Bab IX - DOCRPIJM 15084332569 BAB 9 ASPEK PEMBIAYAAN PEMB CK

Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Daerah (RPI2-JMD)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Samosir 2014 - 2019

BAB IX
ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
DI KABUPATEN SAMOSIR
Perekonomian nasional sangat berpengaruh terhadap perekonomian daerah baik pada lingkup
daerah propinsi maupun daerah Kabupaten/Kota. Hubungan perekonomian daerah dan nasional ini terkait
dengan aliran dana dari pemerintah pusat ke daerah sebagai bentuk investasi pembangunan oleh
pemerintah. Bila perekonomian nasional tumbuh dengan pertumbuhan yang tinggi, berpengaruh terhadap
pendapatan nasional yang dialokasikan ke dalam APBN. Jika kondisi pendapatan nasional meningkat
berarti dana yang tersedia untuk dibagikan ke daerah akan lebih besar. Aliran dana dari pusat ke daerah
ini menjadi bagian dari investasi pembangunan, dimana bagian investasi pembangunan yang lain
bersumber dari dunia usaha atau kalangan swasta. Investasi yang semakin besar akan meningkatkan
produksi barang dan jasa sehingga pada akhirnya nanti akan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di
daerah. Sebaliknya jika perekonomian nasional menghadapi krisis yang berkepanjangan maka dampak
krisis itu akan sampai pada daerah-daerah. Kesulitan ekonomi akibat krisis, daya beli yang menurun,
tingkat pengangguran dan kemiskinan yang cenderung meningkat di masa krisis itu akan melemahkan
laju pertumbuhan ekonomi. Proses pemulihan ekonomi yang dilaksanakan secara nasional juga
berangsur-angsur menumbuhkan kembali perekonomian di daerah.
Pertumbuhan ekonomi negatif pada saat dan pasca krisis mulai dapat ditingkatkan menjadi

pertumbuhan ekonomi yang positif. Kinerja ekonomi yang semakin membaik itu ditandai dengan semakin
bergairahnya perekonomian nasional yang antara lain ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi sebesar
4,35 persen. Kinerja perbaikan ekonomi nasional ini telah membawa dampak kemajuan pada
perekonomian regional. Dalam rangka mencapai target kinerja daerah yang telah ditentukan, kerangka
pendanaan menjadi bagian sangat penting, memberikan fakta dan analisis terkait perkiraan sumbersumber pendapatan dan besaran pendapatan dari sektor-sektor potensial, perkiraan kemampuan
pembelanjaan dan pembiayaan untuk pembangunan tahun 2015. Kerangka pendanaan ini menjadi basis
kebijakan anggaran untuk mengalokasikan secara efektif dan efisien dengan perencanaan anggaran
berbasis kinerja. Fakta dan analisa yang diberikan terkait rancangan kerangka ekonomi tahun 2015
diharapkan akan mempu menjembatani fungsi perencanaan dan penganggaran yang efektif dalam
mengawal pencapaian target kinerja pembangunan maupun menyelesaikan permasalahan dan isu-isu
strategis yang telah terindentifikasi di Kabupaten Samosir.
Berdasarkan kondisi perekonomian makro tahun 2012, Provinsi Sumatera Utara masih tumbuh
relatif baik, hal ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 6,22%, PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku sebesar Rp.351.118,16 miliar, PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 sebesar Rp.134.463,95
miliar. Pencapaian tingkat inflasi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012 mencapai 7,07%, tingkat inflasi ini
meningkat dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2011 yang mencapai 6,63%. Adapun kondisi Nilai Tukar

Bab IX

Page 286


Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Daerah (RPI2-JMD)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Samosir 2014 - 2019

Petani (NTP) Kabupaten Smosir pada tahun 2013 mencapai sebesar 100,14 kondisi ini berada dibawah
capaian tahun 2012 yang mencapai 100,71.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Samosir Tahun 2012 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 adalah sebesar 6,07%, mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2011 yang berada pada angka 5,96%. Sedangkan perkiraan
pertumbuhan PDRB tahun 2013 Kabupaten Samosir adalah sebesar 6,52% dan perkiraan pertumbuhan
PDRB tahun 2014 adalah sebesar 6,83%. Dinamika perekonomian makro Kabupaten Samosir selama
tahun 2012 telah mengakibatkan adanya pergeseran peranan antar sektor. Hal ini dapat dilihat dari
perbandingan distribusi persentase PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011 dan 2012. Sektor-sektor
yang mengalami peranan yang meningkat adalah sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan,
sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan dan
sektor jasa. Sektor yang peranannya menurun adalah sektor pertanian dan sektor bangunan dan sektor
yang peranannya menetap adalah sektor pertambangan dan penggalian.
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor bangunan dan sektor listrik, gas dan air bersih yaitu
sama-sama sebesar 10,55%, disusul oleh sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar
10,27%, sektor pertambangan dan penggalian 8,59%, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar

7,24%, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 6,75%, sektor jasa-jasa 6,74, sektor pertanian
sebesar 5,66%, dan sektor industri pengolahan sebesar 4,04%.
PDRB perkapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk
sebagai hasil dari proses produksi. Berdasarkan PDRB Perkapita maka pemerintah daerah mendapatkan
gambaran tentang perkembangan kesejahteraan masyarakat di daerahnya sehingga langkah-langkah
konkrit yang mengarah kepada perkembangan perekonomian penduduk dapat dilakukan secara lebih
terarah. Dilihat dari PDRB per Kapita, pada 5 (lima) tahun terakhir, pertumbuhan PDRB per Kapita
Kabupaten Samosir berdasarkan harga konstan telah mengalami pertumbuhan dari Rp.7.864.480,- pada
tahun 2008 menjai Rp. 9.784.130,- pada tahun 2012 dengan persentase pertumbuhan rata-rata sebesar
5.35%. Sementara PDRB per kapita berdasarkan harga berlaku mengalami peningkatan dari
Rp.11.480.160,- pada tahun 2008 menjadi Rp.16.610.100,- di tahun 2012 dengan rata-rata persentase
pertumbuhan sebesar 9,30%.
Beberapa tantangan yang diperkirakan masih akan dihadapi dan yang perlu dibenahi pada tahun
2015 adalah:
a) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dengan mengembangkan pertumbuhan sektor-sektor
ekonomi dominan, yang bertumpu pada peran ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Pertumbuhan
ekonomi dengan percepatan yang lebih tinggi, terjaganya stabilitas ekonomi makro. Dengan
pembenahan yang sungguh-sungguh pada sektor riil, diharapkan akan dapat mendorong peningkatan
investasi dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas dengan fokus utama untuk menurunkan
tingkat pengangguran dan kemiskinan. Dalam hal ini diperlukan strategi kebijakan yang tepat dengan


Bab IX

Page 287

Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Daerah (RPI2-JMD)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Samosir 2014 - 2019

menempatkan prioritas pengembangan pada sektor-sektor yang mempunyai efek pengganda tinggi
dalam menciptakan kesempatan kerja.
b) Menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif merupakan tantangan yang cukup berat karena ini
menyangkut beberapa peraturan baik tingkat pusat maupun daerah. Perbaikan iklim investasi perlu
dilakukan pemerintah daerah dengan mensikapi atas perbaikan di bidang peraturan perundangundangan di daerah, perbaikan pelayanan dan penyederhanaan birokrasi.
c) Menyediakan infrastruktur yang cukup dan berkualitas. Hal ini merupakan prasyarat agar dapat
mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi dan berkelanjutan. Ketersediaan infrastruktur yang tidak
memadai akan menjadi kendala bagi masuknya investasi.
d) Meningkatkan daya saing ekspor daerah, untuk mencapai peningkatan pertumbuhan nilai ekspor.
Pertumbuhan ekspor akan mempengaruhi keberlangsungan usaha dan perekonomian daerah
sehingga dapat mempertahankan ketersediaan lapangan kerja bahkan mungkin dapat menambah
lapangan kerja.

e) Meningkatkan partisipasi swasta melalui kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan swasta (publicprivate partnership). Tantangan ini menjadi cukup penting karena terbatasnya sumber daya
pemerintah dalam pembiayaan pembangunan, terutama terkait dengan efisiensi pembiayaan investasi
dan penyediaan infrastruktur yang bervariasi dan berkualitas.
f) Membangun promosi bersama (joint marketing) dalam memasarkan potensi daerah dengan melalui
kerjasama pemerintah dengan pemerintah, dan pemerintah dengan swasta serta masyarakat.
g) Pada tahun 2015 mendatang, Kabupaten Samosir akan melaksanakan PILKADA yang ketiga kalinya
sejak pemekaran Kabupaten Samosir dari Kabupaten Tobasa.

9.1

Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya
Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam peraturan dan

perundangan terkait, antara lain:
1.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.
Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak,
wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan.

Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yaitu politik
luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama.

2.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004.
Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah: untuk mendukung
penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah didukung sumber-sumber pendanaan meliputi
Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan
Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang

Bab IX

Page 288

Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Daerah (RPI2-JMD)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Samosir 2014 - 2019

dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui

Peraturan Daerah.
3.

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005.
Tentang Dana Perimbangan: Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil,
dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan
Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan Bidang Cipta Karya
khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran
DAK dilakukan berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.

4.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007.
Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
pemerintahan daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi
kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala
kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan
secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan yang merupakan

urusan bersama diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana
dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.

5.

Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011.
Tentang Pinjaman Daerah: Sumber pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah
Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak
dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah
pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:
a. Total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan APBD tahun
sebelumnya;
b. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang
ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5%;
c. Persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;
d. Tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari pemerintah;
e. Pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan persetujuan DPRD.

6.


Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005.
Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan
perubahan Perpres 13/2010 dan Perpres 56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama
dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat
dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur air minum, infrastruktur air limbah
permukiman dan prasarana persampahan.

Bab IX

Page 289

Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Daerah (RPI2-JMD)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Samosir 2014 - 2019

7.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006.
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan
Permendagri 21/2011): Struktur APBD terdiri dari:
a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan

Pendapatan Lain yang Sah.
b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja TidakLangsung.
c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.

8.

Peraturan Menteri PU Nomor 15 Tahun 2010.
Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur

9.

Peraturan Menteri PU Nomor 14 Tahun 2011.
Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang merupakan
Kewenanangan Pemerintah dan dilaksanakan sendiri.

9.2

Profil APBD Kabupaten Samosir
Sistem pengelolaan keuangan atau sistem penganggaran pemerintah termasuk didalamnya


pemerintah daerah juga mengalami reformasi dan penguatan dengan terbitnya Undang-undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Struktur Pendapatan daerah berdasarkan peraturan perundangundangan yang baru tersebut terdiri dari: (1) Pendapaan Asli Daerah, (2) Dana Perimbangan, dan (3)
Lain-lain Penerimaan yang sah. Pendapatan Asli Daerah, terdiri dari: (1) Pajak Daerah, (2) Retribusi
Daerah, (3) Bagian Laba BUMD, dan (4) Lain-lain PAD yang sah. Dana Perimbangan terdiri dari: (1) Bagi
Hasil Pajak dan Bukan Pajak, (2) Dana Alokasi Umum (DAU), dan (3) Dana Alokasi Khusus (DAK).
Rasio perbandingan antara jumlah realisasi dan anggaran pendapatan daerah atau sering disebut
sebagai rasio pengumpulan (collection ratio) menunjukkan bahwa upaya penggalian pendapatan daerah
masih belum efisien dan efektif. Hal itu nampak pada rasio pengumpulan pendapatan daerah yang ratarata masih di bawah 100 persen, artinya realisasi belum dapat melampauai target yang direncanakan.
Pengelolaan dan pengembangan pendapatan daerah terutama yang bersumber dari Pendapatan Asli
Daerah masih menghadapi beberapa permasalahan antara lain:
a. Penentuan target atau anggaran pendapatan dari tahun ke tahun lebih didasarkan pada kaidah
incremental (dinaikkan persentase tertentu dari pencapaian tahun sebelumnya), dan kurang
didasarkan pada kondisi potensi masing-masing jenis pendapatan;
b. Ketersediaan dan pengelolaan data base potensi untuk masing-masing jenis pendapatan masih belum
optimal dilakukan oleh masing-masing instansi/dinas penghasil;
c. Penilaian tingkat keberhasilan dan kinerja instansi/dinas penghasil lebih pada ukuran rasio
pengumpulan (collection ratio), dan kurang dipadukan dengan rasio cakupan (coverage ratio),
sehingga tingkat keberhasilan yang didapatkan masing-masing instansi masih relative semu;
d. Upaya peningkatan dan pengembangan pendapatan lebih dianggap sebagai kegiatan rutin yang
dilakukan oleh masing-masing instansi/dinas penghasil, dan bukan merupakan program atau kegiatan
yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan dari waktu ke waktu;

Bab IX

Page 290

Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Daerah (RPI2-JMD)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Samosir 2014 - 2019

e. Upaya peningkatan dan pengembangan pendapatan masih sering terkendala dengan upaya
peningkatan dan pengembangan perekonomian, sehingga karena alasan agar tidak terjadi kontra
produktif terhadap dunia usaha, upaya peningkatan pendapatan lebih dikesampingkan.
Berikut ini tabel Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Samosir tahun 2011-2013.
Tabel 9.1 Perkembangan Pendapatan Daerah Di Kabupaten Samosir Tahun 2011-2014
Tahun 2011

Pendapatan Daerah

Rp.

Pendapatan Asli
Daerah
Pajak Daerah

Tahun 2012
%

Rp.

Tahun 2013
%

Rp.

Tahun 2014
%

Rp.

%

14.201.579.771

3,81

17.459.630.442

4,2

26.661.345.860

5,5

23,773,378,763.00

3.96

5.016.902.831

1,35

3.663.739.163

0,9

5.893.394.976

1,2

4,810,000,000.00

0.80

Retribusi Daerah

3.821.866.831

1,03

7.576.136.047

1,8

9.395.054.099

1,9

13,813,378,763.00

2.30

Hasil Pengelolaan

1.063.464.285

0,29

1.556.240.369

0,4

1.614.100.906

0,3

1,650,000,000.00

0.28

Lain-Lain PAD

4.299.345.824

1,15

4.663.514.863

1,1

9.758.795.879

2,0

3,500,000,000.00

0.58

334.265.150.028

89,66

380.799.446.952

97,1

441.138.043.294

90,8

502,385,990,399.00

83.74

15.653.056.028

4,20

21.542.247.952

5,2

22.829.863.294

4,7

14,065,575,399.00

2.34

Dana Alokasi Umum

282.988.294.000

75,90

331.412.601.000

79,8

384.760.680.000

79,2

441,619,455,000.00

73.61

Dana Alokasi Khusus

35.623.800.000

9,55

27.844.598.000

6,7

33.547.500.000

6,9

46,700,960,000.00

7.78

Lain-Lain Pendapatan

24.363.218.505

6,53

17.137.370.626

4,1

17.768.612.007

3,7

73,795,607,159.00

12,3

Pendapatan Hibah

0

0,00

0

-

0

-

0

-

Dana Darurat

0

0,00

0

-

0

-

0

-

DBH Pajak dari Pemda

0

0,00

5.901.201.102

1,4

15.193.512.218

3,1

7,016,309,367.00

1,17

Dana Penyesuaian

4.455.000.000

1,19

0

-

0

-

-

Bantuan Keuangan

19.531.593.957

5,24

10.907.620.000

2,6

2.273.810.000

0,5

0
57,062,051,000.00

Pendapatan Lainnya

9.531.593.957

0,10

328.549.524

0,1

301.289.789

0,1

9,717,246,792.00

9,51

Total Pendapatan
372.829.948.304
100
415.396.448.020
Sumber: Bappeda Kabupaten Samosir, diolah

100

485.568.001.161

100

599,954,976,321.00

100

Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil

Grafik 9.1 Perkembangan Pendapatan Daerah Di
Kabupaten Samosir Tahun 2011-2014

Pendapatan Daerah (%)

120
100

6,53

4,1

3,7

12,3

80
Lain-Lain Pendapatan
60
89,66

97,1

90,8

40

Dana Perimbangan
83,74

Pendapatan Asli Daerah

20
0

3,81
2011

4,2

5,5

2012

2013

3,96
2014

Gambar 9.1 Perkembangan Pendapatan Daerah Di Kabupaten Samosir Tahun 2011-2014

Bab IX

Page 291

1,62

Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Daerah (RPI2-JMD)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Samosir 2014 - 2019

9.2.1

Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah merupakan penerimaan uang melalui kas rekening kas umum daerah yang

menambah ekuitas dana lancar sebagai hak pemerintah daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak
perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan daerah Kabupaten Samosir terdiri dari Pendapatan Asli
Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan lain-lain PAD. Kondisi umum masing-masing sumber pendapatan
daerah Kabupaten Samosir adalah sebagai berikut:
a.

Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Samosir terdiri dari: Pajak Daerah, retribusi daerah, hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Kondisi
perkembangan keuangan di Kabupaten Samosir dilihat dari 3 (tiga) tahun terakhir saja dari tahun 20112013. Berdasarkan tabel 9.1 menunjukkan bahwa pendapatan daerah mengalami trend naik turun setiap
tahunnya. Untuk pendapatan pajak daerah dalam tiga terahkir ini mengalami trend naik turun, mengalami
penurunan pada tahun 2012 dan pada tahun 2013 mengalami kenaikan. Untuk retribusi daerah setiap
tahunnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Untuk mencapai pertumbuhan PAD tahun 20102015, pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) diarahkan untuk meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah sebagai sumber pembiayaan pembangunan dengan strategi sebagai berikut:
1)

Memenuhi asumsi ekonomi makro daerah, meliputi pertumbuhan PDRB dipertahankan berada pada
kisaran 5% per tahun serta tingkat pendapatan per kapita masyarakat 6% per tahun;

2)

Melakukan intensifikasi pemungutan pajak dan retribusi dengan cara memaksimalkan operasional
pemungutan dan mengurangi kebocoran saat pemungutan mengkaji ulang terhadap jumlah pajak
yang ada;

3)

Mengadakan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah dengan menciptakan sumber-sumber
penerimaan baru;

4)

Meningkatkan efisiensi pengelolaan PAD;

5)

Meningkatkan intensifikasi dan efektifitas pengelolaan PBB-P2.

b.

Dana Perimbangan
Dana Perimbangan Kabupaten Samosir terdiri dari: Bagi Hasil Pajak,Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber

Daya Alam;Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Perkembangan Dana
Perimbangan yang diterima Kabupaten Samosir selama 3 (tiga) tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa penerimaan dari bagi hasil pajak selama 3 (tiga) tahun terakhir
mengalami fluktuasi. Hal ini dikarenakan sumber ini merupakan penerimaan dari Pemerintah Pusat
sehingga sangat tergantung dengan proporsi capaian pajak-pajak pusat. Dana Alokasi Khusus (DAK)
adalah alokasi dari APBN kepada Provinsi/Kabupaten dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus
yang merupakan urusan Pemerintahan Daerah dan sesuai dengan Prioritas Nasional. DAK Kabupaten
Samosir pada tahun 2011 sebesar Rp.38.623.800.000 mengalami penurunan pada tahun 2012 menjadi
Rp.27.844.598.000,- dan mengalami kenaikan kembali pada tahun 2013 sebesar Rp.33.547.500.000,-.
Dana Alokasi Umum (DAU) adalah sejumlah dana yang dialokasikan kepada setiap Daerah Otonom

Bab IX

Page 292

Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Daerah (RPI2-JMD)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Samosir 2014 - 2019

(Provinsi/Kabupaten/Kota) di Indonesia setiap tahunnya sebagai dana pembangunan. DAU merupakan
salah satu komponen belanja pada APBN, dan menjadi salah satu komponen pendapatan pada APBD.
DAU Kabupaten Samosir selama 3 (tiga) tahun terakhir ini mengalami peningkatan pertahunnya.
c.

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Dana lain-lain pendapatan daerah yang sah terdiri dari: pendapatan hibah, Bagi Hasil Pajak dari

Provinsi;Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus; Pendapatan Lainnya. Perkembangan Dana Lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah Kabupaten Samosir selama lima tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Pendapatan ini
terdiri dari bagi hasil pajak dari Provinsi dan bagi hasil kelebihan muatan dari Provinsi. Penerimaan bagi
hasil pajak dari Provinsi selama 3 (tahun) tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Peningkatan pendapatan daerah ditempuh dengan kebijakan sebagai berikut:
1. Peningkatan Pendapatan Daerah dengan menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan
yang sesuai dengan kewenangan daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah;
2. Peningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola pendapatan daerah;
3. Peningkatan pendayagunaan kekayaan daerah sebagai sumber pendapatan daerah;
4. Peningkatan pelayanan pajak dan non pajak kepada masyarakat;
5. Peningkatan sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan pendapatan daerah;
6. Peningkatan koordinasi dalam pengelolaan pendapatan daerah Peningkatan PAD di tempuh dengan
melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap sumber-sumber pendapatan. Intensifikasi dikaitkan
dengan usaha untuk melakukan pungutan yang intensif, yaitu secara ketat, giat dan teliti, sedangkan
ekstensifikasi berhubungan dengan usaha untuk menggali sumber-sumber pendapatan baru. Upaya
yang dilakukan, antara lain: penelitian potensi PAD, pembebasan sanksi administrasi berupa denda
dan bunga, mendekatkan pelayanan kepada wajib pajak, penagihan pajak daerah dengan strategi
ketuk pintu (door to door).
9.2.2

Belanja Daerah
Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah dan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Permendagri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, belanja daerah terdiri dari belanja tidak
langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak terkait dengan
kegiatan, sedangkan Belanja Langsung merupakan belanja yang terkait langsung dengan
program/kegiatan. Belanja tidak langsung meliputi belanja pegawai, belanja bunga, belanja bantuan
sosial, belanja bagi hasil kepada kabupaten/kota dan pemerintah desa, belanja bantuan keuangan kepada
kabupaten/kota dan pemerintah desa dan belanja tak terduga. Belanja langsung terdiri dari belanja
pegawai, belanja barang dan jasa dan belanja modal. Selain itu belanja daerah juga dibagi dalam belanja
untuk urusan wajib dan belanja untuk urusan pilihan. Arah Kebijakan Belanja Daerah Kabupaten Samosir
adalah sebagai berikut:

Bab IX

Page 293

Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Daerah (RPI2-JMD)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Samosir 2014 - 2019

1. Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Kabupaten yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan.
2. Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam
bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang
layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.
3. Belanja daerah disusun berdasarkan dengan pendekatan skala prioritas yang berorientasi pada
pencapaian hasil dari input dan ouput yang direncanakan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan
akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas efektivitas dan efisiensi penggunaan
anggaran.
4. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam rangka melaksanakan urusan pemerintah daerah yang menjadi
tanggung jawabnya. Peningkatan alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap SKPD
harus terukur yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
5. Merasionalkan pengeluaran atau belanja secara adil dan dapat dinikmati hasilnya secara proporsional
oleh masyarakat luas dengan menyusun anggaran berbasis kinerja.
Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Samosir selama 3 (tiga) tahun terakhir dapat dilihat dalam
tabel berikut ini.
Tabel 9.2 Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Samosir Tahun 2011-2014
Belanja Daerah

Tahun 2011

Tahun 2012

Rp.

%

227.082.473.211

54,1

243.366.793.193

60,7

64.621.172.548

21,2

302,792,031,677.00

46.41

215.778.403.867

54,1

235.652.116.038

58,8

55.611.678.248

18,3

273,188,607,824.00

41.87

Belanja Bunga

0

-

0

-

0

-

0

-

Belanja Subsidi

0

-

0

-

0

-

0

-

Belanja Hibah

9.655.794.500

2,3

5.191.661.530

1,3

650.329.000

0,2

1,650,000,000.00

0.25

Belanja Bansos
Belanja bagi hasil
kepada
provinsi/
kabupaten/ kota dan
pemerintah desa
Bantuan
Pemda
Lain
Belanja
Tidak
Terduga
Belanja Langsung

1.457.974.644

0,3

1.774.666.000

0,4

4.956.350.000

1,6

5,110,000,000.00

0.78

0

-

0

-

0

-

971,200,000.00

0.15

0

-

0

-

3.343.815.300

1,1

19,872,223,853.00

3.05

190.300.200

0,0

748.349.625

0,2

59.000.000

0,0

2,000,000,000.00

0.31

192.630.489.586

45,9

157.463.757.017

39,3

239.560.126.409

78,8

349,632,944,644.00

53.59

0

-

0

0

-

25,550,464,330.00

3.92

72.934.529.337

17,4

72.040.092.664

18,0

77.120.396.142

25,4

121,418,980,195.00

18.61

119.695.960.249

28,5

85.423.664.353

21,3

162.439.730.267

53,4

202,663,500,119.00

31.06

Total Belanja
419.712.962.797
100
Sumber: Bappeda Kabupaten Samosir

400.830.550.210

100

304.181.298.957

100

652,424,976,321.00

100

Belanja
Tidak
Langsung
Belanja Pegawai

Belanja Pegawai
Belanja Barang dan
Jasa
Belanja Modal

Bab IX

Rp.

Tahun 2014

Tahun 2013
%

Rp.

%

Rp.

%

Page 294

Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Daerah (RPI2-JMD)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Samosir 2014 - 2019

Grafik 9.2 Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Samosir
Tahun 2011-2014
120
100
Belanja Daerah (%)

45,9

39,3

78,8

53,58975

80
Belanja Tidak Langsung

60
60,7

Belanja Langsung

54,1
40

46,41025

20
21,2
0
2011

2012

2013

2014

Gambar 9.2 Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Samosir Tahun 2011-2014
9.2.3

Pembiayaan
Pembiayaan daerah terdiri dari Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan.

Penerimanaan Pembiayaan terdiri dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya
(SILPA), Pencairan Dana Cadangan, Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, Penerimaan
Pinjaman Daerah, Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman, Penerimaan Piutang Daerah dan
Penerimaan Kembali Penyertaan Modal Daerah. Sedangkan Pengeluaran Pembiayaan terdiri dari
Pembentukan Dana Cadangan, Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah, Pembayaran Pokok
Utang dan Pemberian Pinjaman Daerah dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Anggaran Berjalan
(SlLPA). Pembiayaan daerah merupakan pembiayaan yang disediakan untuk menganggarkan setiap
penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada
tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun berikutnya.
Arah kebijakan anggaran pembiayaan tahun mendatang ditujukan bagi keberlangsungan roda
pemerintahan dengan harapan tidak membebani dan tidak menganggu likuiditas keuangan Pemerintah
Daerah Kabupaten Samosir. Hal itu penting karena di masa yang akan datang sumber-sumber
penerimaan relative semakin terbatas, sementara tuntutan kebutuhan kegiatan pelayanan,
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan semakin meningkat dari waktu ke waktu. Sementara
itu kegiatan-kegiatan yang terus meningkat sesuai tuntutan kebutuhan pelayanan dan penyelenggaran
pemerintahan serta pembangunan membawa konsekuensi harus tersedia jumlah dana yang cukup besar.
Untuk itu disamping perlunya memperkuat posisi dana cadangan, perlu upaya-upaya mengatasi
keterbatasan dana dengan antara lain perlu pemikiran adanya pengembangan potensi sumber keuangan
daerah dan kerjasama dengan pihak ketiga. Perkembangan Pembiayaan Daerah Kabupaten Samosir
selama 3 (tiga) tahun terakhir dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Bab IX

Page 295

Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Daerah (RPI2-JMD)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Samosir 2014 - 2019

Tabel 9.3 Perkembangan Pembiayaan Daerah Kabupaten Samosir Tahun 2011-2013
Tahun 2011
Rp

Pembiayaan Daerah
Penerimaan Pembiayaan
Penggunaan SILPA
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah
Penerimaan
Pinjaman dan Obligasi Daerah
Penerimaan Kembali
Piutang Daerah
Pengeluaran Pembiayaan
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal
Pembayara Pokok Pinjaman
Pemberian
Pinjaman Daerah

Tahun 2012
Rp

%

Tahun 2013
Rp

%

47.240.099.424
40.151.509.000
-

-

9.331.373.929
31.056.304.000
-

-

63.427.903.952
30.001.000.000
-

-

632.875.666
204.382.000
-

-

471.457.315
208.584.000
-

-

1.451.333.671

-

-

-

Sumber: Bappeda Kabupaten Samosir Tahun 2011-2013 (data tidak lengkap)

Permasalahan utama pada kondisi keuangan Pemerintah Kabupaten Samosir:
a. Kecilnya potensi PAD, yang menyebabkan ketergantungan Pemerintah Daerah kepada Dana
Perimbangan;
b. Secara teknis penentuan target PAD oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) belum didasarkan
pada potensi pendapatan yang ada;
c. Keterlambatan informasi dan penyaluran Dana Perimbangan dan Bagi Hasil sehingga belum dapat
ditepatinya pencairan Dana Perimbangan dan Bagi Hasil;
d. Beberapa target PAD utamanya pada lain-lain PAD tidak dapat terealisasi karena terkait dengan
permasalahan yang melingkupinya dan memerlukan langkah-langkah pemecahan masalah secara
komprehensif;
e. Beberapa perusahaan daerah masih memerlukan peningkatan manajemen pengelolaan sehingga
dapat memberikan kontribusi kepada PAD;
f. Perlu upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah dengan memperhatikan
keseimbangan dengan potensi yang ada;
g. Perlu adanya upaya penggalian sumber-sumber pendapatan daerah yang baru dengan tetap
memperhatikan kemampuan masyarakat dan potensi yang ada serta tidak memberatkan dunia usaha
dan masyarakat;
h. Dalam hal pelayanan perlu ditempuh melalui penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi pajak
dan retribusi daerah serta meningkatkan ketaatan wajib pajak dan pembayar retribusi daerah.
i. Pada tahap perencanaan masih dijumpai beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam
menyusun Rencana Kerja dan Anggaran SKPD belum sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD
dan perencanaan strategis daerah serta masih ditemukan adanya ketidaksesuaian antara target
kinerja yang akan dicapai dengan perincian kegiatan dan anggaran yang akan dilaksanakan. Demikian
juga dalam hal penetapan target kinerja keluaran (output) dan hasil (output) tidak jelas indikator
capaian kinerjanya.

Bab IX

%

Page 296

Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Daerah (RPI2-JMD)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Samosir 2014 - 2019

j. Pada tahap pelaksanaan, umumnya terkendala pada ketersediaan waktu pelaksanaan khususnya
pada pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditetapkan pada APBD Perubahan.
9.3

Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
Belanja Modal Bidang PU/Cipta Karya adalah belanja yang digunakan untuk mendukung

kegiatan pembangunan Bidang PU/Cipta Karya. Kegiatan pembangunan Bidang PU/Cipta Karya di
Kabupaten Samosir mulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan.
9.3.1

Perkembangan Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya Bersumber dari APBN dalam 4
Tahun Terakhir
Pemerintah Kabupaten Samosir memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di

daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan Bidang Cipta
Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Bidang Cipta Karya terhadap total belanja daerah
dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Bidang Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru,
operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada. Perkembangan pembanunan Bidang Cipta
Karya setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Berikut perkembangan
pembangunan Bidang Cipta Karya di Kabupaten Samosir.
Tabel 9.4 Tabel APBN Bidang Cipta Karya di Kabupaten Samosir Tahun 2011 - 2014
Sektor
(1)
Sanitasi
- Air Limbah Domestik
- Sampah rumah tangga
- Drainase perkotaan
Dana Alokasi Khusus
- DAK Sanitasi
- DAK Lingkungan Hidup
- DAK Perumahan dan Permukiman
Total

Alokasi
Tahun 2011
(2)

Alokasi
Tahun 2012
(3)

Alokasi
Tahun 2013
(4)

Alokasi
Tahun 2014

0
40.000.000
30.000.000

0
110.000.000
30.000.000

0
110.000.000
30.000.000

40.000.000

1,115,950,000
853,380,000
0

866,473,000
976,404,000
0

817,135,000
1,002,573,000
0

1.066.070.000
1,431,947,000
0

2,039,330,000

1,982,877,000

1,959,708,000

2,568,017,000

30.000.000

Sumber: Bappeda Kabupaten Samosir

9.4

Proyeksi dan Rencana Investasi Bidang Cipta Karya
Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan pembangunan Bidang Cipta

Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu RPI2-JM) maka dibutuhkan analisis proyeksi
perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan daerah, dan rencana kerjasama pemerintah dan
swasta.
9.4.1

Proyek APBD 5 Tahun Ke Depan
Proyeksi APBD dalam 5 (lima) tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi

terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis.
Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap Bidang Cipta Karya

Bab IX

Page 297

Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Daerah (RPI2-JMD)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Samosir 2014 - 2019

dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun
sebelumnya.

Bab IX

Page 298

Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Daerah (RPI2-JMD)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Samosir 2014 - 2019

Tabel 9.5 Proyeksi Pendapatan APBD dalam 5 Tahun ke Depan

1.
2.

3.

(1)
Pendapatan Asli
Dana Perimbangan
- DAU
- DBH
- DAK
Lain Lain Pendapatan
yang Sah
Total APBD

%
Pertumbuhan

Realisasi

Komponen APBN

Proyeksi

2011
(2)
14.201.578.951,58

2012
(3)
17.459.630.442,98

2013
(4)
26.661.345.261,12

(6)
0.64

2015
(7)
32.984.716.639,30

2016
(8)
54,152,177,248.47

2017
(9)
88,903,546,840.11

2018
(10)
145,956,100,795.09

2019
(11)
239,621,298,772.48

282.988.294.000,00
693.891.405,00
35.623.800.000,00

331.412.601.000,00
3.417.694.732,00
27.844.598.000,00

384.760.680.000,00
6.347.259.605,00
33.547.500.000,00

0.16
0.20
0.10

463,700,427,750.00
19,000,000,000.00
65,381,344,000.00

537,871,858,628.11
22,800,000,000.00
71,633,522,056.86

623,907,417,355.32
27,360,000,000.00
78,483,572,963.43

723,704,836,359.77
32,832,000,000.00
85,988,669,106.86

839,465,400,797.19
39,398,400,000.00
94,211,450,059.92

0.15

60.795.505.585,00

44.613.176.626,00

57.381.027.507.00

1,764,635,586,148.00

396,903,102,800.98

475,150,312,373.12

85,644,955,383.70

98,757,363,365.08

113,877,306,318.01

131,312,141,721.60

151,416,284,078.24

666,711,443,773.00

819,405,967,045.82

1,076,118,122,180.56

1,599,720,021,137.63

2,862,747,602,267.89

Sumber: Bappeda Kabupaten Samosir, diolah
Catatan, Realisasi tahun 2014 belum ada data. Proyeksi ini mengacu pada APBD tahun 2014.

Tabel 9.6 Proyeksi Besaran Pendanaan Sanitasi Ke Depan
No

Uraian

1

Perkiraan Belanja
Langsung

2

3

Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp.)
2016
2017
2018

2015

Total Pendanaan

367,114,591,876

385,470,321,470

404,743,837,544

424,981,029,421

446,230,080,892

2,028,539,861,202

Perkiraan APBD
Murni untuk Sanitasi

7,704,050,900

8,474,455,991

9,321,901,590

10,254,091,749

11,279,500,923

47,034,001,153

Perkiraan Komitmen
Pendanaan Sanitasi

1,155,607,635

1,271,168,399

1,398,285,238

1,538,113,762

1,691,925,139

7,055,100,173

Sumber: Bappeda Kabupaten Samosir/Dokumen SSK

Bab IX

2019

Page 299

Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Daerah (RPI2-JMD)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Samosir 2014 - 2019

9.4.2

Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah
Kabupaten Samosir saat ini masih memiliki perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang

pelayanan Bidang Cipta Karya seperti SPAM Daerah Cabang dariProvinsi Sumatera Utara. Dalam
konteks rencana pembiayaan ini membutuhkan dana yang cukup besar untuk peningkatan sistem SPAM
di daerah.
9.4.3

Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya
Kabupaten Samosir saat ini masih menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah

Daerah masih menyusun daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan dengan skema kerjasama
pemerintah dan swasta di Bidang Cipta Karya untuk ditawarkan ke pihak swasta.
9.5

Analisis Keterpaduann Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya
Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan

dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang meliputi sumber pemerintah
pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia usaha dan masyarakat. Kemudian, perlu
dirumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya dengan mendorong
pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.
9.5.1

Analisis Kemampuan Keuangan Kabupaten Samosir
Pendapatan Asli Daerah merupakan komponen pendapatan yang penggaliannya sangat

tergantung pada kinerja Pemerintah Kabupaten Samosir dan keberhasilan pemerintah dalam menggali
potensi pendapatan asli daerah akan mendongkrak tingginya pendapatan daerah. Dengan potensi yang
dimiliki, Pendapatan Asli Daerah pada Tahun 2009-2013 akan mengalami peningkatan, utamanya dari
obyek pajak dan retribusi daerah. Pertumbuhan rata-rata PAD selama kurun waktu 2009-2013 adalah
sebesar 0,64% per tahun. Sedangkan kontribusi pajak terhadap PAD diproyeksikan sebesar 20% per
tahun.
9.5.2

Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya
Millenium Development Goals (MDGs) merupakan komitmen bersama internasional yang bersifat

umum dan global dalam rangka mempercepat pencapaian kesejahteraan masyarakat yang salah satunya
adalah menambah pelayanan kemudahan akses air minum dan sanitasi untuk 50% penduduk yang belum
mendapatkannya serta berbagi bidang ke Cipta Karya-an lainnya seperti pengembangan pemukiman,
pengelolaan sampah, drainase hingga manajemen sumber daya manusia. Untuk mencapai sasaran
ayang termuat dalam MDGs, selaim adanya ketersediaan dan kelayakan program serta kegiatan dengan
ketersediaan pendanaan yang tidak sedikit jumlahnya, akan diperlukan berbagai alternatif sumber
pembiayaan yang potensial yang dapat digunakan dalam rangka mencapai sasaran yang ditetapkan
dalam Renstra Cipta Karya 2015-2019 sebagai garis besar program Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk
mendukung pencapaian sasaran yang termuat dalam MDGs.

Bab IX

Page 300

Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Daerah (RPI2-JMD)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Samosir 2014 - 2019

Regulasi yang ada, baik yang berbentuk UU, PP, Perpres maupun Permen memberi kesempatan
bagi masyarakat dan swasta untuk terlibat aktif dalam pengembangan pembangunan dan pengelolaan
bidang air minum dan sanitasi.
Menurut Husnan (1996) proyek investasi merupakan suatu rencana untuk menginvestasikan
sumber-sumber daya baik proyek raksasa ataupun proyek kecil untuk memperoleh manfaat pada masya
akan datang. Pada umumnya manfaat ini dalam bentuk nilai uang. Sedang modal, bisa saja berbentuk
bukan uang, misalnya tanah, mesin, bangunan dan lain-lain. Oleh sebab itu, berdasarkan teori ekonomi,
investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan
untuk produksi yang akan datang.
Skema investasi pada dasarnya disusun untuk melihat berbagai kemungkinan sumber
pendanaan, model kelembagaan dan sistem operasional yang bisa digunakan dalam kegiatan
pengembangan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Skema pendanaan disusun dengan asumsi bahwa
infrastruktur di bidang Cipta Karya merupakan obyek bisnis yang mempunyai daya jual dan
menguntungkan secara finansial.
A.

Air Minum dan Sanitasi
Investasi bidang air minum dan sanitasi yang saat ini sudah terlaksana adalah menggunakan

sumber pendanaan dari pemerintahan, pihak swasta dan masyarakat ataupun kesinergisan di antara ke 3
pelaku sumber pendanaan tersebut yaitu pendanaan dari Pemerintah dan Swasta, Pemerintah dan
masyarakat atau swasta dan masyarakat. Sumber pendanaan dari Pemerintah biasanya digunakan
mendanai investasi untuk proyek yang bersifat non cost recovery sedangkan pendanaan dari sumber
swasta untuk proyek yang bersifat cost recovery. Kerjasama swasta pada pelaksanaan pembangunan air
minum dan sanitasi dapat terselenggara di seluruh tahapan pengelolaan ataupun hanya sebagian saja.
Investasi bidang air minum dan sanitasi merupakan sebuah pola yang menggambarkan
berlangsungnya pelaksanaan investai yang dimulai dari tahap pra konstruksi, konstruksi dan paska
konstruksi. Terdapat 3 (tiga) pemangku kepentingan dalam skema pendanaan ini yaitu Pemerintah,
swasta dan masyarakat, dimana masing-masing mempunyai peran yang berbeda di setiap tahapan
pelaksanaan investasi.
Tabel 9.7 Skema Pendanaan Air Minum dan Sanitasi
No.
1

Bab IX

Pemangku
Kepentingan
Pemerintah

Pra Konstruksi

Konstruksi

Pasca Konstruksi

 Menawarkan kepada pihak
swasta
proyek
pengembangan,
pembangunan
dan
pengelolaan infrastruktur air
minum dan sanitasi yang
mempunyai nilai bisnis.
 Menyiapkanlahan
untuk
pelaksanaan proyek, yang
selanjutnya
dapat diakui
sebagai (1) capital sharing
pemerintah atau (2) subsidi
kepada masyarakat
 Menyiapkan dana proyek

 Menyiapak sarana
dan
prasarana
pendukung
pengembangan,
pembangunan dan
pengelolaan
investasi bidang air
minum dan sanitasi.
 Monitoring
dan
pengawasan.

 Monitoring dan evaluasi
penyelenggaraan
kerjasama investasi.
 Merencanakan tarif yang
akan diberlakukan.

Page 301

Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Daerah (RPI2-JMD)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Samosir 2014 - 2019

Pemangku
Kepentingan

No.

2

Pihak Swasta

3

Masyarakat

Pra Konstruksi
pengembangan,
pembangunan
dan
pengelolaan infrastruktur air
minum dan sanitasi yang
bsia diakui sebagai (1)
capital sharing pemerintah
atau (2) subsidi kepada
masyarakat.
 Menyiapkan FS, DED,
AMDAL
IMB
Proyek
pengembangan,
pembangunan
dna
pengelolaan infrastruktur air
minum dan sanitasi.
 Menyiapkan dana sebagai
capital sharing untuk proyek
pengembangan,
pembangunan
dan
pengelolaan infrastruktur air
minum dan sanitasi.
 Menyiapkan dana untuk
pengembangan
dan
pembangunan infrastruktur
air minum dan sanitasi skala
komunal, misalnya untuk
pembangunan instalasi air
limbah, gerobak sampah,
perlengkapan pengolahan
sampah dan sebagainya.
 Menyediakan lahan yang
dibutuhkan
untuk
pelaksanaan
proyek
pengembangan,
pembangunan, pengelolaan
infratruktur air minum dan
sanitasi khususnya untuk
lokasi instalasi air limbah
komunal dan pembangunan
dan
pengelolaan
infrastruktur air minum dan
sanitasi khususnya untuk
lokasi instalasi air limbah
komunal.

Konstruksi

Pasca Konstruksi

Melaksanakan
pembangunan proyek.

 Melakukan operasi dan
perawatan infrastruktur
Air minum dan sanitasi
yang terbangun.
 Merencanakan tarif yang
akan diberlakukan.

Mengembangkan dan
membangun sarana
dan
prasarana
pelayanan air minum
dan sanitasi seperti
instalasi air limbah,
gerobak
sampah,
perlengkapan
pengolahan sampah
dan sebagainya.

 Melakukan operasi dan
perawatan
terhadap
infrastruktur Air minum
dan
sanitasi
yang
terbangun.

Alternatif pendanaan bidang air minum meliputi:
 SPAM MBR Perkotaan;
 SPAM Perdesaan;
 SPAM Kawasan Khusus;
 SPAM IKK.
Untuk skema pendanaan dibagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu pendanaan untuk investasi dan pendanaan
untuk manajemen.
B.

Penataan Bangunan Lingkungan dan Pembangunan Pemukiman
Kemampuan Pemerintah untuk berbagai kegiatan PBL dan Bangkim baik pada saat pra konstruksi,

kontruksi dan paska konstruksi melalui APBN tidak mencukupi. Diperlukan berbagai alternatif

Bab IX

Page 302

Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Daerah (RPI2-JMD)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Samosir 2014 - 2019

pembiayaan potensial, khususnya dari masyarakat dan dunia usaha (swasta). Pengembangan,
pembangunan dan pengelolaan infrastruktur PBL dan Bangkim saat ini sudah banyak yang
mensinergikan peran pemerintah, masyarakat dan swasta. Keterlibatan masyarakat dan swasta tersebut
karena beberapa infrastruktur PBL dan Bangkim memang mempunyai daya jual yang relatif tinggi,
sehingga masyarakat dan swasta mempunyai keyakinan bahwa investasi yang ditanamkannya akan
memberikan return yang layak atas modal yang dipakai dalam bisnis pengembangan, pembangunan
dan pengelolaan infrastruktur PBL dan Bangkim. Sinergi antara pemerintah, masyarakat dan swasta
dalam pengembangan pembangunan dan pengelolaan infrastruktur PBL dan Bangkim dimulai dari tahap
pra konstruksi, konstruksi sampai dengan pasca konstruksi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
kegiatan pengembangan, pembangunan dan pengelolaan infrastruktur PBL dan Bangkim mempunyai
potensi bisnis yang menguntungkan.
Tabel 9.8 Skema Pendanaan Kegiatan PBL dan Bangkim
No
1

Kegiatan
Pemerintah

Pra Konstruksi
Menyediakan lahan yang dibutuhkan
untuk
pelaksanaan
kegiatan
pengembangan, pembangunan dan
pengelolaaan infrastruktur PBL dan
Bangkim sebagai (1) Capital sharing
dengan sektor swasta atau (2)
subsidi
pemerintah
kepada
masyarakat.

Mendukung Law Enforcement sesuai
dengan
peraturan
perundangundangan bagi sektor swasta yang
terlibat
dalam
kegiatan
pengembangan, pembangunan dan
pengelolaan infrastruktur PBL dan
Bangkim untuk menjamin kepastian
hukum dan kelancaran usaha yang
dijalankan sektor.
Menyiapkan Master Plan, Feasibility
Study, Detail Engineering Desain
(DED), Kajian Analisis Dampak
Lingkungan (Amdal), Ijin kegiatan
pengembangan , pembangunan dan
pengelolaan infrastruktur PBL dan
Bangkim.

Konstruksi
Menyiapkan sumber daya
keuangan dan/atau sumber
daya non keuangan untuk
kegiatan
pengembangan,
pembangunan
dan
pengelolaaan infrastruktur PBL
dan Bangkim sebagai (1)
Capital sharing dengan sektor
swasta atau (2) subsidi
pemerintah
kepada
masyarakat.
Menyiapkan dan menanggung
semua kebutuhan sumber daya
keuangan dan/atau sumber
daya non keuangan yang
diperlukan dalam kegiatan
pengembangan, pembangunan
dan pengelolaaan infrastruktur
PBL dan Bangkim.

Paska Konstruksi
Melakukan
perawatan
secara kontinyu terhadap
infrastruktur
pendukung
PBL,
misalnya:
transportasi, komunikasi,
listrik, parkir, dsb.

Menyiapkan sumber daya
keuangan dan/atau sumber
daya non keuangan untuk
menyediakan
infrastruktur
pendukung
kegiatan
pengembangan, pembangunan
dan pengelolaan infrastruktur
PBL dan Bangkim mis:
transportasi, komunikasi, listrik,
parkir dan sebagainya.

Kepemilikan
asset
kerjasama pengembangan,
pembangunan
dan
pengelolaan PBL dan
Bangkim tergantung pada
pola kerjasama yang
digunakan dan modal yang
disetorkan (capital sharing)
setiap pihak yang terlibat.

Melakukan pengembangan
infrastruktur
pendukung
seperti
transportasi,
komunikasi, listrik, parkir
dan sebagainya, sejalan
dengan
perkembangan
infrastruktur PBL dan
Bangkim bersangkutan.

Menyiapkan
kajian
konservasi
kegiatan
pengembangan,
pembangunan dan pengelolaan
infrastruktur PBL dan Bangkim
khususnya untuk gedung dan
bangunan tua dan bersejarah
(heritage).
Menawarkan kepada sektor swasta
kegiatan
pengembangan,
pembangunan dan pengelolaan
infrastruktur PBL dan Bangkim yang

Bab IX

Page 303

Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Daerah (RPI2-JMD)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Samosir 2014 - 2019

No

2

Kegiatan

Sektor Swasta

Pra Konstruksi
mempunyai nilai bisnis yang
menguntungkan.
Menyiapkan ijin mendirikan bangunan
(IMB) untuk kegiatan pengembangan,
pembangunan dan pengelolaan
infrastruktur PBL dan Bangkim.
Menyiapkan FS sebagai pembanding
FS yang dibuat oleh pemerintah.

Menyiapkan DED, kegiatan Analisis
Dampak Lingkungan dan IMB
Lingkungan kegiatan pengembangan,
pembangunan dan pengelolaan
infrastruktur PBL dan Bangkim.

Konstruksi

Paska Konstruks