KADAR CBSA DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PENDIDIKAN UMUM DILIHAT DARI LATAR BELAKANG PRIBADI GURU DAN SIKAPNYA TERHADAP CBSA: Studi Deskriptif-Anaiitik tentang Kadar CBSA dalam PBM Pendidikan Umum pada Beberapa SMA Negeri di Kota Madya Manado dan Kabupate
KADAR CBSA DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PENDIDIKAN
UMUM DILIHAT DARl LATAR BELAKANG PRIBADI
GURU DAN SIKAPNYA TERHADAP CBSA
(Studi Deskriptif-Anaiitik tentang Kadar CBSA dalam
PBM Pendidikan Umum pada Beberapa SMA Negeri
di Kota Madya Manado dan Kabupaten Minahasa )
T ESI S
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis Institut Keguruan
dan llmu Pendidikan Bandung untuk Memenuhi Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Magister llmu Kependidikan
dalam Bidang Pendidikan Umum
Oleh
:
DRS. LAMBERTUS SASUBE
No. Pokok
FAKULTAS
INSTITUT
: 493/G/XVI-8
PASCA
KEGURUAN
DAN
SARJANA
IL.MU
BANDUNG
19
8
9
PENDIDIKAN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH TIM PEMBIMBING
SANUSI S.H..M.P.A.
PROF. DR. H. ACH
PROF. DlV H. ENGKOSWARA M.Ed.
Pembimbing II
DR. M.I. SOELAEMAN
Pembimbing III
FAKULTAS
INSTITUT
PASCA
KEGURUAN
DAN
SARJANA
ILMU
BANDUNG
19 8
9
PENDIDIKAN
TANDA PERSETUJUAN UNTUK MENEMPUH UJIAN
TAHAP II (AKHIR), DARI TIM PENGUJI
Mengetahui/menyetujui:
1. Pembimbing/Penguji,
4. Pembimbing/Penguji,
Prof. Dr. fa. Achmad Sanusi
2. Pembimbing^enguji,
Prof. Dr. S. Nasution
5. Pembimbing/Penguji,
Engfcoswara M.Ed—Dr.. M.XTSQelaeman
iji,
Prof.
Dr. M.D.
6. Pembimbing/Penguji,
Dahlan
7. Koordinator Btdang Studi,
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1989
demikian juga kita dapat bersuka cita
pada waktu kita mengalami kesulitan
dan cobaan,
baik
sebab kita
tahu hal itu
bagi kita karena menolong
kita
belajar bersabar
roma 5
dengan kasih dan terima kasih
bagi kalian: isteriku emma dan
anak-anakku meity, suny, nansy
yang tercinta;
serta
kepada ibu dan
bapak
guru sekolah menengah atas agen
pembangunan dan modernisasi.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
i
UNGKAPAN RASA TERIMA KASIH
v
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
BAB
I.
PERMASALAHAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Masalah Penelitian
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
14
D. Alasan Pemilihan Masalah yang Diteliti ....
16
E. Kedudukan Studi dan Wilayah Masalah Peneli
tian
II.
•
18
PERANAN GURU DALAM PENERAPAN STRATEGI CBSA DA
LAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PENDIDIKAN UMUM ..
ZZ
A. Kedudukan Pendidikan Umum dalam
di Sekolah
ZZ
Pendidikan
1. Pengertlan dan Tujuan Pendidikan Umum ..
ZZ
2. Pendidikan Umum dalam Program Pendidikan
di Sekolah
32
B. Konsep Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
lam Proses Belajar-Mengajar
da
35
1. Pengertian CBSA
35
2. Beberapa Pendekatan dalam Meninjau Kadar
CBSA dalam Proses Belajar-Mengajar
37
3. Prinsip-prinsip CBSA yang Menggambarkan
Kadar Keterlibatan Siswa
dalam
Proses
Belajar-Mengajar
4. Rambu-rambu CBSA untuk Menentukan
Zf/+
Kadar
CBSA dalam Suatu Proses Belajar-Mengajar
dan Cara Penilaiannya
51
xi
BAB
Halaman
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
dalam Proses Belajar-Mengajar
Kadar CBSA
59
1. Latar Belakang Pribadi Guru
61
2. Sikap Guru terhadap CBSA
68
3. Penilaian Latar Belakang Pribadi
dan Sikap Guru terhadap CBSA
III.
Guru
75
D. Beberapa Hasil Penelitian yang Relevan ....
77
E. Kesimpulan Hasil Studi Kepustakaan dan
sil Penelitian yang Relevan
81
Ha
PROSEDUR PENELITIAN
87
A. Rancangan Penelitian
87
1. Tujuan Khusus Penelitian
87
2. Asumsi-asumsi yang Digunakan
dalam
Pe
nelitian
88
3. Pertanyaan Pemandu Penelitian
90
If. Populasi dan Sampel Penelitian
5. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpul
93
an Data
6. Pedoman Pengolahan Data
7. Faktor-faktor yang Diteliti
Pengumpul Data
95
97
dan
B. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian
IV.
Alat
103
107
1• Pelaksanaan Pengumpulan Data
107
2. Proses Pengolahan Data Penelitian
109
3. Hasil Penelitian
112
C. Pembahasan Hasil Penelitian
146
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
170
A. Kesimpulan Hasil Penelitian
170
B. Implikasi Hasil Penelitian
174
C. Rekomendasi
187
D. Keterbatasan Penelitian
191
xii
BAB
Halaman
DAFTAR PUSTAKA
194
LAMPIRAN-LAMPIRAN
200
A. Instrumen dan Data Hasil Penelitian
201
B. Reduksi dan Display Data serta Kesimpulan .
225
C. Rangkuman Tesis
252
D. Surat-surat Izin/Rekomendasi untuk
Melakukan Penelitian
259
E. RLwayat Hldup Penulis
260
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Faktor-faktor yang Diteliti dan Alat
pul Data
Pengum104
2. Pemunculan Kadar CBSA dalam Proses BelajarMengajar Pendidikan Umum pada ketiga SMA
Negeri
3. Kualitas
ketiga
Latar Belakang Pribadi
Guru
119
pada
SMA Negeri
126
4. Kecenderungan Sikap Guru terhadap CBSA da
lam Proses Belajar-Mengajar pada ketiga SMA
Negeri
132
5. Pemunculan Kadar CBSA dalam Proses BelajarMengajar dilihat dari Faktor Latar Belakang
Pribadi Guru dan Sikapnya terhadap CBSA
137
6. Ragam Kadar CBSA yang Terjadi dalam Proses
Belajar-Mengajar, Ragam Kualitas Latar Bela
kang Pribadi Guru dan Ragam Sikap Guru terha
dap CBSA antara Strata 1 dengan Strata 2 ....
xiii
144
DAFTAR BAGAN
Bagan
1. Wilayah
Halaman
Masalah dan
Faktor*-faktor
yang
Diteliti
21
2. Pebandingan antara Pendidikan
dan Pendidikan Umum
3. Klasifikasi Kegiatan
Spesialisasi
24
Belajar-Mengajar
4. Berbagai Jenis Interaksi
Belajar-Mengajar ..
5. Rambu-rambu Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA).
6. Unsur-unsur Analisis Data Model Alur
40
42
57
98
7. Prosedur Penelitian dan Pengolahan Data
102
8. Kualitas Fakta ketiga Faktor yang
dan Hubungannya
139
xiv
Diteliti
BAB I
PERMASALAHAN
A.
Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir ini masalah kualitas pendi
dikan di Indonesia selalu menjadi topik pembicaraan
oleh
berbagai pihak yang berkecimpung di dalam dunia pendidik
an. Permasalahan itu banyak dibahas oleh para akhli
pen
didikan, baik dalam pertemuan-pertemuan resmi maupun
da
lam berbagai media massa. Pada umumnya pembahasan dan tulisan tersebut berkesimpulan, bahwa kualitas
pendidikan
di Indonesia masih rendah.
Sungguhpun demikian
pemerintah sejak Pelita perta-
ma sampai akhir Pelita keempat ini, telah berusaha
kukan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan
pendidikan. Upaya tersebut
nen pendidikan
mela-
kualitas
hampir mencakup semua
di antaranya tentang pembaharuan
kompokuriku
lum dan proses belajar-mengajar. Kurikulum SMA 1975
dan
kurikulum SMA 1984 yang telah diberlakukan di sekolah-sekolah dimaksudkan
untuk meningkatkan kualitas
pendidik
an itu. Kualitas pendidikan dapat dianggap tinggi apabila
kemampuan, pengetahuan dan sikap yang dimiliki oleh
para
lulusannya berguna bagi kehidupan mereka selanjutnya, ba
ik untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi
untuk masuk lapangan kerja. Dalam kurikulum SMA
1
maupun
tersebut
yang dimaksud dengan kemampuan
meliputi kecerdasan
ketrampilan. Di sekolah, salah satu program
dan
pendidikan
yang merupakan modal dasar untuk berperan dalam
mewujud-
kan tujuan kurikulum ialah program pendidikan umum.
Ini
mengandung; konsekuensi, bahwa pendidikan umum di sekolah-
sekolah formal
hendaknya dikelola secara benar
dengan
program yang memadai, dan selanjutnya dilaksanakan secara
berpola sesuai dengan kepentingannya dalam sistem
pendi
dikan persekolahan.
Posisi pendidikan umum semakin penting terutama ka
rena semakin lebih terasa meningkatnya kemajuan ilmu
teknologi dewasa ini yang mempengaruhi masyarakat
dan
untuk
berkembang semakin cepat. Perkembangan yang cepat itu ter-
nyata telah banyak mengakLbatkan dampak negatif
pergeseran nilai-nilai
berupa
seperti penghargaan yang
tinggi
akan kehidupan materi dan berkurangnya penghargaan
nilai keagamaan, etika dan sosial budaya dalam hidup
akan
ke-
keluargaan dan masyarakat. Sekaitan dengan masalah perge
seran nilai, Achmad Kosasih Djahiri (1985: Z^) antara la
in mengemukakan "... bahwa akibat modernisasi akan tergeser sejumlah nilai, dengan dampak pengirlngnya yakni
be
rupa pengikisan sejumlah nilai manusiawi kita ...". Dalam
hubungan ini sekolah semakin menonjol peranannya untuk me-
nangkalnya melalui pembinaan sikap dan sistem nilai yang
mantap bagi para siswa. Terlebih
karena peranan
sekolah
sebagai pusat kebudayaan,
maka tugas dan tanggung
jawab
tersebut menjadi lebih penting sebagaimana yang dikemuka
kan oleh Darji Darmodiharjo (1982 : 37)
sebagai berikut:
Dalam pengembangan sekolah sebagai pusat kebuda
yaan, peningkatan mutu pendidikan merupakan salah
satu tujuan utama dalam rangka membangun manusia In
donesia seutuhnya. Tujuan tersebut didukung oleh
terciptanya masyarakat yang gemar belajar, sehingga
sekolah mampu menjadi teladan bagi masyarakat sekitarnya. Untuk upaya peningkatan mutu pendidikan da
lam pengembangan sekolah sebagai
digerakkan
kegiatan-kegiatan
pusat kebudayaan,
sebagai berikut.
(a) Pengembangan logika yang dilakukan
melalui pe-
mupukan sikap siswa, (b) Pengembangan etika yang diarahkan pada pembentukan siswa, (c) Pengembangan es-
tetika, (d) Pengembangan praktika sebagai perwujud-
an paduan
dari pengembangan logika,
estetika
dan
etika.
Terhadap berbagai masalah nilai kehidupan sosial bu-
daya itu, maka sekolah sebagai pusat kebudayaan mempunyai
tanggung jawab
mempersiapkan siswa secara lebih baik la-
gi yakni antara lain melalui perbaikan program pendidikan
umum. Pengertian program pendidikan umum di sini tidak la
in dimaksudkan sebagai rancangan pendidikan yang bersifat
umum dan diikuti oleh semua siswa. Pada tingkat SMA,
se-
suai dengan kurikulum 1975 program pengajaran dalam pendi
dikan umum tersebut terdiri dari Pendidikan Agama,
PMP,
Pendidikan Olahraga/Kesehatan dan Pendidikan Kesenian. Keempat bidang studi tersebut sesuai dengan kurikulum
SMA
1984 diintegrasikan dengan bidang studi lainnya menjadi
program inti. Ini berarti, bahwa keberhasilan
pendidikan
umum itu di sekolah-sekolah antara lain banyak ditentukan
oleh mutu penyelenggaraan pendidikan pada empat bidang stu
di program pendidikan umum tersebut. Artinya guna mewujud-
kan tujuan pendidikan umum secara memadai di sekolah, hendaknya
dimulai dengan jalan memperbaiki mutu proses bela
jar-mengajar. Proses belajar-mengajar yang bermutu
hanya
dapat terjadi apabila penyelenggaraannya berlansung secara
benar, yakni ditandai "... adanya hubungan edukatif
baik antara pendidik dengan anak didik, metode
yang
pendidikan
yang sesuai, sarana dan perlengkapan pendidikan yang mema
dai dan adanya suasana belajar-mengajar yang baik sehingga
proses transformasi nilai dapat berlangsung secara
senang
dan wajar" (Dardji Darmodihardjo, 1978: 7).
Dengan demikian maka
salah satu masalah pokok dalam
program pendidikan umum ialah bagaimana menciptakan proses
belajar-mengajar yang lebih efektif, agar terjadi perubahan yang memiliki makna perkembangan ke arah terbinanya ma
nual a
Indonesia seutuhnya. Ini mengandung konsekuensi bah
wa masalah
proses belajar-mengajar dalam pendidikan
hendaknya dikelola secara baik termasuk metode
yang digunakan.
Hal ini
umum
pendidikan
mengisyaratkan pentingnya
peru-
bahan sistem penyelenggaraan pendidikan di sekolah, antara
lain dengan menggunakan strategi cara belajar siswa
aktif
(CBSA). Artinya, di dalam kegiatan belajar-mengajar siswa
harus terlibat secara aktif
dan diberi tanggung jawab le
bih banyak sehingga proses dalam penyerapan pengetahuan,
pembinaan keterampilan, pembinaan nilai dan sikap berlang
sung lancar. Penggunaan sistem penyajian dengan
strategi
CBSA tersebut didasari oleh anggapan, bahwa di dalam
seluruhan proses belajar-mengajar
siswa adalah
ke
komponen
row-input, sehingga menuntut keterlibatannva secara penuh.
Keterlibatan yang dimaksudkan di sini ialah
keterlibatan
siswa secara mental baik intelektual maupun emosional mes-
kipun untuk mencapai maksud itu dalam banyak hal
syaratkan keterlibatan langsung
diper-
dalam pelbagai bentuk ke-
aktifan fisik.
Di Indonesia, upaya pembaharuan dalam sistem penyam-
paian pengajaran
telah berlaku secara nasional
seperti
yang dikemukakan oleh T. Raka Joni (1980a: iii) yang
an
tara lain menyatakan sebagai berikut.
Upaya dalam rangka pengembangan dan pembaharuan
pendidikan guru yang selama ini ditekuni oleh Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G) antara lain:
Mengembangkan materi dan metodologi pengajaran sesuai dengan yang dibutuhkan oleh kurikulum yang te
lah dibakukan, serta disesuaikan dengan perkembang
an ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal-hal yang dikembangkan antara lain, Metode Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA) dan pengembangan sistem Pendidikan Gu
ru Berdasarkan Kemampuan (PGBK).
Penggunaan strategi CBSA dalam proses belajar-meng
ajar sudah dirintis
oleh Proyek Pengembangan
Pendidikan
Guru (P3G) sejak tahun 1980. Usaha tersebut di antaranya
telah dilakukan melalui instruksi kepada kepala-kepala se
kolah atau melalui penataran-penataran dan buletin pendi
dikan. Melalui usaha ini, maka
sedikit banyak para
guru
pendidikan umum di sekolah-sekolah telah memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu terhadap CBSA. Ini
berarti bahwa gagasan mengenai strategi pengajaran dengan
menggunakan CBSA bagi para guru pendidikan umum bukan sua
tu hal yang baru. Karena sebelum menjadi guru, mereka te
lah memperoleh informasi tentang CBSA itu dalam pendidik
an guru. Oleh karena itu
apabila dilihat dari sudut
ke-
pentingan pendidikan, dinarapkan para guru di sekolah-se
kolah telah menerapkan strategi CBSA tersebut dalam tugas
mengajar sehari-hari secara raemadai. Akan tetapi
keadaan
di sekolah-sekolah tidaklah demikian. Karena dalam
prak-
teknya para guru
walaupun memiliki pengetahuan yang
kup tentang CBSA
tidak selamanya terdorong untuk menerap
kan pengetahuan itu dalam mengajar. Demikian pula
cu-
setiap
usaha pembinaan guru, tidak selalu memberi dampak yang sa
ma terhadap pelaksanaan tugas mengajar sehari-hari.
Hal
ini membawa pemahaman, bahwa hasil suatu usaha tidak
se
lalu tampak dalam kenyataan dengan hasil yang memadai wa
laupun para guru di lapangan telah memperoleh pembinaan.
Banyak faktor
yang ada pada diri pribadi guru dan faktor
kondisi sekolah yang membatasi penerapan CBSA itu
dengan
kadar yang tinggi. Ada guru yang bersikap lebih cepat dan
lebih awal mengadopsi gagasan baru dalam pengajaran,
dan
ada pula yang bersikap lebih lamban. Ini berarti pula bah
wa suatu unsur pembaharuan
dalam bidang pendidikan tidak
selalu diterima dan dilaksanakan dengan hasil yang
mema-
dai oleh para guru karena perintah atasannya. Dengan
mikian menjadi lebih jelas bahwa kadar CBSA dalam
proses belajar-mengajar bukan
de
satu
fenomena yang berdiri sen-
dirl, pemunculannya sangat dipengaruhi oleh berbagai fak
tor di antaranya pribadi guru itu sendirl sebagai
pelak-
sana pengajaran. Gilmore (1974 *17) antara lain menjelaskan
bahwa kemajuan akademik, ternyata sifat-sifat kepri-
badian itu sangat menentukan.
Oleh karena itu
setiap guru agar mampu
melaksana-
kan tugas mengajar dengan kadar CBSA yang tinggi,
perlu
menguasai sejumlah pengetahuan dan memiliki kemampuan tek-
nis
yang tinggi sehingga dapat melaksanakan tugas menga
jar secara benar. Benar dalam arti, mengajar menurut pola-
pola mengajar yang telah teruji keunggulannya dan memili
ki kadar keaktifan siswa yang tinggi. Dardji Darmodihardjo
(1983: 45) antara lain mengemukakan pula bahwa "... seti
ap guru harus memiliki kemampuan profesional yaknl memili
ki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang mendukung profesinya sebagai guru. Ke dalamnya termasuk kemampuan
un
tuk memahami siswa, dasar-dasar pedagogik dan sebagainya".
Di antara faktor-faktor kemampuan profesional guru terse
but, maka faktor sikap guru perlu mendapat perhatlan. Ka
rena bagaimanapun
instruksi dari fihak atasan tentang pe-
nerapan strategi CBSA itu
dalam proses
belajar-mengajar
8
di sekolah-sekolah, sangat ditentukan oleh kesediaan guru
menerima instruksi itu seperti pendapat, keyakinan dan perasaannya. Atas dasar itu, diduga bahwa sikap guru terha
dap CBSA itu merupakan salah satu faktor yang
menentukan
pemunculan kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar
didikan umum. Dalam pengembangannya, baik latar
pen
belakang
pribadi guru maupun sikap guru terhadap CBSA sesungguhnya
adalah merupakan hasil belajar dalam arti luas. Yang
maksud dengan belajar di sini
di-
tidak terbatas pada pendi
dikan di sekolah atau perguruan tinggi saja, tetapi
pendidikan dalam-jabatan guru, seminar, lokakarya
juga
serta
pengalaman menjalankan tugas.
Demikian dengan dilibatkannya faktor latar belakang
pribadi guru dan sikapnya terhadap CBSA, diharapkan dapat
mengungkap masalah kadar CBSA dalam proses
belajar-meng
ajar pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yang
menjadi
obyek penelitian. Di dalam penelaahan ini juga perlu
di-
perhatikan faktor perbedaan lingkungan sosial sekolah ternpat guru mengajar. Hal ini dilakukan karena ada
kecende-
rungan perbedaan pelaksanaan kurikulum di sekolah-sekolah
yang disebabkan oleh faktor sosial budaya,Proyek Pembina
an SPG/SGPLB (1981: 49). Oleh sebab itu penelitian
dilakukan
yang
akan memperhatikan pula faktor perbedaan latar
belakang sosial sekolah tempat guru mengajar yakni
lah yang berada di kota besar/kota madya
seko
dengan sekolah
yang berada di kota kabupaten dan kecamatan.
B. Rumusan Masalah PeneUUfrP
Penelitian ini dipusatkan pada masalah yang dirumus-
kan dalam pertanyaan pokok sebagai berikut: "Bagaimana ka
dar Cara Bela.lar Siswa Aktif (CBSA) dalam proses
belajar-
menga.lar pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yakni SMA
Negeri I Manado, SM MjSS£l iGSjianc; Aa& SM Negeri Girian
Kabupaten Minahasa ?"
Kadar CBSA dalam penelitian ini di-
maksudkan sebagai taraf keaktifan belajar siswa dalam ke
seluruhan proses belajar-mengajar. Pemunculannya tidak da
pat dipisahkan dari keseluruhan kegiatan belajar-mengajar
yang melibatkan baik siswa maupun guru. Kadar CBSA
gai salah satu indikator
seba
untuk menilai keberhasilan peng
ajaran, ternyata mengandung
pengertian yang sangat luas;
dilihat dari segi siswa, CBSA adalah suatu proses kegiat
an yang dilakukan siswa dalam belajar, tetapi dilihat da
ri segi guru, CBSA adalah suatu strategi dalam proses bel
ajar-mengajar yang menuntut aktivitas siswa dalam belajar
(Jasin Muhammad, 1979 : 2). Dari pihak siswa, CBSA terse
but mempunyai aspek internal
yakni mencakup apa yang ter
jadi dalam diri siswa seperti aktivitas dalam sistem
raf yang tidak dapat diamati secara langsung, dan
sa-
aspek
eksternal yakni dalam bentuk perilaku siswa dalam belajar.
Berdasarkan
hal-hal yang dikemukakan di atas, maka
dalam penelitian ini
masalah kadar CBSA
diteliti dengan
10
memperhatikan baik unsur perilaku siswa belajar,
maupun
unsur perilaku guru mengajar. Pada prakteknya kedua unsur
tersebut selalu tampil secara bersama-sama dan
bersifat
interdependent. Artinya kadar CBSA dalam proses
belajar-
mengajar sangat ditentukan baik oleh cara siswa
belajar,
maupun cara guru mengajar. Dengan demikian kadar CBSA da
lam proses belajar-mengajar pendidikan umum merujuk kepa
da dua kualitas tersebut yakni bagaimana taraf
keaktifan
siswa dalam belajar, dan bagaimana kualitas guru mengajar.
Dalam penelitian ini, keaktifan siswa dalam belajar
merujuk kepada berbagai bentuk perilaku slswa dalam bela
jar tersebut yakni meliputi keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar seperti duduk, dengar dan
mencatat
informasi guru, bertanya dan menjawab pertanyaan guru, mem
berikan pendapat atau tanggapan tentang sesuatu hal,
tif dalam kegiatan diskusi atau mengerjakan tugas;
ak
bela
jar dengan pengalaman serta memiliki prakarsa dalam bela
jar. Sudah tentu tidak semua keaktifan slswa dalam
bela
jar tercakup dalam aspek-aspek ini, namun hal-hal yang di-
sebutkan di atas merupakan perilaku siswa dalam
belajar
yang selalu muncul dalam setiap tindak belajar-mengajar.
Selanjutnya mengenai unsur kualitas guru
mengajar,
merujuk pula kepada berbagai bentuk perilaku guru
melaksanakan tugas mengajar yakni meliputi kegiatan
buat disain pengajaran seperti
format
dalam
mem-
belajar-mengajar
11
dan metode mengajar yang digunakan,
bahan pelajaran
tujuan khusus pengajaran yang dikehendaki; atau guru
bagai fasilitator dalam membelajarkan siswa, dan
dan
se
penggu
naan multi media dalam kegiatan belajar-mengajar.
Demikian dalam penelitian ini masalah kadar CBSA ditelaah baik dari unsur keaktifan siswa dalam belajar mau
pun unsur keaktifan guru dalam mengajar. Dengan
memahami
kedua unsur tersebut, maka dapatlah diketahui apakah
dar CBSA yang terjadi dalam proses belajar-mengajar
pen
didikan umum tergolong tinggi atau rendah. Penilaian
merujuk kepada pandangan, .bahwa setiap siswa
ka
ini
di sekolah
selalu menunjukkan keaktifan dalam belajar namun penampilannya berbeda-beda baik tingkat maupun kualitasnya. Demi
kian
pula setiap guru itu memiliki kemampuan dalam menge-
lola strategi belajar-mengajar, akan tetapi secara potensial mengandung pula kadar CBSA yang berbeda-beda.
Dalam analisis selanjutnya unsur kadar CBSA tersebut
lalu dilihat kaitannya dengan unsur lainnya dalam hubungan dengan program pengajaran di sekolah. Oleh karena
kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar
itu
pendidikan umum
itu diduga mempunyai hubungan dengan pribadi guru sebagai
pelaksana pengajaran. Dalam penelitian ini, maka
pribadi guru ditelaah dalam hubungannya dengan
masalah
kualitas
latar belakang pribadi guru dan sikap guru terhadap CBSA.
Baik kualitas
latar belakang pribadi guru
maupun
sikap
12
guru terhadap CBSA, sesungguhnya adalah merupakan
belajar
hasil
dalam interaksi guru tersebut dengan lingkungan-
nya. Kualitas latar belakang pribadi guru yang
dipertim-
bangkan dalam penelitian ini meliputi unsur-unsur
pendi
dikan dan latihan yang pernah diikuti oleh guru, pengala-
man mengajar guru, usaha guru dalam membina diri,
kemam
puan mengajar guru serta motivasi untuk berprestasi dalam
mengajar.
Sedangkan sikap guru yang ditelaah dalam penelitian
ini
adalah sikap guru terhadap CBSA tersebut. CBSA seba
gai strategi belajar-mengajar memiliki prinsip
yang dapat diamati. Dalam penelitian ini
CBSA
tertentu
prinsip-prinsip
dimaksudkan sebagai hal-hal yang mendasar dan sela
lu tampak
yang menggambarkan tingkat kegiatan
batan siswa dalam proses belajar-mengajar.
keterli
Diperkirakan,
apabila sikap guru terhadap prinsip-prinsip CBSA tersebut
makLn positip, maka kadar CBSA dalam proses belajar-menga.1ar pun akan makin tinggi. Sebaliknya apabila sikap guru
terhadap prinsip-prinsip CBSA
tersebut cenderung negatip,
maka kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar pun,
cenderung rendah. Dalam hubungan dengan penelitian
maka prinsip-prinsip CBSA yang menjadi obyek
meliputi
ini,
penelitian
sikap guru terhadap siswa belajar, sikap
dalam membelajarkan siswa, sikap guru terhadap
dan situasi belajar-mengajar yang menuntut
akan
guru
program
keterlibatan
13
siswa. Selanjutnya baik kadar CBSA maupun kualitas
belakang pribadi guru dan sikapnya terhadap CBSA
bangannya
sosial
banyak dipengaruhi pula oleh latar
latar
perkem-
belakang
sekolah tempat guru dan siswa berinteraksi. Diper-
kirakan akan terjadi keragaman perkembangan dari
ketiga
faktor yang diteliti tersebut, yakni kadar CBSA, kualitas
latar belakang pribadi guru dan sikapnya terhadap CBSA di
lihat dari perbedaan strata latar belakang sosial sekolah.
Perbedaan strata latar belakang sosial sekolah per
lu diperhatikan dalam penelitian ini, karena
di lokasi
penelitian
masyarakat
merupakan masyarakat majemuk. Sis
tem sosial yang ada di pedesaan dan kota kecil,
berbeda
dengan yang ada di perkotaan. Oleh karena itu dalam pene
litian ini, seluruh daerah penelitian dibedakan
menjadi
dua strata yakni: strata J. : adalah SMA Negeri I (Kota Ma-
dya Manado); dan strata 2 : adalah SMA Negeri TFondano dan
SMA Negeri Girian (Kabupaten Minahasa).
Demikian dalam penelitian ini, masalah CBSA
proses belajar-mengajar pendidikan umum
selain
dalam
meneliti
tarafnya, juga akan dianalisis kecenderungannya
dilihat
dari latar belakang pribadi guru dan sikap guru
terhadap
CBSA. Lalu aspek-aspek ketiga faktor yang diteliti terse
but yakni kadar CBSA, latar belakang pribadi guru dan si
kap guru terhadap CBSA
dianalisis keragamannya
dilihat
dari perbedaan strata latar belakang sosial sekolah tempat
14
guru mengajar. Dari rumusan masalah dan penjabarannya se
perti dikemukakan inilah
diturunkan beberapa
pertanyaan
sebagai berikut.
1• Bagaimana kadar CBSA dalam keseluruhan
belajar-mengajar pendidikan umum pada
proses
ketiga SMA Negeri
yang menjadi obyek penelitian ?
2. Bagaimana latar belakang pribadi guru pendidikan
umum itu
dalam hubungan dengan pelaksanaan tugas
meng
ajar pada ketiga SMA Negeri tersebut ?
3. Bagaimana sikap guru-guru tersebut terhadap
nerapan prinsip-prinsip, CBSA
dalam keseluruhan
pe-
proses
belajar-mengajar pendidikan umum ?
4. Bagaimana pemunculan kadar CBSA dalam keseluruh
an proses belajar-mengajar pendidikan umum itu,
dilihat
dari kualitas aspek-aspek latar belakang pribadi guru dan
sikapnya terhadap CBSA; dan adakah pula ragam kualitas penampilan aspek-aspek ketiga faktor yang diteliti tersebut
dilihat dari perbedaan strata latar belakang sosial seko
lah ?
Berdasarkan keempat pertanyaan
tersebut, maka
pe
Pertama. menganalisis tentang kadar CBSA dalam
ke
nelitian ini membataei diri pada:
seluruhan proses belajar-mengajar pendidikan umum pada ke
tiga SMA Negeri yang menjadi obyek penelitian yakni
SMA
Negeri I Manado, SMA Negeri Tondano dan SMA Negeri Girian
15
Kabupaten Minahasa.
Kedua. menganalisis tentang kualitas latar belakang
pribadi guru pendidikan umum tersebut dalam hubungan deng
an pelaksanaan tugas mengajar.
Ketiga. menganalisis tentang
guru terhadap CBSA
kecenderungan
sikap
dalam proses belajar-mengajar
pendi-
didikan umum.
Keempat, menganalisis
lam proses belajar-mengajar
kecenderungan kadar CBSA da
pendidikan umum dilihat
da
ri kualitas latar belakang pribadi guru dan sikapnya ter
hadap CBSA;
pek
dan menganalisis
kadar CBSA,
ragam pemunculan aspek-as
ragam kualitas aspek-aspek latar
bela
kang pribadi guru dan ragam kecenderungan aspek-aspek si
kap guru terhadap CBSA,
dilihat dari perbedaan latar be
lakang sosial sekolah.
C.
Tu.luan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan
oleh gambaran tentang
kadar CBSA
untuk memper
dalam proses
belajar-
mengajar pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yang men
jadi obyek penelitian, yakni SMA Negeri I Manado, SMA Ne
geri Tondano dan SMA Negeri Girian Kabupaten Minahasa.
Gambaran tentang kadar CBSA tersebut lalu dilihat hubungannya dengan faktor-faktor latar belakang
pribadi
dan sikapnya terhadap CBSA. Secara lebih khusus,
tian ini bertujuan untuk memperoleh
informasi
guru
peneli
tentang
16
kecenderungan
kadar CBSA yang terjadi
dalam keseluruhan
proses belajar-mengajar pendidikan umum dan mengidentifikasi unsur-unsur yang diduga menunjang pemunculan
kadar
CBSA
bertu
tersebut. Lain dari pada itu penelitian ini
juan untuk memperoleh gambaran cara masing-masing sekolah
meningkatkan mutu proses belajar-mengajar pendidikan umum.
Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
maka
untuk
hal-hal sebagai berikut ini.
1• Memberikan informasi
yang jelas tentang
CBSA yang terjadi dalam keseluruhan proses
kadar
belajar-meng
ajar pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yang
menjadi
obyek penelitian. Berdasarkan informasi tersebut, maka da
pat direncanakan upaya peningkatannya.
2. Mengungkapkan masalah kadar CBSA yang
cenderung
rendah pada ketiga SMA Negeri yang menjadi obyek
tian dilihat dari kualitas latar belakang pribadi
dan sikapnya terhadap CBSA. Hal inipun lebih
tuk meningkatkan
kadar CBSA
jalan melakukan pembinaan
peneli
guru,
membantu un
secara lebih terarah dengan
guru pendidikan umum pada
ke
tiga SMA Negeri tersebut.
3. Mengungkapkan ragam kadar CBSA, ragam
kualitas
latar belakang pribadi guru dan ragam kecenderungan sikap
guru terhadap CBSA dilihat dari latar belakang sosial se
kolah tempat guru mengajar. Informasi tersebut juga perlu
17
mendapat perhatlan sebagai bahan masukan bagi fihak-fihak
penyelenggara pendidikan dalam rangka pembinaan guru pen
didikan umum sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah.
4. Memberikan informasi tentang peranan guru di da
lam keseluruhan proses belajar-mengajar pendidikan
umum
dengan menggunakan strategi CBSA. Peranan tersebut mengim-
plikasikan
tentang pengetahuan dan kemampuan teknik apa-
kah yang perlu dimiliki guru untuk dapat menerapkan stra
tegi CBSA
serta suasana yang bagaimana perlu
diciptakan
dalam kegiatan belajar-mengajar tersebut. Dengan demikian
informasi ini dapat pula member! manfaat bagi para penye
lenggara pendidikan, khususnya dalam perencanaan
kuriku
lum di lembaga pendidikan guru.
5. Menyajikan masalah-masalah lainnya yang
berhu-
bungan dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) yang
perlu
mendapat perhatlan untuk penelitian lebih lanjut. Peneli
tian tersebut dapat pula berupa pengujian kembali hal-hal
yang diperoleh dari penelitian ini
atau penelitian untuk
masalah baru yang muncul dengan wilayah populasi yang le
bih luas.
D. Alasan Pemilihan Masalah yang Diteliti
Alasan-alasan yang mendasari pemilihan masalah
ka
dar CBSA dalam proses belajar mengajar pendidikan umum se
bagai obyek penelitian dapat diterangkan sebagai berikut.
1. Strategi
pengajaran dengan
menggunakan
CBSA
18
merupakan salah satu masalah yang aktual dalam bidang pen
didikan di sekolah dan menarik untuk dilakukan
annya, terutama
dalam pengembangan sumber daya
penelitimanuala
Indonesia.
2. Masalah kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar
pendidikan umum dinilai cukup terbatas karena hanya menelaah salah satu aspek dari sekian banyak aspek permasalah
an CBSA, yakni meninjau dari segi tarafnya saja, lalu di
lihat hubungannya dengan faktor guru sebagai
unsur pelak
sana pengajaran,
3. Di Indonesia penelitian tentang masalah CBSA da
lam proses belajar-mengajar pada setiap jenjang pendidik
an,
masih sangat kurang dilakukan. Oleh karena itu mela
lui
penelitian ini diharapkan dapat diungkapkan permasa-
lahannya
khususnya pada sekolah-sekolah yang menjadi ob
yek penelitian. Dengan jalan ini dapat diperoleh umpan ba-
lik bagi peningkatan efektifitas pelaksanaan
pengajaran.
4. Dewasa ini banyak usaha dari berbagai pihak
tuk menanggulangi permasalahan di bidang pendidikan,
tapi
tampak usaha-usaha tersebut belum memberikan
yang diharapkan.
dan diteliti
berikan
un
tehasil
Dalam hubungan dengan ini, perlu dicari
konsep lainnya yang diperkirakan akan
mem
lebih banyak kemungkinan untuk memperbaiki
kua
litas pendidikan.
Di sini tampak betapa pentingnya masa
lah CBSA didalami dan ditekuni secara sungguh-sungguh dan
19
penuh kesadaran, sehingga benar-benar dapat
dipraktekkan
dalam pelaksanaan tugas mengajar sehari-hari.
5. Pada beberapa tahun terakhir ini, gagasan
ten
tang strategi pengajaran dengan menggunakan CBSA
banyak
mendapat perhatlan pemerintah, dan memberlakukan
sebagai
bagian dari usaha pembaharuan pengajaran di Indonesia.
Hal ini antara lain dilakukan dengan jalan mengintegrasikan CBSA tersebut ke dalam kurikulum sekolah pada seluruh
jenjang pendidikan. Sebagai guru, maka penelitian ini dipandang sebagai respons yang positip terhadap usaha peme
rintah tersebut, dan dapat memberikan masukan
informasi
untuk kepentingan pelaksanaan di sekolah-sekolah.
6. Penelitian tentang masalah CBSA dalam proses bel
ajar-mengajar pendidikan umum,
belum pernah dibahas oleh
siswa lainnya. Oleh karena itu, hasil penelitian ini
di
harapkan dapat menyajikan informasi ilmiah yang baru, dan
sebagai masukan yang bermanfaat bagi para
penyelenggara
pendidikan khususnya yang membidangi program
pendidikan
umum.
E. Kedudukan Studi dan Wilavah Masalah Penelitian
Secara operasional, pelaksanaan program
pendidikan
umum di sekolah mencakup empat unsur pokok ialah: kuriku
lum, proses belajar-mengajar, lingkungan atau situasi dan
evaluasi.
Semua unsur itu satu sama lain saling
bungan dan membentuk
wilayah masalah program
berhu-
pendidikan
20
umum dalam sistem pendidikan di sekolah.
Ini berarti bah
wa program pendidikan umum dalam konteks pendidikan seko
lah merupakan permasalahan yang kompleks, sehingga banyak
penelitian yang dapat dilakukan. Oleh karena itu
tian
peneli
dalam penulisan tesis ini, lebih memusatkan
perha
tlan pada salah satu segi wilayah permasalahan itu, yakni
yang berhubungan dengan
Komponen proses
komponen proses belajar-mengajar.
belajar-mengajar itu pun mencakup
ruang
lingkup telaahan yang luas, karena banyak aspek yang terkait di dalamnya.
Dalam hubungan ini, maka
penelitian dalam
rangka
studi SZ ini mengambil salah satu aspek dari komponen pro
ses belajar-mengajar itu
cara lebih khusus lagi
yakni metode mengajar, dan
tentang kadar CBSA
belajar-mengajar pendidikan umum.
pendidikan umum yang dimaksudkan
dalam
se
proses
Dalam penelitian
dibatasi khusus
ini,
untuk
empat bidang studi kelompok pengajaran afektif yakni: pen
didikan agama, PMP, pendidikan olahraga/kesehatan dan pen
didikan kesenian
sesuai dengan kurikulum SMA 1975,
menjadi kelompok bidang studi dalam program inti
lalu
kuriku
lum SMA 1984.
Kadar CBSA
pakan
seperti yang dikemukakan di atas, meru
salah satu indikator untuk menilai keberhasilan ke
giatan belajar-mengajar pendidikan umum di sekolah. Dalam
hubungan ini Lee Shulman (Wittrock, 1986: 6)
menyebutnya
21
sebagai variabel proses. Oleh karena itu dapat dinyatakan
bahwa studi ini ada di dalam bidang proses
a.iar khususnya proses belajar-menga.lar
bela.1ar-meng-
pendidikan umum.
Sedangkan yang menjadi wilayah masalah penelitian.
yang berkenaan dengan kadar CBSA
mengajar pendidikan umum.
dalam proses
yaitu
belajar-
Kadar CBSA tersebut dapat
di
amati melalui perilaku siswa belajar dan guru mengajar.
Kadar CBSA
itu lalu dilihat
dalam hubungannya dengan la
tar belakang pribadi guru dan sikapnya terhadap CBSA. Se
dangkan
ragam yang terjadi berkenaan dengan
pemunculan
ketiga faktor yang diteliti tersebut, dilihat dari
belakang sosial sekolah
latar
tempat guru mengajar.
Secara visual, wilayah masalah penelitian yang
lakukan itu
dapat diragakan seperti
halaman 21.
Bagan tersebut menunjukkan bahwa masalah ka
dar CBSA itu merupakan bagian terpadu
dalam Bagan 1
di
dari
pada
keseluruhan
proses belajar-mengajar. Kadar CBSA tersebut diperkirakan
sangat ditentukan
badi guru
baik oleh kualitas latar belakang pri
maupun sikap guru terhadap CBSA tersebut.
munculan kadar CBSA
dan kualitas latar belakang
Pe
pribadi
guru serta sikap guru terhadap CBSA itu pun sedikit
ba
nyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial sekolah
sebagai
wadah terjadinya interaksi itu. Wilayah masalah
peneli
tian ini selanjutnya
pola penelitian
dijadikan landasan untuk menentukan
yang dilakukan.
21
WILAYAH MASALAH PENELITIAN
Bagan 1: Wilayah Masalah dan Faktorfaktor yang diteliti
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan pro-
sedur yang dilakukan
dalam penelitian sebagai berikut.
1. Rancangan penelitian. Bagian ini menjelaskan tu
juan khusus penelitian, pertanyaan-pertanyaan
penelitian,
populasi dan sampel penelitian, metode penelitian dan teknik pengumpulan data, pedoman pengolahan data, faktor-fak
tor yang diteliti dan alat pengumpul data.
2. Pelaksanaan dan hasil penelitian.
Dalam bagian
ini dikemukakan (a) pelaksanaan pengumpulan data meliputi
persiapan penelitian
dan pengumpulan data
lapangan;
(b) proses pengolahan data penelitian, meliputi pengolah
an data dan penyajian
(c) pembahasan
keseluruhan
hasil penelitian; dan
hasil penelitian.
3. Kesimpulan. implikasi. dan rekomendasi. Kesimpul
an dibuat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
peneliti
an, dan implikasi dilakukan sebagai kegiatan tindak
lan
jut penelitian, sedangkan rekomendasi memuat gagasan yang
perlu dilakukan berkenaan dengan masalah yang diteliti.
A. Rancangan Penelitian
1• Tu.luan Khusus Penelitian
Sesuai dengan ruang lingkup masalah dan tujuan umum
penelitian sebagaimana telah dikemukakan pada Bab I, maka
87
88
secara lebih operasional tujuan penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut.
a. Memperoleh gambaran mengenai kadar CBSA yang ter
jadi dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum
pada
ketiga SMA Negeri yang menjadi obyek penelitian.
b. Memperoleh gambaran mengenai latar belakang pri
badi guru pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yang men
jadi obyek penelitian.
c. Memperoleh gambaran mengenai kecenderungan sikap
guru pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri terhadap CBSA.
d. Memperoleh gambaran mengenai
kecenderungan
ka
dar CBSA tersebut dalam proses belajar-mengajar pendidik
an umum, dilihat dari latar belakang pribadi guru dan si
kapnya
terhadap CBSA.
e. Memperoleh gambaran mengenai ragam kadar CBSA da
lam proses belajar-mengajar, ragam kualitas latar belakang
pribadi guru, dan ragam kecenderungan sikap guru terhadap
CBSA dilihat dari strata latar belakang sosial sekolah.
2. Asumsi-asumsi vang Digunakan dalam Penelitian
Beberapa asumsi yang menjadi landasan dalam
pene
litian ini dikemukakan sebagai berikut.
a. Upaya mewujudkan manusia seutuhnya antara
lain
menuntut perbalkan mutu proses belajar-mengajar pendidik
an umum di sekolah-sekolah, dengan jalan mengintegrasikan
strategi CBSA
dalam sistem penyampaian
pengajaran.
89
Hal ini dilakukan dengan tujuan, (1) dapat
meningkatkan
keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam proses bel
ajar-mengajar pendidikan umum, (2) dapat meningkatkan kua
litas dan kuantitas pencapaian pengetahuan dan
pembinaan
ketrampilan, pembinaan nilai dan sikap siswa.
b. Adanya pengetahuan tentang strategi
dengan menggunakan CBSA
yang telah dikembangkan baik se
cara teoritis maupun empiris, dapat
landasan titlk tolak
pengajaran
dijadikan
sebagai
dalam rangka studi tentang
masalah
kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum.
c. Pemunculan kadar CBSA dalam proses belajar-meng
ajar pendidikan umum, sangat dipengaruhi oleh
kesediaan
guru untuk menerapkan prinsip-prinsip CBSA itu.
Prinsip-
prinsip CBSA tersebut menampak dalam dimensi subyek didik,
dimensi guru sebagai fasilitator, dimensi program
penga
jaran
di da
dan dimensi situasi belajar-mengajar yang
lamnya terjelma
hubungan guru-murid yang intim.
d. Jika guru relatif tidak mengalami
ketidak sera-
sian kognisi atau tidak mengalami konflik berkenaan deng
an keharusan penggunaan
strategi CBSA dalam proses
bel
ajar-mengajar pendidikan umum, maka guru akan lebih
ber
sikap positif dan bersedia
melaksanakannya. Oleh
itu pemunculan kadar CBSA dalam keseluruhan proses
karena
bela
jar-mengajar pendidikan umum cenderung tinggi.
e. Jika guru relatif mengalami ketidak
seimbangan
90
atau ketidak serasian kognisi berkenaan dengan
keharusan
penggunaan strategi CBSA dalam proses belajar-mengajar ma
ka guru akan lebih bersikap
negatif dan ragu-ragu melak
sanakannya. Oleh karena itu pemunculan kadar CBSA,
dalam
keseluruhan proses belajar-mengajar pendidikan umum
tam
pak cenderung rendah.
f. Penggunaan
strategi CBSA dalam proses
mengajar pendidikan umum, merupakan suatu usaha
belajar-
pembaha
ruan dalam pengajaran, yang dalam pelaksanaannya di seko
lah banyak ditentukan oleh mutu latar belakang pribadi gu
ru sebagai pelaksananya. Latar belakang pribadi guru
itu
berkaitan erat dengan taraf pendidikan, latihan atau
pe
nataran yang pernah diikuti, pengalaman mengajar
menjadi guru, kebiasaan
selama
membina diri dan dorongan
untuk
berprestasi dalam mengajar.
g. Perkembangan suatu daerah pemerintahan mempenga
ruhi terhadap laju perembesan gerakan pembaharuan
penga
jaran. Status daerah pemerintahan dapat menimbulkan ragam
laju perembesan itu. Salah satu faktor yang dominan dapat
dljadikan tolok ukur,
yaitu daerah
sar atau kota madya, kota
pemerintahan kota be
kabupaten dan kota kecil,
di
wilayah kecamatan.
3. Pertanyaan Pemandu Penelitian
Berdasarkan rumusan dan pembatasan masalah
yang telah dikemukakan, maka
pada bagian
seperti
ini diturunkan
91
beberapa pertanyaan penelitian.
Pertanyaan tersebut
maksudkan sebagai pedoman dalam melaksanakan studi,
di
agar
eksplorasi data berkenaan dengan masalah yang diteliti da
pat dilakukan secara
sistematik dan terarah.
Pertanyaan
penelitian yang dimaksudkan adalah sebagai berikut.
Masalah 1, Pemunculan kadar CBSA dalam proses
bel-
a.1ar-menga.1ar pendidikan umum di SMA:
(1) Bagaimana keterlibatan siswa SMA dalam
keseluruhan
kegiatan belajar-mengajar pendidikan umum ?
(2) Bagaimana kegiatan belajar eksperimensial yang dialami siswa SMA tersebut dalam proses belajar-mengajar ?
(3) Bagaimana pra-karsa siswa SMA dalam keseluruhan
ke
giatan belajar-mengajar pendidikan umum ?
(4) Bagaimana praktek guru SMA dalam pelaksanaan
kegiat
an belajar-mengajar pendidikan umum tersebut berkena
an dengan peranannya sebagai fasilitator ?
(5) Bagaimana kebiasaan guru pendidikan umum dalam
meng
gunakan multi media sehubungan dengan pelaksanaan tu
gas mengajar dengan strategi CBSA ?
Masalah £,
Kualitas latar
belakang pribadi
guru
pendidikan umum:
(1) Bagaimana tingkat pendidikan yang dicapai guru pendi
dikan umum pada SMA yang menjadi obyek penelitian ?
(2) Bagaimana partisipasi guru pendidikan umum
dalam kegiatan penataran dan latihan guru ?
tersebut
92
(3) Bagaimana pengalaman mengajar sebagai
guru
bidang
studi program pendidikan umum ?
(4) Bagaimana kebiasaan guru dalam membina diri,
sehu
bungan dengan pelaksanaan tugas mengajar ?
(5) Bagaimana kemampuan guru program pendidikan umum da
lam pelaksanaan tugas mengajar ?
(6) Bagaimana motivasi
guru dalam usaha perbaikan
mutu
mengajar ?
Masalah J>, Kecenderungan sikap guru pendidikan umum
terhadap CBSA:
1) Bagaimana sikap guru terhadap CBSA
dilihat dari
segi
manfaat dan fungsinya dalam pendidikan di sekolah ?
2) Bagaimana sikap guru terhadap penerapan prinsip
dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum
dari unsur
3) Bagaimana
CBSA
dilihat
siswa yang belajar ?
sikap guru terhadap penerapan prinsip
dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum
CBSA
dilihat
dari unsur guru yang mengajar ?
4) Bagaimana sikap guru terhadap penerapan prinsip
CBSA
dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum, dilihat
dari tuntutan perbaikan mutu program pengajaran ?
5) Bagaimana sikap guru terhadap
penerapan prinsip
CBSA
dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum, dilihat
dari
tuntutan perbaikan situasi belajar-mengajar, se
hingga siswa dapat belajar dengan baik ?
93
Masalah j±, Hubungan antar faktor:
(1) Dalam kondlsi yang bagaimana, faktor-faktor latar be
lakang pribadi guru dan sikap guru terhadap CBSA
pat menunjang
(2) Apakah ragam
da
pemunculan kadar CBSA yang tinggi ?
kadar CBSA dalam proses
belajar-meng
ajar, ragam kualitas latar belakang pribadi guru, dan
ragam kecenderungan
sikap guru terhadap CBSA,
dapat
dijelaskan oleh perbedaan strata latar belakang sosi
al sekolah ?
4. Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini mengambil populasi permasalahan men
cakup semua karakteristik-karakteristik tentang:
(a) Ka
dar CBSA dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum pa
da SMA-SMA yang menjadi obyek penelitian, (b) Latar bela
kang pribadi guru pendidikan umum
dan (c) Sikap guru ter
hadap penerapan prinsip-prinsip CBSA dalam proses belajarmengajar. Sedangkan
yang menjadi sampel penelitian, men
cakup semua hal yang mewakili karakteristik-karakteristik
populasi penelitian itu,
Studi ini lebih mengarahkan perhatlan pada segi kua
litas faktor-faktor yang diteliti, sehingga
mengharuskan
pembatasan obyek penelitian. Sehubungan dengan itu, dite
tapkan tlga SMA Negeri di Kota Madya Manado dan Kabupaten
Minahasa. SMA-SMA yang dimaksudkan dalam penelitian
ialah SMA Negeri I Manado, (Kota Madya Manado),
dan
ini,
SMA
94
Negeri Tondano dan SMA Negeri Girian,
sa). Alasan pemilihan ke tiga SMA
(Kabupaten Minaha
tersebut dapat dijelas-
kan sebagai berikut ini:
SMA Negeri I Manado dipilih. karena berada di Kota
Madya
Manado dan sebagai ibu kota Propinsl, kwalifikasi sekolah:
baik. SMA Negeri Tondano dipilih, karena berada
di Kota
Kabupaten, kwalifikasi sekolah: baik. SMA Negeri Girian di
pilih karena berada di Kota Kecil (Kecamatan),
kwalifi
kasi sekolah: sedang.
Sumber data
primer
dalam penelitian ini,
terdirl
dari semua guru pendidikan umum pada ke tiga SMA
Negeri.
Guru pendidikan umum yang dimaksudkan ialah: guru
pendi-
agama, guru PMP, guru pendidikan olah raga/kesehatan
dan
guru pendidikan kesenian.
ke
Guru pendidikan umum pada
tiga SMA ini, berjumlah 38 orang, yakni SMA Negeri I:
15
orang; SMA Negeri Tondano: 14 orang dan SMA Negeri Girian:
9 orang. Dari jumlah tersebut yang dljadikan sampel pene
litian sebanyak 21 orang, yakni 50% dari jumlah populasi.
Dengan demikian yang menjadi sumber data primer pada SMA
yang dljadikan obyek penelitian ini dapat dirinci sebagai
berikut: SMA Negeri I, 9 guru, SMA Negeri Tondano, 8 guru
dan SMA Negeri Girian, 4 guru. Jumlah sumber data
primer
sebanyak 21 orang dianggap memadal, karena penelitian ini
masih bersifat penjajakan.
Sedangkan yang menjadi sumber data sekunder terdiri dari:
95
para kepala sekolah, guru sejawat
yang banyak mengetahui
perilaku guru pendidikan umum. Dokumen sekolah juga dijadikan sebagai sumber data, karena banyak memuat informasi
tentang data guru dan persiapan mengajarnya.
5. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan ialah metode
kriptif. Disebut penelitian deskriptif
karena
des
sifatnya
untuk mengungkapkan keadaan nyata yang berlangsung di la
pangan. W. Surakhmad
(1982 : 139) mengemukakan ciri-ciri
metode deskriptif sebagai berikut: "1. Memusatkan diri pa
da pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang,
pada masalah-masalah yang aktual. 2. Data yang
dikumpul-
kan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian
dianali-
sa". Pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas
hanya
sampai pada pengumpulan data, tetapi meliputi analisa dan
interpretasi tentang arti data itu.
Sehubungan dengan penelitian ini, metode deskriptif
digunakan untuk menelaah fenomena-fenomena tentang perma
salahan dari ketiga faktor yang diteliti yakni kadar CBSA
dalam proses belajar-mengajar, sikap guru terhadap
CBSA,
dan latar belakang pribadi guru. Selain dari pada itu di
gunakan untuk menelaah persamaan dan perbedaan
fenomena
tersebut dilihat dari perbedaan strata latar belakang so
sial sekolah. Sebagai suatu
penelitian
akademik
untuk
96
tesis, digunakan pula studi kepustakaan untuk meletakkan
dasar kerangka teori tentang masalah yang diteliti dan ke-
rangka acuan untuk membahas hasil-hasil penelitian.
b. Teknlk Pengumnul D&ta
Dalam penelitian ini alat pengumpul data utama ada
lah angket, sedangkan wawancara dan observasi sebagai pelengkap. Penggunaan angket dimaksudkan agar diperoleh da
ta yang lebih spesifik tentang permasalahan yang diteliti
meliputi (1) Data kadar CBSA dalam PBM pendidikan umum se
perti: keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar,
belajar eksperimensial, prakarsa siswa, guru sebagai
fa
silitator dan penggunaan multi media. (2) Data latar bela
kang pribadi guru seperti: pendidikan dan latihan, penga
laman kerja guru, kebiasaan guru dalam membina diri,
mampuan dan motivasi guru dalam pelaksanaan tugas
ke
menga
jar. (3) Data sikap guru terhadap CBSA seperti: penerapan
CBSA dalam pendidikan umum, keaktifan siswa dalam belajar,
peran guru sebagai fasilitator, isi program
pengajaran
yang berorientasi pada keaktifan siswa, dan penciptaan si
tuasi
belajar-mengajar yang berorientasi pada CBSA.
Untuk
menjarlng data tersebut,
disediakan
kemungkinan jawaban,
kup memilih
salah jawaban yang
maka setiap item
angket
sehingga para guru
cu
paling sesuai.
Selanjutnya wawancara digunakan untuk mengetahui da
ta
yang bersifat emic menurut pandangan responden,
atau
97
tempat guru bekerja,
pendidikan dan pengalaman kerja gu
ru, kebiasaan guru dalam membina diri dan dorongan
berprestasi dalam mengajar.
Dari segi sikap
untuk
guru, yang
ingin dicapai ialah bagaimana sikap guru terhadap penerap
an CBSA dalam proses belajar-mengajar, sikap guru
terha
dap siswa belajar dan memperlakukannya dalam belajar, si
kap guru terhadap pengelolaan program pengajaran dan pen-
ciptaan situasi belajar-mengajar berdasarkan prinsip CBSA.
Sedangkan observasi dilakukan terutama dengan tujuan
un
tuk memperoleh data tentang perilaku guru mengajar,
dan
siswa belajar pada waktu pelajaran berlangsung.
6. Pedoman Pengolahan Data
Proses pengolahan data dalam penelitian ini
adalah
menggunakan pendekatan kualitatif. Artinya data yang
di
peroleh dari hasil angket atau yang diperoleh melalui wawancara dan observasi, dianalisis berdasarkan
langkah-
langkah analisis data seperti yang berlaku pada peneliti
an kualitatif. Analisis data tersebut dilakukan secara in-
duktif dan "... ini dapat disamakan dengan content analy
sis, yang tujuannya adalah membuat
informasi-informasi
yang berhasil dihimpun itu menjadi jelas dan
membuatnya
menjadi eksplisit" (Subino Hadisubroto, 1988: 15). Dengan
demikian penelitian ini tidak menggunakan analisis secara
kuantitatif. Artinya, dalam memperoleh pemahaman dan peng-
hayatan terhadap pokok-pokok
permasalahan yang
diteliti
98
tidak menggunakan formula-formula statistik. Oleh
itu
karena
dalam penelitian ini tidak digunakan pengujian hipo-
tesis seperti lasimnya
pada penelitian kuantitatif.
Prosedur analisis data kualitatif ini dilakukan se
cara bertahap seperti yang dikemukakan oleh (S. Nasution,
1988 :129) meliputi "...(1) reduksi data, (2) display da
ta, (3) mengambil kesimpulan dan verifikasi". Jika
dilu-
kiskan secara model alur maka tahap-tahap analisis
data
tersebut dibuat sebagai berikut
Bagan 6.
Periode pengumpulan data
i-
Pereduksian Data
Antisipasi
Selama
Pasca
Penyajian Data
Selama .
s
Pasc
UMUM DILIHAT DARl LATAR BELAKANG PRIBADI
GURU DAN SIKAPNYA TERHADAP CBSA
(Studi Deskriptif-Anaiitik tentang Kadar CBSA dalam
PBM Pendidikan Umum pada Beberapa SMA Negeri
di Kota Madya Manado dan Kabupaten Minahasa )
T ESI S
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis Institut Keguruan
dan llmu Pendidikan Bandung untuk Memenuhi Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Magister llmu Kependidikan
dalam Bidang Pendidikan Umum
Oleh
:
DRS. LAMBERTUS SASUBE
No. Pokok
FAKULTAS
INSTITUT
: 493/G/XVI-8
PASCA
KEGURUAN
DAN
SARJANA
IL.MU
BANDUNG
19
8
9
PENDIDIKAN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH TIM PEMBIMBING
SANUSI S.H..M.P.A.
PROF. DR. H. ACH
PROF. DlV H. ENGKOSWARA M.Ed.
Pembimbing II
DR. M.I. SOELAEMAN
Pembimbing III
FAKULTAS
INSTITUT
PASCA
KEGURUAN
DAN
SARJANA
ILMU
BANDUNG
19 8
9
PENDIDIKAN
TANDA PERSETUJUAN UNTUK MENEMPUH UJIAN
TAHAP II (AKHIR), DARI TIM PENGUJI
Mengetahui/menyetujui:
1. Pembimbing/Penguji,
4. Pembimbing/Penguji,
Prof. Dr. fa. Achmad Sanusi
2. Pembimbing^enguji,
Prof. Dr. S. Nasution
5. Pembimbing/Penguji,
Engfcoswara M.Ed—Dr.. M.XTSQelaeman
iji,
Prof.
Dr. M.D.
6. Pembimbing/Penguji,
Dahlan
7. Koordinator Btdang Studi,
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1989
demikian juga kita dapat bersuka cita
pada waktu kita mengalami kesulitan
dan cobaan,
baik
sebab kita
tahu hal itu
bagi kita karena menolong
kita
belajar bersabar
roma 5
dengan kasih dan terima kasih
bagi kalian: isteriku emma dan
anak-anakku meity, suny, nansy
yang tercinta;
serta
kepada ibu dan
bapak
guru sekolah menengah atas agen
pembangunan dan modernisasi.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
i
UNGKAPAN RASA TERIMA KASIH
v
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
BAB
I.
PERMASALAHAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Masalah Penelitian
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
14
D. Alasan Pemilihan Masalah yang Diteliti ....
16
E. Kedudukan Studi dan Wilayah Masalah Peneli
tian
II.
•
18
PERANAN GURU DALAM PENERAPAN STRATEGI CBSA DA
LAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PENDIDIKAN UMUM ..
ZZ
A. Kedudukan Pendidikan Umum dalam
di Sekolah
ZZ
Pendidikan
1. Pengertlan dan Tujuan Pendidikan Umum ..
ZZ
2. Pendidikan Umum dalam Program Pendidikan
di Sekolah
32
B. Konsep Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
lam Proses Belajar-Mengajar
da
35
1. Pengertian CBSA
35
2. Beberapa Pendekatan dalam Meninjau Kadar
CBSA dalam Proses Belajar-Mengajar
37
3. Prinsip-prinsip CBSA yang Menggambarkan
Kadar Keterlibatan Siswa
dalam
Proses
Belajar-Mengajar
4. Rambu-rambu CBSA untuk Menentukan
Zf/+
Kadar
CBSA dalam Suatu Proses Belajar-Mengajar
dan Cara Penilaiannya
51
xi
BAB
Halaman
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
dalam Proses Belajar-Mengajar
Kadar CBSA
59
1. Latar Belakang Pribadi Guru
61
2. Sikap Guru terhadap CBSA
68
3. Penilaian Latar Belakang Pribadi
dan Sikap Guru terhadap CBSA
III.
Guru
75
D. Beberapa Hasil Penelitian yang Relevan ....
77
E. Kesimpulan Hasil Studi Kepustakaan dan
sil Penelitian yang Relevan
81
Ha
PROSEDUR PENELITIAN
87
A. Rancangan Penelitian
87
1. Tujuan Khusus Penelitian
87
2. Asumsi-asumsi yang Digunakan
dalam
Pe
nelitian
88
3. Pertanyaan Pemandu Penelitian
90
If. Populasi dan Sampel Penelitian
5. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpul
93
an Data
6. Pedoman Pengolahan Data
7. Faktor-faktor yang Diteliti
Pengumpul Data
95
97
dan
B. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian
IV.
Alat
103
107
1• Pelaksanaan Pengumpulan Data
107
2. Proses Pengolahan Data Penelitian
109
3. Hasil Penelitian
112
C. Pembahasan Hasil Penelitian
146
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
170
A. Kesimpulan Hasil Penelitian
170
B. Implikasi Hasil Penelitian
174
C. Rekomendasi
187
D. Keterbatasan Penelitian
191
xii
BAB
Halaman
DAFTAR PUSTAKA
194
LAMPIRAN-LAMPIRAN
200
A. Instrumen dan Data Hasil Penelitian
201
B. Reduksi dan Display Data serta Kesimpulan .
225
C. Rangkuman Tesis
252
D. Surat-surat Izin/Rekomendasi untuk
Melakukan Penelitian
259
E. RLwayat Hldup Penulis
260
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Faktor-faktor yang Diteliti dan Alat
pul Data
Pengum104
2. Pemunculan Kadar CBSA dalam Proses BelajarMengajar Pendidikan Umum pada ketiga SMA
Negeri
3. Kualitas
ketiga
Latar Belakang Pribadi
Guru
119
pada
SMA Negeri
126
4. Kecenderungan Sikap Guru terhadap CBSA da
lam Proses Belajar-Mengajar pada ketiga SMA
Negeri
132
5. Pemunculan Kadar CBSA dalam Proses BelajarMengajar dilihat dari Faktor Latar Belakang
Pribadi Guru dan Sikapnya terhadap CBSA
137
6. Ragam Kadar CBSA yang Terjadi dalam Proses
Belajar-Mengajar, Ragam Kualitas Latar Bela
kang Pribadi Guru dan Ragam Sikap Guru terha
dap CBSA antara Strata 1 dengan Strata 2 ....
xiii
144
DAFTAR BAGAN
Bagan
1. Wilayah
Halaman
Masalah dan
Faktor*-faktor
yang
Diteliti
21
2. Pebandingan antara Pendidikan
dan Pendidikan Umum
3. Klasifikasi Kegiatan
Spesialisasi
24
Belajar-Mengajar
4. Berbagai Jenis Interaksi
Belajar-Mengajar ..
5. Rambu-rambu Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA).
6. Unsur-unsur Analisis Data Model Alur
40
42
57
98
7. Prosedur Penelitian dan Pengolahan Data
102
8. Kualitas Fakta ketiga Faktor yang
dan Hubungannya
139
xiv
Diteliti
BAB I
PERMASALAHAN
A.
Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir ini masalah kualitas pendi
dikan di Indonesia selalu menjadi topik pembicaraan
oleh
berbagai pihak yang berkecimpung di dalam dunia pendidik
an. Permasalahan itu banyak dibahas oleh para akhli
pen
didikan, baik dalam pertemuan-pertemuan resmi maupun
da
lam berbagai media massa. Pada umumnya pembahasan dan tulisan tersebut berkesimpulan, bahwa kualitas
pendidikan
di Indonesia masih rendah.
Sungguhpun demikian
pemerintah sejak Pelita perta-
ma sampai akhir Pelita keempat ini, telah berusaha
kukan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan
pendidikan. Upaya tersebut
nen pendidikan
mela-
kualitas
hampir mencakup semua
di antaranya tentang pembaharuan
kompokuriku
lum dan proses belajar-mengajar. Kurikulum SMA 1975
dan
kurikulum SMA 1984 yang telah diberlakukan di sekolah-sekolah dimaksudkan
untuk meningkatkan kualitas
pendidik
an itu. Kualitas pendidikan dapat dianggap tinggi apabila
kemampuan, pengetahuan dan sikap yang dimiliki oleh
para
lulusannya berguna bagi kehidupan mereka selanjutnya, ba
ik untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi
untuk masuk lapangan kerja. Dalam kurikulum SMA
1
maupun
tersebut
yang dimaksud dengan kemampuan
meliputi kecerdasan
ketrampilan. Di sekolah, salah satu program
dan
pendidikan
yang merupakan modal dasar untuk berperan dalam
mewujud-
kan tujuan kurikulum ialah program pendidikan umum.
Ini
mengandung; konsekuensi, bahwa pendidikan umum di sekolah-
sekolah formal
hendaknya dikelola secara benar
dengan
program yang memadai, dan selanjutnya dilaksanakan secara
berpola sesuai dengan kepentingannya dalam sistem
pendi
dikan persekolahan.
Posisi pendidikan umum semakin penting terutama ka
rena semakin lebih terasa meningkatnya kemajuan ilmu
teknologi dewasa ini yang mempengaruhi masyarakat
dan
untuk
berkembang semakin cepat. Perkembangan yang cepat itu ter-
nyata telah banyak mengakLbatkan dampak negatif
pergeseran nilai-nilai
berupa
seperti penghargaan yang
tinggi
akan kehidupan materi dan berkurangnya penghargaan
nilai keagamaan, etika dan sosial budaya dalam hidup
akan
ke-
keluargaan dan masyarakat. Sekaitan dengan masalah perge
seran nilai, Achmad Kosasih Djahiri (1985: Z^) antara la
in mengemukakan "... bahwa akibat modernisasi akan tergeser sejumlah nilai, dengan dampak pengirlngnya yakni
be
rupa pengikisan sejumlah nilai manusiawi kita ...". Dalam
hubungan ini sekolah semakin menonjol peranannya untuk me-
nangkalnya melalui pembinaan sikap dan sistem nilai yang
mantap bagi para siswa. Terlebih
karena peranan
sekolah
sebagai pusat kebudayaan,
maka tugas dan tanggung
jawab
tersebut menjadi lebih penting sebagaimana yang dikemuka
kan oleh Darji Darmodiharjo (1982 : 37)
sebagai berikut:
Dalam pengembangan sekolah sebagai pusat kebuda
yaan, peningkatan mutu pendidikan merupakan salah
satu tujuan utama dalam rangka membangun manusia In
donesia seutuhnya. Tujuan tersebut didukung oleh
terciptanya masyarakat yang gemar belajar, sehingga
sekolah mampu menjadi teladan bagi masyarakat sekitarnya. Untuk upaya peningkatan mutu pendidikan da
lam pengembangan sekolah sebagai
digerakkan
kegiatan-kegiatan
pusat kebudayaan,
sebagai berikut.
(a) Pengembangan logika yang dilakukan
melalui pe-
mupukan sikap siswa, (b) Pengembangan etika yang diarahkan pada pembentukan siswa, (c) Pengembangan es-
tetika, (d) Pengembangan praktika sebagai perwujud-
an paduan
dari pengembangan logika,
estetika
dan
etika.
Terhadap berbagai masalah nilai kehidupan sosial bu-
daya itu, maka sekolah sebagai pusat kebudayaan mempunyai
tanggung jawab
mempersiapkan siswa secara lebih baik la-
gi yakni antara lain melalui perbaikan program pendidikan
umum. Pengertian program pendidikan umum di sini tidak la
in dimaksudkan sebagai rancangan pendidikan yang bersifat
umum dan diikuti oleh semua siswa. Pada tingkat SMA,
se-
suai dengan kurikulum 1975 program pengajaran dalam pendi
dikan umum tersebut terdiri dari Pendidikan Agama,
PMP,
Pendidikan Olahraga/Kesehatan dan Pendidikan Kesenian. Keempat bidang studi tersebut sesuai dengan kurikulum
SMA
1984 diintegrasikan dengan bidang studi lainnya menjadi
program inti. Ini berarti, bahwa keberhasilan
pendidikan
umum itu di sekolah-sekolah antara lain banyak ditentukan
oleh mutu penyelenggaraan pendidikan pada empat bidang stu
di program pendidikan umum tersebut. Artinya guna mewujud-
kan tujuan pendidikan umum secara memadai di sekolah, hendaknya
dimulai dengan jalan memperbaiki mutu proses bela
jar-mengajar. Proses belajar-mengajar yang bermutu
hanya
dapat terjadi apabila penyelenggaraannya berlansung secara
benar, yakni ditandai "... adanya hubungan edukatif
baik antara pendidik dengan anak didik, metode
yang
pendidikan
yang sesuai, sarana dan perlengkapan pendidikan yang mema
dai dan adanya suasana belajar-mengajar yang baik sehingga
proses transformasi nilai dapat berlangsung secara
senang
dan wajar" (Dardji Darmodihardjo, 1978: 7).
Dengan demikian maka
salah satu masalah pokok dalam
program pendidikan umum ialah bagaimana menciptakan proses
belajar-mengajar yang lebih efektif, agar terjadi perubahan yang memiliki makna perkembangan ke arah terbinanya ma
nual a
Indonesia seutuhnya. Ini mengandung konsekuensi bah
wa masalah
proses belajar-mengajar dalam pendidikan
hendaknya dikelola secara baik termasuk metode
yang digunakan.
Hal ini
umum
pendidikan
mengisyaratkan pentingnya
peru-
bahan sistem penyelenggaraan pendidikan di sekolah, antara
lain dengan menggunakan strategi cara belajar siswa
aktif
(CBSA). Artinya, di dalam kegiatan belajar-mengajar siswa
harus terlibat secara aktif
dan diberi tanggung jawab le
bih banyak sehingga proses dalam penyerapan pengetahuan,
pembinaan keterampilan, pembinaan nilai dan sikap berlang
sung lancar. Penggunaan sistem penyajian dengan
strategi
CBSA tersebut didasari oleh anggapan, bahwa di dalam
seluruhan proses belajar-mengajar
siswa adalah
ke
komponen
row-input, sehingga menuntut keterlibatannva secara penuh.
Keterlibatan yang dimaksudkan di sini ialah
keterlibatan
siswa secara mental baik intelektual maupun emosional mes-
kipun untuk mencapai maksud itu dalam banyak hal
syaratkan keterlibatan langsung
diper-
dalam pelbagai bentuk ke-
aktifan fisik.
Di Indonesia, upaya pembaharuan dalam sistem penyam-
paian pengajaran
telah berlaku secara nasional
seperti
yang dikemukakan oleh T. Raka Joni (1980a: iii) yang
an
tara lain menyatakan sebagai berikut.
Upaya dalam rangka pengembangan dan pembaharuan
pendidikan guru yang selama ini ditekuni oleh Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G) antara lain:
Mengembangkan materi dan metodologi pengajaran sesuai dengan yang dibutuhkan oleh kurikulum yang te
lah dibakukan, serta disesuaikan dengan perkembang
an ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal-hal yang dikembangkan antara lain, Metode Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA) dan pengembangan sistem Pendidikan Gu
ru Berdasarkan Kemampuan (PGBK).
Penggunaan strategi CBSA dalam proses belajar-meng
ajar sudah dirintis
oleh Proyek Pengembangan
Pendidikan
Guru (P3G) sejak tahun 1980. Usaha tersebut di antaranya
telah dilakukan melalui instruksi kepada kepala-kepala se
kolah atau melalui penataran-penataran dan buletin pendi
dikan. Melalui usaha ini, maka
sedikit banyak para
guru
pendidikan umum di sekolah-sekolah telah memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu terhadap CBSA. Ini
berarti bahwa gagasan mengenai strategi pengajaran dengan
menggunakan CBSA bagi para guru pendidikan umum bukan sua
tu hal yang baru. Karena sebelum menjadi guru, mereka te
lah memperoleh informasi tentang CBSA itu dalam pendidik
an guru. Oleh karena itu
apabila dilihat dari sudut
ke-
pentingan pendidikan, dinarapkan para guru di sekolah-se
kolah telah menerapkan strategi CBSA tersebut dalam tugas
mengajar sehari-hari secara raemadai. Akan tetapi
keadaan
di sekolah-sekolah tidaklah demikian. Karena dalam
prak-
teknya para guru
walaupun memiliki pengetahuan yang
kup tentang CBSA
tidak selamanya terdorong untuk menerap
kan pengetahuan itu dalam mengajar. Demikian pula
cu-
setiap
usaha pembinaan guru, tidak selalu memberi dampak yang sa
ma terhadap pelaksanaan tugas mengajar sehari-hari.
Hal
ini membawa pemahaman, bahwa hasil suatu usaha tidak
se
lalu tampak dalam kenyataan dengan hasil yang memadai wa
laupun para guru di lapangan telah memperoleh pembinaan.
Banyak faktor
yang ada pada diri pribadi guru dan faktor
kondisi sekolah yang membatasi penerapan CBSA itu
dengan
kadar yang tinggi. Ada guru yang bersikap lebih cepat dan
lebih awal mengadopsi gagasan baru dalam pengajaran,
dan
ada pula yang bersikap lebih lamban. Ini berarti pula bah
wa suatu unsur pembaharuan
dalam bidang pendidikan tidak
selalu diterima dan dilaksanakan dengan hasil yang
mema-
dai oleh para guru karena perintah atasannya. Dengan
mikian menjadi lebih jelas bahwa kadar CBSA dalam
proses belajar-mengajar bukan
de
satu
fenomena yang berdiri sen-
dirl, pemunculannya sangat dipengaruhi oleh berbagai fak
tor di antaranya pribadi guru itu sendirl sebagai
pelak-
sana pengajaran. Gilmore (1974 *17) antara lain menjelaskan
bahwa kemajuan akademik, ternyata sifat-sifat kepri-
badian itu sangat menentukan.
Oleh karena itu
setiap guru agar mampu
melaksana-
kan tugas mengajar dengan kadar CBSA yang tinggi,
perlu
menguasai sejumlah pengetahuan dan memiliki kemampuan tek-
nis
yang tinggi sehingga dapat melaksanakan tugas menga
jar secara benar. Benar dalam arti, mengajar menurut pola-
pola mengajar yang telah teruji keunggulannya dan memili
ki kadar keaktifan siswa yang tinggi. Dardji Darmodihardjo
(1983: 45) antara lain mengemukakan pula bahwa "... seti
ap guru harus memiliki kemampuan profesional yaknl memili
ki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang mendukung profesinya sebagai guru. Ke dalamnya termasuk kemampuan
un
tuk memahami siswa, dasar-dasar pedagogik dan sebagainya".
Di antara faktor-faktor kemampuan profesional guru terse
but, maka faktor sikap guru perlu mendapat perhatlan. Ka
rena bagaimanapun
instruksi dari fihak atasan tentang pe-
nerapan strategi CBSA itu
dalam proses
belajar-mengajar
8
di sekolah-sekolah, sangat ditentukan oleh kesediaan guru
menerima instruksi itu seperti pendapat, keyakinan dan perasaannya. Atas dasar itu, diduga bahwa sikap guru terha
dap CBSA itu merupakan salah satu faktor yang
menentukan
pemunculan kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar
didikan umum. Dalam pengembangannya, baik latar
pen
belakang
pribadi guru maupun sikap guru terhadap CBSA sesungguhnya
adalah merupakan hasil belajar dalam arti luas. Yang
maksud dengan belajar di sini
di-
tidak terbatas pada pendi
dikan di sekolah atau perguruan tinggi saja, tetapi
pendidikan dalam-jabatan guru, seminar, lokakarya
juga
serta
pengalaman menjalankan tugas.
Demikian dengan dilibatkannya faktor latar belakang
pribadi guru dan sikapnya terhadap CBSA, diharapkan dapat
mengungkap masalah kadar CBSA dalam proses
belajar-meng
ajar pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yang
menjadi
obyek penelitian. Di dalam penelaahan ini juga perlu
di-
perhatikan faktor perbedaan lingkungan sosial sekolah ternpat guru mengajar. Hal ini dilakukan karena ada
kecende-
rungan perbedaan pelaksanaan kurikulum di sekolah-sekolah
yang disebabkan oleh faktor sosial budaya,Proyek Pembina
an SPG/SGPLB (1981: 49). Oleh sebab itu penelitian
dilakukan
yang
akan memperhatikan pula faktor perbedaan latar
belakang sosial sekolah tempat guru mengajar yakni
lah yang berada di kota besar/kota madya
seko
dengan sekolah
yang berada di kota kabupaten dan kecamatan.
B. Rumusan Masalah PeneUUfrP
Penelitian ini dipusatkan pada masalah yang dirumus-
kan dalam pertanyaan pokok sebagai berikut: "Bagaimana ka
dar Cara Bela.lar Siswa Aktif (CBSA) dalam proses
belajar-
menga.lar pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yakni SMA
Negeri I Manado, SM MjSS£l iGSjianc; Aa& SM Negeri Girian
Kabupaten Minahasa ?"
Kadar CBSA dalam penelitian ini di-
maksudkan sebagai taraf keaktifan belajar siswa dalam ke
seluruhan proses belajar-mengajar. Pemunculannya tidak da
pat dipisahkan dari keseluruhan kegiatan belajar-mengajar
yang melibatkan baik siswa maupun guru. Kadar CBSA
gai salah satu indikator
seba
untuk menilai keberhasilan peng
ajaran, ternyata mengandung
pengertian yang sangat luas;
dilihat dari segi siswa, CBSA adalah suatu proses kegiat
an yang dilakukan siswa dalam belajar, tetapi dilihat da
ri segi guru, CBSA adalah suatu strategi dalam proses bel
ajar-mengajar yang menuntut aktivitas siswa dalam belajar
(Jasin Muhammad, 1979 : 2). Dari pihak siswa, CBSA terse
but mempunyai aspek internal
yakni mencakup apa yang ter
jadi dalam diri siswa seperti aktivitas dalam sistem
raf yang tidak dapat diamati secara langsung, dan
sa-
aspek
eksternal yakni dalam bentuk perilaku siswa dalam belajar.
Berdasarkan
hal-hal yang dikemukakan di atas, maka
dalam penelitian ini
masalah kadar CBSA
diteliti dengan
10
memperhatikan baik unsur perilaku siswa belajar,
maupun
unsur perilaku guru mengajar. Pada prakteknya kedua unsur
tersebut selalu tampil secara bersama-sama dan
bersifat
interdependent. Artinya kadar CBSA dalam proses
belajar-
mengajar sangat ditentukan baik oleh cara siswa
belajar,
maupun cara guru mengajar. Dengan demikian kadar CBSA da
lam proses belajar-mengajar pendidikan umum merujuk kepa
da dua kualitas tersebut yakni bagaimana taraf
keaktifan
siswa dalam belajar, dan bagaimana kualitas guru mengajar.
Dalam penelitian ini, keaktifan siswa dalam belajar
merujuk kepada berbagai bentuk perilaku slswa dalam bela
jar tersebut yakni meliputi keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar seperti duduk, dengar dan
mencatat
informasi guru, bertanya dan menjawab pertanyaan guru, mem
berikan pendapat atau tanggapan tentang sesuatu hal,
tif dalam kegiatan diskusi atau mengerjakan tugas;
ak
bela
jar dengan pengalaman serta memiliki prakarsa dalam bela
jar. Sudah tentu tidak semua keaktifan slswa dalam
bela
jar tercakup dalam aspek-aspek ini, namun hal-hal yang di-
sebutkan di atas merupakan perilaku siswa dalam
belajar
yang selalu muncul dalam setiap tindak belajar-mengajar.
Selanjutnya mengenai unsur kualitas guru
mengajar,
merujuk pula kepada berbagai bentuk perilaku guru
melaksanakan tugas mengajar yakni meliputi kegiatan
buat disain pengajaran seperti
format
dalam
mem-
belajar-mengajar
11
dan metode mengajar yang digunakan,
bahan pelajaran
tujuan khusus pengajaran yang dikehendaki; atau guru
bagai fasilitator dalam membelajarkan siswa, dan
dan
se
penggu
naan multi media dalam kegiatan belajar-mengajar.
Demikian dalam penelitian ini masalah kadar CBSA ditelaah baik dari unsur keaktifan siswa dalam belajar mau
pun unsur keaktifan guru dalam mengajar. Dengan
memahami
kedua unsur tersebut, maka dapatlah diketahui apakah
dar CBSA yang terjadi dalam proses belajar-mengajar
pen
didikan umum tergolong tinggi atau rendah. Penilaian
merujuk kepada pandangan, .bahwa setiap siswa
ka
ini
di sekolah
selalu menunjukkan keaktifan dalam belajar namun penampilannya berbeda-beda baik tingkat maupun kualitasnya. Demi
kian
pula setiap guru itu memiliki kemampuan dalam menge-
lola strategi belajar-mengajar, akan tetapi secara potensial mengandung pula kadar CBSA yang berbeda-beda.
Dalam analisis selanjutnya unsur kadar CBSA tersebut
lalu dilihat kaitannya dengan unsur lainnya dalam hubungan dengan program pengajaran di sekolah. Oleh karena
kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar
itu
pendidikan umum
itu diduga mempunyai hubungan dengan pribadi guru sebagai
pelaksana pengajaran. Dalam penelitian ini, maka
pribadi guru ditelaah dalam hubungannya dengan
masalah
kualitas
latar belakang pribadi guru dan sikap guru terhadap CBSA.
Baik kualitas
latar belakang pribadi guru
maupun
sikap
12
guru terhadap CBSA, sesungguhnya adalah merupakan
belajar
hasil
dalam interaksi guru tersebut dengan lingkungan-
nya. Kualitas latar belakang pribadi guru yang
dipertim-
bangkan dalam penelitian ini meliputi unsur-unsur
pendi
dikan dan latihan yang pernah diikuti oleh guru, pengala-
man mengajar guru, usaha guru dalam membina diri,
kemam
puan mengajar guru serta motivasi untuk berprestasi dalam
mengajar.
Sedangkan sikap guru yang ditelaah dalam penelitian
ini
adalah sikap guru terhadap CBSA tersebut. CBSA seba
gai strategi belajar-mengajar memiliki prinsip
yang dapat diamati. Dalam penelitian ini
CBSA
tertentu
prinsip-prinsip
dimaksudkan sebagai hal-hal yang mendasar dan sela
lu tampak
yang menggambarkan tingkat kegiatan
batan siswa dalam proses belajar-mengajar.
keterli
Diperkirakan,
apabila sikap guru terhadap prinsip-prinsip CBSA tersebut
makLn positip, maka kadar CBSA dalam proses belajar-menga.1ar pun akan makin tinggi. Sebaliknya apabila sikap guru
terhadap prinsip-prinsip CBSA
tersebut cenderung negatip,
maka kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar pun,
cenderung rendah. Dalam hubungan dengan penelitian
maka prinsip-prinsip CBSA yang menjadi obyek
meliputi
ini,
penelitian
sikap guru terhadap siswa belajar, sikap
dalam membelajarkan siswa, sikap guru terhadap
dan situasi belajar-mengajar yang menuntut
akan
guru
program
keterlibatan
13
siswa. Selanjutnya baik kadar CBSA maupun kualitas
belakang pribadi guru dan sikapnya terhadap CBSA
bangannya
sosial
banyak dipengaruhi pula oleh latar
latar
perkem-
belakang
sekolah tempat guru dan siswa berinteraksi. Diper-
kirakan akan terjadi keragaman perkembangan dari
ketiga
faktor yang diteliti tersebut, yakni kadar CBSA, kualitas
latar belakang pribadi guru dan sikapnya terhadap CBSA di
lihat dari perbedaan strata latar belakang sosial sekolah.
Perbedaan strata latar belakang sosial sekolah per
lu diperhatikan dalam penelitian ini, karena
di lokasi
penelitian
masyarakat
merupakan masyarakat majemuk. Sis
tem sosial yang ada di pedesaan dan kota kecil,
berbeda
dengan yang ada di perkotaan. Oleh karena itu dalam pene
litian ini, seluruh daerah penelitian dibedakan
menjadi
dua strata yakni: strata J. : adalah SMA Negeri I (Kota Ma-
dya Manado); dan strata 2 : adalah SMA Negeri TFondano dan
SMA Negeri Girian (Kabupaten Minahasa).
Demikian dalam penelitian ini, masalah CBSA
proses belajar-mengajar pendidikan umum
selain
dalam
meneliti
tarafnya, juga akan dianalisis kecenderungannya
dilihat
dari latar belakang pribadi guru dan sikap guru
terhadap
CBSA. Lalu aspek-aspek ketiga faktor yang diteliti terse
but yakni kadar CBSA, latar belakang pribadi guru dan si
kap guru terhadap CBSA
dianalisis keragamannya
dilihat
dari perbedaan strata latar belakang sosial sekolah tempat
14
guru mengajar. Dari rumusan masalah dan penjabarannya se
perti dikemukakan inilah
diturunkan beberapa
pertanyaan
sebagai berikut.
1• Bagaimana kadar CBSA dalam keseluruhan
belajar-mengajar pendidikan umum pada
proses
ketiga SMA Negeri
yang menjadi obyek penelitian ?
2. Bagaimana latar belakang pribadi guru pendidikan
umum itu
dalam hubungan dengan pelaksanaan tugas
meng
ajar pada ketiga SMA Negeri tersebut ?
3. Bagaimana sikap guru-guru tersebut terhadap
nerapan prinsip-prinsip, CBSA
dalam keseluruhan
pe-
proses
belajar-mengajar pendidikan umum ?
4. Bagaimana pemunculan kadar CBSA dalam keseluruh
an proses belajar-mengajar pendidikan umum itu,
dilihat
dari kualitas aspek-aspek latar belakang pribadi guru dan
sikapnya terhadap CBSA; dan adakah pula ragam kualitas penampilan aspek-aspek ketiga faktor yang diteliti tersebut
dilihat dari perbedaan strata latar belakang sosial seko
lah ?
Berdasarkan keempat pertanyaan
tersebut, maka
pe
Pertama. menganalisis tentang kadar CBSA dalam
ke
nelitian ini membataei diri pada:
seluruhan proses belajar-mengajar pendidikan umum pada ke
tiga SMA Negeri yang menjadi obyek penelitian yakni
SMA
Negeri I Manado, SMA Negeri Tondano dan SMA Negeri Girian
15
Kabupaten Minahasa.
Kedua. menganalisis tentang kualitas latar belakang
pribadi guru pendidikan umum tersebut dalam hubungan deng
an pelaksanaan tugas mengajar.
Ketiga. menganalisis tentang
guru terhadap CBSA
kecenderungan
sikap
dalam proses belajar-mengajar
pendi-
didikan umum.
Keempat, menganalisis
lam proses belajar-mengajar
kecenderungan kadar CBSA da
pendidikan umum dilihat
da
ri kualitas latar belakang pribadi guru dan sikapnya ter
hadap CBSA;
pek
dan menganalisis
kadar CBSA,
ragam pemunculan aspek-as
ragam kualitas aspek-aspek latar
bela
kang pribadi guru dan ragam kecenderungan aspek-aspek si
kap guru terhadap CBSA,
dilihat dari perbedaan latar be
lakang sosial sekolah.
C.
Tu.luan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan
oleh gambaran tentang
kadar CBSA
untuk memper
dalam proses
belajar-
mengajar pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yang men
jadi obyek penelitian, yakni SMA Negeri I Manado, SMA Ne
geri Tondano dan SMA Negeri Girian Kabupaten Minahasa.
Gambaran tentang kadar CBSA tersebut lalu dilihat hubungannya dengan faktor-faktor latar belakang
pribadi
dan sikapnya terhadap CBSA. Secara lebih khusus,
tian ini bertujuan untuk memperoleh
informasi
guru
peneli
tentang
16
kecenderungan
kadar CBSA yang terjadi
dalam keseluruhan
proses belajar-mengajar pendidikan umum dan mengidentifikasi unsur-unsur yang diduga menunjang pemunculan
kadar
CBSA
bertu
tersebut. Lain dari pada itu penelitian ini
juan untuk memperoleh gambaran cara masing-masing sekolah
meningkatkan mutu proses belajar-mengajar pendidikan umum.
Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
maka
untuk
hal-hal sebagai berikut ini.
1• Memberikan informasi
yang jelas tentang
CBSA yang terjadi dalam keseluruhan proses
kadar
belajar-meng
ajar pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yang
menjadi
obyek penelitian. Berdasarkan informasi tersebut, maka da
pat direncanakan upaya peningkatannya.
2. Mengungkapkan masalah kadar CBSA yang
cenderung
rendah pada ketiga SMA Negeri yang menjadi obyek
tian dilihat dari kualitas latar belakang pribadi
dan sikapnya terhadap CBSA. Hal inipun lebih
tuk meningkatkan
kadar CBSA
jalan melakukan pembinaan
peneli
guru,
membantu un
secara lebih terarah dengan
guru pendidikan umum pada
ke
tiga SMA Negeri tersebut.
3. Mengungkapkan ragam kadar CBSA, ragam
kualitas
latar belakang pribadi guru dan ragam kecenderungan sikap
guru terhadap CBSA dilihat dari latar belakang sosial se
kolah tempat guru mengajar. Informasi tersebut juga perlu
17
mendapat perhatlan sebagai bahan masukan bagi fihak-fihak
penyelenggara pendidikan dalam rangka pembinaan guru pen
didikan umum sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah.
4. Memberikan informasi tentang peranan guru di da
lam keseluruhan proses belajar-mengajar pendidikan
umum
dengan menggunakan strategi CBSA. Peranan tersebut mengim-
plikasikan
tentang pengetahuan dan kemampuan teknik apa-
kah yang perlu dimiliki guru untuk dapat menerapkan stra
tegi CBSA
serta suasana yang bagaimana perlu
diciptakan
dalam kegiatan belajar-mengajar tersebut. Dengan demikian
informasi ini dapat pula member! manfaat bagi para penye
lenggara pendidikan, khususnya dalam perencanaan
kuriku
lum di lembaga pendidikan guru.
5. Menyajikan masalah-masalah lainnya yang
berhu-
bungan dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) yang
perlu
mendapat perhatlan untuk penelitian lebih lanjut. Peneli
tian tersebut dapat pula berupa pengujian kembali hal-hal
yang diperoleh dari penelitian ini
atau penelitian untuk
masalah baru yang muncul dengan wilayah populasi yang le
bih luas.
D. Alasan Pemilihan Masalah yang Diteliti
Alasan-alasan yang mendasari pemilihan masalah
ka
dar CBSA dalam proses belajar mengajar pendidikan umum se
bagai obyek penelitian dapat diterangkan sebagai berikut.
1. Strategi
pengajaran dengan
menggunakan
CBSA
18
merupakan salah satu masalah yang aktual dalam bidang pen
didikan di sekolah dan menarik untuk dilakukan
annya, terutama
dalam pengembangan sumber daya
penelitimanuala
Indonesia.
2. Masalah kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar
pendidikan umum dinilai cukup terbatas karena hanya menelaah salah satu aspek dari sekian banyak aspek permasalah
an CBSA, yakni meninjau dari segi tarafnya saja, lalu di
lihat hubungannya dengan faktor guru sebagai
unsur pelak
sana pengajaran,
3. Di Indonesia penelitian tentang masalah CBSA da
lam proses belajar-mengajar pada setiap jenjang pendidik
an,
masih sangat kurang dilakukan. Oleh karena itu mela
lui
penelitian ini diharapkan dapat diungkapkan permasa-
lahannya
khususnya pada sekolah-sekolah yang menjadi ob
yek penelitian. Dengan jalan ini dapat diperoleh umpan ba-
lik bagi peningkatan efektifitas pelaksanaan
pengajaran.
4. Dewasa ini banyak usaha dari berbagai pihak
tuk menanggulangi permasalahan di bidang pendidikan,
tapi
tampak usaha-usaha tersebut belum memberikan
yang diharapkan.
dan diteliti
berikan
un
tehasil
Dalam hubungan dengan ini, perlu dicari
konsep lainnya yang diperkirakan akan
mem
lebih banyak kemungkinan untuk memperbaiki
kua
litas pendidikan.
Di sini tampak betapa pentingnya masa
lah CBSA didalami dan ditekuni secara sungguh-sungguh dan
19
penuh kesadaran, sehingga benar-benar dapat
dipraktekkan
dalam pelaksanaan tugas mengajar sehari-hari.
5. Pada beberapa tahun terakhir ini, gagasan
ten
tang strategi pengajaran dengan menggunakan CBSA
banyak
mendapat perhatlan pemerintah, dan memberlakukan
sebagai
bagian dari usaha pembaharuan pengajaran di Indonesia.
Hal ini antara lain dilakukan dengan jalan mengintegrasikan CBSA tersebut ke dalam kurikulum sekolah pada seluruh
jenjang pendidikan. Sebagai guru, maka penelitian ini dipandang sebagai respons yang positip terhadap usaha peme
rintah tersebut, dan dapat memberikan masukan
informasi
untuk kepentingan pelaksanaan di sekolah-sekolah.
6. Penelitian tentang masalah CBSA dalam proses bel
ajar-mengajar pendidikan umum,
belum pernah dibahas oleh
siswa lainnya. Oleh karena itu, hasil penelitian ini
di
harapkan dapat menyajikan informasi ilmiah yang baru, dan
sebagai masukan yang bermanfaat bagi para
penyelenggara
pendidikan khususnya yang membidangi program
pendidikan
umum.
E. Kedudukan Studi dan Wilavah Masalah Penelitian
Secara operasional, pelaksanaan program
pendidikan
umum di sekolah mencakup empat unsur pokok ialah: kuriku
lum, proses belajar-mengajar, lingkungan atau situasi dan
evaluasi.
Semua unsur itu satu sama lain saling
bungan dan membentuk
wilayah masalah program
berhu-
pendidikan
20
umum dalam sistem pendidikan di sekolah.
Ini berarti bah
wa program pendidikan umum dalam konteks pendidikan seko
lah merupakan permasalahan yang kompleks, sehingga banyak
penelitian yang dapat dilakukan. Oleh karena itu
tian
peneli
dalam penulisan tesis ini, lebih memusatkan
perha
tlan pada salah satu segi wilayah permasalahan itu, yakni
yang berhubungan dengan
Komponen proses
komponen proses belajar-mengajar.
belajar-mengajar itu pun mencakup
ruang
lingkup telaahan yang luas, karena banyak aspek yang terkait di dalamnya.
Dalam hubungan ini, maka
penelitian dalam
rangka
studi SZ ini mengambil salah satu aspek dari komponen pro
ses belajar-mengajar itu
cara lebih khusus lagi
yakni metode mengajar, dan
tentang kadar CBSA
belajar-mengajar pendidikan umum.
pendidikan umum yang dimaksudkan
dalam
se
proses
Dalam penelitian
dibatasi khusus
ini,
untuk
empat bidang studi kelompok pengajaran afektif yakni: pen
didikan agama, PMP, pendidikan olahraga/kesehatan dan pen
didikan kesenian
sesuai dengan kurikulum SMA 1975,
menjadi kelompok bidang studi dalam program inti
lalu
kuriku
lum SMA 1984.
Kadar CBSA
pakan
seperti yang dikemukakan di atas, meru
salah satu indikator untuk menilai keberhasilan ke
giatan belajar-mengajar pendidikan umum di sekolah. Dalam
hubungan ini Lee Shulman (Wittrock, 1986: 6)
menyebutnya
21
sebagai variabel proses. Oleh karena itu dapat dinyatakan
bahwa studi ini ada di dalam bidang proses
a.iar khususnya proses belajar-menga.lar
bela.1ar-meng-
pendidikan umum.
Sedangkan yang menjadi wilayah masalah penelitian.
yang berkenaan dengan kadar CBSA
mengajar pendidikan umum.
dalam proses
yaitu
belajar-
Kadar CBSA tersebut dapat
di
amati melalui perilaku siswa belajar dan guru mengajar.
Kadar CBSA
itu lalu dilihat
dalam hubungannya dengan la
tar belakang pribadi guru dan sikapnya terhadap CBSA. Se
dangkan
ragam yang terjadi berkenaan dengan
pemunculan
ketiga faktor yang diteliti tersebut, dilihat dari
belakang sosial sekolah
latar
tempat guru mengajar.
Secara visual, wilayah masalah penelitian yang
lakukan itu
dapat diragakan seperti
halaman 21.
Bagan tersebut menunjukkan bahwa masalah ka
dar CBSA itu merupakan bagian terpadu
dalam Bagan 1
di
dari
pada
keseluruhan
proses belajar-mengajar. Kadar CBSA tersebut diperkirakan
sangat ditentukan
badi guru
baik oleh kualitas latar belakang pri
maupun sikap guru terhadap CBSA tersebut.
munculan kadar CBSA
dan kualitas latar belakang
Pe
pribadi
guru serta sikap guru terhadap CBSA itu pun sedikit
ba
nyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial sekolah
sebagai
wadah terjadinya interaksi itu. Wilayah masalah
peneli
tian ini selanjutnya
pola penelitian
dijadikan landasan untuk menentukan
yang dilakukan.
21
WILAYAH MASALAH PENELITIAN
Bagan 1: Wilayah Masalah dan Faktorfaktor yang diteliti
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan pro-
sedur yang dilakukan
dalam penelitian sebagai berikut.
1. Rancangan penelitian. Bagian ini menjelaskan tu
juan khusus penelitian, pertanyaan-pertanyaan
penelitian,
populasi dan sampel penelitian, metode penelitian dan teknik pengumpulan data, pedoman pengolahan data, faktor-fak
tor yang diteliti dan alat pengumpul data.
2. Pelaksanaan dan hasil penelitian.
Dalam bagian
ini dikemukakan (a) pelaksanaan pengumpulan data meliputi
persiapan penelitian
dan pengumpulan data
lapangan;
(b) proses pengolahan data penelitian, meliputi pengolah
an data dan penyajian
(c) pembahasan
keseluruhan
hasil penelitian; dan
hasil penelitian.
3. Kesimpulan. implikasi. dan rekomendasi. Kesimpul
an dibuat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
peneliti
an, dan implikasi dilakukan sebagai kegiatan tindak
lan
jut penelitian, sedangkan rekomendasi memuat gagasan yang
perlu dilakukan berkenaan dengan masalah yang diteliti.
A. Rancangan Penelitian
1• Tu.luan Khusus Penelitian
Sesuai dengan ruang lingkup masalah dan tujuan umum
penelitian sebagaimana telah dikemukakan pada Bab I, maka
87
88
secara lebih operasional tujuan penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut.
a. Memperoleh gambaran mengenai kadar CBSA yang ter
jadi dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum
pada
ketiga SMA Negeri yang menjadi obyek penelitian.
b. Memperoleh gambaran mengenai latar belakang pri
badi guru pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yang men
jadi obyek penelitian.
c. Memperoleh gambaran mengenai kecenderungan sikap
guru pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri terhadap CBSA.
d. Memperoleh gambaran mengenai
kecenderungan
ka
dar CBSA tersebut dalam proses belajar-mengajar pendidik
an umum, dilihat dari latar belakang pribadi guru dan si
kapnya
terhadap CBSA.
e. Memperoleh gambaran mengenai ragam kadar CBSA da
lam proses belajar-mengajar, ragam kualitas latar belakang
pribadi guru, dan ragam kecenderungan sikap guru terhadap
CBSA dilihat dari strata latar belakang sosial sekolah.
2. Asumsi-asumsi vang Digunakan dalam Penelitian
Beberapa asumsi yang menjadi landasan dalam
pene
litian ini dikemukakan sebagai berikut.
a. Upaya mewujudkan manusia seutuhnya antara
lain
menuntut perbalkan mutu proses belajar-mengajar pendidik
an umum di sekolah-sekolah, dengan jalan mengintegrasikan
strategi CBSA
dalam sistem penyampaian
pengajaran.
89
Hal ini dilakukan dengan tujuan, (1) dapat
meningkatkan
keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam proses bel
ajar-mengajar pendidikan umum, (2) dapat meningkatkan kua
litas dan kuantitas pencapaian pengetahuan dan
pembinaan
ketrampilan, pembinaan nilai dan sikap siswa.
b. Adanya pengetahuan tentang strategi
dengan menggunakan CBSA
yang telah dikembangkan baik se
cara teoritis maupun empiris, dapat
landasan titlk tolak
pengajaran
dijadikan
sebagai
dalam rangka studi tentang
masalah
kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum.
c. Pemunculan kadar CBSA dalam proses belajar-meng
ajar pendidikan umum, sangat dipengaruhi oleh
kesediaan
guru untuk menerapkan prinsip-prinsip CBSA itu.
Prinsip-
prinsip CBSA tersebut menampak dalam dimensi subyek didik,
dimensi guru sebagai fasilitator, dimensi program
penga
jaran
di da
dan dimensi situasi belajar-mengajar yang
lamnya terjelma
hubungan guru-murid yang intim.
d. Jika guru relatif tidak mengalami
ketidak sera-
sian kognisi atau tidak mengalami konflik berkenaan deng
an keharusan penggunaan
strategi CBSA dalam proses
bel
ajar-mengajar pendidikan umum, maka guru akan lebih
ber
sikap positif dan bersedia
melaksanakannya. Oleh
itu pemunculan kadar CBSA dalam keseluruhan proses
karena
bela
jar-mengajar pendidikan umum cenderung tinggi.
e. Jika guru relatif mengalami ketidak
seimbangan
90
atau ketidak serasian kognisi berkenaan dengan
keharusan
penggunaan strategi CBSA dalam proses belajar-mengajar ma
ka guru akan lebih bersikap
negatif dan ragu-ragu melak
sanakannya. Oleh karena itu pemunculan kadar CBSA,
dalam
keseluruhan proses belajar-mengajar pendidikan umum
tam
pak cenderung rendah.
f. Penggunaan
strategi CBSA dalam proses
mengajar pendidikan umum, merupakan suatu usaha
belajar-
pembaha
ruan dalam pengajaran, yang dalam pelaksanaannya di seko
lah banyak ditentukan oleh mutu latar belakang pribadi gu
ru sebagai pelaksananya. Latar belakang pribadi guru
itu
berkaitan erat dengan taraf pendidikan, latihan atau
pe
nataran yang pernah diikuti, pengalaman mengajar
menjadi guru, kebiasaan
selama
membina diri dan dorongan
untuk
berprestasi dalam mengajar.
g. Perkembangan suatu daerah pemerintahan mempenga
ruhi terhadap laju perembesan gerakan pembaharuan
penga
jaran. Status daerah pemerintahan dapat menimbulkan ragam
laju perembesan itu. Salah satu faktor yang dominan dapat
dljadikan tolok ukur,
yaitu daerah
sar atau kota madya, kota
pemerintahan kota be
kabupaten dan kota kecil,
di
wilayah kecamatan.
3. Pertanyaan Pemandu Penelitian
Berdasarkan rumusan dan pembatasan masalah
yang telah dikemukakan, maka
pada bagian
seperti
ini diturunkan
91
beberapa pertanyaan penelitian.
Pertanyaan tersebut
maksudkan sebagai pedoman dalam melaksanakan studi,
di
agar
eksplorasi data berkenaan dengan masalah yang diteliti da
pat dilakukan secara
sistematik dan terarah.
Pertanyaan
penelitian yang dimaksudkan adalah sebagai berikut.
Masalah 1, Pemunculan kadar CBSA dalam proses
bel-
a.1ar-menga.1ar pendidikan umum di SMA:
(1) Bagaimana keterlibatan siswa SMA dalam
keseluruhan
kegiatan belajar-mengajar pendidikan umum ?
(2) Bagaimana kegiatan belajar eksperimensial yang dialami siswa SMA tersebut dalam proses belajar-mengajar ?
(3) Bagaimana pra-karsa siswa SMA dalam keseluruhan
ke
giatan belajar-mengajar pendidikan umum ?
(4) Bagaimana praktek guru SMA dalam pelaksanaan
kegiat
an belajar-mengajar pendidikan umum tersebut berkena
an dengan peranannya sebagai fasilitator ?
(5) Bagaimana kebiasaan guru pendidikan umum dalam
meng
gunakan multi media sehubungan dengan pelaksanaan tu
gas mengajar dengan strategi CBSA ?
Masalah £,
Kualitas latar
belakang pribadi
guru
pendidikan umum:
(1) Bagaimana tingkat pendidikan yang dicapai guru pendi
dikan umum pada SMA yang menjadi obyek penelitian ?
(2) Bagaimana partisipasi guru pendidikan umum
dalam kegiatan penataran dan latihan guru ?
tersebut
92
(3) Bagaimana pengalaman mengajar sebagai
guru
bidang
studi program pendidikan umum ?
(4) Bagaimana kebiasaan guru dalam membina diri,
sehu
bungan dengan pelaksanaan tugas mengajar ?
(5) Bagaimana kemampuan guru program pendidikan umum da
lam pelaksanaan tugas mengajar ?
(6) Bagaimana motivasi
guru dalam usaha perbaikan
mutu
mengajar ?
Masalah J>, Kecenderungan sikap guru pendidikan umum
terhadap CBSA:
1) Bagaimana sikap guru terhadap CBSA
dilihat dari
segi
manfaat dan fungsinya dalam pendidikan di sekolah ?
2) Bagaimana sikap guru terhadap penerapan prinsip
dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum
dari unsur
3) Bagaimana
CBSA
dilihat
siswa yang belajar ?
sikap guru terhadap penerapan prinsip
dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum
CBSA
dilihat
dari unsur guru yang mengajar ?
4) Bagaimana sikap guru terhadap penerapan prinsip
CBSA
dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum, dilihat
dari tuntutan perbaikan mutu program pengajaran ?
5) Bagaimana sikap guru terhadap
penerapan prinsip
CBSA
dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum, dilihat
dari
tuntutan perbaikan situasi belajar-mengajar, se
hingga siswa dapat belajar dengan baik ?
93
Masalah j±, Hubungan antar faktor:
(1) Dalam kondlsi yang bagaimana, faktor-faktor latar be
lakang pribadi guru dan sikap guru terhadap CBSA
pat menunjang
(2) Apakah ragam
da
pemunculan kadar CBSA yang tinggi ?
kadar CBSA dalam proses
belajar-meng
ajar, ragam kualitas latar belakang pribadi guru, dan
ragam kecenderungan
sikap guru terhadap CBSA,
dapat
dijelaskan oleh perbedaan strata latar belakang sosi
al sekolah ?
4. Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini mengambil populasi permasalahan men
cakup semua karakteristik-karakteristik tentang:
(a) Ka
dar CBSA dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum pa
da SMA-SMA yang menjadi obyek penelitian, (b) Latar bela
kang pribadi guru pendidikan umum
dan (c) Sikap guru ter
hadap penerapan prinsip-prinsip CBSA dalam proses belajarmengajar. Sedangkan
yang menjadi sampel penelitian, men
cakup semua hal yang mewakili karakteristik-karakteristik
populasi penelitian itu,
Studi ini lebih mengarahkan perhatlan pada segi kua
litas faktor-faktor yang diteliti, sehingga
mengharuskan
pembatasan obyek penelitian. Sehubungan dengan itu, dite
tapkan tlga SMA Negeri di Kota Madya Manado dan Kabupaten
Minahasa. SMA-SMA yang dimaksudkan dalam penelitian
ialah SMA Negeri I Manado, (Kota Madya Manado),
dan
ini,
SMA
94
Negeri Tondano dan SMA Negeri Girian,
sa). Alasan pemilihan ke tiga SMA
(Kabupaten Minaha
tersebut dapat dijelas-
kan sebagai berikut ini:
SMA Negeri I Manado dipilih. karena berada di Kota
Madya
Manado dan sebagai ibu kota Propinsl, kwalifikasi sekolah:
baik. SMA Negeri Tondano dipilih, karena berada
di Kota
Kabupaten, kwalifikasi sekolah: baik. SMA Negeri Girian di
pilih karena berada di Kota Kecil (Kecamatan),
kwalifi
kasi sekolah: sedang.
Sumber data
primer
dalam penelitian ini,
terdirl
dari semua guru pendidikan umum pada ke tiga SMA
Negeri.
Guru pendidikan umum yang dimaksudkan ialah: guru
pendi-
agama, guru PMP, guru pendidikan olah raga/kesehatan
dan
guru pendidikan kesenian.
ke
Guru pendidikan umum pada
tiga SMA ini, berjumlah 38 orang, yakni SMA Negeri I:
15
orang; SMA Negeri Tondano: 14 orang dan SMA Negeri Girian:
9 orang. Dari jumlah tersebut yang dljadikan sampel pene
litian sebanyak 21 orang, yakni 50% dari jumlah populasi.
Dengan demikian yang menjadi sumber data primer pada SMA
yang dljadikan obyek penelitian ini dapat dirinci sebagai
berikut: SMA Negeri I, 9 guru, SMA Negeri Tondano, 8 guru
dan SMA Negeri Girian, 4 guru. Jumlah sumber data
primer
sebanyak 21 orang dianggap memadal, karena penelitian ini
masih bersifat penjajakan.
Sedangkan yang menjadi sumber data sekunder terdiri dari:
95
para kepala sekolah, guru sejawat
yang banyak mengetahui
perilaku guru pendidikan umum. Dokumen sekolah juga dijadikan sebagai sumber data, karena banyak memuat informasi
tentang data guru dan persiapan mengajarnya.
5. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan ialah metode
kriptif. Disebut penelitian deskriptif
karena
des
sifatnya
untuk mengungkapkan keadaan nyata yang berlangsung di la
pangan. W. Surakhmad
(1982 : 139) mengemukakan ciri-ciri
metode deskriptif sebagai berikut: "1. Memusatkan diri pa
da pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang,
pada masalah-masalah yang aktual. 2. Data yang
dikumpul-
kan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian
dianali-
sa". Pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas
hanya
sampai pada pengumpulan data, tetapi meliputi analisa dan
interpretasi tentang arti data itu.
Sehubungan dengan penelitian ini, metode deskriptif
digunakan untuk menelaah fenomena-fenomena tentang perma
salahan dari ketiga faktor yang diteliti yakni kadar CBSA
dalam proses belajar-mengajar, sikap guru terhadap
CBSA,
dan latar belakang pribadi guru. Selain dari pada itu di
gunakan untuk menelaah persamaan dan perbedaan
fenomena
tersebut dilihat dari perbedaan strata latar belakang so
sial sekolah. Sebagai suatu
penelitian
akademik
untuk
96
tesis, digunakan pula studi kepustakaan untuk meletakkan
dasar kerangka teori tentang masalah yang diteliti dan ke-
rangka acuan untuk membahas hasil-hasil penelitian.
b. Teknlk Pengumnul D&ta
Dalam penelitian ini alat pengumpul data utama ada
lah angket, sedangkan wawancara dan observasi sebagai pelengkap. Penggunaan angket dimaksudkan agar diperoleh da
ta yang lebih spesifik tentang permasalahan yang diteliti
meliputi (1) Data kadar CBSA dalam PBM pendidikan umum se
perti: keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar,
belajar eksperimensial, prakarsa siswa, guru sebagai
fa
silitator dan penggunaan multi media. (2) Data latar bela
kang pribadi guru seperti: pendidikan dan latihan, penga
laman kerja guru, kebiasaan guru dalam membina diri,
mampuan dan motivasi guru dalam pelaksanaan tugas
ke
menga
jar. (3) Data sikap guru terhadap CBSA seperti: penerapan
CBSA dalam pendidikan umum, keaktifan siswa dalam belajar,
peran guru sebagai fasilitator, isi program
pengajaran
yang berorientasi pada keaktifan siswa, dan penciptaan si
tuasi
belajar-mengajar yang berorientasi pada CBSA.
Untuk
menjarlng data tersebut,
disediakan
kemungkinan jawaban,
kup memilih
salah jawaban yang
maka setiap item
angket
sehingga para guru
cu
paling sesuai.
Selanjutnya wawancara digunakan untuk mengetahui da
ta
yang bersifat emic menurut pandangan responden,
atau
97
tempat guru bekerja,
pendidikan dan pengalaman kerja gu
ru, kebiasaan guru dalam membina diri dan dorongan
berprestasi dalam mengajar.
Dari segi sikap
untuk
guru, yang
ingin dicapai ialah bagaimana sikap guru terhadap penerap
an CBSA dalam proses belajar-mengajar, sikap guru
terha
dap siswa belajar dan memperlakukannya dalam belajar, si
kap guru terhadap pengelolaan program pengajaran dan pen-
ciptaan situasi belajar-mengajar berdasarkan prinsip CBSA.
Sedangkan observasi dilakukan terutama dengan tujuan
un
tuk memperoleh data tentang perilaku guru mengajar,
dan
siswa belajar pada waktu pelajaran berlangsung.
6. Pedoman Pengolahan Data
Proses pengolahan data dalam penelitian ini
adalah
menggunakan pendekatan kualitatif. Artinya data yang
di
peroleh dari hasil angket atau yang diperoleh melalui wawancara dan observasi, dianalisis berdasarkan
langkah-
langkah analisis data seperti yang berlaku pada peneliti
an kualitatif. Analisis data tersebut dilakukan secara in-
duktif dan "... ini dapat disamakan dengan content analy
sis, yang tujuannya adalah membuat
informasi-informasi
yang berhasil dihimpun itu menjadi jelas dan
membuatnya
menjadi eksplisit" (Subino Hadisubroto, 1988: 15). Dengan
demikian penelitian ini tidak menggunakan analisis secara
kuantitatif. Artinya, dalam memperoleh pemahaman dan peng-
hayatan terhadap pokok-pokok
permasalahan yang
diteliti
98
tidak menggunakan formula-formula statistik. Oleh
itu
karena
dalam penelitian ini tidak digunakan pengujian hipo-
tesis seperti lasimnya
pada penelitian kuantitatif.
Prosedur analisis data kualitatif ini dilakukan se
cara bertahap seperti yang dikemukakan oleh (S. Nasution,
1988 :129) meliputi "...(1) reduksi data, (2) display da
ta, (3) mengambil kesimpulan dan verifikasi". Jika
dilu-
kiskan secara model alur maka tahap-tahap analisis
data
tersebut dibuat sebagai berikut
Bagan 6.
Periode pengumpulan data
i-
Pereduksian Data
Antisipasi
Selama
Pasca
Penyajian Data
Selama .
s
Pasc