POLIGAMI DALAM PERSEPSI DAN PRAKTIK MUSLIMAH JAMAAH TABLIGH DI KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

POLIGAMI DALAM PERSEPSI DAN PRAKTIK MUSLIMAH

JAMAAH TABLIGH DI KECAMATAN SUMOWONO

KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh :

Zulfa Hudaya

211-13-027

  

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

  

MOTTO

Siapa yang tidak keluar dari jalan lurus, pasti

akan memperoleh kelurusan jalan keluar

  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan untuk : 1.

  Kedua orang tua tercinta, yang menanti dan mengharapkan

  

skripsi ini menjadi jalan menuju kesuksesan, yang selalu

mendoakan, mendukung lahir maupun batin semua perjalanan pencarian ilmuku.

  2. Beliau pembimbing skripsi Bp Farkhani, S.H., S.H.I.,M.H.

  Semoga selalu di lindungi keberkahan, sesuasi dengan yang Allah janjikan kepada orang

  • orang yang mengajarkan dengan ketulusan, ikhlas lillahi ta’ala.

  3. Seseorang yang menjadi bintang yang selalu menenrangi

skripsi dikala gelap tak ada inspirasi dan semangat ketika

mengerjakannya, Siti Nurul Asiyah, Allah tidak tidur, akan dibalas semua kebaikanmu.

  4. Seluruh teman teman HKI yang menjadi orang orang yang

akan selalu di payungi bentangan sayap Malaikat Jibril.

  5. Setiap orang yang membuka dan menggunakan skripsi ini utnuk dimanfaatkan.

  6. Keluarga besar IAIN Salatiga.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrahim

  Alhamdulillahi rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq serta hidayah-Nya yang tiada terhingga, sehigga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul

  

“Poligami Dalam Persepsi dan Praktik Muslimah Jama’ah Tabligh di

Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang”

  Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia. Beliau Rasulullah sebagai pembimbing umat manusia, yang selalu diharapkan syafa’atnya.

  Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak, sulit kiranya penelitian ini terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, tim peneliti menyampaikan terima kasih dan rasa hormat kepada: 1.

  Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN Salatiga 2. Bapak Sukron Ma’mun, M.Si. selaku Ketua Progam Studi Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah IAIN Salatiga.

  3. Bapak Farkhani, S. H., S.HI., M.H. Selaku dosen pembimbing skripsi.

  4. Para dosen Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga yang telah memberikan pengetahuannya kepada penulis.

  5. Seluruh staf tata usaha dan karyawan Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga yang membantu melancarkan skripsi.

  6. Bapak dan ibu karyawan perpustakaan yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis.

  7. Seluruh responden yang bersedia memberikan informasi kepada penulis.

  8. Keluarga yang selalu memberikan bantuan finansial kepada penulis.

  9. Sahabat-sahabat dan motor semangat qalbu yang terus memberi semangat kepada penulis.

  Atas segala hal tersebut, penulis tidak mampu membalas apapun selain memanjatkan doa. Semoga Allah SWT memncatat sebagai amal sholeh dan mendapatkan balasan yang berlipat dari Allah. Penelitian ini jauh dari sempurna, menyadari akan hal ini maka penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak guna menyempurnakan skripsi ini.

  Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini nantinya dapat bermanfaat, khususnya bagi almamater dan semua pihak yang membutuhkannya.

  Salatiga, 6 Maret 2018 Penulis

  

ABSTRAK

  Hudaya, Zulfa. 2018. Poligami Dalam Persepsi

  dan Praktif Muslimah Jama’ah

Tabligh di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang . Skripsi. Jurusan Hukum

  Keluarga Islam. Fakultas Syariah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Farkhani, S.H.,S.HI.,M.H.

  Kata Kunci : Poligami, Muslimah Jama’ah Tabligh Penelitian ini merupakan upaya untuk menggali persepsi dan praktik muslimah Jama’ah Tabligh dalam hal poligami. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Poligami dalam Persepsi dan Praktik Muslimah Jamaah Tabligh di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang.

  Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis, yaitu dengan menggambarkan keadaan keluarga Jama’ah Tabligh dan menyoroti masalah poligami. Sedangkan jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan prosedur analisis, yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya.

  Data temuan dilapangan menunjukkan bahwa Muslimah Jama’ah Tabligh memahami poligami yaitu pernikahan yang dilakukan laki

  • –laki terhadap dua perempuan atau lebih dalam satu waktu dan memiliki syarat tertentu untuk melakukannya. Mayoritas muslimah Jama’ah Tabligh sepakat dengan poligami, karena memang dalam al Qur’an telah diajarkan dan Jama’ah Tabligh sendiri adalah jamaah yang berusaha unt uk mengamalkan ajaran di dalam al Qur’an maupun Hadits, sehingga muslimah yang sering mengikuti kajian malam Jum’at Wage, kebanyakan mereka sepakat dengan poligami, namun sebagian dari mereka ada yang melakukan dan ada yang belum. Mereka beranggapan dengan melakukan poligami akan menggapai jannah-Nya, menegakkan sunnah Rasul serta tunduk dan patuh terhadap suami. Adapula yang tidak sepakat, hal tersebut didasarkan pada alasan rasionalitas dan emosional. Muslimah yang melakukan atau praktik poligami ada dua keluarga, hal ini dilakukan dikarenakan tidak mempunyai anak, mempertahankan dakwah di kalangan mereka dengan memperbanyak keturunan, menghindari madharat yang lebih besar, adapula muslimah yang melakukan praktik poligami dengan prinsip tolong menolong sehingga akan meraih Jannah- Nya kelak dan bisa membantu suami untuk menyebar luaskan pendidikan dalam Agama Islam.

  

DAFTAR ISI

  Halaman

  HALAMAN JUDUL ................................................................................ i NOTA PEMBIMBING ............................................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................. iv MOTTO .................................................................................................... v PERSEMBAHAN ..................................................................................... vi KATA PENGANTAR .............................................................................. vii ABSTRAK ................................................................................................ ix DAFTAR ISI ............................................................................................. x

  BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian .................................................................... 5 D. Kegunaan Penelitian ................................................................ 6 E. Penegasan Istilah ..................................................................... 6 F. Telaah Pustaka ........................................................................ 8 G. Metode Penulisan Skripsi ........................................................ 11 1. Jenis Penelitian dan Pendekatan......................................... 11 2. Kehadiran Dan Tempat Penelitian .................................... 12 3. Teknik Pengumpulan Data................................................. 12 4. Analisis Data .................................................................... 13 5. Pengecekan Keabsahan Data ............................................. 14 6. Sistematika Penulisan ....................................................... 14 BAB II :KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 16 A. Pengertian Poligami ................................................................. 16 B. Sejarah Poligami ...................................................................... 17 C. Poligami Dalam Pandangan Fuqaha ......................................... 20

  1. Hukum Melakukan Poligami ............................................. 20 2.

  Jumlah Isteri Dalam Poligami ............................................ 21 3. Syarat Dibolehkan Melakukan Poligami ............................ 22 a.

  Menurut Ulama Tafsir ................................................. 22 b.

  Menurut Ulama Fiqh .................................................... 23 D. Poligami Menurut Peraturan Perkawinan di Indonesia ............. 24 1.

  Hukum Melakukan Poligami .............................................. 24 2. Jumlah Isteri Dalam Poligami ............................................ 26 E. Syarat- syarat Dibolehkannya Poligami .................................... 27 1.

  Mampu Berbuat Adil.......................................................... 27 2. Sanggup Memberi Nafkah .................................................. 29 F. Poligami Rasulullah SAW ....................................................... 30 1.

  Penyebar Ilmu Islam .......................................................... 31 2. Meraih Dukungan Dakwah ................................................. 32 3. Membuktikan Kesempurnaan Syari’at ................................ 33 4. Merealisasikan Prinsip-prinsip Bahu Membahu .................. 35 5. Memperkuat Ikatan Persahabatan ....................................... 35 6. Suri Teladan dan Perbaikan Umat ...................................... 36

  

BAB III: HASIL PENELITIAN .............................................................. 37

A. Jamaah Tabligh ........................................................................ 37 1. Sejarah dan Perkembangan Jamaah Tabligh ....................... 37 2. Sejarah dan Perkembangan Jamaah Tabligh di Indonesia ... 42 B. Jamaah Tabligh di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang ................................................................................. 43 C. Wilayah Penelitian dan Profil Informan ................................... 48 1. Wilayah Penellitian ........................................................... 48 a. Desa Losari .................................................................. 48 b. Dusun Kemuning ......................................................... 49 2. Profil Pelaku Perkawinan Poligami Kecamatan Sumowono ......................................................................... 50 a. Desa Losari Kecamatan Sumowono ............................. 51

  1) Profil Bp AZ .......................................................... 51

  a) Isteri Pertama Bp AZ ........................................ 52

  b) Isteri Kedua Bapak AZ ..................................... 53 b.

  Desa Kemuning Kecamatan Sumowono ...................... 54 1)

  Profil Bp RP .......................................................... 54

  a) Isteri Pertama Bp RP ........................................ 55

  b) Isteri Kedua Bp RP ........................................... 55 D.

  Poligami Dalam Perspesi Muslimah Jamaah Tabligh ............... 56 1.

  Kholfi Nafia ....................................................................... 56 2. Ibu Malikhah Avriyani ....................................................... 58 3. Ibu Laila Nurul Alifah ........................................................ 59 4. Marwah Mustofa ................................................................ 60 5. Ibu Wina Said .................................................................... 61 6. Rheina................................................................................ 62 7. El Chafid Amna ................................................................. 62 8. Ibu Jini Nur Fianti .............................................................. 63 9. Ibu Nur Azizah................................................................... 64 10.

  Ibu Nurul Badiah................................................................ 64 E. Praktik Perkawinan Poligami Muslimah Jamaah Tabligh ........ 65 1.

  Isteri Bp AZ ....................................................................... 65 a.

  Ibu MH ........................................................................ 65 b.

  Ibu NJ .......................................................................... 68 2. Isteri Bp Rp ........................................................................ 71 a.

  Ibu PN ......................................................................... 71 b.

  Ibu IF........................................................................... 74 F. Landasan Persepsi Muslimah Jamaah Tabligh Tentang

  Poligami ................................................................................. 76

  

BAB IV: ANALISIS ................................................................................. 78

A. Analisis Poligami Dalam Perspesi Muslimah Jamaah Tabligh di Kecamatan Sumowono ............................................................ 78 1. Pro ..................................................................................... 79

  a.

  Sebagai Solusi Untuk Memecahkan Berbagai Problem 79 b.

  Kewajiban Isteri Harus Taat kepada Suami .................. 81 c. Sunah Rasul Bagi Suami dan Jaminan Surga Bagi

  Isteri ............................................................................ 82 2. Kontra ................................................................................ 83 a.

  Tidak Sesuai Dengan Tujuan Syara’ ............................ 83 b.

  Banyak Madharat ......................................................... 85 c. Menurunkan Harkat Martabat ...................................... 86 d.

  Adanya Ayat Poligami yang di Mansukh ..................... 88 B. Analisis Praktik Poligami Muslimah Jamaah Tabligh di

  Kecamatan Sumowono ........................................................... 91 1.

  Isteri Bp AZ ....................................................................... 92 a.

  Ibu MH ........................................................................ 92 b.

  Ibu NJ .......................................................................... 94 2. Isteri Bp Rp ........................................................................ 97 a.

  Ibu PN ......................................................................... 97 b.

  Ibu IF........................................................................... 99

  

BAB V: PENUTUP .................................................................................. 101

A. Kesimpulan.............................................................................. 101 B. Saran ...................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 104

LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia yang fitrahnya sebagai makhluk sosial dalam masyarakat

  tidak bisa hidup dan memenuhi kebutuhannya sendiri, baik itu kebutuhan secara jasmani maupun rohani. Azhar Basyir (2000 : 13) berpendapat bahwa perkawinan adalah hubungan antara laki

  • – laki dan perempuan dalam rangka mewujudkan kebahagiaan keluarga sesuai ajaran Allah dan Rasul-Nya.

  Secara realita perkawinan adalah bertemunya dua makhluk lawan jenis yang mempunyai kepentingan dan pandangan hidup yang sejalan.

  Sedangkan tujuan perkawinan menurut agama Islam ialah untuk memenuhi petunjuk agama dalam rangka mendirikan keluarga yang harmonis, sejahtera dan bahagia. Manusia diciptakan oleh Allah untuk mengabdikan diri dengan segala aktivitas hidupnya. Salah satu aktivitas kehidupan yang harus terpenuhi adalah kebutuhan biologis. Untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, Allah mengatur hidup manusia dengan aturan perkawinan (Tihami, 2009 : 6).

  Salah satu bentuk perkawinan yang sering diperbincangkan dalam masyarakat adalah poligami. Keberadaan poligami atau menikah lebih dari seorang istri dalam lintasan sejarah bukanlah masalah baru. Poligami telah ada dalam kehidupan manusia sejak dahulu kala diantara berbagai kelompok masyarakat di belahan dunia, orang

  • – orang Arab telah berpoligami jauh sebelum kedatangan Islam. Demikian pula masyarakat di luar Bangsa Arab, bahkan di Arab sebelum Islam telah dipraktekkan poligami yang tanpa batas. Bentuk poligami ini dikenal oleh bangsa Babilonia, Abbesinia, dan Persia (Tutik, 2007 : 57).

  Di Indonesia masalah poligami diatur dalam Undang

  • – Undang No

  1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Sebagai hukum materiil bagi orang Islam, terdapat ketentuan dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI). Ketentuan

  • – ketentuan yang terdapat dalam Undang – Undang berikut aturan pelaksanaannya, pada prinsipnya selaras dengan ketentuan hukum Islam. Menurut Undang – Undang tersebut, pada prinsipnya sistem yang dianut oleh Hukum Perkawinan RI adalah asas monogami, yakni satu suami untuk satu istri (Rahmat, 2002 : 121).

  Walaupun asas dalam Undang-Undang itu monogami, tapi perundang-undangan di Indonesia tidak menutup mata akan realita kehidupan dalam memperbolehkan poligami. Dalam ajaran agama Islam peraturan tentang poligami merujuk pada Kompilasi Hukum Islam.

  Menurut Kompilasi Hukum Islam suami yang akan beristeri lebih dari satu orang harus mendapatkan izin dari pengadilan.

  Berbeda halnya syarat yang diberikan dalam hukum positif yang berlaku di Indonesia. Syarat poligami tersebut diatur dalam pasal 4 UU No

  1 Tahun 1974 jo pasal 41 PP No. 9 Tahun 1975 jo pasal 57 Kompilasi Hukum Islam yaitu:

1. Istri tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai istri 2.

  Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan 3. Istri tidak dapat melahirkan

  Khoirudin Nasution menjelaskan bahwa Undang - Undang Perkawinan di Indonesia mengatur tentang poligami, berusaha mengatur agar laki-laki yang melakukan poligami adalah laki-laki yang benar-benar mampu secara ekonomi menghidupi dan mencukupi seluruh kebutuhan (sandang, pangan, papan) keluarga (istri-istri dan anak-anak), serta mampu berlaku adil terhadap istri-istrinya. Sehingga istri-istri dan anak-anak dari suami poligami tidak disia-siakan. Dalam Undang

  • – Undang telah diatur bahwa seorang suami harus menghargai istri sebagai pasangan hidup. Suami yang akan berpoligami, harus terlebih dahulu mendapat persetujuan isteri dan Pengadilan Agama yang akan memberikan izin untuk poligami.

  Dalam peraturan perkawinan Islam tidak membatasi hanya pernikahan monogami namun membolehkan poligami. Hukum poligami bagi seseorang dapat mubah, makruh, mandub, wajib dan haram (Basyir, 2000 : 38)

  Allah membolehkan berpoligami sampai 4 orang istri dengan syarat berlaku adil kepada mereka. Hal ini didasarkan dalam Al Qur’an surat An- Nisa (4) : 3 yaitu:

  ٰىَنْثَم ِءاَسِ نلا َنِم ْمُكَل َباَط اَم اوُحِكْناَف ٰىَماَتَيْلا يِف اوُطِسْقُت الََّأ ْمُتْف ِخ ْنِإ َو ۖ َف ۖ ْمُكُناَمْيَأ ْتَكَلَم اَم ْوَأ ًةَد ِحا َوَف اوُلِدْعَت الََّأ ْمُتْف ِخ ْنِإ َعاَبُر َو َث َلَُث َو

  اوُلوُعَت الََّأ ٰىَنْدَأ َكِلَٰذ

  “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak- hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya”(QS. An

  Nisa) Ali Hasan (2003 : 271) berpendapat bahwa praktik poligami ini berkembang pada masyarakat yang mempunyai tatanan ekonomi yang sudah matang atau sering kita menyebutnya sebagai masyarakat maju.

  Praktik poligami dalam beberapa kasus dilakukan oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat yang beragama Islam, karena dalam Islam tidak ada larangan untuk poligami.

  Jamaah Tabligh merupakan salah satu gerakan Islam yang berasal dari India. Jamaah ini berkembang sampai Indonesia yang berpusat di Kebun Jeruk Jakarta, dari sanalah ajaran

  • – ajaranya mulai dikenal masyarakat. Pergerakan ini berdasarkan atas asas Islam, dalam ajarannya mereka berusaha untuk merealisasikan ajaran - ajaran agama Islam yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadits dalam kehidupan sehari-hari.

  Pada penelitian ini, penulis membawa masalah praktek poligami perspektif muslimah Jamaah Tabligh, dimana ada beberapa Jamaah Tabligh yang melakukan poligami. Jamaah ini tentunya bukan orang yang awam tentang hukum Islam, apalagi hukum yang berkaitan dengan poligami. Misi utama Jamaah Tabligh adalah mencoba untuk merealisasikan ajaran yang terkandung dalam Al Qur’an ataupun dalam Hadits. Ayat keempat dalam Surat An Nisa membenarkan adanya poligami, dengan ajaran tersebut dalam melakukan praktek poligami tentu banyak perbedaan pada pespektif dan praktek muslimah Jamaah Tabligh.

  Sehingga peneliti merasa perlu untuk mengadakan penelitian lebih lanjut pada keluarga bapak RP dan bapak AZ serta Jamaah Tabligh yang ada di Kecamatan Sumowono. Yang terjadi dalam dua keluarga tersebut sangat menarik untuk diteliti, dimana terdapat keluarga Jamaah Tabligh yang melakukan poligami. Maka penulis membuat skripsi dengan judul “Poligami dalam Persepsi dan Praktik Muslimah Jamaah Tabligh di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang ”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di muka, penulis merumuskan masalah yaitu: 1.

  Bagaimana Poligami dalam Persepsi dan Praktik Muslimah Jamaah Tabligh di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang? 2. Apa yang melandasi persepsi Jamaah Tabligh di Kecamatan

  Sumowono Kabupaten Semarang tentang poligami? C.

   Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan yang hendak dicapai setelah penelitian ini selesai yaitu:

  1. untuk mengetahui poligami dalam persepsi dan praktik muslimah Jamaah Tabligh di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang.

2. Untuk mengetahui landasan persepsi Jamaah Tabligh di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tentang poligami.

  D. Kegunaan Penelitian 1.

  Secara teoritis, dapat dijadikan bahan bacaan tentang hukum Islam dan sosiologi keluarga. Sehingga mampu memberi sumbangan pemikiran dan solusi pada permasalahan yang terjadi di masyarakat.

  2. Secara Praktis, mampu memberikan wawasan pengetahuan sebagai acuan pelaksanaan peraturan perkawinan dan praktek poligami yang sesuai dengan hukum Islam, perundang-undangan di Indonesia dan keluarga Jamaah Tabligh. Bagi lembaga yang bergerak dalam bidang perkawinan sebagai tambahan referensi untuk memberikan informasi dan memberikan tambahan pengetahuan terhadap masyarakat.

  E. Penegasan Istilah

  Agar di dalam penelitian ini tidak terjadi penafsiran yang berbeda dengan maksud penulis, maka penulis akan menjelaskan istilah dalam judul ini. Istilah yang perlu penulis jelaskan adalah: 1.

  Poligami Poligami adalah sebuah bentuk perkawinan dimana seorang lelaki mempunyai beberapa orang isteri dalam waktu yang sama

  (Thalib, 2004 : 26). Asal mula kata ini berasal dari bahasa Belanda yaitu Bigamie yang artinya kawin rangkap. Dalam KHI dijelaskan dalam pasal 55 yaitu Beristeri lebih dari satu orang pada waktu bersamaan, terbatas hanya sampai empat isteri.

  2. Persepsi Persepsi adalah pengharapan, peninjauan, tinjauan, pandangan luas (Pius, 1994 : 592)

  3. Keluarga Keluarga menurut sejumlah ahli adalah sebagai unit sosial- ekonomi terkecil dalam masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua institusi, merupakan kelompok primer yang tediri dari dua atau lebih orang yang mempunyai jaringan interaksi, hubungan darah, hubungan perkawinan (Basyir, 1999 : 115) 4. Jamaah Tabligh

  Jamaah Tabligh adalah salah satu gerakan Islam yang berasal dari India. Jamaah ini berkembang sampai Indonesia yang berpusat di Kebun Jeruk Jakarta, dari sanalah ajaran

  • – ajarannya mulai dikenal masyarakat. Di Indonesia sendiri Jamaah Tabligh berkembang dari Kebun Jeruk sampai di Temboro Jawa Timur dan Kerincing Magelang. Banyak masyarakat yang mengenal nama jamaah ini dengan sebutan jamaah kompor, khuruj, dan ketel.

  Pergerakan ini berdasarkan atas asas Islam. Beberapa ajaran yang didasarkan pada kitab Fadhoilul A

  ’mal, dalam kitab itu di

  paparkan beberapa keutamaan

  • – keutamaan amalan yang dilakukan sehari
  • – hari, mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. Jamaah Tabligh dalam prakteknya, mereka berusaha untuk merealisasikan ajaran-ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.

F. Telaah Pustaka

  Berdasarkan penelusuran pustaka yang telah dilakukan, tentang

  • – poligami sudah dituangkan dalam beberapa penelitian, diantara penelitian penelitian tersebut yang mirip dengan penelitian yang penyusun tulis antara lain : Skripsi karya Emma Nayly Syifa (2011) berjudul

  “Perkawinan Poligami Menurut Hukum Islam dan Perundang-undangan di Indonesia (Studi Kasus Pelaku Poligami di Desa Suruh Kec. Suruh Kab. Semarang

  . Skripsi ini memiliki dua rumusan masalah, yaitu faktor praktik

  2011)” poligami yang terjadi di Desa Suruh, tinjauan hukum Islam dan perundang

  • – undangan di Indonesia terhadap praktik poligami di Desa Suruh kab. Semarang. Penulis menjelaskan bahwa praktik poligami dikarenakan adanya beberapa faktor yaitu keinginan untuk memiliki banyak keturunan, menjalankan sunah Rasul dan tidak mempunyai keturunan. Penulis juga menjelaskan bahwa faktor
  • – faktor pilogami menurut Hukum Islam dan UU No 1 Th 1974 adalah istri tidak dapat menjalankan kewajibannya lagi, tidak dapat menghasilkan keturunan, istri menderita sakit yang tidak bisa disembuhkan. Hal ini menjadi acuan yang baku karena telah syah dimata Hukum, akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika permohonan tersebut ditolak oleh pihak pengadilan karena syarat yang disebutkan tidak tercantum didalamnya.

  Pada tahun 2016, dalam skripsi yang berjudul “Poligami Dalam Perspektif Keluarga Salafi (Studi Kasus Satu keluarga Bapak AR di Desa Sumberejo Kecamat an Pabelan Kabupaten Semarang)”. Karya Sunarnoto memfokuskan pembahasannya pada hal yang melatarbelakangi poligami dalam keluarga bapak AR dan konsep penataan keluarga atau sosiologi keluarga antara istri pertama dan istri kedua. Didalam skripsi tersebut dinyatakan bahwa poligami adalah salah satu metode untuk menguji keimanan, karena iman itu hanya dilandasi dengan lima kata, yaitu sabar, ngalah, loman, narimo, lan ikhlas. Konsep penataan keluarga Bapak AR adalah melakukan pemerataan keadilan dalam hal nafkah dan waktu bermalam. Sengaja tidak dijadikan satu atap antara istri pertama dan istri kedua karena untuk mengantisipasi terjadinya perselisihan yang tidak terduga jika bapak AR tidak berada dirumah.

  Skripsi karya Shava Oliviatie (2010) yang berjudul “Praktek Poligami Perspektif Aktivis Hizbut Tahrir Kota Malang” skripsi ini mempunyai dua rumusan masalah yaitu poligami perspektif aktivis Hizbut Tahrir Kota Malang dan praktek poligami menurut Prespektif Hizbut Tahrir Kota Malang. Dalam penelitiannya penulis menjelaskan bahwa aktivis Hizbut Tahrir memandang Hukum poligami adalah mubah. Landasan mereka atas kebolehan poligami tersebut mengacu pada Alqur’an surat An- nisa’ ayat 3, aktivis Hizbut Tahrir memahami bahwa poligami merupakan sebuah solusi atas permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam rumah tangga. Dalam praktek poligami yang dilakukan dikalangan Hizbut Tahrir mereka sepakat dengan adanya peraturan pemerintah tentang perizinan, dengan alasan izin kepada pengadilan agama merupakan sesuatu yang perlu dilakukan karena dengan adanya peraturan seperti itu akan mempermudah seseorang mengatasi permasalahan-permasalahan yang akan terjadi dikemudian hari.

  Skripsi karya Miftah I lham Irfan (2017) yang berjudul “Motivasi Poligami Aktivis Tarbiyah” skripsi ini mempunyai dua rumusan masalah yaitu pemahaman tentang poligami dalam kalangan Aktifis Tarbiyah dan motivasi berpoligami di kalangan Aktivis Tarbiyah. Dalam penelitiannya penulis menjelaskan bahwa aktivis Tarbiyah memahami poligami yaitu pernikahan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dengan memperistri dua perempuan atau lebih dalam satu waktu, mayoritas sepakat dengan adanya poligami karena itu merupakan ajaran yang tertuang didalam Al Qur’an, adapula yang tidak setuju karena didasarkan atas rasionalitas dan emosional.

  Motivasi poligami Aktivis Tarbiyah adalah untuk mempunyai anak dan ingin mempunyai keturunan yang banyak, hal itu berdasarkan dengan hadis Nabi Muhammad tentang memperbanyak keturunan.

  Dari beberapa penelitian di atas, penelitian difokuskan pada poligami perspektif hukum Islam dan perundang

  • – undangan, poligami perspektif aktivis Hizbut Tahrir, poligami perspektif keluarga salafi serta motivasi poligami bagi aktivis Tarbiyah.

  Sedangkan penelitian yang sekarang ini penulis teliti, mempunyai titik fokus pada poligami perspektif dan praktik muslimah Jamaah Tabligh.

  Dengan penelitian tersebut diungkap bagaimana poligami dalam perspektif dan praktik muslimah jamaah Tabligh.

  Setelah ditampilkan beberapa penelitian seputar poligami tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada penelitian yang menyerupai penelitian penulis, yakni (Poligami Perspektif dan Praktik Muslimah Jamaah Tabligh di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang).

G. Metode Penulisan Skripsi 1.

  Jenis Penelitian dan Pendekatan Untuk membantu dan memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, peneliti akan menggunakan jenis penelitian secara kualitatif dan menggunakan beberapa pendekatan sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini. Secara jelasnya peneliti paparkan sebagai berikut: a.

  Penelitian Kualitatif Penelitian Kualitatif adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan prosedur analisis, yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya (Moleong, 2002: 6). Dari pengertian tersebut, tentu sesuai dengan judul penelitian yang telah ada ini, peneliti akan berada pada latar yang alamiah sehingga metode yang akan digunakan adalah dengan melakukan observasi, catatan lapangan dan wawancara dengan keluarga Muslimah Jamaah Tabligh.

  b.

  Pendekatan Pendekatan yang digunakan penulis adalah pendekatan sosiologis empiris yaitu dengan menggambarkan keadaan keluarga

  Jamaah Tabligh dan menyoroti masalah poligami. Dengan pendekatan ini diharapkan peneliti bisa mengetahui bagaimana perspektif dan praktik Muslimah Jamaah Tabligh tentang poligami. Sedangkan pendekatan empiris digunkan untuk di padukan dengan undang – undang dan hukum Islam.

  2. Kehadiran Peneliti dan Tempat Penelitian Peneliti dalam melaksanakan penelitian telah melaksanakan wawancara pra penelitian langsung pada obyek kajian, sehingga sudah tentu peneliti berada pada lapangan bersama nara sumber yang ada. Penelitian dilakukan terhadap keluarga Muslimah Jamaah Tabligh yang bertempat tinggal di Desa Losari, Bumen dan Kemuning Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang pada keluarga Bp RP dan Bp AZ serta Jamaah Tabligh yang berada di lingkungan tersebut.

  Alasan peneliti memilih tempat tersebut untuk dijadikan obyek penelitian karena terdapat Jamaah Tabligh yang melakukan praktik poligami. Selain itu tempatnya terjangkau, sehingga peneliti bisa mengamati lebih dalam.

  3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam sebuah penelitian. Dalam pelaksanaan penelitian ini, data akan diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu: a.

  Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

  Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (Interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (Interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2002: 186). Peneliti akan melakukan wawancara dengan keluarga Bp RP dan Bp AZ serta Jamaah Tabligh ditempat kediamannya masing-masing untuk mengetahui perspektif dan praktik Muslimah Jamaah Tabligh tentang poligami.

  b.

  Pengamatan( Observasi) Dengan membuat kunjungan lapangan terhadap situs studi kasus, peneliti melakukan observasi langsung yaitu dalam rangka memperoleh data dengan melihat dan mengamati secara langsung keadaan keluarga Muslimah Jamaah Tabligh dan komunitas Jamaah Tabligh di Desa Losari guna memperoleh data yang meyakinkan dalam proses tersebut.

  c.

  Dokumentasi Hasil rekaman ataupun dokumentasi yang lain, yang didapatkan oleh penulis ketika melakukan penelittian, akan membantu dan menguatkan realitas skripsi ini.

4. Analisis Data

  Analisis dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, yaitu untuk mengungkap fenomena sosial agar ditemukan solusi atau masalah terkait. Penalaran (pola pikir) yang digunakan yaitu secara induktif, yaitu setelah data-data terkumpul dari informan, data-data terkait masalah poligami akan dianalisis dengan teori yang tercantum dalam kerangka teoritik.

5. Pengecekan Keabsahan Data

  Dalam rangka informasi yang faktual dan terperinci maka peneliti menggunakan beberapa teknik pengecekan data yaitu : a.

  Triangulasi Triangulasi adalah sebuah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Artinya melalui teknik ini data pokok yang ada akan dibandingkan dengan data pendukung lainnya, baik berdasarkan sumber, metode, penyidik, dan teori. Dalam hal ini peneliti membandingkan antara data-data yang didapatkan peneliti melalui wawancara dengan dokumentasi serta hasil observasi lapangan. Selain itu penulis juga membandingkan antara metode yang dilaksanakan dengan apa yang menjadi dasarnya.

H. Sistematika Penulisan

  Materi yang dibahas dalam penyusunan skripsi ini disusun dalam beberapa bab agar dapat mempermudah pembaca dalam memahami skripsi ini, yaitu:

  Bab pertama adalah pendahuluan. Dalam bab ini peneliti menguraikan tentang: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, telaah pustaka, metode penelitian , dan sistematika penulisan.

  Dilanjutkan dengan bab kedua yang membahas kajian pustaka. Membahas tentang gambaran umum poligami yang meliputi pengertian, sejarah, poligami dalam pandangan Fuqoha, poligami menurut peraturan perkawinan di Indonesia, syarat

  • – syarat diperbolehkannya poligami, poligami Rasulullah.

  Bab ketiga adalah hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum tentang Jamaah Tabligh. Dimulai dari sejarah, perkembangannya di Indonesia hingga gambaran Jamaah Tabligh di Kecamatan Sumowono juga membahas perspektif dan praktik muslimah Jamaah Tabligh yang berada di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tentang poligami.

  Bab keempat merupakan analisis data di lapangan. Pada bab ini

  • – penulis menggunakan tinjaun (perspektif) hukum Islam dan Undang Undang dalam menganalisis praktek muslimah jamaah Tabligh.

  Bab kelima yang merupakan bab penutup, berisi kesimpulan dari seluruh isi skripsi. Selain itu dibab ini, diberikan juga sub bab tentang saran-saran yang bersifat membangun.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Poligami Kata poligami berasal dari bahasa Yunani, polus yang artinya

  banyak, dan gamein, yang artinya kawin. Jadi, poligami artinya kawin banyak atau suami beristeri banyak atau isteri bersuami banyak pada saat yang sama. Secara terminologi, poligami dibagi dua, yakni poligini dan poliandri. Poligini untuk suami yang beristeri banyak, sedangkan poliandri untuk isteri yang bersuami banyak (lebih dari seorang). Dalam bahasa Arab, poligami disebut dengan

  ta’did al zaujah (berbilangnya pasangan) dalam bahasa Indonesia disebut permaduan (Hasan, 2011 : 235).

  Poligami juga dapat diartikan perkawinan antara seorang dengan dua orang atau lebih, namun cenderung diartikan perkawinan satu orang suami dengan dua orang isteri atau lebih (Bunyamin, 2017: 99). Syamsul Falah (2011 : 117) mengartikan sebagai perkawinan yang dilakukan oleh suami atau isteri untuk mendapatkan pasangan hidup lebih dari seorang, juga dikatakan bahwa Undang

  • – Undang Nomor 1 Tahun 1974 mengartikan poligami adalah perkawinan yang mengacu pada beberapa persyaratan dan alasan.

  Poligami adalah perkawinan seorang laki

  • – laki dengan lebih dari seorang perempuan ( Anshary, 2010 : 85). Poligami dalam Islam adalah metode dan sistem yang mempunyai batas, ia adalah jalan, petunjuk, rambu,
dan ikatan. Poligami adalah program pendidikan Ilahi untuk membersihkan akhlaq, mensucikan naluri, dan menyempurnakan hak-hak alami manusia (Rachmat,2001:13).

  Poligami merupakan ikatan perkawinan antara suami dan istri, yang mana suami mengawini lebih dari satu istri dalam waktu yang sama.

  (Musdah, 2004 : 43). Sedangkan menurut Tihami ( 2009 : 352) poligami adalah perkawinan seorang laki

  • – laki dengan lebih dari satu orang perempuan dalam waktu yang bersamaan.

  Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa poligami adalah perkawinan yang dilakukan seorang laki-laki yang mempunyai lebih dari seorang istri atau banyak istri dalam waktu yang sama, mempunyai batasan dan mengacu pada persyaratan.

B. Sejarah Poligami Poligami sudah berlangsung sejak jauh sebelum datangnya Islam.

  Orang-orang Eropa yang sekarang kita sebut Rusia, Yugoslavia, Cekoslovakia, Jerman, Belanda, Denmark, Swedia, dan Inggris semuanya adalah bangsa-bangsa yang berpoligami. Demikian juga bangsa-bangsa Timur seperti Ibrani dan Arab, mereka juga berpoligami. Karena itu tidak benar jika ada tuduhan bahwa Islam yang melahirkan aturan poligami, sebab nyatanya aturan poligami yang berlaku sekarang ini juga hidup dan berkembang di negeri-negeri yang tidak menganut Islam, seperti Afrika, India, Cina dan Jepang (Thalib, 2002 : 40).

  Ajaran Joroaster melarang bangsa Persia berpoligami, tetapi membolehkan mereka memelihara gundik sebab sebagai negara yang banyak berperang, bangsa Persia memerlukan banyak anak laki – laki. Akhirnya, praktik poligami terjadi juga. Dengan demikian, tidak ada peraturan yang melarang atau membatasi poligami.

  Bangsa Romawi juga mengenal poligami. Raja

  • – raja mereka berpoligami. Bangsa Yunani pun mengenal poligami. Negara Athena membolehkan poligami tanpa membatasi jumlah isteri.

  Di kalangan umat Nasrani Kuno poligami tidak dilarang. Banyak dari mereka yang menjelaskan, Raja Valintinian pada abad ke-4 membuat peraturan yang membolehkan poligami. Bangsa Mesir Kuno pun mengenal poligami.

  Bangsa Arab sebelum Islam juga mengenal poligami. banyak sahabat Nabi yang beristeri lebih dari empat orang. Setelah ayat Al- Qur’an membatasi jumlah isteri dalam perkawinan poligami sebanyak-banyaknya empat orang, Nabi memerintahkan agar memilih empat orang diantara isterinya yang banyak itu, untuk tetap menjadi isteri, yang lainnya dicerai (Bunyamin, 2017:102).

  Pada tahun 1982, di tanah air kita, mulai terdengar suara

  • – suara yang menentang poligami. Suara – suara ini, terutama datang dari organisasi
  • – organisasi kaum wanita di luar Islam, seperti “Putri Indonesia”, dan lain
  • – lain. Sejak itulah soal poligami ramai dibicarakan orang, baik lewat rapat, surat kabar, atau perte
  • – pertemuan. Penentang – penentang poligami
itu, disamping menentang poligami itu sendiri, juga tak segan

  • – segan melemparkan fitnahan terhadap Islam, sebab barangkali menurut mereka, Islam-lah yang terutama dan yang pertama mengajarkan poligami itu. Biasanya, alasan yang mereka ajukan untuk menentang poligami itu, poligami dianggap merendahkan kaum wanita, penyebab merajalelanya perzinaan, menyebabkan kekacauan rumah tangga, karena biasanya cinta suami hanya tertuju pada istri yang lebih muda.

  Supardi Mursalin mengemukakan bahwa bangsa Barat Purbakala menganggap poligami sabagai suatu kebiasaan, karena dilakukan oleh raja

  • – raja yang melambangkan ketuhanan, sehingga orang banyak menganggapnya sebagai perbuatan yang suci. Dikalangan bangsa Israil, poligami telah berjalan sejak zamannya Nabi Musa a.s. yang kemudian menjadi adat kebiasaan yang dilanjutkan tanpa ada batasan jumlah perempuan yang boleh diperisteri oleh seorang laki
  • – laki. Kemudian Talmud, membatasi jumlah itu menurut kemampuan suami memelihara istrinya dengan baik. Meskipun para Rabbi menasihatkan supaya tidak memiliki isteri lebih dari empat orang (Tihami, 2009 : 354-355)

  Dengan demikian, poligami tidak harus dikaitkan dengan Islam, karena agama-agama yang lain, baik agama Purba maupun agama-agama yang datang belakangan juga mengenalnya. Agama Nasrani pada mulanya tidak mengharamkan poligami, karena tidak ada satu ayatpun dalam Injil yang secara tegas melarang poligami. Namun mereka menganut ajaran- ajaran nenek moyang mereka yang melarang poligami. Dengan demikian peraturan tentang monogami atau kawin dengan seorang isteri bukanlah peraturan dari agama Kristen yang masuk ke negeri mereka, tetapi monogami adalah peraturan lama yang sudah berlaku sejak mereka menganut agama Berhala. Kristen hanyalah meneruskan larangan poligami dan menganggapnya sebagai peraturan dari agama, padahal lembaran- lembaran dari kitab Injil sendiri tidak menyebutkan adanya larangan poligami (Tholib, 2002 : 40).

  Demikianlah, poligami telah menjadi budaya, tradisi, dan nilai yang dianut oleh beberapa bangsa sebelum Islam (Tihami, 2009 : 357).

C. Poligami Dalam Pandangan Fuqaha

  1) Hukum Melakukan Poligami

  Para ulama sepakat menyatakan bahwa poligami adalah diperbolehkan, namun tidak menjadikan poligami sebagai suatu kewajiban bagi kaum muslimin.

  Adapun dasar hukumnya dalam Surah An-Nisa ayat 3 dan 4 sebagai berikut :

  لَُث َو ىَنْثَم ِءاَس ِنلا َنِم ْمُكَل َباَط اَم اوُحِكْناَف ىَماَتَيْلا يِف اوُطِسْقُت لََّأ ْمُتْف ِخ ْنِإ َو َث

( اوُلوُعَت لََّأ ىَنْدَأ َكِلَذ ْمُكُناَمْيَأ ْتَكَلَم اَم ْوَأ ًةَد ِحا َوَف اوُلِدْعَت لََّأ ْمُتْف ِخ ْنِإَف َعاَبُر َو

٣ )

  

اًئي ِرَم اًئيِنَه ُهوُلُكَف اًسْفَن ُهْنِم ٍءْيَش ْنَع ْمُكَل َنْبِط ْنِإَف ًةَلْحِن انِهِتاَقُدَص َءاَس ِنلا اوُتآ َو

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

SISTEM PEMBAGIAN HARTA WARIS MASYARAKAT MUSLIM DI DESA KALONGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 88

ANALISIS PENETAPAN WALI ADHOL DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 91

FENOMENA MITOS LARANGAN PERNIKAHAN DI DESA JETIS DAN DESA ROGOMULYO KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

0 2 100

ANALISIS KERJASAMA ANTARA PUBLISHER DAN GOOGLE ADSENSE DALAM PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARIAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 108

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 121

Susukan Tahun 2010 ) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 84

PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI PERSPEKTIF FIQIH (KAJIAN SOSIOLOGI HUKUM) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 1 105