Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Bawang Sumenep dengan Sistem- P pada Perusahaan Alam Berkat untuk Meminimumkan Biaya Persediaan.

(1)

vii   Universitas Kristen Maranatha   

ABSTRACT

Era of globalization in the world brings some impacts to the world. One of the impact is in the economic aspect of the industry both large and small industries. In the small-scale industries, there is a lot of the emergence of home industries which are engaged in various fields. One of them is a home industry which is engaged in the food. Corporate profits are strongly influenced by the cost of production including the cost of inventory. Therefore, this study is calculating the minimum cost of raw material inventories at the home industry called Alam Berkat which manufactures fried onions. Inventory control policy which is implemented by the company nowadays is making a purchase for 3 times in a month that costs IDR 121,277,807.8. Based on the research that had been done, the author proposes a system of inventory control systems-P with interval policy of 36 days order (4 times in a year) which costs IDR 115,740,359.2. Inventory control by using system-P can help the home industry to streamline the inventory cost of IDR 5,537,448.6.


(2)

viii   Universitas Kristen Maranatha   

ABSTRAK

Era globalisasi di dunia, memunculkan beberapa dampak bagi dunia. Salah satu dampaknya adalah pada aspek perekonomian baik industri besar maupun industri kecil. Pada industri kecil, saat ini muncul berbagai industri rumahan yang bergerak di berbagai bidang. Salah satunya industri rumahan yang bergerak di bidang makanan. Keuntungan perusahaan sangat dipengaruhui oleh besarnya biaya produksi yang termasuk di dalamnya biaya persediaan. Oleh karena itu, maka penelitian ini melakukan penghitungan biaya persediaan bahan baku yang paling minimum di industri rumahan yang memproduksi bawang goreng, dengan menggunakan sistem-P. Pengendalian persediaan menggunakan sistem-P dapat membantu industri rumahan mengefisiensikan biaya persediaan sebesar Rp 13.123.640,6

Kata Kunci : Pengendalian persediaan, sistem-P, biaya minimum


(3)

ix   Universitas Kristen Maranatha   

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Manajemen Operasi ... 8

2.2 Persediaan ... 9

2.2.1 Pengertian Persediaan ... 9

2.2.2 Fungsi Persediaan ... 10

2.2.3 Jenis Persediaan ... 11

2.2.4 Biaya Persediaan ... 12

2.3 Pengendalian Persediaan ... 13

2.3.1 Definisi Pengendalian Persediaan ... 13

2.3.2 Tujuan Pengendalian Persediaan ... 14

2.4 Jenis Permintaan ... 15


(4)

x   Universitas Kristen Maranatha   

2.5.1 Deterministic Model ... 16

2.5.2 Probabilistic model ... 17

2.6 Sistem Pengendalian Persediaan ... 17

2.6.1 Sistem-Q ... 17

2.6.2 Sistem-P ... 19

2.7 Peramalan ... 21

2.7.1 Pengertian Peramalan ... 21

2.7.2 Teknik Peramalan ... 22

2.7.3 Ketelitian Peramalan ... 26

2.8 Kerangka Pemikiran ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 31

3.1 Metodologi Penelitian ... 31

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.2.1 Sumber Data Penelitian ... 33

3.2.2 Waktu Pengumpulan Data ... 34

3.2.3 Jenis Riset ... 34

3.3 Tahapan Penelitian ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Profil Perusahaan ... 37

4.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 38

4.1.2 Sumber Daya Manusia ... 42

4.2 Proses Produksi ... 42

4.3 Data Kebutuhan Bahan Baku ... 45

4.4 Permalan Kebutuhan Bahan Baku Bawang Sumenep ... 47

4.6 Data Hari Kerja Normal ... 60

4.7 Data Biaya Persediaan ... 61


(5)

xi   Universitas Kristen Maranatha   

4.9 Perbandingan Hasil Pengendalian Persediaan ... 64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 66

5.1 Simpulan ... 66

5.2 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

LAMPIRAN ... 69  


(6)

xii   Universitas Kristen Maranatha   

DAFTAR GAMBAR

 

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 30

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Usaha Rumahan Alam Berkat ... 40

Gambar 4.2 Operation Process Chart ... 44

Gambar 4.3 Diagram Garis Kebutuhan Tahun 2011 ... 47


(7)

xiii   Universitas Kristen Maranatha   

DAFTAR TABEL

 

Tabel 1.1 Data Pembelian Bahan Baku dan Permintaan Bahan Baku ... 5

Tabel 4.1 Tabel Kebutuhan Bahan baku ... 46

Tabel 4.2 Peramalan Kebutuhan dengan Moving average 3 Bulan ... 48

Tabel 4.3 Peramalan Kebutuhan dengan Moving average 4 Bulan ... 50

Tabel 4.4 Peramalan Kebutuhan dengan Single Exponential Smoothing α = 0,1 ... 52

Tabel 4.5 Peramalan Kebutuhan dengan Single Exponential Smoothing α = 0,5 ... 54

Tabel 4.6 Peramalan Kebutuhan dengan Linear Regression ... 56

Tabel 4.7 Pengukuran Kesalahan Peramalan ... 58

Tabel 4.8 Hasil Peramalan tahun 2012 dengan Metode Linier Regression ... 59

Tabel 4.9 Hari Kerja Normal Tahun 2012 ... 61


(8)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, isu mengenai globalisasi begitu banyak diperbincangkan. Hal ini dikarenakan efek globalisasi yang begitu luas, salah satunya berdampak pada perekonomian. Tidak adanya lagi batasan jarak, ruang, dan waktu membuat suatu peluang sekaligus tantangan bagi perekonomian Indonesia untuk dapat terus berkembang dan mempertahankan eksistensinya dalam persaingan dunia.

Indonesia memiliki berbagai sektor industri dan perdagangan. Salah satunya yang sedang berkembang saat ini adalah industri rumahan. Terdapat beberapa macam industri rumahan, seperti industri rumahan dalam bidang konveksi, bidang pertanian, bidang perkebunan, bidang reparasi, bidang kuliner, dan lain-lain. Industri rumahan dalam bidang kuliner saat ini begitu diminati karena peluang usahanya yang begitu baik dan meluas. Hal ini terbukti dengan meningkatnya pertumbuhan industri makanan dan minuman yang mencapai angka 9,34% pada tahun 2011. Namun, pertumbuhan ini nampaknya masih perlu dioptimalkan. Kebanyakan pelaku industri rumahan ini hanya melakukan kegiatan sekedarnya saja tanpa menerapkan ilmu-ilmu atau metode-metode yang dapat membuat usaha mereka menjadi lebih baik. Seperti dalam bidang operasi, mereka melakukan proses produksi hanya berdasarkan perkiraan dan ketersediaan modal saja.


(9)

2

Universitas Kristen Maranatha

Setiap perusahaan baik itu perusahaan manufaktur maupun perusahaan perdagangan, tidak terkecuali industri rumahan haruslah menjaga persediaan yang cukup agar kegiatan operasi perusahaannya dapat berjalan dengan lancar dan efisien. Hal ini dikarenakan pada umumnya, komposisi sediaan dapat mencapai 30% dari total aktiva dan 90% dari total modal kerja yang diinvestasikan oleh suatu organisasi (Stevenson, 1996). Melihat besarnya komposisi investasi yang cukup besar, maka setiap perusahaan perlu melakukan kegiatan pengendalian persediaan. Pengendalian persediaan merupakan suatu kegiatan yang memperkirakan kebutuhan persediaan bahan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, agar perusahaan dapat beroperasi seperti yang direncanakan (Prawirosentono, 2000,79). Kegiatan ini dapat membantu perusahaan untuk mencapai suatu tingkat efisiensi penggunaan dalam persediaan sehingga dapat meminimumkan biaya dan meningkatkan laba bagi perusahaan.

Terdapat beberapa hal penting yang harus ditentukan dalam pengendalian persediaan, yaitu:

1. Berapa jumlah yang akan dibeli dalam setiap kali melakukan pembelian 2. Kapan pemesanan bahan baku harus dilakukan

3. Berapa jumlah safety stock yang harus ada dalam perusahaan agar perusahaan terhindar dari kemacetan proses produksi akibat keterlambatan datangnya bahan

Untuk mengatasi masalah penentuan jumlah persediaan yang paling tepat dalam suatu perusahaan harus dilihat terlebih dahulu input bahan baku berdasarkan


(10)

3

Universitas Kristen Maranatha

dua jenis permintaan yang ada, yaitu dependent dan independent demand.

Dependent demand adalah permintaan terhadap suatu barang yang bergantung

kepada permintaaan barang lain. Sedangkan independent demand adalah permintaan terhadap suatu barang yang tidak bergantung kepada permintaan barang lain (Heizer& Render, 2008, 489). Dalam pengendalian persediaan yang bersifat

independent demand, ada dua model pengendalian yaitu probabilistic dan deterministic model. Probabilistic model adalah model statistik yang berlaku bila

permintaan produk atau variabel lain tidak diketahui namun dapat ditentukan dengan cara distribusi probabilitas. Sedangkan deterministic models adalah suatu model statistik yang berlaku dengan asumsi permintaan akan suatu produk adalah konstan dan diketahui. (Heizer&Render, 2008,502)

“Alam Berkat” adalah suatu industri rumahan yang melakukan produksi bawang goreng. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi ini adalah bawang sumenep. Perusahaan ini mengalami suatu permasalahan dalam pengendalian bahan baku. Hal ini ditunjukkan dengan terjadinya kelebihan pemesanan bahan baku yang mengakibatkan penumpukan jumlah persediaan yang pada akhirnya menimbulkan biaya penyimpanan. Selain itu, perusahaan ini juga pernah mengalami kekurangan pemesanan yang mengakibatkan proses produksi menjadi macet dan pada akhirnya menimbulkan biaya yang disebabkan out of stock. Bahan baku yang digunakan dalam perusahaan ini termasuk dalam kategori

independent demand, karena permintaan bahan baku bawang sumenep tidak


(11)

4

Universitas Kristen Maranatha

konstan, sesuai dengan data yang didapat oleh penulis dari pihak perusahaan. Oleh karena itu digunakanlah pengendalian persediaan menggunakan probabilistic model yaitu sistem-P. karena terpenuhinya beberapa asumsi untuk penggunaan sistem-P, salah satunya karena bahan baku yang digunakan oleh perusahaan merupakan produk agrikultur yang bersifat musiman.

Dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat topik mengenai pengendalian persediaan bahan baku di perusahaan tersebut dengan judul

“ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAWANG

SUMENEP DENGAN SISTEM- P PADA PERUSAHAAN ALAM BERKAT UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN”

1.2Identifikasi Masalah

Seperti sudah diungkapkan di atas, bahwa “Alam Berkat” mengalami permasalahan dalam pengendalian bahan baku yaitu bawang sumenep. Hal ini sesuai dengan data yang dapat dilihat pada tebel berikut:


(12)

5

Universitas Kristen Maranatha Tabel 1.1

Data Pembelian Bahan Baku dan Permintaan Bahan Baku

Waktu Pembelian Bahan Baku (Kg) Kebutuhan Bahan Baku (Kg) Persediaan (Kg)

10-4-2011 300 260 40

17-4-2011 255 200 55

29-4-2011 300 310 -10

10-5-2011 300 250 50

14-5-2011 515 430 85

30-5-2011 400 225 175

1-6-2011 505 500 5

7-8-2011 300 260 40

Sumber: Data perusahaan

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa perusahaan mengalami permasalahan persediaan. Hal ini terlihat karena adakalanya perusahaan mengalami kelebihan bahan baku, tetapi adakalanya juga perusahaan mengalami kekurangan bahan baku. Jika perusahaan mengalami kekurangan bahan baku, maka perusahaan akan kehilangan penjualan yang membuat perusahaan tidak dapat memenuhui jumlah permintaan yang dipesan. Sedangkan jika perusahaan mengalami kelebihan stok, maka akan timbul biaya simpan yang tinggi dan membuat biaya persediaan menjadi tidak minimum. Bahan baku bawang sumenep termasuk dalam jenis bahan baku yang mudah menyusut. Oleh karena itu, kelebihan persediaan yang ada akan langsung diproses menjadi bawang goreng/ bahan jadi. Hal ini menimbulkan biaya simpan yang besar bagi perusahaan.


(13)

6

Universitas Kristen Maranatha

Berdasarkan uraian masalah di atas yang didapat berdasarkan observasi awal sebelum penelitian, maka diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem pengendalian persediaan bahan baku yang diterapkan oleh perusahaan saat ini?

2. Bagaimana peranan pengendalian persediaan bahan baku dengan sistem-P dalam meningkatkan efisiensi biaya persediaan di perusahaan?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan sistem pengendalian persediaan bahan baku yang diterapkan oleh perusahaan saat ini

2. Untuk memperoleh gambaran mengenai peranan pengendalian persediaan bahan baku dengan sistem-P dalam meningkatkan efisiensi biaya persediaan di perusahaan

1.4Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Bagi pihak penulis:

Penulis dapat memperoleh tambahan pengetahuan serta mempraktekkan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah melalui riset ilmiah dan menyajikannya dalam bentuk tulisan dengan baik.


(14)

7

Universitas Kristen Maranatha 2. Bagi pihak perusahaan:

Memberikan masukan kepada pihak perusahaan agar dapat menentukan kebijakan pengendalian persediaan bahan baku yang sesuai.

3. Bagi pihak fakultas:

Sebagai bahan bacaan atau referensi untuk penelitian yang berkaitan dengan pengendalian persediaan.

4. Bagi pihak lain:

Dapat digunakan sebagai referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi dalam melakukan pengendalian persediaan untuk perusahaan mereka atau masalah yang berkaitan dengan pengendalian persediaan yang mereka hadapi.


(15)

66 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem pengendalian persediaan bahan baku yang diterapkan oleh perusahaan saat ini adalah dengan menetapkan kebijakan untuk melakukan pembelian sebanyak 3 kali dalam 1 bulan yang menimbulkan biaya persediaan sebesar Rp 121.277.807,8

2. Penerapan pengendalian persediaan bahan baku menggunakan sistem-P dengan interval order per 36 hari ( 4 kali dalam 1 tahun) pada perusahaan Alam Berkat menimbulkan biaya persediaan sebesar Rp 115.740.359,2 dan meningkatkan efisiensi biaya persediaan sebesar Rp 5.537.448,6

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan kepada perusahaan Alam Berkat sebaiknya menerapkan sistem-P sebagai sistem pengendalian persediaan dengan interval waktu pemesanan 36 hari karena dapat mengefisiensikan biaya persediaan sebesar Rp 5.537.448,6


(16)

67

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Adam Jr., Everett E. and Ebert, Ronald J. (1992). Production and Operations

Management.Fifth Edition. Prentice Hall International. New Jersey.

Assauri, Sofjan. (1999). Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Chase, Jacobs, Aquilano. (2004). Operations Management for Competitive Advantage,Tenth Edition. The McGraw Hill Company. New York.

Haizer, Jay and Roger, Barry. (2006). Operations Management, Eight Edition. Pearson Education, Inc. New Jersey.

Haizer, Jay and Roger, Barry. (2008). Operations Management, Ninth Edition. Pearson Education, Inc. New Jersey.

Herjanto, Eddy. (2008). Manajemen Operasi. Edisi ketiga Penerbit Grasindo.Jakarta.

Krajewski, Lee J., Larry P. Ritzman, Manoj K. Malhotra. (2007). Operation Management: Process and Value Chains. 8th edition. Pearson Prentice Hall.

New Jersey.

Lili Asdjudiredja dan Kusmana Permana (1997), Manajemen Produksi. Armico. Bandung

Madura, Jeff. (2001). Pengantar Bisnis. PenerbitSalemba Empat. Jakarta

Prawirosentono, Suyadi Drs,MBA. (2000). Manajemen Operasi: Analisis dan Studi Kasus, Edisi Kedua. Bumi Aksara. Jakarta.

Schroeder, Roger G. (2007). Operation Management: Contemporary Concepts and Cases, Intetrnational Edition. The McGraw Hill Company. New York.


(17)

68

Universitas Kristen Maranatha

Stevenson, William J. (1996). Production/ Operation Management. 5th Edition.McGraw-Hill, United State of America.

Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. CV. Andi Offset (ANDI), Yogyakarta.

Tersine, Richard J. (1994). Principles of Inventory and Material Management.


(1)

5

Universitas Kristen Maranatha Tabel 1.1

Data Pembelian Bahan Baku dan Permintaan Bahan Baku

Waktu Pembelian Bahan Baku (Kg) Kebutuhan Bahan Baku (Kg) Persediaan (Kg)

10-4-2011 300 260 40

17-4-2011 255 200 55

29-4-2011 300 310 -10

10-5-2011 300 250 50

14-5-2011 515 430 85

30-5-2011 400 225 175

1-6-2011 505 500 5

7-8-2011 300 260 40

Sumber: Data perusahaan

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa perusahaan mengalami permasalahan persediaan. Hal ini terlihat karena adakalanya perusahaan mengalami kelebihan bahan baku, tetapi adakalanya juga perusahaan mengalami kekurangan bahan baku. Jika perusahaan mengalami kekurangan bahan baku, maka perusahaan akan kehilangan penjualan yang membuat perusahaan tidak dapat memenuhui jumlah permintaan yang dipesan. Sedangkan jika perusahaan mengalami kelebihan stok, maka akan timbul biaya simpan yang tinggi dan membuat biaya persediaan menjadi tidak minimum. Bahan baku bawang sumenep termasuk dalam jenis bahan baku yang mudah menyusut. Oleh karena itu, kelebihan persediaan yang ada akan langsung diproses menjadi bawang goreng/ bahan jadi. Hal ini menimbulkan biaya simpan yang besar bagi perusahaan.


(2)

Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan uraian masalah di atas yang didapat berdasarkan observasi awal sebelum penelitian, maka diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem pengendalian persediaan bahan baku yang diterapkan oleh perusahaan saat ini?

2. Bagaimana peranan pengendalian persediaan bahan baku dengan sistem-P dalam meningkatkan efisiensi biaya persediaan di perusahaan?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan sistem pengendalian persediaan bahan baku yang diterapkan oleh perusahaan saat ini

2. Untuk memperoleh gambaran mengenai peranan pengendalian persediaan bahan baku dengan sistem-P dalam meningkatkan efisiensi biaya persediaan di perusahaan

1.4Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Bagi pihak penulis:

Penulis dapat memperoleh tambahan pengetahuan serta mempraktekkan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah melalui riset ilmiah dan menyajikannya dalam bentuk tulisan dengan baik.


(3)

7

Universitas Kristen Maranatha

2. Bagi pihak perusahaan:

Memberikan masukan kepada pihak perusahaan agar dapat menentukan kebijakan pengendalian persediaan bahan baku yang sesuai.

3. Bagi pihak fakultas:

Sebagai bahan bacaan atau referensi untuk penelitian yang berkaitan dengan pengendalian persediaan.

4. Bagi pihak lain:

Dapat digunakan sebagai referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi dalam melakukan pengendalian persediaan untuk perusahaan mereka atau masalah yang berkaitan dengan pengendalian persediaan yang mereka hadapi.


(4)

66 Universitas Kristen Maranatha

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem pengendalian persediaan bahan baku yang diterapkan oleh perusahaan saat ini adalah dengan menetapkan kebijakan untuk melakukan pembelian sebanyak 3 kali dalam 1 bulan yang menimbulkan biaya persediaan sebesar Rp 121.277.807,8

2. Penerapan pengendalian persediaan bahan baku menggunakan sistem-P dengan interval order per 36 hari ( 4 kali dalam 1 tahun) pada perusahaan Alam Berkat menimbulkan biaya persediaan sebesar Rp 115.740.359,2 dan meningkatkan efisiensi biaya persediaan sebesar Rp 5.537.448,6

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan kepada perusahaan Alam Berkat sebaiknya menerapkan sistem-P sebagai sistem pengendalian persediaan dengan interval waktu pemesanan 36 hari karena dapat mengefisiensikan biaya persediaan sebesar Rp 5.537.448,6


(5)

67

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Adam Jr., Everett E. and Ebert, Ronald J. (1992). Production and Operations Management.Fifth Edition. Prentice Hall International. New Jersey.

Assauri, Sofjan. (1999). Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Chase, Jacobs, Aquilano. (2004). Operations Management for Competitive Advantage,Tenth Edition. The McGraw Hill Company. New York.

Haizer, Jay and Roger, Barry. (2006). Operations Management, Eight Edition. Pearson Education, Inc. New Jersey.

Haizer, Jay and Roger, Barry. (2008). Operations Management, Ninth Edition. Pearson Education, Inc. New Jersey.

Herjanto, Eddy. (2008). Manajemen Operasi. Edisi ketiga Penerbit Grasindo.Jakarta.

Krajewski, Lee J., Larry P. Ritzman, Manoj K. Malhotra. (2007). Operation Management: Process and Value Chains. 8th edition. Pearson Prentice Hall. New Jersey.

Lili Asdjudiredja dan Kusmana Permana (1997), Manajemen Produksi. Armico. Bandung

Madura, Jeff. (2001). Pengantar Bisnis. PenerbitSalemba Empat. Jakarta

Prawirosentono, Suyadi Drs,MBA. (2000). Manajemen Operasi: Analisis dan Studi Kasus, Edisi Kedua. Bumi Aksara. Jakarta.

Schroeder, Roger G. (2007). Operation Management: Contemporary Concepts and Cases, Intetrnational Edition. The McGraw Hill Company. New York.


(6)

Universitas Kristen Maranatha Stevenson, William J. (1996). Production/ Operation Management. 5th

Edition.McGraw-Hill, United State of America.

Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. CV. Andi Offset (ANDI), Yogyakarta.

Tersine, Richard J. (1994). Principles of Inventory and Material Management. Fourth edition. Prentice-Hall, Inc. New Jersey