Pengaruh dan perbandingan metode ceramah, praktikum, diskusi kelompok, problem solving, dan model fisika aneh terhadap konsentrasi balajar siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta pada sub pokok bahasan masa jenis zat - USD Repository

  !" # "#$" %&%#"' ( ' $" ) $ %& % *(%' %( ! # %#+ + #

  • , & $"+ %#+ + #

  (%'-

  • ./0/1/..2

  &" % 5 ) + *$*& $ &" &%#! + %&%# #, + ( & %' +" # # &% "# &" 6%("& &%( #, ' %5 $*$ (8

  4 &" $ + % # ' % 5 ) + $ #) &" # &%#, "#, %' +" # ) #, & %6 #) +" ( 7 %6 ( #) !

  5" 9%) :0332;0</.= # " % %&6 ' # "#$"

  " %$ " !%& #* 6" " "9%#$ "$ ) ' + " > + $'; " % $ %&" * #, ) #, " ) #, ) #, %( (" &%#+* # &%#+" "#,

  • # &%#5 #$ " %$ $

  Norberta Yuni Rusmintia. 2008.

  !"" # " $ % & ' . Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah ada pengaruh metode mengajar terhadap konsentrasi belajar siswa yang meliputi daya ingat, perhatian, ketelitian dan ketepatan; (2) metode yang paling baik digunakan untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa yang meliputi daya ingat, perhatian, ketelitian dan ketepatan; dan (3) unsur/unsur dalam konsentrasi yang sangat dipengaruhi oleh metode mengajar guru.

  Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta. Treatment yang digunakan adalah 5 metode mengajar yaitu metode ceramah, praktikum, , diskusi kelompok, dan model fisika aneh Instrumen yang digunakan adalah pretest, posttest, lembar observasi, dan tes daya ingat. Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum kegiatan pembelajaran. Posttest digunakan untuk mengetahui tingkat konsentrasi yang meliputi unsur ketelitian, kecepatan, dan ketepatan saat mengerjakan tes tersebut. Lembar observasi digunakan untuk memantau perhatian siswa terhadap materi yang sedang diajarkan dengan menggunakan suatu metode mengajar. Tes daya ingat digunakan untuk mengetahui tingkat konsentrasi belajar siswa yang meliputi unsur daya ingat siswa.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh metode mengajar terhadap konsentrasi belajar siswa yang meliputi unsur ketelitian dan ketepatan juga unsur perhatian. Metode mengajar kurang berpengaruh terhadap konsentrasi belajar siswa untuk unsur daya ingat siswa. (2) Metode yang paling baik digunakan untuk mengajar massa jenis zat adalah metode . (3) Unsur konsentrasi yang paling dipengaruhi oleh metode mengajar adalah unsur perhatian.

  Rusmintia, Norberta Yuni. 2008. " ( ) (

  • # ) , ) ) )

  ) ( # . $ % - , ) %. Physics Education Study Program. Department of Mathematics and Science Education. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University Yogyakarta.

  This research was aimed to find out: (1) whether learning method influenced students’ learning concentration which covered memorizing capability, attention, carefulness, and accuracy, (2) the best method used to develop students’ learning concentration, and (3) elements of concentration which were strongly influenced by teachers’ teaching methods.

  This research involved all first grade students of SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta as its sample. In accordance with this study, five teaching methods were applied. They were lecturing, experiment, group discussion, problem solving, and science fun method.

  The researcher conducted pre/test, post/test, observation and memory test as the instruments. This research had results : (1) learning method influenced students’ concentration which covered attention, carefulness, and accuracy. Teaching method gave less influence on memorizing capability. (2) problem solving was the best method to teach density. (3) Concentration element which was significantly influenced by teaching method, was attention. Pujian syukur kepada Tuhan, karena penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh dan Perbandingan Metode Ceramah, Praktikum, Diskusi Kelompok, , dan Model Fisika Aneh Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Pada Sub Pokok Bahasan Massa Jenis Zat”.

  Perjuangan mencapai keberhasilan dan kesuksesan memang jalan sulit yang harus ditempuh dan dilalui dengan semangat, bukannya dihindari. Dengan kesadaran itulah penulis tetap kuat dan semangat berjuang demi keberhasilan dan kesuksesan tersebut.

  Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar/besarnya kepada kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini, khususnya kepada:

  1. Dr. Paulus Suparno, S.J., M.S.T. selaku Dosen Pembimbing yang memberikan dorongan, semangat, saran dan kritikan serta membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini.

  2. Bruder Heribertus Triyanto FIC selaku kepala sekolah SLTP Pangudi Luhur I Yogyakarta yang memberikan ijin penelitian skripsi.

  3. Bapak Al. Bambang W. S.Pd. selaku guru bidang studi fisika kelas VII A, VII B, dan VII C yang banyak membantu selama penelitian.

  4. Bapak Ign. Sutarjo, S.Pd. selaku guru bidang studi fisika kelas VII C, VII D,

  5. Drs. Fr.Y. Kartika Budi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik.

  6. Bapak Sunarjo dan Bapak Sugeng (sekretariat JPMIPA), atas kerjasamanya dalam melayani pembuatan surat ijin penelitian.

  7. Bapakku dan Ibuku tercinta yang selalu memberi semangat, dukungan, nasehat serta doa sehingga Tia tidak mudah menyerah dalam belajar.

  8. Adikku Wiwik yang selalu berdoa untuk Tia.

  9. Ardath/ku yang selalu memberi cinta, semangat, motivasi, dukungan dan doa untuk Tia.

  10. Teman/teman kos : Jaiko, Ika, Clara, Aris, dan Padmi yang memberi warna di kos Merah. Tidak lupa Bu Eko dan Bagas terima kasih atas kenyamanan kos.

  11. Teman/teman seperjuangan : Mbak Heti, Made dan Dina terima kasih atas kebersamaan dan persahabatan kita selama ini.

  12. Teman/temanku seangkatan Pendidikan Fisika 2004, khususnya Woro, Ita/ Ipul, Dwi W, Wulan, Yayuk dan Teguh terima kasih atas persahabatannya.

  13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungan dan doa selama perjalanan studi dan proses penyusunan skripsi ini. Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, dan untuk itu saran dan kritik yang membangun senantiasa diharapkan. Semoga tulisan yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

  Yogyakarta, November 2008 Penulis

  HALAMAN JUDUL....................................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................................ii HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN..........................................................iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.....................................................................vi ABSTRAK ...................................................................................................................vii ABSTRACT .................................................................................................................viii KATA PENGANTAR..................................................................................................ix DAFTAR ISI ................................................................................................................xi DAFTAR TABEL ........................................................................................................xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................xvi

  BAB I. PENDAHULUAN ...........................................................................................1 A. Latar Belakang ...........................................................................................1 B. Rumusan Masalah ......................................................................................3 C. Tujuan Penelitian........................................................................................3 D. Manfaat Penelitian......................................................................................4

  1. Bagi Sekolah dan Guru.........................................................................4

  2. Bagi Calon Pendidik/Guru ...................................................................4

  3. Bagi Siswa............................................................................................5

  BAB II. DASAR TEORI ..............................................................................................6 A. Proses Belajar .............................................................................................6 B. Metodologi Pembelajaran Fisika................................................................8

  1. Metode Ceramah ..................................................................................8

  2. Metode Praktikum ................................................................................9

  3. Metode Diskusi Kelompok...................................................................11

  4. Metode ......................................................................12

  5. Metode Fisika Aneh .............................................................................13

  C. Konsentrasi.................................................................................................14

  D. Massa Jenis Zat ..........................................................................................19

  E. Hubungan Dasar Teori dengan Penelitian..................................................22

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN....................................................................23 A. Desain Penelitian........................................................................................23 B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................24 C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................24

  1. Populasi ................................................................................................24

  2. Sampel ..................................................................................................24

  D. Treatment....................................................................................................25

  1. Metode Ceramah ..................................................................................25

  2. Metode Praktikum ................................................................................25

  3. Metode Diskusi Kelompok...................................................................26

  4. Metode ......................................................................26

  5. Metode Fisika Aneh .............................................................................27

  E. Instrumen....................................................................................................27

  c. Konsentrasi Belajar Siswa yang Meliputi Unsur Daya Ingat.........39

  c. Konsentrasi Belajar Siswa yang Meliputi Unsur Daya Ingat.........58

  b. Konsentrasi Belajar Siswa yang Meliputi Unsur Perhatian ...........56

  a. Konsentrasi Belajar Siswa yang Meliputi Unsur Ketelitian dan Ketepatan........................................................................................49

  1. Pengaruh Metode Mengajar terhadap Konsentrasi Siswa ....................49

  BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA ..................................................................44 A. Pelaksanaan Penelitian ...............................................................................44 B. Data dan Analisis Data ...............................................................................49

  2. Perbandingan Metode/Metode Mengajar Terhadap Konsentrasi Siswa ....................................................................................................40

  b. Konsentrasi Belajar Siswa yang Meliputi Unsur Perhatian ...........38

  1. Tes ........................................................................................................27

  a. Konsentrasi Belajar Siswa yang Meliputi Unsur Ketelitian, Kecepatan, dan Ketepatan ..............................................................36

  1. Pengaruh Metode Mengajar Terhadap Konsentrasi Siswa...................36

  G. Metode Analisis Data .................................................................................36

  F. Validitas......................................................................................................33

  3. Tes Daya Ingat......................................................................................32

  2. Observasi/Pengamatan .........................................................................30

  2. Perbandingan Metode/Metode Mengajar Terhadap Konsentrasi Siswa ....................................................................................................60

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................67 A. Kesimpulan.................................................................................................67 B. Saran...........................................................................................................68 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................69 LAMPIRAN .................................................................................................................71

Tabel 3.1 Isi Pokok Tes....................................................................................28Tabel 3.2 Format Lembar Pengamatan ............................................................31Tabel 3.3 Kisi/Kisi Soal Pretest .......................................................................34Tabel 3.4 Kisi/Kisi Soal Posttest......................................................................35Tabel 3.5 Kriteria Klasifikasi Tingkat Konsentrasi Berdasarkan Perhatian.....39Tabel 3.6 Kriteria Klasifikasi Tingkat Konsentrasi Berdasarkan Ingatan........40Tabel 3.7 Perbandingan Metode/Metode Mengajar terhadap Konsentrasi

  Siswa ..............................................................................................42

Tabel 4.1 Data Score Pretest dan Posttest Siswa..............................................49Tabel 4.2 Data Pengamatan Siswa ...................................................................56Tabel 4.3 Analisis Data Pengamatan Siswa .....................................................57Tabel 4.4 Data Score Tes Daya Ingat Siswa dan Klasifikasinya .....................58Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Tingkat Konsentrasi Berdasarkan

  Ingatan ............................................................................................60

Tabel 4.6 Data Perbandingan Metode Mengajar Terhadap Konsentrasi Siswa yang Meliputi Unsur Ketelitian dan Ketepatan serta Daya Ingat...61Tabel 4.7 Data Perbandingan Metode Mengajar Terhadap Konsentrasi

  Siswa yang Meliputi Unsur Perhatian ............................................63

Tabel 4.8 Analisis Data Perbandingan Metode/Metode Mengajar terhadap

  Konsentrasi Siswa ..........................................................................64

Tabel 4.9 Analisis Data Perbandingan Unsur/Unsur Konsentrasi yang

  Dipengaruhi Metode Mengajar ......................................................65

  Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian ................................................72 Lampiran 2. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian.................................73 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Metode Ceramah.....74 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Metode Praktikum...82 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Metode Diskusi

  Kelompok ....................................................................................89 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Metode

  .........................................................................................98 Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Metode Fisika

  Aneh ............................................................................................107 Lampiran 8. Soal Pretest ..................................................................................113 Lampiran 9. Soal Posttest.................................................................................116 Lampiran 10. Tes Daya Ingat ...........................................................................119 Lampiran 11. Kunci Jawaban Pretest ...............................................................124 Lampiran 12. Kunci Jawaban Posttest .............................................................127 Lampiran 13. Kunci Jawaban Tes Daya Ingat .................................................130

  7 $ %( #, Salah satu tujuan proses belajar mengajar di sekolah dari pihak siswa adalah siswa berhasil dalam belajar. Keberhasilan siswa dalam belajar juga didukung oleh keberhasilan guru mengajar di kelas. Jika kedua pihak yaitu guru dan siswa mencapai keberhasilan tersebut maka dapat dikatakan tujuan proses belajar mengajar tercapai. Untuk pencapaian tujuan dari proses belajar mengajar itu masalah/masalah yang ada harus dilihat dari kedua belah pihak.

  Masalah yang dihadapi guru adalah kreativitas dalam mengajar atau penggunaan metode mengajar. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan dengan pembangunan sekolah dan penyediaan fasilitas sekolah yang lengkap seperti fasilitas alat peraga sains. Dengan adanya usaha pemerintah memberikan fasilitas yang lengkap untuk sekolah diharapkan salah satu masalah pendidikan dapat teratasi. Tetapi dalam kenyataannya fasilitas yang ada tidak digunakan secara maksimal. Hal itu menghambat kemajuan pendidikan. Memang harus ada usaha lain untuk memberdayakan fasilitas yang telah ada, yaitu seperti penggunaan secara maksimal alat peraga khususnya pada mata pelajaran Fisika. Alat peraga Fisika dapat digunakan secara maksimal dengan penggunaan metode yang kreatif seperti metode

  ( praktikum dan model fisika aneh ( ). Guru dapat kreatif menggunakan banyak metode belajar atau juga memadukan metode/metode belajar tersebut saat mengajar Fisika.

  Salah satu masalah yang dihadapi siswa dalam belajar adalah kurangnya konsentrasi pada saat mengikuti proses kegiatan belajar.

  Konsentrasi pada saat belajar meliputi daya ingat siswa, perhatian, ketelitian dan ketepatan. Kurangnya konsentrasi biasanya terjadi saat siswa sedang mempelajari mata pelajaran yang dianggap sulit dan membosankan seperti mata pelajaran Fisika.

  Sampai saat ini pelajaran Fisika masih dianggap pelajaran yang sulit oleh siswa. Kesulitan siswa salah satunya adalah kurangnya konsentrasi saat belajar. Banyak penyebab kurangnya konsentrasi belajar siswa, seperti pengaruh yang berasal dari dalam diri siswa sendiri dan juga pengaruh dari lingkungan seperti metode mengajar guru. Anastasia Sri Suyati dalam skripsinya berjudul konsentrasi dan gangguan konsentrasi pada anak saat belajar matematika di dalam kelas, menyebutkan salah satu gangguan konsentrasi belajar siswa adalah metode mengajar guru yang tidak kreatif.

  Guru biasanya hanya mengajar dengan metode yang sama setiap harinya yaitu menggunakan metode ceramah.

  Seorang pendidik harus mengetahui metode mengajar yang baik dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Metode yang masih sangat sering digunakan di sekolah adalah metode ceramah. Walaupun banyak metode lain tetapi metode ceramahlah yang paling sering digunakan. Tetapi banyak metode yang seharusnya sering digunakan di sekolah seperti metode praktikum, , diskusi kelompok, dan model fisika aneh. Dari kelima metode mengajar diatas manakah yang lebih dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa.

  Penulis tertarik untuk meneliti apakah memang ada pengaruh metode mengajar terhadap konsentrasi belajar siswa dan metode manakah yang paling cocok digunakan untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa.

  7 "&" # ( ' Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang akan diteliti adalah :

  1. Apakah ada pengaruh metode ceramah, praktikum, diskusi kelompok, , dan fisika aneh terhadap konsentrasi belajar siswa yang meliputi daya ingat, perhatian, ketelitian dan ketepatan?

  2. Metode manakah (ceramah, praktikum, diskusi kelompok, , atau fisika aneh) yang paling baik digunakan untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa yang meliputi daya ingat, perhatian, ketelitian dan ketepatan?

  3. Unsur/unsur manakah dalam konsentrasi yang sangat dipengaruhi oleh metode mengajar guru?

  7 "!" # %#%( $ # Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah :

  1. Mengetahui apakah ada pengaruh metode ceramah, praktikum, diskusi kelompok, , dan fisika aneh terhadap konsentrasi belajar siswa yang meliputi daya ingat, perhatian, ketelitian dan ketepatan.

  2. Mengetahui metode mana yang paling baik diantara metode ceramah, praktikum, diskusi kelompok, , atau fisika aneh untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa yang meliputi daya ingat, perhatian, ketelitian dan ketepatan.

  3. Mengetahui unsur/unsur dalam konsentrasi yang sangat dipengaruhi oleh metode mengajar guru.

  7 #? $ %#%( $ # Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 07 , % *( ' + # " "

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi sekolah dan guru yaitu bahwa untuk mengajar fisika dapat digunakan banyak metode mengajar yang variatif tidak hanya menggunakan metode ceramah saja, guru dapat lebih kreatif dalam mengajar fisika. Guru dapat mengetahui metode mengajar mana yang dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa sehingga kesulitan siswa dalam berkonsentrasi saat belajar fisika

  17 , (*# %#+ + @ " " Memberi masukan yang bermanfaat bagi calon pendidik/guru bahwa dalam mengajar fisika tidak hanya menggunakan satu metode mengajar saja seperti metode ceramah tetapi dapat menggunakan metode mengajar yang lain seperti diskusi kelompok, problem solving, pratikum, dan ( yang dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Dengan demikian calon pendidik/guru dapat mempersiapkan diri untuk mengajar menggunakan metode mengajar yang variatif yang dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa.

  A7 , > Siswa dapat meningkatkan konsentrasi belajarnya yang meliputi perhatian, daya ingat, ketelitian, kecepatan, dan ketepatan, juga senang dengan pelajaran fisika karena metode mengajar lebih variatif dan menyenangkan.

  7 * % %( ! , , dalam buku ( # (1977, dalam Purwanto,

  1996:84) menyatakan bahwa :”Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”

  , dalam buku " ) %) % (1978, dalam Purwanto, 1996:84) mengemukakan :”Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.”

  / , dalam buku * ) %) %, mengemukakan :”Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.”

  Dari definisi/definisi yang dikemukakan diatas dapat dimaknai belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang terjadi melalui latihan dan pengalaman. Perubahan tingkah laku karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, salah satunya adalah kebiasaan.

  Latihan dan pengalaman untuk siswa dapat diberikan dengan berbagai sekolah maka latihan dan pengalaman tersebut dilakukan di sekolah, salah satu caranya adalah dengan menggunakan metode mengajar.

  Untuk mengerti sesuatu hal, dalam diri seseorang, terjadi suatu proses, yang disebut sebagai proses belajar (Rooijakkers, 1980:13). Proses belajar terdiri dari beberapa tahap yang kesemuanya harus dilalui bila seseorang ingin belajar dalam arti yang sesungguhnya. Proses belajar merupakan proses seseorang dari tidak tahu menjadi mengerti denngan beberapa tahap proses belajar yaitu motivasi umum, perhatian pada pelajaran, menerima dan mengingat, reproduksi, generalisasi, melaksanakan tugas belajar dan umpan baliknya.

  Masalah proses belajar merupakan masalah yang kompleks sifatnya karena proses belajar terjadi dalam diri seseorang yang melakukan kegiatan belajar tanpa bisa terlihat secara lahiriah, hal tersebut dinamakan proses intern. Karena proses intern tidak terlihat, pengajar harus memperhatikan petunjuk/petunjuk atau indikator/indikator tertentu, untuk menentukan apakah dalam diri seseorang yang belajar terjadi suatu proses belajar. Petunjuk/ petunjuk itu adalah kejadian/kejadian yang nampak pada diri seseorang yang belajar sebagai cerminan terjadinya proses intern. Hal tersebut disebut proses ekstern. Proses ekstern memberi pengaruh pada proses intern. Pengajar harus mengarahkan proses ekstern sedemikian rupa sehingga dapat mempengaruhi proses intern.

  Tahap perhatian pada pelajaran merupakan salah satu proses intern. dapat menarik perhatian murid, dengan sendirinya tingkat perhatian mereka pun akan tinggi. Hal tersebut dapat diusahakan dengan menggunakan metode mengajar yang variatif. Perhatian untuk mengerti sesuatu merupakan tahap yang tak dapat dielakkan dalam proses belajar.

  Kalau perhatian tertuju pada sesuatu yang harus dimengerti, seorang siswa dapat menyerap bahan pelajaran baru dan menyimpannya dalam pikiran. Tahap proses belajar ini juga harus terjadi dalam diri seorang yang belajar (proses intern).

  Karena tugas pengajar harus mengarahkan proses ekstern sedemikian rupa sehingga dapat mempengaruhi proses intern, maka dapat dilakukan dengan mengarahkan dan memelihara tingkat perhatian siswa seperti menyebutkan secara singkat pokok/pokok masalah dan mengendalikan tingkat perhatian siswa. Selain itu dapat juga merangsang reproduksi pengetahuan yang sudah ada (pengetahuan pendahuluan), membuat bahan berstruktur, dan membantu siswa dalam waktu belajar dengan memberi bantuan tambahan.

  7 %$*+*(*, %&6%( ! # 07 %$*+% % & ' Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pengajaran dengan komunikasi lisan. Metode ceramah ekonomis dan efektif untuk keperluan penyampaian informasi dan pengertian. Kelemahannya adalah siswa cenderung pasif, pengaturan kecepatan secara klasikal ditentukan oleh cenderung menempatkan pengajar sebagai otoritas terakhir (Hasibuan dan Moedjiono, 1985:13/14).

  Menurut Paul Suparno (2007:160), model ceramah adalah model pembelajaran di mana guru sendiri menerangkan dengan kata/kata, menjelaskan prinsip atau bahan fisika kepada siswa.

  Dengan metode ceramah ini, siswa hanya dapat mendengarkan guru bercerita dan menjelaskan bahan pelajaran. Siswa cenderung pasif karena tidak ada ajakan untuk aktif melakukan hal yang lain selain memperhatikan guru dengan mendengarkan guru.

  Metode ceramah cocok untuk pelajaran dan materi yang sifatnya hanya menyampaikan informasi. Selain itu bahan yang cocok untuk ceramah adalah bahan atau informasi yang mudah diingat. Bila bahan atau informasi yang perlu diingat untuk jangka panjang maka model ceramah ini tidak cocok digunakan. Bila guru ingin mengembangkan aspek psikomotorik siswa, membuat siswa aktif, dan siswa memiliki kemampuan dan pengalaman metode ceramah ini juga kurang cocok digunakan.

  17 %$*+% $ "& Menurut Paul Suparno (2007:77), secara umum metode eksperimen adalah metode mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan

  ) ) bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar.

  Metode praktikum adalah metode yang mengikutsertakan siswa untuk aktif dalam percobaan mengenai aplikasi konsep/konsep Fisika yang sedang atau telah dipelajarinya. Dengan menggunakan metode ini sikap afektif siswa dapat dinilai sehingga guru dapat mengetahui mana siswa yang aktif dan mana siswa yang pasif.

  Dalam metode ini, siswa diharapkan mampu bekerja dalam kelompok ataupun sendiri dan mampu merangkai, menganalisis, membahas dan menyimpulkan apa yang telah dipraktekkannya.

  Menurut Oemar Hamalik (1983:77), praktikum penting dilakukan, oleh sebab banyak manfaatnya, seperti : a. Sebagai latihan praktek untuk mempraktekan teori/teori yang telah dipelajarinya.

  b. Untuk memperoleh pengalaman praktis yang tidak diperoleh dari pengajaran di kelas.

  c. Sebagai eksperimen (percobaan), dengan maksud mencobakan sesuatu teori baru dalam situasi dan kondisi yang aktual.

  Metode ini sangat cocok digunakan untuk membuat siswa aktif dan mengembangkan aspek psikomotorik mereka. Dengan metode ini siswa diharapkan memiliki kemampuan dan pengalaman. Pengalaman membuat mereka tidak mudah melupakan materi pelajaran yang telah mereka peroleh. Metode praktikum ini juga sangat memerlukan ketelitian dan ketepatan dalam pelaksanaannya. A7 %$*+% " %(*& * Model diskusi adalah model pembelajaran dengan pembicaraan kelompok yang bersifat edukatif, reflektif, terstruktur dengan dan bersama siswa lain (Kindvatter, Wilen, Ishler, 1990:278 dalam Suparno, 2007:129).

  Intinya adalah pembicaraan, di mana siswa dengan siswa mengadakan pembicaraan, saling tukar gagasan dan ide dengan yang lain; bahkan dapat juga saling bertukar perasaan.

  Diskusi kelompok ini mengharuskan siswa untuk aktif menuangkan ide dan gagasan yang mereka miliki. Metode ini juga menuntut kerja sama siswa jadi siswa diajarkan juga bekerja dalam kelompok dan tidak individual.

  Metode diskusi kelompok ini dapat berjalan dengan baik dengan kelompok kecil, yaitu 3 sampai 5 orang. Kelompok besar kurang baik karena pasti ada siswa yang pasif dan siswa yang sangat mendominasi kelompok. Dengan kelompok besar, siswa yang pasif akan terus terpuruk dalam kelompok, tetapi bila dalam kelompok kecil siswa yang pasif bisa belajar menjadi aktif dan berani berbicara.

  Menurut Gall and Gall (1990, dalam Kinsvatter dkk, hal 238, dalam Suparno, 2007:130) diskusi sangat berguna dan efektif dalam pembelajaran karena membantu : a. Menguasai bahan. Dengan diskusi, siswa terbantu untuk lebih menguasai bahan yang dijadikan diskusi, bukan hanya menghafal. b. Memecahkan persoalan. Dengan diskusi, siswa dapat memecahkan persoalan yang diajukan guru, jadi mereka belajar memecahkan persoalan bersama.

  c. Perkembangan moral. Dengan diskusi, siswa dilatih mengembangkan nilai moral seperti menghargai nilai orang lain, gagasan orang lain, saling bekerja sama, terbuka, dll.

  d. Perkembangan tingkah laku. Tingkah laku siswa juga berubah dengan diskusi, mereka menjadi lebih sopan, lebih menghargai teman, ngomong secara benar dan rasional.

  e. Keterampilan komunikasi. Jelas dengan diskusi keterampilan bicara akan bertambah, keterampilan komunikasi dengan teman dan orang lain pun berkembang. /7 %$*+%

  Menurut Paul Suparno (2007:98), adalah model pembelajaran dengan pemecahan persoalan. Biasanya guru memberikan persoalan yang sesuai dengan topik yang mau diajarkan dan siswa diminta untuk memecahkan persoalan itu.

  Problem solving ini sangat baik digunakan pada mata pelajaran sains karena siswa dilatih untuk rajin mengerjakan soal/soal dan mengetahui penyelesainnya. Sebaiknya metode ini tidak hanya melihat hasil akhir pengerjaan soal, tetapi dilihat proses dari awal sampai hasil akhirnya.

  Dengan menyelesaikan soal secara per tahap diharapkan siswa mengetahui mengetahui dimana letak kesalahannya dan bagaimana penyelesainnya yang tepat. Dengan kata lain metode ini membantu untuk mengurangi adanya miskonsepsi siswa. Metode ini juga sangat memerlukan ketelitian dan kejelian dalam membaca soal dan menyelesaikannya.

  B7 %$*+% #%' (

  Menurut Paul Suparno (2007:86), model pembelajaran ( (aneh), adalah pembelajaran dengan menunjukkan hal/hal aneh dalam hidup ini yang dapat menarik minat anak untuk mengerti prinsip fisika lebih dalam. Peristiwa itu ditunjukkan kepada siswa sehingga menantang siswa berpikir, mencoba, dan mencari keterangan. Dari situ siswa dapat menemukan prinsip fisika yang ada di balik peristiwa itu sehingga yang aneh itu ternyata dapat dimengerti sebagai tidak aneh lagi karena rahasia fisikanya diketahui.

  John Jewett (1994, 1996, dalam Suparno, 2007:86) mengungkapkan bahwa siswa dapat lebih tertarik balajar fisika lewat peristiwa yang aneh (misterius), ), dan % (mistis). Kadang/kadang banyak kejadian sehari/hari yang oleh siswa dirasakan aneh, tidak masuk akal, mempunyai kekuatan gaib, dan mengandung rahasia. Pembelajaran fisika dengan menunjukkan hal/hal yang tidak biasa, membuat siswa tertarik, antusias, dan menantang pikiran siswa untuk berpikir dan memecahkan persoalan secara dalam.

  Menurut Paul Suparno (2007:87), keuntungan model ini adalah : b. Siswa ditantang berpikir sehingga melatih mereka mengkonstruksi pikiran dan gagasan mereka.

  c. Fisika menjadi topik yang menarik dan anak mau belajar lebih dalam.

  d. Fisika tidak menjemukan siswa.

  e. Siswa lebih belajar konsep fisika, bukan hafalan. Dengan demikian, mereka dapat menggunakan konsep itu pada kejadian yang lain.

  f. Siswa semakin membuka rahasia alam yang tadinya dianggap aneh, menjadi tidak aneh lagi. Hal ini dapat mengurangi “ % % ” akan rahasia alam.

  g. Siswa tidak menjadi takut dengan peristiwa alam yang kelihatan aneh, mistis, maupun magis.

  h. Siswa menjadi lebih rasional terhadap gejala alam. Dengan demikian, diharapkan dapat semakin berani mendalami dan mengerti alam secara lebih dalam; termasuk mengolahnya demi kehidupan manusia yang lebih baik.

  7 *# %#$ Setiap siswa yang sedang menuntut ilmu harus melakukan konsentrasi dalam belajarnya. Tanpa konsentrasi tak mungkin ia berhasil menguasai pelajarannya.

  Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran tersebut (The Liang Gie, 1979 : 53).

  Konsentrasi adalah suatu kebiasaan, dan kebiasaan/kebiasaan disempurnakan oleh praktek. Kita harus tekun dalam berusaha melakukan konsentrasi sampai kita berhasil (The Liang Gie, 1995:138).

  Menurut Thomas Stanton (1978 : 21), konsentrasi adalah memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar tertentu. Sudah tentu motivasi membantu dalam proses pemusatan ini, akan tetapi daya konsentrasi yang tinggi adalah penting. Konsentrasi memberikan hasil. Ada suatu perbedaan yang besar, misalnya di antara kwantitas belajar yang akan diperoleh seseorang dalam suatu periode di mana ia hanya menaruh perhatian sekedarnya dan kwalitas belajar yang dicapainya bila ia mau meningkatkan konsentrasinya terhadap bahan yang disajikan oleh pengajar.

  Pada dasarnya konsentrasi merupakan akibat dari perhatian, terutama perhatian yang bersifat spontan yang ditimbulkan oleh minat terhadap sesuatu hal. Perhatian yang bersifat tak spontan, yaitu perhatian yang diciptakan secara sadar oleh kemampuan seseorang juga dapat menghasilkan konsentrasi.

  Menurut William Amstrong (dalam The Liang Gie, 1995:129) konsentrasi tidak ada dan tidak dapat ada bilamana tidak terdapat minat yang memadai.

  Menurut Lester dan Alice Crow (dalam The Liang Gie, 1995:129) minat menemani siswa selama tugas studi, dengan demikian memungkinkan siswa berhasil dalam kegiatan studi.

  Minat melahirkan perhatian spontan dan perhatian spontan memungkinkan terciptanya konsentarsi untuk waktu yang lama. Dengan demikian, minat merupakan landasan bagi konsentrasi. Semakin kuat minat untuk belajar maka konsentrasi belajar pun akan semakin besar.

  Menurut Neill Wright (dalam The Liang Gie, 1995:138), konsentrasi menunjukkan keterserapan seseorang dalam kegiatan yang sedang dilakukan sampai titik dimana orang tersebut tidak lagi memperhatikan hal/hal lainnya. Jadi kalau seseorang berkonsentrasi, dia tidak mendengar dan tidak melihat sesuatu yang ada disekitarnya yang tidak berhubungan dengan apa yang sedang dipelajari atau dilakukan.

  Sumadi Suryabrata (1984:20) menjelaskan aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses, prestasinya lebih tinggi. Maka lebih baik bila pelajaran dapat diterima oleh murid/murid dengan perhatian yang cukup intensif, spontan atau tidak disengaja. Perhatian spontan atau perhatian tak disengaja cenderung untuk berlangsung lebih lama dan lebih intensif daripada perhatian yang disengaja. Dalam kenyataannya sebagian besar pelajaran justru diterima oleh murid dengan perhatian yang disengaja, karena itu guru atau pendidik seharusnya selalu berusaha menarik perhatian anak/anak didiknya. Pengetahuan mengenai hal/hal yang menarik perhatian yang telah diketengahkan di muka dapat sangat membantu tugas ini. Maka terhadap siswa yang sedang mempelajari sesuatu. Untuk mengetahui batasan/ batasan perhatian atau tidak perhatian maka diperlukan klasifikasi tingkat konsentrasi yang meliputi unsur perhatian.

  Konsentrasi membuat materi yang masuk dalam pikiran mempunyai kesan yang tahan lama dan abadi. Lain halnya bila tidak ada konsentrasi, materi yang masuk dalam pikiran memang mempunyai kecenderungan berkesan, tetapi samar/samar dan tidak akan tahan lama untuk diingat. Setiap orang mempunyai pengalaman membaca suatu halaman, kata demi kata, tanpa menangkap kesan yang paling kabur pun tentang apa yang dibaca. Keadaan tersebut seringkali disebabkan karena kekurangan konsentrasi, dan hal itu menggambarkan pentingnya faktor ini dalam keseluruhan proses belajar.

  Banyak anak yang kurang mampu berkonsentrasi juga menunjukkan ketidakmampuan di bidang bahasa tertulis dan/atau hitungan. Kaitan antara kelemahan berkonsentrasi dengan bahasa tertulis dan hitungan ialah kelemahan untuk mengingat hal/hal yang berurutan. Karena acap kali terdapat jurang pemisah antara daya konsentrasi dengan pendengaran mereka, maka anak/anak ini sulit mengingat apa yang baru saja mereka terima. Mereka kehilangan seluruh bagian informasi yang mereka terima, atau mereka menerimanya dalam keadaan rancu sehingga ketika mereka mengingatnya kembali hasilnya jadi kacau balau.

  Yang lebih spesifik ialah, anak yang mengalami gangguan dengan kemampuan berkonsentrasi biasanya menunjukkan gejala lemah mengingat sangat ditentukan oleh kemampuan mengingat hal/hal yang berurutan. Menurut Winkel (1987:43), kemajuan dalam mengingat kembali sangat bergantung pada konsentrasi. Dengan konsentrasi, materi yang dipelajari dapat tahan lama dalam ingatan dan bila ditanyakan kembali tentang materi itu dengan mudah menjawab sesuai yang telah dipelajari. Kemudian untuk mengetahui konsentrasi yang menunjukkan daya ingat siswa maka perlu dilakukan tes pengetahuan yang telah diperoleh siswa yang tidak menuntut kecerdasan tetapi hanya mengandalkan ingatan. Untuk mengetahui batasan/ batasan daya ingat maka diperlukan klasifikasi tingkat konsentrasi yang meliputi unsur ingatan.

  Selain perhatian dan daya ingat, konsentrasi siswa juga dapat dilihat dari ketelitian dan ketepatan siswa mengerjakan tes tentang materi yang telah didapat. Maka untuk mengetahui konsentrasi yang menunjukkan ketelitian dan ketepatan perlu dilakukan tes yang mengandalkan kecerdasan siswa, yaitu dapat berupa soal/soal berdasarkan materi yang telah dipelajarinya. Seandainya perhatian siswa dapat terpusat, dapat mengingat dengan baik, dan dapat menghasilkan hasil tes yang memuaskan pada pengetahuan yang sedang diterima melalui metode mengajar yang menarik maka dapat dikatakan bahwa siswa tersebut dapat berkonsentrasi.

  Menurut The Liang Gie (1979:55), salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan berkonsentrasi adalah dengan meningkatkan minat seperti melakukan kegiatan/kegiatan yang berhubungan dengan mata menjadi lebih besar. Latihan dan test yang sering dilakukan dapat juga melatih keteltian dan ketepatan. Dengan tingginya daya ingat, perhatian, ketelitian dan ketepatan maka dapat dikatakan tingkat konsentrasi siswa tinggi.

  7 %# $ Penjabaran massa jenis zat dirangkum dari buku Eksplorasi Sains Fisika Untuk SMP Kelas VII halaman 30 / 35 oleh Foster, Bob; Pelajaran IPA/Fisika Untuk SMP/MTs Kelas VII halaman 58 / 62 oleh Irawan, Etsa Indra dan Sunardi; dan Sains Fisika SMP Untuk Kelas VII halaman 39 / 45 oleh Abdullah, Mikrajuddin.

  %? # %# $ Zat atau materi adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Dengan demikian, semua benda yang ada di sekitar kita termasuk zat. Ada beragam jenis zat. Satu di antara yang membedakannya adalah % , sehingga massa jenis merupakan salah satu ciri khas suatu zat.

  Massa jenis suatu zat atau benda didefinisikan sebagai perbandingan massa zat terhadap volumenya dan bisa dihitung dengan massa zat tersebut dibagi volumenya.

  Secara metematis dapat dituliskan : ρ = , !

  3

  3

  dengan : ρ = massa jenis, satuannya (kg/m atau g/cm ) = massa zat, satuannya (kg atau g)

  3 Massa jenis juga sering dinyatakan dalam satuan g/cm , karena itu 1

  3

  3 g/cm = 1000 kg/m .

  %# %6 , ' %#+ Dalam kehidupan sehari/hari sering dijumpai benda/benda yang volumnya sama tetapi memiliki ciri yang berbeda. Contohnya, satu liter air dengan satu liter minyak. Sebaliknya terdapat benda/benda yang volumnya berbeda tetapi memiliki ciri yang persis sama. Contohnya satu liter air dan dua liter air.

  Demikian pula, benda/benda yang massanya sama bisa memiliki ciri yang berbeda. Misalnya, 1 kg air dan 1 kg minyak. Sebaliknya, ada benda/ benda yang massanya berbeda tetapi memiliki ciri yang sama. Misalnya, 1 kg air dengan 5 kg air. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa volum dan massa tidak menggambarkan ciri khas suatu benda.

  Jika mencoba mengukur massa jenis berbagai zat atau benda yang berbeda jenisnya, maka akan didapatkan hasil bahwa massa jenisnya juga berbeda/beda. Ini menunjukkan bahwa secara umum, massa jenis berbagai benda adalah berbeda/beda. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa massa jenis merupakan satu di antara ciri/ciri khas suatu zat.

  Ada tiga hal mengenai massa jenis zat yang dapat kita simpulkan :

  1. Massa jenis merupakan ciri khas suatu zat 2. Zat yang sama memiliki massa jenis yang sama, berapapun volumnya.

  3. Zat yang berbeda umumnya memiliki massa jenis yang berbeda.

  %#%#$" # %# $ Untuk menentukan massa jenis suatu zat diperlukan beberapa langkah pengukuran, yang pertama mengukur massa zat tersebut. Mengukur massa zat dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya menimbang menggunakan neraca. Kemudian langkah berikutnya adalah mengukur volume zat tersebut.

  Mengukur volume suatu zat dapat dilakukan dengan banyak cara, misalnya mengukur volume zat padat dapat dilakukan dengan mencelupkan benda ke dalam gelas ukur atau gelas kimia yang berisi air. Kemudian bila massa dan volume zat sudah diketahui dengan menggunakan persamaan ρ = maka

  ! massa jenis zat tersebut dapat dihitung. Begitupun bila ingin menghitung massa atau volume suatu zat jika massa jenis sudah diketahui. Bila mencari massa bila massa jenis dan volume

  ! zat sudah diketahui yaitu persamaan menjadi = ρ . . Kemudian bila ingin menghitung volume jika massa dan massa jenis zat sudah diketahui dengan menggunakan persamaan yang sama menjadi ! = .

  ρ Beberapa contoh massa jenis zat adalah : massa jenis raksa adalah

  3

  3

  13.600 kg/m , massa jenis air murni adalah 1.000 kg/m , massa jenis alkohol

  3

  3

  adalah 790 kg/m , massa jenis es adalah 920 kg/m , massa jenis emas adalah

  3 19.300 kg/m .

  Konsep massa jenis ini bisa digunakan untuk memecahkan tantangan dalam kehidupan keseharian, yaitu seperti membasmi jentik/jentik nyamuk di genangan air yang tidak mengalir. Sejenis minyak yang massa jenisnya lebih kecil daripada air disemprotkan ke permukaan air. Minyak itu akan membentuk lapisan tipis di atas permukaan air. Jentik/jentik nyamuk akan mati karena tidak bisa bernafas akibat permukaan air tertutup oleh lapisan tipis tersebut.

  7 "6"#, # %* +%#, # %#%( $ # Dalam penelitian ini teori digunakan sebagai dasar untuk :

  1. Membuat treatment penelitian yaitu metode/metode pengajaran yang dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa.

  2. Membuat instrumen penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh dan perbandingan metode mengajar terhadap konsentrasi belajar siswa yang meliputi unsur ketelitian dan ketepatan, perhatian, dan daya ingat.

  3. Menganalisis data yang diperoleh kemudian membuktikan apakah hasil

  7 % ,# %#%( $ # Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh adalah data dalam bentuk angka. Data yang diperoleh akan dianalisis secara kuantitatif dengan statistika.

  Penelitian ini dilakukan terhadap 5 kelas paralel, dimana masing/masing kelas diberi perlakuan khusus yaitu menggunakan metode mengajar yang berbeda. Metode mengajar yang digunakan pada masing/masing kelas adalah metode ceramah, praktikum, diskusi kelompok, , dan model fisika aneh. Disini peneliti berperan sebagai guru yaitu mengajar sub pokok bahasan massa jenis zat pada masing/masing kelas dengan menggunakan masing/masing metode mengajar. Jadi peneliti terlibat aktif dalam situasi yang akan diteliti.

  Sebelum kegiatan pembelajaran pada sub pokok bahasan massa jenis zat dimulai, kelas terlebih dahulu diberi tes awal (pretest). Setelah semua materi selesai dipelajari siswa kemudian diberi tes akhir (posttest).

  Setelah pembelajaran, selain diberi tes akhir siswa juga diberi tes daya ingat untuk mengukur konsentrasi siswa yang meliputi daya ingat siswa terhadap materi yang baru saja diberi dengan menggunakan salah satu metode mengajar.

  Selama proses pembelajaran peneliti juga melakukan observasi terhadap konsentrasi siswa yang meliputi unsur perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan menggunakan salah satu metode mengajar. Observasi dilakukan dengan bantuan 2 orang observer.

  7 $" + # %& $ %#%( $ # Waktu : 27 Agustus 2008 / 6 September 2008 Tempat : SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta.

  7 * "( + # & %( %#%( $ # 07 * "( Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta, tahun ajaran 2008/2009 yang terdiri dari lima kelas dengan jumlah siswa pada masing/masing kelas 40 siswa. Jadi jumlah populasinya adalah 200 siswa.

Dokumen yang terkait

Analisis kesalahan siswa kelas VII B SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang tahun ajaran 2015/2016 dalam menyelesaikan soal-soal pada pokok bahasan rotasi.

0 1 412

Peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VII Smp Taman Dewasa Jetis Yogyakarta pada pokok bahasan zat dan wujudnya melalui pembelajaran dengan metode berbasis proyek.

0 0 117

Pengaruh simulai komputer terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar pada pokok bahasan kalor kelas VII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta.

0 0 4

Pengaruh motivasi belajar dan sikap belajar siswa terhadap hasil belajar matematika dalam pokok bahasan aljabar pada siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

0 0 188

Motivasi dan prestasi belajar fisika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada pokok bahasan gaya kelas VIIIF SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta.

0 1 180

Peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Srumbung Magelang pada pokok bahasan suhu melalui pembahasan dengan metode kooperatif tipe Jigsaw II.

0 0 136

Peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Srumbung Magelang pada pokok bahasan suhu melalui pembahasan dengan metode kooperatif tipe Jigsaw II

0 1 134

Pengaruh model pembelajaran fisika dengan teori inteligensi ganda pada pokok bahasan zat dan wujudnya terhadap minat, sikap, dan hasil belajar siswa Kelas VII SMP Maria Immaculata Marsudirini Yogyakarta - USD Repository

0 0 156

Efektivitas pembelajaran fisika di SMP pada pokok bahasan pesawat sederhana dengan metode demonstrasi dan tekanan dengan metode eksperimen menggunakan lembar kegiatan siswa pada siswa kelas VII semester II SMP Pangudi Luhur Boro - USD Repository

0 3 175

Pembelajaran fisika menggunakan model inteligensi ganda yang konstruktivis dalam pokok bahasan pemantulan dan pembiasan cahaya pada siswa kelas X6 SMA N 2 Yogyakarta - USD Repository

0 0 212