembiayaan yang diberikan benar-benar diterima kembali dimasa yang akan datang sesuai jangka waktu yang sudah diberikan. Kepercayaan yang diberikan oleh bank sebagai dasar utama yang dilandasi mengapa suatu pembiayaan berani dikucurkan. Oleh karena itu sebelum pembiayaan dikucurkan harus dilakukan penyelidikan dan penelitian terlebih dahulu secara mendalam tentang kondisi nasabah, baik secara intern maupun ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi pemohon pembiayaan sekarang dan masa lalu, untuk menilai kesungguhan dan etika baik nasabah terhadap bank.

  2. Kesepakatan Kesepakatan antara pemohon dengan pihak bank. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak mendatangani hak dan kewajiban masing-masing. Kesepakatan ini kemudian dituangkan dalam akad pembiayaan dan ditandatangani kedua belah pihak.

  3. Jangka Waktu Setiap pembiayaan yang diberikan memiliki jangka waktu pembiayaan yang telah disepakati. Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran yang sudah disepakati kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini bisa diperpanjang sesuai dengan kebutuhan.

  4. Resiko Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian pembiayaan akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu pembiayaan. Semakin panjang jangka waktu pembiayaan maka semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya.

  Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko disengaja, maupun resiko yang tidak disengaja, misalnya karena bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya, sehingga tidak mampu melunasi pembiayaan yang diperoleh.

  5. Balas Jasa Dalam bank konvensional balas jasa dikenal dengan nama bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga membebankan kepada nasabah biaya aadministrasi yang juga merupakan keuntungan bank. Bagi bank yang berdasarkan prinsip Syariah balas jasanya dikenal dengan bagi hasil.

  7. Pengertian Murabahah

  Menurut Muhamad (2010: 24) Murabahah adalah transaksi jual beli suatu barang sebesar harga perolehan barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh para pihak, dimana penjual menginformasikan terlebih dahulu harga perolehan kepada pembeli.

  8. Syarat Murabahah

  Menurut Wiroso (2005: 17) dalam murabahah dibutuhkan beberapa syarat, antara lain: 1)

  Mengetahui harga pertama (Harga Pembelian) Pembeli kedua hendaknya mengetahui harga pembelian karena hal itu adalahsyarat sahnya transaksi jual beli. Syarat ini meliputi semua transaksi yang terkait dengan murabahah, seperti pelimpahan wewenang, kerja sama, dan kerugian, karena semua transaksi ini berdasar pada harga pertama yang merupakan modal. Jika tidak mengetahuinya, maka jual beli tersebut tidak sah hingga di tempat transaksi. Jika tidak diketahui hingga keduanya meninggalkan tempat tersebut, maka gugurlah transaksi itu.

  2) Mengetahui besarnya keuntungan

  Mengetahui jumlah keuntungan adalah keharusan, karena ia merupakan bagian dari harga, sedangkan mengetahui harga adalah

  3) Modal hendaklah berupa komoditas yang memiliki kesamaan dan sejenis, seperti benda-benda yang ditakar, ditimbang dan dihitung.

  Syarat ini diperlukan dalam murabahah, baik ketika jual beli dilakukan dengan penjual pertama atau orang lain. Serta baik keuntungan dari jenis harga pertama atau bukan, setelah jenis keuntungan disepakati berupa sesuatu yang diketahui ketentuannya.

  4) Sistem murabahah dalam harta riba hendaknya tidak menisbatkan riba tersebut terhadap harga pertama.

  Seperti membeli barang yang ditakar atau ditimbang dengan barang sejenis dengan takaran yang sama, maka tidak boleh menjualnya dengan sistem murabahah. Hal semacam ini tidak diperbolehkan karena murabahah adalah jual beli dengan harga pertama dengan adanya tambahan, sedangkan tambahan terhadap harta riba hukumnya adalah riba dan bukan keuntungan.

  5) Transaksi pertama haruslah sah syara’

  Jika transaksi pertama tidak sah, maka tidak boleh dilakukan jual beli secara murabahah, karena murabahah adalah jual beli dengan harga pertama disertai tambahan keuntungan dan hak milik jual beli yang tidak sah ditetapkan dengan nilai barang atau dengan barang yang semisal bukan dengan harga, karena tidak benarnya penamaan.

9. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pembiayaan Bermasalah

  Faktor yang meyebabkan pembiayaan macet dibank yaitu: a.

  Dari pihak perbankan Dalam hal ini pihak analisis pembiayaan kurang teliti dalam mengecek kebenaran dan keaslian dokumen maupun salh dalam melakukan perhitungan dalam rasio-rasio yang ada. Akibatnya apa yang harusnya terjadi tidak diprediiksi sebelumnya, kemacetan suatu pembiayaan dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analisis pembiayaan dengan pihak debitur sehingga dalam anaalisisnya dilakukan secara tidak obyektif.

  b.

  Dari pihak nasabah Kemacetan pembiayaan yang disebabkan oleh nasabah diakibatkan oleh dua hal, yaitu:

  1) Ada unsur kesengajaan, artinya nasabah sengaja tidak mau membayar kewajibannya kepada bank sehingga pembiayaan yang diberikan dengan sendiri macet.

  2) Adanya unsur ketidaksengajaan, artinya nasabah memiliki kemauan untuk membayar akan tetapi tidak mampu dikarenakan usaha yang dibiayai terkena musibah misalnya kebanjiran atau kebakaran (Kasmir, 2003:102)

10. Penanganan Pembiayaan Bermasalah

  Menurut Muhamad (2016: 327-328) resiko yang terjadi dari peminjaman adalah peminjaman yang tertunda atau ketidakmampuan peminjam untuk membayar kewajiban yang telah dibebankan, untuk mengantisipasi hal tersebut maka Bank Syariah harus mampu menganalisis penyebab permasalahannya. Analisis dan penyelesaian pembiayaan bermasalah di bank Syariah dapat dilakukan dengan langkah- langkah berikut: 1.

  Analisa sebab kemacetan. Analisis sebab-sebab kemacetan pembiayaan dapat dilakukan pada aspek internal dan eksternal berikut: a.

  Aspek internal 1)

  Peminjam kurang cakap dalam usaha tersebut 2)

  Manajemen tidak baik atau kurang rapi 3)

  Laporan keuangan tidak lengkap 4)

  Penggunaan dana yang tidak sesuai dengan perencanaan 5)

  Perencanaan yang kurang matang 6)

  Dana yang diberikan tidak cukup untuk menjalankan usaha tersebut b.

  Aspek eksternal 1)

  Aspek pasar kurang mendukung

  3) Kebijakan pemerintah

  4) Pengaruh lain di luar usaha

  5) Kenakalan peminjam 2.

  Menggali potensi peminjam 3. Melakukan perbaikan akad (remidial) 4. Memberikan pinjaman ulang 5. Penundaan pembayaran 6. Rescheduling (memperkecil angsuran dengan memperpanjang waktu atau akad dan margin baru)

7. Memperkecil margin keuntungan atau bagi hasil 11.

   Penyelamatan Terhadap Pembiayaan Bermasalah

  Penyelamatan terhadap pembiayaan macet dilakukan dengan cara sebagai berikut: a.

  Rescheduling, yaitu penjadwalan kembali jangka waktu angsuran serta memperkecil angsuran.

  b.

  Reconditioning, yaitu memperkecil margin keuntungan atau bagi hasil.

  c.

  Restructuring, yaitu penataan ulang jangka waktu dan jangka angsuran, serta jumlah angsuran. d.

  Kombinasi Merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang di atas.

  e.

  Penyitaan jaminan Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar tidak punya etikat baik, maupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua utang-utangnya (Kasmir, 2013:110)

  BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah BMT Taruna Sejahtera Krisis Moneter tahun 1997-1998 yang mengakibatkan fluktuatif harga bahan makanan dan input pertanian sejak pertengahan tahun 1997. Selama periode puncak harga krisis pangan di pasar ritel meningkat pada

  tingkat yang lebih tinggi hingga tiga sampai 25 kali lipat pertumbuhan harga sebelum krisis, telah mendorong sekelompok pemuda Kota Ungaran untuk membentuk lembaga usaha yang bertujuan untuk meringankan beban rakyat kecil akibat himpitan ekonomi dampak krisis moneter. Sehingga pada tanggal 24 Agustus 1998 setelah Peringatan Kemerdekaan RI ke 53 telah berdiri Lembaga Usaha yang diberi nama Koperasi Warung Taruna Sejahtera dengan kegiatan usaha penyaluran sembako khususnya penjualan beras murah dan telah mendapatkan pengesahan badan hukum dari Kementrian Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Kabupaten Semarang No.: 007/BK/KWK.11.1/IX/1998 pada tanggal 23 September 1998.

  Tetapi pada perkembangannya usaha tersebut tidak dapat berjalan dengan baik dan mengalami kerugian terus menerus, sehingga pada tahun

  2000 koperasi menutup usaha penyaluran sembako dan memilih fokus pada usaha simpan pinjam dengan sistem syariah yang bertujuan untuk memberikan pelayaanan penguatan modal usaha mikro dan kecil yang diberi nama BMT Taruna Sejahtera yang telah mendapatkan pengesahan akte perubahan Badan Hukum No.: 019/BH/PAD/KDK/11.1/II/2000 tanggal 18 Pebruari 2000.

  Usaha simpan pinjam dengan pola syariah diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan koperasi, tetapi usaha tersebut belum dapat beroperasi dengan baik dan koperasi tidak mengalami pertumbuhan, sehingga pada awal tahun 2011, koperasi melakukan perubahan besar yang meliputi perubahan Manajemen Kepegawaian dengan menerapkan IMS (Incentive Manajemen System), perubahan sistem akuntansi dengan mengimplementasikan aplikasi Core Banking

  

IBS Realtime serta memperluas jaringan kerja dengan membuka Kantor

  Kas diseluruh wilayah Kabupaten Semarang. Pada saat yang bersamaan diterbitkan pula produk-produk baru BMT seperti Simpanan Amanah yang berhadiah rejeki nomplok dan Simpanan Berkah dengan bagi hasil yang kompetitif serta Pembiayaan Manfaat yang benar-benar sangat bermanfaat bagi usaha ekonomi lemah di pasar maupun warung di kampong-kampung di wilayah kerja, dan telah mendapatkan pengesahan akte perubahan Anggaran Dasar Koperasi Simpan Pinjam Syariah dari

  2015.Perubahan dari pola operasional lama ke pola operasional baru membawa dampak pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan simpanan yang semula pada tahun 2011 sebesar dua milyar meningkat menjadi 40 milyar pada akhir tahun 2014, sedang pertumbuhan penyaluran pembiayaan yang semula pada akhir tahun 2011 sebesar 1,5 milyar tumbuh menjadi 35 milyar pada akhir tahun 2014 untuk 9.235 orang usaha ekonomi lemah. Sedangkan pertumbuhan asset yang semula pada awal tahun 2011 sebesar 3,9 milyar menjadi 45 milyar rupiah di akhir tahun 2014.

  Disamping perubahan pola operasional, pada RAT tahun 2012 pada tanggal 27 April 2013 Kantor Pusat BMT Taruna Sejahtera yang semula masih kontrak di Jl. HOS Cokroaminoto No.416 Ungaran pindah menempati gedung baru milik sendiri di Jl. Gatot Subroto No.133 Mutiara Ungaran Square Kav.3 Ungaran.