KORELASI CR (KROM) PADA THALLUS LICHENS YANG TERDAPAT PADA TEGAKAN POHON MAHONI DENGAN UDARA AMBIEN DI KAWASAN TERMINAL PINANG BARIS MEDAN.

(1)

KORELASI Cr (KROM) PADA THALLUS LICHENS YANG TERDAPAT PADA TEGAKAN POHON MAHONI DENGAN UDARA AMBIEN

DI KAWASAN TERMINAL PINANG BARIS MEDAN.

Oleh :

Jamiatul Hasanah Siregar

NIM 4101220004

Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

(3)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Bangai Kec. Torgamba Kab. Labuhan Batu Selatan pada tanggal 20 Juni 1992. Ayah bernama Malim Siregar dan ibu bernama Nurhaniah Brabay, dan merupakan anak ke lima dari enam bersaudara. Pada tahun 1998 penulis masuk SD Negeri 112227 Rasau dan lulus pada tahun 2004. Kemudian pada tahun 2004 penulis masuk Mts PP Nurul Huda Bangai, dan pada tahun 2007 penulis melanjutkan sekolah di MAS PP Nurul Huda Bangai Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan selama sekolah Penulis Mengikuti Berberapa Perlomabaan seperti Qiroatul Kutub Tingkat Kabupaten dan mendapat Peringkat Harapan 2 dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Biologi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA UNIMED). Selama kuliah penulis bergabung di BIOTA sebagai Anggota Muda Angkatan X dan mengikuti beberapa Seminar Nasional sebagai peserta yaitu seminar Kewirausahaan, Seminar Pendidikan Nasional, Talkshow Green Living n’ Youth Creativity dan Workshop Fotografi yang diadakan di Universitas Negeri Medan. Penulis juga pernah ikut serta menjadi Panitia dalam Seminar Kesehatan Nasional dengan tema “ Good Management For Good Nutrient’’. Sebelum menyelesaikan studi, penulis pernah mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di UPT. Badan Lingkungan Hidup Medan (BLH).


(4)

KORELASI CR (KROM) PADA THALLUS LICHENS YANG TERDAPAT PADA TEGAKAN POHON MAHONI DENGAN UDARA AMBIEN DI

KAWASAN TERMINAL PINANG BARIS MEDAN JAMIATUL HASANAH SIREGAR (NIM : 401220004)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Korelasi Cr (Krom) pada Thallus Lichens yang terdapat pada tegakan pohon Mahoni (Swietenia macrophylla) dengan udara ambien di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan teknik pengambilan data purposive sampling. Analisis yang digunakan adalah Analisis Korelasi Product Moment. Hasil dari penelitian di peroleh lima jenis Lichens di tegakan pohon Mahoni. Kadar akumulasi Cr pada Thallus Lichens sebesar 70,63 µg/ml, 107,6 µg/ml, 27,83 µg/ml, 21,50 µg/ml, dan 11,21 µg/ml. Dari ke lima jenis Lichens kadar Cr yang paling tinggi terdapat pada jenis Lichens Ochrolechia tartarea. Untuk udara ambien yang diukur ada lima parameter dengan hasil pengukuran NO2 adalah 22.21 µg/m3, SO2 16.29 µg/m3, CO sebanyak 11 ppm, H2S sebesar 0,00883 ppm, dan O3 diperoleh 76.01 µg/m3. Sedangkan Kondisi iklim mikro di daerah Kawasan Terminal Pinang Baris dengan suhu 32.34 °C, kelembaban udara 69 %, intensitas cahaya 500 Joule dan kecepatan angin 2,1 m/s. Korelasi Cr Lichens terhadap udara ambien menunjukan hasil bahwa nilai korelasi sebesar 0,15 korelasi sangat rendah dengan korelasi positif. Nilai korelasi Lichens dengan udara ambien yaitu sebesar -0,13 menunjukkan adanya negatif dan tidak signifikan.


(5)

CORELATIONS OF Cr (Chrome) IN THE THALLUS LICHENS WHICH IS THE STANDING OF THE MAHONI TREE WITH AMBIEN AIR IN

PINANG BARIS BUS STATION MEDAN

JAMIATUL HASANAH SIREGAR (NIM : 401220004) ABSTRACT

This research has a purpose to the amount of chrome in the Thallus Lichenses which is the standing of the Mahoni tree with ambien air in Pinang Baris Bus Station Medan. The research is descrifition by using the Purposif sample methode. The analitical data used in the research in analitical Corelations Product Moment. The result showed is founded five kinds of Lichenses in root of

Mahoni tree. Tge degree of the chrome in the thallus Lichenses is Cr 70,63 µg/ml,

107,6 µg/ml, 27,83 µg/ml, 21,50 µg/ml, dan 11,21 µg/ml. From each five kind of Lichens the amount of Chrome in the Ocrolechia tartarea is Higth. For Ambien Weather we measure there are five parameters which result NO2 are 22.21 µg/m3, SO2 16.29 µg/m3, CO showed 11 ppm, H2S is 0,00883 ppm, dan O3 showed 76.01 µg/m3. Meanwhile, the micro climate condition in the Pinang Baris Bus Station for temperatur is 32.34 °C, Air humidity 69 %, Light instensity 500 Joule and Wind speed 2,1 m/s. Corelations Chrome Lichenses to the Ambien Air showed result 0,15 is very low. Corelation Lichenses value to the Ambien Air is -0,13. Showed negatif and it is not significan and very low.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Batasan Masalah 4

1.3. Rumusan Masalah 4

1.4. Tujuan Penelitian 4

1.5. Manfaat Penelitian 5

BAB II LANDASAN TEORITIS 6

2.1. Pencemaran Udara 6

2.1.1. Sumber Pencemar Udara 6

2.1.2. Pencemaran Udara Akibat Kendaraan Bermotor 7 2.1.3. Komposisi Dan Perilaku Gas Buang Kendaraan Bermotor 8

2.1.4. Parameter Pencemar Udara 9

2.1.5. Kualitas Udara Ambien 12

2.1.6. Dampak Terhadap Kesehatan 14

2.1.7. Usaha Mengurangi Tingkat Pencemaran Udara Akibat Transportasi 15 2.2. Pengenalan Lumut Kerak (Lichens) 16 2.2.1. Morfologi Lumut Kerak ( Lichens) 17

2.2.2. Klasifikasi Lichenses 19

2.2.3. Habitat dan Penyebaran Lichens 21 2.3. Pengaruh Faktor Lingkungan bagi Lumut Kerak 22

2.3.1. Faktor Lingkungan 22

2.3.2. Biondikator Kualitas Udara 23

BAB III METODE PENELITIAN 26

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 26

3.2. Populasi dan Sampel 26

3.2.1. Populasi 26

3.2.2. Sampel 26

3.2.3. Tekhnik Pengambilan Sampel 26

3.3. Alat dan Bahan 26

3.3.1. Alat 26


(7)

3.4. Rancangan Penelitian 27

3.4.1. Jenis Data 27

3.4.2. Prosedur pengambilan data 27

3.5. Teknik Analisis Data 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 33

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 33

4.1.1. Terminal Pinang Baris Medan 33 4.2. Jenis-jenis Lichenses yang Ditemukan pada tegakan pohon Mahoni

(Swietenia macrophylla) di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan 33 4.3. Kadar Cr (Krom) pada Thallus Lichens Yang Terdapat

Pada Tegakan Pohon Mahoni (Swietenia Macrophylla) 38 4.4. Kadar Udara Ambien dan Karakteristik Biologis 38

4.4.1. Kadar Udara Ambien 39

4.4.2. Karakteristik Biologi 39

4.5. Korelasi Cr pada Thallus Lichens dengan Udara Ambien 40

4.6. Pembahasan 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 46

5.1. Kesimpulan 46

5.2. Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 47


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Komposisi Udara Kering dan Bersih 12 Tabel 2.2. Komposisi Aerosol di Atmosfir Bumi 13 Tabel 3.1. Ciri dan Sifat Morfologi Lichens di

Kawasan Terminal Pinang Baris Medan 29 Tabel 3.2. Sifat Fisik di Kawasan Terminal Pinang

Baris Medan 30

Tabel 3.3. Kadar Cr (krom) pada thallus Lichens yang

terdapat pada tegakan pohon Mahoni 30 Tabel 3.4. Kadar Udara Ambien di Kawasan

Terminal Pinang Baris Medan 30

Tabel 3.5. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r 31 Tabel 4.1. Jenis-jenis Lichens yang ditemukan di Kawasan

Terminal Pinang Baris Medan 34

Tabel 4.2. Kadar Cr (Krom) Pada Thallus Lichens 38 Tabel 4.3 Kadar Udara Ambien di Kawasan Terminal

Pinang Baris Medan 39

Tabel 4.4. Karakteristik Biologis di Kawasan Terminal

Pinang Baris Medan 40

Tabel 4.5. Analisis Korelasi Cr pada Thallus Lichens

dengan Udara Ambien 40


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Acarospora sp. 18 Gambar 2.2. Haemmatoma accolens 18 Gambar 2.3. Physcia aipolia 18

Gambar 2.4. Xantoria elegans 18

Gambar 2.5. Ramalina stenospora 18

Gambar 2.6. Psora pseudorusselli 19 Gambar 4.1. Morfologi Rhizocarpon geograficum (Crustose) 35 Gambar 4.2. Morfologi Ochrolechia tartarea (Crustose) 36 Gambar 4.3. Morfologi Buellia canescens (Foliose) 36 Gambar 4.4. Morfologi Parmelia saxtilis (Foliose) 37 Gambar 4.5. Morfologi Graphis cripta (Foliose) 37


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sarana dan prasarana fisik seperti pusat-pusat industri merupakan salah satu penunjang aktivitas dan simbol kemajuan peradaban kota. Di sisi lain, pembangunan pusat-pusat industri juga dapat menimbulkan berbagai dampak negatif seperti penurunan kualitas lingkungan berupa polusi udara, polusi air, tanah dan suara. Dalam aktivitas produksinya, industri tersebut menyebabkan timbulnya polutan-polutan yang dibebaskan dalam udara yang dapat menyebabkan pencemaran udara. Pencemaran udara adalah masuknya zat pencemar ke dalam udara baik secara alamiah maupun oleh aktivitas manusia (Ryadi, 1982) . Aktivitas manusia tersebut dapat berupa meningkatnya kendaraan bermotor (Pratiwi, 2006) .

Sumber pencemaran udara didaerah perkotaan terutama berasal dari transportasi, selain itu oleh penyebab lain seperti pembakaran, proses industry, pembuangan limbah, dan lain-lain. Transportasi merupakan urat nadi perekonomian yang terus berkembang dan meningkat seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi serta perananya sebagai penunjang pelaksanaan kegiatan pada sector- sector yang lain, sehingga pencemaran kendaraan bermotor merupakan lebih dari separuh penyebab polusi udara. Pembakaran yang tidak sempurna dapat menghasilkan bahan pencemar seperti jelaga, karbon monoksida, nitrogen oksida, belerang oksida, partikel padatan, dan senyawa-senyawa fosfor, serta timbal (Sastrawijaya, 1991).

Aktivitas transportasi khususnya kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Transportasi darat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap setengah dari total emisi SPM10, untuk sebagian besar timbal, CO, HC, Cr dan NOx di daerah perkotaan, dengan konsentrasi utama terdapat di daerah lalu lintas yang padat, dimana tingkat pencemaran udara sudah dan/atau hampir melampaui standar kualitas udara ambient. Sejalan dengan itu pertumbuhan pada sektor transportasi, yang


(11)

2

diproyeksikan sekitar 6% sampai 8% per tahun, pada kenyataannya tahun 1999 pertumbuhan jumlah kendaraan di kota besar hampir mencapai 15% per tahun (Kusmaningrum, 2008).

Dengan menggunakan proyeksi 6-8% maka penggunaan bahan bakar di Indonesia diperkirakan sebesar 2,1 kali konsumsi tahun 1990 pada tahun 1998, sebesar 4,6 kali pada tahun 2008 dan 9,0 kali pada tahun 2018. Pada tahun 2020 setengah dari jumlah penduduk Indonesia akan menghadapi permasalahan pencemaran udara perkotaan, yang didominasi oleh emisi dari kendaraan bermotor ( Kusmaningrum, 2008).

Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari kandungan senyawa kimianya tergantung dari kondisi mengemudi, jenis mesin, alat pengendali emisi bahan bakar, suhu operasi dan faktor lain yang semuanya ini membuat pola emisi menjadi rumit. Jenis bahan bakar pencemar yang dikeluarkan oleh mesin denganbahan bakar bensin maupun bahan bakar solar sebenarnya sama saja, hanya berbeda proporsinya karena perbedaan cara operasi mesin. Secara visual selalu terlihat asap dari knalpot kendaraan bermotor dengan bahan bakar solar, yang umumnya tidak terlihat pada kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin. Bahan pencemar yang terutama terdapat didalam gas buang buang kendaraan bermotor adalah karbon monoksida (CO), berbagai senyawa hindrokarbon, berbagai oksida nitrogen (NOx) dan sulfur (SOx), dan partikulat debu termasuk timbel (Pb). Bahan bakar tertentu seperti hidrokarbon dan timbel organik, dilepaskan ke udara karena adanya penguapan dari sistem bahan bakar. Lalu lintas kendaraan bermotor, juga dapat meningkatkan kadar partikular debu yang berasal dari permukaan jalan, komponen ban dan rem. Setelah berada di udara, beberapa senyawa yang terkandung dalam gas buang kendaraan bermotor dapat berubah karena terjadinya suatu reaksi, misalnya dengan sinar matahari dan uap air, atau juga antara senyawa-senyawa tersebut satu sama lain Tri, (1995) dalam Girsang, (2008).

Keberadaan zat pencemar dalam udara dapat membahayakan makhluk hidup termasuk manusia. Oleh karena itu, upaya pemantauan kualitas udara terutama di lingkungan tempat tinggal sangat perlu dilakukan. Pemantauan


(12)

3

kualitas udara dapat dilakukan dengan menggunakan alat pemantau kualitas udara atau dengan melakukan biomonitoring terhadap keberadaan suatu bioindikator yang ada di lingkungan. Bioindikator adalah organisme yang keberadaannya dapat digunakan untuk mendeteksi, mengidentifikasi dan mengkualifikasikan pencemaran lingkungan (Conti dan Cecchetti 2000). Bioindikator sangat berkaitan erat dengan kondisi lingkungan di sekitarnya. Respon bioindikator terhadap keberadaan polutan seringkali lebih mencerminkan dampak kumulatifnya terhadap fungsi dan keanekaragaman dari lingkungan sekitar dibandingkan alat monitor (Jovan 2008).

Lumut kerak atau Lichens adalah salah satu organisme yang digunakan sebagai bioindikator pencemaran udara. Hal ini disebabkan Lichens sangat sensitif terhadap pencemaran udara, memiliki sebaran geografis yang luas (kecuali di daerah perairan), keberadaannya melimpah, sesil, perennial, memiliki bentuk morfologi yang relatif tetap dalam jangka waktu yang lama dan tidak memiliki lapisan kutikula sehingga Lichens dapat menyerap gas dan partikel polutan secara langsung melalui permukaan talusnya. Penggunaan Lichens sebagai bioindikator dinilai lebih efisien dibandingkan menggunakan alat atau mesin indikator ambien yang dalam pengoperasiannya memerlukan biaya yang besar dan penanganan khusus (Loopi et.al 2002).

Krom atau Cr merupakan jenis logam yang sering digunakan sebagai pelapis knalpot kendaraan bermotor. Cr dapat ikut terlepas ke atmosfer bersamaan dengan emisi kendaraan bermotor khususnya yang berbahan bakar solar (Bajpai

et. al 2011). Cr adalah salah satu jenis polutan logam berat yang bersifat toksik dan dapat menyebabkan gangguan pernafasan dan penyakit lainnya jika terserap oleh manusia (Panjaitan, dkk, 2005).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang ‘‘Korelasi Cr (Krom) pada Thallus Lichens yang terdapat pada Tegakan Pohon Mahoni Dengan Udara Ambien di Kawasan Terminal Pinang Baris, Medan’’.


(13)

4

1.2. Batasan Masalah

Permasalahan yang terdapat pada penelitian ini dibatasi hanya pada Korelasi Cr (Krom) pada Thallus Lichens yang terdapat pada Tegakan Pohon Mahoni (Swietenia macrophylla) Dengan Udara Ambien ( NO2, SO2, CO, H2S dan O3 ) di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan.

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apa saja jenis - jenis Lichens yang terdapat pada tegakan pohon Mahoni (Swietenia macrophylla) di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan? 2. Berapakah kadar Cr (Krom) pada Thallus Lichense yang terdapat pada

tegakan pohon Mahoni (Swietenia macrophylla) di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan?

3. Berapakah kadar Udara Ambien dan Karakteristik Abiotik di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan?

4. Bagaimanakah korelasi Lichens dan Cr (Krom) pada Thallus Lichens yang terdapat pada Tegakan Pohon Mahoni (Swietenia macrophylla) dengan Udara Ambien di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan?

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui jenis-jenis Lichens yang terdapat pada tegakan pohon Mahoni (Swietenia macrophylla) di Kawasan Pinang Baris Medan.

2. Untuk mengetahui kadar Cr (Krom) pada Thallus Lichens yang terdapat pada tegakan pohon Mahoni (Swietenia macrophylla) dikawasan Terminal Pinang Baris Medan

3. Untuk mengetahui Kadar Udara Ambien dan Karakteristik Abiotik di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan

4. Untuk mengetahui korelasi Lichens dan Cr (Krom) pada Thallus Lichen yang terdapat pada Tegakan Pohon Mahoni (Swietenia macrophylla) dengan Udara Ambien di Kawasan Terminal Pinang Baris Medan.


(14)

5

1.5. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Menginformasikan tentang korelasi Cr (Krom) pada Thallus Lichens yang terdapat pada Tegakan Pohon Mahoni (Swietenia macrophylla) dengan Udara Ambien Kawasan Terminal Pinang Baris Medan

2. Sebagai pangkalan data dan sumber data pendukung atau refrensi tambahan bagi peneliti lain serta peneliti lanjutan tentang Lichens.


(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa : 1. Ditemukan 5 jenis Lichens pada tegakan pohon mahoni di Kawasan

Terminal Pinang Baris Medan

2. Kadar Cr yang terdapat pada ke lima jenis Lichens yaitu sebesar 70,63 µg/ml, 107,6 µg/ml, 27,83 µg/ml, 21,50 µg/ml, dan 11,21 µg/ml, kadar Cr 3. Kadar udara Ambien di Kawasan Terminal Pinang Baris ada lima parameter yang diukur NO2 sebesar 22.21 µg/m3, SO2 sebesar 16.29 µg/m3, CO sebesar 11 Ppm, H2S sebesar 0,00883 ppm.

4. Korelasi Cr Lichens dengan Udara adalah sangat rendah dan nilai korelasi yang di peroleh yaitu sebesar 0,15 positif dan tidak signifikan. Analisis Korelasi Lichens dengan Udara Ambien yaitu Korelasi nilai korelasi nya yaitu sebesar -0,13 menunjukkan adanya negatif dan tidak sifnifikan. 5.2. Saran

1. Perlu penelitian lanjutan dengan penambahan lokasi untuk mengetahui perbandingannya.

2. Perlu penelitian kekayaan jenis lumut kerak yang berpotensi sebagai bioindikator pencemaran udara, sehingga jenis Lichens tersebut dapat dijadikan sebagai metode alternatif pemantauan kualitas udara yang murah dan ramah lingkungan di masa yang akan datang.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R., (2004), Kimia Lingkungan, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Aleopoulos, C., Mims, (1979), Introductory Mycology, Third Edition, John Willey and Bons, Inc. New York.

Anonim, (1998). Lichens as Bio-indicator, http://www. Lichensology.co./ac.uk (diakses Mei 2014)

Anonim, (2013), Parmeliacea, http://www.dorsetnature.co.uk/pages-Lichens/lch-29.html (diakses Mei 2014)

Baron, G., (1999), Understanding Lichens, The Richmond Publishing Co.ltd., England.

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, (1994), Teknologi Pengendalian Dampak Lingkungan Industri Penyamakan Kulit, Yogyakarta.

Anonim, (2013), Parmeliacea, http://www.dorsetnature.co.uk/pages-Lichens/lch-29.html

Baron, G., (1999), Understanding Lichens, The Richmond Publishing Co.ltd., England.

Batara, E, M., (2005), Pencemar Udara, Respon Tanaman dan Pengaruhnya pada Manusia, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Bajpai R, Mishra GK, Mohabes, Upreti DK, Nayaka S. (2011), Determination of Armospheric heavy metals using two Lichens species in Katni and Rewa cities, Journal of Environmental Biology 32, India.

Conti, C., (2000), Biological Monitoring : Lichens as bioindicators of air pollution assessment, Universitas Degli, Italy.

Duta, A, C., (1968), Botany for Degree Studens, Oxford University Press, Bombay Calcuta-Madras.

Dube, H., C., (2006), An Introduction to Fungi, Third Edition, New Delhi : Department of Life Sciences Bhavnagar University, Vicas Publishing House PVT LTD.

Fardiaz, S., (1992), Polusi Air dan Udara, Kanius, Yogyakarta.

Garty. J,Lloyd and Zakshek, (1986), Metodological Investigation of Atmosferik Metal Pollution in Lichens, Notem Publishing, England.

Girsang, E., (2008), Hubungan Kadar Timbal Di Udara Ambien Dengan Timbal Dalan Darah Pegawai Dinas Perhubungan Terminal Antar Kota Medan, Tesis., Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Hasairin, A. (2014), Jenis-Jenis Lichens Di Kota Medan Sebagai Bioindikator Kualitas Udara, Makalah Semirata PTN Wilayah Barat, IPB, Bogor.

Hasairin, A. (2012)., Taksonomi Tumbuhan Rendah(Thalophyta & Kormophyta Berspora), Bahan Ajar., FMIPA Unimed.


(17)

Harmantyo, D., (1989), Studi tentang Hujan Masam di Wilayah Jakarta dan Sekitarnya. Disertasi Doktor, Program Pascasarjana IPB, Bogor.

Hawksworth, D., L., (1984), The Lichens-FormingFUngi, Champman and Hall Publisher, New York.

Istam, Y. C., (2007), Respon Lumut Kerak Pada Vegetasi Pohon Sebagai Indikator Pencemaran Udara Di Kebun Raya Bogor Dan Hutan Manggala Wana Bhakti., Skripsi, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Jamhari, M., (2010), Hubungan Kandungan Timbal (Pb) di Udara dengan Pb Dalam Talus Lichens Xanthoparmelia xanthofarinosa, Makalah Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi.

Jovan, S., (2008), Lichens Bioindication of biodiversity, air quality, and climate : baseline results from monitoring in Washington, Oregon, and California. Gen. Tech. Rep. PNW-GTR-737. Portland, OR: U.S Department of Agriculture, Forest Service, Pacific Northwest Research Station.

Kovacs, M., (1992), Indicators in Environmental Protection. New York : Ellis Horwood.

Kusmaningrum, N., (2008), Polusi Udara Akibat Aktivitas Kendaraan Bermotor Di Jalan Perkotaan Pulau Jawa Dan Bali, Pusat Litbang Jalan dan Jembatan, Bandung.

Kristanto, P., (2004), Ekologi Industri. LPPM Universitas Kristen PETRA Surabaya, Andi Offet, Yogjakarta.

Lubis, H., (1996), Tingkat Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) di Kawasan Medan, Analisa Lumut Kerak. Laporan Penelitian, Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Medan, . Medan.

Loopi S, Ivanov D, Boccardi R., (2002), Biodiversity of Epiphytic Lichens and Air Pollution in the Town of Siena (Central Italy. Environmental Pollution).

Mangkoedihardjo,S dan Samudro,G. (2010), Fitoteknologi Terapan, Graha Ilmu, Yogjakarta.

Miller, G, T. (1985). Living In The Environment : An Introduction To Environmental Science, 4th Ed., Wadsworth Publishing Company, California.

Noer, I. S., (2004), Bioindikator Sebagai Alat Untuk Menengarai Adanya Pencemaran Udara. Forum Komunikasi Lingkungan III, Kamojang, Bandung.

Nursal, Firdaus dan Basori., (2005), Akumulasi Timbal (Pb) Pada Talus Lichens di Kota Pekanbaru., Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau, Riau.

Nurwati, E., (2009), Pengaruh Limbah Cair Industri Penyamakan Kulit Terhadap Kadar Kromium Damal Tanaman Jahe (Zingiber offcinale)., Skripsi,


(18)

Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Palar, H., (1994), Logam Berat dan Toksikologi, Erlangga, Surabaya.

Panjaitan, D.M., Fitmawati, Atria, M., (2012), Keanekaragaman Lichens Sebagai Bioindikator Pencemaran Udara Di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, FMIPA Universitas Riau, Riau.

Pratiwi, M.E., (2006), Kajian Lumut Kerak Sebagai Bioindikator Kualitas Udara, Skripsi, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Ryadi, S., (1982), Pencemar Udara, Usaha Nasional , Surabaya . Sugiyono, (2007), Metode Penelitian Administasi. Alfabeta , Bandung.

Sugiarti, (2009), Gas Pencemar Udara dan Pengaruhnya bagi Kesehatan Manusia. Jurnal Chemical Vol. 10., Dosen Jurusan Kimia FMIPA, UMN, Makasar.

Sastrawijaya, A. T., (1991), Pencemaran Lingkungan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Simonson, S. 1996. Lichens and Lichens-Feeding Moths (Arctiidae: Lithosiinae) As Bioindicators of Air Pollution in the Rocky Mountain Front Range. http://www.colostate.edu/Depts/Entomology/courses/en570/papers_1996/si monson.html (diakses pada Mei 2014)

Sipman, H.J.M., (2003), Key to the Lichens genera of Bogor, Cibodas and Singapore. http://www.bgbm.org/sipman/keys/Javagenera.htm. (Diakses Mei 2014)

Sukarto, H., (2006), Transportasi Perkotaan dan Lingkungan. Jurnal Teknik Sipil Vol. 3., Universitas Pelita Harapan, Tangerang.

Tantri, Eva., (2013), Keanekaragaman Lichens Di Kawasan Industri Medan Dan Terminal Pinang Baris Medan., Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA, Unimed, Medan.

Tjitrosoepomo, G., (1989), Taksonomi Tumbuhan Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridopyta., Bhantara Karya Aksara, Jakarta.

Tri, T., (1995), Automotive Air Pollution in Jakarta With Spesial Emphasis on Lead, Particulate, Japan: Healt And Human Ecology.

Wijaya, A., (2012), Penggunaan Tumbuhan Sebagai Bioindikator Dalam Pemantauan Pencemaran Udara, Skripsi, Teknik Lingkungan, ITS, Surabaya.

Wijaya, L.F., (2004), Biomonitoring Beberapa Kandungan Logam Mempergunakan Parmelia wallichiana Tayl di Wilayah Muntakul Buruz Bandung, Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjajaran, Bandung.


(19)

Wardhana, W. A., (2004), Dampak Pencemaran Lingkungan, Penerbit Andi, Jogyakarta.

Yurnaliza, (2002), Lichens (Karakteristik, Klasifikasi Dan Kegunaan), digitized by USU digital library.


(1)

5

1.5. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Menginformasikan tentang korelasi Cr (Krom) pada Thallus Lichens yang terdapat pada Tegakan Pohon Mahoni (Swietenia macrophylla) dengan Udara Ambien Kawasan Terminal Pinang Baris Medan

2. Sebagai pangkalan data dan sumber data pendukung atau refrensi tambahan bagi peneliti lain serta peneliti lanjutan tentang Lichens.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa : 1. Ditemukan 5 jenis Lichens pada tegakan pohon mahoni di Kawasan

Terminal Pinang Baris Medan

2. Kadar Cr yang terdapat pada ke lima jenis Lichens yaitu sebesar 70,63 µg/ml, 107,6 µg/ml, 27,83 µg/ml, 21,50 µg/ml, dan 11,21 µg/ml, kadar Cr 3. Kadar udara Ambien di Kawasan Terminal Pinang Baris ada lima parameter yang diukur NO2 sebesar 22.21 µg/m3, SO2 sebesar 16.29 µg/m3, CO sebesar 11 Ppm, H2S sebesar 0,00883 ppm.

4. Korelasi Cr Lichens dengan Udara adalah sangat rendah dan nilai korelasi yang di peroleh yaitu sebesar 0,15 positif dan tidak signifikan. Analisis Korelasi Lichens dengan Udara Ambien yaitu Korelasi nilai korelasi nya yaitu sebesar -0,13 menunjukkan adanya negatif dan tidak sifnifikan. 5.2. Saran

1. Perlu penelitian lanjutan dengan penambahan lokasi untuk mengetahui perbandingannya.

2. Perlu penelitian kekayaan jenis lumut kerak yang berpotensi sebagai bioindikator pencemaran udara, sehingga jenis Lichens tersebut dapat dijadikan sebagai metode alternatif pemantauan kualitas udara yang murah dan ramah lingkungan di masa yang akan datang.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R., (2004), Kimia Lingkungan, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Aleopoulos, C., Mims, (1979), Introductory Mycology, Third Edition, John Willey and Bons, Inc. New York.

Anonim, (1998). Lichens as Bio-indicator, http://www. Lichensology.co./ac.uk (diakses Mei 2014)

Anonim, (2013), Parmeliacea, http://www.dorsetnature.co.uk/pages-Lichens/lch-29.html (diakses Mei 2014)

Baron, G., (1999), Understanding Lichens, The Richmond Publishing Co.ltd., England.

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, (1994), Teknologi Pengendalian Dampak Lingkungan Industri Penyamakan Kulit, Yogyakarta.

Anonim, (2013), Parmeliacea, http://www.dorsetnature.co.uk/pages-Lichens/lch-29.html

Baron, G., (1999), Understanding Lichens, The Richmond Publishing Co.ltd., England.

Batara, E, M., (2005), Pencemar Udara, Respon Tanaman dan Pengaruhnya pada Manusia, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Bajpai R, Mishra GK, Mohabes, Upreti DK, Nayaka S. (2011), Determination of Armospheric heavy metals using two Lichens species in Katni and Rewa cities, Journal of Environmental Biology 32, India.

Conti, C., (2000), Biological Monitoring : Lichens as bioindicators of air pollution assessment, Universitas Degli, Italy.

Duta, A, C., (1968), Botany for Degree Studens, Oxford University Press, Bombay Calcuta-Madras.

Dube, H., C., (2006), An Introduction to Fungi, Third Edition, New Delhi : Department of Life Sciences Bhavnagar University, Vicas Publishing House PVT LTD.

Fardiaz, S., (1992), Polusi Air dan Udara, Kanius, Yogyakarta.

Garty. J,Lloyd and Zakshek, (1986), Metodological Investigation of Atmosferik Metal Pollution in Lichens, Notem Publishing, England.

Girsang, E., (2008), Hubungan Kadar Timbal Di Udara Ambien Dengan Timbal Dalan Darah Pegawai Dinas Perhubungan Terminal Antar Kota Medan, Tesis., Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Hasairin, A. (2014), Jenis-Jenis Lichens Di Kota Medan Sebagai Bioindikator Kualitas Udara, Makalah Semirata PTN Wilayah Barat, IPB, Bogor.

Hasairin, A. (2012)., Taksonomi Tumbuhan Rendah (Thalophyta & Kormophyta Berspora), Bahan Ajar., FMIPA Unimed.


(4)

Harmantyo, D., (1989), Studi tentang Hujan Masam di Wilayah Jakarta dan Sekitarnya. Disertasi Doktor, Program Pascasarjana IPB, Bogor.

Hawksworth, D., L., (1984), The Lichens-FormingFUngi, Champman and Hall Publisher, New York.

Istam, Y. C., (2007), Respon Lumut Kerak Pada Vegetasi Pohon Sebagai Indikator Pencemaran Udara Di Kebun Raya Bogor Dan Hutan Manggala Wana Bhakti., Skripsi, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Jamhari, M., (2010), Hubungan Kandungan Timbal (Pb) di Udara dengan Pb Dalam Talus Lichens Xanthoparmelia xanthofarinosa, Makalah Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi.

Jovan, S., (2008), Lichens Bioindication of biodiversity, air quality, and climate : baseline results from monitoring in Washington, Oregon, and California. Gen. Tech. Rep. PNW-GTR-737. Portland, OR: U.S Department of Agriculture, Forest Service, Pacific Northwest Research Station.

Kovacs, M., (1992), Indicators in Environmental Protection. New York : Ellis Horwood.

Kusmaningrum, N., (2008), Polusi Udara Akibat Aktivitas Kendaraan Bermotor Di Jalan Perkotaan Pulau Jawa Dan Bali, Pusat Litbang Jalan dan Jembatan, Bandung.

Kristanto, P., (2004), Ekologi Industri. LPPM Universitas Kristen PETRA Surabaya, Andi Offet, Yogjakarta.

Lubis, H., (1996), Tingkat Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) di Kawasan Medan, Analisa Lumut Kerak. Laporan Penelitian, Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Medan, . Medan.

Loopi S, Ivanov D, Boccardi R., (2002), Biodiversity of Epiphytic Lichens and Air Pollution in the Town of Siena (Central Italy. Environmental Pollution). Mangkoedihardjo,S dan Samudro,G. (2010), Fitoteknologi Terapan, Graha Ilmu,

Yogjakarta.

Miller, G, T. (1985). Living In The Environment : An Introduction To

Environmental Science, 4th Ed., Wadsworth Publishing Company,

California.

Noer, I. S., (2004), Bioindikator Sebagai Alat Untuk Menengarai Adanya Pencemaran Udara. Forum Komunikasi Lingkungan III, Kamojang, Bandung.

Nursal, Firdaus dan Basori., (2005), Akumulasi Timbal (Pb) Pada Talus Lichens di Kota Pekanbaru., Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau, Riau.

Nurwati, E., (2009), Pengaruh Limbah Cair Industri Penyamakan Kulit Terhadap


(5)

Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Palar, H., (1994), Logam Berat dan Toksikologi, Erlangga, Surabaya.

Panjaitan, D.M., Fitmawati, Atria, M., (2012), Keanekaragaman Lichens Sebagai Bioindikator Pencemaran Udara Di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, FMIPA Universitas Riau, Riau.

Pratiwi, M.E., (2006), Kajian Lumut Kerak Sebagai Bioindikator Kualitas Udara, Skripsi, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Ryadi, S., (1982), Pencemar Udara, Usaha Nasional , Surabaya . Sugiyono, (2007), Metode Penelitian Administasi. Alfabeta , Bandung.

Sugiarti, (2009), Gas Pencemar Udara dan Pengaruhnya bagi Kesehatan Manusia. Jurnal Chemical Vol. 10., Dosen Jurusan Kimia FMIPA, UMN, Makasar.

Sastrawijaya, A. T., (1991), Pencemaran Lingkungan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Simonson, S. 1996. Lichens and Lichens-Feeding Moths (Arctiidae: Lithosiinae) As Bioindicators of Air Pollution in the Rocky Mountain Front Range. http://www.colostate.edu/Depts/Entomology/courses/en570/papers_1996/si monson.html (diakses pada Mei 2014)

Sipman, H.J.M., (2003), Key to the Lichens genera of Bogor, Cibodas and Singapore. http://www.bgbm.org/sipman/keys/Javagenera.htm. (Diakses Mei 2014)

Sukarto, H., (2006), Transportasi Perkotaan dan Lingkungan. Jurnal Teknik Sipil Vol. 3., Universitas Pelita Harapan, Tangerang.

Tantri, Eva., (2013), Keanekaragaman Lichens Di Kawasan Industri Medan Dan Terminal Pinang Baris Medan., Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA, Unimed, Medan.

Tjitrosoepomo, G., (1989), Taksonomi Tumbuhan Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridopyta., Bhantara Karya Aksara, Jakarta.

Tri, T., (1995), Automotive Air Pollution in Jakarta With Spesial Emphasis on Lead, Particulate, Japan: Healt And Human Ecology.

Wijaya, A., (2012), Penggunaan Tumbuhan Sebagai Bioindikator Dalam

Pemantauan Pencemaran Udara, Skripsi, Teknik Lingkungan, ITS,

Surabaya.

Wijaya, L.F., (2004), Biomonitoring Beberapa Kandungan Logam Mempergunakan Parmelia wallichiana Tayl di Wilayah Muntakul Buruz Bandung, Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjajaran, Bandung.


(6)

Wardhana, W. A., (2004), Dampak Pencemaran Lingkungan, Penerbit Andi, Jogyakarta.

Yurnaliza, (2002), Lichens (Karakteristik, Klasifikasi Dan Kegunaan), digitized by USU digital library.