Hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al-Qur’an Dengan Sikap Sosial Remaja Islam Dusun Karangrejo Desa Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  Hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al- Qur’an

Dengan Sikap Sosial Remaja Islam

Dusun Karangrejo Desa Pabelan

  

Kabupaten Semarang

Tahun 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

  

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

AHMAD ULINNUHA

  

NIM : 111 09 011

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

  Hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al- Qur’an

Dengan Sikap Sosial Remaja Islam

Dusun Karangrejo Desa Pabelan

  

Kabupaten Semarang

Tahun 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

  

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

AHMAD ULINNUHA

  

NIM : 111 09 011

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

         

  

“Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya”

QS. Al-Baqarah: 255.

  

“Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat menjadi

pemberi syafa’at bagi orang-orang yang bersahabat dengannya”(HR.Muslim)

Jangan pernah berhenti untuk merayu diri agar segera bangkit

Wahai diri

  

Tidakkah kamu malu kepada Allah SWT

Mengaku cinta kepada Allah tetapi tidak senang berinteraksi dengan kalam-Nya

Bukankah ketika manusia cinta manusia lain senang membaca suratnya

Adakah jaminan mendapat pahala gratis tanpa beramal shalih

  

Dengan apalagi kamu mampu meraih pahala Allah SWT

Infaq cuman sedikit

Jihad belum siap

Kalau tidak dengan Al-

  Qur’an dengan apalagi? Dan Al- Qur’an bisa menolongmu

  

PERSEMBAHAN

  Dengan memanjat puji syukur kehadirat Allah SWT, Kupersembahkan karya sederhana ini untuk :

  Ibu Siti Munawaroh dan Bapak Ashuri tercinta yang telah mendidik, membimbing, memberikan kasih sayang, do’a dan segalanya, yang menjadi perantaraku untuk memperoleh tujuan hidupku, ilmu, iman, amal shalih dan ridho Allah.

  Semua dosen yang telah mengamalkan ilmunya Dra. Nur Hasanah, M.Pd. Yang telah memberikan pengarahan serta bimbingan dengan penuh kesabaran dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini.

  Teman-temanku: calon leader dunia, yang selalu menemani susah senang bersama, yang selalu memberi motivasi dan mendo’akanku, hari-hari bersama kalian adalah hari-hari yang terindah dalam hidupku.

  

KATA PENGANTAR

ﻡﻴﺤّﺮﻠﺍﻥﻤﺤّﺮﻠﺍﷲﻡﺴﺒ

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, taufiq, dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

  “Hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al-

  Qur’an Dengan Sikap Sosial Remaja Islam Dusun Karangrejo Desa Pabela n Kabupaten Semarang Tahun 2015”.

  Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki sangatlah terbatas sehingga dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah membantu terselesainya skripsi ini.Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.

  Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  4. Dr. M. Zulfa, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik.

  5. Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar dan penuh perhatian telah meluangkan waktu, untuk memberikan pengarahan serta bimbingan sejak awal penulisan skripsi ini sampai dapat terselesaikan dengan baik.

  6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu kepada penulis.

  

ABSTRAK

Ulinnuha, Ahmad. 2015.

  “Hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al- Qur’an Dengan Sikap Sosial Remaja Islam Dusun Karangrejo Desa Pabela n Kabupaten Semarang Tahun 2015”. Skripsi. Fakultas Tarbiyah. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Nur Hasanah, M.Pd.

  

Kata Kunci: Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al-Quran, Sikap Sosial

  Remaja Islam Judul dari skripsi ini adalah Hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan

  Tadarus Al- Qur’an Dengan Sikap Sosial Remaja Islam Dusun Karangrejo Desa

  Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2015. Skripsi ini hubungan menjelaskan tentang keaktifan mengikuiti kegiatan tadarus Al- Qur’an dengan sikap sosial remaja islam, dan skripsi ini memfokuskan penelitian pada kegiatan tadarus Al-

  Qur’an remaja islam di dusun Karangrejo desa Pabelan kabupaten Semarang tahun 2015. Skripsi ini meneliti tentang bagaimana keaktifan mengikuti kegiatan tadarus Al-

  Qur’an dusun Karangrejo, bagaimana sikap sosial remaja isalam di dusun Karangrejo desa Pabelan kabupaten Semarang tahun 2015, adakah hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al- Qur’an dengan Sikap Sosial Remaja Islam Dusun Karangrejo Desa Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2015.

  Penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitan menggunakan angket, observasi dan dokumentasi yang diambil dari 48 orang responden. Penulis mengambil responden berdasarkan usia remaja yaitu berusia 12-18 tahun dan beragama islam. Dari 48 responden tersebut penulis Hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al-

  Qur’an Dengan Sikap Sosial Remaja Islam Dusun Karangrejo Desa Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2015. Adapun hasil penelitian yaitu: 1.tingkat keaktifan mengikuti tadarus Al-

  Qur’an dusun Karangrejo desa Pabelan kabupaten Semarang tahun 2015 termasuk dalam kategori baik. Hal ini berdasarkan analisa nilai angket yang diberikan kepada responden dengan rata-rata nilai 39,5 dari total nilai 1.896. 2. dengan nilai frekuensi kategori baik ada 38 orang dan cukup ada 10 orang.Sikap sosial remaja islam dusun Karangrejo berada pada kategori baik yang dibuktikan berdasarkan pada analisa nilai angket yang diberikan penulis kepada responden dengan rata- rata nilai 41,44 dari total nilai 1.989. 3. dengan nilai frekuensi kategori baik ada 39 orang dan kategori cukup ada 9 orang. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh r xy sebesar 0,623 yang selanjutnya dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikan 5 % untuk N = 48 adalah 0,284. Dengan demikian r xy > r t berarti signifikan.

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL ............................................................................................................. i LEMBAR BERLOGO ......................................................................................... ii HALAMAN JUDUL ............................................................................................. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ vi MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii ABSTRAK ............................................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6 C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7 D. Manfaat Penelitian................................................................................ 7 E. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 8 F. Penegasan Istilah ................................................................................... 9 G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 16

  BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al- Qur’an ............................. 18

  1. Pengertian ........................................................................................ 18

  2. Keutamaan Membaca Al-Q ur’an ..................................................... 25

  3. Adab Membaca Al- Qur’an ............................................................... 25

  4. Tata Cara Tadarus Al- Qur’an ........................................................... 26

  B. Sikap Sosial Remaja Islam ................................................................... 27

  1. Pengertian Sikap Sosial .................................................................... 27

  2. Ciri-ciri Sikap .................................................................................. 31

  3. Faktor Yang mempengaruhi Sikap Sosial ........................................ 32

  4. Pengertian Remaja Islam .................................................................. 34

  5. Batasan Umur Atau Usia Remaja ..................................................... 37

  C. Hubungan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al- Qur’an Dengan

  Sikap Sosial Remaja Islam ................................................................. 40

  1. Pengajuan Hipotesis ............................................................................. 42

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian.................................................................................. 43 B. Subjek Penelitian .................................................................................. 43 C. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 43 D. Variabel Penelitian ............................................................................... 44 E. Metodologi Penelitian ........................................................................... 45 F. Populasi dan Sampel ............................................................................. 46 G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 49

  H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 50

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 53 A. Teknik Analisis Data ............................................................................ 53

  1. Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarusan Al- Qur’an...................... 53

  2. Sikap Sosial Remaja Islam Dusun Karangrejo ............................... 56

  B. ANALISIS HASIL PENELITIAN ...................................................... 59

  C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ............................................ 63

  BAB V PENUTUP ................................................................................................ 64 A. Kesimpulan .......................................................................................... 64 B. Saran-saran .......................................................................................... 64 C. Kata Penutup.

  ………………………………………………………... 65 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN ANGKET DAFTAR TABEL DOKUMENTASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keberhasilan kehidupan manusia diantaranya ditandai dengan

  terbinanya hidup rukun diantara manusia. Untuk membina kerukunan hidup diantara manusia diperlukan bimbingan, dan penyuluhan terhadap umat manusia. Hal ini sesuai dengan berbagai perkembangan kehidupan, baik perkembangan yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif.

  Kegiatan bimbingan biasanya dilakukan dengan cara mengadakan pengajian-pengajian keagamaan dengan tujuan untuk meningkatkan keimanan, penghayatan dan pengamalan agama. Kegiatan tersebut sebagai usaha untuk memantapkan keyakinan dan kesadaran beragama dalam memperkokoh keagamaan dan berperan serta untuk membina kedisiplinan dalam menjalankan keagamaan.

  Telah disadari bahwa perkembangan agama pada masa remaja selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Perubahan dan perkembangan tersebut ada yang menjurus kearah negatif yang buisa merugikan diri remaja itu sendiri, da nada yang positif.

  Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak kemasa dewasa. Pada masa ini, remaja mengalami perkembangan mencapai kematangan fisik, mental, sosial dan emosional. Umumnya masa ini berlangsung sekitar umur 13 tahun sampai umur 18 tahun, yaitu masa anak duduk dibangku sekolah menengah. Masa ini dirasakan sebagai masa sulit, baik bagi remaja sendiri, keluarga maupun lingkungan masyarakat.

  Untuk mengatasi hal tersebut, mereka sangat membutuhkan tuntunan dan bimbingan untuk memahami diri sendiri yang penuh dengan sikap egois dan rasa keingintahuan yang tinggi. Keinginan yang tinggi menyebabkan para remaja tidak hanya diberikan siraman rohani saja yang berisi ajaran-ajaran agama yang wajib dijalankan, akan tetapi melalui kegiatan-kegiatan yang mampu mentelaah serta mempelajari islam sebagai pedoman hidupnya.

  Islam sebagai agama yang menjadi pedoman hidup bagi manusia mencakup seluruh kehidupan manusia. Disamping sebagai pedoman hidup, islam menurut para pemeluknya juga sebagai ajaran yang harus dida’wahkan guna memberi pemahaman berbagai ajaran yang terkandung didalamnya. Sarana yang dapat dilakukan dalam mentransfer nilai-nilai agama tersebut antara lain melalui majelis ta’lim yang berfungsi memberikan pemahaman tentang nilai-nilai ajaran tersebut.

  Berbagai kegiatan agamis yang telah dilakukan merupakan proses pendidikan yang mengarah kepada internalisasi nilai-nilai agama sehingga para remaja mampu merefleksikan tatanan normative atau tingkah laku yang mereka pelajari dalam relaitas kehidupasn sehari-hari.

  Amalan tadarus al- qur’an dimulai oleh Nabi Muhammad SAW bersama malaikat Jibril di mana baginda Nabi SAW khatam sekali membaca al- qur’an dengan jibril pada setiap ramadhan kecuali tahun kematiannya di mana baginda telah khatam dua kali. (AS Suyuti, 1951, hal. 40), inilah tadarus al- qur’an pertama kali.Tadarus al-qur,an ini diteruskan oleh kaum muslimin sepanjang waktu hingga saat ini di masjid maupun di mushola serta di pondok pesantren.

  Membaca al- qur’an termasuk kegiatan ibadah, karena menurut Rosul huruf-hurufnya saja jika dibaca mengandung pahala. Kegiatan membaca dalam tadarus disebut tilawah, sedangkan lebih luas lagi, membaca dan menelaah disebut qira’ah. Kaum muslimin sekarang ini umumnya masih berada pada level tilawah, meskipun kegiatannya bertajuk tadarus.

  Pada level tilawah ini masih banyak kaum muslimin yang bacaannya belum standar baik dari segi makhrajnya maupun kesesuaiannya dengan kaidah-kaidah tajwid. Ada yang terbata-bata membacanya namun adapula yang sangat cepat membacanya sampai- sampai tidak jelas bacaannya, padahal dalam tilawah jelas-jelas kita diperintahkan untuk membacanya dengan tartil, yaitu benar, jelas dan bagus.

  Banyak kaum muslimin yang sudah puluhan tahun membaca al- qur’an namun belum juga fasih. Padahal jika ditekuni menurut pengalaman umum belajar al- qur’an standar dengan guru hanya memerlukan waktu 2 sampai 3 bulan, atau sekitar 16 sampai 24 kali pertemuan dengan durasi tiap pertemuan 1 jam. Jika alasannya adalah tidak sempat atau sibuk dan banyak kerjaan, maka sungguh mengada-ngada, dan mereka belum menganggap al- qur’an bagian yang penting dalam hidupnya.

  Banyak juga anak-anak muslim yang fasih berbahasa Inggris, Prancis, dan bahasa asing lainnya, ahli dalam bidang matematika, computer multimedia, musik serta keterampilan lainnya, namun dalam membaca al- qur’an masih terbata-bata. Artinya masih banyak orangtua muslim yang mengkursuskan atau memberi pendidikan tentang al- qur’an tidak seserius mengkursuskan mereka untuk matematika, bahasa Inggris, musik, dan keterampilan lainnya. Bagi banyak orangtua muslim pengetahuan bidang-bidang umum seperti matematika, bahasa Inggris, musik juga keterampilan lainnya dianggap penting untuk bekal masa depan anak, namun mereka lupa bahwa al- qur’an juga bagian dari masa depan, yaitu masa depan di akhirat. Justru al- qur’an ini dapat menolong anak itu sendiri dan orang tuanya kelak di akhirat.

  Tadarus Al- Qur’an adalah kegiatan yang berfungsi sebagai amalan ibadah disela-sela aktivitas kehidupan umat islam, serta sebagai penenang jiwa. Dalam surah Al-Isra ayat 82,

  

            

 

  ”Al-Qur’an diturunkan Allah SWT untuk menjadi obat segala macam penyakit kejiwaan sehingga para pembaca Al- Qur’an, bahkan orang yang mendengarkan bacaannya mendapatkan ketenan gan jiwa”. (QS. Al-

  Isra’(17):82)

  Maka sudah selayaknya kegiatan Tadarus Al- Qur’an harus mendapat perhatian dan dukungan dari masyarakat, sehingga tercipta insan-insan yang memiliki ketenangan jiwa.

  Dengan ketenangan jiwa, para remaja tidak akan memperlihatkan sikap sosial yang menyimpang dari norma-norma agama, seperti berbuat kasar terhadap orang tua dan terhadap orang lain disekelilingnya. Untuk menanggulangi dari kejadian-kejadian itu nampaknya sikap sosial memiliki peran yang sangat penting.

  Remaja islam di dusun Karangrejo desa Pabelan kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang setiap malam senin, selasa, rabu dan malam sabtu setelah sholat maghrib melakukan kegiatan tadarus Al-

  Qur’an di masjid Baitussalam dusun Karangrejo. Kegiatan tersebut diharapkan dapat mengisi waktu senjang setelah maghrib dan dapat memberi dampak positif terhadap remaja khususnya dan masyarakat pada umumnya.

  Kegiatan tadarus ini bermula dari kekhawatiran masyarakat khususnya para orangtua di dusun Karangrejo ini karena melihat kemunduran dari para generasi yaitu para remaja dalam membaca al- qur’an, baik dari segi makhraj serta kaidah tajwidnya. Serta kegiatan serta budaya adat dusun yang selalu membutuhkan khotaman al- qur’an, yang mana setiap orang membaca 1 jus, dan dibutuhkan 30 orang dalam acara adat itu untuk mengkhatamkannya, seperti kegiatan adat ketika ada orang meninggal, kegiatan pertemuan keluarga besar, kegitan dalam mujahadah dan kegiatan meminta berkah do’a dalam setiap kegiatan peringatan hari besar islam.

  Melihat kebutuhan dusun akan kecakapan dalam membaca al- qur’an, maka sangatlah memprihatinkan ketika melihat keadaan para generasi penerus yang semakin berkurang dalam proses pendidikan al- qur’an khususnya dalam masalah membaca. Tadarus adalah peluang dimana pembaca al- qur’an dapat saling menegur kesalahan masing-masing dan bukan hanya sekedar membaca untuk khatam. Dengan kegiatan tadarus dalam level tilawah ini diharapkan dapat menjadi suatu tempat juga alat untuk memperbaiki kekurangan para generasi dalam membaca al- qur’an. Sehingga kegiatan sosial di dusun Karangrejo tersebut dapat diikuti oleh para generasi atau para remaja yang sudah memiliki kecakapan dalam membaca al- qur’an.

  Berkaitan dengan ulasan yang telah dikemukakan di atas, peneliti mengambil judul skripsi: “HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN TADARUS Al-

  QUR’AN DENGAN SIKAP SOSIAL REMAJA ISLAM DUSUN KARANGREJO DESA PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015” B.

   Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka fokus masalah dalam penelitian iniadalah:

1. Bagaimana keaktifan mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an di dusun

  Karangrejo desa Pabelan kabupaten Semarang tahun 2015?

  2. Bagaimana sikap sosial remaja islam dusun Karangrejo desa Pabelan Kabupaten Semarang tahun 2015? 3. Adakah hubungan antara keaktifan mengikuti kegiatan tadarus Al-

  Qur’an dengan sikap sosial remaja islam di dusun Karangrejo desa Pabelan kabupaten Semarang tahun2015 ? C.

   Tujuan Penelitian Sesuatu yang dilaksanakan dengan sadar pasti mempunyai tujuan.

  Berdasarkan pokok masalah dalam penelitian ini , maka tujuan penulis adalah :

  1. Untuk mengetahui bagaimana keaktifan mengikuti kegiatan tadarus Al- Qur’an di dusun Karangrejo desa Pabelan kabupaten Semarang tahun 2015.

  2. Untuk mengetahui bagaimana sikap sosial remaja islam dusun Karangrejo desa Pabelan Kabupaten Semarang tahun 2015.

  3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara keaktifan mengikuti kegiatan tadarus Al- Qur’an dengan sikap sosial remaja islam di dusun Karangrejo desa Pabelan kabupaten Semarang tahun2015.

D. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dalam penelitian ini yang dihadapkanadalah : 1.

  Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi, wawasan, pemikiran dan pengetahuan dalam bidang pendidikan Islam bagi penulis khususnya dan bagi dunia Islam pada umumnya.

  2. Penelitian ini diharapkan dapan memberikan pemahaman kepada masyarakat pada umumnya dan bagi remaja pada khususnya tentang pentingnya aktif mengikuti kegiatan tadarus Al- Qur’an.

  3. Penelitian ini sebagai bagian dari usaha untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan di Fakultas Tarbiyah pada umumnya dan PAI pada khususnya.

E. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis juga bisa dipandang sebagai konklusi, suatu konklusi yang sifatnya sangat sementara.Sebagai konklusi, sudah tentu hipotesis tidak dapat dibuat semena-mena, melainkan atas dasar pengetahuan- pengetahuan tertentu (Hadi, 1981:63).

  Menurut Soeharto (1989:135), hipotesis adalah : 1. Sesuatu yang masih kurang dari sebuah kesimpulan.

  2. Sebuah kesimpulan yang belum final karena masih harus dibuktikan kebenarannya.

  3. Jawaban duga yang dianggap besar kemungkinannya untuk menjadi benar.

  Relevan dengan judul penelitian hubungan antara keaktifan mengikuti kegiatan tadarus Al- Qur’an dengan sikap sosial remaja islam di dusun Karangrejo desa Pabelan kabupaten Semarang tahun2015. Maka dapat penulis ajukan rumusan hipotesis sebagai berikut: ada hubungan positif antara keaktifan mengikuti kegiatan tadarus Al- Qur’an dengan sikap sosial remaja islam.

F. Penegasan Istilah 1. Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al-Qur’an

  Secara harfiah keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti sibuk, giat ( kamus besar bahasa Indonesia : 17). Aktif mendapat awalan ke dan akhiran an, sehingga keaktifan yang mempunyai arti kegiatan atau kesibukan.

  Kegiatan adalah aktivitas, usaha, pekerjaan atau kekuatan dan ketangkasan serta kegairahan. Jadi kegiatan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang pada umumnya tidak dilakukan secara terus menerus. Penyelenggara kegiatan itu sendiri bias merupakan badan, instansi pemerintah, organisasi, orang pribadi, lembaga , dll. Kegiatan juga suatu perilaku yang dikerjakan secara sungguh-sungguh dan terencana untuk mencapai suatu tujuan.( Mahir bahasa Indonesia :22).

  Tadarus adalah waqaf dari tadarussun yang berasal dari kata

  darasa yang artinya belajar. Kemudian mengikuti wazan tafaa’ala,

  sehingga mauzunnya menjadi tadaarasa yang memiliki arti saling mempelajari atau pembelajaran bersama-sama.

  Membaca al- qur’an termasuk kegiatan ibadah, karena menurut Rosul huruf-hurufnya saja jika dibaca mengandung pahala. Kegiatan membaca dalam tadarus disebut tilawah, sedangkan lebih luas lagi, membaca dan menelaah disebut qira’ah. Kaum muslimin sekarang ini umumnya masih berada pada level tilawah, meskipun kegiatannya bertajuk tadarus.

  Pada level tilawah ini masih banyak kaum muslimin yang bacaannya belum standar baik dari segi makhrajnya maupun kesesuaiannya dengan kaidah-kaidah tajwid. Ada yang terbata-bata membacanya namun adapula yang sangat cepat membacanya sampai- sampai tidak jelas bacaannya, padahal dalam tilawah jelas-jelas kita diperintahkan untuk membacanya dengan tartil, yaitu benar, jelas dan bagus.

  Al- Qur’an yang secara harfiah berarti ‘bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah, serta tiada suatu bacaan sejak manusia mengenal tulis-baca lima ribu tahun yang lalu dapat menandinghi Al-

  Qur’an Al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia. Tiada bacaan seperti Al- Qur’an yang diatur tatacara membacanya, mana yang dipendekkan, dipanjangkan, dipertebal atau diperhalus bacaannya, di mana tempat yang terlarang atau boleh, juga harus memulai dan berhenti, bahkan diatur lagu dan iramanya, sampai pada etika membacanya.

  Indikator dari kegiatan tadarus Al- Qur’an sebagai berikut: a. Dalam satu hari membaca Al-Qur’an 1-3 kali b.

  Sering berangkat kegiatan tadarus dan mengikuti kegiatan tadarus sampai selesai c.

  Bertanya jika tidak paham dengan persoalan yang dikaji atau dibahas dalam kegiatan tadarus d.

  Mengikuti dan konsentrasi saat tadarus berlangsung e.

  Mengetahui fungsi dan tujuan kegiatan tadarus f. Mematuhi peraturan kegiatan tadarus.

2. Sikap Sosial Remaja Islam

  Sikap dalam bahasa Inggris disebut “attitude yang artinya sikap. Kata ini menunjuk suatu status mental seseorang”. (ftriannisa259.wordress.com.sikap sosial).

  Sikap adalah kecenderungan bertindak, berfikir, persepsi, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukanlah perilaku, tetapi lebih merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap bias berupa orang, benda, tempat, gagasan, situasi, atau kelompok. Dengan demikian, pada kenyataannya tidak ada istilah sikap yang berdiri sendiri. (Sobur, 2009:361).

  Sosial adalah kesiapan mental untuk berhubungan dan menanggapi orang lain.

  Sumber: http//www.kemhan.com/2015/09/sikap-sosial.html. Remaja secara bahasa disebut adolescence, yang berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan” (Ali dan Asrori, 2010:9).

  Islam (al-

  islām, ملاسلإا "berserah diri kepada Tuhan") adalah

  agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah.

  Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Allah, atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan Firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul atau utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.

  Dengan demikian, Islam berarti penerimaan dari dan penyerahan diri kepada Tuhan, dan penganutnya harus menunjukkan ini dengan menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya.

  Indikator dari sikap sosial remaja islam adalah: a. Membantu tetangga yang sedang tertimpa musibah b. Menjenguk saudara yang sedang sakit c. Menghadiri peringatan hari besar islam yang diadakan oleh masyarakat d.

  Membantu dan mempersiapkan acara yang ada di masyarakat seperti: tahlilan, yasinan, mujahadah dan lain-lain e.

  Bersikap dan berperilaku baik terhadap semua tetangga f. Menyantuni anak yatim piatu yang ada di lingkungan masyarakat g.

  Mengikuti kegiatan sosial dengan ikhlas seperti: kerja bakti, syukuran desa (merti desa), peringatan akhirussanah dan lain-lain.

G. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

  Dalam penelitian ini pendekatan yang diterapkan oleh peneliti adalah pendekatan korelasional kuantitatif. Yang dimaksud pendekatan korelasional adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 1995:326). Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain pada koefisien korelasi (Suryabrata, 2009:82). Sedangkan penelitian kuantitatif pada hakikatnya adalah sebuah penelitian yang pengumpulan datanya dinyatakan dalam bentuk nilai absolut (Sukandarrumidi, 2004:65).

2. Populasi dan Sampel a. Populasi

  Menurut Sukandarrumidi (2004:47), populasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua remaja islam dusun Karangrejo desa Pabelan kabupaten Semarang yang berjumlah 48 orang, dengan jumlah laki-laki sebanyak 33 remaja dan perempuan sebanyak 15 remaja.

b. Metode Pengumpulan Data 1) Interview

  Menurut Kartono (1990:187) metode interview yaitu metode yang digunakan dengan cara bertanya langsung kepada responden untuk mendapatkan informasi.

  2) Angket

  Angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis (Arikunto, 1995:135). Model angket yang digunakan penulis adalah angket tertutup, yaitu angket yang dibentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (v) pada kolom atau tempat yang sesuai (Arikunto, 1995:137).

  Angket disebarkan kepada responden untuk mendapatkan informasi atau jawaban yang berkenaan dengan keaktifan mengikuti kegiatan tadarus Al-

  Qur’an dan sikap sosial remaja.

  3) Dokumentasi

  “Dokumentasi adalah laporan tertulis dari suatu peristiwa dan ditulis dengan sengaja untuk menyimpan atau merekam keterangan mengenai peristiwa”(Surachmad, 1992:89).

  Metode ini digunakan dalam penelitian mengumpulkan data atau mencatat dokumen yang sudah tersedia diobyek penelitian tentang situasi umum.

c. Teknik Analisis Data 1) Analisis pendahuluan

  Yaitu teknik analisis data dengan menggunakan rumus: P = x 100% Keterangan: P : Persentase Perolehan F : Frekuensi N : Jumlah Sampel

  Rumus persentase ini untuk menganalisis dari tiap-tiap kategori kedua variabel yaitu keaktifan mengikuti kegiatan tadarus Al- Qur’an dengan sikap sosial remaja.

2) Analisis Lanjut

  Sesuai dengan jenis data penelitian, maka sebagai tindak lanjut dari data yang telah dikumpulkan dari kedua variabel, yaitu mengikuti kegiatan Yasinan (variabel x) dan perilaku birrul walidain (variabel y), peneliti menggunakan rumus korelasi product moment, dengan angka kasar (Arikunto, 1995:425-426).

  • – r =

  xy Keterangan: rxy : nilai koefisien korelasi antara x dan y xy : perkalian antara variabel x dan y x : nilai variabel 1 y : nilai variabel 2 N : banyaknya subjek pemilik nilai ∑ : sigma (Ritonga, 1987 : 120) H.

   Sistematika Penulisan Skripsi

  Dalam penelitian ini penulis membagi dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut:

  1. Bagian awal yang meliputi : sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, moto pembahasan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, halaman judul, nota pembimbing, halaman pengesahan.

2. Bagian inti memuat:

  BAB I : Pendahuluan Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, teknik analisis data dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II : Kajian Pustaka Bab ini berisi tentang keagamaan orang tua meliputi: pengertian,keaktifan mengikuti kegiatan tadarus Al- Qur’an, dan sikap sosial remaja.

  BAB III : Laporan Hasil Penelitian Bab ini berisi gambaran umum tentang kegiatan tadarus Al- Qur’an dusun Karangrejo dan sikap sosial remaja (letak geografis, sejarah berdirinya, visi misi,susunan organisasi, dan data populasi) serta data tentang hubungan antara keaktifan mengikuti kegiatan Tadarus Al-

  Qur’an dengan sikap sosial remaja yang terdiri dari data tentang jawaban angket keaktifan mengikuti kegiatan tadarus Al- Qur’an dan data tentang jawaban angket sikap sosial remaja.

  BAB IV : Analisis Data Bab ini meliputi adanya pengelolaan data yang telah diperoleh dari penelitian lapangan untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan statistik melalui analisis pendahuluan dan analisis lanjut.

  BAB V : Penutup Berisi tentang penutup, kesimpulan, saran dan lampiran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Mengikuti Kegiatan Tadarus Al- Qur’an 1. Pengertian Islam sebagai agama yang menjadi pedoman hidup bagi

  manusia mencakup seluruh kehidupan manusia. Disamping sebagai pedoman hidup, islam menurut para pemeluknya juga sebagai ajaran yang harus dida’wahkan guna memberi pemahaman berbagai ajaran yang terkandung didalamnya. Sarana yang dapat dilakukan dalam mentransfer nilai-nilai agama tersebut antara lain melalui majelis ta’lim yang berfungsi memberikan pemahaman tentang nilai-nilai ajaran tersebut.

  Berbagai kegiatan agamis yang telah dilakukan merupakan proses pendidikan yang mengarah kepada internalisasi nilai-nilai agama sehingga para remaja mampu merefleksikan tatanan normative atau tingkah laku yang mereka pelajari dalam relaitas kehidupasn sehari-hari.

  Amalan tadarus al- qur’an dimulai oleh Nabi Muhammad SAW bersama malaikat Jibril di mana baginda Nabi SAW khatam sekali membaca al- qur’an dengan jibril pada setiap ramadhan kecuali tahun kematiannya di mana baginda telah khatam dua kali. (AS Suyuti, 1951, hal. 40), inilah tadarus al- qur’an pertama kali.Tadarus al-qur,an ini diteruskan oleh kaum muslimin sepanjang waktu hingga saat ini di masjid maupun di mushola serta di pondok pesantren.

  Tadarus adalah waqaf dari tadarussun yang berasal dari kata

  darasa yang artinya belajar. Kemudian mengikuti wazan tafaa’ala,

  sehingga mauzunnya menjadi tadaarasa yang memiliki arti saling mempelajari atau pembelajaran bersama-sama.

  Secara harfiah keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti sibuk, giat ( kamus besar bahasa Indonesia : 17). Aktif mendapat awalan ke dan akhiran an, sehingga keaktifan yang mempunyai arti kegiatan atau kesibukan.

  Kegiatan adalah aktivitas, usaha, pekerjaan atau kekuatan dan ketangkasan serta kegairahan. Jadi kegiatan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang pada umumnya tidak dilakukan secara terus menerus. Penyelenggara kegiatan itu sendiri bias merupakan badan, instansi pemerintah, organisasi, orang pribadi, lembaga , dll. Kegiatan juga suatu perilaku yang dikerjakan secara sungguh-sungguh dan terencana untuk mencapai suatu tujuan.( Mahir bahasa Indonesia :22).

  Membaca al- qur’an termasuk kegiatan ibadah, karena menurut Rosul huruf-hurufnya saja jika dibaca mengandung pahala. Kegiatan membaca dalam tadarus disebut tilawah, sedangkan lebih luas lagi, membaca dan menelaah disebut qira’ah. Kaum muslimin sekarang ini umumnya masih berada pada level tilawah, meskipun kegiatannya bertajuk tadarus.

  Pada level tilawah ini masih banyak kaum muslimin yang bacaannya belum standar baik dari segi makhrajnya maupun kesesuaiannya dengan kaidah-kaidah tajwid. Ada yang terbata-bata membacanya namun adapula yang sangat cepat membacanya sampai- sampai tidak jelas bacaannya, padahal dalam tilawah jelas-jelas kita diperintahkan untuk membacanya dengan tartil, yaitu benar, jelas dan bagus.

  Imam tua masjid Al-sultan Ismail Petra, Kubang Keian, Kota bharu, kalantan, Sabri Abdullah berkata “ amalan tadarus dimulaikan Nabi Muhammad bersama malaikat Jibril dimana baginda Khatam sekali membaca Al-

  Qur’an dengan Jibril pada setiap ramadhan kecuali pada tahun kematiannya dimana baginda telah khatam dua kali.( Assuyuti, 1951 hal.40-41). Tadarus adalah peluang terbaik dimana pembaca Al- Qur’an dapat saling menegur kesalahan masing-masingn dan bukan sekedar membaca untuk khatam.

  Al- Qur’an yang secara harfiah berarti ‘bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah, serta tiada suatu bacaan sejak manusia mengenal tulis-baca lima ribu tahun yang lalu dapat menandinghi Al- Qur’an Al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia. Tiada bacaan seperti Al-

  Qur’an yang diatur tatacara membacanya, mana yang dipendekkan, dipanjangkan, dipertebal atau diperhalus bacaannya, di mana tempat yang terlarang atau boleh, juga harus memulai dan berhenti, bahkan diatur lagu dan iramanya, sampai pada etika membacanya. Kata Qa ra’a mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun, dan qira’at bedrarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lainnya dalam suatu ucapan yang tersusun rapi. Qur’an pada mulanya, qur’anan. Sebagaiman firman Allah SWT:

           

  “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu. (Al- Qiyamah(75) :17-18).

  Qur’anah berarti qiraatun (bacaannya/ cara membacanya). Jadi kata itu adalah masdar menrut wazan fu’lan. Kita dapat mengatakan qara’atuhu, qura’an, qira’atan wa qur’anan, artinyasama saja yaitu cara membaca nya. Di sini maqru’ (apa yang dibaca) diberi nama Qur’an (bacaan); yakni penamaan maf’ul denghan masdar.

  Secara istilah, para ulama’ menyebutkan definisi Qur’an yang mendekati maknanya dan membedakannya dari yang lain dengan menyebutkan bahwa:

  Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Muhammad SAW. Yang pembacanya merupakan suatu ibadah.

  Definisi kalam (ucapan) merupakan kelompok jenis yang meliputi segalan kalam. Dan dengan menghubungkannya dengan Allah (kalamullah) berarti tidak semua masuk kalam manusia, jin dan malaikat.

  Batasan dengan kata-kata yang diturunkan maka tidak termasuk kalam Allah yang sudah khusus menjadi milik-Nya.

  Sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah:

  

           

      

  “Katakanlah: sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat- kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)".(Al-Kahfi: 109)

  Batasan dengan definisi hanya kepada Muhammad SAW tidak termasuk yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya seperti taurat, injil dan zabur.

  Dalam surat Fathir: 29-30

  

         

        

       

  “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri ”[1259].(QS.Fathir :29-30)

  [1259] ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya. diantara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah Karena dipandang termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para Pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan Hanya buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.

  Dalam (QS Al- ‘Alaq [96]: 1-5)

             

            

Dokumen yang terkait

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Agama Islam

0 0 16

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

Realitas Sosial dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam (Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

1 23 119

FUNGSI MANAJEMEN PADA KOMPETENSI PEDAGOGI BAGI GURU MTs NU SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 132

KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga Muhammadiyah dan NU di Dusun Honggosari Desa Jogonegoro Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 4 156

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA TUNARUNGU DI SMPLB WANTU WIRAWAN SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 187

PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI KOMUNITAS HIJABERS KOTA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 132

NILAI-NILAI KEDISIPLINAN DALAM NOVEL ANAK SEJUTA BINTANG SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 156

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL ANAK-ANAK ANGIN KARYA BAYU ADI PERSADA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 144