Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kulit Guna Meminimumkan Biaya Persediaan PT. "X" Bandung.

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

PT.X merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri sepatu. Produk yang dihasilkan berupa sepatu khusus pria seperti casual, vantofel dan fasionable. Dalam proses produksinya, sepatu yang diproduksi membutuhkan bahan baku berupa kulit sapi yang telah diolah. Agar proses produksi berjalan dengan lancar, maka persediaan bahan baku kulit perlu dikendalikan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan model pengendalian persediaan bahan baku kulit yang tepat.

Pengendalian persediaan yang selama ini dilakukan oleh perusahaan adalah berdasarkan data-data penjualan pada periode sebelumnya untuk memperkirakan penjualan di masa mendatang, sehingga terkadang mengalami kelebihan bahan baku ataupun kekurangan bahan baku. PT.X juga tidak memperhitungkan berapa besar persediaan pengaman (safety stock) dan titik pemesanan kembali (reorder point).

Dari hasil analisis menyatakan bahwa sebaiknya perusahaan menggunakan metode probabilistik dengan memperhitungkan besar persediaan pengaman safety stock) dan menentukan titik pemesanan kembali reorder point. Dengan menerapkan pengendalian persediaan dengan model demand variabel dan lead time konstan. Dengan penerapan model pengendalian bahan baku kulit ini, maka perusahaan akan mampu menghemat biaya persediaan sebesar: Rp. 3.101.369,735

Kata Kunci: Pengendalian Persediaan, Metode Probabilistik, Demand Variabel dan Lead Time Konstan.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

PT. X is a company engaged in the industry of footwear. The resulting product is in the form of special shoes men as casual, vantofel and fasionable. In the production process, the shoes are manufactured in need of raw materials in the form of processed cow skin. In order to make the production process runs smoothly, then the supply of the raw material of the skin needs to be controlled. As for the purpose of this research is to determine the model of inventory control raw materials the right skin.

Inventory control that is performed by the company are based on the sales data in the previous period to forecast sales in the future, so sometimes

experiencing an excess of raw materials or the shortage of raw materials. PT. X also doesn't take into account how large a security inventory (safety stock) and point reordering (reorder point).

From the results of the analysis States that the company should use the method taking into account large probabilistic safety inventory safety stock) and determine the point reordering reorder point. By implementing inventory control model with demand and variable lead time constant. With the application of the model of controlling raw materials the skin, then the company will be able to save the cost of supplies: Rp. 3,101,369.735

Keyword: inventory control, Probabilistic Methods, Demand and Variable Lead Time constant.


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……….i

HALAMAN PENGESAHAN………...ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI...………...iii

PERNYATAAN PUBLIKSI LAPORAN PENELITIAN………..iv

KATA PENGANTAR……….v

ABSTRAK...vii

ABSTRACT………....viii

DAFTAR ISI...ix

DAFTAR GAMBAR……….xii

DAFTAR TABEL……….xiii

DAFTAR GRAFIK………...xiv

BAB I PENDAHULUAN………....1

1.1 Latar Belakang Penelitian………..1

1.2 Identifikasi Masalah………..4

1.3 Tujuan Penelitian………...6

1.4 Kegunaan Penelitian………..6

1.5 Sistematika Penulisan Laporan Penelitian………7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN………...9

2.1 Pengertian Manajemen Operasi……….…9

2.2 Keputusan Strategi Manajemen Operasi……….10

2.3 Pengertian Persediaan………..12

2.3.1 Fungsi-fungsi Persediaan……….…13

2.3.2 Jenis-jenis Persediaan………...14


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persediaan………...18

2.5 Pengendalian Persediaan……….20

2.5.1 Tujuan Pengendalian Persediaan……….21

2.5.2 Model Pengendalian Persediaan………..22

2.5.2.1 Model Deterministik………...23

2.5.2.2 Model Probabilistik………27

2.5.2.3 Persediaan Pengaman……….28

2.5.2.4 Titik Pemesanan Ulang………..29

2.6 Peramalan………30

2.6.1 Jenis-jenis Peramalan………...32

2.6.2 Dekomposisi Deret Waktu………...32

2.6.3 Teknik Peramalan……….33

2.6.4 Analisis Kesalahan Peramalan……….36

2.6.5 Penelitian Sejenis……….37

2.7 Kerangka Pemikiran………42

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN……….48

3.1 Objek Penelitian………..48

3.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan………..49

3.1.2 Uraian Jabatan………..54

3.1.3 Proses Produksi……...……….57

3.1.4 Kegiatan Lain Perusahaan………60

3.2 Metode Penelitian………61

3.3 Teknik Pengumpulan Data………..62

3.4 Teknik Analisis Data………...62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...67

4.1 Tujuan Perusahaan Melakukan Pengendalian Persediaan Bahan Baku………67


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

4.2 Faktor-faktor yang dipertimbangkan Perusahaan untuk Melakukan

Pengendalian Persediaan Bahan Baku….…………...67

4.3 Pengendalian Persediaan yang dilakukan Perusahaan Selama ini...68

4.4 Data Terkumpul………...69

4.5 Pengolahan Data………..70

4.5.1 Biaya Simpan………...70

4.5.2 Biaya Bahan Baku………72

4.5.3 Biaya Pesan………..72

4.5.4 Peramalan Penggunaan Bahan Baku………....73

4.5.5 Menentukan Standar Deviasi Tahunan………87

4.5.6 Safety Stock (SS)………...88

4.5.7 Reorder Point (ROP)………....89

4.5.8 Economic Order Quantity (EOQ)…..………...90

4.5.9 Total Biaya Persediaan……….90

4.5.10 Perhitungan Biaya Persediaan dengan Kebijakan Perusahaan...……….………91

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………..92

5.1 Kesimpulan………..…92

5.2 Saran………93


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penggunaan Persediaan dalam Waktu Tertentu………..24

Gambar 2.2 Titik Pemesanan Ulang………30

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran………46


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Penjualan Sepatu di PT.X Tahun 2012 sampai Tahun 2015…4

Tabel 3.1 Flow Process Chart Proses Produksi Sepatu PT.X……….59

Tabel 4.1 Data Penjualan Sepatu di PT.X Tahun sampai Tahun 2015……...69

Tabel 4.2 Biaya Penyimpanan Kulit Tahun 2012 sampai Tahun 2015……...72

Tabel 4.3 Biaya Pemesanan Kulit Tahun 2012 sampai Tahun 2015………...73

Tabel 4.4 Peramalan Rata-Rata Bergerak Pemakaian Kulit Tahun 2012 sampai Tahun 2015……….………...………..75

Tabel 4.5 Pemakaian Kulit Tahun 2012 sampai Tahun 2015..………77

Tabel 4.6 Peramalan Tren Pemakaian Kulit Tahun 2012 sampai Tahun 2015...79

Tabel 4.7 Analisis Kesalahan Peramalan………80

Tabel 4.8 Peramalan Tren Pemakaian Kulit Tahun 2016………81

Tabel 4.9 Peramalan Tren Pemakaian Kulit Tahun 2016………82

Tabel 4.10 Perhitungan Indeks Musim Tahun 2012 sampai Tahun 2015…….84

Tabel 4.11 Peramalan Kulit Tahun 2016………...85

Tabel 4.12 Peramlan Penjualan Tahun 2016 (Pasang)………..86


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Penjualan Sepatu PT.X Tahun 2012 Sampai Tahun 2015…………5

Grafik 4.1 Penjualan Sepatu PT.X Tahun 2012 Sampai Tahun 2015………..74

Grafik 4.2 Peramalan Tren Penjualan Sepatu Tahun 2016………...83

Grafik 4.3 Penjualan Sepatu Tahun 2012 sampai Tahun 2015……….84

Grafik 4.4 Peramalan Penjualan Sepatu 2016………...87


(9)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi pun terus berkembang sama halnya dengan perubahan mode pada dunia fashion yang semakin berkembang. Dengan teknologi, masyarakat dengan mudah mendapatkan informasi mengenai perubahan mode yang ada di dunia dan kebutuhan manusia akan sandang sudah tentu semakin meningkat. Karena merupakan kebutuhan yang mendasar bagi setiap orang, sandang dibuat dengan berbagai kreasi dan bentuk yang sesuai dengan mode pada saat ini. Hal tersebut membuat perusahaan domestik hingga internasional bersaing menjadi yang terbaik di dunia fashion.

Dengan persaingan yang ketat dan adanya variasi permintaan yang kompleks, membuat perusahaan industri fashion dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan maksimal. Agar dapat memenuhi permintaan konsumen secara maksimal, perusahaan yang bergerak di bidang produksi sudah tentu membutuhkan bahan baku untuk diproses. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, dibutuhkan peranan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran proses produksi. Salah satu cara untuk menunjang kelancaran proses produksi yaitu dengan melakukan pengendalian persediaan.

Pengendalian persediaan yang tepat bukanlah hal yang mudah karena dipengaruhi oleh banyak jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan yang telah direncanakan, kapan perusahaan harus memesan kembali


(10)

B A B I P E N D A H U L U A N | 2

Universitas Kristen Maranatha

bahan baku tersebut dan juga ketepatan waktu datangnya bahan baku tersebut sampai di gudang persediaan. Masalah yang sering timbul dalam persediaan adalah kelebihan atau kekurangan bahan baku. Apabila kelebihan persediaan mengakibatkan biaya investasi modal yang tinggi, meningkatnya biaya penyimpanan (seperti biaya sewa gudang, gaji penjaga gudang, biaya listrik, dan resiko kerusakan barang yang lebih besar walaupun resiko terjadinya kekurangan bahan baku menjadi kecil. Sedangkan kekurangan persediaan akan mengakibatkan biaya investasi yang lebih kecil, tetapi akan menimbulkan resiko kekurangan bahan baku menjadi besar.

Untuk meminimumkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, peranan dari manajemen operasi dalam hal ini adalah merencanakan dan mengendalikan persediaan, sehingga kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar dan perusahaan dapat memenuhi kewajibannya untuk selalu memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen. Untuk mewujudkan hal tersebut maka salah satu aspek yang perlu diperhatikan oleh perusahaan yaitu masalah ketersediaan bahan bakunya.

Begitu pula dengan PT.X yang merupakan perusahaan sepatu khusus pria yang fashionable. Umumnya jenis sepatu pria yang dihasilkan adalah vantofel dan casual dengan beragam model. Semua jenis sepatu yang dihasilkan memiliki bahan utama kulit sapi yang telah diolah. PT.X dalam berproduksi lebih banyak berdasarkan pemesanan dan ada juga yang dipasok ke toko-toko tertentu.

Penyerahan produk tepat waktu dengan kualitas yang bagus kepada konsumen merupakan suatu target yang diutamakan oleh pihak perusahaan. Oleh karenanya, apabila sampai terjadi kekurangan bahan baku pada saat produksi


(11)

B A B I P E N D A H U L U A N | 3

Universitas Kristen Maranatha

maka perusahaan akan mengupayakan bahan yang dibutuhkan ke pemasok. Hal seperti ini seringkali menjadikan perusahaan mengalami ketersendatan dalam proses produksi karena harus menunggu bahan baku dikirim oleh pemasok.

Selama ini PT.X mengelola persediaan bahan baku dengan melakukan pemesanan dengan tidak terjadwal secara pasti, dimana PT.X akan melakukan pemesanan kepada pemasok jika bahan baku sudah hampir habis. PT.X membeli bahan baku kulit sapi dari pemasok yang berada di Jawa Timur dengan jumah pemesanan yang selalu berbeda-beda sesuai dengan data penjualan periode-periode sebelumnya. Dengan persediaan bahan baku kulit yang memadahi, akan dapat memperlancar proses produksi. PT.X rupanya perlu memperhatikan jumlah yang tepat dari bahan baku yang tersedia di gudangnya, serta melakukan pengendalian terhadap bahan baku secara berkelanjutan.

Berdasarkan permasalahan yang dialami oleh PT.X, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan membutuhkan adanya pengendalian persediaan bahan baku dengan metode yang tepat. Oleh karena itu, sudah selayaknya bila dilakukan penelitian di PT.X pada bagian bahan bakunya, agar bisa dicarikan jalan keluar untuk menetapkan jumlah bahan baku yang memadai sehingga kelancaran proses produksi dapat terjamin. Hasil penelitian ini akan dilaporkan

dalam bentuk karya ilmiah atau skripsi dengan judul “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kulit Guna Meminimumkan Biaya Persediaan PT.S Bandung”


(12)

B A B I P E N D A H U L U A N | 4

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Penjualan Sepatu di PT.X (Periode Januari 2012 – Desember 2015)

memperlihatkan adanya ketidakteraturan penjualan setiap tahunnya seperti yang terlihat pada table berikut ini: (dalam Pasang)

Tabel 1.1

Data Penjualan Sepatu di PT.X Tahun 2012 sampai Tahun 2015 BULAN 2012 2013 2014 2015

JAN 2.420 2.480 2.640 2.600

FEB 2.500 2.460 2.500 2.580

MAR 2.500 2.500 2.580 2.600

APR 2.520 2.520 2.520 2.600

MEI 2.480 2.540 3.120 2.800

JUN 3.300 3.260 3.440 3.380

JUL 3.250 3.340 3.120 3.160

AGUST 2.920 2.980 2.720 2.740

SEPT 2.500 2.480 2.580 2.600

OKT 2.520 2.540 2.560 2.580

NOV 2.500 2.480 2.560 2.660

DES 2.440 2.500 2.600 2.600

TOTAL 31.850 32.080 32.940 32.900 RATA -

RATA 2.648,333 2.673,333 2.745 2.741,667

Sumber: Bagian Penjualan PT.X

Berdasarkan data laporan di atas, dapat dilihat bahwa penjualan sepatu setiap bulannya tidak teratur yaitu selalu mengalami peningkatan penjualan setiap tahunnya. Pada tahun 2012 total penjualan sepatu adalah sebesar 31.850 pasang sepatu yang berbeda dengan total penjualan tahun 2013 yaitu sebesar 32.080 pasang sepatu yang terus mengalami peningkatan penjualan demikian juga pada tahun 2014 total penjualan sepatu adalah sebesar 32.940 pasang sepatu berbeda dengan tahun 2015 yang sedikit mengalami penurunan menjadi 32.900 pasang sepatu. Jumlah pasang sepatu yang terjual setiap tahunnya selalu berubah-ubah ini


(13)

B A B I P E N D A H U L U A N | 5

Universitas Kristen Maranatha

dikarenakan sepatu yang diproduksi selalu berdasarkan pemesanan konsumen. Tidak jarang pada saat perusahaan kekurangan bahan baku untuk memenuhi pesanan konsumen, perusahaan akan membeli bahan baku dari pemasok lain dengan harga yang lebih tinggi.

Dapat ditampilkan dalam bentuk grafik penjualan sepatu (Periode Januari

2012 – Desember 2015) sebagai berikut:

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500

JAN MAR MEI JUL SEPT NOV

2012 2013 2014 2015

Grafik 1.1

Penjualan Sepatu PT.X Tahun 2012 Sampai Tahun 2015 Sumber: Bagian Penjualan PT.X

Hal ini terjadi karena tidak ada sistem pengendalian persediaan pada pabrik tersebut. Selain itu, pabrik juga tidak menetapkan titik kapan untuk melakukan pemesanan kembali (reorder point). Demikian juga dengan safety stock tidak ditetapkan oleh pabrik yang seharusnya ditetapkan untuk mempersiapkan sejumlah persediaan cadangan agar jika persediaan habis dan belum bisa melakukan pemesanan kembali, proses produksi dapat terus dilakukan.


(14)

B A B I P E N D A H U L U A N | 6

Universitas Kristen Maranatha

Berdasarkan data di atas, maka dapat dilihat adanya permasalah pada pabrik sepatu tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengendalian persediaan bahan baku kulit yang selama ini

dilakukan oleh PT.X?

2. Metode pengendalian persediaan bahan baku seperti apa yang sebaiknya

dilaksanakan oleh perusahaan agar dapat meminimumkan biaya

penyimpanan?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan:

1. Untuk mengetahui pengendalian persediaan bahan baku seperti apa yang

selama ini diterapkan oleh perusahaan.

2. Untuk mengetahui metode pengendalian persediaan bahan baku yang

sebaiknya dilaksanakan oleh perusahaan agar dapat meminimumkan biaya penyimpanan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Pihak Peneliti

Dengan diadakan penelitian ini maka peneliti mendapatkan tambahan ilmu khususnya dapat memperdalam tentang persediaan.


(15)

B A B I P E N D A H U L U A N | 7

Universitas Kristen Maranatha

2. Pihak Perusahaan

Diharapkan penelitian ini dapat membantu perusahaan untuk

menanggulangi permasalahan yang terdapat pada pengendalian persediaan. Dengan metode yang telah ditawarkan diharapkan perusahaan dapat menerapkannya.

3. Pihak Pembaca

Untuk para pembaca diharapkan dapat menambah ilmu baru khususnya tentang pengendalian persediaan dan metode yang diterapkan.

4. Pihak Universitas Kristen Maranatha

Untuk pihak Universitas Kristen Maranatha diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan referensi di perpustakaan Universitas Kristen Maranatha.

1.5 Sistematika Penulisan Laporan Penelitian

Penelitian yang dilakukan pada PT.X ini dibuat dalam bentuk skripsi, dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

BAB I meliputi latar belakang yang berisi tentang fenomena yang terjadi di PT.X yang mengalami masalah dalam pengendalian persediaan bahan baku, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II meliputi penjabaran teori-teori yang melandasi penelitian serta adanya kerangka berpikir yang menjelaskan dengan masalah yang diteliti.


(16)

B A B I P E N D A H U L U A N | 8

Universitas Kristen Maranatha

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III meliputi penjelasan tentang PT.X sebagai objek penelitian dan metode-metode penelitian yang digunakan, metode pengumpulan data, dan teknis analisis data.

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

BAB IV meliputi data-data yang telah dikumpulkan baik itu data dari prusahaan maupun data dari hasil pengamatan yang dilakukan di tempat penelitian.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V meliputi kesimpulan berdasarkan tujuan penelitian dan memberikan saran atau masukan bagi perusahaan dalam melakukan pengendalian persediaan bahan baku.


(17)

93 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis persediaan bahan baku kulit yang telah dilakukan pada PT.X, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. PT.X merupakan perusahaan pembuat sepatu khusus pria yang berbahan

dasar kulit sapi yang telah diolah. Selama ini PT.X melakukan pemesanan bahan baku kulit dengan tidak terjadwal. Perusahaan akan melakukan pemesanan bahan baku pada saat bahan baku sudah habis. Bahan baku kulit yang digunakan berasal dari pemasok yang berada di Jawa Timur. Oleh karenanya, apabila terjadi kekurangan bahan baku pada saat produksi maka perusahaan akan mengupayakan bahan yang dibutuhkan ke pemasok. Hal seperti ini menjadikan perusahaan mengalami biaya pemesanan yang cukup besar untuk setiap kali pemesanan kembali. Berdasarkan kebijakan perusahaan, total cost yang harus dikeluarkan perusahaan adalah sebesar Rp. 4.608.095,703.

2. Alternatif pengendalian persediaan bahan baku kulit yang dapat dilakukan

oleh PT.X adalah dengan menggunakan metode probabilistik. Mengingat bahwa kebutuhan bahan baku kulit PT.X tidak tetap (demand variabel) sementara tengang waktu diantara pemesanan hingga menerima bahan baku kulit selalu konstan (lead time konstan) maka, alternatif probabilistik yang


(18)

B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N | 94

Universitas Kristen Maranatha

digunakan adalah demand variabel dan lead time konstan. Apabila perusahaan menerapkan metode probabilistik, maka total cost yang harus dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp. 1.506.725,968 dan Economic Order Quantity (EOQ) sebesar 5.637 Fit dengan perhitungan rata-rata permakaian bahan baku kulit untuk setiap tahunnya sebesar 82.303 Fit.

3. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode probabilistik

dan kebijakan perusahaan, maka dapat diketahui total cost yang dikeluarkan oleh perusahaan apabila menerapkan metode probabilistik adalah sebesar Rp. 1.506.725,968. Sedangkan total cost yang dikeluarkan perusahaan apabila menerapkan kebijakan perusahaan adalah sebesar Rp. 4.608.095,703. Sehingga selisih biaya persediaan antara metode

probabilistik dengan kebijakan perusahaan adalah sebesar Rp.

3.101.369,735.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT.X, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk PT.X pada periode berikutnya disarankan dalam mengatur

pengendalian persediaan menggunakan metode probabilistik demand variabel dan lead time konstan karena dapat meminimumkan biaya persediaan sebesar Rp. 3.101.369,735 dengan safety stock sebesar 4.044 Fit dan reorder point sebesar 8.031 Fit. Dengan menggunakan metode


(19)

B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N | 95

Universitas Kristen Maranatha

probabilistik dengan menentukan safety stock dan reorder point dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kontrol terhadap persediaan bahan baku kulit pada perusahaan sehingga proses produksi dapat berjalan efisien.

2. Meramalkan permintaan akan bahan baku kulit terlebih dahulu sebelum

menggunakan metode Economic Order Quantity(EOQ) bertujuan untuk menentukan berapa kuantitas yang akan dipesan di masa depan sehingga lebih memudahkan perusahaan untuk menentukan berapa besar biaya-biaya yang akan dikeluarkan.


(20)

96 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Agus Ristono.(2009). Manajemen persediaan edisi 1. Yogyakarta : Graha Ilmu. Assauri, S. (2008). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: CP-FEUL

Ginting, Rosnani. (2009). “Penjadwalan” Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Herjanto, E. (2008). “Manajemen Operasi”, edisi tiga. Jakarta: PT. Grasindo

Indonesia.

Meredith, Jack R. & Shafer, Scott M. (2011). “Operations Management” Fourth Edition. Asia: John Wiley &Sons, Inc.

Kusuma, H. (2009). Manajemen Produksi:Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi 4. Penerbit: Andi, Yogyakarta.

Kumar, S. Anirl and Suresh.2009. New Age – Operations Management. New

Delhi: New Age International Publisher.

Rangkuti, F. (2004). Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Render, B., dan J, Heizer. (2001). Manajemen Operasi. Salemba Empat. Edisi 1. Jakarta.

Render, B., dan J, Heizer. (2005). Manajemen Operasi. Salemba Empat. Jakarta. Render, B., dan J, Heizer. (2009). Manajemen Operasi. Buku 1. Edisi 9.

Diterjermahkan oleh: Christian Sungkono. Salemba Empat, Jakarta.

Render, B., dan J, Heizer. (2010). Manajemen Operasi. Buku 2. Edisi 9. Diterjermahkan oleh: Christian Sungkono. Salemba Empat, Jakarta.

Render, B., dan J, Heizer. (2011). Manajemen Operasi. Edisi 10. Diterjermahkan New Jersey: Pearson Edition, Inc.

Render, B., dan J, Heizer. (2013). Operation Management-Manajemen Operasi. Edisi 11. Jakarta, Salemba Empat.

Riyanto, B. (2008). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan Ketujuh. BPFE, Yogyakarta

Schroeder, R. (2007). Pengambilan Keputusan Dalam Suatu Fungsi Operasi. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.


(21)

D A F T A R P U S T A K A | 97

Universitas Kristen Maranatha

Siswanto. (2007). Operations Research. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Suryadi Prawirosentono. 2001. Manajemen Operasi. Edisi Ketiga, PT. Bumi Aksara, Jakarta.


(1)

B A B I P E N D A H U L U A N | 8

Universitas Kristen Maranatha

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III meliputi penjelasan tentang PT.X sebagai objek penelitian dan metode-metode penelitian yang digunakan, metode pengumpulan data, dan teknis analisis data.

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

BAB IV meliputi data-data yang telah dikumpulkan baik itu data dari prusahaan maupun data dari hasil pengamatan yang dilakukan di tempat penelitian.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V meliputi kesimpulan berdasarkan tujuan penelitian dan memberikan saran atau masukan bagi perusahaan dalam melakukan pengendalian persediaan bahan baku.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis persediaan bahan baku kulit yang telah dilakukan pada PT.X, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. PT.X merupakan perusahaan pembuat sepatu khusus pria yang berbahan dasar kulit sapi yang telah diolah. Selama ini PT.X melakukan pemesanan bahan baku kulit dengan tidak terjadwal. Perusahaan akan melakukan pemesanan bahan baku pada saat bahan baku sudah habis. Bahan baku kulit yang digunakan berasal dari pemasok yang berada di Jawa Timur. Oleh karenanya, apabila terjadi kekurangan bahan baku pada saat produksi maka perusahaan akan mengupayakan bahan yang dibutuhkan ke pemasok. Hal seperti ini menjadikan perusahaan mengalami biaya pemesanan yang cukup besar untuk setiap kali pemesanan kembali. Berdasarkan kebijakan perusahaan, total cost yang harus dikeluarkan perusahaan adalah sebesar Rp. 4.608.095,703.

2. Alternatif pengendalian persediaan bahan baku kulit yang dapat dilakukan oleh PT.X adalah dengan menggunakan metode probabilistik. Mengingat bahwa kebutuhan bahan baku kulit PT.X tidak tetap (demand variabel) sementara tengang waktu diantara pemesanan hingga menerima bahan baku kulit selalu konstan (lead time konstan) maka, alternatif probabilistik yang


(3)

B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N | 94

Universitas Kristen Maranatha

digunakan adalah demand variabel dan lead time konstan. Apabila perusahaan menerapkan metode probabilistik, maka total cost yang harus dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp. 1.506.725,968 dan Economic Order Quantity (EOQ) sebesar 5.637 Fit dengan perhitungan rata-rata permakaian bahan baku kulit untuk setiap tahunnya sebesar 82.303 Fit.

3. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode probabilistik dan kebijakan perusahaan, maka dapat diketahui total cost yang dikeluarkan oleh perusahaan apabila menerapkan metode probabilistik adalah sebesar Rp. 1.506.725,968. Sedangkan total cost yang dikeluarkan perusahaan apabila menerapkan kebijakan perusahaan adalah sebesar Rp. 4.608.095,703. Sehingga selisih biaya persediaan antara metode probabilistik dengan kebijakan perusahaan adalah sebesar Rp. 3.101.369,735.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT.X, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk PT.X pada periode berikutnya disarankan dalam mengatur pengendalian persediaan menggunakan metode probabilistik demand variabel dan lead time konstan karena dapat meminimumkan biaya persediaan sebesar Rp. 3.101.369,735 dengan safety stock sebesar 4.044 Fit dan reorder point sebesar 8.031 Fit. Dengan menggunakan metode


(4)

B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N | 95

probabilistik dengan menentukan safety stock dan reorder point dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kontrol terhadap persediaan bahan baku kulit pada perusahaan sehingga proses produksi dapat berjalan efisien.

2. Meramalkan permintaan akan bahan baku kulit terlebih dahulu sebelum menggunakan metode Economic Order Quantity(EOQ) bertujuan untuk menentukan berapa kuantitas yang akan dipesan di masa depan sehingga lebih memudahkan perusahaan untuk menentukan berapa besar biaya-biaya yang akan dikeluarkan.


(5)

96 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Agus Ristono.(2009). Manajemen persediaan edisi 1. Yogyakarta : Graha Ilmu. Assauri, S. (2008). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: CP-FEUL

Ginting, Rosnani. (2009). “Penjadwalan” Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Herjanto, E. (2008). “Manajemen Operasi”, edisi tiga. Jakarta: PT. Grasindo Indonesia.

Meredith, Jack R. & Shafer, Scott M. (2011). “Operations Management” Fourth Edition. Asia: John Wiley &Sons, Inc.

Kusuma, H. (2009). Manajemen Produksi:Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi 4. Penerbit: Andi, Yogyakarta.

Kumar, S. Anirl and Suresh.2009. New Age – Operations Management. New Delhi: New Age International Publisher.

Rangkuti, F. (2004). Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Render, B., dan J, Heizer. (2001). Manajemen Operasi. Salemba Empat. Edisi 1. Jakarta.

Render, B., dan J, Heizer. (2005). Manajemen Operasi. Salemba Empat. Jakarta. Render, B., dan J, Heizer. (2009). Manajemen Operasi. Buku 1. Edisi 9.

Diterjermahkan oleh: Christian Sungkono. Salemba Empat, Jakarta.

Render, B., dan J, Heizer. (2010). Manajemen Operasi. Buku 2. Edisi 9. Diterjermahkan oleh: Christian Sungkono. Salemba Empat, Jakarta.

Render, B., dan J, Heizer. (2011). Manajemen Operasi. Edisi 10. Diterjermahkan New Jersey: Pearson Edition, Inc.

Render, B., dan J, Heizer. (2013). Operation Management-Manajemen Operasi. Edisi 11. Jakarta, Salemba Empat.

Riyanto, B. (2008). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan Ketujuh. BPFE, Yogyakarta

Schroeder, R. (2007). Pengambilan Keputusan Dalam Suatu Fungsi Operasi. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.


(6)

D A F T A R P U S T A K A | 97

Siswanto. (2007). Operations Research. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Suryadi Prawirosentono. 2001. Manajemen Operasi. Edisi Ketiga, PT. Bumi Aksara, Jakarta.