PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VII B DALAM MERINGKAS TEKS EKSPLANASI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa SMP Negeri 1 Lembang).

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VII B DALAM MERINGKAS TEKS EKSPLANASI MELALUI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa SMP Negeri 1 Lembang)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

oleh

Arinanda Alma Duhita NIM 1006783

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Oleh

Arinanda Alma Duhita

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Arinanda Alma Duhita 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

ARINANDA ALMA DUHITA 1006783

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VII B DALAM MERINGKAS TEKS EKSPLANASI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa SMP Negeri 1 Lembang)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I,

Pembimbing II,

Mengetahui,


(4)

Arinanda Alma Duhita (1006783) Universitas Pendidikan Indonesia

Almaduhita92@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan-permasalahan yang ada selama pembelajaran meringkas teks eksplanasi yang dilaksanakan di kelas VII B SMP Negeri 1 Lembang. Tujuannya adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran tersebut. Cara pengumpulan data adalah observasi, angket, wawancara dan tugas proyek. Data yang diperoleh ini bersumber dari observasi awal, wawancara, angket dan karya siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya meningkatkan kemampuan meringkas teks eksplanasi melalui pembelajaran kooperatif model student teams achievement division berhasil meningkatkan kemampuan meringkas teks eksplanasi siswa dalam dua siklus. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan rata-rata nilai siswa. Pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah 78,68 dan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 84,48 dengan siswa yang berhasil mencapai KKM sekolah sebanyak 92,68%. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah mampu meringkas teks eksplanasi dengan baik.

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif, Student Teams Achievement Division, Teks Eksplanasi.

Abstract

This research is motivated by the problems that exist for explanatory text summarizing the learning undertaken in class VII B SMP Negeri 1 Lembang. The goal is to improve the learning process. Method of data collection are observation, questionnaires, interviews and project assignments. The data obtained is derived from the initial observation, interviews, questionnaires and student work. The results suggest that efforts to improve the ability of explanatory text summarizing through cooperative learning model of student teams achievement division has been successfully implemented in two cycles. This is evidenced by the increase in average student scores. In the first cycle, students 'average score was 78.68 and the second cycle students' average score increased to 84.48 with the students who made it to the school as much as 92.68% KKM. It shows that most of the students are able to summarize the explanatory text well.

Keywords: Cooperative Learning, Student Teams Achievement Division, Explanatory Text.


(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1

B. Masalah 1. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6

2. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

3. Pemecahan Masalah Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... ... 8

D. Manfaat Penelitian... ... 8

BAB II MERINGKAS TEKS EKSPLANASI DAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION...10

A. Meringkas Teks Eksplanasi 1. Menulis 1.1Hakikat Menulis ... 10


(6)

3.1Pengertian Teks Eksplanasi... 16

3.2Struktur dan Ciri-ciri Teks Eksplanasi ... 17

B. Pembelajaran Kooperatif Model Student Teams Achievement Division 1. Konsep Dasar dan Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif ... 19

2. Pengertian Model Student Teams Achievement Division ... 20

3. Keunggulan dan Kelemahan Model Student Teams Achievement Division ... 22

3.1Keunggulan... ..22

3.2Kelemahan... 23

4. Tahap Pelaksanaan Model Student Teams Achievement Division .. 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian... ... 28

2. Subjek Penelitian... ... 28

B. Definisi Operasional... 28

C. Indikator Keberhasilan Penelitian ... 29

D. Metode Penelitian... 29

E. Desain Penelitian... ... 30

F. Prosedur Penelitian... 31

G. Teknik Pengumpulan Data... ... 33

H. Instrumen Penelitian... 34

I. Teknik Analisis Data... ... 45

J. Pengolahan Hasil Tes... ... 45


(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Hasil Studi Pendahuluan ... ... 48

1. Hasil Wawancara Guru... ... 48

2. Hasil Angket ... ... 50

B. Hasil Penelitian Siklus I ... 55

1. Perencanaan Pelaksanaan Tindakan Siklus I... ... ...55

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 56

3. Analisis Hasil Penelitian Siklus I... . 58

4. Hasil Pengamatan Tindakan ... 87

4.1Hasil Observasi Aktivitas Guru... .... 87

4.2Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... ... 89

4.3Skor Kemajuan Meringkas Teks Eksplanasi Siswa ... ... 91

4.4Hasil Catatan Lapangan ... .... 93

5. Refleksi Tindakan Siklus I ... ... 94

C. Hasil Penelitian Siklus II ... 96

1. Perencanaan Pelaksanaan Tindakan Siklus II... ... 96

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II... ... 97

3. Analisis Hasil Penelitian Siklus II ... 98

4. Hasil Pengamatan Tindakan II ... ... 128

4.1Hasil Observasi Aktivitas Guru... ... 128

4.2Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... ... 130

4.3Skor Kemajuan Meringkas Teks Eksplanasi Siswa ... ... 132

4.4Hasil Catatan Lapangan ... ... 134

5. Refleksi Tindakan Siklus II... .... 135

D. Hasil Penelitian Setiap Siklus ... .... 136

1. Tingkat Kemampuan Siswa dalam Meringkas Teks Eksplanasi Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Student Teams Achievement Division ... 136

2. Hasil Observasi Aktivitas Guru... ... 140


(8)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 148

5.1 Simpulan ... 148

5.2 Saran ... 150

DAFTAR PUSTAKA ... 151


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Peningkatan Nilai Penghargaan Kelompok Slavin ... 26

Tabel 2.2 Kriteria Penghargaan Kelompok Slavin ... 27

Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Meringkas Teks Eksplanasi ... 37

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Meringkas Teks Eksplanasi ... 37

Tabel 3.3 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 40

Tabel 3.4 Lembar Observasi Aktivitas Siswa... 42

Tabel 3.5 Lembar Catatan Lapangan ... 44

Tabel 4.1 Rangkuman Informasi Awal Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Minat Siswa dalam Menulis Ringkasan Teks Eksplanasi 50 Tabel 4.2 Hasil Penilaian Akhir Siklus I ... 58

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Meringkas Teks Eksplanasi Siklus I Subjek 1 Kategori A- ... 64

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Meringkas Teks Eksplanasi Siklus I Subjek 2 Kategori A- ... 68

Tabel 4.5 Hasil Penilaian Meringkas Teks Eksplanasi Siklus I Subjek 1 Kategori B+ ... 72

Tabel 4.6 Hasil Penilaian Meringkas Teks Eksplanasi Siklus I Subjek 1 Kategori B ... 76

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Meringkas Teks Eksplanasi Siklus I Subjek 1 Kategori B- ... 79

Tabel 4.8 Hasil Penilaian Meringkas Teks Eksplanasi Siklus I Subjek 2 Kategori B- ... 84

Tabel 4.9 Pengklasifikasian Kategori Nilai Siklus I ... 84

Tabel 4.10 Hasil Observasi Mengajar Siklus I ... 88

Tabel 4.11 Hasil Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Siklus I ... 90

Tabel 4.12 Skor Kemajuan Meringkas Teks Eksplanasi Siklus I ... 91

Tabel 4.13 Hasil Catatan Lapangan Observer 1 Siklus 1 ... 93


(10)

Subjek 2 Kategori A ... 108

Tabel 4.19 Hasil Penilaian Meringkas Teks Eksplanasi Siklus II Subjek 1 Kategori A- ... 111

Tabel 4.20 Hasil Penilaian Meringkas Teks Eksplanasi Siklus II Subjek 2 Kategori A- ... 114

Tabel 4.21 Hasil Penilaian Meringkas Teks Eksplanasi Siklus II Subjek 1 Kategori B+ ... 117

Tabel 4.22 Hasil Penilaian Meringkas Teks Eksplanasi Siklus II Subjek 1 Kategori B ... 121

Tabel 4.23 Hasil Penilaian Meringkas Teks Eksplanasi Siklus II Subjek 2 Kategori B ... 125

Tabel 4.24 Penklasifikasian Kategori Nilai Siklus II ... 125

Tabel 4.25 Hasil Observasi aktivitas mengajar siklus II ... 129

Tabel 4.26 Hasil Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Siklus II... 130

Tabel 4.27 Skor Kemajuan Meringkas Teks Eksplanasi Siswa Siklus II ... 132

Tabel 4.28 Hasil Catatan Lapangan Observer 1 Siklus II ... 134

Tabel 4.29 Hasil Catatan Lapangan Observer 2 Siklus II ... 134

Tabel 4.30 Hasil Catatan Lapangan Observer 3 Siklus II ... 135

Tabel 4.31 Kategori Skor Siswa Setiap Siklus ... 136

Tabel 4.32 Hasil Perolehan Skor Siswa Setiap Siklus ... 138

Tabel 4.33 Nilai Rata-rata Setiap Siklus... 139

Tabel 4.34 Hasil aktivitas Siswa Setiap Siklus ... 140

Tabel 4.35 Hasil Perolehan Nilai Siswa Siklus I dan II ... 145


(11)

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Model Visualisasi PTK Kemmis dan Mc Taggart ... 30

Bagan 4.1 Nilai Meringkas Teks Eksplanasi Siklus I ... 86

Bagan 4.2 Nilai Pencapaian KKM Meringkas Teks Eksplanasi Siklus I ... 87

Bagan 4.3 Nilai Meringkas Teks Eksplanasi Siklus II ... 127

Bagan 4.4 Nilai Pencapaian KKM Meringkas Teks Eksplanasi Siklus II ... 128

Bagan 4.5 Perolehan Kategori Skor Siswa Setiap Siklus ... 139


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Saat ini pemerintah telah secara bertahap menerapkan kurikulum 2013. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang merata ke segala aspek kemampuan berbahasa, materi pelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 lebih menekankan kepada siswa untuk memiliki kemampuan membaca dan menulis. Hal ini terkait dengan penemuan bahwa bangsa Indonesia sangat rendah pada minat baca dan kurang produktif dalam menghasilkan sebuah karya sehingga dengan diterapkannya kurikulum 2013 ini diharapkan akan dapat meningkatkan minat baca dan produktifitas siswa dalam membuat tulisan.

Meringkas teks eksplanasi merupakan salah satu kemampuan yang harus dikuasai siswa. Hal ini sejalan dengan kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum 2013 dan wajib dicapai penguasaannya oleh siswa pada kelas VII. Meringkas suatu bacaan bertujuan untuk menguji kemampuan penulis pemula dalam menemukan pokok-pokok permasalahan sebuah tulisan, kemudian menyusun kembali dalam sebuah tulisan yang lebih ringkas.

Idealnya dengan adanya kompetensi dasar ini siswa dapat menguasai kemampuan meringkas, khususnya meringkas teks eksplanasi dengan baik. Dalam hal meringkas siswa terlebih dahulu harus memahami unsur-unsur penting yang akan diaplikasikan dalam membuat suatu ringkasan antara lain yaitu membaca naskah asli secara keseluruhan, menemukan kata kunci dan mencatat gagasan utama atau butir-butir pokok teks. Setelah itu,siswa dapat menulis rangkuman isi teks berdasarkan butir-butir pokok yang telah dicatat. Perlu diperhatikan pula bahwa hasil dari kegiatan meringkas harus runtut dan


(13)

2

terpadu sehingga dapat menggambarkan isi maupun struktur teks eksplanasi keseluruhan yang telah diringkas.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas sekait dengan kemampuan siswa meringkas teks eksplanasi. Penelitian akan dilakukan di kelas VII B SMP Negeri 1 Lembang. Pemilihan lokasi dan subjek penelitian ini didasarkan pada keefisienan waktu, tenaga dan tempat.

Untuk mengetahui kondisi nyata di lapangan tentang pelaksanaan dan hasil pembelajaran siswa dalam meringkas teks eksplanasi, maka penulis melakukan observasi awal ke SMP Negeri 1 Lembang pada Selasa, 4 Maret 2014 untuk memperoleh gambaran dan analisis data awal untuk dikembangkan dalam skala penelitian yang lebih besar. Penelitian dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII B tentang kemampuan dan hasil pencapaian siswa dalam meringkas teks eksplanasi. Selain itu penulis juga menyebarkan angket kepada siswa terkait pembelajaran menulis, khususnya materi meringkas teks eksplanasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada observasi awal kemampuan siswa dalam meringkas teks eksplanasi masih tergolong rendah karena masih banyak siswa yang belum mengetahui cara meringkas yang benar.

Berdasarkan observasi awal tersebut,siswa yang diharapkan memiliki kemampuan meringkas teks dengan baik belum mampu mencapai standar pencapaian kompetensi dasar pada kurikulum 2013 yang ditetapkan pemerintah. Dalam hal menulis ringkasan teks eksplanasi masih banyak siswa yang hanya terkesan asal tanpa memperhatikan kaidah atau aturan dalam meringkas yang tepat padahal untuk menghasilkan ringkasan yang baik perlu memperhatikan prosedur agar ringkasan yang dihasilkan memiliki keruntutan dan keterpaduan bentuk yang baik.


(14)

Hasil analisis dari observasi awal menunjukkan bahwa beberapa hal yang menyebabkan keterampilan meringkas teks eksplanasi siswa masih kurang tidak lepas dari latar belakang siswa, yakni motivasi belajar siswa di kelas rendah, khususnya minat dalam pembelajaran menulis. Faktor siswayang masih kesulitan dalam mencari dan menentukan ide pokok atau gagasan utama yang selanjutnya akan menjadi dasar dalam bahan ringkasannya. Faktor kesulitan siswa juga terdapat ketika berusaha menggabungkan beberapa gagasan utama menjadi kalimat yang lebih ringkas dan mudah dipahami atau dengan kata lain kemampuan reproduksi kalimat yang belum baik. Selain itu, penggunaan model dan media pembelajaran yang dipergunakan guru belum optimal.

Meringkas termasuk dalam aspek kemampuan menulis. Pembelajaran menulis ringkasan di sekolah memiliki peranan yang sangat penting sebagai dasar keterampilan menulis siswa. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang harus mendapatkan perhatian karena menuntut kecerdasan dan kreativitas. Dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikan rupa sehingga menghasilkan tulisan yang runtut dan padu. Oleh sebab itu, dibutuhkan latihan yang intensif untuk menguasai keterampilan menulis, khususnya menulis ringkasan teks eksplanasi.

Dengan adanya permasalahan tersebut, diperlukan suatu inovasi baru dalam pembelajaran di kelas. Guru bahasa Indonesia harus mampu menciptakan suasana belajar yang dapat meningkatkan keterampilan menulis pada siswa yang sedang berada dalam tataran masa remaja awal ini. Guru dapat mengupayakannya dengan menggunakan model


(15)

4

pembelajaran yang menarik dan beragam. Penggunaan model pembelajaran yang menarik dan beragam sangat penting bagi siswa untuk membantu dalam pencarian ide atau gagasan pokok dalam membuat ringkasan teks eksplanasi.

Ada beberapa model yang dapat diterapkan sebagai alternatif dalam meningkatkan kemampuan meringkas teks eksplanasi siswa. Salah satunya adalah pembelajaran kooperatif model student teams achievement divisionatau STAD untuk peningkatan keterampilan menulis teks eksplanasi. STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (Rusman, 2012: 213). Model ini mengedepankan kerjasama kelompok dalam menyelesaikan sebuah masalah. Diawali dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Susiani pada tahun 2008 dalam skripsinya yang berjudul “Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Ringkasan dengan Model STAD Bagi Siswa Kelas VI SDN Girimoyo III Karangploso Malang”. Penelitian yang hampir serupa juga pernah dilakukan olehTri Yudowibowo dalam tesisnya yang berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi Pada Siswa Kelas X SMKN 2 Ngawi Tahun Ajaran 2009/2010”.Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif model STADmampu meningkatkan kualitas pembelajaran serta hasil keterampilan menulis ringkasan siswa.

Hal mendasar yang membedakan penelitian ini dengan dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah pada materi penelitian, yaitu meringkas teks eksplanasi. Teks eksplanasi merupakan materi pelajaran


(16)

yang baru diterapkan pada kurikulum 2013 sehingga penelitian ini akan menjadi penelitian yang relatif baru dan memiliki tingkat keorisinalan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Melihat hasil dari keberhasilan beberapa penelitian tersebut, pembelajaran kooperatif model STADdiharapkan pula dapat meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran serta kemampuan meringkas teks eksplanasi siswa juga dapat meningkat.

Model pembelajaran kooperatif model STAD ini dianggap dapat relevan dengan pembelajaran meringkas teks eksplanasi sebab melalui pembelajaran kooperatif model ini, siswa dapat saling bertukar pikiran dalam mencari gagasan atau ide pokok untuk selanjutnya diproduksi menjadi sebuah teks eksplanasi yang lebih padat dalam sebuah ringkasan.

Selain itu, pemilihan model ini juga dapat diterapkan karena banyak pengajar belum menerapkan sistem kerjasama di dalam kelas karena beberapa alasan, salah satunya kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika mereka ditempatkan dalam kelompok. Padahal pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan efektif.

Pembelajaran kooperatif model STAD dalam pelaksanaannya membagi siswa dalam tiap kelompok yang heterogen. Anggota tim merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Siswa berdiskusi dalam satu kelompok untuk memecahkan permasalahan. Tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang, siswa yang mempunyai kemampuan lebih dalam menulis teks eksplanasi dikelompokkan dengan siswa yang kemampuannya kurang. Dengan


(17)

6

menerapkan pembelajaran kooperatif model STAD tersebut, diharapkan akan tercipta peer tutor (tutor teman sebaya). Seperti halnya pembelajaran lainnya, pembelajaran kooperatif model STAD ini juga membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Persiapan-persiapan tersebut antara lain a) perangkat pembelajaran; b) membentuk kelompok kooperatif, c) menentukan skor awal, d) pengaturan tempat duduk, serta e) kerja kelompok(Trianto, 2010:68).

B. Masalah

1. Identifikasi Masalah Penelitian

Masalah-masalah yang dapat diidentifikasi dari latar belakang penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

a. Produktivitas siswa dalam membuat suatu karya, khususnya dalam bentuk tulisan masih sangat rendah.

b. Kemampuan siswa dalam meringkas teks eksplanasi masih rendah karena terhambat oleh beberapa kendala, diantaranya siswa masih kesulitan dalam mencari dan menentukan ide pokok atau gagasan utama.

c. Banyak guru yang belum menerapkan model pembelajaran serta media pembelajaran yang sesuai dalam penerapan pengajaran di kelas, sehingga pencapaian kemampuan siswa khususnya dalam meringkas teks eksplanasi masih kurang.

2. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakan perencanaan pembelajaran meringkas teks eksplanasi melalui pembelajaran kooperatif model student teams achievement divisiondi kelas VII B di SMP Negeri 1 Lembang?


(18)

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran meringkas teks eksplanasi melalui pembelajaran kooperatif model student teams achievement divisiondi kelas VII B di SMP Negeri 1 Lembang?

3. Bagaimanakah hasil pembelajaran meringkas teks eksplanasi melalui pembelajaran kooperatif model student teams achievement division di kelas VII B di SMP Negeri 1 Lembang?

3. Pemecahan Masalah Penelitian

Adanya permasalahan tersebut, peneliti akan mengaplikasikan pembelajaran kooperatif model student teams achievement division dalam pembelajaran meringkas teks eksplanasi. Melalui pembelajaran kooperatif model ini diharapkan kemampuan siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Lembang dalam meringkas teks eksplanasi dapat meningkat. Tahap pelaksanaan model pembelajaran ini adalah sebagai berikut.

1) Penyajian kelas

Pada tahap penyajian kelas guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan selanjutnya menyampaikan materi kepada siswa tentang langkah dan cara meringkas teks eksplanasi yang baik. 2) Kegiatan kelompok

Pada tahapan ini, guru membagi kelompok berdasarkan latar belakang sosial, prestasi akademi, maupun berdasarkan jenis kelamin. Selanjutnya, siswa berdiskusi dan bertukar pikiran untuk mencari ide pokok dalam teks eksplanasi model yang akan menjadi bahan penting dalam rangka meringkas teks eksplanasi.

3) Tes dan kuis

Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau dua kali penyajian kelas dan bekerjasama dan berlatih berlatih dalam kelompok.


(19)

8

4) Penghargaan kelompok.

Guru memberikan penghargaan pada beberapa kelompok dengan hasil meringkas teks eksplanasi terbaik. Penghargaan akan diberikan dalam bentuk sertifikat. Pemberian penghargaan diharapkan akan dapat meningkatkan semangat siswa dalam belajar.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran meringkas teks eksplanasi melalui pembelajaran kooperatif model student teams achievement division di kelas VII B di SMP Negeri 1 Lembang; 2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran meringkas teks

eksplanasi melalui pembelajaran kooperatif model student teams achievement divisiondi kelas VII B di SMP Negeri 1 Lembang; 3. Untuk mengetahui hasil pembelajaran meringkas teks eksplanasi

melalui pembelajaran kooperatif model student teams achievement division di kelas VII B di SMP Negeri 1 Lembang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis terhadap keterampilan menulis teks eksplanasi. Berikut manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini.

1. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai upaya menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis ringkasan teks eksplanasi. Penelitian ini diharapkan juga dapat melatih kepekaan siswa terhadap masalah dan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, serta melatih siswa untuk menjadi tutor teman sebaya.


(20)

2. Bagi guru bahasa Indonesia, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi tindakan atau teknik dalam pembelajaran menulis ringkasan teks eksplanasi siswa. Penelitian ini diharapkan juga dapat meningkatkan motivasi guru untuk menerapkan berbagai teknik, strategi, model, atau media yang inovatif dan kreatif untuk menunjang proses pembelajaran khususnya keterampilan menulis ringkasan teks eksplanasi sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa.

3. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan suatu bentuk tindakan kolaboratif yang diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dalam inovasi pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan.

4. Bagi pihak sekolah, penelitian ini diharapkan sebagai upaya peningkatan kualitas pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas dalam pencapaian tujuan pendidikan.


(21)

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas SMP Negeri 1 Lembang yang beralamat di jalan raya lembang nomor 357 Lembang. Pemilihan tempat penelitian ini didasarkan pada keefisienan dan keefektifan waktu serta tenaga karena peneliti melaksanakan program pengalaman lapangan di SMP Negeri 1 Lembang.

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 dari bulan Maret-April 2014.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIB SMP Negeri 1 Lembang tahun pelajaran 2013/2014. Rincian jumlah siswa adalah 19 laki-laki dan 22 perempuan. Kelas VIIB dipilih sebagai subjek penelitian karena peneliti dalam program pengalaman lapangan atau PPL secara kontinu mengajar di kelas VII B, sehingga lebih mengetahui latar belakang siswa.

B. Definisi Operasional

Untuk menghindari kekeliruan dalam pemahaman maksud judul, maka penulis perlu memberikan definisi operasional dalam lingkup pembahasan tersebut:

1) Meringkas adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat.

2) Teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan mengenai suatu peristiwa atau fenomena, baik fenomena alam maupun fenomena sosial.


(22)

3) Student teams achievement division atau STAD merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah setiap anggota kelompok-kelompoknya 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.

C. Indikator Keberhasilan Penelitian

Indikator pencapaian keberhasilan penelitian tindakan kelas ini yaitu apabila hasil belajar siswa yang memperoleh kriteria ketuntasan minimal (KKM) 75 mencapai 90% dari jumlah siswa aktif telah mencapai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah.

D. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelas. Alasan pemilihan metode penelitian ini karena pembelajaran meringkas teks eksplanasi dianggap lebih cocok menggunakan PTK karena membutuhkan latihan yang kontinu guna memperbaiki mutu siswa dalam meringkas teks eksplanasi hingga siswa mendapatkan hasil yang maksimal atau dapat mencapai KKM yang ditetapkan. PTK ini dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif bekerja sama dengan guru bahasa Indonesia kelas VII B SMP Negeri 1 Lembang. Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.


(23)

30

E. Desain Penelitian

Desain penelitian ini berbentuk PTK, yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. PTK ini dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif bekerja sama dengan guru bahasa Indonesia kelas VII B SMP Negeri 1 Lembang.

PTK memiliki ciri khusus yang membedakan dengan jenis penelitian lain. Berkaitan dengan ciri khusus tersebut, Arikunto (2007: 62) menjelaskan ada beberapa karakteristik PTK tersebut, antara lain (1) adanya tindakan yang nyata yang dilakukan dalam situasi yang alami dan ditujukan untuk menyelesaikan masalah, (2) menambah wawasan keilmiahan dan keilmuan, (3) sumber permasalahan berasal dari masalah yang dialami guru dalam pembelajaran, (4) permasalahan yang diangkat bersifat sederhana, nyata, jelas, dan penting, (5) adanya kolaborasi antara praktikan dan peneliti, (6) ada tujuan penting dalam pelaksanaan PTK, yaitu meningkatkan profesionalisme guru, ada keputusan kelompok, bertujuan untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan.

Model yang digunakan adalah model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart yang mencakup perencanaan tindakan, tindakan dan observasi, serta refleksi. Adapun gambaran secara umum mengenai model desain penelitian berdasarkan Kemmis dan Mc. Taggart dapat diamati pada bagan berikut (Madya, 2006: 67)

Gambar 1: Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc. Taggart


(24)

Dari gambar siklus tersebut, maka tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas menurut Kemmis & Taggart meliputi:

1. perencanaan,

2. pelaksanaan tindakan, 3. observasi, dan

4. refleksi.

F. Prosedur Penelitian

Uraian tahap-tahap penelitian adalah sebagai berikut. 1. Perencanaan

Tahap perencanaan dilakukan sebelum tindakan diberikan kepada siswa. Pada tahap perencanaan ini, peneliti bersama dengan kolaborator akan menetapkan alternatif tindakan yang akan dilakukan dalam upaya peningkatan kemampuan subyek yang diinginkan.

a) Peneliti bersama kolaborator menyamakan persepsi dan berdiskusi untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul berkaitan dengan pembelajaran meringkas teks eksplanasi.

b) Merancang pelaksanaan pemecahan masalah dalam pembelajaran meringkas teks eksplanasi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif model STAD.

c) Mengadakan tes untuk mengetahui kemampuan meringkas teks eksplanasi siswa.

d) Menyiapkan skenario pelaksanaan tindakan kelas.

e) Menyiapkan instrumen penelitian yang berupa tes, pedoman observasi, catatan lapangan, angket, pedoman wawancara, dan dokumentasi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, peneliti menerapkan perencanaan yang telah dibuat bersama dengan guru. Guru melakukan proses pembelajaran meringkas teks eksplanasi sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya dengan


(25)

32

meringkas teks eksplanasi dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif model STAD. Diawali dengan penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, presentasi dan penghargaa kelompok. Soal dalam setiap siklus adalah siswa diminta meringkas teks eksplanasi tema peristiwa alam.

3. Observasi

Observasi dilakukan selama tindakan berlangsung. Observer (peneliti sendiri) menggunakan instrumen observasi, antara lain lembar observasi yang dilengkapi dengan catatan lapangan. Observasi yang dilakukan meliputi implementasi dalam kegiatan monitoring/pemantauan, yaitu meliputi hal-hal berikut.

a) Observasi kegiatan proses belajar mengajar di kelas secara langsung

Observasi yang dilakukan adalah mengamati perilaku belajar siswa serta respon siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia yang berkaitan dengan penggunaan pembelajaran kooperatif model STAD sebagai upaya peningkatan keterampilan meringkas teks eksplanasi siswa.

b) Observasi hasil proses belajar mengajar di kelas

Observasi hasil belajar mengajar di kelas yang mendapatkan pengamatan adalah bagaimana hasil dari kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Dalam hal ini adalah hasil ringkasan teks eksplanasi siswa menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD.

4. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan dengan evaluatif refleksi untuk mempertimbangkan pedoman mengajar yang sudah dilakukan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengkaji ulang, mempertimbangkan hasil dari berbagai kriteria atau indikator keberhasilan.

Refleksi dilakukan dengan guru bahasa Indonesia untuk menemukan dan memantapkan tindakan selanjutnya. Kekurangan dan kendala selama penelitian berlangsung akan didiskusikan dan akan dicari solusinya sebagai pijakan bagi


(26)

G.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara, yaitu sebagai berikut. 1. Observasi

Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan pelaksanaan pembelajaran dan partisipasi siswa di kelas dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dilakukan dengan instrumen lembar observasi yang dilengkapi dengan pedoman observasi dan dokumentasi foto. Observasi juga dilakukan dengan menggunakan catatan lapangan.

2. Angket

Angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data dari siswa. Angket digunakan untuk mengetahui ranah afektif siswa dalam pembelajaran menulis ringkasan teks eksplanasi. Ranah afektif yang dimaksud meliputi penerimaan, sikap,tanggapan, perhatian, keyakinan siswa, kerja sama kelompok, serta partisipasi siswa dalam pembelajaran meringkas teks eksplanasi. Angket akan dibagikan sebelum tindakan dan sesudah tindakan.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII B tentang kebiasaan guru dalam mengajarkan keterampilan menulis kepada siswanya, khususnya dalam pembelajaran meringkas. Wawancara ini dilakukan oleh peneliti di luar mata pelajaran secara informal dan terencana. Hasil dari wawancara ini bertujuan untuk mengetahui kondisi dan situasi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya dalam pembelajaran menulis ringkasan. Wawancara juga berfungsi sebagai informasi awal peneliti untuk mengambil tindakan yang tepat dari masalah yang dihadapi siswa di kelas agar hasil penelitian yang kelak diperoleh dapat optimal.


(27)

34

4. Tugas Proyek

Tugas proyek diberikan kepada siswa yaitu dalam bentuk meringkas teks eksplanasi dengan mengunakan pembelajaran kooperatif model Stuents Teams Achievement Division. Dalam tugas berbasis proyek ini siswa didesain agar melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah autentik termasuk pendalaman materi terhadap materi pelajaran, dalam hal ini adalah materi teks eksplanasi dan materi membuat ringkasan. Siswa nantinya diberikan sebuah teks eksplanasi bertema peristiwa alam dan secara berkelompok menentukan ide pokok sebagai bahan untuk membuat ringkasan. Dalam mengerjakan tugas ini guru akan memberikan bantuan secukupnya agar mereka dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

5. Dokumentasi Foto

Dokumentasi ini berupa foto-foto aktivitas siswa pada waktu melakasanakan pembelajaran, mempresentasikan hasil pembelajaran di depan kelas, guru sedang memantau dan membimbing diskusi kelompok, dan ketika guru sedang memberikan materi pelajaran di depan kelas. Dokumentasi ini diambil untuk memperjelas dan memperkuat data dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Lembar soal/penugasan

Siklus 1:

Buatlah ringkasan untuk teks eksplanasi berikut dengan memperhatikan langkah dan cara meringkas yang baik dan benar.

Tanah Longsor

Tanah Longsor adalah sebuah peristiwa terjadinya gerakan tanah atau biasa disebut geologi yang terjadi karena adanya pergerakan masa batuan / tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan


(28)

amblas secara garis besar bisa terjadi karena dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong merupakan faktor yang mempengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor penyebab bergeraknya material tersebut.

Di Indonesia sendiri, peristiwa ini kebanyakan disebabkan oleh gempa sehingga menggerakkan lempeng bawah tanah sehingga mengakibatkan elemen atau lempeng bawah permukaan menjadi tergeser sehingga menimbulkan pecahan dan terjadinya longsor. Ada banyak hal lagi yang bisa memicu dan menyebabkan terjadinya kelongsoran. Baik itu diakibatkan oleh alam atau karena ulah manusia itu sendiri, diantaranya Tingginya curah hujan, jika musim penghujan dengan durasi lama maka akan terjadi penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Setelah penguapan maka akan muncul pori-pori atau rongga tanah, kemudian terjadi retakan di permukaan, saat hujan air akan menyusup ke bagian yang retak lalu air akan masuk sehingga terakumulasi di bagian dasar lereng, lalu menimbulkan gerakan lateral kemudian terjadilah longsor. Untuk mencegah terjadinya longsor bisa dengan menggunakan pohon, karena akar pohon akan banyak membantu dengan cara menyerap air hujan sehingga bisa meminimalisir.

Akibat dari bencana ini tentu tidak sedikit kerugian paling parah adalah korban jiwa, selain itu kerugian materi seperti kehilangan rumah, tanah, harta benda yang harus direlakan karena tetimbun oleh longsoran. Sangat jarang orang dalam longsor bisa menyelamatkan dirinya karena karena kecepatan tanah longsor diperkirakan kecepatannya bisa mencapai 100 km/jam kecepatan yang mustahil untuk lari bagi manusia tanpa peralatan. Selain itu, setelah kejadian pun korban selamat tidak sedikit akan mengalami trauma yang mendalam. Jika mendengar suara gemuruh besar di dekat anda maka segeralah lari menuju ketempat atau wilayah dataran stabil. Jangan pergi ke pinggir tebing atau jurang curam karena itu sama saja seperti bunuh diri.

Siklus 2:


(29)

36

Proses Terjadinya Hujan

Hujan adalah tetesan air dari udara yang jatuh di atas permukaan bumi. Di Indonesia pada umumnya hujan terjadi pada bulan Oktober sampai dengan bulan Maret. Proses terjadinya hujan melalui beberapa tahap, namun pada dasarnya proses terjadinya hujan disebabkan oleh penguapan di bumi beserta isinya.

Proses terjadinya hujan diawali dengan pembentukan awan. Awan itu sendiri terbentuk dari titik-titik uap air dari bumi yang berkumpul di udara dan menempel pada media yang bisa ditempeli oleh uap air tersebut dalam ketinggian tertentu di atas permukaan bumi. Media yang dapat ditempeli oleh partikel-pertikel uap air tersebut biasanya adalah partikel garam dari lautan, atau asap dari bumi sehingga kumpulan partikel uap air tersebut membentuk gumpalan awan yang besar. Awan ini merupakan bibit hujan yang bergerak sesuai dengan arah tiupan angin.

Awan hangat yang terbentuk dari partikel air dapat menyebabkan terjadinya hujan gerimis. Awan hangat ini dapat jatuh ke permukaan bumi karena pengaruh gravitasi dan saat jatuh ke bumi masih berwujud kumpulan partikel air yang kecil. Dalam perjalanan jatuh ke bumi, kumpulan partikel air ini ada yang menguap dalam perjalanan sehingga ia tidak sampai ke permukaan bumi, akan tetapi ada juga yang dapat sampai ke permukaan bumi sehingga membentuk hujan gerimis. Awan hangat juga dapat membentuk hujan lebat, proses terjadinya dimulai saat partikel air dari awan hangat ini jatuh kedalam awan yang berada dibawahnya dan saling bertabrakan sehingga membentuk tetesan air yang lebih besar. Tetesan air yang jatuh ke bumi ini dapat bergabung dengan tetesan dari awan lain sehingga membentuk hujan yang lebat.

Selain terbentuk dari awan hangat, hujan lebat juga dapat terbentuk dari awan dingin yang terbentuk dari kristal es dan partikel air yang berada jauh lebih tinggi dari pada awan hangat. Uap air atau partikel air akan menempel pada kristal es dan ikut membeku sehingga kristal es ini semakin membesar dan berat. Karena


(30)

membeku, maka ia akan semakin berat dan akhirnya jatuh ke permukaan bumi. Dalam perjalanan jatuh, udara yang hangat akan mencairkan kristal es tersebut sehingga yang jatuh ke permukaan bumi hanya berwujud tetesan air atau hujan yang lebat. Bila udara yang dilewati kristal es ini ketika jatuh dingin (misalnya didaerah yang beriklim dingin) maka kristal es ini akan jatuh tetap pada wujud kristal, dan yang terjadi adalah hujan salju.

Hujan yang berlebih pada suatu lokasi dapat menimbulkan bencana pada kehidupan, misalnya bencana banjir dan tanah longsor. Perubahan iklim di bumi akhir-akhir ini juga mendukung persebaran hujan yang tidak merata sehingga menimbulkan berbagai masalah di bumi. Untuk itu kita sudah semestinya membantu menormalkan iklim yang berubah akibat ulah manusia agar anak cucu kita kelak tidak menderita dan terbunuh akibat kesalahan yang kita lakukan saat ini. Salah satu langkah nyatanya adalah dengan melakukan reboisasi pada hutan-hutan yang gundul.

2. Lembar Penilaian Kemampuan Meringkas Teks Eksplanasi

Lembar penilaian kemampuan meringkas teks eksplanasi ini menggunakan penilaian dengan melihat ketentuan membuat ringkasan pada buku komposisi yang ditulis oleh Gorys Keraf tahun 1994 dan buku guru bahasa Indonesia kelas VII kurikulum 2013 dengan modifikasi seperlunya.

Kompetensi Dasar : 4.4 Meringkas teks hasil observasi, tanggapan deskripsif, eksposisi, eksplanasi dan cerita pendek baik secara lisan maupun tulisan

Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Meringkas Teks Eksplanasi

No Unsur yang diperiksa Bobot skor Skor

1 Kesesuaian isi dengan teks awal 30


(31)

38

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Meringkas Teks Eksplanasi

Aspek Skor Kriteria

KESESUAIAN ISI

26-30 Sangat Baik

21-25 Baik

16-20 Cukup

11-15 Kurang Baik

KEPADUAN

21-25 Sangat Baik

16-20 Baik

11-15 Cukup

6-10 Kurang Baik

KERUNTUTAN

KEEFEKTIFAN KALIMAT

21-25 Sangat Baik

16-20 Baik

11-15 Cukup

6-10 Kurang Baik 9-10 Sangat Baik

7-8 Baik

5-6 Cukup

3-4 Kurang Baik KETEPATAN

KAIDAH BAHASA

9-10 Sangat Baik

7-8 Baik

5-6 Cukup

3-4 Kurang Baik Diadaptasi dari buku guru bahasa Indonesia kelas VII

Kurikulum 2013 dengan modifikasi seperlunya

3. Lembar Angket

3 Keruntutan susunan ringkasan 25

4 Keefektifan kalimat 10

5 Ketepatan kaidah bahasa (EYD) 10

Jumlah Skor

Jumlah Skor (Maksimal 100)


(32)

Lembar angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data dari siswa. Melalui lembar angket ini diharapkan peneliti dapat mengetahui kemampuan meringkas teks eksplanasi siswa sebelum diberi tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif model STAD.

Angket Informasi Awal Kemampuan Siswa Meringkas Teks eksplanasi

Jawaban Anda tidak akan mempengaruhi nilai bahasa Indonesia. Jawablah dengan sejujurnya dua pilihan jawaban yang tersedia dengan memberi tanda silang (X).

1. Apakah bagi Anda, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah pelajaran yang menyenangkan?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah bagi Anda menulis ringkasan itu menyenangkan? a. Ya b. Tidak

3. Apakah bagi Anda menulis ringkasan itu mudah? a. Ya b. Tidak

4. Apakah Anda lebih menyukai pembelajaran membaca daripada menulis? a. Ya b. Tidak

5. Apakah Anda lebih menyukai pelajaran berbicara daripada menulis? a. Ya b. Tidak

6. Apakah Anda lebih menyukai pelajaran menyimak daripada menulis? a. Ya b. Tidak

7. Apakah Anda memahami langkah-langkah yang tepat dalam meringkas? a. Ya b. Tidak

8. Apakah guru Anda pernah menyuruh menulis sebuah ringkasan? a. Ya b. Tidak

9. Apakah Anda mengetahui pengertian teks eksplanasi? a. Ya b. Tidak


(33)

40

10.Apakah anda termotivasi dan berminat dalam pembelajaran meringkas teks eksplanasi?

a. Ya b. Tidak

11.Apakah Anda sudah terbiasa berlatih menulis ringkasan, khususnya meringkas teks eksplanasi?

a. Ya b. Tidak

12.Apakah Anda sering mengalami kesulitan dalam menemukan dan menggabungkan ide pokok untuk menulis ringkasan teks eksplanasi?

a. Ya b. Tidak

13.Apakah Anda sudah terbiasa mengikuti pembelajaran menulis dengan berbagai metode pembelajaran?

a. Ya b. Tidak

14.Apakah dalam pembelajaran menulis guru sudah memakai metode atau media yang menarik dan memotivasi belajar siswa?

a. Ya b. Tidak

15.Apakah Anda merasa proses belajar yang dilaksanakan selama ini sudah membuat Anda terampil dalam menulis, khususnya menulis ringkasan? a. Ya b. Tidak

4. Pedoman Observasi dan Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mendata, memberikan gambaran proses pembelajaran keterampilan menulis ringkasan teks eksplanasi yang berlangsung di kelas. Lembar observasi disusun berdasarkan pedoman observasi yang digunakan untuk mengonservasi aktivitas guru dan siswa.

a. Lembar observasi aktivitas guru

Lembar observasi aktivitas guru dibuat untuk mengamati aktivitas guru dalam mengajar. Aktivitas yang diamati terutama yang berkaitan dengan pembelajaran meringkas teks eksplanasi dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tmodel STAD.


(34)

Lembar Observasi Aktivitas Guru

Petunjuk pengisian:

Berilah angka yang tepat untuk memberikan skor pada aspek-aspek penilaian aktivitas guru dalam pembelajaran. Adapun kriteria skor adalah 4 = sangat baik; 3 = baik; 2 = cukup baik ; 1 = kurang baik

Tabel 3.3 Lembar Observasi Aktivitas Guru

No Aspek yang diamati Penilaian Rata-rata

O1 O2 O3

1 Memberi motivasi belajar kepada siswa untuk dapat meringkas teks eksplanasi.

2 Mempresentasikan materi dan langkah-langkah pembelajaran kooperatif model STAD.

3 Membagi dan mengatur siswa dalam kelompok-kelompok sesuai kriteria pembelajaran kooperatif model STAD.

4 Membimbing siswa dalam kelompok melakukan kegiatan meringkas teks eksplanasi.

5 Melatih keterampilan kerjasama siswa.

6 Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran.

7 Memberi bantuan kepada kelompok-kelompok yang mengalami kesulitan.


(35)

42

8 Meminta siswa mendiskusikan dan menyajikan hasil kegiatan pembelajaran meringkas teks eksplanasi.

9 Menilai hasil pekerjaan siswa dalam meringkas teks eksplanasi sesuai kriteria pedoman penilaian meringkas teks eksplanasi yaitu bersadarkan kesesuaian isi, kepaduan, keruntutan, keefektifan kalimat dan ketepatan penggunaan EYD. 10 Memberi kuis dan penghargaan

kepada kelompok yang mendapat nilai tertinggi.

Jumlah Skor :

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

Skor akhir = (Skor yang diperoleh/ skor maksimal) x 4

Keterangan:

Sangat baik : 3,33 < Skor < 4,00 Baik : 2,33 < Skor < 3,33 Cukup : 1,33 < Skor < 2,33 Kurang : 0 < Skor < 1,33

b. Lembar observasi aktivitas siswa

Lembar observasi aktivitas siswa dibuat untuk mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran meringkas teks eksplanasi dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tmodel STAD.


(36)

Kriteria skor:

4 = sangat baik; 3 = baik; 2 = cukup baik ; 1 = kurang baik

Tabel 3.4 Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Hal yang Diamati Skor

Siswa 1 2 3 4

1 2 3 4

5

6 7 8 9 10

Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru Keaktifan dalam bertanya atau mengajukan ide

Kesadaran membentuk kelompok sesuai perintah guru

Kerjasama menyelesaiakan tugas yang diberikan guru

dengan anggota kelompok

Saling memberi motivasi dan semangat antar siswa dalam satu kelompok

Kesadaran tugas dan tanggungjawab dalam kelompok Aktif melakukan diskusi dengan anggota kelompok Menyajikan/mempresentasikan hasil kerjasama kelompok Menanggapi hasil presentasi dari kelompok kawan

Antusias dalam mengikuti jalannya proses pembelajaran

Jumlah Skor :

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

Skor akhir = (Skor yang diperoleh/ skor maksimal) x 4

5. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan sebagai panduan dalam melakukan wawancara. Wawancara akan dilakukan terhadap guru untuk mengetahui

Keterangan:

Sangat baik : 3,33 < Skor < 4,00 Baik : 2,33 < Skor < 3,33 Cukup : 1,33 < Skor < 2,33 Kurang : 0 < Skor < 1,33


(37)

44

khususnya meringkas teks eksplanasi. Wawancara juga dilakukan terhadap guru untuk menggali kesulitan siswa dan kebiasaan guru dalam melakukan proses pembelajaran di kelas. Berikut adalah pertanyaan sebagai pedoman wawancara.

1. Bagaimana cara Ibu dalam mengajarkan pembelajaran menulis pada siswa?

2. Apakah yang selama ini Ibu hadapi jika mengajarkan keterampilan menulis, khususnya dalam menulis ringkasan?

3. Apakah siswa sering mengalami kesulitan pada saat proses pembelajaran meringkas teks eksplanasi?

4. Teknik atau metode apa yang pernah Ibu gunakan dalam pembelajaran meringkas teks eksplanasi?

5. Apakah Ibu pernah menggunakan media dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis ringkasan teks eksplanasi?

6. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah temuan selama pembelajaran yang diperoleh peneliti, yang tidak teramati dalam lembar observasi. Bentuk temuan ini berupa aktivitas siswa dan permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran berlangsung.

Tabel 3.5

Catatan Lapangan Pembelajaran Meringkas Teks Eksplanasi melalui Pembelajaran Kooperatif Model

Student Teams Achievement Division

Pertemuan ke : Hari, tanggal :


(38)

I. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilihat dari analisis data proses dan analisis data produk. Analisis data secara proses diambil pada waktu pembelajaran menulis teks eksplanasi dengan pembelajaran kooperatif kooperatif model STAD dilaksanakan. Analisis data secara produk diambil dari hasil penilaian keterampilan menulis rangkuman teks eksplanasi masing- masing siswa pada waktu melakukan praktik menulis teks eksplanasi di kelas. Selain itu, analisis data secara produk juga diambil dari hasil penilaian dari pembelajaran kooperatif model STAD.

J. Pengolahan Hasil Tes

Data mentah yang diperoleh dari hasil pelaksanaan tes pada siklus satu dan dua, kemudian diolah melalui cara penyekoran, menilai setiap siswa, menghitung nilai rata-rata kemampuan siswa untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai kemampuan siswa dalam meringkas teks eksplanasi.

Untuk menghitung nilai dan rata-rata nilai siswa rumus yang digunakan sebagai berikut:

Rumus menghitung nilai siswa

N = Skor Perolehan Siswa x 100 Skor Maksimum Keterangan:


(39)

46

Rumus menghitung rata-rata nilai siswa:

Nilai yang diperoleh siswa pada saat melaksanakan siklus satu dan dua kemudian dikonversikan terhadap KKM yang dibuat guru untuk menentukan bahwa siswa tersebut mencapai kriteria tuntas atau belum. Untuk menentukan ketercapaian hasil belajar semua siswa dalam satu kelas dihitung dengan cara mencari rata-rata skor siswa dengan rumus berikut:

Setelah hasil belajar siswa pada materi meringkas teks eksplanasi dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD diperoleh, selanjutnya dianalisis secara kuantitatif yakni dengan memberikan angka/nilai yang kemudian diteks eksplanasikan menggunakan teknik teks eksplanasi persentase dimana analisis data hasil perhitungan mulai dari siklus pertama sampai terakhir dipakai sebagai acuan penilaian yang disesuaikan dengan tabel kriteria teks eksplanasi persentase berikut ini. Katagori penilaian ini mengacu pada penilaian kurikulum 2013 berdasarkan peraturan pemerintah Kemendikbud nomor 81 A tahun 2013 sebagai berikut.

1. Nilai kategori A yang meliputi A dan A- ≤

R = � �

R = Nilai rata-rata

∑ R = Jumlah semua nilai siswa ∑N = Jumlah siswa

Keterangan : X = �

� x 100 % X = Ketuntasan belajar

∑ x = Jumlah siswa yang tuntas belajar


(40)

A- = (> 3,33 ≤ 3,66 )

2. Kategori Nilai B yang meliputi B+, B dan B- B+ = (> 3,00 ≤3,33 )

B = ( > 2,66 ≤ 3,00 ) B- = (> 2,33 ≤2,66 )

3. Kategori Nilai C yang meliputi C+, C dan C- C+ = (> 2,00 ≤2,33 )

C = ( > 1,66 ≤ 2,00 ) C- = (> 1,33 ≤1,66 )

4. Kategori Nilai D yang meliputi D+ dan D D+ = ( > 1,00 ≤1,33 )

D = (≤ 1,00)

K. Pengolahan Data Hasil Observasi

Data observasi menggunakan skala penilaian dengan rentang nilai dalam bentuk angka ( 1,2,3,4) untuk aktivitas guru dan siswa yang berarti angka 4 = sangat baik; 3 = baik; 2 = cukup baik ; 1 = kurang baik dengan cara memberi tanda centang (  ) pada kolom skala skor. Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

Skor akhir = (Skor yang diperoleh/ skor maksimal) x 4. Hasil yang akan didapatkan adalah sebagai berikut. Sangat baik : 3,33 < Skor < 4,00

Baik : 2,33 < Skor < 3,33 Cukup : 1,33 < Skor < 2,33 Kurang : 0 < Skor < 1,33


(41)

148

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan-permasalahan yang ada selama pembelajaran merinkas teks eksplanasi yang dilaksanakan di kelas VII-B SMP Negeri 1 Lembang. Dari proses studi pendahuluan dan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran dan siswa, peneliti dapat menyimpulkan beberapa hambatan yang dialami siswa dalam meringkas teks eksplanasi, diantaranya (1) motivasi dan minat siswa pada pembelajaran menulis yang masih rendah; (2) siswa masih kesulitan dalam mencari dan menentukan ide pokok atau gagasan utama yang akan menjadi dasar dalam bahan ringkasannya; (3) kemampuan reproduksi kalimat yang belum baik; dan (4) penggunaan model dan media pembelajaran yang dipergunakan guru belum optimal.

Peneliti menggunakan pembelajaran kooperatif model student teams achievemen division. STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin. Model ini mengedepankan kerjasama kelompok dalam menyelesaikan sebuah masalah. Diawali dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.

Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan Mc.Taggart yang pelaksanaan tindakannya terdiri atas dua siklus. Setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) Observasi; (4) refleksi. Keempat tahap tersebut membentuk satu siklus.


(42)

Pertama, perencanaan meringkas teks eksplanasi melalui pembelajaran kooperatif model student teams achievemen division. Guru menjelaskan teori meringkas dan mengingatkan kembali tentang teks eksplanasi. Model ini mengedepankan kerjasama kelompok dalam menyelesaikan sebuah masalah. Melalui kerjasama kelompok yang baik, masing-masing siswa diharapkan mampu memiliki peranan dan tanggungjawab yang baik terhadap tugas yang diberikan kepadanya.

Kedua, berdasarkan proses pelaksanaan pembelajaran meringkas teks eksplanasi melalui pembelajaran kooperatif model student teams achievemen division, kegiatan pembelajarannya dilaksanakan selama dua siklus yang disimpulkan dalam hasil tes siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, catatan lapangan, dan angket. Penelitian ini menunjukkan bahwa upaya meningkatkan kemampuan meringkas teks eksplanasi melalui pembelajaran kooperatif model student teams achievemen division. Hal ini dibuktikan dari kemampuan meringkas teks eksplanasi siswa yang mengalami peningkatan dan penampilan guru di kelas setiap siklusnya semakin baik dengan refleksi yang dilakukannya.

Ketiga, hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam meringkas teks eksplanasi. Setelah mengikuti proses pembelajaran meringkas teks eksplanasi dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model student teams achievemen division, kemampuan siswa kelas VII-B SMP Negeri 1 Lembang mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan rata-rata nilai siswa. Pada siklus ke I nilai rata-rata siswa adalah 78,68. Nilai rata-rata kelas ini sudah mencapai KKM namun masih ada sekitar 24,4% siswa yang belum mampu mencapai KKM. Pada siklus ke II nilai rata-rata siswa meningkat yaitu sebesar 84,48 dengan siswa yang berhasil mencapai KKM sebanyak 92,68%. Selain itu, pada siklus satu hasil meringkas siswa tertinggi hanya masuk kategori A- (> 3,33≤ 3,66) dan terendah B-(> 2,33≤2,66), pada siklus dua meningkat. Beberapa siswa mendapatkan nilai tertinggi kategori A


(43)

150

siswa sudah mampu meringkas teks eksplanasi dengan lebih baik. Indikator keberhasilan penelitian adalah 90% ketuntasan klasikal mencapai KKM. Hasil penelitian pada siklus II menunjukkan sebesar 92,68% siswa telah mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah, sehingga penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil meningkatkan kemampuan meringkas teks eksplanasi siswa.

Pembelajaran kooperatif model student teams achievemen division merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat efektif dapat memperbaiki dan meningkatkan keterampilan meringkas teks eksplanasi siswa melalui pengelolaan kelompok dan skor kemajuan kemampuan individual dalam meringkas teks eksplanasi . Selain itu, adanya penghargaan kelompok juga memotivasi siswa untuk berperan aktif agar kelompoknya mampu memperoleh predikat yang baik. Hal ini memacu siswa mengerjakan tugas meringkas teks eksplanasi dengan sungguh-sungguh.

B. Saran

Berdasarkan hasil dan simpulan penelitian, peneliti mengemukakan saran, diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Guru sebaiknya menggunakan model dan media pembelajaran yang sesuai dengan konten materi agar pembelajaran berjalan efektif dan hasilnya maksimal.

2. Guru sebaiknya melakukan refleksi setiap selesai proses pembelajaran. Proses refleksi ini dapat membantu guru dalam menemukan kekurangan dan mencari alternatif jalan keluar agar pembelajaran berikutnya hasilnya lebih baik.

3. Penerapan pembelajaran kooperatif model student teams achievemen division

terbukti mampu meningkatkan kemampuan meringkas siswa, khususnya dalam meringkas teks eksplanasi. Untuk meningkatkan kemampuan siswa, guru dapat menggunakan model ini tidak hanya dalam pembelajaran meringkas namun juga pada materi lainnya.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indobesia, Edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Djuharni. 2009. [Online] Tersedia: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/ 2118018-tujuan-dan-fungsi-cooperative-script/ di akses tanggal 17 Maret 2014

E. Kosasih. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Yrama Media Enre, Fachruddin Ambo. 1988. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Jakarta:Depdikbud.

Hasanah,Anisatul Azizah. 2011. “Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Model Kooperatif Tipe Round Table Pada Siswa Kelas XA SMA Muhammadiyah 4 Jogjakarta”. Program Sarjana Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Jogjakarta.

Hasani, Aceng. 2005. Ikhwal Menulis. Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Press.

Isjoni. 2013. Cooperative Learning.Bandung: Alfabeta.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Keraf, Gorys. 1997. Komposisi. Ende-Flores: Nusa Indah

Madya, Suwarsih. 2006. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research). Bandung: Alfabeta.

Olivia, Femi. 2009. Teknik Meringkas. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Ratumanan, Tanwey Gerson. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya:

UNESA University Press.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Susiani. 2008. “Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Ringkasan dengan


(45)

152

Malang”. Program Sarjana Fakultas Pendidikan dan Ilmu Keguruan. Universitas Muhammadiyah Malang.

Sugiyono.2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Tarigan, Hendry Guntur. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tim MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Pemalang. 2013. Buku Pendamping Materi Bahasa Indonesia untuk SMP dan MTs. Pemalang: MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Pemalang.

Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Media Group.

Yudowibowo, Tri. 2010. “Penerapan Strategi Pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi pada Siswa Kelas X SMKN 2 Ngawi Tahun Ajaran 2009/2010.” Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.


(1)

A- = (> 3,33 ≤ 3,66 )

2. Kategori Nilai B yang meliputi B+, B dan B- B+ = (> 3,00 ≤3,33 )

B = ( > 2,66 ≤ 3,00 ) B- = (> 2,33 ≤2,66 )

3. Kategori Nilai C yang meliputi C+, C dan C- C+ = (> 2,00 ≤2,33 )

C = ( > 1,66 ≤ 2,00 ) C- = (> 1,33 ≤1,66 )

4. Kategori Nilai D yang meliputi D+ dan D D+ = ( > 1,00 ≤1,33 )

D = (≤ 1,00)

K. Pengolahan Data Hasil Observasi

Data observasi menggunakan skala penilaian dengan rentang nilai dalam bentuk angka ( 1,2,3,4) untuk aktivitas guru dan siswa yang berarti angka 4 = sangat baik; 3 = baik; 2 = cukup baik ; 1 = kurang baik dengan cara memberi tanda centang (  ) pada kolom skala skor. Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

Skor akhir = (Skor yang diperoleh/ skor maksimal) x 4. Hasil yang akan didapatkan adalah sebagai berikut. Sangat baik : 3,33 < Skor < 4,00

Baik : 2,33 < Skor < 3,33 Cukup : 1,33 < Skor < 2,33 Kurang : 0 < Skor < 1,33


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan-permasalahan yang ada selama pembelajaran merinkas teks eksplanasi yang dilaksanakan di kelas VII-B SMP Negeri 1 Lembang. Dari proses studi pendahuluan dan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran dan siswa, peneliti dapat menyimpulkan beberapa hambatan yang dialami siswa dalam meringkas teks eksplanasi, diantaranya (1) motivasi dan minat siswa pada pembelajaran menulis yang masih rendah; (2) siswa masih kesulitan dalam mencari dan menentukan ide pokok atau gagasan utama yang akan menjadi dasar dalam bahan ringkasannya; (3) kemampuan reproduksi kalimat yang belum baik; dan (4) penggunaan model dan media pembelajaran yang dipergunakan guru belum optimal.

Peneliti menggunakan pembelajaran kooperatif model student teams achievemen division. STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin. Model ini mengedepankan kerjasama kelompok dalam menyelesaikan sebuah masalah. Diawali dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.

Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan Mc.Taggart yang pelaksanaan tindakannya terdiri atas dua siklus. Setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) Observasi; (4) refleksi. Keempat tahap tersebut membentuk satu siklus.

Penelitian ini menjawab beberapa rumusan masalah. Peneliti mendapatkan beberapa kesimpulan, diantaranya sebagai berikut.


(3)

Pertama, perencanaan meringkas teks eksplanasi melalui pembelajaran kooperatif model student teams achievemen division. Guru menjelaskan teori meringkas dan mengingatkan kembali tentang teks eksplanasi. Model ini mengedepankan kerjasama kelompok dalam menyelesaikan sebuah masalah. Melalui kerjasama kelompok yang baik, masing-masing siswa diharapkan mampu memiliki peranan dan tanggungjawab yang baik terhadap tugas yang diberikan kepadanya.

Kedua, berdasarkan proses pelaksanaan pembelajaran meringkas teks eksplanasi melalui pembelajaran kooperatif model student teams achievemen division, kegiatan pembelajarannya dilaksanakan selama dua siklus yang disimpulkan dalam hasil tes siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, catatan lapangan, dan angket. Penelitian ini menunjukkan bahwa upaya meningkatkan kemampuan meringkas teks eksplanasi melalui pembelajaran kooperatif model student teams achievemen division. Hal ini dibuktikan dari kemampuan meringkas teks eksplanasi siswa yang mengalami peningkatan dan penampilan guru di kelas setiap siklusnya semakin baik dengan refleksi yang dilakukannya.

Ketiga, hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam meringkas teks eksplanasi. Setelah mengikuti proses pembelajaran meringkas teks eksplanasi dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model student teams achievemen division, kemampuan siswa kelas VII-B SMP Negeri 1 Lembang mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan rata-rata nilai siswa. Pada siklus ke I nilai rata-rata siswa adalah 78,68. Nilai rata-rata kelas ini sudah mencapai KKM namun masih ada sekitar 24,4% siswa yang belum mampu mencapai KKM. Pada siklus ke II nilai rata-rata siswa meningkat yaitu sebesar 84,48 dengan siswa yang berhasil mencapai KKM sebanyak 92,68%. Selain itu, pada siklus satu hasil meringkas siswa tertinggi hanya masuk kategori A- (> 3,33≤ 3,66) dan terendah B-(> 2,33≤2,66), pada siklus dua meningkat. Beberapa siswa mendapatkan nilai tertinggi kategori A (> 3,66 ≤4,00) dan terendah B(> 2,66≤3,00). Ini menunjukkan bahwa


(4)

siswa sudah mampu meringkas teks eksplanasi dengan lebih baik. Indikator keberhasilan penelitian adalah 90% ketuntasan klasikal mencapai KKM. Hasil penelitian pada siklus II menunjukkan sebesar 92,68% siswa telah mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah, sehingga penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil meningkatkan kemampuan meringkas teks eksplanasi siswa.

Pembelajaran kooperatif model student teams achievemen division merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat efektif dapat memperbaiki dan meningkatkan keterampilan meringkas teks eksplanasi siswa melalui pengelolaan kelompok dan skor kemajuan kemampuan individual dalam meringkas teks eksplanasi . Selain itu, adanya penghargaan kelompok juga memotivasi siswa untuk berperan aktif agar kelompoknya mampu memperoleh predikat yang baik. Hal ini memacu siswa mengerjakan tugas meringkas teks eksplanasi dengan sungguh-sungguh.

B. Saran

Berdasarkan hasil dan simpulan penelitian, peneliti mengemukakan saran, diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Guru sebaiknya menggunakan model dan media pembelajaran yang sesuai dengan konten materi agar pembelajaran berjalan efektif dan hasilnya maksimal.

2. Guru sebaiknya melakukan refleksi setiap selesai proses pembelajaran. Proses refleksi ini dapat membantu guru dalam menemukan kekurangan dan mencari alternatif jalan keluar agar pembelajaran berikutnya hasilnya lebih baik.

3. Penerapan pembelajaran kooperatif model student teams achievemen division

terbukti mampu meningkatkan kemampuan meringkas siswa, khususnya dalam meringkas teks eksplanasi. Untuk meningkatkan kemampuan siswa, guru dapat menggunakan model ini tidak hanya dalam pembelajaran meringkas namun juga pada materi lainnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indobesia, Edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Djuharni. 2009. [Online] Tersedia: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/ 2118018-tujuan-dan-fungsi-cooperative-script/ di akses tanggal 17 Maret 2014

E. Kosasih. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Yrama Media Enre, Fachruddin Ambo. 1988. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Jakarta:Depdikbud.

Hasanah,Anisatul Azizah. 2011. “Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Model Kooperatif Tipe Round Table Pada Siswa Kelas XA SMA Muhammadiyah 4 Jogjakarta”. Program Sarjana Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Jogjakarta.

Hasani, Aceng. 2005. Ikhwal Menulis. Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Press.

Isjoni. 2013. Cooperative Learning.Bandung: Alfabeta.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Keraf, Gorys. 1997. Komposisi. Ende-Flores: Nusa Indah

Madya, Suwarsih. 2006. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research). Bandung: Alfabeta.

Olivia, Femi. 2009. Teknik Meringkas. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Ratumanan, Tanwey Gerson. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya:

UNESA University Press.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Susiani. 2008. “Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Ringkasan dengan


(6)

Malang”. Program Sarjana Fakultas Pendidikan dan Ilmu Keguruan. Universitas Muhammadiyah Malang.

Sugiyono.2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Tarigan, Hendry Guntur. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tim MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Pemalang. 2013. Buku Pendamping Materi Bahasa Indonesia untuk SMP dan MTs. Pemalang: MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Pemalang.

Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Media Group.

Yudowibowo, Tri. 2010. “Penerapan Strategi Pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi pada Siswa Kelas X SMKN 2 Ngawi Tahun Ajaran 2009/2010.” Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Kemampuan Kognitif Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sawit.

0 0 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS VIII E SMP N 2 KARANGANYAR.

0 4 21

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS 4

0 0 16