NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM BUDAYA JAWA (Telaah Prosesi Adat Pemakaman pada Masyarakat Pager Kec. Kaliwungu Kab. Semarang Tahun 2014) - Test Repository

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM

BUDAYA JAWA

(Telaah Prosesi Adat Pemakaman pada Masyarakat

Pager Kec. Kaliwungu Kab. Semarang Tahun 2014)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

NURUL HASANAH

  

NIM 11110074

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  

2015

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM

BUDAYA JAWA

(Telaah Prosesi Adat Pemakaman pada Masyarakat

Pager Kec. Kaliwungu Kab. Semarang Tahun 2014)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

NURUL HASANAH

  

NIM 11110074

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  

2015

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : NurulHasanah NIM : 111 10 074 Jurusan/Progdi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam Judul : NILAI-NILAI PENDIDIKAN

  ISLAM DALAM BUDAYA JAWA (Telaah Prosesi Adat Pemakaman Pada Masyarakat Pager, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang Tahun 2014)

  Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  Salatiga, 10 Januari 2015 Pembimbing Prof. Dr. Mansur, M.Ag. NIP. 19680613 199403 1 004

  

SKRIPSI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM BUDAYA JAWA

  

(Telaah Prosesi Adat Pemakaman Pada Masyarakat Pager, Kec.Kaliwungu,

Kab.Semarang Tahun 2014)

DISUSUN OLEH

NURUL HASANAH

  

11110074

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 20 Februari 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 kependidikan Islam

  

SusunanKetuaPenguji

KetuaPenguji : Suwardi, M.Pd.

  SekretarisPenguji : Prof.Dr. Mansur, M.Pd. Penguji I : Sri Suparwi, M.Pd. Penguji II : Wahidin, M.Pd.

  Salatiga,20 Februari 2015 Ketua STAIN Salatiga Dr. Rahmat hariyadi, M.Pd.

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nurul Hasanah NIM : 11110074 Jurusan :Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

  Salatiga, 10 Januari 2015 Yang Menyatakan, Nurul Hasanah NIM: 11110074

  

MOTTO

            

     

1. Demi masa.

2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

  

3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat

menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Al- Qur‟an surat Al-Ashr ayat 1-3).

  

“Semangatlah untuk menjalani hidupmu dalam memperoleh amal shaleh untuk

kelak di akherat sebelum kau terbujur kaku dipembaringan untuk selamanya”

  • *_Nurul Hasanah_*

Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1.

  Bapak Munasir dan Ibu Solikhah tercinta yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, mendidik dari kecil sampai sekarang, dan doa yang tak pernah putus serta nasihat-nasihatnya.

  2. Saudara-saudaraku, (Mas Udin, Mas Azis dan Dek Fajar), terima kasih atas dukungan yang telah kalian berikan kepadaku.

  3. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku dosen Pembimbing Skripsi.

  4. Teman-teman PAI B yang telah memberikan motivasi dan arahan dalam mengerjakan skripsi ini.

  5. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

KATA PENGANTAR

  

ُ١خ ّسٌا ّٓد ّسٌا الله ُعث

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul:

  

“NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM BUDAYA JAWA (Telaah

Prosesi Adat Pemakaman pada Masyarakat Pager Kecamatan Kaliwungu

Kabupaten Semarang Tahun 2014) ” dapat terselesaikan.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual.

  Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi- tingginya kepada yang terhormat:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.

  3. Bapak Rasimin, M.Pd selaku Ketua Program Studi PAI.

  4. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan, motivasi dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  5. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan STAIN Salatiga, yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini.

  6. Bapak Munasir dan Ibu Solikhah, selaku orang tua.

  Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh pengetahuan penulis. Sehingga masih banyak kekurangan yang perlu untuk diperbaiki dalam skripsi ini.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.

  Salatiga, 10 Januari 2015 Penulis

  Nurul Hasanah NIM: 11110074

  

ABSTRAK

Hasanah, Nurul. 2014. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Budaya Jawa (Telaah

Prosesi Adat Pemakaman pada Masyarakat Pager Kec.Kaliwungu

  Kab.Semarang Tahun 2014). Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Prof. Dr. Mansur, M.Ag.

  Kata Kunci: Nilai, Pendidikan, Pendidikan Islam, dan Budaya Jawa.

  Penelitian ini membahas tentang Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Budaya Jawa (Telaah Prosesi Adat Pemakaman pada Masyarakat Pager Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang tahun 2014). Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah Prosesi apa saja yang terdapat dalam adat pemakaman, dan Apa saja nilai-nilai Pendidikan yang terkandung dalam Budaya Jawa terutama dalam Adat pemakaman pada masyarakat Pager Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang tahun 2014. Rumusan masalah tersebut bertujuan untuk mengetahui apa saja nilai pendidikan yang terkandung dalam prosesi adat pemakaman pada masyarakat Pager.

  Kehadiran peneliti di lapangan sangat penting mengingat skripsi ini adalah kualitatif. Peneliti bertindak langsung sebagai

  

observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. Data

yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan atau

responden pada waktu mereka diwawancarai. Dengan kata lain

data-data tersebut berupa keterangan dari para informan,

sedangkan data tambahan berupa dokumen. Keseluruhan data

tersebut selain diperoleh dari wawancara, juga didapatkan dari

observasi dan dokumentasi. Analisa data dilakukan dengan cara

menelaah data yang ada. Lalu mengadakan reduksi data, penyajian

data, menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data.

  Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa nilai-nilai

pendidikan Islam dalam Budaya Jawa yang terkandung dalam

prosesi adat pemakaman pada masyarakat Pager meliputi

pendidikan aqidah, pendidikan akhlak, pendidikan ibadah dan

didalam adat tersebut juga terdapat pendidikan sosial yang

menujukkan rasa kegotongroyongan yang dilakukan masyarakat

ketika mendengar kabar duka.

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …..……………………………. ii HALAMAN PENGESAHAN PENULISAN…………………………….……... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN……………….…….. vi

  Definisi Operasional …………………………………………………….

  Sistematika Penulisan …………………………………………………...

  12 I.

  Analisis Data ……………...……………………………………………..

  11 H.

  Metode Pengumpulan Data ……………………………………………..

  10 G.

  Metode Penelitian ……………………………………………………….

  9 F.

  8 E.

  HALAMAN MOTTO …………………………………………………………... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………... viii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. xi ABSTRAK ……………………………………………………………………… xi

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. xii

  Kegunaan Penelitian …………………………………………………….

  8 D.

  Tujuan Penelitian ………………………………………………………..

  7 C.

  Rumusan Masalah ……………………………………………………….

  1 B.

  Latar Belakang Masalah …………………………………………………

  1 A.

  BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….

  13

  A.

  15 Pengertian Nilai ………………………………………………………….

  B.

  19 Pengertian Pendidikan …………………………………………………..

  C.

  22 Pengertian Pendidikan Islam …………………………………………….

  D.

  27 Pengertian Budaya Jawa ………………………………………………...

  E.

  32 Prosesi Adat Pemakaman Dalam Masyarakat Jawa …………………….

  1.

  32 Deskripsi Kematian …………………………………………….........

  2.

  34 Perawatan Jenasah ……………………………………………...........

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

  40 ………………….

  A.

  40 Letak Geografis Desa Pager ……………………………………………..

  1.

  41 Kondisi Sosial Kemasyarakatan di Desa Pager ……………………..

  2.

  42 Kondisi Sosial Keagamaan di Desa Pager …………………………..

  3.

  43 Kondisi Pendidikan di Desa Pager ………………………………….

  4.

  45 Kondisi budaya di Desa Pager ……………………………………..

  B.

  46 Prosesi Adat Pemakaman Pada Masyarakat Pager ……………………...

  1.

  48 Waktu Penyelenggaraan Prosesi Pemakaman ……………………… 2.

  60 Hasil Wawancara …………………………………………………...

  3.

  75 Deskripsi Singkat Tentang Sedekah Atau Slametan ...……………...

  C.

  Pemahaman Masyarakat Ds. Pager, Kec. Kaliwungu, Kab. Semarang Terhadap Prosesi Pemakaman

  67 …………………………..........................

  

BAB IV PEMBAHASAN ………………………………………………………. 72

A. Prosesi Adat Pemakaman Pada Masyarakat Desa Pager Kecamatan

  72 Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun 2014 …………………………

  2.

  79 Prosesi Setelah Pemakaman ………………………………………… 3.

  82 Deskripsi Tentang Sedekah Atau Slametan ………………………… B.

  Nilai-Nilai Pendidikan Yang Terkandung Dalam Prosesi Adat Pemakaman Pada Masyarakat Ds. Pager, Kec. Kaliwungu, Kab.

  84 Semarang ………………………………………………………………...

  96 BAB V PENUTUP ……………………………………………………………..

  A.

  96 Kesimpulan ……………………………………………………………...

  B.

  98 Saran …………………………………………………………………….

  C.

  99 Penutup ………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………... 100

LAMPIRAN-

  LAMPIRAN ……………………………………………………… 104

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berasal dari kata “didik” lalu kata ini mendapat tambahan

  “me”, sehingga menjadi mendidik artinya memelihara dan memberi latihan.Dalam pemeliharaan dan latihan diperlukan ajaran.Tatanan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Syah, 1995: 10).

  Menurut Abuddin Nata (2010:10), pendidikan berasal dari bahasa Arab yaitu al tarbiyahyang berarti proses menumbuhkan dan mengembangkan potensi (fisik, intelektual, sosial, estetika, dan spiritual) yang terdapat pada peserta didik, sehingga dapat tumbuh dan terbina dengan optimal, melalui cara memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki, dan mengaturnya secara terencana, sistematis, dan berkelanjutan.

  Pendidikan mempunyai makna yang sangat luas cangkupannya, dalam memberikan ajaran kecerdasan pikiran ataupun tatanan mengenai akhlak.Untuk itu pendidikan mempunyai peran dalam memberikan ajaran tentang kecerdasan pikiran ataupun tatanan mengenai akhlak, untuk membentuk kepribadian manusia yang mulia dengan membinanya yang baik.Yang membuat manusia itu mulia adalah “karena ia berilmu.Ia dapat hidup senang dan tenteram karena ilmunya” (Daradjat, 2011:7) dan memiliki tatanan akhlak.Dalam memberikan ajaran tentang akhlak untuk membentuk kepribadian manusia yang mulia dapat membinanya melalui pendidikan Islam.

  Pendidikan Islam adalah upaya normatif yang berfungsi untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia (Achmadi, 2005:83).Karena manusia adalah “ciptaan Allah dengan kedudukan yang melebihi makhluk ciptaan Allah yang lainnya.Selain itu manusia sudah dilengkapi dengan berbagai potensi yang dapat dikembangkan” (Jalaluddin, 2001:17).

  Potensi manusia adalah memiliki akal. Karena “potensi akal memberi kemampuan kepada manusia untuk memahami simbol-simbol, hal-hal abstrak, menganalisa, membandingkan maupun membuat kesimpulan dan akhirnya memilih maupun memisahkan antara yang benar dari yang salah” (Daradjat, 2011:34). Dalam mengembangkan potensi manusia tersebut diperlukan pengajaran dan binaan serta pengarahan dengan baik untuk membentuk kepribadian manusia yang mulia dalam suatu masyarakat yang baik.Karena Islam sendiri mengajarkan bahwa “untuk menciptakan masyarakat yang baik harus bermula dengan menciptakan manusia yang baik, sebab manusia itulah sebagai unit terkecil dari masyarakat” (Langgulung, 1986:81).

  Dalam upaya tersebut pendidikan Islam memberikan pengarahan dan pengajaran untuk membentuk kepribadian manusia yang mulia dan saling bertoleransi antar sesama, yang berlandaskan pada “nilai-nilai sosial kemasyarakatan yang tidak bertentangan dengan ajaran- ajaran Al Qur‟an dan bagi manusia” (Azra, 1999:9). Agar hal tersebut dapat terlaksana dengan baik maka diperlukan sebuah media atau sarana untuk menyampaikannya agar lebih mudah dipahami. Sehingga banyak orang yang menciptakan atau mengapresiasikannya melalui hal-hal yang menarik seperti dengan kebudayaan yang mengandung nilai-nilai moral, spiritual dan intelektual yang dapat membentuk karakter atau kepribadian bagi masyarakat khususnya terhadapgenerasi penerus. Karena kebudayaan adalah hasil dari karya, rasa, dan cipta masyarakat. Sehingga siapa saja yang dapat memahami makna yang terkandung dalam kebudayaan atau tradisi dapat mengambil hikmah pendidikan.

  Kebudayaan tercipta karena kegiatan manusia yang“menggunakan akal pikirannya, perasaannya, dan ilmu pengetahuaanya, tumbulah kebudayaan, baik berbentuk sikap, tingkah laku, cara hidup, ataupun berupa benda, irama, bentuk dan sebagainya” (Daradjat, 2011:8). “Pemikiran dan kegiatan manusia yang disebut kebudayaan itu bertujuan untuk mempertahankan hidup dan melanjutkannya” (Gazalba, 1988:2).

  Dalam kehidupan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan tentang kebudayaan, juga dalam kehidupan sehari-hari, orang tak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan. Setiap hari orang melihat, memepergunakan, dan bahkan kadang-kadang merusak hasil kebudayaan (Soekanto, 1981: 54).

  Hasil-hasil kebudayaan tersebut adalah warisan dari nenek moyang kebudayaan dapat mencakup kepercayaan, kesenian, moral, hukum, dan adat- istiadat yang mengandung nilai-nilai pendidikan yang bermanfaat bagi generasi penerus, yang dapat diperlihatkan secara langsung, dan dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai teladan yang baik serta dijaga agar kebudayaan tersebut tetap bermakna dalam kehidupan.Oleh karena itu, Pendidikan Islam dengan menggunakan budaya sangat diperlukan sebagai bagian dari pembentukan jati diri Muslim lewat lingkungan dengan simbol- simbol edukatif-religius yang dimilikinya (Raqib, 2007:10).

  Pendidikan yang terkandung dalam kebudayaan selalu dikaitkan dengan suatu tradisi atau upacara tradisional yang telah dilaksanakan secara turun- temurun oleh masyarakat.

  Terutama masyarakat Jawa yang selalu kental dengan tradisi. Karena masyarakat Jawa merupakan satu kesatuan masyarakat yang diikat oleh norma- norma hidup karena sejarah, tradisi, maupun agama (Jamil dkk, 2002: 4), dan “menjunjung tinggi budaya unggah-ungguh atau tatakrama. Tatakrama yang detail dalam segala perilaku” (Roqib, 2007:7).

  Oleh karena itu masyarakat Jawa mengapresiasikan pendidikan melalui tradisi yang mengandung norma-norma hidup maupun tuntunan agama yang sangat bermakna dalam kehidupan bermasyarakat dan dapat mendidik bagi anak-anak dengan unggah-ungguh dalam kesehariannya. Biasanya tradisi tersebut dilakukan dengan cara upacara tradisional, yang sering dilakukan dalam berbagai aspek kehidupan pada masyarakat. Akan tetapi upacara- kesenangan ataupun kesenian yang bersifat hiburan walupun didalamnya terdapat unsur pendidikan. Namun upacara-upacara tradisional tersebut juga dilakukan pada saat kematian seseorang atau upacara pemakaman untuk menghormati almarhum.

  Karena semua makhluk hidup yang ada di muka bumi tidak kekal, dan pada suatu saat nanti pasti akan mengalami kematian (Sulaeman,1995:84).

  “Kematian adalah keniscayaan, tidak satu jiwa pun mampu menghindarinya” (Hidayat, 2006:vii). Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali„Imran ayat 185

  

             

            

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari

kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka

dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung.

kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan

(Departemen Agama RI, 1999:109).

  Setiap orang pasti akan merasakan sakaratul maut atau kematian, akan tetapi tempat, waktu dan kondisi ketika sakaratul maut datang tidak ada yang mengetahui hal tersebut kapan akan terjadi. Untuk itu, perlu mempersiapkan diri sebagai bekal di alam kubur dan di akhirat nanti. Karena ketika seseorang meninggal dunia maka akan terputus semua amalnya, kecuali tiga perkara yaitu amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang selalu mendoakannya.

  Ketika seseorang yang sedang menjalani sakaratul maut, oleh keluarga akan dibimbing untuk menirukan bacaan syahadat. Bahkan terkadang juga proses keluarnya roh dari jasad agar lebih mudah. Ketika sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan dari orang tersebut dan sudah tersiar kabar tentang berita duka atau kematian, para sanak keluarga yang jauh, tetangga dan masyarakat sekitarnya akan berdatangan ke rumah duka untuk melayat. Para tentangga akan membantu mempersiapkan segala pernak-pernik kebutuhan yang akan dipergunakan dalam proses perawatan jenazah sebelum dikebumikan. Mulai dari mempersiapkan kain kafan sampai mempersiapkan liang lahat untuk pemakamannya dan serangkaian upacara atau

  

slametan/kenduren untuk mendoakan almarhum setelah dikebumikan. Sanak

  keluarga biasanya akan menunggu disamping jenazah untuk mendoakan atau “ngaji” sebelum dimandikan dan sesudah dimandikan sambil menunggu proses penyolatan jenazah, serta sebagian sanak keluarga ada yang “among tamu” atau memberi salam kepada para pelayat yang datang.

  Dalam proses upacara atau ritual tersebut terdapat banyak rangakain yang harus dijalani dan harus teliti agar tidak ada yang terlewatkan karena mengurus jenazah berbeda dengan yang lainnya, mulai dari jenazah sebelum dimandikan sampai jenazah sudah dikebumikan, ada tata cara yang dilakukan.

  Tata cara tersebut dilakukan untuk memberikan pesan moral dan spiritual kepada orang-orang yang hadir agar ingat bahwa suatu saat pasti akan menemui ajal. Ketika sudah selesai dikebumikan masih ada lagi upacara yang akan dijalani oleh keluarga almarhum. Upacara atau ritual tersebut diadakan untuk menghormati almarhum yang terakhir kalinya sebelum dikebumikan dan sesudah dikebumikan, serta untuk mendoakan agar terhindar dari siksa kubur serta dimudahkan untuk menjawab pertanyaan dalam kubur.

  Namun sekarang ini banyak yang salah mengartikan tentang upacara atau tata cara tersebut dengan berpendapat bahwa hal-hal tersebut tidak perlu dilakukan. Akan tetapi masih banyak yang mempertahankan tata cara atau adat tersebut untuk dilakukan. Karena mereka berpendapat bahwa hal-hal tersebut mengandung maksud dan arti pendidikan yang mendidik agar masyarakat itu sadar akan makna sebuah kematian. Serta dalam tata cara atau adat tersebut juga terkandung makna pendidikan Islam.

  Berdasarkan hal-hal tersebut peneliti mengajukan judul penelitian yang berjudul: “NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM BUDAYA

  JAWA (Telaah Proses Adat Pemakaman pada Masyarakat Pager Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun 2014)”.

B. Rumusan Masalah

  Penulis akan mengemukakan rumusan masalah lebih lanjut, supaya dapat mempermudah dalam proses penelitian ini. Dalam penelitian ini, yaitu:

1. Prosesi apa saja yang terdapat dalam adat pemakaman di Desa Pager

  Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun 2014? 2. Apa nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Budaya Jawa terutama dalam adat pemakaman pada Masyarakat Pager Kecamatan

  Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun 2014?

C. Tujuan Penelitian

  Didalam suatu penelitian selalu memiliki tujuan, adapun tujuan dalam penulisan ini adalah:

  1. Untuk mengetahui prosesi dalam adat pemakaman di Desa Pager Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun 2014.

  2. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Budaya Jawa terutama dalam adat pemakaman pada Masyarakat Pager Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun 2014.

D. Kegunaan Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberi informasi yang jelas tentang ada tidaknya nilai-nilai pendidikan Islam dalam Budaya Jawa pada adat pemakaman di Desa Pager. Dari informasi tersebut dapat memberi secara teoritis maupun praktis yaitu :

  1. Manfaat Teoritis, diharapkan dapat memberikan pemikiran bagi masyarakat agar dapat memperkaya hasanah pendidikan yang diperoleh dari penelitian lapangan ini 2. Manfaat Praktis, diharapkan masyarakat dapat memperoleh pemahaman tentang arti atau makna yang terkandung dalam setiap prosesi pemakaman,sehingga dapat membangkitkan sikap atau perilaku yang positif dari nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam prosesi pemakaman

E. Definisi Operasional

  Untuk menghindari adanya salah pengertian dalam memahami judul penelitian diatas, maka penulis akan menjelaskan arti istilah

  • –istilah tersebut sebagai berikut: 1.

  Nilai adalah sesuatu yang dipentingkan manusia sebagai subjek, menyangkut segala sesuatau yang baik atau yang buruk sebagai abstraksi, pandangan, atau maksud dari berbagai pengalaman dengan seleksi perilaku yang ketat (Sulaeman, 1995:19). Karena nilai mempunyai perasaan- perasaan tentang apa yang diinginkan dan apa yang tidak diinginkan oleh manusia sebagai wujud dari keinginannya yang tercipta dari kepribadian manusia.

  2. Pendidikan adalah program yang bersifat kemasyarakatan, dan oleh karena itu, setiap falsafah yang dianut oleh suatu masyarakat berbeda dengan falsafah yang dianut oleh masyarakat lain sesuai dengan karakternya, serta kekuatan peradaban yang mempengaruhinya yang dihubungkan untuk menegakkan spiritual dan falsafah yang dipilih dari tujuan, untuk memperoleh kenyamanan hidupnya (Nata, 2010:29).

  3. Pendidikan Islam adalah segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitroh manusia serta sumber daya insani yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma islam (Materi Ujian Komprehensif Lisan:25).

4. Budaya Jawa atau kebudayaan jawa adalah pancaran atau pengejawantahan

  semangat dalam mencapai kesejahteraan, keselamatan, dan kebahagiaan hidup lahir batin (Partokusumo, 1995:166). Sehingga masyarakat jawa mengapresiasikannya melaui kebudayaan yang memiliki makna pendidikan yang penuh dengan ajaran moral. Karena orang jawa percaya dan berlindung kepada Sang Pencipta untuk itu mereka menyampaikannya melalui hal-hal yang dapat mendidik.

F. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan Penelitian Dalam menyelesaikan masalah ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memahami (understanding) dunia makna yang disimbolkan masyarakat menurut prespektif masyarakat itu sendiri. Karena bersifat understanding, data penelitian kualitatif bersifat naturalistik, serta pelaporannya bersifat deskriptif dan naratif (Suprayogo, 2001:9).

  Deskriptif yaitu “Penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan gejala sosial, politik, ekonomi, dan budaya” (Maman dkk, 2006:29). Sedangkan naratif adalah sebuah gambaran yang berbetuk cerita.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

  Penelitian dilaksanakan di Desa Pager Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang. Waktu penelitian dimulai bulan September 2014 sampai dengan selesai.

3. Subjek Penelitian

  Dalam penelitian ini penulis memperoleh sumber lapangan melalui informasi dari keluarga orang yang meninggal (orang tua, suami/istri, anak dan lain-lainnya), beberapa tetangga, dan tokoh masyarakat. Subjek yang telah dipilih tersebut diharapkan dapat menggambarkan dan memberikan informasi yang sebenar-benarnya tentang keadaan yang ada.

G. Metode Pengumpulan Data

  Kebenaran dalam penelitian ini dapat diterima apabila ada bukti-bukti yang nyata dengan prosedur-prosedur yang jelas dan sistematis serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Adapun penelitian ini menggunakan beberapa metode antara lain:

1. Metode Observasi

  Adalah mengamati dan mendengar dalam rangka memahami, mencari jawaban, mencari bukti terhadap fenomena sosial-agama (perilaku, kejadian-kejadian, keadaan, benda, dan simbol-simbol tertentu) selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi fenomena yang diobservasi, dengan mencatat, merekam, memotret fenomena tersebut guna penemuan data analisis (Suprayogo, 2011:167).Metode ini dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap proses atau tahapan dalam pelaksanaan adat pemakaman di Desa Pager Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun 2014.

  2. Wawancara atau Interview Adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 1998:145). Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data yang penulis tanya-jawabkan kepada responden dan untuk mengetahui bagaimana bentuk pelaksanaan adat tersebut dilakukan serta tujuan dari nilai-nilai pendidikan dalam adat tersebut.

  3. Metode Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis.

  Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda- benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, cacatan harian dan sebagainya (Arikunto, 1998: 149). Menurut Imam Suprayogo (2001:164) mengatakan, “dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktifitas tertentu.Ia bisa merupakan rekaman atau dokumen tertulis seperti arsip data, bisa surat-surat, rekaman, gambar, benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa”. Metode tersebut penulis gunakan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan melalui dokumen yang berupa foto, gambar dan bukti-bukti tertulis lainnya, yang dapat mendukung dan membantu penelitian tersebut agar lebih falid.

H. Analisis Data Menurut Imam Suprayogo dan Tobroni (2001:191) mengatakan.

  ”Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran, dan verifikasi agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis, dan ilmiah”. Sedangkan menurut Lexy.J.Moelong (2009:248) “analisis data adalah upaya yang dilakukan denga jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjdai satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”.

  Tahap analisis data, meliputi analisis data baik yang diperoleh melalui observasi, dokumen maupun wawancara mendalam dengan masyarakat desa Pager. Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data yang didapat dan metode perolehan data sehingga data-data benar valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang diteliti. Sehingga “proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya” (Moelong, 2002:190).

I. Sitematika Penulisan

  Untuk memudahkan pemahaman dalam skripsi ini, maka akan dikemukakan sistematika hasil penelitian yang secara garis besar dapat dilihat sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, metode pengumpulan data penelitian, analisis data,dansistematika penulisan.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam BAB II mengenai tentang nilai, pendidikan islam, budaya jawa dan tentang prosesi adat pemakaman pada mayarakat jawa di Desa Pager.

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Berisi tentang gambaran umum Desa Pager Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang, yang meliputi letak geografis, dan pelaksanan adat pemakaman. BAB IV PEMBAHASAN Dalam BAB IV mengenai tentang nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam budaya jawa terutama pada proses adat pemakaman di Desa Pager.

  BAB V PENUTUP

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Nilai Nilai adalah sesuatu yang dipentingkan manusia sebagai subjek,

  menyangkut segala sesuatu yang baik atau yang buruk sebagai abstraksi, pandangan, atau maksud dari berbagai pengalaman dengan seleksi perilaku yang ketat (Sulaeman, 1995:19). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Nilai adalah konsep abstrak mengenai masalah dasar yang sangat penting dan bernilai dalam kehidupan manusia” (1989:615). Dan “nilai-nilai adalah aspek evaluasi dari system-sistem kepercayaan, nilai sikap. Dimensi-dimensi evaluasi ini meliputi kualitas-kualitas seperti kemanfaatan, kebaikan, estetika, kemampuan memuaskan kebutuhan dan kesenangan. Meskipun setiap orang mempunyai tatanan yang unik, terdapat pula nilai-nilai yang cenderung menyerap budaya” (Mulyana dan Jalaluddin, 1993:28).

  “Nilai timbul dari olahan sosial yang mempengaruhi individu terus menerus.Sehingga nilai itu menyatu dengan diri. Tanpa adanya interaksi, tidak ada nilai.Nilai bisa berupa pandangan, pertimbangan, kenyakinan hidup atau yang bisa timbul dari ramuan agama atau suatu anggapan yang implisit terikat pada individu atau kelompok individu yang patut dan wajar” (Sukanto, 1994:45). Interaksi timbul dari “hubungan timbal balik atau aksi dan reakasi diantara orang- orang” (Huda, 2008:38). Dalam hal ini nilai mempunyai cangkupan yang sangat luas dan dengan kehidupan sosial masyarakat yang mempunyai unsur terpenting dalam kehidupan masyarakat. Nilai terlahir dari kehidupan masyarakat yang sudah terolah dengan sempurna, sehingga masyarakat memegang teguh dan mepertahankannya, serta nilai dapat mengikat masyarakat karena nilai mempunyai aturan-aturan yang sudah tertata dalam masyarakat. Dan nilai merupakan “suatu seperangkat kenyakinan atau perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang khusus kepada pola pemikiran, perasaan, keterikatan maupun perilaku” (Ahmadi dan Noor Salimi, 1991:202).

  Pola pemikiran tersebut berlandaskan perasaan, karena perasaan digunakan orang-orang untuk membuat dan mengambil keputusan sebagai standar dalam perilaku untuk membentuk kepribadian melalui interaksi sosial masyarakat. Serta digunakan dalam kegiatan sehari-hari yang bertujuan untuk mengarahkan masyarakat agar memiliki identitas yang memberikan corak yang berbeda dengan masyarakat lainnya, dalam menghasilkan produk-produk yang bersifat material maupun non material.

  Nilai merupakan landasan atau tujuan dari kegiatan sehari-hari yang menentukan dan mengarahkan bentuk corak, intensitas, kelenturan (flexible), perilaku seseorang atau kelompok orang, sehingga menghasilkan bentuk- bentuk produk yang bersifat materi seperti benda-benda budaya maupun bentuk-bentuk non materi yang dinyatakan dalam gerak atau pendapat seseorang yang bersifat non materi, kegiatan-kegiatan kebudayaan dan kesenian, atau pola dan konsep berpikir (Ahmadi dan Noor Salimi, 1991:203). budaya, intelektual dan lain sebagainya, yang memiliki makna penting dalam masyarakat dan nilai-nilai tersebut saling berkaitan dengan satu sama lainnya yang saling memberi pengaruh terhadap perilaku masyarakat.

  Nilai moral adalah aturan, ketentuan, kebiasaan, adat istiadat yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat. Dipakai sebagai panduan, tatanan, dan kendalian tingkah laku yang sesuai dan berterima, bersumber pada berbagai keharusan dan larangan, yang diletakkan oleh masyarakat pada warganya (Sukanto, 1994:45). Sehingga nilai moral tersebut digunakan sebagai landasan hidup dalam suatu masyarakat sebagai pengendalian tingkah laku warganya, yang bersumber dari nilai spiritual atau nilai keagamaan. Karena nilai keagamaan adalah “konsep penghargaan tinggi yang diberikan oleh warga masyarakat kepada beberapa masalah pokok dalam kehidupan keagamaan yang bersifat suci sehingga menjadi pedoman bagi tingkah laku keagamaan masyarakat bersangkutan” (KBBI, 1989:615).

  Nilai spiritual lebih mengacu pada “nilai-nilai manusiawi non material imaterial. Dalam konteks ilmu pengetahuan spiritual lebih cenderung pada kemampuan-kemampuan lebih tinggi (mental, intektual, estetik, religius), dan nilai-nilai pikiran, keindahan, kebaikan dan kebenaran, belas kasihan kejujuran dan kesucian merupakan unsur- unsur yang terkandung didalamnya” (Muliawan, 2005:122-123).

  Manusia diberikan akal pikiran oleh Tuhan sehingga manusia dapat mempunyai nilai intelektual atau pengatahuan yang dapat membedakan antara dapat memilihnya. Dalam perkembangannya diharapkan dapat memberikan kesadaran tentang moralitas. Moralitas dipengaruhi oleh katahati karena katahati yang memutuskan “mengenai tindakannya sendiri yang merupakan penilaian dalam bidang baik-buruknya. Katahati dapat dipergunakan sebagai alat pengontrol sebelum tindakan diadakan, dapat berfungsi sebagai penerang, sedangkan sesudah tindakan fungsinya sebagai hakim yaitu mengakui kebaikan atau keburukan tindakan yang telah terlaksanakan karena pilihannya sendiri” (Poedjawijatna, 1983:131).

  Dari tindakan yang dilakukan pastinya akan menimbulkan dampak baik maupun dampak buruk. Untuk itu, ketika mengambil keputusan harus memikirkan resikonya dan harus siap mempertanggungjawabkan atas tindakan tersebut. Jangan sampai salah dalam mengambil keputusan tersebut.

  Nilai budaya terlahir dari cipta, karya, dan rasa manusia, untuk mempererat hubungan antar warga masyarakat agar tidak ada kesenjangan sosial dan untuk menjaga “keharmonisan sosial yang berarti menjaga agar kehidupan sosial selalu ada dalam keserasian, keselara san, dan kerukunan”

Dokumen yang terkait

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM AL QUR’AN

0 1 8

NILAI-NILAI ETIKA BUDAYA JAWA DALAM TAFSIR AL-HUDA

0 1 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYAMBUNG HURUF HIJAIYAH DALAM PELAJARAN AL-QUR'AN HADIS DENGAN METODE TURNAMEN BELAJAR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Karangduren Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun 2010) - Test Repository

0 0 104

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL BACAAN SHALAT FARDHU MELLAUI METODE DRILL Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas II SDN Kenteng 02 Kec. Susukan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010) - Test Repository

1 2 112

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH SISWA (Studi Kasus Siswa MI Nurul Huda Sepakung Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2010) - Test Repository

0 0 77

HUBUNGAN PENGAMALAN AJARAN TAREKAT QODIRIYAH WA NAQSABANDIYAH DENGAN PERILAKU IHSAN (Bagi Jamaah Sewelasan Dusun Sumber, Desa Timpik, Kec. Susukan, Kab. Semarang Tahun 2015) - Test Repository

0 0 99

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI MEMBANGUN KIJINGNGIJING (Studi Deskriptif Di Dusun Siwal Desa Siwal Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang) SKRIPSI

0 0 144

EKSISTENSI DAN FUNGSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL - Test Repository

0 0 89

HIBAH DALAM KELUARGA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMBAGIAN WARIS ( Studi Kasus di Desa Bonomerto Kec. Suruh Kab. Semarang ) - Test Repository

0 0 72

TRADISI PINGIN PENGANTIN DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM (Study Kasus Ds. Klalingan Kec. Klego Kab. Boyolali) - Test Repository

0 0 93