Hubungan Antara Interaksi Guru dan Siswa dengan Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Terpadu (SMKT) Al-Huda Petak Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 - Test Repository

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI EDUKATIF GURU DAN
SISWA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN TERPADU (SMKT) AL-HUDA PETAK
DESA SIDOHARJO KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN
SEMARANG TAHUN PELAJARAN
2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

Oleh:
Arif Syaiful Aziz
NIM: 11109082
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016

1


2

3

4

5

MOTTO

kîîî~1=eã oM=eã ufeã kîîBîæ

QS. Al-‘Asr (103)

6

PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku Bapak Muhaimin dan Ibu Muntiati yang selalu mendukung dan

mendidik dengan tulus ikhlas sampai saat ini dan selamanya. Atas jasa-jasa beliau
semoga Allah SWT memberikan kesehatan, umur yang panjang dan barokah serta
memberikan rahman dan rahim-Nya, seperti halnya beliau berdua memberikan kasih
sayang kepadaku.
2. Kedua mertuaku Bapak Safrodin dan Ibu Siti Wahyuni yang selalu memberikan
arahan dan motivasi dalam kami berkeluarga. Semoga Allah SWT memberikan
kesehatan, umur yang panjang dan barokah.
3. Istriku Marfuatul Fithriyah dan anakku tercinta Muhammad Zidan Bahrul Ilmi yang
selalu menjadi penyemangat dalam setiap pekerjaanku serta penyemangat dalam
penyelesain penelitian ini. Semoga Allah memberikan kesehatan, umur yang pajang
dan barokah, rizki yang halal dan barokah serta menjadikan istri yang sholihah dan
anak yang sholeh.
4. Seluruh keluarga besarku dan temen-temen di rumah yang secara tidak langsung
selalu mendukung dan memberi semangat. Semoga amal kebaikannya dibalas yang
lebih baik lagi oleh Allah SWT.

7

ABSTRAK
Syaiful Aziz, Arif. 2016. Hubungan Antara Interaksi Guru dan Siswa dengan Motivasi

Belajar Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Terpadu (SMKT) Al-Huda Petak
Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan
Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri. Salatiga. Pembimbing : Maslikhah,
M.Si.
Guru merupakan komponen pengajaran yang berperan penting dan utama,
keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Di SMKT AlHuda Petak Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang, peneliti
menemukan sekolah ini memiliki variasi intensitas interaksi edukatif antara guru dan
siswa. Guru yang melakukan interaksi edukatif dengan siswa secara intensif, ditemukan
siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dan rendah. Oleh karena itu, peneliti
mengadakan penelitian tentang hubungan antara interaksi edukatif guru dan siswa dengan
motivasi belajar siswa di SMKT Al-Huda Petak ini. Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah: 1. Bagaimana variasi interaksi edukatif guru dan siswa di SMKT Al-Huda
Petak Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2016/2017?, 2. Bagaimana variasi motivasi belajar siswa di SMKT Al-Huda Petak Desa
Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017? 3.
Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara interaksi edukatif guru dan siswa
dengan motivasi belajar siswa di SMKT Al-Huda Petak Desa Sidoharjo Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui: 1. Variasi interaksi edukatif guru dan siswa di SMKT Al-Huda Petak

Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
2. Variasi motivasi belajar siswa di SMKT Al-Huda Petak Desa Sidoharjo Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016/2017. 3. Hubungan positif dan signifikan
antara interaksi edukatif guru dan siswa dengan motivasi belajar siswa di SMKT Al-Huda
Petak Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2016/2017.
Penulis menggunakan penelitian populasi, dimana subjek penelitiannya adalah
semua siswa kelas X-XII SMKT Al-Huda Petak Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Data diambil dengan mengunakan
metode dokumentasi dan angket. Teknik analisis data yang dilakukan adalah teknik
analisis kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa data tentang interaksi edukatif guru dan
siswa SMKT Al-Huda Petak tahun pelajaran 2016/2017 dalam kategori sedang, motivasi
belajar siswa SMKT Al-Huda Petak tahun pelajaran 2016/2017 juga dalam kategori
sedang. Hasil analisis yang diperoleh adalah (0,526) lebih besar dari r tabel yaitu (0,207)
pada taraf 5% maupun (0,270) pada taraf 1%. Dengan demikian ada hubungan secara
positif dan signifikan antara interaksi edukatif guru dan siswa dengan motivasi belajar
siswa SMKT Al-Huda Petak Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2016/2017.
Kata Kunci : interaksi edukatif, guru dan siswa, motivasi belajar.


8

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke
hadirat Allah SWT, yang telah memberikan hidayah, rahmat, nikmat dan taufiq-Nya
sehingga penelitian berjudul “Antara Interaksi Edukatif Guru dan Siswa dengan Motivasi
Belajar Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Terpadu (SMKT) Al-Huda Petak Desa
Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017” ini
bisa terselesaikan. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan
melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung
Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya.
Beliaulah sebagai Rasul utusan Allah untuk membimbing umat manusia dari zaman
jahiliyah sampai zaman yang modern ini.
Dalam penelitian ini, tentunya tidak akan terselesaikan tanpa ada dukungan,
bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak yang terkait. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam FTIK
IAIN Salatiga.
4. Ibu Maslikhah, M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan
bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Bapak Achmad Maimun, M.Ag selaku pembimbing akademik yang selalu
memberikan bimbingan dan motivasi untuk menjadi yang terbaik.
6. Seluruh dosen dan petugas admin Jurusan Pendidikan Agama Islam FTIK IAIN
Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan penelitian berlangsung.
7. Seluruh guru SMKT Al-Huda Petak yang telah banyak membantu selama penelitian
berlangsung.

9

8. Segenap siswa kelas X-XII SMKT Al-Huda Petak tahun pelajaran 2016/2017.
9. Segenap sahabat tercinta, senasib, seperjuangan, para mahasiswa angkatan 2009.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga dapat terselesaikan
dengan baik, semoga amal kebaikannya diterima disisi Allah SWT.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan keterbatasan ilmu,
kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, semua kririk dan saran

sangat penulis harapkan demi sempurnanya tulisan yang sederhana ini. Jika sekiranya
terdapat kebenaran dan kebaikan dalam skipsi ini, semua semata-mata datang dari Allah
SWT, dan jika ada kakurangan dan kesalahan semua karena kekurangan dan kebodohan
penulis. Akhirnya, penulis berharap tulisan yang sangat sederhana ini bermanfaat bagi
penulis dan masyarakat pada umumnya. Amin.

Susukan,

Agustus 2016

Penulis

Arif Syaiful Aziz
NIM 11109082

10

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ........................................................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................... v
MOTTO .............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.


Latar Belakang Masalah ..........................................................................1
Rumusan Masalah ...................................................................................6
Tujuan Penelitian ....................................................................................6
Hipotesis Penelitian.................................................................................7
Kegunaan Penelitian................................................................................7
Definisi Operasional................................................................................8
Metode Penelitian....................................................................................9
Sistematika Penulisan Skripsi .................................................................15

BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................17
A. Interaksi Edukatif antara Guru dan Siswa ...............................................17
B. Motivasi Belajar ......................................................................................24
C. Hubungan Antara Interaksi Edukatif Guru dan Siswa dengan Motivasi Belajar
Siswa .......................................................................................................37
BAB III HASIL PENELITIAN ..........................................................................39
A.
B.
C.
D.


Sejarah Berdiri SMKT Al-Huda Petak ...................................................39
Letak Geografis .......................................................................................40
Visi dan Misi SMKT Al-Huda Petak ......................................................41
Struktur Organisasi .................................................................................41

11

E. Keadaan Guru dan Siswa ........................................................................45
F. Sarana dan Prasarana...............................................................................52
G. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar SMKT Al-Huda Petak ................54
BAB IV ANALISIS DATA ................................................................................58
A. Analisis Pertama......................................................................................58
B. Analisis Kedua ........................................................................................66
C. Analisi Ketiga..........................................................................................75
BAB V PENUTUP ..............................................................................................79
A. Kesimpulan .............................................................................................79
B. Saran ........................................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................81
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................83


12

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1

Tabel 3.2

Tabel 3.3

Tabel 3.4

Tabel 3.5

Tabel 3.6

Tabel 3.7

Tabel 4.1

Tabel 4.2

Tabel 4.3

Tabel 4.4

Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7

Tabel 4.8

Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMKT Al-Huda Petak
Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2016/2017 ...........................................................
Keadaan siswa SMKT Al-Huda Petak Desa Sidoharjo
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017 ......................................................................
Keadaan siswa kelas X – XII SMKT Al-Huda Petak
Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2016/2017 ...........................................................
Daftar gedung SMK Terpadu Al-Huda Petak
Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2016/2017 ...........................................................
Daftar perabot kantor SMK Terpadu Al-Huda Petak
Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2016/2017 ...........................................................
Daftar perabot kelas SMK Terpadu Al-Huda Petak
Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2016/2017 ...........................................................
Daftar alat-alat olah raga SMK Terpadu Al-Huda Petak
Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2016/2017 ...........................................................
Frekuensi Alternatif Jawaban dan Persentase Interaksi
Edukatif Guru dan Siswa SMKT Al-Huda Petak
Tahun Pelajaran 2016/2017 ...........................................................
Nilai dan Nominasi Interaksi Edukatif
Guru dan Siswa SMKT Al-Huda Petak Tahun Pelajaran
2016/2017 ......................................................................................
Frekuensi dan Persentase Interaksi Edukatif Guru dan
Siswa SMKT Al-Huda Petak Tahun Pelajaran
2016/2017 ......................................................................................
Frekuensi Alternatif Jawaban dan Presentase Motivasi
Belajar Siswa SMKT Al-Huda Petak Tahun
Pelajaran 2016/2017 ......................................................................
Nilai dan Nominasi Motivasi Belajar Siswa SMKT Al-Huda
Petak Tahun Pelajaran 2016/2017 .................................................
Frekuensi dan Presentase Motivasi Belajar Siswa SMKT
Al-Huda Petak Tahun Pelajaran 2016/2017 ..................................
Tabel Kerja Product Moment Interaksi Edukatif Guru
Dengan Siswa dengan Motivasi Belajar Siswa SMKT
Al-Huda Petak Tahun Pelajaran 2016/2017 ..................................
Tebel Product Moment...................................................................

13

44

45

46

50

51

51

52

55

59

63

64
68
71

72
75

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1

Bagan Struktur Organisasi Yayasan Al-Huda Dusun Petak
Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
Periode 2014-2019.................................................................... 41

Gambar 3.2

Struktur organisasi Komite SMKT Al-Huda Petak Desa
Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017 ................................................................. 42

Gambar 3.3

Struktur organisasi SMKT Al-Huda Petak Desa Sidoharjo
Kecamtantahun Susukan Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017 ................................................................. 43

14

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

Biodata Peneliti......................................................................... 80

Lampiran 2

Surat Tugas Pembimbing.......................................................... 81

Lampiran 3

Jurnal Konsultasi ...................................................................... 82

Lampiran 4

Surat Izin Penelitian.................................................................. 85

Lampiran 5

Kisi-kisi Intrumen ..................................................................... 86

Lampiran 6

Angket ...................................................................................... 88

Lampiran 7

Tabel Hasil Angket ................................................................... 91

Lampiran 8

Tabel Nilai dan Nominasi ......................................................... 97

Lampiran 9

Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ............................. 103

15

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup kompleks,
banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut di antaranya
adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan
penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan
oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa
melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya.
Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada
kelancaran interaksi antara guru dengan siswanya. Ketidaklancaran komunikasi
membawa akibat terhadap pesan yang disampaikan guru (Asnawir dan Usman,
2002: 1).
Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk individu dan sosial, yang
hidupnya ditandai dengan saling berinteraksi. Dari berbagai bentuk interaksi itu
ada interaksi yang disengaja, yakni interaksi edukatif sebagai interaksi belajar
mengajar yang berintikan pada kegiatan memotivasi. Melalui pendidikan,
manusia pada dasarnya harus mampu menghayati dan melaksnakan nilai-nilai
secara kreatif dan dapat meningkatkan kemampuan untuk memperoleh dan
menciptakan pekerjaan melalui bermacam-macam kemungkinan.
Interaksi antara manusia terjadi saling pengaruh mempengaruhi, sehingga
dengan demikian terbentuklah pengetahuan tentang pengalaman masing-masing
orang. Komunikasi merupakan dasar eksistensi suatu masyarakat dan menentukan

16

pola struktur masyarakat. Hubungan antar manusia dibangun atas dasar interaksi.
Serta dapat membentuk manusia saling pengertian, menimbulkan persahabatan,
memelihara kasih

sayang,

mempengaruhi sikap

yang akhirnya

dapat

menimbulkan tindakan nyata.
Interaksi belajar mengajar mengandung suatu arti adanya kegiatan
interaksi dari tenaga pengajar (guru) dengan warga belajar (siswa). Interaksi itu
diharapkan merupakan proses motivasi. Dalam interaksi itu pihak pengajar
mampu memberikan dan mengembangkan motivasi kepada siswa, agar dapat
melakukan kegiatan belajar secara optimal.
Interaksi yang bernilai edukatif, yakni interaksi yang dengan sadar
meletakkan tujuan untuk mengubah tingkah laku dan perbuatan seseorang.
Interaksi yang bernilai pendidikan ini dalam dunia pendidikan disebut sebagai
interaksi edukatif (Djamarah, 2005: 11). Interaksi belajar mengajar yang baik
perlu adanya interaksi yang jelas antara guru (komunikator) dengan siswa
(komunikan), sehingga terpadu dua kegiatan yang berdaya guna dalam mencapai
tujuan pengajaran dan pendidikan. Siswa dapat sukses dalam tugas belajarnya,
begitu pula guru dapat berhasil mengajar dan mendidik sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai.
Motivasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh interaksi edukatif yang
baik dari guru. Motivasi merupakan salah satu komponen yang paling penting
dalam belajar, namun seringkali sulit untuk diukur. Kemauan siswa untuk
berusaha dalam belajar merupakan sebuah produk dari berbagai macam faktor,
karakteristik kepribadian dan kemampuan siswa untuk menyelesaikan tugas

17

tertentu, situasi dan kondisi, serta performansi guru (Wahyuni, 2009: 11). Seorang
guru yang memiliki motivasi dapat membantu siswa-siswanya belajar,
meluangkan waktu untuk membuat perencanaan mengajar, dan bekerja sama
dengan siswanya untuk mencapai tujuan belajar dan penguasaan materi. Akan
tetapi, ketika motivasi menurun, kualitas belajar mengajar akan berkurang.
Seorang guru yang jarang melakukan interaksi edukatif dengan siswa dapat
berpengaruh pada proses belajar mengajar. Seorang guru yang sering kali
berkomunikasi dengan siswanya dalam proses belajar mengajar dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Keberadaan siswa di lingkungan sekolah tidak pernah lepas dari interaksi
dengan guru, baik itu guru mata pelajaran maupun guru budi pekerti (BP). Siswa
dapat membaca, mana guru yang bisa dijadikan figur dalam berinteraksi dan mana
yang tidak, sehingga mampu mempengaruhi kemauan dan kemampuannya dalam
belajar dan berperilaku. Faktor yang mempengaruhi antara lain imitasi, sugesti,
identifikasi, dan simpati.
Lingkungan sekolah sangat menentukan keberhasilan siswa dalam
melaksanakan dan menyelesaikan proses pembelajaran. Hasil yang kurang
memuaskan dari setiap evaluasi belajar memungkinkan adanya penurunan
motivasi belajar siswa yang ditandai dengan siswa lebih suka mencatat dari pada
memperhatikan, malas, sehingga kalu ditanya kesulitan menjawab dan kalu
disuruh bertanya jarang sekali ada yang bertanya, belajar tidak pernah optimal dan
sebagainya. Hal ini bisa saja terpengaruh oleh interaksi guru dan siswa yang
kurang baik, di samping itu karena faktor-faktor lain, dimana kedekatan guru

18

dengan siswa dalam arti guru mampu memahami dan menguasai kondisi siswa
sangat berpengaruh terhadap siswa dalam memotivasi diri untuk belajar. oleh
karena siswa berada pada masa transisi antara masa pubertas dengan remaja, maka
sangat membutuhkan perhatian dan bimbingan yang komprehensif, baik dalam
bimbingan maupun dalam belajar. Dengan demikian, interaksi guru dan siswa
yang baik akan membantu siswa dalam memecahkan permasalahan. Siswa
menjadi

lebih

terbuka

dan

tidak

canggung

dalam

mengungkapkan

permasalahannya baik masalah belajar maupun masalah sosial.
Sekolah Menengah Kejuruan Terpadu (SMKT) Al-Huda Petak merupakan
lembaga pendidikan formal yang berada dalam naungan Yayasan Al-Huda.
SMKT Al-Huda merupakan lembaga yang setara dengan tingkat SLTA. SMKT
Al-Huda Petak mempunyai satu jurusan yaitu, jurusan Tehnik Komputer dan
Jaringan (TKJ) SMKT Al-Huda berada pada lingkup Pondok Pesantren Al-Huda.
Siswa-siswi SMKT Al-Huda tidak lain adalah seorang santriwan santriwati
Pondok Pesantren Al-Huda. SMKT Al-Huda tidak lepas dari tugas yang
seharusnya dilakukan oleh setiap sekolah-sekolah lainnya, yaitu mewujudkan dan
menumbuhkan sikap dan perilaku peserta didik, serta menjadikan insan yang
berpengetahuan luas dalam menghadapi zaman modern yang seperti saat ini.
Observasi awal pada tanggal 18 April dengan kepala sekolah (Zakki
Mas’udi, S.HI) dan waka kurikulum (M.Marfud) dapat peneliti temukan bahwa
SMKT Al-Huda memiliki variasi intensitas interaksi edukatif antara guru dan
siswa. Guru yang melakukan komunikasi intensif dengan siswa, ditemukan
memiliki variasi motivasi dalam belajarnya. Guru yang melakukan komunikasi

19

edukatif dengan siswa secara intensif, ditemukan siswa yang memiliki motivasi
yang tinggi dan rendah. Demikian juga guru yang melakukan komunikasi yang
tidak intensif dengan siswa, ditemukan memilki motivasi yang tinggi dan rendah.
Berdasarkan fenomena tersebut, mendorong peneliti untuk mengadakan
penelitian dengan mengambil judul: “HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI
EDUKATIF GURU DAN SISWA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TERPADU (SMKT) AL-HUDA
PETAK DESA SIDOHARJO KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017”

20

B. Rumusan Masalah
Masalah dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang memerlukan
pembahasan pemecahan, informan, atau keputusan (Hadjar, 1996: 133). Bertolak
pada latar belakang memunculkan permasalahan-permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana variasi interaksi edukatif guru dan siswa di SMKT Al-Huda Petak
Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2016/2017?
2. Bagaimana variasi motivasi belajar siswa di SMKT Al-Huda Petak Desa
Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2016/2017?
3. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara interaksi edukatif guru
dan siswa dengan motivasi belajar siswa di SMKT Al-Huda Petak Desa
Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2016/2017?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Variasi interaksi edukatif guru dan siswa di SMKT Al-Huda Petak Desa
Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2016/2017.
2. Variasi motivasi belajar siswa di SMKT Al-Huda Petak Desa Sidoharjo
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016/2017.

21

3. Hubungan positif dan signifikan antara interaksi edukatif guru dan siswa
dengan motivasi belajar siswa di SMKT Al-Huda Petak Desa Sidoharjo
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui jawaban yang terkumpul (Arikunto, 1998: 67).
Hipotesis yang peneliti ajukan sebagai dugaan awal adalah “Ada hubungan positif
dan signifikan antara interaksi edukatif guru dan siswa dengan motivasi belajar
siswa di SMKT Al-Huda Petak Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.”
E. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Untuk menambahkan pengetahuan dan wawasan mengenai hubungan
interaksi edukatif antara Guru dan Siswa terhadap motivasi belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, bagi SMKT AL-HUDA untuk mengetahui hubungan
antara interaksi edukatif Guru dan Siswa dengan motivasi belajar siswa.

22

F. Definisi Operasional
1. Interaksi Edukatif
Interaksi yang bernilai pendidikan adalah interaksi yang dengan sadar
meletakkan tujuan untuk mengubah tingkah laku dan perbuatan seseorang
(Djamarah, 2005: 11). Edukatif mempunyai arti pendidikan (Moeliono, 2007:
284). Kartono (1992: 25), berpendapat perbuatan mendidik merupakan
kegiatan yang sarat dipenuhi unsur keindahan dan seni mengajar, menuntun,
membimbing, dan membangun kepribadian anak manusia.
Interaksi edukatif dalam penelitian ini adalah interaksi yang dengan
sadar meletakkan tujuan untuk mengubah tingkah laku dan perbuatan
seseorang yang bersifat mendidik, yang di dalamnya terdapat unsur keindahan
dan seni mengajar, menuntun, membimbing, dan membangun kepribadian
anak.
2. Motivasi Belajar
Pasaribu dan Simandjuntak (1983: 50), mengatakan bahwa motivasi
adalah “suatu tenaga (dorongan, alasan, kemauan) dari dalam yang
menyebabkan kita berbuat atau bertindak yang mana tindakan itu diarahkan
tujuan tertentu. Winkel (1987: 36), berpendapat bahwa belajar pada manusia
adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif
konstan dan berbekas.

23

Motivasi belajar dalam penelitian ini merupakan suatu dorongan dan
kemauan yang ada dalam diri siswa yang menimbulkan perubahan dalam
bentuk pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap.
G. Metode Penelitian
Penggunaan metode yang tepat akan mempermudah dan memperlancar
dalam mengadakan suatu penelitian. Metode penelitian adalah metode atau cara
yang digunakan seorang peneliti untuk melakukan penelitian.
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang bersifat objektif, data
yang diperoleh berupa angka-angka atau berupa pernyataan-pernyataan yang
dinilai dan dianalisis dengan analisis statistik.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di SMKT Al-Huda Petak Desa
Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan
selama 3 bulan terhitung mulai tanggal 18 April sampai dengan 31 Juli 2016.

24

3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010: 173174). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMKT Al-Huda Petak
yang jumlahnya 89 siswa.
b. Sampel
Sukardi (2012: 54), berpendapat bahwa sampel adalah sebagian dari
jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data. Teknik pengambilan sempel
menurut Arikunto, (1998: 120) “apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi,
tetapi jika subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau
lebih”. Setelah dilihat banyaknya populasi kurang dari 100, maka peneliti
mengambil semua dari jumlah populasi.
4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan
dokumentasi.
a. Metode Angket
Metode angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi
(Sukandarrumudi, 2004: 78). Metode Angket digunakan untuk
memperoleh data tentang komunikasi edukatif dan motivasi belajar yang
dil akukan secara l angsung ol eh peneli ti kepada responden.

25

Angket yang digunakan adalah angket tertutup, artinya responden
tinggal memilih jawaban yang telah disediakan dan dianggap paling sesuai
dengan pribadinya serta tidak diberi kesempatan untuk menyusun kalimat
jawaban sendiri. Angket yang digunakan adalah angket menurut Likert
(summated-rating scale) yaitu skala Likert (summated-rating scale)
terutama untuk mengukur sikap” (Hadjar, 1999: 186). Tersedia empat
alternatif jawaban yaitu: sangat setuju, setuju, tidak setuju, atau sangat
tidak setuju (SS, S, TS, dan STS). Skor untuk masing-masing jawaban
yaitu, skor jawaban positif adalah: jawaban SS= skor 4, jawaban S= skor
3, jawaban TS = skor 2, dan jawaban STS = skor 1. Sedangkan skor untuk
masing-masing jawaban negatif adalah: jawaban STS = skor 4, jawaban
TS = skor 3, jawaban S = 2, dan jawaban SS = 1.
Instrument (angket) yang peneliti disusun mengacu pada variabelvariabel di bawah ini:
a.

Variabel (x) “interaksi edukatif guru dan siswa”.

b.

Variabel (y) “motivasi belajar”

b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010:
193). Metode ini digunakan untuk mengetahui keadaan guru dan siswa,
serta gambaran umum lokasi penelitian di SMKT Al-Huda Petak.

26

5. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa angket yang
terdapat dalam lampiran. Instrumen penilitan adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oeleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan
sistematis sehingga lebih mudah diolah. Variasi jenis instrumen penelitian
adalah angket, ceklis check-list atau daftar centang, pedoman wawancara,
pedoman pengamatan. (Arikunto, 2010: 203). Dalam hal ini peneliti
menggunakan instrumen yang berjenis angket. Dan angket yang peneliti
gunakan yaitu angket yang berbentuk rating-scale (skala bertingkat).
Arikunto (2010: 195) berpendapat bahwa dipandang dari bentuknya maka
angket ada yang berbentuk rating-scale (skala bertingkat), yaitu sebuah
pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan,
misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.

27

Dalam menyusun angket peneliti perlu juga menyusun sebuah
rancangan penyusunan instrumen yang dikenal dengan istilah “kisi-kisi”.
Menurut pengertiannya kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukkan
hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang
disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi penyusunan instrumen menunjukkan
kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana data akan
diambil, metode yang digunakan dan instrumen yang disusun (Arikunto,
2010: 206). Dalam penelitian ini terdiri dari dua angket yaitu angket tentang
interaksi edukatif antara guru dan siswa dan angket tentang motivasi belajar
siswa.
6. Analisis Data
a. Analisis Awal
Peneliti menulis maksud analisis di sini adalah cara untuk
mengelola data yang terkumpul sehingga data dapat dengan mudah dibaca
dan ditafsirkan. Untuk menganalisa “interaksi edukatif guru dan siswa
dengan motivasi belajar siswa di SMKT Al-Huda Petak Desa Sidoharjo
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017”,
maka peneliti menganalisis persentase dengan mengunakan rumus
sebagai berikut:

𝑃=

F

N

x100%

28

Keterangan :
P

= Presentase angka yang dicari

F

= Frekuensi jawaban yang dipilih

N

= Jumlah individu yang menjadi sampel 100% bilangaan konstan
(Sudijono, 1997: 39).

b. Analisis Lanjut
Mengetahui ada atau tidaknaya Hubungan Antara Interaksi
Edukatif Antara Guru dan Siswa dengan Motivasi Belajar Siswa di SMKT
Al-Huda Petak Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2016/2017, maka peneliti mengunakan rumus product
moment sebagai berikut:
rXY 

NXY  (X )(Y )
[ NX 2  (X ) 2 ][ NY 2  (Y ) 2 ]

Keterangan :
rXY

: Koefisien antara variable X dan Y

XY

: Perkalian antara X dan Y



: Variabel X



: Variabel Y

N

: Jumlah sampel yang dimiliki



: Sigma atau jumlah

29

H. Sistematika Penulisan Skripsi
Secara garis besar urut-urutan sistematika penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut:
Bagian muka skripsi terdiri atas, halaman judul, halaman nota
pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan,
halaman kata pengantar, halaman daftar isi dan halaman daftar tabel.
Bagian isi terdiri atas:
BAB I

: PENDAHULUAN
Pendahuluan ini memuat beberapa masalah meliputi latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, hipotesis, definisi operasional, metodologi penelitian,
metode pengumpulan data, analisis awal dan sistematika penulisan
skripsi.

BAB II

: LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas secara tuntas judul yang ada sesuai
dengan teori yang mendukungnya, yaitu Interaksi Edukatif Guru dan
Siswa dengan Motivasi Belajar Siswa di SMKT Al-Huda Petak Desa
Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017.

30

BAB III

: LAPORAN HASIL PENELITIAN
Memuat profil SMKT Al-Huda Petak Desa Sidoharjo
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.

BAB IV

: ANALISIS DATA
Memuat analisis data yang berasal dari lapangan untuk diteliti
lebih lanjut baik dari variabel X maupun variabel Y sehingga dapat
diketahui hasil dari perhitungan kedua data tersebut.

BAB V

: PENUTUP
Penutup memuat kesimpulan dan saran.

31

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Interaksi Edukatif Antara Guru dengan Siswa
1. Pengertian Interaksi Edukatif
Interaksi adalah hal saling melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi, antar
hubungan kebersamaan hidup manusia berlangsung dalam berbagai bentuk
perhubungan dan dalam berbagai jenis situasi, (Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa. Departemen P & K, Jakarta, 1997). Tanpa adanya proses
interaksi dalam kehidupan tidak mungkin manusia mampu hidup bersama.
Kebersamaan timbul karena adanya interaksi, manusia saling berhubungan,
mempengaruhi dengan yang lainnya. Interaksi yang bernilai pendidikan adalah
interaksi yang dengan sadar meletakkan tujuan untuk mengubah tingkah laku dan
perbuatan seseorang (Djamarah, 2005: 11). Edukatif mempunyai arti pendidikan
(Moeliono, 2007: 284). Kartono (1992: 25), berpendapat perbuatan mendidik
merupakan kegiatan yang sarat dipenuhi unsur keindahan dan seni mengajar,
menuntun, membimbing, dan membangun kepribadian anak manusia.
Sardiman ( 2009: 144-145), berpendapat bahwa peranan guru dalam kegiatan
belajar mengajar, secara singkat dapat disebutkan sebagai berikut:

32

a. Pengarah/Direktor
Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam penelitian ini lebih menonjol. Guru
dalam hal ini harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa
sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
b. Inisiator
Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Sudah
barang tentu ide-ide itu merupakan ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh
anak didiknya.
c. Motivator
Peranan guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka
meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajr siswa. Guru harus
dapat merangsang dan memberikan dorongan untuk mendinamisasikan potensi
siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga
akan terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar.
d. Fasilitator
Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas
atau kemudahan dalam proses belajar mengajar, misalnya saja dengan
menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan
perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar mengajar akan berlangsung
secara efektif.

33

e. Mediator
Guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan
balajar siswa. Misalnya menengahi atau memberikan jalan keluar kemacetan
dalam kegiatan diskusi siswa. Mediator juga diartikan penyedia media.
Bagaimana cara memakai dan mengorganisasikan pengguna media.
f.

Organisator
Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus, tata
tertib, absensi, jadwal pelajaran dan lain-lain. Komponen-komponen yang
berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, semua diorganisasikan sedemikian
rupa, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efesiensi dalam belajar pada diri
siswa.

g. Evaluator
Ada kecenderungan bahwa peran sebagai evaluator, guru mempunyai
otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademis maupun
tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya
berhasil atau tidak.
Interaksi edukatif berdasarkan konsep di atas dapat dirumuskan bahwa
terdapat hubungan saling mempengaruhi. Guru meletakkan tujuan untuk mengubah
tingkah laku dan perbuatan peserta didik yang bersifat mendidik, yang di dalamnya
terdapat unsur keindahan dan seni mengajar, menuntun, membimbing, dan
membangun kepribadian anak. Sesuai dengan tugas-tugasnya, yaitu: sebagai
pengarah/direktor, inisiator, motivator, fasilitator, mediator, organisator dan
evaluator.

34

2. Faktor-faktor yang mendasari interaksi edukatif
a. Faktor imitasi
Walgito (1990: 66), berpendapat bahwa masyarakat itu tiada lain dari
pengelompokan manusia, individu-individu yang satu mengimitasi dari yang lain
dan sebaliknya, bahkan masyarakat itu baru menjadi masyarakat sebenarnya
apabila manusia mulai mengimitasi kegiatan manusia lain.
Siswa ketika dalam berinteraksi melihat apa yang dilakukan gurunya dan
kemudian meniru. Maka bisa dikatakan bahwa guru adalah sosok figur bagi
siswa.
b. Faktor sugesti
Sugesti adalah pengaruh psikis, baik yang datang dari diri sendiri,
maupun yang datang dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya
kritik dari individu yang bersangkutan (Walgito, 1990: 67).
c. Faktor identifikasi
Identifikasi merupakan dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan
orang lain. Menurut Freud, anak mempelajari norma-norma sosial dari orang
tuanya, menurut garis besarnya bisa ditempuh melalui dua cara, yaitu : pertama,
anak mempelajari dan menerima norma-norma sosial itu karena orang tua
sengaja mendidiknya. Kedua, kesadaran akan norma-norma sosial juga dapat
diperoleh anak dengan mengidentifikasikan dirinya pada orang tua (Walgito,
1990: 66).
d. Simpati
Simpati adalah perasaan ‘tertarik’ yang timbul dalam diri seseorang dan
kemampuan untuk merasakan diri kita seolaholah berada dalam keadaan orang

35

lain. Simpati bisa disampaikan kepada seseorang, kelompok, atau institusi. Dalam
simpati seseorang ikut larut merasakan apa yang dialami, dilakukan, dan diderita
oleh orang lain. Misalnya kita merasa sedih melihat penderitaan saudara-saudara
kita yang tertimpa musibah gempa dan tsunami di daerah Pangandaran,
Tasikmalaya, Jawa Barat (www.ssbelajar.net, 5 Mei 2013).
e. Motivasi
Motivasi merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh yang diberikan
oleh individu kepada individu lain, sehingga individu yang diberi motivasi
menuruti atau melaksanakan apa yang diberikan itu secara kritis, rasional, dan
penuh rasa tanggung jawab. Motivasi juga dapat diberikan oleh individu kepada
kelompok, kelompok kepada kelompok, atau bahkan kelompok kepada individu.
Contohnya untuk memotivasi semangat belajar siswanya, seorang guru
memberikan tugas-tugas yang berhubungan dengan materi yang telah
disampaikan (www.ssbelajar.net, 5 Mei 2013).

f.

Empati
Empati adalah proses kejiwaan seseorang untuk larut dalam perasaan
orang lain, baik suka maupun duka. Contohnya apabila kamu melihat orang tua
temanmu meninggal dunia. Kamu tentu ikut merasakan penderitaan dan
kesedihan temanmu. Kamu seolah-olah juga ikut merasakan kehilangan seperti
yang dirasakan oleh temanmu (www.ssbelajar.net, 5 Mei 2013).

3. Macam-macam interaksi edukatif

36

Djamarah (2005: 12), berpendapat bahwa ada tiga pola komunikasi antara guru
dan anak didik dalam proses interaksi edukatif, yakni komunikasi sebagai aksi,
komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi.
Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah menempatkan guru sebagai
pemberi aksi dan anak didik sebagai penerima aksi. Guru aktif, dan anak didik pasif.
Mengajar dipandang sebagai kegiatan menyampaikan bahan pelajaran.
Dalam komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah, guru berperan
sebagai pemberi aksi atau penerima aksi. Demikian pula halnya anak didik, bisa sebagai
penerima aksi, bisa pula sebagai pemberi aksi. Antara guru dan anak didik akan terjadi
dialog.
Dalam komunikasi sebagai transaksi atau komunikasi banyak arah, komunikasi
tidak hanya terjadi antara guru dan anak didik. Anak didik dituntut lebih aktif dari pada
guru, seperti halnya guru, dapat berfungsi sebagai sumber belajar bagi anak didik
(Djamarah, 2005: 13).

4. Interaksi Edukatif Antara Guru dengan Siswa
Interaksi edukatif guru dengan siswa mengandung arti bahwa di dalamnya ada
suatu kegiatan interaksi dari seorang guru yang melaksanakan tugas mengajar, dengan
seorang siswa sebagai subyek belajar yang sedang melaksanakan kegiatan belajar.
Dalam arti yang lebih spesifik pada bidang pengajaran, dikenal adanya istilah interaksi
belajar mengajar. Dengan kata lain, apa yang dinamakan interaksi edukatif, secara
khusus adalah interaksi belajar mengajar (Sardiman, 2009: 1).
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan dalam
kegiatan pengajaran. Belajar mengacu kepada apa yang dilakukan oleh sebagai
pemimpin belajar. Kedua kegiatan tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan mana

37

kala terjadi hubungan timbal balik (interaksi) antara guru dengan siswa pada saat
pengajaran berlangsung.

38

B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Secara Bahasa kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai
daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan
sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka
motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif
menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai
tujuan sangat dirasakan/mendesak (Sardiman, 2009: 73).
Secara istilah Pasaribu dan Simanjutak (1983: 50), berpendapat bahwa
motivasi adalah “suatu tenaga (dorongan, alasan, kemauan) dari dalam yang
menyebabkan kita berbuat atau bertindak yang mana tindakan itu diarahkan tujuan
tertentu. MC. Donald mengatakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi di
dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi
untuk mencapai tujuan (Sardiman, 1994: 73). Printich dan Schunk menyatakan bahwa
motivasi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang mengarahkan
aktivitas individu mencapai tujuan yang perlu didorong dan dijaga (Wahyuni, 2007: 13).
Nasution (1982: 76), berpendapat motivasi adalah usaha untuk menyediakan kondisikondisi sehingga anak itu mau, ingin melakukannya.
Secara harfiah motivasi berarti dorongan, alasan, kehendak atau kemauan.
Sedangkan secara istilah motivasi berarti suatu daya penggerak kekuatan dalam diri
seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu aktifitas/kegiatan tertentu dan

39

memberikan arah dalam pencapaian tujuan, baik yang didorong atau dirangsang dari
luar maupun dari dalam dirinya.
a. Sifat Motivasi
Sifat motivasi ada dua yaitu, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik
(Sardiman, 2009: 89-90).
1) Motivasi Intrinsik
Motivasi adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu.
Wahyuni (2009: 25), berpendapat bahwa motivasi intrinsik
merupakan motivasi yang tumbuh dalam diri individu dan telah menjadi
fenomena yang penting dalam pendidikan, bukan hanya bagi siswa, tetapi
juga bagi guru, dosen, dan semua personil yang terlibat dalam pendidikan.
Karena motivasi menghasilkan belajar dan kreativitas yang berkualitas serta
menghasilkan kekuatan dan faktor-faktor penting lain yang dibutuhkan.
Intrinsik adalah motivasi yang dikarenakan orang tersebut senang
melakukannya, tanpa ada pengaruh dari orang lain. Contohnya seseorang
yang senang membaca, tidak perlu ada yang menyuruh, ia sudah rajin
mencari buku-buku yang ingin dia baca. Siswa yang memiliki motivsi intrinsik
akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik dan tujuan itu akan tercapai
dengan belajar, karena tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar,

40

karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapat nilai baik,
sehingga akan dipuji oleh pacarnya, atau temannya.
Wahyuni, 2009: 30), berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik
merupakan sebuah konstruk yang berkaitan dengan sebuah aktivitas yang
dilakukan untuk mendapatkan beberapa hasil karena faktor di luar individu.
Motivasi ekstrinsik bukan berarti tidak baik dan tidak penting dalam
kegiatan belajar mengajar, meskipun motivasi tersebut ada karena adanya
hadiah dan menghindari hukuman. Karena mungkin dalam proses belajar
mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa dan keadaan siswa berubahubah sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
Uraian di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa motivasi intrinsik dan
ekstrinsik dapat mendorong siswa dalam proses belajar mengajar dan itu
akan terjadi komunikasi atau interaksi antara guru dan siswa. Karena dengan
adanya dorongan dari guru akan dapat memberikan motivasi bagi siswa.
2. Pengertian Belajar
a. Definisi Belajar
Winkel (1987: 36), berpendapat bahwa belajar pada manusia adalah
aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.
Firdaus (2013: 1), berpendapat bahwa dalam teori taksonomi Bloom, tujuan
pendidikan dibagi ke dalam tiga ranah, yaitu:
1) Ranah Kognitif

41

Kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir,
menegtahui dan memecahkan masalah. Menurut Bloom, segala upaya yang
menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah
kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya
kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis dan
kemampuan mengevaluasi Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek
atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan
jenjang yang paling tinggi. Berikut adalah kenam jenjang ranah kognitif :
a) Pengetahuan (knouledge) adalah kemampuan seseorang untuk
mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama,
istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan
kemampuan untuk menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan di sebut
sebagai proses berfikir yang paling rendah.
b) Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan untuk mengerti atau
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan
kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan
memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau
memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan
kata-katanya sendiri.
c) Aplikasi

(application)

adalah

kemampuan

menggunakan

atau

menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan
menyangkut penggunaan aturan dan prinsip. Penerapan merupakan
tingkat kemampuan berfikir yang lebih tinggi daripada pemahaman.

42

d) Analisis (Analysis) adalah kemampuan untuk merinci atau menguraikan
suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan
mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor
yang satu dengan faktor-faktor lainnya.
e) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berfikir yang merupakan
kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis merupakan suatu proses
yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga
menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau berbentuk pola
baru.
f)

Evaluasi (evaluation) adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi
dalam ranah kognitif dalam taksonomi Bloom. Penilian/evaluasi disini
merupakan kemampuan untuk membuat pertimbangan terhadap suatu
kondisi, misalnya jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka
ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokanpatokan atau kriteria yang ada.

2) Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi,
dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat
diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif
tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik
dalam berbagai tingkah laku. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam
lima jenjang, yaitu:

43

a) Penerimaan (Receiving/Attending) Penerimaan atau Receiving adalah
kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar
yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan
lain-

Dokumen yang terkait

Minat Dan Motivasi Siswa Memilih Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mendorong Peningkatan Mutu Pendidikan Di Kabupaten Tapanuli Utara

1 39 126

Komunikasi Positif Guru dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasional Antara Komunikasi Positif Guru dan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 29 Medan)

0 38 109

Pelatihan Aplikasi Pengukuran Minat Kejuruan Siswa Bagi Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Se-Jawa Tengah

0 0 7

Studi Tentang Masalah- Masalah yang Dialami Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Atas(SMKA) dan Cara Pemecahannya serta Hubungan dengan Hasil Belajar - Universitas Negeri Padang Repository

0 3 94

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KREATIVITAS ANAK Pada Siswa Kelas XI Dan XII Jurusan Garmen Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah Suruh Tahun Pelajaran 2007/2008 - Test Repository

0 0 142

Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Lingkungan Melalui teknik Mind Map pada Siswa Kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 - Test Repository

0 0 156

Peningkatan Hasil Belajar IPA materi Ciri-Ciri dan Kebutuhan Makhluk Hidup Melalui Strategi Pembelajaran Mind Maps Pada Siswa Kelas III MI Suruh 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017 - Test Repository

0 0 150

Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Organ Tubuh Manusia Dengan Menggunakan Media Torso Pada Siswa Kelas V Semester I MI Darul Falah Tawang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016 - Test Repository

0 0 124

Hubungan Antara Keteladanan Guru Dengan Perilaku Sosial Siswa MTs Darul Ulum Suruh Tahun 2015/2016 - Test Repository

0 0 105

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Perkalian Dengan Pendekatan Gasing Pada Siswa Kelas IVa MI Gondoriyo Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2016/2017 - Test Repository

0 0 125