PENGARUH PEMBAGIAN SAHAM BONUS TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN HARGA SAHAM (ABNORMAL RETRUN) PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK YANG TERDAFTAR PADA BEI.
PENGARUH PEM BAGIAN SAHAM BONUS TERHADAP VOLUM E PERDAGANGAN SAHAM DAN HARGA SAHAM (ABNORM AL RETRUN)
PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK YANG TERDAFTAR PADA BEI
SKRIPSI
Di Ajukan Oleh: Fichi Deviyant o 0813010057/ FE/ EA
Kepada
FAKULTAS EKONOM I
(2)
JAW A TIM UR 2012
(3)
USULAN PENELITIAN
PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN HARGA SAHAM
(ABNORMAL RETURN) SEBELUM DAN SESUDAH PEMBAGIAN SAHAM
BONUS PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BEI
Disusun Oleh:
Fichi Deviyanto
0813010057/FE/AK
Telahdiseminarkandandisetujuiuntukmenyusunskripsioleh:
Pembimbing:
Dra. Ec. SRI HASTUTI, Msi
Tanggal :
NIP . 195603181988032001
Mengetahui
KAPROGDI AKUNTANSI
Dr. SRI TRISNANINGSIH. SE. Msi
NIP. 196509291992032001
(4)
SKRIPSI
PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN HARGA SAHAM
(ABNORMAL RETURN)
SEBELUM DAN SESUDAH PEMBAGIAN SAHAM
BONUS PADA PERUSAHAAN
GO PUBLIK
YANG TERDAFTAR DI BEI
Diajukan Oleh:
Fichi Deviyanto
0813010057/FE/AK
TelahdisetujuiuntukUjian Lisanoleh:
Pembimbing:
Dra. Ec. SRI HASTUTI, Msi
Tanggal :
NIP . 195603181988032001
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Drs. Ec. Rahman A. Suwaidi, Msi.
NIP. 196003301986031003
(5)
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Y.M.E, dan kepada Papa Y yang
selalu memberikan berkat serta bantuannya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN
HARGA SAHAM
(ABNORMAL RETURN)
ANTARA SEBELUM DAN
SESUDAH PEMBAGIAN SAHAM BONUS PADA PERUSAHAAN
GO
PUBLIK
YANG TERDAFTAR DI BEI. Ini dengan lancar.
Skripsi ini disusun dalam rangka untuk melengkapi salah satu syarat mencapai
gelar Strata-1 (Sarjana) jurusan akuntansi pada fakultas ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur guna memperoleh gelar Kesarjanaan.
Segala upaya yang penulis lakukan demi terselesainya skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan dan kerjasama dari berbagai macam pihak, oleh karena itu
penulis dengan kerendahan hati menyampaikan terima kasih atas kerjasama dan
Bantuan yang begitu besar kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, Mp, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.
2.
Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.
3.
Bapak Drs. Ec. H. R.A. Suwaidi, MS, selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.
(6)
4.
Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, Msi, selaku Ketua Progdi Akuntansi FE Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.
5.
Ibu Dra. Ec. Sri Hastuti, Msi, selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan waktu untuk memberi bimbingan, saran serta pengarahan selama
penyusunan skripsi ini.
6.
Ibu Dra.Ec. Hary Mami, MM (Alm) selaku Dosen Wali yang selalu setia
memberikan dukungan yang begitu luar biasa semasa hidupnya.
7.
Seluruh Pengajar di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan bekal
ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu di bangku kuliah.
8.
Pimpinan dan Staff Tata Usaha Fakultas EkonomiUniversitas Pembangunan
Nasional “Veteran” JawaTimur.
9.
Bapak Sri Harsono dan Ibu Siti Sunarsi selaku orang tua penulis yang telah
merawat dan mendidik saya selama ini dengan segala kesabaran dan
kelemahlembutannya..
10.
Kristine Megawati seseorang yang sangat special bagi penulis yang selalu
memberikan
dukungan
dan semangat tiada
henti-hentinya
untuk
menyemangati dalam penyusunan skripsi ini.
11.
Keluarga EHO dan Garuda Kencana Indonesia tour & Travel yang selalu
membuat penulis bersemangat untuk lebih maju dalam meraih masa depan.
12.
Sahabat karibku Adinda Basuki T, yang selalu memberikan semangat.
(7)
13.
Para sahabatku “AMIGOS” (Argadiar Kartika Dewi, Yudo Septianto, Leanda
Annisa Masius, Tri Setyaji Indra S, Dandi Arditianto, Citra Widastining T,
Tutwury Handayani, Lely Yunita, Widha Ayu S, Citra Angga F.), dan
sahabat-sahabat lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
14.
Para The- Zone B yang selalu saling mendukung dalam mengerjakan skripsi
ini.
Dalam hal ini penulis menyadari bahwa skripsi yang penulis susun ini masih
jauh dari kata sempurna, ini semua disebabkan terbatasnya kemampuan serta
pengetahuan yang dimiliki penulis. Seperti kata pepatah “tidak ada manusia yang
sempurna kecuali Tuhan ”. Sebagai penutup penulis mengharapkan semoga dibalik
ketidaksempurnaan skripsi ini, masih terdapat ilmu yang bermanfaat bagi pembaca
dan para peneliti selanjutnya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
(8)
DIFFERENCES IN STOCK TRADING VOLUME AND STOCK PRICES
(ABNORMAL RETURN) BEFORE AND AFTER THE DISTRIBUTION OF
BONUS SHARES IN THE COMPANY WENT PUBLIC LISTED ON THE
INDONESIA STOCK EXCHANGE
ABSTRAC
By: Fichi Deviyanto
This research aims to know the effect of bonus share stock toward stock
trading volume and stock price (abnormal return) on go public companies which is
registered in BEI. In this research, Bonus share is an instrument which is found in
capital market that is rarely carried out in go public companies.
In this research, the researcher is used quantitative; the data used are
secondary data which is obtained in BEI. The population in this research are 10 go
public companies that make bunus share stock in period 2007, 2008, 2009, and 2010.
The researcher used Purposive Sampling as the technique of taking the data. Data
which is needed in this research is daily data for 20 days of observation. The tests of
hypotheses used T-test.
The results showed that the first hypothesis about Volume of Stock Trading in
the period before and after the announcement of bonus shares no significant
differences, therefore the first hypothesis is not proven the truth.
The second hypothesis of this study indicate that the abnormal return in
periods before and after the announcement of bonus shares are also no significantly
different, therefore the second hypothesis is not proven too.
(9)
PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN HARGA SAHAM
(ABNORMAL RETURN)
SEBELUM DAN SESUDAH PEMBAGIAN SAHAM
BONUS PADA PERUSAHAAN
GO PUBLIK
YANG TERDAFTAR DI BEI
ABSTRAK
Oleh : Fichi Deviyanto
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembagian saham bonus
terhadap Volume perdagangan saham dan harga saham
(abnormal return)
pada
perusahaan
go pub
lik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini
Saham bonus merupakan salah satu instrumen yang terdapat pada pasar modal yang
masih jarang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
go publik
.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, data yang di gunakan adalah
data sekunder yang didapat dari Bursa Efek Indonesia. Populasi penelitian ini adalah
sebanyak 10 perusahaan Go Publik yang melakukan pembagian Saham Bonus pada
periode 2007,2008,2009,dan 2010. Dari tehknik pengambilan sampel dengan
menggunakan
Purposive Sampling
. Data yang di butuhkan dalam penelitian ini
adalah data harian selama 20 hari pengamatan. Pengujian terhadap hipotesis
penelitian digunakan uji-t.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesa pertama Volume Perdagangan
Saham periode sebelum dan sesudah pengumuman Saham Bonus tidak ada perbedaan
yang signifikan, oleh karena itu hipotesis pertama tidak teruji kebenarannya.
Hipotesa kedua dari penelitian ini menunjukan bahwa
abnormal return
periode sebelum dan sesudah pengumuman Saham Bonus juga tidak ada perbedaan
yang signfikan, oleh karena itu hipotesis kedua juga tidak teruji kebenarannya.
(10)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ...
i
ABSTRAKSI ...
iv
DAFTAR ISI ... V
DAFTAR TABEL ...
ix
DAFTAR GAMBAR ...
x
DAFTAR LAMPIRAN ...
xi
BAB I PENDAHULUAN ...
1
1.1 Latar Belakang Masalah ...
1
1.2 Perumusan Masalah ...
7
1.3 Tujuan Penelitian ...
7
1.4 Manfaat Penelitian ...
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...
10
2.1
Hasil Penelitian Terdahulu ...
10
2.1.1 BandidanJogiyanto Hartono ...
10
2.1.2 KresnadanSulistiyanto ...
11
2.1.3 Arum KusumaningdyahAdiati ...
11
2.2
Landasan Teori ...
12
2.2.1 Pasar Modal ...
12
2.2.1.1 Pengertian Pasar Modal ...
12
2.2.1.2 Manfaat Pasar Modal ...
14
(11)
2.2.1.2.2 Manfaatpasar modal bagi investor/pemodal ...
15
2.2.1.2.3 ManfaarPasar Modal bagilembagapengunjung ....
16
2.2.1.2.4 ManfaatPasar Modal bagiPemerintah ...
16
2.2.2Studi Peristiwa ...
17
2.2.3Saham ...
17
2.2.3.1 Pengertian Saham ...
17
2.2.3.2 Harga Saham ...
21
2.2.3.3 Analisis Penetapan Harga Saham ...
25
2.2.3.4 Penilaian Perubahan Harga Saham ...
27
2.2.4 Abnormal Return ...
27
2.2.5 Volume Perdagangan ...
31
2.2.5.1 Pengertian Volume Perdagangan ...
31
2.2.5.2 Aktivitas Volume Perdagangan Sekuritas (
TVA
) ...
33
2.3
Kerangka Pikir ...
34
2.4.
Hipotesis ...
35
BAB III
METODE PENELITIAN ...
36
3.1 Jenis Penelitian ...
36
3.2
Devinisi Operasonal ...
37
3.3 Teknik Penentuan data ...
40
3.3.1 Populasi ...
40
3.3.2 Sampel ...
40
3.4 Teknik Pengumpulan Data ...
41
(12)
3.4.2 Sumber Data ...
42
3.4.3 Pengumpulan Data ...
42
3.5 Pengujian Asumsi ...
43
3.5.1 Uji Nornalitas ...
43
3.5.2 Uji Hipotesis ...
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...
46
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ...
46
4.1.1 Sejarah PT. Buana Fanance, Tbk ...
46
4.1.2 Sejarah PT. Asuransi Harta Aman Pratama, Tbk ...
47
4.1.3 Sejarah PT. Duta Anggada Reality, Tbk ...
49
4.1.4 Sejarah PT. Pakuwon Jati, Tbk ...
49
4.1.5 Sejarah PT. Asuransi Ramayana, Tbk...
50
4.1.6 Sejarah PT. Maskapai Reasuransi, Tbk ...
52
4.1.7 Sejarah Bank Mega, Tbk ...
53
4.1.8 Sejarah PT. Bhakti Investama, Tbk ...
54
4.1.9 Sejarah PT. Total Bangun Persada, Tbk ...
55
4.1.10 Sejarah PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk ...
57
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ...
59
4.2.1 Perhitungan
Actual
dan
Market Return ...
59
4.2.2 Perhitungan
Expected
dan
Abnormal Return...
74
4.2.3 Perhitungan Volume Perdagangan ...
76
(13)
4.4 Analisis Paired Sample t test (Uji Beda Rata-Rata Untuk Dua
Sampel Berpasangan ...
78
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ...
78
4.5.1 Pembahasan Perbedaan Volume Perdagangan Saham Sebelum
dan Sesudah Pengumuman Saham Bonus ...
78
4.5.2 Pembahasan Perbedaan Harga Saham (Abnormal Return)
Sebelum dan Sesudah Pengumuman Saham Bonus ...
81
4.5.3 Implikasi Hasil Penelitian ...
81
4.5.4 Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu 82
4.5.5 Keterbatasan Penelitian ...
83
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN...
85
5.1 Kesimpulan ...
85
5.2 Saran ...
85
DAFTAR PUSTAKA
(14)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Sampel Perusahaan ... . 41
Tabel 4.1 Sampel Perusahaan... 59
Tabel 4.2 Data Harga Saham dan IHSG PT. Buana Finance, Tbk ... 60
Tabel 4.3 Data Harga Saham dan IHSG PT. Asuransi Harta Aman
Pratama, Tbk ... 62
Tabel 4.4 Data Harga Saham dan IHSG PT. Duta Anggada Reality,
Tbk ... 63
Tabel 4.5 Data Harga Saham dan IHSG PT. Pakuwon Jati, Tbk ... 65
Tabel 4.6 Data Harga Saham dan IHSG PT. Asuransi Ramayana, Tbk .... 66
Tabel 4.7 Data Harga Saham dan IHSG PT. Maskapai Reasuransi, Tbk .. 67
Tabel 4.8 Data Harga Saham dan IHSG PT. Bank Mega, Tbk ... 69
Tabel 4.9 Data Harga Saham dan IHSG PT. Bhakti Investama, Tbk ... 70
Tabel 4.10 Data Harga Saham dan IHSG PT. Total Bangun Persada,
Tbk ... 71
Tabel 4.11 Data Harga Saham dan IHSG PT Kokoh Inti Arebama, Tbk 73
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Rata-Rata
Abnormal Return
... 75
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Volume Perdagangan ... 77
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas ... 78
(15)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 34
Gambar 4.1 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT. Buana Finance,
Tbk ... 61
Gambar 4.2 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT Asuransi Harta
Aman Pratama, Tbk ... 62
Gambar 4.3 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT Duta Anggada
Reality, Tbk ... 64
Gambar 4.4 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT. Pakuwon Jati,
Tbk ... 65
Gambar 4.5 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT Asuransi
Ramayana, Tbk ... 66
Gambar 4.6 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT. Maskapai
Reasuransi, Tbk ... 68
Gambar 4.7 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT. Bank Mega, Tbk .. 69
Gambar 4.8 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT. Bhakti
Investama, Tbk ... 70
Gambar 4.9 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT. Total Bangun
Persada, Tbk... 72
Gambar 4.10 Kurva Data Harga Saham dan IHSG PT. Kokoh Inti
(16)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Perusahaan Go Publik di BEI yang melakukan
pengumuman Saham Bonus
Lampiran 2A
: Perhitungan
Abnormal Return
pada PT. Buana Finance,
Tbk
Lampiran 2B
:
Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected
Return (E(Ri,t) pada PT. Buana Finance, Tbk
Lampiran 3A
: Perhitungan
Abnormal Return
pada PT Asuransi Harta
Aman Pratama, Tbk
Lampiran 3B
:
Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected
Return (E(Ri,t) pada PT. Asuransi Harta Aman Pratama,
Tbk
Lampiran 4A
: Perhitungan
Abnormal Return
pada PT. Duta Anggada
Reality, Tbk
Lampiran 4B
: Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expecte
d
Return (E(Ri,t) pada PT. Duta Anggada Reality, Tbk
Lampiran 5A
: Perhitungan
Abnormal Return
pada PT. Pakuwon Jati,
Tbk
Lampiran 5B
: Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected
Return (E(Ri,t) pada PT. Pakuwon Jati, Tbk
Lampiran 6A
: Perhitungan
Abnormal Return
pada PT. Asuransi
Ramayana, Tbk
Lampiran 6B
: Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected
Return (E(Ri,t) pada PT. Asuransi Ramayana, Tbk
Lampiran 7A
: Perhitungan
Abnormal Return
pada PT. Maskapai
Reasuransi, Tbk
Lampiran 7B
: Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected
Return (E(Ri,t) pada PT. Maskapai Reasuransi, Tbk
(17)
Lampiran 8A
: Perhitungan
Abnormal Return
pada PT. Bank Mega,
Tbk
Lampiran 8B
: Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected
Return (E(Ri,t) pada PT. Bank Mega, Tbk
Lampiran 9A
: Perhitungan
Abnormal Return
pada PT. Bhakti
Investama, Tbk
Lampiran 9B
:
Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected
Return (E(Ri,t) pada PT. Bhakti Investama, Tbk
Lampiran 10A
:
Perhitungan
Abnormal Return
pada PT. Total Bangun
Persada, Tbk
Lampiran 10B
: Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected
Return (E(Ri,t) pada PT. Total Bangun Persada, Tbk
Lampiran 11A
: Perhitungan
Abnormal Return
pada PT. Kokoh Inti
Arebama, Tbk
Lampiran 11B
: Output Koefesien α dan β Untuk perhitungan Expected
Return (E(Ri,t) pada PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk
Lampiran 12
: Rekapitulasi Volume Perdagangan Saham 10 hari
sebelum dan 10 hari sesudah pengumuman Saham Bonus
Lampiran 13 : Input Data
Lampiran 14 : Output Uji Normalitas
Lampiran 15
: Output Uji Paired t Test (Uji Perbedaan Volume
Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman
Saham Bonus)
Lampiran 16
: Output Uji Paired t Test (Uji Perbedaan
Abnormal
Return
Sebelum dan Sesudah Pengumuman Saham
Bonus)
(18)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Sesuatu yang menarik untuk diamati pada saat ini adalah mengenai
peristiwa yang terjadi di pasar modal, hal ini merupakan peristiwa yang terjadi
merupakan sebuah refleksi dari para investor yang aktif beraksi di pasar modal.
Pada umumnya tujuan para investor adalah menginvestasikan dana kepada para
perusahaan – perusahaan yang menarik, artinya perusahaan tersebut menawarkan
sejumlah keuntungan yang dapat diraih oleh para investor, sehingga dapat menarik
perhatian dari para investor untuk menanamkan modalnya pada sebuah
perusahaan. Untuk melihat pergerakan sebuah perusahaan, para investor dapat
melakukannya dengan melihatnya di pasar modal. Pasar modal dapat menunjukan
suatu reaksi secara agregat terhadap suatu saham dan ini merupakan suatu
fenomena dari reaksi pasar terhadap adanya informasi yang mereka terima
mengenai hal – hal yang fundamental maupun isu – isu yang menarik bagi para
pelaku pasar. Artinya, bahwa reaksi pasar sangat di tentukan oleh adanya sebuah
informasi. Oleh karena itu para pelaku pasar mengharapkan tersedianya informasi
yang tepat dan akurat untuk menentukan dalam berinvestasi, maka dengan kondisi
tersebut akan menghasilkan sebuah keputusan yang akurat dan tepat.
(19)
2
Informasi yang bersifat fundamental ini disediakan oleh perusahaan melalui
dikeluarkanya atau diterbitkannya laporan keuangan, oleh karena itu laporan
keuangan merupakan akuntabilitas yang harus dimiliki oleh para eksekutuf kepada
pemiliknya atau investor.
Pada Bursa Efek Indonesia ada hal yang menarik yang dapat diamati yang
berkaitan dengan distribusi saham selain kedua cara yang telah di sebutkan
sebelumnya, yaitu dengan cara
saham bonus.
Definisi dari saham bonus itu sendiri
adalah
saham baru yang dikeluarkan sebagai bonus (diberikan secara cuma-cuma
kepada pemegang saham) dalam rangka mengkapitalisasi agio saham ( Basir dan
Fahkrudin, 2005;139). Pembagian saham bonus akan menambah jumlah saham
yang beredar tetapi tidak menambah jumlah equity perusahaan. Dan saham bonus
juga merupakan penerbitan saham yang dibagikan kepada para pemegang saham
lama, pembagian saham tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan harga
saham yang bersangkutan (Sunariyah;1997).
Dengan terjadinya saham bonus, maka harga saham akan menjadi lebih
kecil dan akan lebih meningkatkan kemampuan pasar terhadap saham tersebut dan
harga akan berkisar pada kisaran perdagangan yang optimum (
optimal trading
range
). Hal ini dideskripsikan pada penelitian yang dilakukan oleh Lakonishok dan
lev (1987). Artinya, bahwa harga saham sebelum dilakukan pengumuman saham
bonus dapat berarti terjadi
overprice.
Signal negative jaga dapat terjadi, karena
terjadi pendistribusian saham dilakukan pada saat harga saham mengalami
(20)
3
peningkatan atau pada saat harga yang tinggi, dan hal ini akan berakibat pada
antisipasi pasar akan menjadi lebih kecil pada saat pengumuman
(Crawford dan
Franz;
2001). Kedua konklusi baik positif maupun negative menjadi motivasi
penulis untuk lebih meneliti dan mengamati hal itu dengan memfokuskan pada
peristiwa pengumuman saham bonus.
Penelitian ini menguji pengaruh pengumuman saham bonus terhadap
Volume perdagangan saham dan Harga saham (abnormal return) di Bursa Efek
Indonesia. Penelitian ini perlu diadakan karena pada umumnya pasar bereaksi
positif terhadap pengumuman saham bonus. Reaksi pasar yang positif terhadap
pengumuman penerbitan saham bonus merupakan
signaling hypothesis,
yang
menyatakan bahwa penerbitan saham bonus memberikan informasi baru di pasar
dalam kondisi para manajer mempunyai informasi tidak simetris. Saham bonus dan
deviden saham pada dasarnya serupa, keduanya merupakan suatu transaksi yang
dapat mengubah saham biasa tetapi tidak mengubah sumber daya perusahaan.
Deviden saham berasal dari kapitalisasi laba, sedangkan saham bonus berasal dari
agio
saham.
Motivasi yang mendasari penelitian ini adalah tentang saham bonus masih
relatif jarang dilakukan di banding instrumen lainnya di Bursa Efek Indonesia,
dalam fenomena ini bisa menimbulkan berbagai ekspektasi dari para pelaku pasar
modal, sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan pasar modal di Indonesia.
Karakteristik dari saham bonus yang berupa penambahan jumlah lembar saham
(21)
4
seharusnya tidak akan menyebabkan bereaksi atas pengumuman saham bonus yang
dikeluarkan oleh emiten. Tidak ada keuntungan yang signifikan yang didapatkan
oleh investor terhadap sahamnya mendapatkan saham bonus.emiten tidak
mendapat tambahan kas dan posisi keuangannya pun tetap sama, demikian pula
dengan pemegang saham tidak ada penambahan kekayaan yang dimilikinya,
dengan demikian para investor tidak bereaksi terhadap informasi saham bonus di
sekitar tanggal pengumuman saham bonus.
Investor percaya bahwa pasar dalam kondisi yang efisien akan menerapkan
strategi aktif. Investor secara aktif melakukan perdagangan di pasar agar bisa
mendapatkan retrun yang lebih besar dibandingkan dengan retrun pasar, untuk itu
mereka melakukan analisis-analisis baik analisis tehknikal maupun fundamental.
Bagi sejumlah besar perusahaan
go publik
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Tindakan untuk mengeluarkan Deviden Saham,
Stock Split,
dan
Right
Issue
adalah wajar dilakukan dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan atau di
sebut dengan
corporate action (www.google.com).
Dari fenomena diatas maka
peneliti memilih perusahaan
go publik
untuk melakukan penelitian mengenai
Saham Bonus yang pada dasarnya merupakan kegiatan atau tindakan dalam rangka
meningkatkan nilai perusahaan.
Berdasarkan data harga saham dan volume
perdagangan saham harian, perusahaan-perusahaan yang melakukan pengumuman
saham bonus di Bursa Efek Indonesia pada periode peristiwa yaitu pada 10
(sepuluh) hari sebelum pengumuman hari pengumuman dan 10 (sepuluh) hari
(22)
5
setelah pengumuman (menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh seorang
mahasiswa universitas pendidikan indonesia) didapatkan informasi mengenai
terjadinya perubahan disekitar di sekitar tanggal pengumuman saham bonus.
Dampak tindakan tersebut di pasar modal sepertinya cukup signifikan dalam
rangka menggerakkan perdagangan saham.
Corporate action
sebagai
signaling
information
akan menarik pihak yang berkepentingan di pasar modal.
Fenomena yang terjadi di Bursa Efek Indonesia bahwa saham bonus di
bagikan pada saat kondisi pasar di mana harga dari sejumlah besar saham
mengalami peningkatan atau diharapkan mengalami peningkatan atau
bullish
.
Persoalan semakin menarik yaitu sekitar periode pengamatan, yaitu sebelum dan
sesudah pengumuman saham bonus. Hal ini karena tampaknya, pemodal
memandang penting pengumuman saham bonus. Pada masa menjelang
pengumuman, volume perdagangan saham bergerak naik secara tidak normal dan
rata-rata berakhir pada saat secara resmi saham bonus di bagikan. Pasca
pengumuman terdapat fenomena unik di sekitar Volume perdagangan saham dan
harga saham
(abnormal retrun).
Kebanyakan suatu peristiwa mengkaji peristiwa yang berkaitan seperti
pembagian deviden, stock split, saham bonus, perubahan kepemilikan, perubahan
peraturan pemerintah, dan lain sebagainya. Mengingat salah satu informasi yang di
butuhkan investor sebagai dasar untuk membuat keputusan investasi, maka
penelitian ini mengkaji apakah pengumuman saham bonus mempunyai kandungan
(23)
6
informasi yang cukup untuk membuat pasar bereaksi terhadap pengumuman
tersebut. Reaksi pasar tersebut akan di tunjukan dengan perubahan harga dari
saham perusahaan yang melakukan pengumuman saham bonus. Reaksi ini
kemudian akan diukur dengan menggunakan retrun sebagai nilai perubahan harga
dan
abnormal retrun
yang merupakan selisih antara retrun sesungguhnya dengan
retrun ekspektasi.
Sejumlah penelitian empiris telah dilakukan untuk mengukur reaksi pasar
terhadap informasi mengenai peristiwa yang berkaitan dengan aksi dari perusahaan
dan hasil ini dapat menunjukan sesuatu bukti yang sangat penting dalam membatu
untuk menunjukan dan menentukan
the efficient market’s hypothesis (Pettit;
1972).
Pettit juga telah melakukan investigasi untuk menentukan reaksi pasar secara cepat
dan tepat terhadap pengumuman deviden. Hasil study tersebut menunjukan adanya
aksistensi antisipasi pasar yang kemungkinan disebabkan oleh para investor yang
mempunyai akses terhadap pengumuman tersebut dilakukan. Begitu pula halnya
dengan apa yang telah dilakukan oleh Lintner (1956) telah menemukan secara
empiris bahwa perubahan pembayaran deviden merupakan refleksi dari arus kas
dimasa yang akan datang, hal ini berarti bahwa kebijakan deviden meningkat pada
saat yang diyakinkan dimasa yang akan datang adanya kemungkinan yang tinggi
dalam memenuhi arus kas dan demikian pula sebaliknya.
(24)
7
Dengan hasil uaraian diatas, maka dilakukan penelitian yang berjudul
“
PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN HARGA
SAHAM
(ABNORMAL RETURN)
ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH
PEMBAGIAN SAHAM BONUS PADA PERUSAHAAN
GO PUBLIK
YANG
TERDAFTAR DI BEI
”
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan atas uraian pada latar belakang masalah yang telah
dikemukakan, maka pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Apakah terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan
saham dan harga saham
(abnormal retrun)
antara sesudah dan sebelum
peristiwa pengumuman saham bonus?.”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah;
1. untuk menganalisis pola volume perdagangan saham dan harga saham
(abnormal retrun)
di sekitar hari pengumuman saham bonus.
(25)
8
2. Untuk menganalisis perbedaan rata-rata volume perdagangan saham dan
harga saham
(abnormal retrun)
antara sesudah dan sebelum peristiwa
pengumuman saham bonus.
3. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata reaksi pasar antar sesudah dan
sebelum peristiwa pengumuman saham bonus.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan setelah dilakukannya penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a)
Bagi Universitas
Sebagai tambahan referensi di perpustakaan sehingga diharapkan dapat
membantu mahasiswa lain yang ingin melakukan penelitian dengan
topik yang sama.
b)
Bagi calon Investor
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada pihak investor untuk mempertimbangkan faktor-faktor dalam
berinvestasi agar setiap investor dapat memaksimalkan retrun yang
diperoleh.
(26)
9
c)
Bagi penulis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam aplikasi teori yang
telah diperoleh, dan untuk mengetahui lebih jauh bagaimana reaksi
Harga Saham
(abnormal retrun)
dan Volume Perdagangan Saham
khususnya setelah dan sebelum Pembagian Saham Bonus.
d)
Bagi pembaca
Dapat memberikan kontribusi pengetahuan dan dapat menjadi referensi
bagi pembacayang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
topik yang sama dengan penelitian ini.
(27)
PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN HARGA SAHAM
(ABNORMAL RETURN)
SEBELUM DAN SESUDAH PEMBAGIAN SAHAM
BONUS PADA PERUSAHAAN
GO PUBLIK
YANG TERDAFTAR DI BEI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Di Ajukan Oleh:
Fichi Deviyanto
0813010057/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
(28)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Hasil Penelitian Ter dahulu
2.1.1 Bandi dan J ogiyanto Hartono(2000). Judul:
“ Perilaku Reaksi Harga dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Pengumuman Deviden “
Permasalahan:
Apakah ada pengaruh antara perilaku reaksi harga dan volume perdagangan saham terhadap penguman deviden ?
Kesimpulan:
a) Reaksi harga dan reaksi volume perdagangan secara statistikterjadi secara dependen, dan hubungan antara reasi harga dab volume perdaganganlebih dekat pada dependensi dari padakeeratan hubungan keduanya.
b) Pengumuman deviden menghasilkanreaksi volume yang berbeda dengan reaksi harga.
c) Terdapat hubungan yang signifikan antara reaksi volume dan reaksi harga.
(29)
11
2.1.2 Khr esna dan Sulistiyanto (2005). Judul:
“ Pengaruh Earning Per Share dan Deviden Per Share pada Pemecahan Saham Terhadap perubahan Harga Saham “
Permasalahan:
i. Apakah Earning Per Share berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham ?
ii. Apakah Deviden Per Share berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham ?
Kesimpulan:
EPS tidak menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham, dengan signifikan 0,191 > a = 0,05. DPS tidak menunjukanpengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham, dengan signifikan 0,621 > a = 0,05. Secara bersama –sama EPS dan DPS tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengaruh harga saham.
2.1.3 Ar um Kusumaningdyah Adiati (2004) Judul:
“ Pengaruh Pengumuman Saham Bonus Terhadap Pergerakan Harga Saham “ Permasalahan:
Apakah faktor-faktor yang meliputi: rasio saham bonus, besarnya perusahaan, dan comulative abnormal retrun 50 sampai dengan 2 hari sebelum
(30)
12
pengumuman saham bonus (CAR-50-2) berpengaruh terhadap comulative
abnormal retrun 2 sampai dengan 20 hari setelah pengumuman saham bonus
(CAR2,20) Kesimpulan:
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mengindikasikan
abnormal retrun perusahaan bisa diperoleh di sekitar 2 hari sampai dengan 2
hari setelah pengumuman saham bonus, tetapi negatif sehingga bisa dikatakan bahwa perusahaan menerbitkan saham bonus kinerjanya lebih buruk dari pada kinerja pasar. Selain itu, abnormal retrun pada dasarnya bisa di prediksi oleh besarnya perusahaan (LMV) dan comulative abnormal retrun 50 hari sampai dengan 2 hari sebelum pengumuman saham bonus (CAR-50-2).
2.2. Landasa n Teor i 2.2.1 Pasar Modal
2.2.1.1 Penger tian Pasar Modal
Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrument jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul,2006;46). Menurut undang – undang N0. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, pasar modal adalah merupakan kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang deterbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
(31)
13
Tujuan dan manfaat pasar modal dapat dilihat dari 3 (tiga) sudut pandang yang berbeda, yaitu:
1) Sudut Padang Negara
Pasar modal dibangun dengan tujuan menggerakan perekonomian suatu Negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban Negara. Negara memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk mengatur bidang perekonomian tetapi tidak harus memiliki usaha sendiri. Jika kegiatan ekonomi dapat dilaksanakan oleh pihak swasta, maka Negara tidak perlu ikut campur secara langsung agar tidak menambah biaya. Akan tetapi, Negara mempunyai kewajiban membuat perundang –undangan agar pihak swasta dapat bersaing dengan jujur dan tidak terjadi monopoli.
2) Sudut Pandang Emiten
Pasar modal merupakan sarana untuk mencari tambahan modal. Perusahaan berkepentingan untuk mendapatkan sarana yang berupa dana dengan biaya yang lebih murah yang bisa didapatkan dipasar modal. Perusahaan yang masuk kedalam pasar modal akan lebih dikenal karena setiap hari namanya pasti selalu muncul di berbagai media massa. Perusahaan yang sudah dikenal namanya akan lebih mudah mencari hubungan bisnis dengan perusahaan domestic atau bahkan dengan perusahaan luar negeri. Selain itu, perusahaan yang masuk ke pasar modal juga selalu mendapatkan perhatian, sorotan kritik, pujian dan sebagainya dari masyarakat akan berkibat positif bagi perusahaan.
(32)
14
3) Sudut pandang Masyarakat
Masyarakat juga memiliki panadangan yang berbeda mengenai pasar modal ini, menurut masyarakat pasar modal ini merupakan sarana yang baru dan tepat untuk menginvestasikan uangnya. Pasar modal juga merupakan sarana yang baik dalam menginvestasikan asset mereka dalam jumlah yang tidak terlalu besar bagi masyarakat.
2.2.1.2 Manfaat Pasar Modal
Manfaat pasar modal menurut Sartono (2001 : 38-40) adalah sebagai berikut:
2.2.1.2.1 Manfaat Pasar Modal bagi Emiten a. Jumlah dana yang dihimpun dapat berjumlah besar
b. Dana tersebut dapat di terima sekaligus pada saat pasar perdana selesai.
c. Tidak ada “Convement” sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam mengelola dana yang diperoleh perusahaan. Yang dimaksud dengan Coverment (akad/perajanjian) adalah persyaratan yang dimuad dalam akad, kredit.akad tersebut dirancang agar dapat melindungi pemberi pinjaman dengan memasukan hal-hal seperti pembatasan jumlah hutang, pembatasan pembagian deviden, rasio aktiva lacar minimum dan persyaratan berupa lainnya.
(33)
15
d. Solvabilitas atau kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutang-hutang perusahaan tinggi, sehingga memperbaiki citra perusahaan.
e. Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi kecil.
f. Cash flow hasil penjualan saham biasanya lebih besar dari harga
nominal perusahaan.
g. Emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang beresiko tinggi.
h. Tidak ada beban financial yang tetap.
i. Jangka waktu pengguanaan dana tidak terbatas. j. Tidak dikaitkan kekayaan dengan jaminan tertentu. k. Profesionalisme dalam menajemen meningkat.
2.2.1.2.2 Manfaat pasar modal bagi investor /pemodal
a. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut tercermin pada peningkatan harga saham yang menjadi Capital Gain.
b. Sebagi pemegang saham investor memdapatkan deviden dan sebagai pemegang obligasi investor memperoleh bunga tetap setiap tahun.
c. Mempunyai suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RPUS) sebagai pemegang saham. Mempunyai hak suara dalam
(34)
16
Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) bila diadakan bagi pemegang obligasi.
d. Dapat mudah mengganti instrument investasi, misalnya dari saham A ke saham B seningga dapat menimbulkan keuntungan atau mengurangi resiko.
e. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrument yang mengurangi resiko secara keseluruhan dan memaksimumkan keuntungan.
2.2.1.2.3 Manfaat pasar modal bagi lembaga penunjang
a. Menuju kearah yang professional dalam memberikan pelayanan sesuai dengan tugas dan bidang masing-masing.
b. Sebagai pembetuk harga dalam bursa parallel. c. Semakin bervariasinya jenis lembaga penunjang. d. Likuiditas efek semakin tinggi.
2.2.1.2.4 Manfaat pasar modal bagi Pemer inta h a. Mendorong laju pembangunan
b. Mendorong investasi. c. Penciptaan lapangan kerja.
d. Sebagai sumber pembiayaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) sehingga tidak bergantung lagi pada subsidi pemerintah.
(35)
17
2.2.2 Studi Per istiwa
Study peristiwa (event study) merupakan yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sabagai suatu pengumuman. Study peristiwa dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar untuk bentuk setengah kuat.
Study pada pasar modal yang efisien para pelaku pasar modal atau investor tidak akan memperoleh abnormal retrun di saat sebelum terjadinya pengumuman dari aksi yang dilakukan perusahaan. Pengumuman tersebut kemungkinan menjadi informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan jual atau beli suatu saham dan apabila didistribusikan secara cepat, maka harga saham juga secepat mungkin berubah. Penguji seperti yang dilakukan
pettit(1972), tujuannya adalah untuk melakukan pengujian mengenai validitas
efesiensi pasar dengan melakukan estimasi kecepatan dan keakuratan harga saham bereaksi terhadap adanya suatu informasi pengumuman perubahan deviden.
2.2.3 Saham
2.2.3.1 Penger tian Saham
Suatu perusahaan sudah pasti membutuhkan pendanaan atau modal yang digunakan dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Sumber modal berasal dari berbagai sumber antara lain modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri maupun modal dari luar. Sumber yang berasal
(36)
18
dari dalam (internal financing) berasal dari operasi perusahaan (laba ditahan), sedangkan sumber dari luar perusahaan (external financing) dapat dalam bentuk saham biasa (common stock) atau saham preferen (preferent
stock).
Keuntungan yang bisa didapat investor dari investasi ini adalah dalam bentuk saham yang berupa:
1) Capital Gain, merupakan keuntungan dari hasil jual beli saham, berupa
selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dari nilai beli seham.
2) Deviden, merupakan bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan
kepada pemegang saham.
3) Saham Bonus, merupakan saham yang diberikan kepada para pemegang
saham tanpa harus mengeluarkan dana untuk memperolehnya. Hal ini karena saham bonus diberikan secara cuma-cuma kepada pemegang saham berdasarkan jumlah saham yang dimilikinya. Pembagian saham bonus biasanya hanya dapat dilaksanakan apabila sumber saham bonus tersebut dimuat dalam laporan keuangan tahunan yang terakhir telah diaudit oleh babpepam. Dalam hal saham bonus berasal dari kapitalisasi agio saham, maka nilai yang dapat dikapitalisasi adalah jumlah agio saham setelah dikurangi dengan biaya emisi efek sekuritas. Dalam laporan keuangan, agio saham dan kenaikan jumlah saham merupakan bagian dari ekuitas. Oleh sebab itu perubahannya harus diungkapkan secara jelas kepada publik.
(37)
19
Perusahaan dalam mengeluarkan saham bonus diatur oleh Keputusan Bapepam Nomor: KEP-35/PM/2003 tentang saham bonus, khususnya peraturan tersebut dibuat dalam rangaka memberikan dasar hukum terhadap pelaksanaan penerbitan saham bonus, yaitu dengan tetap memperhatikan prisip keterbukaan dan perindungan kepada publik. emiten atau perusahaan publik yang akan membagikan saham wajib menginformasikan kepada Bapepam selamabat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dalam peraturan ini yang di maksud saham bonus adalah saham yang dibagikan secara Cuma-Cuma kepada pemegang saham berdasarkan jumlah yang dimilkinya, artinya pembagian saham bonus harus proposional sesuai dengan kepemilikan saham dari setiap pemegang saham.
Ada perbedaan diantara saham bonus dengan deviden saham, dimana deviden saham merupakan pembagian keuntungan yang dilakukan melalui proses pembagian saham, tujuannya adalah seringkali berkaitan dengan kepentingan arus kas perusahaan dimasa yang akan datang. Sedangkan saham bonus dapat dikatakan atau diartikan bahwa perusahaan tidak hanya adanya pembagian keuntungan, perkiraan nilai surplus atas nilai revaluasi aktiva tetap perusahaan. Sebagai contoh adalah perkiraan akan terjadinya agio terhadap sejumlah modal, biasanya diistilahkan sebagai paid up capital, saldo perkiraan tersebut dapat dibagikan sebagai
(38)
20
adanya bonus dalam bentuk saham kepada para pemegang saham atau investor seperti yang diungkapkan oleh Cahyono (1999).
Ada dua jenis bentuk saham, yaitu:
a. Common stock, adalah merupakan saham yang menempatkan
pemegang sahamnya paling akhir dalam pembagian deviden sasuai dengan keadaan keuntungan yang diperoleh perusahaan penerbitnya dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
Common stock dapat dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu:
i. Blug Chip Stock, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang
memiliki reputasi yang tinggi, sebagai leader industry sejenisnya, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden.
ii. Income Stock, yakni saham dari emiten yang dapat membayar deviden
lebih tinggi dari deviden yang dibayar pada tahun sebelumnya.
iii. Growth Stock, yaitu saham – saham dari emiten yang memiliki
pertumbuhan pendapatan tertinggi sebagai leader di industry sejenis yang mempunyai reputasi yang tinggi.
iv. Speculative Stock, yaitu saham yang tidak konsisten memperoleh
penghasilan dari tahun ke tahun, tetapi mempunyai kemampuan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti.
(39)
21
v. Counter Cyclical Stock, yaitu saham yang tidak berpengaruh oleh
kondisi ekonomi makro atau situasi bisnis secara umum. Harga saham tetap tinggi emitennya mampu memberikan deviden yang tinggi Karena kemampuan emiten dalam memperoleh pendapatan yang tinggi.
b. Preferent Stock, adalah salah satu saham yang para pemegang sahamnya mempunyai prioritas terlebih dahulu dalam pembagian atas asset atau kekayaan perusahaan. Apabila perusahaan dilikuidasi, maka para pemegang saham preferent mempunyai prioritas pembagian deviden dalam jumlah tertentu sebelum di bagikan kepada pemegang saham biasa dan tentunya sesuai dengan kesepakatan yang telah di tetapkan sebelunya.
2.2.3.2 Har ga Saham
Menurut Widoatmo (1990;43-44) harga saham adalah nilai dari pernyataan atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Dalam pasar modal terdapat beberapa jenis harga saham, yaitu:
1. Harga Nominal
Harga nominal merupakan nilai yang ditetapkan oleh emiten, untuk menilai setiap lembar aham yang dikeluarkannya. Harga nominal itu tercantum dalam lemar saham tersebut.
(40)
22
2. Harga Perdana
Harga Perdana merupakan harga sebelum saham tersebut dicatat di bursa efek. Besarnya harga perdana ini tergantung dari persetujuan antara emiten (perusahaan penerbit saham) dan pinjaman saham (underwritter).
3. Harga Pasar
Harga Pasar merupakan harga jual dari investor yang lain. Harga pasar terjadi setelah saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga ini yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena kecil sekali kemungkinan terjadi negosiasi antara investor dan perusahaan penerbit. Harga yang diterbitkan setiap hari adalah harga pasar ini.
4. Harga Pembukaan
Harga Pembukaan adalah harga yang diminta oleh penjual dari pembeli pada saat jam bursa buka.
5. Harga Penutupan
Harga Penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual dan pembeli pada saat akhir hari bursa.
6. Harga Tertinggi
Transaksi suatu saham tidak hanya sekali atau dua kali terjadi dalam satu hari, tetapi bisa bekali-kali dalam satu hari dan tidak terjadi pada harga yang sama. Dari harga-harga yang terjadi
(41)
23
tentunya ada harga yang paling pada satu hari bursa tersebut, harga itu disebut harga tertinggi.
7. Harga Terendah
Harga terendah merupakan kebalikan dari harga tertinggi, yaitu harga paling rendah pada satu hari bursa.
8. Harga Rata – rata
Harga rata – rata merupakan rata – rata dari harga tertinggi dan harga ini bisa dicatat untuk transaksi harian, bulanan, atau tahunan.
9. Indeks Harga Saham
Indeks harga saham mecerminkan situasi umum bursa efek, sebab indeks harga saham menrupakan ringkasan atas berbagai faktor yang berpengaruh, terutama fenomena – fenomena ekonomi, sosial, dan politik. Indeks harga saham adalah indeks harga saham yang telah disusun dan dihitung sedemikian rupa sehingga diharapkan menghasilkan trend.
Pada waktu perusahaan didirikan, harga saham tercermin dari sejumlah rupiah modal per saham. Ada kalanya ekuiti (modal dasar) belum disetor atau ditempatkan sepenuhnya, sehingga harga saham adalah sebesar nilai nominal.untuk perusahaan yang telah melakukan penawaran umum di atas saham – sahamnya nilai nominal tersebut dicantumkan pada surat saham yang di cantumkan.
(42)
24
Selain dari harga nominal tersebut di kenal juga harga buku atau harga intrinsik yang biasanya lebih tinggi dari pada harga nominal, karena dalam perkembangannya suatu perusahaan tentunya memberikan hasil, antara lain berupa deviden tunai, deviden saham, saham bonus dan good
will. Harga buku suatu pasar sangat erat kaitannya dengan harga pasar
suatu dan digunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Sedangkan jika kerena beberapa alasan pemegang saham go publik hendak menjual sebagian atau seluruh sahamnya, harga yang berlaku atau harga bursa disebut kurs saham.
Kurs saham ini cinderung korelasi positif dengan kinerja perusahaan yang bersangakutan, dalam arti jika kineja perusahaan menunjukan peningkatan, maka kurs saham juga akan bertambah tinggi dan tepat di atas harga buku. Walaupun demikan tidak menutup kemungkinan bahwa kurs suatu perusahaan tidak menunjukan suatu peningkatan yang berarti meskipun kinerja perusahaan mengalami penurunan. Hal ini dimungkinkan adanya faktor teknis yang mempengaruhi antara lain keadaan pasar, rumor atau isu-isu kebijaksanaan pemerintah yang tidak mendukung (sesuatu diluar kebijakan).
Jika bursa efek di tutup, maka harga pasarnya adalah harga penutupannya (clossing price). Harga pasar inilah yang yang menyatakan naik turunnya suatu saham. Jika harga pasar ini dikalikan dengan jumlah saham yang diterbitkan (outstanding share) akan di dapatkan market value.
(43)
25
2.2.3.3 Analisis Penetapaan Har ga Saham
Beberapa metode pendekatan yang umumnya digunakan dalam penetapan harga suatu saham yaitu analisis fundamental dan tehknikal. 1. Analisis Fundametal
Menurut Robert Ang (1997;17) pengertian analisis fundamental adalah sebagai berikut:
“ analisis fundamental adalah (Fundamental analitical) adalah merupakan suatu studi yang mempelajari hak-hak yang berhubungan dengan keuangan suatu bisnis dengan maksud untuk lebih memahami sifat-sifat dasar dan karakeristik operasional perusahaan publik yang menerbitkan saham biasa tersebut.”
Analisis fundamental ini bertolak belakang dengan anggaran dasar setiap investor adalah mahkluk rasional karena mereka mengganggap adannya hubungan dengan harga saham dengan kondisi perusahaan yang bersangkutan. Argumentasi dasarnya jelas bahwa nialai saham mewakili nilai perusahaan, tidak nilai buku suatu saat tetapi juga harapan akan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilai dikemudian hari.
Analisis ini dapat digunakan dalam menilai harga saham baik bagi perusahaan yang akan menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal ataupun perusahaan yang telah mendaftar di lantai bursa. Beberapa model yang populer diunakan dalam analisis fundamental, adalah:
(44)
26
a) Pendekatan Earning Ratio (PER)
PER dapat dihitung dengan membagi harga saham pada saat N dengan Earning Per Share (EPS) suatu priode tertentu. Tidak ada suatu standar yang pasti berapa PER yang wajar bagi suatu harga pasar saham, sebagian investor mengambil perbandingan dari PER perusahaan sejenis.
b) Pendekatan Deviden Yeald
Pada pendekatan ini harga saham akan dapat dihitung berdasarkan pada perkiraan deviden per saham yang akan dibayar kepada para pemegang saham. Dengan perhitungan ini akan dapat dilihat apakah deviden sebagai retrun bagi investor dapat bersaing dengan retrun yang akan didapat dari alternativ investasi lainnya. 2. Analisis Tehknikal
Menurut Robert Ang (1997;17) pengertian dari analitis tehknikal adalah sebagai berikut;
“ Analisis Tehknial (Tehknikal Analisis) adalah merupakan suatu study yang dilakukan untuk mempelajari berbagai kekuatan yang berpengaruh di pasar saham dan implikasi yang ditimbulkannya pada harga saham.”
Jika aliran fundamentalis menekankan pada harga saham apakah itu
under value atau over value, aliran tehknikalis berfokus pada waktu dalam
(45)
27
2.2.3.4 Penilaian Per ubahan Har ga Saham
Dalam jangka panjang dapat dikatakan secara umum bahwa perubahan harga saham akan ditentukan oleh kinerja perusahan yang akan mengeluarkan saham. Apabila kinerja perusahaan semakin baik, keuntungan para pemegang saham akan semakin besar sehingga semakin besar pula kemungkinan harga saham akan naik.
Sedangkan pada jangka pendek perubahan harga saham akan sangat sulit diperkirakan, karena seperti yang telah disebutkan diatas harga saham akan sangat mudah untuk dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang telah, sedang ataupun yang akan tejadi.
Yang dapat dipastikan adalah harga saham dibursa saham terbentuk hukum permintaan dan penawaran. Semakin banyak investor yang ingin membeli suatu saham, maka harga saham akan cinderung bergerak naik atau meningkat. Begitu pula sebaliknya.
Dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh emiten (corporate
action) dapat juga mempengaruhi perubahan harga saham. corporate action
tersebut dapat juga deviden tunai (Cash Devidend), deviden saham (Stock
Devidend), hak penawaran (Right Issue), pemecahan saham (stock split),
dan saham bonus. 2.3.2 Abnor mal Retur n
Abnormal return atau axcess retrun merupakan kelebihan dari return yang
(46)
28
expektasi (return) yang diharapkan oleh investor. Dengan demikian abnormal
return adalah merupakan selisih antara return sesungguhnya dengan return
ekspektasi, return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu k – t yang merupakan selisih harga sekarang terhadap harga sebelumnya.
Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang di estimasikan. Pada periode estimasi pada umumnya merupakan periode peristiwa. Periode peristiwa (event period) disebut juga dengan periode pengamatan atau dengan jendela peristiwa (event window). Abnormal return dapat di hitung dengan rumus:
ARi , t = Ri , t – E [Ri , t ]
(Jogiyanto, 2000:416) Keterangan:
ARi , t = return tidak normal (abnormal return) sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t.
Ri , t = return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t.
E [Ri , t] = return ekspektasi sekritas i untuk periode peristiwa ke-t.
Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang
merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya atau dapat dihitung dengan rumus: (Pi,t – Pi,t-1)/(Pi,t-1). Sedangkan return akspektasi
(47)
29
merupakan return yang harus diestimasikan. Ada tiga model untuk mengestimasikan return ekspektasi yaitu mean-adjusted model, market model,
dan market adjusted model. (Jogiyanto,2000:416). 1) Mean-adjusted model
Model disesuaikan rata-rata (mean-adjusted model) ini menganggap bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata
return realisasi sebelumnya selama periode estimasi (estimation period). Sebagai berikut: (Jogiyanto, 2000:416)
∑t2 i=t1 Ri.j E[Ri,t] =
T Keterangan:
E[Ri,t] = return ekspektasi sekuritas ke-i periode peristiwa ke-t.
Ri,j = return realisasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-j.
T = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2.
2) Market model
Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model) ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu:
a. Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi.
(48)
30
b. Menggunakan ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela. Model ekspektasi ini dapat dibentuk dengan tehknik OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaan:
Rit = αi + βi = Rmt + Sit
(Jogiyanto, 2000:416)
Keterangan:
Rit = return realisasi sekritas ke-i pada periode estimasi ke-t. αi = intercept untuk sekuritas ke-i.
βi = koefesien slope yang merupakan beta untuk sekuritas ke-i. Rmt = return indeks pasar pada periode estimasi ke-t, yang dapat dihitung dengan rumus:
IHSGt – IHSGt-1 E[Ri,t] =
IHSGt-1
(Jogiyanto, 2000:416) Dengan IHSG adalah Indeks Harga Saham Gabungan.
3) Market –Adjusted model
Model disesuaikan pasar (market-adjusted model) menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan
(49)
31
model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. Misalnya pada hari pengumuman peristiwa, Return indeks pasar adalah sebesar 18% , dengan model disesuaikan pasar (market-adjusted model) ini, maka
return ekspektasi semua sekuritas dihari yang sama tersebut adalah
sama dengan return indeks pasarnya, yaitu sebesar 18% tersebut. Jika
return suatu sekuritas pada hari pengumuman peristiwa adalah 35%,
maka besar abnormal retrun yang terjadi adalah 17% didapat dari (35%-18%). (Jogiyanto,2008:560).
2.2.5 Volume Per dagangan
2.2.5.1 Penger tian Volume Per dagangan
Menurut Bamber dan Cheon, (1995) dalam Jogiyanto dan Bandi, (2003 : 203) volume perdagangan saham merupakan petunjuk ukuran yang subtitusi tentang reaksi pasar. konsep ini menganggap bahwa kenaikan atau penurunan pergerakan pasar saham yang disertai dengan volume perdagangan yang besar merupakan tanda kekuatan pasar, sedangkan jika tidak disertai dengan volume yang relative besar merupakan tanda pasar yang relative lemah,
Volume perdagangan saham merupakan jumlah lembar saham yang ditransaksikan oleh investor di perdagangan saham atau volume permintaan saham dari tiap perusahaan pada hari yang sama di perdagangan saham.
(50)
32
Perubahan permintaan saham mempunyai pengaruh terhadap volume perdagangan saham, karena perkembangan pasar modal terutama di pasar sekunder tidak lepas dari peran para investor (sisi permintaan di pasar modal). semakin banyak dan semakin besar para investor mengivestasikan modalnya pada saham akan menjadikan saham – saham yang diperdagangkan akan semakin likuid. dengan semakin likuidnya saham – saham yang di perdagangkan, akan mengundang banyak investor untuk menginvestasikan modalnya di saham, dan hal tersebut akan menarik banyak perusahaan untuk go public (Sudana dan Pradityo, 1999 : 31). menurut ying (1966) dalam (Bandi dan Hartono, 2000 : 206) meneliti hubungan antara harga saham dan volume perdagangan saham yang di dasarkan pada anggapan bahwa keduanya merupakan produk bersama dari mekanisme pasar tunggal. Penelitian menyimpulkan bahwa:
1. Ketika volume perdagangan kecil terus menerus biasanya harga jatuh. 2. Ketika volume perdagangan besar terus menerus biasanya harga naik. 3. Apabila volume perdagangan telah mulai munurun secara terus menerus
secara berurutan selama 5 hari perdagangan, maka akan ada suatu tendensi bagi harga akan jatuh selama 4 hari perdagangan selanjutnya. 4. Apabila volume perdagangan secara terus menerus mulai mengalami
peningkatan beruntun selama 5 hari perdagangan, maka akan ada suatu tendensi bagi harga untuk naik selama 4 hari perdagangan berikutnya.
(51)
33
Secara teoritis setelah pemecahan saham (Stock Split) seharusnya volume perdagangan saham naik dikarenakan volume perdagangan atau volume saham meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah saham yang beredar.
2.2.5.2 Ak tivitas Volume Per dagangan Sekur itas (trading volume
activity)
Metode pengukuran yang di gunakan dalam penelitian reaksi pasar terhadap suatu informasi adalah dengan mengamati dan meneliti aktivitas volume perdagangan sekuritas selama periode peristiwa. Metode pengukuran ini juga menjadi pilihan beberapa peneliti untuk mengetahui reaksi pasar modal dan mengukur efesiensi pasar modal. Menurut penelitian yang dilakuan oleh Beaver (1987), Verrecchia (1981) menyatakan bahwa aktivitas volume perdagangan saham merupakan the
sum of investor actions. Foster (1986) juga melakukan penelitian dengan
mengamati pola aktivitas volume perdagangan saham, yaitu apakah volume perdagangan saham diatas normal setelah suatu peristiwa tersebut telah terjadi. Namun pada penelitian ini menggunakan istilah yang sama yaitu, volume perdagangan saham dengan pengukuran yang berbeda. Volume perdagangan saham diartikan sebagai jumlah saham yang diperdagangakan pada suatu hari tertentu.
(52)
34
2.3 Ker angka Pikir
Berdasarkan hasil penelitian – penelitin terdahulu, maka peneliti bermaksud untuk membuat suatu diagram kerangka pikir untuk menjelaskan bahwa pembagian saham bonus mempunyai pengaruh terhadap Harga Saham (abnormal
retrun) dan Volume perdagangan saham yang di gambarkan sebagai berikut.
Gambar 1 : Kerangka Pikir
SEBELUM
melakukan pembagian saham bonus
SESUDAH melakukan pembagian saham bonus
Pada saat pembagian Saham Bonus
Per usahaan go publik yang melakukan pembagian saham bonus
Volume perdagangan saham dan harga saham (abnormal return)
(53)
35
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan Bab 1 dan Bab 2 yang telah dibahas sebelumnya, maka penulis membuat jawaban sementara atau hipotesis, yaitu:
Diduga ada perbedaan Volume Perdagangan Saham dan Harga Saham
(54)
`BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 J enis Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan riset deskriptif kuantitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena. Hasil akhir dari penelitian ini basanya berupa topologi aau pola-pola mengenai fenomena yang sedang di bahas. (Bambang dan Lina 2005:42)
Menurut Burhan B (2006:36) penelitian deskriptif bertujuan untuk:
Menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, uatu berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi obyek penelitian berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkat kepermukaan karakter atau gamabaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut.
Pada umumnya penelitian ini menggunakan statistik induktif yang menganalisis data penelitiannya. Format deskriptif ini dilakukan pada penelitian
study kasus dan survei, sehingga ada format deskriptif study kasus dan format deskriptif survei.
(55)
37
3.2 Devinisi Oper asional
Agar konsep yang digunakan dapat diukur secar empiris dan menghindari kesalahan presepsi terhadap variabel penelitian, maka penjelasan mengenai variabel – variabel yang digunakan, adalah sebagai berikut:
Volume Per dagangan Saham
Volume perdagangan saham merupakan jumlah lembar saham yang ditransaksikan oleh investor di perdagangan saham. Semakin banyak dan semakin besar para investor mengivestasikan modalnya pada saham akan menjadikan saham–saham yang diperdagangkan akan semakin likuid. Dengan semakin likuidnya saham–saham yang di perdagangkan, akan mengundang banyak investor untuk menginvestasikan modalnya di saham, dan hal tersebut akan menarik banyak perusahaan untuk go public (SudanadanPradityo, 1999:31).
Volume perdagangan saham pada penelitian ini diukur dengan jumlah saham yang telah diperdagangkan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala rasio, dan satuan yang di gunakan adalah satuan lembar.
Har ga Saham(abnormal retrun)
Harga Saham (abnormal return) adalah merupakan selisih antara return sesungguhnya dengan return ekspektasi return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu k – t yang merupakan selisih harga sekarang terhadap harga sebelumnya. (Jogiyanto,2000:416)
(56)
38
Skala data yang di gunakan adalah dengan menggunakan skala rasio dan satuan yang digunakan adalah satuan decimal.
AR
i,t= R
i,t- E(R
i,t)
(Jogiyanto, 2000:416)
Keterangan:
AR i,t = abnormal return saham i pada periode t R i,t = actual return saham i pada periode t E (Ri,t) = expected returnsahampadahari t
Actual return merupakan selisih antara harga saham perusahaan saat
penutupan (closing price) pada periode t dengan periode t-1 dibagi harga saham tersebut saat periode t-1. Perhitungan actual return dilakukan dengan menggunakan rumus (3):
1 1
,
,
,
,
− −−
=
t
Pi
t
Pi
t
Pi
t
Ri
(Jogiyanto, 2000:416) Ket erangan:Rit = tingkat hasil aktual saham i pada periode t. Pi,t = harga saham i pada periode t
Pi,t-1 = harga saham i pada periode t-1
Expected return merupakan hasil yang diharapkan dari saham perusahaan
dengan menggunakan market model, yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus (2):
(57)
39
E(R
i,t) = α
i+ β
i(R
m,t)
(Jogiyanto, 2000:416)
Keterangan:
E(Rit) = tingkat hasil saham i yang diharapkan pada periode t Rmt = tingkat hasil pasar pada waktu t
Koefisien αdan βdiperoleh dari perhitungan regresi runtut waktu antara tingkat hasil aktual saham individu (Rit) dengan tingkat hasil pasar (Rmt).
Market Return yaitu selisih antara IHSG BEJ pada periode t dan periode
t-1 dibagi dengan IHSG pada periode t-t-1 selama periode estimasi dan periode kejadian pengumuman saham bonus tahun 2007-2008. Perhitungan market
return dilakukan dengan menggunakan rumus (4):
1 IHSG 1 IHSG IHSG t m, − − − t t t = R (Jogiyanto, 2000:416)
AAR adalah abnormal return saham rata-rata yang dihitung dengan rumus:
∑
n = t n = t 1 t ARi, 1 AAR (Jogiyanto, 2000:416) Keterangan:AARt = rata-rata abnormal return dari keseluruhan perusahaan sampel ARi,t = abnormal return masing-masing saham perusahaan i pada periode t n = jumlah sampel
(58)
40
3.3 Teknik Penentuan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi adalah kumpulan atau kelompok dari semua individu, obyek atau ukuran yang sedang di teliti (mason,1996:71). populasi merupakan sekelompok subyek/obyek yang memiliki ciri – ciri karakteristik – karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek/obyek yang lain dan kelompok tersebut generalisasi dari hasil penelitian (sumarsono, 2004 : 44).
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan yang go public yang terdaftar di BEI selama periode tahun pengamatan dari tanggal 1 Januari 2007 sampai dengan tanggal 31 Desember 2010. kurang lebih terdapat 10 perusahaan.Peneliti memilih 10 perusahaan, karena 10 perusahaan go
publiktersebut yang membagikan saham bonus pada periode penelitian pada
tahun 2007,2008,2009, dan 2010. Penulis memilih periode 2007,2008,2009,2010 karena pada periode ini terdapat pembagian saham bonus oleh perusahaan go publik yang terdaftar di BEI.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai cari dan karakteristik yang sama dengan populasi (Sumarsono, 2004 : 44). Berdasarkan populasi data diatas, penentuan sample dilakuakan dengan teknik Purposive Sampling yaitu menyeleksi data sekunder berdasarkan ciri –ciri atau sifat khusus yang dimiliki oleh sample (Sumarsono, 2004 ; 52). Sampel yang di pilih adalah saham dari perusahaan – perusahaan go publik yang telah melakukan pembagian saham bonus, terdapat 10 perusahaan go public yang melakukan pembagian saham
(59)
41
bonus. Periode sampel yang dipilih adalah berkisar antara tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. dengan harapan periode tersebut lebih memperbanyak jumlah sampel yang akan dapat memberikan hasil penelitian yang lebih berarti. Perusahan go public yang melakukan pembagian saham bonus selama tahun 2007-2010 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1: Data Sampel Perusahaan
N
o Per usahaan
Tanggal PengumumanSaha m Bonus
1 PT. Buana Finance, Tbk 28 M ei 2007
2 PT. AsuransiHart aAmanPrat ama, Tbk 3 Agust us 2007
3 PT. Dut a Anggada Realt y, Tbk 10 Agust us 2007
4 PT. Pakuw onJat i, Tbk 7 Agust us 2008
5 PT. Asur ansi Ramayana, Tbk 29 Sept ember 2008
6 PT. M askapaiReasuransi, Tbk 4 Agust us 2009
7 PT. Bank M ega, Tbk 30 Juni 2009
8 PT. Bhakt i Invest ama, Tbk 21 M ei 2010
9 PT. Tot al BangunPersada, Tbk 28 Juni 2010
10 PT. KokohInt iArebama, Tbk 28 Agust us 2010
3.4 Tehnik Pengumpulan Data
3.4.1 J enis Data
Data yang di perlukan untuk mendukung pengujian hipotesis adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang di peroleh dari suatu organisasi atau
(60)
42
perusahaan dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi, publikasi disini mempunyai arti sudah diterbitkan dan di perlihatkan kepada masyarakat umum. Data tersebut di sediakan perusahaan Go public di Bursa Efek Indonesia periode 2007,2008,2009,2010.
3.4.2 Sumber Data
Dalam penelitian ini data – data yang di perlukan dan diperoleh dari :
1. Studi Pustaka
Landasan teoritis di peroleh dengan cara mempelajari dan menelaah buku–buku pepustakaan maupun yang lainnya yang mempunyai hubungan dengan masalah yang di bahas, yang di gunakan sebagai perbandingan dengan kenyataan.
2. Penelitian Lapangan
Sumber data yang diambil untuk penilitian ini adalah Pembagian Saham bonus , harga saham dan Volume perdagangan saham periode 2007,2008,2009,dan 2010 di Bursa Efek Indonesia.
3.4.3 Pengumpulan Data
Karena data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder, maka prosedur pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi terhadap catatan perusahaan baik yang disediakan oleh perusahaan itu sendiri. Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yang pertama
(61)
43
menetapkan nama perusahaan yang mengumumkan pembagian saham bonus pada periode yang telah ditentukan oleh penulis. Cara yang kedua adalah dengan penelitian keperpustakaan yang dilakukan dengan membaca, menelaah, mempelajari dan mengutip data-data atau informasi dari berbagai bahan, buku-buku, journal-journal, masalah-masalah, hasil seminar dan bahan lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.5.1 UjiNor malitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal atau tidak dapat dilakukan dengan berbagai metode di antaranya adalah Kolmogorov smirnov. Pedoman dalam mengambil keputusan sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal (Sumarsono, 2004 : 40) adalah:
a. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) < 5% maka distribusi adalah tidak normal.
b. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) > 5% maka distribusinya adalah normal.
3.5.2 Uji Hipotesis
Menganalisis data yang diperoleh, metode yang digunakanadalahUji t untuk dua beda rata-rata dengan sampel yang berpasangan (Paired Sample
(62)
44
berpasangan, yaitu dengan membandingkan rata-rata dua sampel yang berpasangan, dimana subyek yang sama mengalami pengukuran berbeda.
Pengujian hipotesis digunakan uji t untuk sampel yang berpasangan (Paired Sample Test) adalahsebagaiberikut :
a. Hipotesis Dua Sisi
H0 : µ1 = µ2 (Tidak ada perbedaan rata-rata volume perdagangan dan harga saham/abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman saham bonus)
H1 : µ1≠µ2 (Ada perbedaan rata-rata volume perdagangan dan harga saham/abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman saham bonus)
b. Level of significance (α) sebesar 0,05dan n = 5 c. Nilaithitung dengan rumus sebagai berikut :
thitung =
n Sd
X
X )
( 1− 2
(Suhariyadi dan Purwanto 2004:436) Keterangan:
Ҳ = Rata-Rata Hasil Pengambilan Data
Sd = Standart deviasi
(63)
45
Sd2 =
(
)
1
1
2 2
− −
∑
=
n nd d
n i
(Suhariyadi dan Purwanto 2004:436) Keterangan:
Sd = Standart deviasi
n = Jumlah sampel yang dianalisis
d. Daerah kritis melalui kurva normal t-test dua sisi
1). H0 ditolak dan H1diterima jika tingkat signifikan < 5% 2). H0 diterima dan H1ditolak jika tingkat signifikan ≥ 5%
(64)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejar ah PT. Buana Finance, Tbk
PT Buana Finance, Tbk berawal dari pendirian Lembaga Keuangan Swasta Campuran PT BBL Leasing Indonesia (Bangkok Bank Leasing) pada tanggal 7 Juni 1982. Dengan berjalannya waktu perusahaan terus berkembang bersama kemajuan industri pembiayaan di Indonesia. Pada Tahun 2005 Perseroan berubah nama menjadi PT Buana Finance, Tbk dan semakin mengukuhkan eksistensinya di Industri Keuangan dengan dukungan Group Pendiri dari Bank Buana Indonesia.
Sebagai salah satu anggota tertua dari Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) yang masih aktif, kami dalam pengembangan industri pembiayaan. Kami merupakan salah satu dari sedikit perusahaan pembiayaan Indonesia yang tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1990 dengan fokus usaha di segmen Leasing (Sewa Guna Usaha) dan pembiayaan konsumen (mobil bekas).
Untuk berada pada lini terdepan di pasar, kami senantiasa mengikuti inovasi terkini dari industri, antara lain dari aspek teknologi informasi. Infrastruktur kami saat ini telah ditunjang dengan system komputasi dan informasi yang online ke seluruh cabang di Indonesia selama 24 jam. Didukung dengan sumber daya manusia yang profesional, kecepatan
(65)
47
pelayanan kami dapat diandalkan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan dari Nasabah.
Bermodalkan pengalaman selama hampir 3 (tiga) dasawarsa, kami memposisikan diri sebagai mitra usaha yang lebih mengerti atas kebutuhan nasabah. Nilai tambah kami berada pada kepekaan kami menyikapi dinamika kebutuhan pelanggan dan kesungguhan kami untuk membina hubungan secara jangka panjang. Semua aspirasi usaha kami mencerminkan misi, dan nilai-nilai perusahaan yang diinternalisasi secara berkesinambungan.
(http://www.buanafinance.co.id)
4.1.2. Sejar ah PT. Asur ansi Har ta Aman Pr atama, Tbk
PT. Asuransi Harapan Aman Pratama (Perusahaan) didirikan pada tanggal 28 Mei 1982 berdasarkan Akta Notaris Trisnawati Mulia, SH No.76 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-1325.HT.01.01.Th.82 tanggal 21 September 1982.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, SH No.1 tanggal 1 Juli 2004 mengenai pembagian saham bonus yang berasal dari kapitalisasi agio saham sampai dengan tahun 2003 dan peningkatan modal dasar Perusahaan menjadi sebesar Rp 50 miliar yang terdiri atas 1 (satu) miliar saham dengan nilai nomimal Rp 50 per saham. Perubahaan modal dasar
(66)
48
tersebut telah dilaporkan ke Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 7 Oktober 2004.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah mendirikan dan menjalankan usaha asuransi kerugian termasuk usaha reasuransi kerugian. Perusahaan berkantor pusat di Jakarta dan memiliki cabang di Bandung dan Surabaya serta kantor pemasaran di Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Semarang dan Medan. Perusahaan mulai beroperasi komersial sebagai perusahaan asuransi kerugian sejak tahun 1983 berdasarkan Surat Ijin Usaha dari Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 633/MD/1983 tanggal 11 Pebruari 1983. 1. Tanggal Didirikan
• Akta Notaris Trisnawati Mulia, SH No.76 – 28.5.1982 • SK MenKeh No.C2–1325 – HT01.01.TH.82 – 21.9.1982 • Surat Ijin Usaha MenKeu RI No.633/MD/1983 - 11.2.1983 2. Surat Ijin Emisi Saham (Go Publik)
• Surat Ketua BAPEPAM No.SI – 128/SHM/MK.10/1990-30.7.1990 3. Perubahan Nama
• Akta Notaris Adam Kasdarmadji, SH No.140 - 29.6.1998 • SK MenKeh No.C2-19056 HT.01.04.TH.98 - 9.10.1998 (http://www.asuransi-harta.co.id)
(1)
84
yang digunakan dalam penelitian sehingga itu tidak mencerminkan hasil dari kasus per kasus.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis Paired Sample t Test, dapat disimpulkan bahwa:
1. Tidakadaperbedaan volume perdagangansebelum dan sesudah pengumuman saham bonus pada perusahaan go public di BEI selama periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2010, sehingga hipotesis ke-1 tidak teruji kebenarannya.
2. Tidakadaperbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman saham bonus pada perusahaan go public di BEI selama periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2010, sehingga hipotesis ke-2 tidak teruji kebenarannya.
5.2. Sar an
Dari hasil analisis dan pembahasan, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi praktisi pasar modal, hendaknya memperhatikan volume perdagangan dan abnormal return dalam pengambilan keputusan investasi yang menggunakan informasi saham bonus.
(3)
86
2. Bagi pihak yang berwenang, hendaknya menyusun peraturan-peraturan atau standar yang berkaitan dengan bursa efek, khususnya mengenai saham bonus, dan hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan dalam menyusun, melengkapi dan atau memberikan penjelasan terhadap peraturan-peraturan atau standar yang disusun.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Algifari, 2000, AnalisaRegresi :Teori, Kasus, danSolusi,Cetakanpertama, EdisiKedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Bambang P, Lina, 2005, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Ball, Ray dan Brown, Philip (1968),” An Empirical Evaluation of Accounting Income Numbers”, Journal of Accounting Research, ( Autumn), pp. 157-158.
Beaver, W.(1968), “ The Information Content of Annual Earning Announcement”, Journal of Accounting Research, Supplement,pp.67-92.
Burhan Bungin, 2006, Metode Penelitian Kuantitif, Cetakan ke 2, Penerbit Prenada Media Group, Jakarta.
Crawford, Dean and Franz, Diana R. (2001), “Stock Devidends and Splits: Anticipation, Signaling, and Market Response”, Journal of Accounting, Auditing & Finance, Vol. 16, No, 2, Spring, pp.141-166.
Foster, G (1986), Financial Stateement Analysis, 2nd edition, New Jersey: Printice hall. Gujarti, Damodar, 1995, Ekonometr ikaDasar, PenerbitErlangga Jakarta.
Jones, Charles P. (1998), Investment: Analysis and Management, 6thed. New York: Jhon Wiley & Sons.
Jogiyanto, Hartono, 2000, TeoriPortofoliodanAnalisisInvestasi,EdisiKedua, BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Lakonishok, Josef and Lev, Baruch (1987), “Stock Split and Stock Devidends, Retained Earning and Taxes”, Journal of Finance, Vol. XLII, No. 4, September, pp. 913-932.
Lintner, John (1956), “Distribution of Incomes of Corpor ation Among of Devidens, Retained Earning and Taxes”, American EconomicReview, May, pp. 97-113. Suharyadi dan Purwanto S.K., 2004, Statistika Untuk Ekonomi & Keuangan Modren.
Edisi Pertama. Buku Dua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Sumarsono, 2004, MetodePenelitianAkuntansi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim, Surabaya.
(5)
Samsul, Mohamad, 2006, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Sunariyah (1997), PengantarPengetahuanPasar Modal, EdisiPertama, AkademiManajemen Perusahaan YKPN.
Sartono, Agus, 2001, SekuritasManajemenKeuanganTeoridanAplikasi, EdisiKeempat, Penerbit BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
J our nal
Bandidan Hartono, Jogiyanto, 2000,
PerilakuReaksiHargaPasardanVolumePerdahanaganSahamTerhadapPengum umanDeviden,JurnalRisetAkuntansi Indonesia, Vol. 3, No.2. Juli 2000.
KhresnadanSulistiyanto (2005).Pengaruh Earning Per Share danDeviden Per Share padaPemecahanSaham Ter hadapperubahanHargaSaham. Modus Vol .17(2).
Arum Kusumaningdyah Adiati (2004). Pengaruh Pengumuman Saham Bonus Terhadap Pergerakan Harga Saham.
Pettit, R (1972), “DevidendAnnouncoments, Secur ity Per for mance and Capital Market Effeciency”, Journal of Finance, Vol. XXVII, December, pp. 993-1007.
Widoatmodjo, Suwadji, 1990, Cara Sehat Investasi Di Pasar Modal, Penerbit PT. Jurnalindo Aksara Grafika, Jakarta.
Verrecchia, Robert E. (1981),”On the Relationship Between Volume Reaction and Consensus of Investor s: Implicaton for Inter preting Tests of Infor mation Content”, Journal of Accounting Reserch, Vol 19, No. 1, Spring, pp.271-283.
Majalah dan Internet
Sudana, I Made danPradityo,Agus, 1999, Analisis Volume danNilaiTransaksiSahamSebelumdanSesudahkebijaksanaan 4 September 1997, Di Bursa Efek Jakarta, MajalahEkonomi,Tahun IX No 2, Agustus 1999.
(6)