Pengaruh motivasi belajar dan sikap belajar siswa terhadap hasil belajar matematika dalam pokok bahasan aljabar pada siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

(1)

vii

Maria Anjelina Irawati Ule. 2015. Pengaruh Motivasi Belajar dan Sikap Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika dalam Pokok Bahasan Aljabar pada Siswa Kelas VIII G SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) motivasi belajar siswa (2) sikap belajar siswa (3) hasil belajar siswa (4) pengaruh antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa (5) pengaruh antara sikap belajar terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini mengunakan metode deskriptif kuantitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

Instumen penelitian untuk variabel motivasi belajar dan sikap belajar adalah koesioner, dan untuk variabel hasil belajar adalah dengan tes hasil belajar. Validitas isi diperoleh dengan melalukan uji pakar, yaitu dosen pembimbing dan guru mata pelajaran. Validitas butir diperoleh dengan ujicoba dan apabila hasil butir tidak valid maka dilakukan revisi. Sedangkan reliabilitas instrumen motivasi untuk fakta = 0,684 dan opini = 0,817, reliabilitas instrumen sikap untuk fakta = 0,802 dan opini

= 0,786 , dan reliabilitas instrumen tes hasil belajar = 0,702

Berdasarkan analisis diperoleh bahwa (1) motivasi siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta dapat dikategorikan tinggi, karena jumlah siswa yang masuk dalam kategori bermotivasi sangat tinggi dan tinggi adalah 50% dari total keseluruhan 32 siswa, (2) sikap belajar siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta dapat dikategorikan sedang, karena jumlah siswa yang masuk dalam kategori bermotivasi sangat tinggi dan tinggi adalah 37,50% dari total keseluruhan 32 siswa, (3) hasil belajar siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta dapat dikategorikan tinggi, karena jumlah siswa yang memiliki hasil belajar sangat tinggi dan tinggi adalah 43,75% dari total keseluruhan 32 siswa. (4) ada pengaruh antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa dengan koefisen korelasi sebesar 0,5255 serta didapat bahwa kontribusi pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar sebesar 27.62% sedangkan sisanya sebesar 72.68% dipengaruhi faktor lain misalnya minat, IQ, bakat, lingkungan, (5) ada pengaruh antara sikapi belajar terhadap hasil belajar siswa dengan koefisen korelasi sebesar 0,4189 serta didapat bahwa kontribusi pengaruh sikap belajar terhadap hasil belajar sebesar 17.55% sedangkan sisanya sebesar 82.45% dipengaruhi faktor lain misalnya minat, IQ, bakat, lingkungan.


(2)

viii

Maria Anjelina Irawati Ule. 2015. The Influence of Student’s Motivation and Student’s Learning Attitude Toward the Learning Result of The Student’s on the Topic of Algebra for Grade VIII G Student’s of SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Academic Year 2015/2016. Thesis. Mathematics Education Study Program, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The research has purposes to find out (1) student’s learning motivation (2) student’s learning attitude (3) student’s learning result (4) the influence of student’s motivation toward the learning result (5) the influence of student’s learning attitude toward the learning result. The researcher used qualitative-quantitative descriptive method. The subject of this research is grade VIII G SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta academic year 2015/2016.

The instrument of student’s motivation variable and student’s learning attitude variable in this research is questionnaire while the student’s learning result is a test. The content validity is achieved by conducting the expert’s evaluation that is from the advisor and the teacher. The questions validity is achieved by testing it and if the questions are invalid there will be a revision. However, the questions reliability of student’s motivation for fact = 0,684 and for opinion = 0,817, and the questions reliability of student’s learning attitude for fact = 0,802 and for opinion = 0,786, while learning outcomes = 0,702.

Based on the analysis it is found that (1) student’s learning motivation can be included in the category of high because 50% out of student’s belong in the very high and high motivation, (2) student’s learning attitude can be included in the category of medium because 37,50% out of student’s belong in the very high and high motivation, (3) student’s learning result can be included in the category of high because 43,75% out of student’s belong in the very high and high learning result, (4) there is an influence between student’s motivation toward the learning result with the correlation coefficient is 0.5255 and the contribution of the influence toward the learning result is 27.62%. Meanwhile, the left which is 72.68% is influenced by the other factors such as: interest, IQ, potential, and environment, (5) there is an influence between student’s learning attitude toward the learning result with the correlation coefficient is 0.4189 and the contribution of the influence toward the learning result is 17.55%. Meanwhile, the left which is 82.45% is influenced by the other factors such as: interest, IQ, potential, and environment.


(3)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DALAM POKOK BAHASAN ALJABAR PADA SISWA KELAS VIII G SMP PANGUDI LUHUR I YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

Maria Anjelina Irawati Ule NIM : 121414132

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2015


(4)

i

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DALAM POKOK BAHASAN ALJABAR PADA SISWA KELAS VIII G SMP PANGUDI LUHUR I YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

Maria Anjelina Irawati Ule NIM : 121414132

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2015


(5)

SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAFI SIKAP BEI,AJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DALAM POKOK BAHASAN ALJ PADA SISWA KELAS

YIII

G

SMP PANGUDI LU AIIUN AJARAN

zglsa$rc

Tanegal : 13 Oktober 2015

L-f}.


(6)

SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP BELAJAR SISWA TERILADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DALAM POKOK BAHASAN ALJABAR PADA SISWA KELAS

VIII

G SMP PANGUDI LUHUR I YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015i2016

Dipersiapkan dan ditulis oleh : Maria Anjelina lrawati Ule

NIM:

121414137

Telah dipertanggungjawabkan di depan Panitia Penguji pada tanggal

:

i I Novernber 20i5

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji :

Nama Lengkap

Ketua Sekretaris

Anggota Anggota Anggota

: Dr" M. Andy Rudhito, S.Fd. : Dr. Hongki Julie, S.Pd., M.Si.

: Drs. Sukardjono, M,Pd.

. Dominikus Arif Budi Prasetvo, M.Si.

: Maria Suci Apriani. M.Sc.

Yogyakarta, I 1 November 2Al5

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma


(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan hati penuh syukur, kupersembahkan Skripsi ini untuk :

1.

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

2.

Almarhum Bapa, Mama dan keempat adikku,

yang selalu mendoakan dan mendukungku,

menunggu dengan sabar bertahun-tahun,


(8)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya rnenyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak merluat kalya atau bagian karya orang lain. kecuali yang telah discbutkan daiam kutipan dar-r daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ihriah.

Yogyakarta, I I November 2015

Penulis

()

(j

Xfrutf

-'


(9)

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILN,TIAH

UNTUK KEPENTINGAN AK-ADEMIS

Yaug bertanda tangan cli bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dhanna :

Nanra

: Maria Anielina lrawati Ule

NIM

:121414132

Demi perkembangan pengetahuan, saya mernberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharrna karya lln"riah saya yang berjudul :

"Pengaruh Motivasi Belajar dan Sikap Belajar Sisrva terhadap Hasil Belajar Matematika dalam Pokok Bahasan Aliabar pada Sisrva Kelas

VIII

G sN,Ip Pangudi Luhur I Yogyakarta Tahun Ajaran 201512016"

Dengan dernikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dhan-na

hak untuk

menyirnpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, tnengolahnya dalarn bentuk par-rgkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan rnernpublikasikannya

di

internet atau media lain untuk kepentingan akadernis, tanpa perlu meminta izin kepada saya maupun membayar royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagaipenulis. Dernikian pemyataan ini saya buat dengan sebenamya

Yogyaka Yang me

i\

L

Maria Ar

fta,

ll

nyatak

vernber 2015

vati Ule Ni

a1l:

) Ira

{o u,

r.jelina I

vi


(10)

vii

Maria Anjelina Irawati Ule. 2015. Pengaruh Motivasi Belajar dan Sikap Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika dalam Pokok Bahasan Aljabar pada Siswa Kelas VIII G SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) motivasi belajar siswa (2) sikap belajar siswa (3) hasil belajar siswa (4) pengaruh antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa (5) pengaruh antara sikap belajar terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini mengunakan metode deskriptif kuantitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

Instumen penelitian untuk variabel motivasi belajar dan sikap belajar adalah koesioner, dan untuk variabel hasil belajar adalah dengan tes hasil belajar. Validitas isi diperoleh dengan melalukan uji pakar, yaitu dosen pembimbing dan guru mata pelajaran. Validitas butir diperoleh dengan ujicoba dan apabila hasil butir tidak valid maka dilakukan revisi. Sedangkan reliabilitas instrumen motivasi untuk fakta = 0,684 dan opini = 0,817, reliabilitas instrumen sikap untuk fakta = 0,802 dan opini

= 0,786 , dan reliabilitas instrumen tes hasil belajar = 0,702

Berdasarkan analisis diperoleh bahwa (1) motivasi siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta dapat dikategorikan tinggi, karena jumlah siswa yang masuk dalam kategori bermotivasi sangat tinggi dan tinggi adalah 50% dari total keseluruhan 32 siswa, (2) sikap belajar siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta dapat dikategorikan sedang, karena jumlah siswa yang masuk dalam kategori bermotivasi sangat tinggi dan tinggi adalah 37,50% dari total keseluruhan 32 siswa, (3) hasil belajar siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta dapat dikategorikan tinggi, karena jumlah siswa yang memiliki hasil belajar sangat tinggi dan tinggi adalah 43,75% dari total keseluruhan 32 siswa. (4) ada pengaruh antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa dengan koefisen korelasi sebesar 0,5255 serta didapat bahwa kontribusi pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar sebesar 27.62% sedangkan sisanya sebesar 72.68% dipengaruhi faktor lain misalnya minat, IQ, bakat, lingkungan, (5) ada pengaruh antara sikapi belajar terhadap hasil belajar siswa dengan koefisen korelasi sebesar 0,4189 serta didapat bahwa kontribusi pengaruh sikap belajar terhadap hasil belajar sebesar 17.55% sedangkan sisanya sebesar 82.45% dipengaruhi faktor lain misalnya minat, IQ, bakat, lingkungan.


(11)

viii

Maria Anjelina Irawati Ule. 2015. The Influence of Student’s Motivation and Student’s Learning Attitude Toward the Learning Result of The Student’s on the Topic of Algebra for Grade VIII G Student’s of SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Academic Year 2015/2016. Thesis. Mathematics Education Study Program, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The research has purposes to find out (1) student’s learning motivation (2) student’s learning attitude (3) student’s learning result (4) the influence of student’s motivation toward the learning result (5) the influence of student’s learning attitude toward the learning result. The researcher used qualitative-quantitative descriptive method. The subject of this research is grade VIII G SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta academic year 2015/2016.

The instrument of student’s motivation variable and student’s learning attitude variable in this research is questionnaire while the student’s learning result is a test. The content validity is achieved by conducting the expert’s evaluation that is from the advisor and the teacher. The questions validity is achieved by testing it and if the questions are invalid there will be a revision. However, the questions reliability of student’s motivation for fact = 0,684 and for opinion = 0,817, and the questions reliability of student’s learning attitude for fact = 0,802 and for opinion = 0,786, while learning outcomes = 0,702.

Based on the analysis it is found that (1) student’s learning motivation can be included in the category of high because 50% out of student’s belong in the very high and high motivation, (2) student’s learning attitude can be included in the category of medium because 37,50% out of student’s belong in the very high and high motivation, (3) student’s learning result can be included in the category of high because 43,75% out of student’s belong in the very high and high learning result, (4) there is an influence between student’s motivation toward the learning result with the correlation coefficient is 0.5255 and the contribution of the influence toward the learning result is 27.62%. Meanwhile, the left which is 72.68% is influenced by the other factors such as: interest, IQ, potential, and environment, (5) there is an influence between student’s learning attitude toward the learning result with the correlation coefficient is 0.4189 and the contribution of the influence toward the learning result is 17.55%. Meanwhile, the left which is 82.45% is influenced by the other factors such as: interest, IQ, potential, and environment.


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Motivasi Belajar dan Sikap Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika dalam Pokok Bahasan Aljabar pada Siswa Kelas VIII G SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta Tahun

Ajaran 2015/2016” ini dengan baik.

Skripsi ini dapat tersusun berkat dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D. selaku dekan FKIP.

2. Dr. Hongki Julie, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.

3. Drs. Sukardjono, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dengan sabar. Terima kasih atas saran, kritik, dan motivasi yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.

4. Segenap dosen dan seluruh staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

5. Br. Yosep Anton Utmiyadi FIC, S.S. selaku kepala sekolah SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk penelitian.


(13)

x

6. Ibu Caecilia Peny Suryaningtyas, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika yang telah membimbing dan mendampingi dalam pelaksanaan penelitian di sekolah

7. Siswa-siswi SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta kelas VIII E dan VIII G, atas kerjasamanya dalam membantu pelaksanaan penelitian.

8. Almarhum Bapak, Ibu, dan adik-adikku tercinta, yang selalu memberikan dukungan dan doa serta semangat pantang menyerah selama proses belajar dan penyusunan skripsi ini.

9. Eudes Raymond Gene, yang telah membantu penulis tidak hanya untuk penyusunan skripsi ini, namun sejak pertama kali masuk ke Prodi Pendidikan Matematika. Tanpa dia, skripsi ini tidak mungkin saya selesaikan dengan baik. 10.Teman seperjuangan, Igor, yang telah begitu banyak membantu dan saling

memotivasi sejak penelitian sampai penyusunan skripsi ini.

11.Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

Akhirnya, penulis mengharapkan agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Terima kasih.


(14)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… ii

HALAMAN PENGESAHAN………... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……… iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….. v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUB LIKASI…………... vi

ABSTRAK………. vii

ABSTRACT……….. viii

KATA PENGANTAR………... ix

DAFTAR ISI………. xi

DAFTAR TABEL………. xv

DAFTAR GAMBAR………. xvii

DAFTAR LAMPIRAN………. xviii

BAB I PENDAHULUAN………... 1

A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Identifikasi Masalah……… 6

C. Pembatasan Masalah……… 7

D. Rumusan Masalah……… 7


(15)

xii

F. Batasan Istilah……….. 8

G. Manfaat Hasil Penelitian………. 9

BAB II LANDASAN TEORI……….. 11

A. Belajar……….. 11

1. Pengertian Belajar……… 11

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar………. 13

B. Hasil Belajar……… 17

C. Motivasi Belajar………... 19

1. Pengertian Motivasi………. 19

2. Jenis Motivasi……….. 21

3. Fungsi Motivasi………... 22

4. Ciri-ciri Orang yang Memiliki Motivasi……….. 23

D. Sikap……… 24

1. Pengertian Sikap……….. 24

2. Struktur Pembentuk Sikap……… 26

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap……… 27

E. Operasi Aljabar……… 28

1. Bentuk Aljabar dan Unsurnya………. 29

2. Operasi Bentuk Aljabar………... 31

F. Penelitian Terdahulu……… 38


(16)

xiii

H. Hipotesis……….. 39

BAB III METODE PENELITIAN……….. 40

A. Jenis Penelitian………. 40

B. Populasi dan Sampel……… 40

C. Tempat dan Waktu Penelitian………... 40

D. Subyek Penelitian………. 41

E. Obyek Penelitian……….. 41

F. Variabel Penelitian………... 41

G. Instrumen Penelitian……… 42

H. Validitas dan Reliabilitas………. 43

1. Validitas………... 43

2. Reliabilitas………... 44

3. Kisi-kisi Instrumen………... 45

I. Uji Coba Instrumen……….. 52

1. Validitas Butir Soal……….. 53

2. Reliabilitas Butir Soal……….. 56

J. Metode Analisis Data………... 56

1. Kelayakan Analisis……….. 56

2. Analisis Data Motivasi Belajar Siswa………. 57

3. Analisis Data Sikap Belajar Siswa………. 57


(17)

xiv

5. Analisis Korelasi……….. 59

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……….. 62

A. Kelayakan Analisis………... 62

B. Deskripsi Data……….. 62

1. Motivasi Belajar………... 63

2. Sikap Belajar……… 65

3. Hasil Belajar………. 68

4. Pengelompokan Siswa……….. 70

C. Inferensi……… 71

1. Uji Normalitas……….. 71

2. Uji Korelasi……….. 73

3. Analisis Regresi Linear……… 75

D. Pembahasan……….. 78

E. Pendalaman Analisis……… 79

F. Keterbatasan Penelitian……… 90

BAB V PENUTUP……….. 91

A. Kesimpulan………... 91

B. Saran………. 92

DAFTAR PUSTAKA……… 95


(18)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar berupa Fakta……… 45

TABEL 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar berupa Opini……… 46

TABEL 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Sikap Belajar………... 46

TABEL 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Sikap Belajar………... 47

TABEL 3.5 Tabel Silabus……… 48

TABEL 3.6 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar………... 53

TABEL 3.7 Validitas Kuesioner Motivasi Belajar berupa Fakta………. 54

TABEL 3.8 Validitas Kuesioner Motivasi Belajar berupa Opini……… 55

TABEL 3.9 Validitas Kuesioner Sikap Belajar berupa Fakta………….. 56

TABEL 3.10 Validitas Kuesioner Sikap Belajar berupa Opini…………. 56

TABEL 3.11 Validitas Tes Hasil Belajar………... 57

TABEL 3.12 Reliabilitas……… 58

TABEL 4.1 Data Mentah Motivasi……….. 64

TABEL 4.2 Statistik Data Motivasi Belajar………. 64

TABEL 4.3 Kategori Motivasi Belajar……… 65

TABEL 4.4 Distribusi Frekuensi Data Motivasi Belajar………. 65

TABEL 4.5 Data Mentah Sikap…..………. 66

TABEL 4.6 Statistik Data Sikap Belajar……….. 67

TABEL 4.7 Kategori Sikap Belajar………. 68

TABEL 4.8 Distribusi Frekuensi Data Sikap Belajar……….. 68

TABEL 4.9 Data Mentah Tes Hasil Belajar………. 69

TABEL 4.10 Statistik Data Tes Hasil Belajar……….... 70

TABEL 4.11 Kategori Tes Hasil Belajar………... 70

TABEL 4.12 Distribusi Frekuensi Data Tes Hasil Belajar……… 71


(19)

xvi

TABEL 4.14 Kelompok Siswa Berdasarkan Sikap dan THB……… 72

TABEL 4.15 Kategori Motivasi, Sikap dan Hasil Belajar Siswa……….. 80

TABEL 4.16 Transkrip Wawancara Siswa……… 81

TABEL 4.17 Transkrip Wawancara Siswa……… 85

TABEL 4.18 Transkrip Wawancara Siswa……… 88


(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Histogram Motivasi Belajar……… 66 Gambar 4.2 Histogram Sikap Belajar………. 68 Gambar 4.3 Histogram Tes Hasil Belajar………... 71 Gambar 4.4 Regresi Linear Motivasi Belajar dan Hasil Belajar………... 77 Gambar 4.5 Regresi Linear Sikap Belajar dan Hasil Belajar………. 78


(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

1. Uji Pakar Kuesioner Movivasi………... L.1 2. Uji Pakar Kuesioner Sikap………... L.6 3. Uji Pakar Soal Tes Hasil Belajar………... L.11 LAMPIRAN B

1. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas THB……...L.19 2. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Motivasi…… L.21 3. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Sikap……...L.27 LAMPIRAN C

1. Instrumen Motivasi setelah Revisi………... L.33 2. Instrumen Sikap setelah Revisi...……… L.36 3. Soal THB setelah Revisi………... L.39 LAMPIRAN D

1. Perhitungan Statistik Skor Motivasi, Sikap dan THB…………. L.43 2. Perhitungan Uji Normalitas Data Motivasi Belajar………. L.46 3. Perhitungan Uji Normalitas Data Sikap Belajar……….. L.47 4. Perhitungan Uji Normalitas Data THB Belajar………... L.48 5. Perhitungan Uji Korelasi Motivasi dan Hasil Belajar…………. L.49 6. Perhitungan Uji Korelasi Sikap dan Hasil Belajar……….. L.50 LAMPIRAN E

1. Sampel Kuesioner Motivasi dan Sikap Siswa……….… L.51 2. Sampel Tes Hasil Belajar Siswa………... L.55 LAMPIRAN F

1. Dokumentasi………... L.60 2. Surat Perijinan………... L.63


(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang erat kaitannya dalam pendidikan. Menurut Winkel (2009:59) belajar adalah suatu aktivitas fisik mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan (Agus Suprijono,2009:5). Hasil belajar juga dinyatakan sebagai kemampuan yang diperoleh individu setelah melalui kegiatan belajar (Damyati dan Mudjiono, 2009:37). Dengan demikian, hasil belajar yang diharapkan adalah perubahan tingkah laku. Sedangkan mengajar menurut Herman Hudojo (1980:18) adalah proses interaksi antara guru dan siswa dimana guru mengharapkan siswanya dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap, yang benar-benar dipilih oleh guru.

Belajar menunjuk apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar (Nana Sujana,2003:28). Dua konsep tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan pembelajaran, manakala terjadi interaksi antara guru dan siswa, atau siswa dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Interaksi guru dan siswa memengang peran


(23)

penting dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.

Pembelajaran adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif dalam kondisi tertentu (Anas Sudjiono,2003:72). Menurut Gagne dan Briggs dalam Mubiar Agustin (2011, 134), pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Dengan demikian, inti dari pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada siswa. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya.

Dalam proses pembelajaran, matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan atau menelaah bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan-hubungan di antara hal-hal itu (Herman Hudojo,1988:123). James dan James (1976:2) dalam kamus matematikanya menyatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu upaya meningkatkan peranan siswa dalam mengkonstruksi konsep-konsep matematika dengan kemampuannya sendiri sedemikian hingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan akan tercapai.


(24)

Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar (Sumadi Suryabrata,1984:295). Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari diri siswa, dari lingkungan, dan dari proses pembelajaran matematika itu sendiri. Salah satu faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar matematika adalah motivasi belajar matematika. Abin Syamsudin (2004:37) merumuskan motivasi sebagai suatu kekuatan atau suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu baik disadari maupun tidak disadari. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang baik akan berusaha untuk berhasil dalam belajar, dan sebaliknya siswa yang mempunyai motivasi belajar yang kurang baik akan merasa enggan untuk berusaha agar berhasil dalam belajar. Motivasi timbul bila siswa sendiri ikut menentukan kegiatan-kegiatan dalam batas kesanggupannya. Selain itu, untuk menumbuhkan motivasi ke dalam diri siswa, pembelajaran matematika, sebagai pembelajaran materi abstrak, harus disampaikan semenarik mungkin dengan metode dan strategi penyampaian yang berbeda-beda agar siswa tertarik untuk mempelajarinya (S. Nasution, 1982:27).

Sejumlah indikator untuk mengetahui siswa yang memiliki motivasi dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah 1)Memiliki gairah yang tinggi, 2)Penuh semangat, 3)Memiliki rasa penasaran yang tinggi, 4)Mampu berusaha sendiri ketika guru meminta siswa mengerjakan sesuatu, 5)Memiliki rasa percaya diri, 6)Memiliki daya konsentrasi yang lebih tinggi, 7)Kesulitan


(25)

dianggap sebagai tantangan yang harus diatasi, 8)Memiliki kesabaran dan daya juang yang tinggi (Mubiar Agustin,2001:20)

Faktor lain yang yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sikap. Menurut Sarwono (1993:117) sikap adalah kecenderungan untuk merespon terhadap suatu objek, orang ataupun situasi tertentu secara positif atau negatif. Sikap mengandung suatu penilaian emosional atau afektif, komponen kognitif atau pengetahuan tentang objek itu, serta aspek konatif atau kecenderungan untuk bertindak. Siswa yang memiliki sikap positif terhadap matematika memiliki ciri antara lain terlihat sungguh-sungguh dalam belajar matematika, menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu, berpartisipasi aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas-tugas pekerjaan rumah dengan tuntas, dan selesai pada waktunya (Sahat Saragih, 2007:18) Sikap negatif yang ditunjukan para siswa terhadap mata pelajaran matematika dapat mengakibatkan kurangnya pemahaman pada mata pelajaran yang bersangkutan, demikian sebaliknya, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajarnya.

SMP Pangudi Luhur Yogyakarta adalah sekolah swasta yang terletak cukup jauh dari jalan umum dan pusat keramaian, sehingga mendukung kenyamanan proses belajar mengajar. Fasilitas sekolah ini lengkap dan dalam kondisi bagus, sehingga siswa nyaman untuk belajar. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di kelas VIII G SMP Pangudi Luhur sejak 20 Juli 2015 sampai 2 Agustus 2015, terlihat bahwa pembelajaran sudah berjalan dengan cukup baik antara siswa dan guru dengan pengalaman mengajar 20 tahun. Guru cenderung mengunakan metode pembelajaran ceramah, namun kadang


(26)

juga mengunakan metode diskusi dan tanya jawab. Pembelajaran diawali dengan doa, mengecek kehadiran siswa sambil menyiapkan alat pembelajaran, siswa diminta mengumpulkan pekerjaan rumah jika sebelumnya diberikan pekerjaan rumah, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab untuk mengecek pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Guru sering memberikan pertanyaan untuk memancing siswa aktif dalam pembelajaran. Guru pun selalu berkeliling selama proses pembelajaran berlangsung. Guru juga selalu memberikan pekerjaan rumah dan siswa selalu mengumpulkannya tepat waktu, walau tidak diketahui pekerjaan rumah tersebut dikerjakan secara mandiri, berkelompok, atau hanya mencontek pekerjaan teman.

Saat proses pembelajaran, guru juga selalu memberikan latihan soal, yang bertujuan agar siswa lebih mendalami materi yang telah disampaikan. Namun ada beberapa siswa dan kelompok siswa cenderung tidak memiliki motivasi belajar matematika dan menunjukan sikap negatif terhadap matematika. Ini terlihat dari beberapa hal seperti saat diberikan latihan soal mereka tidak mengerjakannya, mencontek pekerjaan teman, berbincang-bincang dengan teman sebangku atau sekelompok, bersikap acuh tak acuh dan bahkan mengantuk. Siswa juga tidak antusias menanyakan materi yang belum dipahami, baik terhadap guru maupun terhadap teman. Jika guru meminta siswa yang membuat keributan menyelesaikan latihan soal di papan, maka siswa tersebut akan mengambil pekerjaan siswa lain untuk dicontek. Hanya siswa tertentu saja yang selalu aktif dalam pembelajaran.


(27)

Hasil wawancara terhadap guru menunjukan bahwa kelas VIII G adalah kelas dengan hasil belajar matematika paling bagus untuk kelas VIII. Hal ini didasarkan pada rata-rata kelas untuk pelajaran matematika di semester sebelumnya. Siswa kelas VIII G juga merupakan salah satu kelas yang siswanya paling aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Selain faktor motivasi dan sikap belajar, masih banyak faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Berbagai faktor tersebut memberikan dampak yang berbeda-beda untuk tiap siswa di sekolah dan lingkungan berbeda. Namun, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh motivasi dan sikap belajar siswa terhadap hasil belajar siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur Yogyakarta.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1. Beberapa siswa kurang antusias dan tidak aktif dalam mengikuti proses belajar matematika di kelas

2. Beberapa siswa tidak mengerjakan latihan soal secara mandiri

3. Beberapa siswa berbincang-bincang dengan teman sebangku atau sekelompok

4. Beberapa siswa bersikap acuh tak acuh mengikuti proses pembelajaran 5. Beberapa siswa mengantuk ketika mengikuti proses pembelajaran 6. Beberapa siswa tertentu suka membuat keributan di kelas


(28)

7. Kurangnya kemauan siswa untuk bertanya pada guru maupun teman sehingga siswa kurang memahami apa yang dipelajari

C. Pembatasan Masalah

Dari beberapa masalah yang telah diidentifikasi dan karena keterbatasan waktu dan tenaga maka penelitian ini dibatasi pada masalah pengaruh motivasi dan sikap belajar siswa terhadap hasil belajar siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur Yogyakarta?

2. Bagaimana sikap siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur Yogyakarta? 3. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur

Yogyakarta?

4. Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur Yogyakarta?

5. Bagaimana pengaruh sikap belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur Yogyakarta?


(29)

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui motivasi belajar siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur Yogyakarta

2. Mengetahui sikap belajar siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta

3. Mengetahui hasil belajar siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta

4. Mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur Yogyakarta

5. Mengetahui pengaruh sikap belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur Yogyakarta

F. Batasan Istilah

Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Belajar

Belajar adalah suatu proses dimana suatu individu berubah tingkah lakunya, sebagai hasil pengalamannya sendiri, dalam interaksi dengan lingkungannya.

2. Motivasi

Motivasi secara umum dapat disimpulkan sebagai dorongan untuk berbuat atau melakukan sesuatu. Sehubungan dengan belajar, motivasi


(30)

adalah daya penggerak (dorongan) dari dalam diri seseorang, yang menimbulkan keinginan untuk melakukan kegiatan belajar.

3. Sikap

Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk menerima atau menolak obyek tertentu, setelah mengamati dan mengevaluasi obyek tersebut. Sikap terdiri dari tiga jenis, yaitu sikap positif, sikap negatif dan sikap netral.

4. Hasil belajar

Hasil belajar adalah semua perubahan tingkah laku, yang meliputi tiga aspek yakni aspek kognitif (meliputi pengetahuan atau kemampuan intelektual), aspek afektif (sikap dan tindakan), dan aspek psikomotorik (keterampilan). Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang setelah melalukan kegiatan belajar.

G. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat bagi peneliti

Bagi peneliti, penelitian ini merupakan kesempatan untuk mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama perkuliahan ke dunia praktis. Selain itu, hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan acuan atau dasar penelitian lanjutan mengenai pengaruh motivasi belajar dan sikap belajar terhadap hasil belajar Matematika siswa, untuk kemudian dapat meningkatkan kompetensi dan kesiapan dalam pelaksanaan tugas sebagai pengajar dan pendidik.


(31)

2. Manfaat bagi khasanah ilmu pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan pengembangan ilmu dan pengetahuan terutama untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar dan sikap belajar terhadap hasil belajar Matematika siswa, serta menjadi bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak yang berkepentingan, guna melakukan penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.

3. Bagi guru

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam mendesain proses pembelajaran agar memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

4. Manfaat bagi JPMIPA Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini dapat digunakan sebagai refrensi bagi pembaca yang akan melakukan penelitian serupa.


(32)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar

1. Pengertian belajar

Slameto (2003:2) merumuskan belajar sebagai suatu proses atau usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Lebih jauh Slameto memberikan ciri–ciri tentang perubahan tingkah laku yang terjadi dalam belajar sebagai berikut: a)Terjadi secara sadar; b)Bersifat kontinu dan fungsional; c)Bersifat positif dan aktif; d)Bukan sifat sementara; e)Bertujuan dan terarah; dan f)Mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Menurut Herman Hudojo (1988:1) belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan keterampilan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan oleh belajar. Karena itu seseorang dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku.

Biggs (dalam Muhibbin Syah,2003:67) mendefenisikan belajar dalam tiga rumusan, yaitu (a)Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi belajar


(33)

dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa; (b)Secara institusional (ditinjau dari kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses validasi terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti intitusional yang menunjukan siswa telah belajar dapat diketahui dalam hubungannya dengan proses mengajar. Ukurannya adalah, semakin baik mutu mengajar yang dilakukan guru, akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai; (c)Secara kualitatif (ditinjau dari mutu), belajar adalah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.

Adapun ciri–ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang penting menurut Muhibbin Syah (2003:117) adalah (a)Perubahan intensional dalam arti bukan pengalaman atau praktik yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan; (b)Perubahan positif dan aktif dalam arti baik, bermanfaat, serta sesuai harapan. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan, tetapi karena usaha siswa itu sendiri; (c)Perubahan efektif dan fungsional dalau arti perubahan tersebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat bagi siswa. Perubahan proses belajar fungsional dalam arti bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat diproduksi dan dimanfaatkan


(34)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perbuatan belajar terjadi karena interaksi seseorang dengan lingkungannya yang akan menghasilkan suatu perubahan tingkah laku pada berbagai aspek, diantaranya pengetahuan, sikap, keterampilan. Perubahan–perubahan yang terjadi disadari oleh individu yang belajar, berkesinambungan dan akan berdampak pada fungsi kehidupan lainnya. Selain itu perubahan bersifat positif, terjadi karena peran aktif dari pembelajar, tidak bersifat sementara, bertujuan, dan perubahan yang terjadi meliputi keseluruhan tingkah laku pada sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Belajar sebagai proses atau aktivitas disayaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor. Sumadi Suryabrata (1984:233) merumuskan faktor-faktor tersebut, sebagai berikut:

1) Faktor Internal Siswa

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.

a. Fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang berfunsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik


(35)

pula. dalam proses belajar, merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia. Sehinga manusia dapat menangkap dunia luar. Panca indra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga panca indra dengan baik, baik secara preventif maupun secara yang bersifat kuratif. Dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodik, mengonsumsi makanan yang bergizi, dan lain sebagainya.

b. Psikologis

Faktor–faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan/intelegensi, sikap, bakat minat dan motivasi siswa. Terutama dalam penelitian ini, peneliti akan menelaah lebih jauh mengenai motivasi dan sikap siswa.

2) Faktor Eksternal Siswa

Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Muhibbin Syah (2003:102) menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non-sosial


(36)

a) Lingkungan sosial

i. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.

ii. Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.

iii. Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuannya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan anatara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.


(37)

b) Lingkungan Non-Sosial

i. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dantenang. Lingkungan alamiah tersebut mmerupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terlambat.

ii. Faktor instrumental,yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar,fasilitas belajar, lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi dan lain sebagainya.

iii. Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.


(38)

3) Faktor pendekatan belajar

Pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar dan tentunya hasil belajar siswa, yaitu faktor internal siswa, faktor eksternal siswa dan faktor pendekatan belajar. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan dan berkaitan satu sama lain. Karenanya guru sebagai pihak yang berhadapan langsung dengan siswa dalam proses belajarnya, harus memperhatikan semua faktor ini, dan sebisa mungkin memanfaatkan hal-hal positif dan meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan.

B. Hasil Belajar

Hasil belajar dinyatakan sebagai kemampuan yang diperoleh individu setelah melalui kegiatan belajar (Dimyati dan Mudjiono,2009:37). Meskipun secara teoritis belajar menghasilkan perubahan tingkah laku, namun tidak semua perubahan tingkah laku individu dianggap hasil belajar. Menurut Muhabbin Syah (2003:118), karakteristik hasil belajar yang diharapkan adalah: (a)Perubahan itu intensional; dilakukan dengan sengaja dan disadari, bukan sebuah kebetulan; (b)Perubahan itu positif-aktif; positif artinya baik, bermanfaat dan sesuai dengan harapan dan aktif artinya tidak terjadi dengan


(39)

sendirinya, tetapi dengan usaha; (c)Perubahan itu efektif-fungsional; membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu bagi siswa.

Menurut Robert M. Gagne (dalam Winkel,1989:72) hasil belajar merupakan suatu kemampuan internal (capability) yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu atau memberikan prestasi tertentu (performance). Gagne mengemukakan lima kategori besar dari kemampuan manusia berkenaan dengan hasil dari belajar yaitu: (a)Informasi verbal, yaitu pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan, dan tertulis. Pengetahuan ini diperoleh dari sumber yang menggunakan bahasa lisan atau tertulis; (b)Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri menggunakan symbol-simbol (guruf, angka, kata, gambar) dan gagasan-gagasan; (c)Strategi kognitif , yaitu suatu macam keterampiilan intelektual khusus yang mempunyai kepentingan tertentu bagi belajar dan berpikir. Dalam teori belajar modern, strategi kognitif merupakan suatu proses control, yaitu suatu proses internal yang digunakan siswa untuk memilih dan mengubah cara-cara memberi perhatian, belajar, mengingat dan berpikir; (d)Keterampilan motoric, yaitu ciri khas dari keterampilan motorik ialah otomatisme, yaitu rangkaian gerak-gerik berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar dan supel; (e)Sikap, merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat mempangaruhi prilaku seseorang terhadap benda, kejadian atau makhluk hidup lainnya.


(40)

Dari uraian diatas, hasil belajar adalah semua perubahan tingkah laku yang intensional, positif-aktif dan efektif-fungsional, yang meliputi tiga aspek yakni aspek kognitif (meliputi pengetahuan atau kemampuan intelektual), aspek afektif (sikap dan tindakan), dan aspek psikomotorik ( keterampilan siswa).

C. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Menurut Muhibbin Syah (2003:151) pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Sedangkan menurut Hamzah B.Uno (2008:3) istilah motivasi berasal dari kata motif yang artinya kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu bertindak atau berbuat. Motif ini tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa ransangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. Dikatakan juga bahwa motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Menurut Abin Syamsudin (2004:37), motivasi merupakan suatu kekuatan atau suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu baik disadari maupun tidak disadari. Siagian (2004:142) menyatakan bahwa berbagai hal yang bisaanya terkandung dalam definisi motivasi adalah keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dorongan, dan insentif.


(41)

Maslow dalam Robert E. Slavin (2011:102-103) mengajukan teori tentang motivasi manusia berdasarkan dari hirarki kebutuhan. Kebutuhan terendah yang ada dalam hirarki merupakan kebutuhan yang paling dominan. Dengan kata lain, ketika seseorang memiliki beberapa kebutuhan, prioritas kebutuhan ada pada kebutuhan yang terendah. Ketika kebutuhan terendah itu terpenuhi, maka kebutuhan baru pun muncul. Begitu seterusnya dengan urutan sebagai berikut: (1)Kebutuhan fisiologis. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan paling mendasar dari manusia yang antara lain meliputi kebutuhan untuk bernafas, makan, minum, seks, tidur, eksresi, keseimbangan hormonal, dsb. Contohnya, sulit bagi kita untuk duduk dan belajar apabila rasa lapar, lelah dan kantuk berlebihan menyerang; (2)Kebutuhan akan keamanan. Kebutuhan akan rasa aman meliputi pengertian bebas dari rasa takut, seperti misalnya takut akan lingkungan yang tidak aman, terancam secara sosial, takut kehilangan sesuatu, dsb. Kebutuhan ini biasanya terlihat jelas pada anak-anak, seperti misalnya rasa takut akan orang asing. Kebutuhan akan rasa aman ini biasanya terpenuhi pada kebanyakan orang dewasa yang tinggal di lingkungan yang ramah dan hangat; (3)Kebutuhan akan cinta dan kasih. Fokus pada kebutuhan ini adalah aspek afeksi dari manusia. Setelah kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpenuhi, manusia sebagai makhluk sosial akan merasa perlu memenuhi kebutuhannya akan kedekatan dengan orang lain, seperti rasa pertemanan, kekeluargaan, dan kedekatan seksual ; (4)Kebutuhan akan diakui dan aktualisasi diri. Kebutuhan untuk diakui


(42)

adalah kebutuhan untuk diakuinya kemampuan diri dalam hubungan dengan orang lain, sedangkan aktualisasi diri diartikan sebagai “keinginan untuk menjadi lebih dan lebih sesuai jati diri kita, untuk menjadi apapun yang mampu kita capai ; (5)Kebutuhan keimanan yaitu kebutuhan yang kaitannya dengan Tuhan

Dalam kegiatan belajar, motivasi dipandang sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arahan pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki siswa dapat tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang mempunyai motivasi kuat akan mempunyai banyak energy untuk melakukan kegiatan belajar (Sardiman A.M, 2005:73).

Dari beberapa definisi tentang motivasi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan untuk berbuat atau tidak berbuat. Peranannya bagi siswa adalah menumbuhkan gairah dan semangat untuk belajar, yang selanjutnya menimbulkan kegiatan belajar. Siswa yang bermotivasi akan bersemangat melakukan kegiatan belajar.

2. Jenis Motivasi

Menurut Muhibbin Syah (2003:151), dalam perkembangannya, motivasi dibedakan menjadi dua,yaitu :


(43)

a) Motivasi intrinsik

Motivasi instrinsik adalah atau keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri, yang mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk didalamnya perasaan siswa menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut. Motivasi ini memberi pengaruh yang relative lebih kuat dan bertahan lama.

b) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. Pujian dan hadiah, peraturan, teladan merupakan contoh motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa belajar (Sardiman A.M ,2005:90).

Dapat disimpulkan bahwa motivasi yang signifikan bagi siswa adalah motivasi instrinsik karena murni dan akan bertahan lama. Dorongan dari dalam diri untuk mencapai prestasi serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk masa depan, memberikan pengaruh yang relative kuat dan bisa bertahan lama. Namun motivasi ekstrinsik juga penting, terutama bagi siswa yang belum tahu untuk apa mereka belajar sesuatu.

3. Fungsi Motivasi

Motivasi bertalian dengan tujuan. Dengan demikian motivasi mempengaruhi adanya kegiatan. Sehubungan dengan hal ini, ada tiga fungsi motivasi menurut Oemar Hamalik (2001:161), yaitu (1)Mendorong timbulnya suatu perbuatan; (2)Mengarahkan perbuatan pada pencapaian


(44)

tujuan yang diinginkan; (3)Penggerak, besar kecilnya suatu motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan

A. M. Sardiman (2005:85) menambahkan fungsi motivasi lainnya yaitu menyeleksi perbuatan yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan dan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa motivasi mendorong seseorang untuk melakukan suatu usaha. Dalam belajar, adanya motivasi yang baik akan menunjukan hasil hasil yang baik. Adanya usaha tekun yang didasari adanya motivasi,akan menghasilkan prestasi yang baik

4. Ciri-ciri orang yang memiliki motivasi

Menurut A. M Sardiman (2005:83) motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak akan berhenti sebelum selesai)

b) Ulet menghadapi kesulitan.

c) Menunjukan minat terhadap berbagai persoalan d) Lebih senang bekerja mandiri

e) Cepat bosan pada hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif

f) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini


(45)

Dapat disimpulkan bahwa orang yang termotivasi akan menjadi sangat bersemangat dalam melakukan suatu hal tanpa paksaan. Pada siswa akan ditunjukkan dengan hasil belajar yang optimal.

D. Sikap

1. Pengertian Sikap

Menurut Muhibbin Syah (2003:149) sikap adalah kecenderungan untuk bereaksi atau merespon dengan cara yang relative terhadap suatu obyek tertentu, baik secara positif maupun negatif. Bruno (dalam Muhibbin Syah, 2003:120) mendefenisikan sikap sebagai kecenderungan yang relative menetap, untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk, terhadap orang atau barang tertentu.

Winkel (2009:117) mengatakan bahwa sikap adalah kecenderungan seseorang menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaiannya terhadap obyek tersebut. Bila obyek dinilai baik, maka dia akan memberikan sikap yang positif. Bila obyek dinilai jelek baginya, maka dia akan memberikan sikap yang negatif. Sedangkan bila obyek dinilai tidak bernilai baik maupun buruk, maka dia akan bersikap bisaa-bisaa saja.

Menurut Jihad dan Haris (2013:102), secara umum obyek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran adalah (a) Sikap terhadap Materi Pelajaran. Dengan sikap positif siswa terhadap materi pelajaran, akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang akan


(46)

diajarkan; (b) Sikap terhadap Guru/ Pengajar. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan; (c) Sikap terhadap Proses Pembelajaran. Sikap terhadap proses pembelajaran ini meliputi sikap peserta didik terhadap suasana pembelajaran, strategi dan metode serta teknik yang digunakan guru, dan juga media yang digunakan dalam pembelajaran; (d) Sikap berkaitan dengan Nilai atau Norma yang Berhubungan dengan Suatu Materi Pelajaran. Sikap yang dimaksud adalah sikap yang menunjukan nilai atau norma terhadap materi yang diajarkan. Matematika merupakan suatu ilmu yang membutuhkan pemikiran logis, rasional, kritis, jujur, efektif dan efisien. Proses pembelajaran matematika tidak akan pernah terlepas dari pengembangan nilai-nilai karakter siswa. Pembelajaran matematika dapat dipandang sebagai suatu keadaan atau sifat atau bahkan nilai yang bersinergis dengan nilai-nilai karakter. Bahkan dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran matematika memiliki peran yang besar dalam mewujudkan karakter siswa. Nilai karakter yang ada pada pembelajaran matematika adalah jujur, disiplin, kreatif, komunikatif, tanggung jawab, rasa ingin tahu, mandiri dan kerja keras. Apabila siswa mampu menerapkan nilai-nilai karakter tersebut maka matematika akan menjadi suatu pelajaran yang bermakna bagi kehidupannya.


(47)

Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa sikap adalah reaksi yang diberikan seseorang setelah mengamati dan mengevaluasi suatu hal dalam waktu singkat, dimana sikap terdiri dari tiga macam, yaitu sikap positif, sikap negatif dan sikap netral. Sikap siswa yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran adalah sikap terhadap materi pelajaran, sikap terhadap pengajar, sikap terhadap proses pembelajaran, dan sikap yang berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pembelajaran.

2. Struktur Pembentuk Sikap

Sikap dinyatakan dalam tiga domain ABC, yaitu affect, behavior dan cognition (Sarwono Sarlito,1993:117). Affect adalah perasaan yang timbul, misalnya perasaan senang atau tidak senang; behavior adalah prilaku yang mengikuti perasaan itu misalnya prilaku mendekat atau prilaku menghindar; dan cognition adalah penilaian terhadap obyek sikap, misalnya bagus atau tidak bagus.

Saifuddin Azwar (2005:17-21) mengatakan bahwa sikap terdiri dari tiga komponen yaitu komponen kognitif,yang berisi kepercayaan seseorang terhadap obyek sikap; komponen afektif, menyangkut masalah emosional seseorang terhadap suatu obyek tertentu; dan komponen konatif, yang menunjukan bagaimana kecenderungan berprilaku yang ada yang ada dalam diri seseorang, yang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapinya.


(48)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa sikap terdiri atas tiga komponen yaitu kognitif, afektif dan perilaku. Komponen kognitif yang berhubungan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan tentang objek sikap. Komponen afektif berhubungan dengan perasaan (suka tidak suka, senang tidak senang) atau emosi yang dimiliki seseorang atau penilaian terhadap objek sikap. Komponen perilaku berhubungan dengan kecenderungan untuk berprilaku atau bertindak dengan cara-cara tertentu berkaitan dengan objek sikap.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

Menurut Walgito (2004:112), ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi sikap, yaitu:

a. Faktor fisioligis

Faktor fisioligis seseorang akan ikut menentukan bagaimana sikap seseorang. Faktor fisiologis tersebut diantaranya adalah umur dan kesehatan. Pada umumnya orang muda sikapnya lebih radikal dari pada sikap orang yang lebih tua. Orang yang sering sakit lebih bersikap tergantung dari pada orang yang tidak sering sakit.

b. Faktor pangalaman langsung terhadap objek sikap

Bagaimana sikap seseorang terhadap objek sikap akan dipengaruhi oleh pengalaman langsung orang yang bersangkutan dengan objek sikap tersebut. Misalnya orang yang mengalami peperangan yang mengerikan, akan mempunyai sikap yang berbeda dengan orang orang


(49)

tidak mengalami peperangan terhadap objek sikap peperangan. Orang akan mempunyai sikap yang negatif terhadap peperangan atas dasar pengalamanya.

c. Faktor kerangka acuan

Kerangka acuan merupakan faktor yang penting dalam sikap seseorang, karena kerangka acuan ini akan berperan terhadap objek sikap. Bila kerangka acuan tidak sesuai dengan objek sikap, maka orang akan mempunyai sikap yang negatif terhadap objek sikap tersebut.

d. Faktor komunikasi sosial

Faktor komunikasi sosial menjadi determinan sikap seseorang. Komunikasi sosial yang berwujud informasi dari seseorang kepada orang lain dapat menyebabkan perubahan sikap yang ada pada diri orang yang bersangkutan.

Dapat disimpulkan bahwa sikap seseorang terhadap suatu obyek dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor fisiologis, faktor pengelaman, faktor kerangka acuan dan faktor komunikasi sosial.

E. Operasi Aljabar

Aljabar adalah cabang ilmu matematika yang mempelajari konsep penyederhanaan serta pemecahan masalah yang menggunakan simbol atau huruf tertentu (Pandoyo dan Joko Musono, 1993:4)


(50)

1. Bentuk aljabar dan unsur-unsurnya

Menurut Dewi Huharini dan Tri Wahyuni (2008:4) bentuk aljabar adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya memuat huruf-huruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui. Bentuk seperti disebut bentuk aljabar.

Contoh bentuk aljabar yang lain adalah , – , , – , – , dan – – . Huruf-huruf , , dan pada bentuk aljabar tersebut disebut variabel

Selanjutnya, pada suatu bentuk aljabar terdapat unsur-unsur aljabar, meliputi variabel, konstanta, faktor, suku sejenis, dan suku tak sejenis. a. Variabel, konstanta dan faktor

Perhatikan bentuk aljabar –

Pada bentuk aljabar tersebut, huruf dan disebut variabel. Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui nilainya dengan jelas. Variabel disebut juga peubah. Variabel biasanya dilambangkan dengan huruf kecil a, b, c, ..., z.

Adapun bilangan 9 pada bentuk aljabar di atas disebut konstanta. Konstanta adalah suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan dan tidak memuat variabel.

Jika suatu bilangan dapat diubah menjadi dengan bilangan bulat, maka dan disebut faktor-faktor dari Pada bentuk aljabar di atas, dapat diuraikan sebagai atau Jadi, faktor-faktor dari adalah , dan


(51)

Adapun yang dimaksud koefisien adalah faktor konstanta dari suatu suku pada bentuk aljabar. Perhatikan koefisien masing-masing suku pada bentuk aljabar – . Koefisien pada suku adalah 5, pada suku adalah 3, pada suku adalah 8, dan pada suku – adalah –6

b. Suku sejenis dan suku tak sejenis

1) Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta pada bentuk aljabar yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih. Suku sejenis adalah adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang sama. Contoh : dan , dan , dan .

Suku tak sejenis adalah adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang tidak sama. Contoh : dan , dan , dan .

2) Suku satu adalah bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh operasi jumlah atau selisih

3) Suku dua adalah operasi aljabar yang dihubungkan oleh satu operasi jumlah atau selisih.

4) Suku tiga adalah operasi aljabar yang dihubungkan oleh dua operasi jumlah atau selisih.

5) Suku banyak adalah bentuk aljabar yang mempunyai lebih dari dua suku


(52)

2. Operasi bentuk aljabar

a. Penjumlahan bentuk aljabar

Pemahaman mengenai pengertian suku-suku sejenis dan suku-suku tidak sejenis sangat bermanfaat dalam menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar. Bentuk-bentuk aljabar dapat dijumlahkan atau dikurangkan dengan memperhatikan koefisien dari suku-suku sejenis.

Penjumlahan bentuk aljabar, memiliki sifat-sifat sebagai berikut : 1) Sifat komutatif

Perhatikan operasi berikut :

Bentuk penjumlahan diatas adalah salah satu contoh penjumlahan bentuk aljabar. Kita dapat mencoba penjumlahan bentuk aljabar lainnya.

Secara umum dapat disimpulkan, untuk setiap bilangan real dan berlaku :

2) Sifat asosiatif

Perhatikan operasi berikut :


(53)

Kita juga dapat mencoba penjumlahan bentuk aljabar lainnya. Secara umum dapat disimpulkan, untuk setiap bilangan real dan berlaku:

3) Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan Perhatikan operasi berikut:

Silakan dicoba juga soal serupa lainnya.

Secara umum dapat disimpulkan, untuk setiap bilangan real dan berlaku:

b. Perkalian bentuk aljabar

Jika dan adalah bilangan real maka . Sifat seperti ini disebut sifat distributif. Sifat distributif juga berlaku untuk perkalian bentuk aljabar. Bentuk umum dari suku dua adalah , dengan dan variabel pada bilangan real.

Dengan demikian, sifat distributif perkalian bilangan dengan adalah sebagai berikut :

Dengan cara yang sama ,


(54)

Untuk perkalian suku dua dengan , hukum distributif dikenakan sebagai berikut :

Perhatikan operasi berikut :

Silakan dicoba juga untuk soal lainnya. Secara umum dapat disimpulkan bahwa bentuk aljabar juga memiliki sifat komutatif yaitu dan sifat asosiatif yaitu . c. Operasi Invers

1) Invers Penjumlahan

Perhatikan penjumlahan berikut :

‘Lima tambah dua sama dengan berapa, jawabannya tujuh’. Ini adalah masalah penjumlahan.

Jika yang dicari adalah 2 maka pertanyaan yang dapat diajukan adalah lima tambah berapa sama dengan tujuh? Tapi kalimat ini tidak lazim atau tidak matematis, sehingga dapat ditulis tujuh


(55)

kurang lima sama dengan berapa? Kalimat terakhir ini disebut invers penjumlahan, atau pengurangan.

Untuk memahami sifat-sifat operasi pengurangan pada bentuk aljabar, harus diingat kembali sifat operasi penjumlahan. Sifat operasi penjumlahan yang pertama adalah sifat komutatif. Apakah pada pengurangan juga berlaku sifat komutatif ? Perhatikan contoh soal berikut :

Ternyata pada operasi pengurangan, tidak berlaku sifat komutatif. Bagaimana dengan sifat asosiatif ? Perhatikan contoh soal berikut:

Ternyata pada operasi pengurangan juga tidak berlaku sifat asosiatif.

Lalu bagaimana dengan sifat distributif perkalian terhadap pengurangan ? Perhatikan contoh berikut :

Ternyata . Jadi pada pengurangan berlaku sifat distributif perkalian terhadap pengurangan.


(56)

2) Invers Perkalian

Perhatikan perkalian berikut :

‘Tiga kali dua sama dengan berapa, jawabannya enam’. Ini adalah masalah perkalian.

Jika yang dicari adalah 2 maka pertanyaan yang dapat diajukan adalah tiga kali berapa sama dengan enam? Tapi kalimat ini tidak lazim atau tidak matematis, sehingga dapat ditulis enam bagi tiga sama dengan berapa? Kalimat terakhir ini disebut invers perkalian, atau pembagian.

Hasil pembagian dua bentuk aljabar dapat diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu faktor sekutu masing-masing bentuk aljabar tersebut, kemudian melakukan pembagian pada pembilang dan penyebutnya.

Contoh :

=

=

Untuk memahami sifat-sifat operasi pembagian pada bentuk aljabar, harus diingat kembali sifat operasi perkalian. Sifat operasi perkalian yang pertama adalah sifat komutatif. Apakah pada pembagian juga berlaku sifat komutatif ? Perhatikan contoh soal berikut :


(57)

Ternyata pada operasi pembagian, tidak berlaku sifat komutatif. Bagaimana dengan sifat asosiatif ? Perhatikan contoh soal berikut:

Ternyata pada operasi pembagian juga tidak berlaku sifat asosiatif. Lalu bagaimana dengan sifat distributif pembagian terhadap penjumlahan dan pengurangan ? Perhatikan contoh berikut :

Ternyata . Jadi pada pembagian tidak berlaku sifat distributif pembagian terhadap pengurangan.


(58)

Ternyata Jadi pada pembagian tidak berlaku sifat distributif pembagian terhadap penjumlahan.

Bentuk dasar pembagian adalah :

Salah satu cara pembagian polinom adalah dengan pembagian bersusun. Syarat pembagian suku bentuk aljabar adalah, derajat tertinggi variabel yang dibagi sama atau lebih tinggi dari derajat tertinggi pembagi. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyusun polinom berturut-turut, dari suku dengan derajat tertinggi ke suku dengan derajat terendah. Selanjutnya jika ada yang kosong, diberi senggang.

Perhatikan contoh soal berikut :

dengan menggunakan pembagian bersusun, proses pembagian dapat dilakukan sebagai berikut :


(59)

F. Penelitian Terdahulu

Sebelum penelitian ini dilaksanakan, telah ada penelitian terdahulu mengenai hubungan motivasi belajar dan aktivitas belajar terhadap hasil belajar siswa. Rulli Dwijayanti dalam skripsinya menyimpulkan bahwa ada hubungan pengaruh antara motivasi terhadap hasil belajar dengan korelasinya sebesar 0,4703 dan berdasarkan analisis regresi linear disimpulkan bahwa setiap satu unit motivasi belajar terdapat kenaikan sebesar 0,5113 unit hasil belajar siswa. Kontribusi motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar sebesar 16,6%. Ada pengaruh pula antara sikap belajar dan hasil belajar siswa dengan korelasinya sebesar 0,373 yang signifikan, dan berdasarkan analisis regresi linear disimpulkan bahwa setiap satu kenaikan sikap belajar terdapat kenaikan sebesar 2,534 unit hasil belajar siswa. Kontribusi sikap belajar siswa terhadap hasil belajar sebesar 13,9%.

G. Kerangka Berpikir

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitis, sebab akan mendeskripsikan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat


(60)

melalui uji statistik. Variabel bebasnya adalah motivasi dan sikap belajar, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar.

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Beberapa faktor tesebut antara lain adalah motivasi belajar dan sikap belajar. Kedua faktor ini diduga memberikan pengaruh cukup besar terhadap hasil belajar matematika siswa. Perbedaan individu, tempat dan lingkungan belajar tentu akan membuat kedua faktor tersebut memberikan pengaruh yang berbeda kepada masing-masing siswa. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh motivasi belajar dan sikap belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur.

H. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori, kerangka berpikir, dan penelitian relevan maka hipotesis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Motivasi belajar berpengaruh positif meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta.

2. Sikap belajar siswa berpengaruh positif meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Yogyakarta.

Motivasi

Sikap


(61)

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang dibantu oleh metode kualitatif, sebab data dalam penelitian ini adalah data dalam bentuk angka yang diperoleh melalui pengisian kuesioner dan tes.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XIII G SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta.

2. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah simple random sampling karena sampel dipilih secara acak (Sugiyono,1996:68). 3. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah 32 siswa kelas XIII G SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta. Ukuran sampel ditentukan berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel menurut Sugiyono (1996:71).

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta kelas VIII G semester genap tahun ajaran 2014/2015. Penelitian dilakukan dengan


(62)

diawali observasi selama bulan Februari-Maret 2015 dan bulan Juli-Agustus, dilanjutkan dengan pengambilan data pada bulan Agustus-September 2015.

SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta berdiri pada tahun 1948, beralamat di Jl. Timoho, Timoho, Kota Yogyakarta, DIY. Pada tahun ajaran 2014/2015, sekolah ini memiliki 20 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 742 siswa.. Jumlah guru sebanyak 32 orang dengan guru matematika sebanyak 4 orang.

D. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur 1 semester genap tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 32 orang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

E. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah motivasi belajar, sikap belajar dan hasil belajar siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada pokok bahasan Operasi Aljabar

F. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini meliputi : 1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari motivasi belajar siswa, sikap siswa dan aktivitas belajar siswa.


(63)

Definisi operasional :

a. Data motivasi belajar berupa skor diperoleh siswa setelah mengisi lembar kuesioner motivasi yang dirancang secara khusus.

b. Data sikap belajar berupa skor diperoleh siswa setelah mengisi lembar kuesioner sikap yang dirancang secara khusus.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa.

Definisi operasional : Data hasil belajar berupa skor hasil belajar yang diperoleh dari pemberian tes hasil belajar kepada siswa, dengan soal-soal yang dirancang secara khusus.

G. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner dan test hasil belajar. Instumen kuesioner akan dibuat dalam bentuk fakta dan opini.

1. Instrumen Motivasi Belajar

Instrumen motivasi belajar dalam penelitian ini berupa kuesioner yang didasarkan pada hirarki kebutuhan menurut A Maslow. Instrumen ini memuat 20 pernyataan untuk fakta yang berisi lima tanggapan (selalu, sering, kadang, jarang, tidak pernah) dan 20 pernyataan untuk opini yang berisi lima tanggapan (sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju).


(64)

2. Instrumen Sikap Belajar

Instrumen sikap belajar dalam penelitian ini berupa kuesioner yang didasarkan pada penilaian sikap siswa menurut Sudjana (2008:82). Instrumen ini memuat 20 pernyataan untuk fakta yang berisi lima tanggapan (selalu, sering, kadang, jarang, tidak pernah) dan 20 pernyataan untuk opini yang berisi lima tanggapan (sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju).

3. Tes Hasil Belajar

Instrumen hasil belajar berupa tes hasil belajar, yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. Instrumen ini berisi 8 pertanyaan dengan 4 soal berkategori mudah, 3 soal berkategori sedang dan 1 soal berkategori sulit.

H. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

a. Validitas Isi

Sebelum dilakukan pengambilan data, terlebih dahulu dilakukan validitas isi, dengan meminta pertimbangan dari para pakar, dalam hal ini dosen pembimbing dan guru mata pelajaran.

b. Validitas Butir

∑ ∑ ∑


(65)

Keterangan:

: koefisien korelasi validitas butir n : banyaknya responden

X : skor tiap butir soal untuk setiap siswa Y : skor total setiap siswa

Selanjutnya, hasil perhitungan validitas instrumen diinterpretasikan sebagai berikut oleh Nugraha dalam Haris dan Jihad (2013:180) :

Sangat tinggi : 0,80 < ≤ 1,00 Tinggi : 0,60 < ≤ 0.80 Sedang : 0,40 < ≤ 0,60 Rendah : 0,20 < ≤ 0,40 Sangat rendah : ≤ 0,20

Pada ujicoba soal ini, butir soal dikatakan valid apabila memenuhi kategori sedang, tinggi dan sangat tinggi.

2. Reliabilitas

Perhitungan reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha, sebagai berikut :

[ ] [ ∑ ] dengan :

dan ∑

Keterangan:

= Reliabilitas


(66)

X = jumlah skor tiap item Y = skor total

= Varians skor tiap item = Varians total skor

Selanjutnya, hasil perhitungan reliabilitas instrumen diinterpretasikan sebagai berikut oleh Guilford dalam Haris dan Jihad (2013:181) :

Sangat tinggi : 0,90 < ≤ 1,00 Tinggi : 0,70 < ≤ 0.90 Sedang : 0,40 < ≤ 0,70 Rendah : 0,20 < ≤ 0,40 Sangat rendah : ≤ 0,20

Pada ujicoba soal ini, butir soal dikatakan reliabel apabila memenuhi kategori sedang, tinggi dan sangat tinggi.

3. Kisi-kisi Instrumen a. Motivasi Belajar

i) Kuisioner berupa fakta

Tabel 3.1 Tabel Kisi-kisi Koesioner Motivasi berupa Fakta

No Aspek Indikator No

soal

No item Jumlah item soal

+ -

1. Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan yang berkaitan dengan fisik dalam proses pembelajaran 1, 4, 8, 11, 19 1, 11, 19

8, 4 5

2. Kebutuhan akan rasa aman

Kebutuhan akan rasa aman dan bebas dari ketakutan dan kecemasan dalam proses pembelajaran 2, 5, 12, 15, 20 2, 15, 20 5, 12 5

3. Kebutuhan akan kasih sayang

Kebutuhan akan kasih sayang dalam

hubungannya dengan teman dan guru dalam proses pembelajaran 3, 6, 9, 14, 17 3, 6, 17 9, 14 5

4. Kebutuhan akan

penghargaan

Kebutuhan akan diakuinya kemampuan dirinya dari teman dan

7, 10, 13, 16, 18 10, 13, 18 7, 16 5


(67)

guru dalam proses pembelajaran

ii) Kuisioner berupa opini

Tabel 3.2 Tabel Kisi-kisi Koesioner Motivasi berupa Opini

No Aspek Indikator No

soal

No item Jumlah item soal

+ -

1. Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan yang berkaitan dengan fisik dalam proses pembelajaran 1, 2, 8, 9, 13 1, 2, 13

8, 9 5

2. Kebutuhan akan rasa aman

Kebutuhan akan rasa aman dan bebas dari ketakutan dan kecemasan dalam proses pembelajaran 4, 10, 14, 17, 19 4, 14, 17 10, 19 5

3. Kebutuhan akan kasih sayang

Kebutuhan akan kasih sayang dalam

hubungannya dengan teman dan guru dalam proses pembelajaran 3, 6, 12, 15, 20 6, 12, 15 3, 20 5

4. Kebutuhan akan

penghargaan

Kebutuhan akan diakuinya kemampuan dirinya dari teman dan guru dalam proses pembelajaran 5, 7, 11, 16, 18 5, 7, 18 11, 16 5

b. Sikap Belajar

i) Kuisioner berupa fakta

Tabel 3.3 Tabel Kisi-kisi Koesioner Sikap berupa Fakta

No Aspek Indikator Nomo

r soal

No item Jumlah item soal

+ -

1. Sikap terhadap materi pelajaran

Menunjukan paham dan yakin akan manfaat matematika

1, 7 1, 7 -

5 Menunjukan

ketertarikan terhadap matematika dan upaya memperdalam

5, 12, 14

14 5, 12


(68)

pengetahuan matematika 2. Sikap

terhadap guru/pengajar

Menunjukan reaksi tertentu terhadap perilaku guru dan cara mengajar guru 2, 6, 9, 13, 16 2, 13, 16 6, 9 5 3. Sikap

terhadap proses pembelajaran

Interaksi antara siswa dengan guru

15, 17 15 17

5 Interaksi antara siswa

dengan teman 8, 11, 19 8, 19 11 4. Sikap

berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pembelajaran Menunjukan sikap jujur, disiplin, mandiri, tanggung jawab dan mau kerja keras

20, 3, 18, 10, 4 20 18 4 3 10 5

ii) Kuisioner berupa opini

Tabel 3.4 Tabel Kisi-kisi Koesioner Sikap berupa Opini

No Aspek Indikator Nomor soal

No item Jumlah item soal

+ -

1. Sikap terhadap materi pelajaran

Menunjukan paham dan yakin akan manfaat matematika

1, 7 1 7

5 Menunjukan

ketertarikan terhadap matematika dan upaya memperdalam pengetahuan matematika 2, 11, 16 2, 11 16

2. Sikap terhadap guru/pengajar

Menunjukan reaksi tertentu terhadap perilaku guru dan cara mengajar guru 3, 6, 8, 12, 17 3, 6, 8 12,

17 5

3. Sikap terhadap proses pembelajaran

Interaksi antara siswa dengan guru 9, 13, 19 13, 19 9 5 Interaksi antara siswa

dengan teman


(69)

4. Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pembelajaran Menunjukan sikap jujur, disiplin, mandiri, tanggung jawab dan mau kerja keras

5, 10, 15, 18, 20 10, 18, 20 5, 15 5

c. Tes Hasi Belajar i) Silabus

SILABUS Satuan Pendidikan : SMP/MTs

Kelas : VIII (delapan) Kompetensi Inti :

KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

Tabel 3.5 Silabus

Kompeteni Dasar

Materi Pembe lajaran

Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar 3.1Menerapkan operasi aljabar yang melibatkan bilangan Opera-si Alja-bar Mengamati

 Mencermati bentuk aljabar dalam masalah sehari- hari atau situasi yang berkaitan dengan penggunaan konsep

Sikap: Observasi 

Menga-mati ketelitian

10 JP Buku teks matemat ika Kelas


(1)

L|59

5. KATEGORI SANGAT RENDAH


(2)

LAMPIRAN F

1. Dokumentasi


(3)

L|60 DOKUMENTASI


(4)

(5)

L|62 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

Dokumen yang terkait

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika|b:Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/2003

0 11 80

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika: Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/200

0 13 80

Hubungan antara persepsi dan motivasi belajar fisika dengan hasil belajar fisika pokok bahasan energi siswa kelas 1 cawu III SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2001/2002

0 4 69

Pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 22 Pamulang

4 47 161

Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik pada pokok bahasan pecahan

2 17 79

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan bilangan pecahan melalui pembelajaran kontekstual pada siswa kelas III SD Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 6 0

Pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan abstraksi siswa di kelas VII SMPN 01 Kalidawir Tulungagung tahun ajaran 20172018

0 0 6

Pengaruh kecerdasan interpersonal dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII

0 0 9

Hubungan motivasi belajar dan gaya belajar siswa dengan prestasi belajar matematika siswa mts Islamiyah Medan tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

4 24 150

Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa melalui pokok bahasan pesawat sederhana di SMP Negeri-4 kelas VIII semester II Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 185