Deskripsi kemandirian belajar pada siswa/siswi kelas VIII di SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 dan implikasinya terhadap layanan bimbingan klasikal - USD Repository

  

DESKRIPSI KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA-SISWI

SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA KELAS VIII TAHUN AJARAN

2013/2014 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN

KLASIKAL

  

Skripsi

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Bimbingan dan Konseling

  

Oleh:

  Agus Wiji Yanto NIM: 081114010

  

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DESKRIPSI KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA-SISWI

SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA KELAS VIII TAHUN AJARAN

2013/2014 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN

KLASIKAL

  

Skripsi

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Bimbingan dan Konseling

  

Oleh:

  Agus Wiji Yanto NIM: 081114010

  

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Masa depan adalah harapan, harapan untuk menuju sukses. Untuk menjadi orang yang sukses dalam berkarir itu tidaklah mudah. Semua itu membutuhkan niat, usaha, kemauan dan dukungan dari orang lain.

  Berpikirlah positif untuk mewujudkan kesuksesanmu Kesalahan yang sudah terjadi di masa lampau, tidaklah perlu untuk ditangisi dan disesali.

  Yang terpenting saat ini adalah berusahalah untuk meraih cita-cita….

  SEMANGAT!!!!!!!!!!!!!

  

Karya ini saya persembahkan kepada orang-orang yang saya sayangi:

  Orangtua saya, Bapak Yasak Budiyanto & Ibu Ngatirah yang selalu mendukung dalam doa dan materi Ayu Anggiani yang menjadi sumber motivasi dan selalu mendampingi saya dalam suka dan duka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

DESKRIPSI KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA-SISWI

SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA KELAS VIII TAHUN AJARAN

  

2013/2014 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN

KLASIKAL

Oleh: Agus Wiji Yanto

(081114010)

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi kemandirian belajar siswa-siswi kelas VIII di SMP Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 dan implikasinya terhadap layanan bimbingan klasikal. Jenis penelitian ini, merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei.

  Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Jumlah subyek penelitian ini adalah 133 siswa dan siswi. Instrumen Penulisan ini berbentuk kuesioner yang disusun sendiri oleh penulis dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Kuesioner yang disusun terdiri dari 41 item berdasarkan aspek-aspek kemandirian belajar oleh Mutadin yaitu tanggung jawab, percaya diri, disiplin, dan inisiatif.

  Hasil kemandirian belajar di SMP Joannes Bosco Yogyakarta menunjukkan bahwa siswa-siswi kelas VIII, terdapat: 1) 75 siswa (56,39%) yang kemandirian belajarnya sangat tinggi, 39 siswa (29,32%) yang kemandirian belajarnya tinggi, 15 siswa (11,27%) yang kemandirian belajarnya cukup, dan 4 siswa (3%) yang kemandirian belajarnya rendah. Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa-siswi kelas VIII di SMP Joannes Bosco Yogyakarta memiliki sikap kemandirian belajar yang tinggi. 2) Berdasarkan analisis butir-butir kuesioner kemandirian belajar, nampak bahwa item-item yang mengungakap kemandirian belajar yang sangat tinggi ada 27 item, tinggi 7 item, dan cukup ada 6 item. Berdasarkan hasil kemandirian belajar yang “cukup rendah”, maka diusulkan topik- topik bimbingan belajar yang dapat meningkatkan kemandirian belajar pada siswa- siswi kelas VIII di SMP Joannes Bosco Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

DESCRIPTION OF STUDENTS IN LEARNING

OF THE EIGHTH GRADE STUDENTS AT SMP JOANNES BOSCO

YOGYAKARTA IN 2013/2014 ACADEMIC YEARS AND THE

  

IMPLICATIONS FOR CLASSICAL

GUIDANCE SERVICES

By: Agus Wiji Yanto

(081114010)

  This study aims to determine the description of students learning independence of the eighth grade students at SMP Joannes Bosco Yogyakarta in 2013/2014 academic years and its implications for classical guidance services. This type of research is a quantitative descriptive study using survey method.

  The subjects of this study were the eighth grade students at SMP Joannes

  

Bosco Yogyakarta in 2013/2014 in academic years. The number of the subjects in this

  study is 133 both male and female students. This instrumenth in the form of questionnaire, compiled by the writer in consultation with the supervisor. The questionnaire consists of 41 items arranged on the aspects of learning independence by Mutadin that is responsibility, self-confidence, discipline, and initiative.

  The results of students independent learning in SMP Joannes Bosco Yogyakarta showed that the eighth grade students, there are: 1) 75 students (56.39%) have very high learning independence, 39 students (29.32%) have high learning independence, 15 students (11.27%) have moderate sufficient learning independence, and 4 students (3%) have low learning independence. In general, the results of this study indicate that the eighth grade students at SMP Joannes Bosco Yogyakarta have a high learning attitude. 2) Based on the analysis of items self-sufficiency questionnaire study, it appears that the items reveal a very high learning low independence there were 27 items, 7 items are high, and there are 6 enough items.

  Based on the results of independent learning then the writer proposed tutoring topics to increase the independence of learning of the eighth grade students at SMP Joannes

  Bosco Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat yang terlimpah, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan lancar. Disadari bahwa banyak pihak yang telah terlibat dalam membantu dan mendampingi penulis dalam mengolah dan menyusun skripsi ini. Oleh karena itu secara khusus diucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Rohandi, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ijin Penulisan.

  2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk penulisan skripsi ini.

  3. Ibu Dra. M. J. Retno Priyani, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang senantiasa berkenan membimbing saya dari awal hingga akhir ini dengan sabar.

  4. Ibu Voni. S.Pd sebagai guru Bimbingan dan Konseling di SMP Joannes Bosco Yogyakarta yang telah bersedia membantu dan mendampingi dalam pengumpulan data Penulisan ini.

  5. Siswa-siswi kelas VIII di SMP Joannes Bosco Tahun Ajaran 2013/2014 atas bantuan dan kerja samanya sebagai responden yang bersedia mengisi instrumen Penulisan ini, sehingga pengumpulan data dapat berjalan dengan lancar.

  6. Orangtua saya Bapak Yasak Budiyanto dan Ibu Ngatirah yang telah memberikan dukungan materi maupun doa, sehingga semua yang telah diberikan dapat membantu dalam penyusunan skripsi ini.

  7. Saudara-saudara saya; Dwi Retno Asih (adik), dan Yuli Anita Sari (adik) yang selalu menanyakan kapan saya selesai kuliah dan wisuda.

  8. Ayu Anggiani yang telah memotivasi saya agar segera menyelesaikan skripsi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL……………………………………..……………………………i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………ii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………..………iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................Error! Bookmark not defined.

  LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASIError! Bookmark not defined. ABSTRAK ................................................................................................................... vi

  ABSTRACT ................................................................................................................. viii

  KATA PENGANTAR ................................................................................................. ix DAFTAR ISI................................................................................................................ xi DAFTAR TABEL...................................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. xvi

  BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 5 E. Batasan Istilah .................................................................................................... 6

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................................................7 A. Remaja................................................................................................................ 7 B. Kemandirian Belajar ........................................................................................ 14 C. Bimbingan Klasikal.......................................................................................... 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................................................34 A. Jenis Penelitian................................................................................................. 34 B. Subjek Penelitian.............................................................................................. 35 C. Instrumen Penelitian......................................................................................... 35 D. Pertanggung Jawaban Mutu Kuesioner............................................................ 38 E. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................................ 42 F. Teknik Analisis Data........................................................................................ 43 BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN.............................................................48 A. Hasil Penelitian ................................................................................................ 48 B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................... 53 C. Usulan Topik-topik Bimbingan Kelompok...................................................... 59

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  BAB V PENUTUP…………………………………………………………………...………61 A. Kesimpulan….………………………………………………………………..61 B. Saran….………………………….………………………………...………...62 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..…65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi Kuesioner Kemandirian Belajar...............................................

  37 Tabel 2 Rincian Item Valid dan Gugur………………………………………….

  40 Tabel 3 Kriteria Reabilitas Guilford…………………………………………….

  42 Tabel 4 Norma Kriteria………………………………………………………….

  44 Tabel 5 Kategori yang Mengungkap Kemandirian Belajar……………………..

  46 Tabel 6 Kategori Skor Item Kemandirian Belajar………………………………

  47 Tabel 7 Kategorisasi Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta………………………………………………………..........

  48 Tabel 8 Kategori Item yang Mengungkap Kemandirian Belajar………………..

  50 Tabel 9 Rumusan Item Kemandirian Belajar yang Tergolong Rendah…………. 52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1

  Hasil Analisis Kemandirian Belajar…………………………………. 50

  

Diagram 2 Hasil Analisis Item Kemandirian belajar……………………………. 51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Lampiran 1 Angket Kemandirian Belajar………………………………………

  68 Lampiran 2 Hasil Analisis Penelitian Melalui SPSS 16………………………..

  72 Lampiran 3 Usulan Topik Bimbingan Yang Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa…………………………………………………………………………….. 77 Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian…………………………………………….…. 103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN Bab ini secara berurutan menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta batasan istilah. A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa yang

  mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial. Masa remaja pada umumnya dimulai dari usia 10 sampai 13 tahun dan berakhir kira-kira usia 18 sampai 22 tahun. Pada masa ini remaja mengalami banyak permasalahan karena perkembangan zaman, misalnya kemajuan teknologi yang semakin berkembang internet, jejaring sosial, pergaulan bebas dan pengaruh dunia maya (Santrock, 2003).

  Orang tua yaitu ayah dan ibu merupakan orang yang bertanggung jawab atas seluruh keluarga. Orang tua juga menentukan ke mana keluarga akan dibawa dan apa yang harus diberikan sebelum anak-anak dapat bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Anak masih tergantung dan sangat memerlukan bekal dari orangtuanya, sehingga orang tua harus mampu memberi bekal yang baik kepada anaknya tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Jika kemandirian belajar anak diajarkan setelah anak besar, maka anak tersebut akan mengalami kesulitan untuk belajar menjadi pribadi yang mandiri dalam belajar. Kunci kemandirian belajar anak sebenarnya ada di tangan orang tua. Kemandirian belajar yang dihasilkan dari kehadiran dan bimbingan orang tua akan menghasilkan kemandirian belajar yang sempurna (belajar atas kemauanya sendiri tanpa diperintah oleh orang lain).

  Oleh karena itu kemandirian belajar itu harus diajarkan ketika anak mulai masuk sekolah di Play Group, karena untuk dapat menjadi mandiri dalam belajar anak membutuhkan kesempatan, dukungan, serta dorongan dari keluarga, khususnya orang tua serta lingkungan sekitarnya.

  Kemandirian belajar pada anak berawal dari keluarga serta dipengaruhi oleh sikap dan perilaku orang tua di dalam keluarga. Orang tualah yang harus berperan aktif dalam mengasuh, membimbing, membantu, dan mengarahkan anak untuk menjadi mandiri. Walaupun dunia pendidikan (sekolah) berperan aktif dalam mengembangkan kemandirian belajar siswa/anak, tetap saja orang tua merupakan pilar utama dan pertama dalam membentuk anak agar menjadi mandiri. Orang tua mana yang tidak mau melihat anaknya tumbuh menjadi anak mandiri? Tampaknya memang itulah salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh orang tua dalam mendidik anak- anaknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Seseorang dapat dikatakan mandiri dalam belajar apabila ia mau belajar atas keinginanya sendiri tanpa disuruh oleh orang lain. Berdasarkan pengalaman pada waktu masih SMA, Ujian Nasional di tahun 2008 adalah ujian yang berat, karena ada 6 mata pelajaran yang diujikan dan nilai rata- rata lulus harus 5,26. Ini adalah ujian yang berat pada waktu itu, sehingga kita semua menyusun rencana untuk menghadapi Ujian Nasional itu dengan cara bekerja sama saat ujian. Tetapi, apa yang sudah direncanakan itu tidak dapat berjalan dengan baik dan lancar, karena pada waktu itu ada beberapa teman yang berkhianat. Mereka tidak mau memberikan contekan. Sehingga teman-teman yang mengandalkan mereka menjadi panik, karena mereka tidak bisa mengerjakan dan terlalu mengandalkan teman yang pintar tersebut. Akibatnya banyak teman yang tidak lulus ujian.

  Dari sinilah peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Deskripsi Kemandirian Belajar Pada Siswa kelas 2 Di SMP Joannes Bosco Yogyakarta Pada Tahun Ajaran 2013/2014 dan Implikasinya Terhadap Layanan BK”. Alasan konkritnya yaitu, peneliti tidak ingin para siswa di SMP Joannes Bosco Yogyakarta tidak lulus ujian hanya karena kurang persiapan dan terlalu mengandalkan temannya, mereka harus percaya diri kepada dirinya sendiri bahwa mereka dapat mengerjakan ujian dan lulus dengan cara berlatih belajar mandiri sejak sekarang juga. Peneliti ingin meneliti di SMP Joannes Bosco Yogyakarta karena pada saat peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ber PPL di SMP Joannes Bosco Yogyakarta, peneliti melihat ada beberapa siswa yang bekerja sama dan saling mencontek saat mengerjakan tugas, dari sinilah peneliti menduga bahwa kemandirian belajar di SMP Joannes Bosco Yogyakarta positif kurang baik dan harus diadakan penelitian. Dari latar belakang yang diuraikan di atas, diperlukan penelitian untuk mengungkap kebenaran mengenai deskripsi kemandirian belajar para siswa.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan dari latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

  1. Seberapa tinggikah kemandirian belajar siswa kelas VIII di SMP Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014?

  2. Topik-topik bimbingan apakah yang tepat untuk meningkatkan kemandirian belajar pada siswa kelas VIII di SMP Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014?

  C. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

  1. Memperoleh deskripsi tentang kemandirian belajar siswa kelas VIII di SMP Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Menyusun usulan topik bimbingan yang dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas VIII di SMP Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014.

D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi beberapa manfaat sebagai berikut:

  1. Secara Teoritis Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan bimbingan dan konseling yang khususnya dapat dimanfaatkan sebagai kajian bersama mengenai deskripsi kemandirian belajar, sehingga dapat dijadikan sumber informasi yang bermanfaat bagi dunia pendidikan.

  2. Secara Praktis

  a. Guru Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru pembimbing di sekolah untuk lebih memperhatikan kemandirian yang dimiliki oleh siswa dalam belajar. Sehingga dengan adanya penelitian ini guru pembimbing dapat meningkatkan kemandirian siswa yang lemah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  b. Siswa Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh siswa SMP untuk memperoleh pemahaman tentang kemandirian belajar.

  c. Penulis Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk berlatih menulis karya ilmiah serta mendapat pengetahuan lebih dalam mengenai deskripsi kemandirian belajar, sekaligus menjadi bekal jika kelak menjadi guru pembimbing.

  d. Peneliti lain Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai acuan tambahan atau pembanding untuk penelitian sejenis yang akan dilakukannya.

E. Batasan Istilah

  Kemandirian belajar adalah sikap yang dimiliki oleh seorang individu dalam belajar, di mana individu tersebut mau belajar atas keinginannya sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II KAJIAN TEORI Bab ini memuat kajian teoritis yang berkaitan dengan remaja,

  kemandirian belajar siswa dan implikasinya terhadap layanan bimbingan klasikal.

A. Remaja

1. Pengertian Remaja

  Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa, meliputi perkembangan semua aspek diri yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa (Gunarsa, 1983:17).

  Menurut (Santrock, 2003) masa remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial. Kebanyakan budaya beranggapan bahwa remaja dimulai pada kira-kira usia 10-13 tahun dan berakhir kira-kira usia 18 sampai 22.

  Dalam setiap periode peralihan, status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan. Pada masa ini, remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa. Kalau remaja berperilaku seperti anak-anak, ia akan didorong serta dibimbing untuk “bertindak sesuai umurnya. ”Kalau remaja berperilaku seperti orang dewasa, ia akan cenderung disalahkan atau dianggap sok pintar (Hurlock, 1999:58).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Ciri-ciri Remaja:

  Menurut (Hurlock, 1999) ciri-ciri remaja yaitu remaja sebagai periode yang penting, masa remaja sebagai periode peralihan, masa remaja sebagai usia bermasalah dan masa remaja sebagai masa mencari identitas.

  Masa remaja sebagai periode yang penting, dimana masa remaja sebagai akibat fisik dan psikologis mempunyai persepsi yang sama penting.

  Perkembangan fisik yang cepat disertai dengan cepatnya perkembangan mental terutama pada awal masa remaja, dapat menimbulkan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru (Hurlock, 1999).

  a. Masa remaja sebagai periode peralihan Peralihan tidak berarti terputus atau berubah dari apa yang terjadi sebelumnya, tetapi peralihan yang dimaksud adalah dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Artinya apa yang sudah terjadi sebelumnya akan menimbulkan bekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang. Anak beralih dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, harus meninggalkan sesuatu yang besifat kekanak-kanakan dan harus mempelajari pola perilaku dan sikap baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan (Hurlock, 1999).

  b. Masa remaja sebagai usia bermasalah, di mana masalah pada masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1) sepanjang masa kanak-kanak, masalah anak-anak sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga masa remaja kurang berpengalaman dalam mengatasi masalah;

  2) para remaja merasa mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru-guru.

  Ketidakmampuan remaja untuk mengatasi sendiri masalahnya, maka mereka memakai cara yang diyakini. Banyak remaja akhirnya menemukan bahwa penyelesaikan tidak selalu sesuai dengan harapan mereka. Banyak kegagalan yang seringkali disertai akibat tragis bukan karena ketidakmampuan individu, tetapi kenyataan bahwa tuntutan yang diaajukan kepadanya, justru pada saat semua tenaganya telah dihabiskan untuk mencoba untuk mengatasi masalah pokok yang disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan seksual yang normal (Hurlock, 1999).

  c. Ciri masa remaja yang terakhir adalah masa remaja sebagai masa pencari identitas. Sepanjang usia kelompok pada akhir masa kanak-kanak, penyesuaian diri dengan standar kelompok adalah jauh lebih penting bagi anak yang lebih besar daripada individualitas. Anak yang lebih besar ingin cepat seperti teman-teman kelompoknya. Tiap penyimpangan dari standar kelompok dapat mengancam keanggotaanya dalam kelompok (Hurlock, 1999).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Tugas Perkembangan di Masa Remaja

  Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan dalam sikap dan pola perilaku anak. Semua tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada perubahan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa.

  a. Adapun tugas-tugas perkembangan remaja (Hurlock, 1999) adalah: 1) Belajar menerima keadaan fisik.

  Seringkali sulit bagi para remaja untuk menerima perubahan keadaan fisik. Remaja seringkali merasa tidak nyaman dengan perubahan yang baru dialaminya. Diperlukan waktu untuk mempelajari, menerima dan menyenangi perubahan fisik yang terjadi. 2) Belajar mencapai hubungan baru dan matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita. Remaja memasuki pergaulan yang lebih dalam lagi dengan teman sebayanya. Remaja mempelajari hubungan baru terutama dengan lawan jenis.

  3) Mengembangkan perilaku sosial yang bertanggung jawab.

  Dalam hal ini remaja harus bisa bersikap tegas dengan pikiran, perasaan dan nilai-nilai hidup yang diyakininya. Sikap tegas itu tidak mudah dibangun tetapi bisa dilatih, karena itu asertivitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pribadi yang disenangi karena ketegasannya bukan hanya ikut- ikutan.

  4) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lain. Remaja sangat mendambakan kemandirian secara emosional.

  Bagi remaja yang sangat mendambakan kemandirian, usaha untuk mandiri secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lain merupakan tugas perkembangan yang harus diselesaikannya. 5) Membentuk nilai-nilai yang sesuai dengan nilai-nilai orang dewasa.

  Remaja belajar banyak untuk membentuk nilai-nilai dari sekolah, orang tua, teman atau saudara yang lebih tua dari mereka.

  6) Mengembangkan keterampilan intelektual yang penting bagi kecakapan sosial. Remaja aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi, ekstra kurikuler, lebih terampil dalam bersosialisasi, sedangkan yang tidak mau terlibat dalam kegiatan-kegiatan sekolah dan luar sekolah cenderung menjadi lebih pasif dalam sosialisasi. 7) Mencapai kemandirian ekonomik. Kemandirian ekonomik ini tidak akan dicapai sebelum remaja memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja. Secara usia remaja masih harus bergantung pada orang tua dalam hal ekonomi.

  b. Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja menurut Havighurst (Rifai,1984:2) adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1) Mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman-teman sebaya, baik dengan teman-teman sejenis maupun dengan lain jenis. Remaja dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, dapat menahan dan mengendalikan perasaan-perasaan pribadi dan belajar memimpin orang lain dengan atau tanpa dominasi. 2) Memiliki kemampuan dalam menjalankan peranan-peranan sosial menurut jenis kelamin masing-masing, artinya mempelajari dan menerima peranan masing-masing sesuai dengan ketentuan- ketentuan atau norma-norma masyarakat.

  3) Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep-konsep yang diperlukan untuk kepentingan hidup bermasyarakat. Maksudnya ialah, bahwa untuk menjadi warga negara yang baik perlu dimiliki tentang hukum, pemerintah, ekonomi, politik, geografi.

  Kemampuan intelektual membantu remaja menghadapi berbagai masalah kehidupan.

  4) Memperlihatkan tingkah laku yang secara sosial dapat dipertanggungjawabkan, artinya remaja ikut serta dalam kegiatan- kegiatan sosial sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab, menghormati serta mentaati nilai-nilai sosial yang berlaku dalam lingkungannya. Semakin remaja bertambah dewasa, kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain semakin besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5) Mempersiapkan diri untuk melakukan perkawinan dan hidup berumah tangga. Bagi wanita harus dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan nmengurus rumah tangga (home management) dan mendidik anak. Remaja putra adalah individu yang akan menjadi ayah dan remaja putri merupakan calon ibu; keduanya akan bertemu untuk membentuk komunitas kecil yaitu keluarga.

  6) Memperoleh sejumlah norma sebagai pedoman dalam tindakan- tindakan dan sebagai pandangan hidupnya. Norma-norma tersebut secara sadar dikembangkan dan direalisasikan dalam huibungannya dengan sang pencipta, alam semesta dan dalam hubungannya dengan manusia-manusia lain. Dari pendapat kedua ahli di atas, yaitu Hurlock dan Havighurst mengenai tugas-tugas perkembangan pada masa remaja ada beberapa pendapat yang sama, yaitu: a. Menjalankan peranan sosial sebagai pria atau wanita.

  b. Mengembangkan kecakapan intelektual.

  c. Mencapai kematangan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.

  d. Mengembangkan perilaku sosial yang bertanggung jawab.

  e. Menjalankan peranan-peranan sosial berdasarkan nilai dan norma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Kemandirian Belajar Kemandirian merupakan hal yang sangat penting bagi individu.

  Seseorang dalam menjalani kehidupan ini tidak pernah lepas dari cobaan dan tantangan. Individu yang memiliki kemandirian tinggi relatif mampu menghadapi segala permasalahan karena individu yang mandiri tidak tergantung pada orang lain, selalu berusaha menghadapi dan memecahkan masalah yang ada.

  Mujiman (2009: 1) mendefinisikan kemandirian belajar sebagai kegiatan belajar aktif yang didorong oleh motif untuk menguasai suatu kompetensi dan dibangun dengan bekal pengetahuan dan kompetensi yang telah dimiliki. Kegiatan belajar aktif yang dimaksud adalah kegiatan belajar yang memiliki ciri keaktifan pembelajar, ketekunan, keterarahan dan kreativitas untuk mencapai tujuan tertentu. Tentu saja kegiatan belajar aktif ini perlu dibangun dengan suatu kekuatan pendorong atau motif. Motif yang dimaksud adalah penguasaan terhadap suatu kompetensi yang dibangun dengan bekal pengetahuan dan kompetensi yang telah dimiliki.

  Knowless (1975: 18) mengungkapkan bahwa kemandirian belajar adalah sebuah proses di mana individu mengambil inisiatif sendiri, dengan atau tanpa bantuan orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Herman (1994) menjelaskan bahwa kemandirian belajar merupakan keharusan dalam belajar dewasa ini sejauh pelajaran itu diarahkan kepada hari depan pelajar, yang dengan nyata dapat dilihat dalam keluarga dan masyarakat.

1. Ciri-ciri Kemandirian Belajar

  Agar siswa dapat mandiri dalam belajar maka siswa harus mampu berfikir kritis, bertanggung jawab atas tindakannya, tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, bekerja keras dan tidak tergantung pada orang lain. Ciri-ciri kemandirian belajar merupakan faktor pembentuk dari kemandirian belajar siswa.

  Menurut Thoha (1996) membagi ciri-ciri kemandirian belajar dalam delapan jenis, yaitu: a. Mampu berfikir secara kritis, kreatif dan inovatif b. Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain.

  c. Tidak lari atau menghindari masalah.

  d. Memecahkan masalah dengan berfikir yang mendalam

  e. Apabila menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain.

  f. Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain g. Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan.

  h. Bertanggung jawab atas tindakannya sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulan bahwa ciri-ciri kemandirian belajar pada setiap siswa akan nampak jika siswa telah menunjukkan perubahan dalam belajar. Siswa belajar untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan padanya secara mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.

  Sugilar (2000) menyatakan bahwa kerakteristik individu yang memiliki kesiapan belajar mandiri dicirikan oleh: kecintaan terhadap belajar, percaya diri, keterbukaan terhadap tantangan, sifat ingin tahu, pemahaman diri dalam hal belajar dan menerima tanggung jawab untuk kegiatan belajarnya.

  Mujiman, (2009: 9-10) mengemukakan ciri-ciri individu yang belajar mandiri sebagai berikut: a. Kegiatan belajarnya bersifat self directing mengarahkan diri sendiri, tidak dependent atau tidak tergantung pada orang lain.

  b. Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam proses belajar dijawab sendiri atas dasar pengalaman, bukan mengharapkan jawaban dari guru atau orang lain.

  c. Tidak mau didekte guru, karena mereka tidak mengharapkan secara terus menerus diberitahu apa yang harus mereka lakukan.

  d. Mengharapkan penerapan dengan segera dari apa yang mereka pelajari; mereka tidak dapat menerima penerapan yang tertunda.

  e. Lebih senang dengan problem-centered learning daripada content- centered learning.

  f. Lebih senang dengan partisipasi aktif daripada pasif mendengarkan ceramah guru.

  g. Selalu memanfaatkan pengalaman yang telah dimiliki, karena mereka percaya bahwa mereka tidak datang dengan” kepala kosong”(datang dengan kesiapan dan mempunyai ide-ide dalam kepalanya)

  h. Lebih menyukai collaborative learning, karena belajar dan tukar pengalaman adalah hal yang menyenangkan. i. Selalu merencanakan dan mengevaluasi belajarnya sendiri dan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  j. Bagi mereka belajar harus dengan berbuat tidak cukup hanya dengan mendengarkan dan menyerap.

2. Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar

  Kemandirian balajar sebagai sebuah proses dipengaruhi oleh banyak faktor. Namun, faktor-faktor itu biasanya dibagi menjadi dua, yaitu faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal).

  a. Faktor dari dalam Menurut Mu’tadin (2002) siswa yang memiliki kemandirian belajar mempunyai kecenderungan tingkah laku indikator sebagai berikut:

  1) Memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya. Proses belajar mengajar terjadinya interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa yang lainnya. Adanya interaksi antara siswa dengan siswa lainnya dapat menyebabkan siswa tersebut dapat mengetahui tingkat kemampuannya dibanding dengan kemampuan temannya. Apabila siswa merasa kemampuannya masih kurang dibanding temannya, ia akan termotivasi untuk bersaing dalam mempelajari suatu pokok bahasan. Setiap siswa yang melibatkan dirinya dalam suatu persaingan yang sehat dan dapat memenangkan persaingan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  tersebut harus berusaha keras untuk membangkitkan keberanian, semangat juang dan rasa percaya diri yang maksimal. Aplikasi pada siswa adalah bersaing dalam upaya memahami materi yang dipelajari dengan memperbanyak sumber literatur dari berbagai media (misalnya perpustakaan, internet, dll) serta mempunyai waktu khusus untuk mempelajari meteri tersebut di luar jam sekolah sehingga siswa dapat mencapai prestasi dalam belajar dan memenangkan persaingan tersebut.

  2) Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Siswa yang mempunyai inisiatif senantiasa tidak menunggu orang lain untuk melakukan sesuatu. Ia mampu bergerak di depan dan seringkali menjadi contoh perubahan di dalam kelompoknya. Kemampuan mengambil keputusan dan inisiatif dipengaruhi oleh respon siswa terhadap apa yang ada dan terjadi di sekitar untuk dijadikan bahan kajian belajar. Inisiatif sebagai prakasa yang disertai dengan langkah konkrit selalu ditunggu kehadirannya pada segala macam kepentingan hidup baik di tengah masyarakat maupun disekolah terutama siswa. Aplikasinya pada siswa adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  mempunyai inisiatif untuk mempelajari dahulu materi sebelum diajarkan oleh guru serta berinisiatif mengerjakan soal-soal sendiri pada mata pelajaran yang diterimanya di sekolah dengan memanfaatkan seluruh kemampuan yang dimilikinya, termasuk dlam memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi dilapangan yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat. 3) Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas- tugasnya siswa yang memiliki kepercayaan diri tidak mudah terpengaruh oleh apa yang dilakukan orang lain. Siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi cenderung memiliki rasa percaya diri, yaitu selalu bersikap tenang dalam mengerjakan tugas-tugas belajar yang diberikan guru dengan memanfaatkan segala potensi atau kemampuan yang dimiliki dan tidak mudah terpengaruh orang lain dalam mengerjakan tugas-tugasnya serta tidak mencontek.

  4) Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya. Siswa yang bertanggung jawab adalah siswa yang menyadari hak dan kewajibannya sebagai seorang peserta didik. Tanggung jawab seorang siswa adalah belajar dan mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru dengan penuh keikhlasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dan kesadaran, selain itu siswa yang bertanggung jawab adalah yang mampu mempertanggung jawabkan proses belajar berupa nilai dan perubahan tingkah laku.

  b. Faktor dari luar diri siswa Kemandirian belajar siswa dipengaruhi oleh lingkungan keluarga.

  Menurut Slamento (2003:60-62) hal yang dapat mempengaruhi kemandirian belajar yaitu: 1) Lingkungan Keluarga

  a) Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anak dan akhirnya akan membentuk kemandirian belajar pada anak. Ada orang tua yang mendidik secara diktator militer, demokratis, dan ada keluarga yang acuh tak acuh dengan pendapat setiap keluarga. Orang tua sebaiknya memberikan kebebasan kepada anak dalam belajar, biarkan anak belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya. Tetapi walaupun diberikan kesempatan, orang tua tetap memberikan arahan dan bimbingan pada belajar anak, sehingga kemandirian belajar anak senantiasa dapat tercipta.

  b) Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anak. Selain itu relasi anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain turut menentukan kemandirian belajar pada anak.

  Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak perlu adanya relasi yang baik di dalam keluarga. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman. Adanya hubungan yang baik tersebut selanjutnya akan membentuk pribadi siswa yang mandiri dalam proses belajar dan kemandirian belajar siswa dapat meningkat.

  c) Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan kemandirian belajar anak. Pada keluarga yang kondisi ekonominya relatif kurang, menyebabkan orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok anak, seperti makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan pemenuhan fasilitas belajar. Tak jarang faktor ekonomi justru bisa menjadi motivator atau dorongan anak untuk berhasil. Keadaan ekonomi yang berlebihan juga menimbulkan masalah dalam kemandirian belajar. Pada keluarga yang ekonominya berlebih orang tua cenderung mampu memenuhi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  segala kebutuhan anak, termasuk fasilitas belajar. Kadangkala kondisi serba kecukupan tersebut membuat orang tua kurang perhatian pada anak karena sudah merasa memenuhi semua kebutuhan anaknya, akibatnya anak menjadi malas untuk belajar dan tingkat kemandirian dalam belajarnya pun cenderung rendah.

  2) Lingkungan Sekolah Dukungan lingkungan sekolah yang mempengaruhi kemandirian belajar siswa meliputi guru dan perangkat lain yang ikut berperang penting dalam proses belajar siswa. Menurut Slamento (2003:64-65): a) Kemampuan guru di dalam proses pembelajaran.

  Kualitas pembelajaran sangat ditentukan oleh aktivitas dan kreatifitas guru, di samping kompetensi profesionalnya. Kemampuan guru dalam mengimplementasikan kurikulum kedalam proses pembelajaran dengan cara meningkatkan motivasi dan kreativitas belajar siswa yang selanjutnya akan mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  b) Ketersediaan sarana dan prasarana sebagai media dan sumber belajar. Pengelolaan saranan dan prasarana belajar sudah sewajarnya dilakukan oleh sekolah mulai dari pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan hingga sampai pengembangan. Hal yang mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran digunakan buku teks, sarana dan media belajar sebagai sumber belajar sesuai dengan tujuan dan kompetensi yang ingin dicapai dalam kurikulum. Peserta didik dapat menggunakan buku teks yang disediakan sekolah baik buku pemerintah maupun buku yang diterbitkan oleh penerbit non pemerintah. Kemampuan sekolah dalam menyediakan dan mengelola sarana dan prasarana secara professional akan berperan positif terhadap proses pembelajaran, karena siswa dapat memanfaatkannya sebagai media dan sumber belajar siswa.

  c) Hubungan yang harmonis antar anggota sekolah.

  Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik, terutama antar warga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sekolah, sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing warga sekolah dapat diketahui.

Dokumen yang terkait

Deskripsi tingkat kepercayaan diri siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal.

0 0 93

Deskripsi harga diri siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya pada usulan program pengembangan harga diri.

0 7 112

Deskripsi harga diri siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2012 2013 dan implikasinya pada usulan program pengembangan harga diri

0 0 110

Deskripsi kesulitan belajar yang intens dialami siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2012 2013 dan implikasinya terhadap usulan topik topik bimbingan klasikal

0 0 147

Deskripsi kesulitan belajar yang dialami oleh mayoritas siswa kelas VIII SMP Negeri Mulyodadi Bantul Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal - USD Repository

0 0 68

Deskripsi masalah-masalah belajar yang dialami oleh siswi-siswi kelas XI SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dan implikasinya terhadap topik-topik bimbingan klasikal - USD Repository

0 0 119

Deskripsi kebiasaan belajar siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun pelajaran 2008/2009 dan implikasinya terhadap usulan topik bimbingan belajar - USD Repository

0 0 100

Deskripsi gaya belajar para siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 dan implikasinya dalam penyusunan topik-topik bimbingan belajar - USD Repository

0 0 115

Deskripsi sikap siswa kelas XI SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 terhadap layanan bimbingan klasikal - USD Repository

0 0 98

Deskripsi kemandirian belajar pada siswa/siswi kelas VIII di SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 dan implikasinya terhadap layanan bimbingan klasikal - USD Repository

0 0 120