DAMPAK PELATIHAN TERHADAP KINERJA PENDIDIK PAUD DI KECAMATAN CINAMBO KOTA BANDUNG.

(1)

Nicky Puspitasari, 2015

Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

DAMPAK PELATIHAN TERHADAP KINERJA PENDIDIK PAUD DI KECAMATAN CINAMBO KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP UPI

Oleh : Nicky Puspitasari

1107578

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

DAMPAK PELATIHAN TERHADAP

KINERJA PENDIDIK PAUD DI

KECAMATAN CINAMBO KOTA BANDUNG

Oleh Nicky Puspitasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Nicky Puspitasari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Nicky Puspitasari, 2015

Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu


(4)

ABSTRAK

NICKY PUSPITASARI, Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh variasi kinerja pendidik PAUD yang diduga sebagai akibat dari perbedaan pendidikan, pengalaman dan motivasi menjadi pendidik PAUD. Telah dilakukan usaha untuk meningkatkan kompetensi, pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo melalui berbagai pelatihan tentang PAUD. Rumusan dalam penelitian ini adalah bagaimana dampak pelatihan terhadap kinerja pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung, yang disusun dalam pertanyaan penelitian, yaitu : (1) bagaimana pengalaman pelatihan Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung ?; (2) bagaimana Kinerja pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung ?; (3) bagaimanakah analisis perbedaan kinerja pendidik PAUD berdasarkan pengalaman mengikuti pelatihan ?. Tujuan penelitian ini adalah; (1) mengetahui pengalaman pelatihan pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung; (2) mengetahui Kinerja pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung; (3) mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja pendidik PAUD berdasarkan pengalaman mengikuti pelatihan.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan sampel 46 pendidik PAUD yang pernah mengikuti pelatihan. Analisis data yang digunakan adalah analisis independent sample test.

Dalam penelitian ini, keterlibatan pendidik PAUD dibagi kedalam dua kelompok, yaitu kelompok pendidik yang pernah mengikuti pelatihan dan kelompok pendidik yang belum pernah mengikuti pelatihan. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh 28% pendidik PAUD belum pernah mengikuti pelatihan dan 72% pendidik PAUD yang pernah mengikuti pelatihan. Artinya, lebih banyak pendidik PAUD yang pernah mengikuti pelatihan dibandingkan dengan pendidik PAUD yang belum mengikuti pelatihan.

Menurut hasil analisis data, kinerja pendidik PAUD yang pernah mengikuti pelatihan dinilai lebih baik dibandingkan dengan kinerja pendidik PAUD yang belum mengikuti pelatihan. Dilihat dari hasil pengolahan, skor rata-rata kinerja pendidik PAUD yang pernah mengikuti pelatihan adalah 79,85, sedangkan skor rata-rata kinerja pendidik PAUD yang belum pernah mengikuti pelatihan adalah 60,15.

Menurut hasil uji empiris, menunjukkan perbedaan secara signifikan antara kinerja pendidik PAUD yang pernah mengikuti pelatihan dengan pendidik PAUD yang belum pernah mengikuti pelatihan.


(5)

Nicky Puspitasari, 2015

Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

ii

ABSTRAK

NICKY Puspitasari, Impact of Training on the Performance of early childhood educators in the District Cinambo Bandung.

This research is motivated by the variation in the performance of early childhood (PAUD)educators,suspected cause of the differences in education, experience and motivation to become early childhood educators. already has been made efforts to improve the competence, early childhood educators in District Cinambo through various training on early childhood. The formulation of this research is how the impact of training on the performance of early childhood educators in the District Cinambo Bandung, which are arranged in a research question, namely: (1) how early childhood educators involved in training?; (2) how the performance of early childhood educators based on training experience?; (3) whether the performance of early childhood educators are trained better than the early childhood educators who have been trained?. The purpose of this study is; (1) knowing involvement in the training of early childhood educators; (2) determine performance based on the experiences of early childhood educator training ; (3) determine and analyze the performance differences early childhood educator training experience.

The method used is descriptive method with a quantitative approach with a sample of 46 early childhood educators who attended the training. Analysis data which used is the analysis of the independent sample test.

In this study, the involvement of early childhood educators were divided into two groups, which is the group of educators who had attended training and a group of educators who have not been trained. Based on the results of data processing, obtained 28% of early childhood educators have not been trained and 72% of early childhood educators who attended the training. it means early childhood educators who attended the training it's lot more then who yet in trained..

According to the results of the data analysis, the performance of early childhood educators who attended the training is considered better than the performance of early childhood educators who have not been trained. Judging from the results of the processing, the average performance score of early childhood educators who attended the training is 79.85, while the average score of the performance of early childhood educators who have been trained is 60.15.

According to the results of the empirical test, showed significant differences between the performance of early childhood educators who had attended training with early childhood educators who have not been trained.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR……… ii

UCAPAN TERIMA KASIH……….. iii

DAFTAR ISI………. iv

DAFTAR TABEL………. vi

DAFTAR GAMBAR……… vii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian……….. 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ……… 4

C. Tujuan Penelitian……… 5

D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian……… 5

E. Struktur Organisasi Skripsi ……….. 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA/ LANDASAN TEORITIS A. Konsep Kinerja Pendidik PAUD……….. 7

1. Pengertian Kinerja ... 7

2. Kinerja Pendidik PAUD ……….. 9

3. Indikator Kinerja Pendidik PAUD ………... 10

B. Konsep Pelatihan ………... 17

1. Pengertian Pelatihan………..…. 17

2. Tujuan dan Manfaat Pelatihan ……….. 18

3. Dimensi-dimensi Program Pelatihan ………... 18

4. Manajemen Pelatihan ……….. 19

5. Komponen Pelatihan ……… 20

C. Hipotesis……… 23

BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian……… 24

B. Populasi dan Sampel Penelitian………... 26

C. Definisi Operasional……… 28

D. Instrumen Penelitian……… 29

E. Prosedur Penelitian………. 36

F. Analisa Data ……….. 38

BAB IV. TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………... 41

B. Profil Pendidik PAUD yang Menjadi Responden……..……… 44

C. Deskripsi Analisis Data……….. 46

1. Pengalaman Pelatihan Pendidik PAUD ……..……….. 46


(7)

iii

Nicky Puspitasari, 2015

Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

3. Analisis Perbedaan Kinerja Pendidik PAUD berdasarkan Pengalaman

Mengikuti Pelatihan ………. 52

D. Uji Normalitas ………... 54

E. Uji Homogenitas ……… 55

F. Pengujian Hipotesis……… 57

G. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 58

1. Pelatihan Pendidik PAUD………. 58

2. Kinerja Pendidik PAUD……… 60

3. Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD………... 62

BAB V. SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan……… 64

B. Implikasi dan Rekomendasi……….. 65

DAFTAR PUSTAKA………. 66 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Hal

3.1 Jumlah Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo 27

3.2 Kisi-kisi Instrumen Variabel X Pelatihan Pendidik PAUD 30 3.3 Kisi-kisi Instrumen Variabel Y Kinerja Pendidik PAUD 30 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Pendidik PAUD) 33 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Pendidik PAUD) 34 3.6 Uji Reliabilitas Variabel Y (Kinerja Pendidik PAUD) 36 4.1 Karakteristik Pendidik PAUD berdasarkan Pendidikan Terakhir 44 4.2 Karakteristik Pendidik PAUD berdasarkan Usia 45 4.3 Karakteristik Pendidik PAUD berdasarkan pengalaman mengikuti

pelatihan

47

4.4 Frekuensi Pelatihan Pendidik PAUD 48

4.5 Skor Kinerja yang terkait dengan pembelajaran 48 4.6 Skor Kinerja yang terkait dengan kepribadian 49 4.7 Skor Kinerja yang terkait dengan interaksi/ hubungan dengan orang

lain

50

4.8 Skor Kinerja yang terkait dengan Profesional 51 4.9 Skor rata-rata Kinerja Pendidik PAUD dilihat dari pengalaman

mengikuti pelatihan

54

4.10 Uji Normalitas 55

4.11 Uji Homogenitas 56


(9)

v

Nicky Puspitasari, 2015

Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Tabel Hal

2.1 Komponen Pelatihan 21

4.1 Karakteristik Pendidik PAUD berdasarkan Pendidikan Terakhir 45 4.2 Karakteristik Pendidik PAUD berdasarkan Usia 46 4.3 Karakteristik Pendidik PAUD berdasarkan pengalaman mengikuti

pelatihan

47

4.4 Skor rata-rata kinerja pendidik PAUD dilihat dari frekuensi pelatihan


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 pasal 31, mencantumkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Menyadari pentingnya pendidikan untuk semua warga dan sepanjang hayat, maka selanjutnya dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Menurut jenis layanannya, PAUD terbagi atas PAUD jalur pendidikan formal dan PAUD jalur pendidikan nonformal. Penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK)/Raudhatul Atfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat, yang menggunakan program untuk anak usia 4 – ≤6 tahun. Sedangkan penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan nonformal berbentuk Taman Penitipan Anak (TPA) dan bentuk lain yang sederajat, yang menggunakan program untuk anak usia 0 – <2 tahun, 2 – <4 tahun, 4 – ≤6 tahun dan Program Pengasuhan untuk anak usia 0 - ≤6 tahun; Kelompok Bermain (KB) dan bentuk lain yang sederajat, menggunakan program untuk anak usia 2 – <4 tahun dan 4 – ≤6 tahun. (Permendiknas No. 58)

PAUD merupakan komitmen dunia seperti yang tercantum dalam jurnal ilmiah visi (Widya Ayu Puspita, 2009, hlm. 175), Jominten Thailand (1990) menghasilkan komitmen “Pendidikan untuk Semua Orang, sejak lahir sampai menjelang ajal”, sedangkan Deklarasi Dakkar (2000) menghasilkan komitmen “memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak usia dini secara komprehensif terutama yang sangat rawan dan terlantar” dan Deklarasi “A World Fit for Children” di New York (2002) yang menghasilkan komitmen “Penyediaan Pendidikan yang Berkualitas”.

Peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tercermin dari jumlah lembaga PAUD yang terus bertambah setiap tahun. Hingga bulan Desember 2013, jumlah lembaga PAUD mencapai 174.367 lembaga se-Indonesia. (kemdikbud.go.id)


(11)

2

Nicky Puspitasari, 2015

Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

Begitu pentingnya PAUD, hingga seluruh dunia membicarakan tentang PAUD terutama untuk investasi bangsa di masa yang akan datang. Mulai dari keluarga, sekolah, hingga pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menciptakan generasi baru yang lebih baik.

Dalam pembelajaran PAUD, berbagai pihak memiliki peranan yang sangat penting, terutama orang tua. Sementara itu, dalam PAUD yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan, pendidik PAUD merupakan ujung tombak, karena berhubungan langsung dengan anak-anak dan orang tua.

Pendidik adalah orang-orang yang dalam melaksanakan tugasnya akan berhadapan dan berinteraksi langsung dengan para peserta didiknya dalam suatu proses yang sistematis, terencana, dan bertujuan.(paudni.kemdikbud.go.id)

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. (UU Nomor 20 tahun 2003)

Pendidik PAUD jalur formal maupun nonformal, memiliki tugas, dan diharapkan memiliki standar kualifikasi dan kompetensi yang sama. Namun, masih ada dikotomi antara pendidik PAUD jalur formal dan nonformal, salah satunya tertuang dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal (1), Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Dalam Undang-undang tersebut tidak disebutkan PAUD jalur nonformal, sehingga pendidik PAUD dijalur nonformal cenderung tidak memiliki payung hukum yang jelas.

Kualifikasi dan kompetensi pendidik PAUD didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, Pendidik PAUD harus memenuhi kualifikasi S1 dan memiliki sertifikat Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Dasar dan Lanjutan/ mahir.


(12)

Fakta menunjukkan, saat ini pendidik PAUD di Indonesia yang belum memenuhi kualifikasi S1 sebanyak 287.489 atau masih 81% pendidik PAUD yang belum memenuhi kualifikasi S1. (paudni.kemdikbud.go.id)

Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Salah satu cara dalam peningkatan Kompetensi Pendidik PAUD melalui Pendidikan dan Pelatihan.

Pelatihan menurut Flippo, Yucius, dan Mills, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan atau pekerja agar dapat mengerjakan suatu pekerjaan tertentu. Selanjutnya, secara lebih rinci Moekijat menjelaskan tujuan pelatihan, yaitu untuk (1) mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif; (2) mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan secara rasional; dan (3) mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerja sama dengan teman-teman, pegawai, dan pimpinan. (dalam Kartika, 2011, hlm.8)

Penelitian yang akan saya lakukan difokuskan pada lembaga PAUD jalur nonformal, khususnya pada tenaga pendidik. Tidak sedikit lembaga PAUD yang merekrut tenaga pendidiknya dengan kriteria mau dan peduli terhadap anak-anak tanpa melihat latar belakang kualifikasi dan kompetensi tenaga pendidik itu sendiri.

Dengan bertambah bahkan menjamurnya lembaga PAUD saat ini, khususnya pada jalur nonformal, maka jumlah tenaga pendidikpun semakin bertambah. Hal tersebut menyebabkan persaingan yang sangat tajam, ditambah lagi dengan faktor perkembangan teknologi dan globalisasi yang terus meningkat, maka setiap lembaga membutuhkan sumber daya manusia yang berkompetensi dan memberikan pelayanan yang prima dan bernilai. Dengan kata lain, pendidik harus memiliki kinerja yang tinggi. Terutama pendidik memiliki tugas yang cukup berat dalam hal mendidik anak dalam usia keemasan yang menjadi pondasi dasar bagi pendidikan anak itu sendiri.


(13)

4

Nicky Puspitasari, 2015

Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

“Kinerja adalah gambaran tentang hasil kerja seseorang berkaitan dengan tugas yang diembannya, dan didasarkan pada tanggung jawab profesional yang dimiliki seseorang” (Hamzah, 2012, hlm. 70).

Berdasarkan pengamatan penulis yang dikaitkan dengan situasi dan kondisi faktual di Kecamatan Cinambo Kota Bandung, masih ada pendidik yang belum mengikuti pelatihan-pelatihan yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi pendidik PAUD. Karena diharapkan melalui pelatihan, pendidik dapat meningkatkan kompetensinya sehingga nantinya dapat meningkatkan kinerja pendidik tersebut.

Masih ada pendidik yang mengajar tidak mempunyai persiapan mengajar atau ada persiapan mengajar namun tidak lengkap, seperti bahan ajar, media dalam pembelajaran, startegi yang akan digunakan, dan lain-lain yang tertulis dalam Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) dan Rencana Kegiatan Harian (RKH). Fenomena yang terjadi diatas bisa disebabkan oleh beberapa faktor, namun penulis hanya melihat dari kompetensi pendidik PAUD yang belum memenuhi standar. Dari uraian diatas penulis mengambil judul “Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi berbagai permasalahan pendidik PAUD yaitu :

1. Sebagian besar lembaga PAUD bertujuan sosial, dalam hal perekrutan pendidik pun diutamakan dengan kriteria mau dan peduli tanpa melihat latar belakang pendidikan atau kualifikasi dan kompetensi. Hal itu cenderung menjadi salah satu penyebab kinerja pendidik PAUD yang kurang optimal.

2. Dilihat dari kualifikasi, pendidik di Kecamatan Cinambo belum memenuhi standar kualifikasi pendidik, namun usaha untuk meningkatkan kompetensi, sebagian besar pendidik PAUD di


(14)

Kecamatan Cinambo sudah mengikuti berbagai pelatihan tentang PAUD.

3. Dalam hal perencanaan pembelajaran, sebagian besar pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo jarang membuat perencanaan pembelajaran secara tertulis.

Berdasarkan hasil identifikasi, maka peneliti merumuskan “Bagaimana dampak pelatihan terhadap kinerja pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung ?”

Berikut beberapa pertanyaan penelitian

1. Bagaimana pengalaman pelatihan pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung ?

2. Bagaimana Kinerja pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung?

3. Bagaimanakah analisis perbedaan kinerja pendidik PAUD berdasarkan pengalaman mengikuti pelatihan ?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan penelitin ini adalah untuk mengetahui dampak pelatihan terhadap kinerja pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung.

Sedangkan secara khusus bertujuan untuk :

1. Mengetahui pengalaman pelatihan pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung

2. Mengetahui Kinerja pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung

3. Mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja pendidik PAUD berdasarkan pengalaman mengikuti pelatihan.


(15)

6

Nicky Puspitasari, 2015

Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Pengembangan keilmuan Pendidikan Luar Sekolah terutama yang berkaitan dengan pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

2. Manfaat Praktis

Mengaplikasikan metodologi penelitian dan teori yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan dan diperolehnya data dan informasi tentang dampak pelatihan terhadap kinerja pendidik PAUD.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Penulisan karya ilmiah ini disusun dengan sistematika penulisan yang merujuk pada pedoman penulisan karya ilmiah UPI (2014, hlm. 23-38) sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka, membahas tentang kinerja pendidik PAUD, konsep pelatihan, dan hipotesis.

Bab III Metode Penelitian, membahas tentang desain penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, analisis data, dan definisi operasional.

Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan, membahas mengenai kondisi empiris pendidik PAUD pengalaman pelatihan tentang pengelolaan dan/ atau pembelajaran PAUD, kinerja pendidik PAUD, serta dampak pelatihan terhadap kinerja Pendidik PAUD.


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode merupakan cara utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu, dengan kata lain bahwa metode ini adalah suatu cara utama yang digunakan setelah penyelidikan dengan memperhitungkan kewajarannya, ditinjau dari arti luas yang biasanya perlu dijelaskan lebih ekplisit dan penyelidikan (Winarno Surakhmad, 2004 : 131)

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penggunaan metode deskriptif ini karena peneliti akan meneliti mengenai dampak pelatihan terhadap kinerja pendidik PAUD. Metode deskriptif dirasakan sangat cocok oleh peneliti dalam memecahkan masalah yang sedang diteliti karena metode deskriptif dapat menjabarkan dan memadukan data dari lapangan serta tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, tidak terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data, melainkan meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu.

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana untuk memilih sumber-sumber daya dan data yang akan dipakai untuk diolah dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Desain juga merupakan metode, yaitu cetak biru yang berupa prosedur-prosedur secara garis besar mulai dari hipotesis sampai kepada analisis data. (Umar, 2008, hlm.6-7)

Desain penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penentuan Subjek Penelitian

Subjek Penelitian pada penelitian ini adalah pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung. Selain itu pemilihan subjek penelitian ini didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut (a) Subjek Penelitian merupakan pendidik PAUD yang


(17)

25

Nicky Puspitasari, 2015

Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

pernah mengikuti pelatihan, dan (b) memiliki waktu yang cukup untuk dimintai informasi.

2. Memilih Metode Pengumpulan Data

Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti memilih metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode dokumentasi, observasi, literatur, dan kuesioner. Metode ini dirasakan sangat penting bagi peneliti, karena dengan metode tersebut akan memudahkan peneliti untuk mengungkap data yang ada di lapangan. Observasi dilaksanakan pada proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh pendidik PAUD, studi dokumentasi dilaksanakan untuk mengkroscek data di lapangan dengan dokumen-dokumen yang ada di lembaga yang berkaitan dengan dokumen pelatihan dan dokumen proses kegiatan belajar mengajar, studi literatur dilaksanakan oleh peneliti dengan mencari dari buku referensi lainnya yang sesuai dengan masalah yang sedang diteliti, dan kuesioner dilaksanakan untuk menganalisa data tentang dampak pelatihan terhadap kinerja pendidik PAUD.

3. Menyusun Alat Pengumpulan Data

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu menyusun alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengungkap data di lapangan, penyusunan alat pengumpulan data disusun oleh peneliti. Berikut merupakan alat pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti diantaranya adalah :

a. Studi Dokumentasi, teknik ini digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data mengenai permasalahan yang sedang diteliti melalui dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kinerja Pendidik PAUD.

b. Studi Kepustakaan maksudnya kajian terhadap beberapa literatur terutama yang membahas mengenai konsep pelatihan PAUD, kinerja pendidik PAUD.

c. Angket/ kuesioner, teknik ini digunakan dalam penelitian berupa pengajuan pertanyaan atau pernyataan kepada narasumber untuk


(18)

memperoleh data mengenai dampak pelatihan terhadap kinerja pendidik PAUD

4. Menganalisa data

Langkah selanjutnya yang dilaksanakan oleh peneliti yaitu menganalisis dari hasil data lapangan dengan beberapa tahapan diantaranya reduksi data, analisis data, penyajian data, menarik kesimpulan digunakan sebagai langkah dalam membandingkan data hasil lapangan dengan berbagai sumber yang lain dengan alasan dapat menghasilkan data yang diinginkan oleh peneliti.

5. Melaporkan hasil penelitian

Setelah data terkumpul dan dianalisis, selanjutnya peneliti melaporkan hasil dari peneliti dari awal sampai akhir mengenai penemuan-penemuan selama penelitian berlangsung.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti. (Martono, 2011, hlm. 74)

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 52 orang pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung.


(19)

27

Nicky Puspitasari, 2015

Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

Tabel 3.1

Jumlah Pendidik PAUD Kecamatan Cinambo

NO NAMA LEMBAGA JENIS PROGRAM JUMLAH PENDIDIK

1 KARSA MANDIRI KOBER 5

2 INSAN MANDIRI KOBER 4

3 DARUL AMANAH KOBER 5

4 PANCARAN IMAN KOBER 5

5 WIDYA DHARMA KOBER 4

6 TAMAN ANANDA POS PAUD 7

7 RUMAH PELANGI POS PAUD 4

8 PLAMBOYAN POS PAUD 5

9 MUTIARA INSAN POS PAUD 5

10 DAHLIA POS PAUD 8

JUMLAH 52

Sumber : pendataan lembaga PAUD Kec. Cinambo 2014

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. (Martono, 2011, hlm. 74)

di mana :

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 1%, 5%, atau 10%.


(20)

Pengambilan ukuran sampel menggunakan rumus tersebut dengan taraf kesalahan 5%, didapatkan 46 jumlah sampel penelitian. Hal ini dilakukan karena adanya keterbatasan kemampuan peneliri dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.

Penentuan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan cara undian. Dimulai dengan menuliskan nama dari seluruh populasi sebanyak 52 orang pada masing-masing gulungan kertas. Lalu, peneliti mengambil 46 gulungan kertas sebagai jumlah sampel secara acak, sehingga nama-nama yang tertera pada gulungan kertas yang terambil itulah yang merupakan sampel penelitian.

C. Definisi Operasional

1. Kinerja Pendidik PAUD

Kinerja Pendidik dalam penelitian ini didefinisikan sebagai implementasi dari kompetensi pendidik PAUD. Kompetensi pendidik PAUD merujuk pada Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa kompetensi meliputi, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial. Berikut adalah uraian indikatornya :

Kinerja pendidik yang terkait dengan pembelajaran merujuk pada aspek kompetensi pedagogik. Aspek ini terdiri dari tiga indikator meliputi: a. kemampuan dalam perencanaan pembelajaran, b. kemampuan dalam proses/ pelaksanaan pembelajaran, kemampuan dalam evaluasi pembelajaran.

Kinerja pendidik yang terkait dengan kepribadian merujuk pada aspek kompetensi kepribadian. Aspek ini terdiri dari dua indikator, meliputi : a. bertindak sesuai norma hokum, sosial, dan kebudayaan nasional, b. menunjukkan pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.


(21)

29

Nicky Puspitasari, 2015

Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

Kinerja pendidik yang terkait dengan interaksi/ hubungan dengan orang lain merujuk pada aspek kompetensi sosial. Aspek ini terdiri dari dua indikator, meliputi : a. komunikasi dengan sesama pendidik PAUD, tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, dan masyarakat, b. berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan atau tulisan atau bentuk lain.

Kinerja pendidik terkait dengan profesional merujuk pada aspek kompetensi profesional. Aspek ini terdiri dari tiga indikator, meliputi : a. penguasaan materi pembelajaran, b. mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif, c. memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

2. Pelatihan PAUD

Pelatihan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelatihan tentang pengelolaan dan/ atau pembelajaran PAUD.

D. Instrumen Penelitian

1. Pengembangan Insrumen

Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis.

Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti mengenai pelatihan pendidik PAUD dan Kinerja pendidik PAUD. Maka, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen pengalaman pelatihan pendidik PAUD dan instrumen penilaian kinerja pendidik PAUD.

Instrumen penelitian untuk variabel pelatihan pendidik PAUD (variabel X) adalah berupa isian singkat atau angket terbuka dan tertutup. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian untuk variabel x adalah sebagai berikut.


(22)

Tabel 3.2

Kisi-kisi instrumen Variabel X Pelatihan Pendidik PAUD

Variabel Sub Variabel Indikator

Pelatihan Pengalaman pelatihan pendidik PAUD

1.Nama/ Jenis pelatihan 2.Waktu Pelatihan 3.Penyelenggara 4.Lama belajar 5.Sertifikat

6.Tingkat Kepuasan mengikuti pelatihan

Instrumen penelitian untuk variabel Kinerja Pendidik PAUD (variabel Y) adalah berupa pernyataan yang berbentuk isian singkat atau angket tertutup yang disesuaikan dengan penilaian kinerja guru dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian untuk variabel Y adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3

Kisi-kisi instrumen variabel Y Kinerja pendidik PAUD

Variabel Sub variabel Indikator

Kinerja Pendidik PAUD Kinerja yang terkait dengan pembelajaran

1. Kemampuan dalam Perencanaan Pembelajaran 2. Kemampuan dalam Proses/ pelaksanaan

pembelajaran

3. Kemampuan dalam evaluasi pembelajaran Kinerja yang

terkait dengan Kepribadian

1. Bertindak sesuai dengan norma hukum, sosial, dan kebudayaan nasional

2. Menunjukkan pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat

Kinerja yang terkait dengan

1. Komunikasi dengan sesama guru PAUD, tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik, dan masyarakat

2. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan atau tulisan atau bentuk lain

Kinerja yang terkait dengan profesional

1. Penguasaan materi pembelajaran

2. Mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif

3. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri


(23)

31

Nicky Puspitasari, 2015

Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

Setelah instrumen penelitian disusun, lalu diujicobakan kepada responden yang dianggap identik dengan sampel penelitian. Tujuannya untuk memperoleh data yang akurat, yaitu dengan maksud untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan keterandalan (reliabilitas) instrumen penelitian tersebut.

Uji coba ini dilakukan terhadap 46 orang pendidik PAUD di Kecamatan Ujungberung Kota Bandung dengan alasan agar karakteristik respondennya sama dengan karakteristik responden yang sesungguhnya.

2. Skala Pengukuran Instrumen

Pengumpulan data untuk variabel X dan Y dalam penelitian ini menggunakan angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup yang disajikan dalam bentuk pernyataan dengan pilihan alternatif jawaban yang telah disediakan. Pemberian skor dalam instrument ini didasarkan pada skala likert dengan empat alternatif jawaban dan pembobotannya.

Pada pengisian angket, responden diminta untuk menyatakan kesetujuannya atau ketidaksetujuannya terhadap isi pernyataan ke dalam empat kategori jawaban, untuk kategori jawaban responden instrumen persepsi pelatihan pendidik PAUD pilihan jawaban terdiri dari skor 1 untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju, skor 2 untuk pilihan jawaban Tidak Setuju, skor 3 untuk pilihan jawaban Setuju, dan skor 4 untuk pilihan jawaban Sangat Setuju. Untuk kategori jawaban responden instrumen Kinerja Pendidik PAUD, pilihan jawaban terdiri dari skor 1 untuk pilihan jawaban Tidak Pernah, skor 2 untuk pilihan jawaban Kadang-kadang, skor 3 untuk pilihan jawaban Sering, skor 4 untuk pilihan jawaban Selalu. Penyusunan angket adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan, meliputi penyusunan kisi-kisi dan penetapan jenis instrumen yaitu berupa angket


(24)

b. Membuat daftar pernyataan berdasarkan kisi-kisi angket yang disusun secara singkat, jelas, dan sederhana untuk memudahkan responden memberikan jawaban yang sesuai dengan pernyataan yang telah disediakan.

c. Membuat petunjuk pengisian angket

d. Pemeriksaan angket oleh pembimbing terhadap isi tiap pernyataan e. Uji coba angket

f. Membuat surat pengantar angket agar responden mengetahui maksud dan tujuan dari pengisian angket

3. Analisis Validitas

Menurut Sugiyono (2006, hlm. 172) bahwa perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen penelitian yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Untuk menguji tingkat validitas sebuah instrumen penelitian digunakan Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut :

Keterangan:

rXY : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y ∑X : Jumlah skor dari tiap item dan seluruh responden ∑Y : Jumlah skor total seluruh item dan seluruh responden N : banyaknya sampel

(Sugiyono, 2006, hlm. 148) Suatu instrumen yang baik mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang baik memiliki validitas yang rendah. Uji validitas


(25)

33

Nicky Puspitasari, 2015

Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

dikenakan pada setiap item pertanyaan. Hasil koefisien korelasi tersebut kemudian dikonsultasikan ke dalam tabel harga kritik r Product Moment dengan taraf signifikansi α = 0,05 atau pada taraf kepercayaan 95%. Jika r hitung > dari r tabel, maka butir item dinyatakan valid, namun jika r hitung < r tabel, maka butir item dinyatakan tidak valid.

Tabel 3.4

Hasil Uji Valditas Variabel Y (Kinerja Pendidik PAUD)

No.Item Hasil Uji Keterangan r hitung r table

1 0.693 0.291 Valid

2 0.688 0.291 Valid

3 0.663 0.291 Valid

4 0.643 0.291 Valid

5 0.659 0.291 Valid

6 0.466 0.291 Valid

7 0.618 0.291 Valid

8 0.429 0.291 Valid

9 0.085 0.291 Tidak Valid

10 0.685 0.291 Valid

11 0.426 0.291 Valid

12 0.3 0.291 Valid

13 0.447 0.291 Valid

14 0.319 0.291 Valid

15 0.522 0.291 Valid

16 0.579 0.291 Valid

17 0.597 0.291 Valid

18 0.433 0.291 Valid

19 0.372 0.291 Valid

20 0.547 0.291 Valid

21 0.343 0.291 Valid

22 0.565 0.291 Valid

23 0.753 0.291 Valid

24 0.766 0.291 Valid

25 0.736 0.291 Valid

26 0.649 0.291 Valid


(26)

Dari hasil analisis, ada dua item yang tidak valid, yaitu item nomor 9 dan nomor 27, karena nilai r hitung yang lebih kecil dibandingkan dengan r tabel. Sehingga item yang valid berjumlah 25 item.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Pendidik PAUD)

No. Item

Hasil Uji

Keterangan r hitung r tabel

1 0.702 0.291 Valid

2 0.687 0.291 Valid

3 0.67 0.291 Valid

4 0.661 0.291 Valid

5 0.691 0.291 Valid

6 0.473 0.291 Valid

7 0.634 0.291 Valid

8 0.44 0.291 Valid

9 0.689 0.291 Valid

10 0.437 0.291 Valid

11 0.297 0.291 Valid

12 0.472 0.291 Valid

13 0.328 0.291 Valid

14 0.493 0.291 Valid

15 0.566 0.291 Valid

16 0.592 0.291 Valid

17 0.41 0.291 Valid

18 0.395 0.291 Valid

19 0.537 0.291 Valid

20 0.318 0.291 Valid

21 0.574 0.291 Valid

22 0.777 0.291 Valid

23 0.769 0.291 Valid

24 0.745 0.291 Valid


(27)

35

Nicky Puspitasari, 2015

Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

4. Analisis Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen ini untuk mengukur tingkat kemantapan instrumen yang telah diujicobakan. Menurut Sugiyono (2006, hlm. 174) reliabititas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu, instrumen yang valid umumnya reliabel.

Untuk menguji reliabilitas, maka dalam penelitian ini menggunakan rumus :

Keterangan :

r11 = Nilai reliabilitas

∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item St = Varians total

k = Jumlah item

Untuk mencari jumlah varians tiap butir, yaitu :

Keterangan :

Si = Varians skor tiap-tiap item ∑Xi2 = Jumlah kuadrat item Xi (∑Xi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan N = Jumlah responden


(28)

Reliabilitas angket akan terbukti jika rhitung > rtabel dengan tingkat kepercayaan 95%. Apabila rhitung < rtabel maka angket tersebut reliabel. Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas angket, berikut ini merupakan rekapitulasi uji reliabilitas instrumen penelitian :

Tabel 3.6

Uji Reabilitas Variabel Y (Kinerja Pendidik PAUD)

Cronbach’s Alpha Butir Pernyataan

0,930 25

Sumber : Pengolahan data

Dari hasil analisis didapat nilai Alpha sebesar 0, 930, sedangkan nilai r

tabel sebesar 0,291. Maka dapat disimpulkan bahwa item-item instrumen

penelitian untuk variabel Y tersebut reliabel.

E. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan

a. Mengidentifikasi masalah

b. Menentukan variabel-variabel yang akan diteliti

c. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran mengenai

variabel-variabel yang akan diteliti

d. Merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis

e. Menetapkan metode penelitian

f. Menetapkan populasi dan sampel dengan menggunakan teknik sampling yang


(29)

37

Nicky Puspitasari, 2015

Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

g. Menyusun proposal penelitian dan instrumen penelitian

h. Mengajukan proposal penelitian kepada dosen pembimbing

i. Mengajukan surat izin penelitian, direkomendasikan langsung ke Himpaudi

Kecamatan Cinambo Kota Bandung.

j. Membuat angket pelatihan yang ditujukan pada pendidik PAUD, dan angket

penilaian kinerja untuk pengelola/ kepala sekolah PAUD

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan, peneliti menyebarkan angket penelitian yang telah

dibuat kepada sejumlah responden. Yang menjadi responden dalam penelitian ini

yaitu pendidik PAUD untuk mengetahui pengalaman pelatihan pendidik PAUD

dan pengelola/ kepala sekolah PAUD untuk mendapatkan data mengenai kinerja

pendidik PAUD. Penyebaran angket dilakukan dua kali, pertama, angket mengenai

pengalaman pelatihan pendidik PAUD disebarkan pada saat acara pertemuan rutin

Himpaudi Kecamatan Cinambo di Kober Karsa Mandiri pada hari Senin, 8

Desember 2014. Kedua, angket mengenai kinerja pendidik PAUD disebarkan

pada pengelola/ kepala sekolah PAUD pada hari Rabu, 7 Januari 2015 di

masing-masing lembaga PAUD.

3. Tahap Pengolahan Data

Mengolah data adalah usaha yang konkrit untuk membuat data itu“ berbicara” (Winarno Surakhmad, 1994: 109-110). Oleh karena itu dalam pengolahan data hasil


(30)

a. Seleksi data, yaitu penulis melakukan seleksi atau memilih data yang telah

terkumpul dengan maksud untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan

penelitian.

b. Klasifikasi data, yaitu data yang telah diseleksi dikelompokan berdasarkan

kategori tertentu sesuai dengan pertanyaan penelitian, sehingga

pengolahannya dapat dengan mudah dilaksanakan.

c. Tabulasi data, yaitu kegiatan mentabulasikan data dengan maksud

mengetahui frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang satu dengan yang

lainnya.

d. Analisa penafsiran data, yaitu kegiatan untuk menganalisa dan menafsirkan

data hasil penelitian.

F. Analisis Data

1.Perhitungan Kecenderungan Umum Skor

Perhitungan kecenderungan umum skor responden dari setiap variabel dimaksudkan untuk mengetahui kecenderungan secara umum jawaban responden terhadap setiap variabel penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui frekuensi pelatihan pendidik PAUD dan skor kinerja pendidik PAUD dilihat dari pengalaman mengikuti pelatihan.

2.Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan Uji Sampel Kolmogorov Smirnov Test dengan menggunakan SPSS 17.0. Uji Kolmogorov Smirnov adalah satu uji lain untuk menggantikan Uji Kuadrat Chi untuk dua sampel yang independen.


(31)

39

Nicky Puspitasari, 2015

Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

Uji Kolmogorov smirnov berkehendak untuk menguji hipotesa bahwa tidak ada beda antara dua buah distribusi dua populasi mempunyai bentuk yang serupa. (Sudjana, 2005, hlm. 136)

Perumusan hipotesis

H0 : ZS hitung ≤ ZS tabel; data berdistribusi normal Hi : ZS hitung > ZS tabel; data tidak berdistribusi normal

Dengan ketentuan

H0 : p-value ≥ 0,05; data berdistribusi normal Hi : p-value < 0,05; data tidak berdistribusi normal

3.Uji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Uji homogenitas ini menggunakan SPSS 17.0. Dengan perumusan hipotesis sebagai berikut :

H0 : variansi pada tiap kelompok data adalah sama (homogen)

Hi : variansi pada tiap kelompok data adalah tidak sama (tidak homogen) Dengan ketentuan :

H0 : p-value ≥ 0,05; data bersifat homogen Hi : p-value < 0,05; data bersifat tidak homogen

(Sudjana, 2005, hlm.261)

4.Analisis T-Test Sampel Independen

Independent sample t-test adalah jenis uji statistika yang bertujuan untuk membandingkan rata-rata dua grup yang tidak saling berpasangan atau tidak


(32)

saling berkaitan. Tidak saling berpasangan dapat diartikan bahwa penelitian dilakukan untuk dua subjek sampel yang berbeda. (Sudjana, 2005, hlm.238)

Prinsip pengujian uji ini adalah melihat perbedaan variasi kedua kelompok data, sehingga sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu harus diketahui apakah variannya sama (equal variance) atau variannya berbeda (unequal variance).

Uji t untuk varian yang sama (equal variance) menggunakan rumus Polled Varians:

Uji t untuk varian yang berbeda (unequal variance) menggunakan rumus Separated Varians:


(33)

64

Nicky Puspitasari, 2015

Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Dalam penelitian ini, peneliti mengemukakan simpulan, implikasi dan rekomendasi berdasarkan temuan hasil penelitian dan penjelasan-penjelasan dari

bab sebelumnya mengenai “Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD

di Kecamatan Cinambo Kota Bandung”.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dan dianalisis mengenai

“Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung”, peneliti menarik simpulan bahwa :

1. Dilihat dari keterlibatan pendidik PAUD dalam mengikuti pelatihan, pendidik PAUD yang pernah mengikuti pelatihan lebih banyak dibandingkan dengan pendidik PAUD yang belum pernah mengikuti pelatihan. Pendidik PAUD yang pernah mengikuti pelatihan yang paling banyak pada rentang 6 sampai 10 kali mengikuti pelatihan.

2. Kinerja pendidik PAUD yang pernah mengikuti pelatihan dinilai lebih baik dibandingkan dengan kinerja pendidik PAUD yang belum pernah mengikuti pelatihan. Kinerja pendidik terdiri dari kinerja yang terkait dengan pembelajaran, kinerja yang terkait dengan kepribadian, kinerja yang terkait dengan interaksi/ hubungan dengan orang lain, kinerja yang terkait dengan profesional.

3. Uji empiris menyatakan bahwa pelatihan memiliki dampak terhadap kinerja pendidik PAUD. Hal ini ditunjukkan dalam analisis Independen sample Test, bahwa terdapat perbedaan kinerja pendidik PAUD, dilihat dari keaktifan mengikuti pelatihan. Pendidik PAUD dengan frekuensi pelatihan yang tinggi menunjukkan skor kinerja yang tinggi pula. Sebaliknya, pendidik dengan frekuensi pelatihan yang rendah, menunjukkan skor kinerja yang rendah pula.


(34)

B. Implikasi dan Rekomendasi

Setelah peneliti membahas permasalahan dan menyimpulkan, maka dalam kesempatan ini peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Lembaga Penyelenggara

Pelatihan merupakan salah satu jalan bagi pendidik PAUD untuk menambah dan meningkatkan kualitas kinerja pendidik PAUD. Pihak penyelenggara, sebaiknya lebih meningkatkan keprofesionalan dalam penyelenggaraannya. Salah satunya dengan memperhatikan identifikasi kebutuhan pendidik PAUD, agar pelatihan itu sendiri memberikan dampak yang baik bagi peserta (pendidik PAUD).

2. Bagi Pendidik PAUD

Pendidik merupakan subjek penting dalam program pelatihan, karena pendidik memiliki kewajiban untuk mengaplikasikan kembali ilmu yang didapat dalam pelatihan. Pendidik PAUD harus berperan aktif dalam program pelatihan agar semua ilmu yang diberikan dapat dipahami dan diaplikasikan, sehingga diharapkan kinerja pendidik dapat terus meningkat.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan topik yang sama, sebaiknya melakukan penelitian yang lebih spesifik dan mendalam mengenai dampak pelatihan atau faktor lain dalam penilaian kinerja pendidik PAUD.


(35)

66

Nicky Puspitasari, 2015

Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu

DAFTAR PUSTAKA Buku dan Jurnal:

Bestari, Prayoga. (2010). Sistem Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil Berbasis Tugas Pokok dan Fungsi. Bandung :Unpad Press

Fatthurrohman, Pupuh. (2012). Guru Profesional. Bandung : PT. Refika Aditama

Kartika, Ikka. (2009). Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung : Nusantara Press.

Mangkunegara. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung :

Remaja Rosdakarya

Martono, Nanang. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Puspita, Widya Ayu. (2009). Pengaruh Adversity Quentient dan Motivasi Berprestasi

terhadap Kinerja Pendidik PAUD Ditinjau dari Kelompok Etnis. Jurnal Ilmiah Visi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Non Formal, IV (2), hlm.175-188.

Sofyandi, Herman. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudjana. (2004). Pendidikan Nonformal. Bandung : Falah Production.

Sudjana.(2005). Meroda Statistika- edisi 6. Bandung : Tarsito.

Sudjana. (2007). Sistem dan Manajemen Pelatihan: Teori dan Aplikasi. Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Pendekatan Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta

Surakhmad, W. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito

Umar, Husein. (2008). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan: paradigma

positivistik berbasis pemecahan masalah. Jakarta : Rajawali Pers.


(36)

Internet :

Hariyanti, Dwi Prasetiyawati. (2011). Peningkatan Kinerja Guru PAUD dalam rangka

Pengembangan Karakter Peserta Didik. [Online]. Diakses dari : http://prosiding.upgrismg.ac.id/index.php/PAUD/paud/paper/viewFile/93/ 240

Maulipaksi, Desliana. Indonesia Kini Miliki 174.367 Lembaga PAUD. [Online]. Tersedia di : http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/2334. Diakses 9 September 2014

_______. (2014). Rencana Manajemen Mutu. [Online]. Tersedia di : paudni.kemdikbud.go.id. Diakses 18 Maret 2014

Perundang-undangan :

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Undang-undang dasar tahun 1945 hasil amandemen.

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.


(1)

Uji Kolmogorov smirnov berkehendak untuk menguji hipotesa bahwa tidak ada beda antara dua buah distribusi dua populasi mempunyai bentuk yang serupa. (Sudjana, 2005, hlm. 136)

Perumusan hipotesis

H0 : ZS hitung≤ ZS tabel; data berdistribusi normal Hi : ZS hitung > ZS tabel; data tidak berdistribusi normal Dengan ketentuan

H0 : p-value ≥ 0,05; data berdistribusi normal Hi : p-value < 0,05; data tidak berdistribusi normal

3.Uji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Uji homogenitas ini menggunakan SPSS 17.0. Dengan perumusan hipotesis sebagai berikut : H0 : variansi pada tiap kelompok data adalah sama (homogen)

Hi : variansi pada tiap kelompok data adalah tidak sama (tidak homogen) Dengan ketentuan :

H0 : p-value ≥ 0,05; data bersifat homogen Hi : p-value < 0,05; data bersifat tidak homogen

(Sudjana, 2005, hlm.261) 4.Analisis T-Test Sampel Independen


(2)

saling berkaitan. Tidak saling berpasangan dapat diartikan bahwa penelitian dilakukan untuk dua subjek sampel yang berbeda. (Sudjana, 2005, hlm.238) Prinsip pengujian uji ini adalah melihat perbedaan variasi kedua kelompok data, sehingga sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu harus diketahui apakah variannya sama (equal variance) atau variannya berbeda (unequal variance). Uji t untuk varian yang sama (equal variance) menggunakan rumus Polled

Varians:

Uji t untuk varian yang berbeda (unequal variance) menggunakan rumus

Separated Varians:


(3)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Dalam penelitian ini, peneliti mengemukakan simpulan, implikasi dan rekomendasi berdasarkan temuan hasil penelitian dan penjelasan-penjelasan dari

bab sebelumnya mengenai “Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD

di Kecamatan Cinambo Kota Bandung”.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dan dianalisis mengenai

“Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Pendidik PAUD di Kecamatan Cinambo Kota Bandung”, peneliti menarik simpulan bahwa :

1. Dilihat dari keterlibatan pendidik PAUD dalam mengikuti pelatihan, pendidik PAUD yang pernah mengikuti pelatihan lebih banyak dibandingkan dengan pendidik PAUD yang belum pernah mengikuti pelatihan. Pendidik PAUD yang pernah mengikuti pelatihan yang paling banyak pada rentang 6 sampai 10 kali mengikuti pelatihan.

2. Kinerja pendidik PAUD yang pernah mengikuti pelatihan dinilai lebih baik dibandingkan dengan kinerja pendidik PAUD yang belum pernah mengikuti pelatihan. Kinerja pendidik terdiri dari kinerja yang terkait dengan pembelajaran, kinerja yang terkait dengan kepribadian, kinerja yang terkait dengan interaksi/ hubungan dengan orang lain, kinerja yang terkait dengan profesional.

3. Uji empiris menyatakan bahwa pelatihan memiliki dampak terhadap kinerja pendidik PAUD. Hal ini ditunjukkan dalam analisis Independen

sample Test, bahwa terdapat perbedaan kinerja pendidik PAUD, dilihat

dari keaktifan mengikuti pelatihan. Pendidik PAUD dengan frekuensi pelatihan yang tinggi menunjukkan skor kinerja yang tinggi pula.


(4)

B. Implikasi dan Rekomendasi

Setelah peneliti membahas permasalahan dan menyimpulkan, maka dalam kesempatan ini peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Lembaga Penyelenggara

Pelatihan merupakan salah satu jalan bagi pendidik PAUD untuk menambah dan meningkatkan kualitas kinerja pendidik PAUD. Pihak penyelenggara, sebaiknya lebih meningkatkan keprofesionalan dalam penyelenggaraannya. Salah satunya dengan memperhatikan identifikasi kebutuhan pendidik PAUD, agar pelatihan itu sendiri memberikan dampak yang baik bagi peserta (pendidik PAUD).

2. Bagi Pendidik PAUD

Pendidik merupakan subjek penting dalam program pelatihan, karena pendidik memiliki kewajiban untuk mengaplikasikan kembali ilmu yang didapat dalam pelatihan. Pendidik PAUD harus berperan aktif dalam program pelatihan agar semua ilmu yang diberikan dapat dipahami dan diaplikasikan, sehingga diharapkan kinerja pendidik dapat terus meningkat.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan topik yang sama, sebaiknya melakukan penelitian yang lebih spesifik dan mendalam mengenai dampak pelatihan atau faktor lain dalam penilaian kinerja pendidik PAUD.


(5)

DAFTAR PUSTAKA Buku dan Jurnal:

Bestari, Prayoga. (2010). Sistem Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil Berbasis

Tugas Pokok dan Fungsi. Bandung :Unpad Press

Fatthurrohman, Pupuh. (2012). Guru Profesional. Bandung : PT. Refika Aditama Kartika, Ikka. (2009). Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung : Nusantara Press.

Mangkunegara. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung :

Remaja Rosdakarya

Martono, Nanang. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis

Data Sekunder. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Puspita, Widya Ayu. (2009). Pengaruh Adversity Quentient dan Motivasi Berprestasi

terhadap Kinerja Pendidik PAUD Ditinjau dari Kelompok Etnis. Jurnal

Ilmiah Visi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Non Formal, IV (2),

hlm.175-188.

Sofyandi, Herman. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudjana. (2004). Pendidikan Nonformal. Bandung : Falah Production. Sudjana.(2005). Meroda Statistika- edisi 6. Bandung : Tarsito.

Sudjana. (2007). Sistem dan Manajemen Pelatihan: Teori dan Aplikasi. Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Pendekatan Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta

Surakhmad, W. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito

Umar, Husein. (2008). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan:

paradigma


(6)

Internet :

Hariyanti, Dwi Prasetiyawati. (2011). Peningkatan Kinerja Guru PAUD dalam rangka

Pengembangan Karakter Peserta Didik. [Online]. Diakses dari : http://prosiding.upgrismg.ac.id/index.php/PAUD/paud/paper/viewFile/93/ 240

Maulipaksi, Desliana. Indonesia Kini Miliki 174.367 Lembaga PAUD. [Online]. Tersedia di : http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/2334. Diakses 9 September 2014

_______. (2014). Rencana Manajemen Mutu. [Online]. Tersedia di : paudni.kemdikbud.go.id. Diakses 18 Maret 2014

Perundang-undangan :

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Undang-undang dasar tahun 1945 hasil amandemen.

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.