KADAR CBSA DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PENDIDIKAN UMUM DILIHAT DARI LATAR BELAKANG PRIBADI GURU DAN SIKAPNYA TERHADAP CBSA: Studi Deskriptif-Anaiitik tentang Kadar CBSA dalam PBM Pendidikan Umum pada Beberapa SMA Negeri di Kota Madya Manado dan Kabupate

KADAR CBSA DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PENDIDIKAN
UMUM DILIHAT DARl LATAR BELAKANG PRIBADI
GURU DAN SIKAPNYA TERHADAP CBSA
(Studi Deskriptif-Anaiitik tentang Kadar CBSA dalam
PBM Pendidikan Umum pada Beberapa SMA Negeri

di Kota Madya Manado dan Kabupaten Minahasa )

T ESI S

Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis Institut Keguruan
dan llmu Pendidikan Bandung untuk Memenuhi Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Magister llmu Kependidikan
dalam Bidang Pendidikan Umum

Oleh

:

DRS. LAMBERTUS SASUBE
No. Pokok


FAKULTAS

INSTITUT

: 493/G/XVI-8

PASCA

KEGURUAN

DAN

SARJANA

IL.MU

BANDUNG
19


8

9

PENDIDIKAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH TIM PEMBIMBING

SANUSI S.H..M.P.A.

PROF. DR. H. ACH

PROF. DlV H. ENGKOSWARA M.Ed.

Pembimbing II

DR. M.I. SOELAEMAN

Pembimbing III


FAKULTAS

INSTITUT

PASCA

KEGURUAN

DAN

SARJANA

ILMU

BANDUNG
19 8

9

PENDIDIKAN


TANDA PERSETUJUAN UNTUK MENEMPUH UJIAN

TAHAP II (AKHIR), DARI TIM PENGUJI

Mengetahui/menyetujui:

1. Pembimbing/Penguji,

4. Pembimbing/Penguji,

Prof. Dr. fa. Achmad Sanusi

2. Pembimbing^enguji,

Prof. Dr. S. Nasution

5. Pembimbing/Penguji,

Engfcoswara M.Ed—Dr.. M.XTSQelaeman

iji,

Prof.

Dr. M.D.

6. Pembimbing/Penguji,

Dahlan

7. Koordinator Btdang Studi,

FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG

1989

demikian juga kita dapat bersuka cita
pada waktu kita mengalami kesulitan

dan cobaan,

baik

sebab kita

tahu hal itu

bagi kita karena menolong

kita

belajar bersabar

roma 5

dengan kasih dan terima kasih
bagi kalian: isteriku emma dan
anak-anakku meity, suny, nansy
yang tercinta;

serta
kepada ibu dan
bapak

guru sekolah menengah atas agen
pembangunan dan modernisasi.

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

i

UNGKAPAN RASA TERIMA KASIH

v

DAFTAR ISI


x

DAFTAR TABEL

xiii

DAFTAR BAGAN

xiv

BAB

I.

PERMASALAHAN

1

A. Latar Belakang


1

B. Masalah Penelitian

9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

14

D. Alasan Pemilihan Masalah yang Diteliti ....

16

E. Kedudukan Studi dan Wilayah Masalah Peneli
tian

II.




18

PERANAN GURU DALAM PENERAPAN STRATEGI CBSA DA
LAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PENDIDIKAN UMUM ..

ZZ

A. Kedudukan Pendidikan Umum dalam
di Sekolah

ZZ

Pendidikan

1. Pengertlan dan Tujuan Pendidikan Umum ..

ZZ


2. Pendidikan Umum dalam Program Pendidikan
di Sekolah

32

B. Konsep Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
lam Proses Belajar-Mengajar

da
35

1. Pengertian CBSA

35

2. Beberapa Pendekatan dalam Meninjau Kadar
CBSA dalam Proses Belajar-Mengajar

37

3. Prinsip-prinsip CBSA yang Menggambarkan
Kadar Keterlibatan Siswa

dalam

Proses

Belajar-Mengajar
4. Rambu-rambu CBSA untuk Menentukan

Zf/+
Kadar

CBSA dalam Suatu Proses Belajar-Mengajar
dan Cara Penilaiannya

51

xi

BAB

Halaman

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
dalam Proses Belajar-Mengajar

Kadar CBSA

59

1. Latar Belakang Pribadi Guru

61

2. Sikap Guru terhadap CBSA

68

3. Penilaian Latar Belakang Pribadi
dan Sikap Guru terhadap CBSA

III.

Guru

75

D. Beberapa Hasil Penelitian yang Relevan ....

77

E. Kesimpulan Hasil Studi Kepustakaan dan
sil Penelitian yang Relevan

81

Ha

PROSEDUR PENELITIAN

87

A. Rancangan Penelitian

87

1. Tujuan Khusus Penelitian

87

2. Asumsi-asumsi yang Digunakan

dalam

Pe

nelitian

88

3. Pertanyaan Pemandu Penelitian

90

If. Populasi dan Sampel Penelitian
5. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpul

93

an Data

6. Pedoman Pengolahan Data
7. Faktor-faktor yang Diteliti
Pengumpul Data

95

97
dan

B. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian

IV.

Alat
103

107

1• Pelaksanaan Pengumpulan Data

107

2. Proses Pengolahan Data Penelitian

109

3. Hasil Penelitian

112

C. Pembahasan Hasil Penelitian

146

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

170

A. Kesimpulan Hasil Penelitian

170

B. Implikasi Hasil Penelitian

174

C. Rekomendasi

187

D. Keterbatasan Penelitian

191

xii

BAB

Halaman

DAFTAR PUSTAKA

194

LAMPIRAN-LAMPIRAN

200

A. Instrumen dan Data Hasil Penelitian

201

B. Reduksi dan Display Data serta Kesimpulan .

225

C. Rangkuman Tesis

252

D. Surat-surat Izin/Rekomendasi untuk
Melakukan Penelitian

259

E. RLwayat Hldup Penulis

260

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Faktor-faktor yang Diteliti dan Alat
pul Data

Pengum104

2. Pemunculan Kadar CBSA dalam Proses BelajarMengajar Pendidikan Umum pada ketiga SMA
Negeri
3. Kualitas
ketiga

Latar Belakang Pribadi

Guru

119

pada

SMA Negeri

126

4. Kecenderungan Sikap Guru terhadap CBSA da
lam Proses Belajar-Mengajar pada ketiga SMA
Negeri

132

5. Pemunculan Kadar CBSA dalam Proses BelajarMengajar dilihat dari Faktor Latar Belakang
Pribadi Guru dan Sikapnya terhadap CBSA

137

6. Ragam Kadar CBSA yang Terjadi dalam Proses
Belajar-Mengajar, Ragam Kualitas Latar Bela
kang Pribadi Guru dan Ragam Sikap Guru terha
dap CBSA antara Strata 1 dengan Strata 2 ....

xiii

144

DAFTAR BAGAN

Bagan

1. Wilayah

Halaman

Masalah dan

Faktor*-faktor

yang

Diteliti

21

2. Pebandingan antara Pendidikan
dan Pendidikan Umum

3. Klasifikasi Kegiatan

Spesialisasi

24

Belajar-Mengajar

4. Berbagai Jenis Interaksi

Belajar-Mengajar ..

5. Rambu-rambu Cara Belajar Siswa Aktif

(CBSA).

6. Unsur-unsur Analisis Data Model Alur

40
42
57

98

7. Prosedur Penelitian dan Pengolahan Data

102

8. Kualitas Fakta ketiga Faktor yang
dan Hubungannya

139

xiv

Diteliti

BAB I

PERMASALAHAN

A.

Latar Belakang

Beberapa tahun terakhir ini masalah kualitas pendi
dikan di Indonesia selalu menjadi topik pembicaraan

oleh

berbagai pihak yang berkecimpung di dalam dunia pendidik
an. Permasalahan itu banyak dibahas oleh para akhli

pen

didikan, baik dalam pertemuan-pertemuan resmi maupun

da

lam berbagai media massa. Pada umumnya pembahasan dan tulisan tersebut berkesimpulan, bahwa kualitas

pendidikan

di Indonesia masih rendah.

Sungguhpun demikian

pemerintah sejak Pelita perta-

ma sampai akhir Pelita keempat ini, telah berusaha

kukan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan
pendidikan. Upaya tersebut
nen pendidikan

mela-

kualitas

hampir mencakup semua

di antaranya tentang pembaharuan

kompokuriku

lum dan proses belajar-mengajar. Kurikulum SMA 1975

dan

kurikulum SMA 1984 yang telah diberlakukan di sekolah-sekolah dimaksudkan

untuk meningkatkan kualitas

pendidik

an itu. Kualitas pendidikan dapat dianggap tinggi apabila

kemampuan, pengetahuan dan sikap yang dimiliki oleh

para

lulusannya berguna bagi kehidupan mereka selanjutnya, ba

ik untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi

untuk masuk lapangan kerja. Dalam kurikulum SMA
1

maupun

tersebut

yang dimaksud dengan kemampuan

meliputi kecerdasan

ketrampilan. Di sekolah, salah satu program

dan

pendidikan

yang merupakan modal dasar untuk berperan dalam

mewujud-

kan tujuan kurikulum ialah program pendidikan umum.

Ini

mengandung; konsekuensi, bahwa pendidikan umum di sekolah-

sekolah formal

hendaknya dikelola secara benar

dengan

program yang memadai, dan selanjutnya dilaksanakan secara

berpola sesuai dengan kepentingannya dalam sistem

pendi

dikan persekolahan.

Posisi pendidikan umum semakin penting terutama ka

rena semakin lebih terasa meningkatnya kemajuan ilmu
teknologi dewasa ini yang mempengaruhi masyarakat

dan

untuk

berkembang semakin cepat. Perkembangan yang cepat itu ter-

nyata telah banyak mengakLbatkan dampak negatif

pergeseran nilai-nilai

berupa

seperti penghargaan yang

tinggi

akan kehidupan materi dan berkurangnya penghargaan

nilai keagamaan, etika dan sosial budaya dalam hidup

akan

ke-

keluargaan dan masyarakat. Sekaitan dengan masalah perge
seran nilai, Achmad Kosasih Djahiri (1985: Z^) antara la

in mengemukakan "... bahwa akibat modernisasi akan tergeser sejumlah nilai, dengan dampak pengirlngnya yakni

be

rupa pengikisan sejumlah nilai manusiawi kita ...". Dalam

hubungan ini sekolah semakin menonjol peranannya untuk me-

nangkalnya melalui pembinaan sikap dan sistem nilai yang
mantap bagi para siswa. Terlebih

karena peranan

sekolah

sebagai pusat kebudayaan,

maka tugas dan tanggung

jawab

tersebut menjadi lebih penting sebagaimana yang dikemuka

kan oleh Darji Darmodiharjo (1982 : 37)

sebagai berikut:

Dalam pengembangan sekolah sebagai pusat kebuda
yaan, peningkatan mutu pendidikan merupakan salah
satu tujuan utama dalam rangka membangun manusia In

donesia seutuhnya. Tujuan tersebut didukung oleh
terciptanya masyarakat yang gemar belajar, sehingga
sekolah mampu menjadi teladan bagi masyarakat sekitarnya. Untuk upaya peningkatan mutu pendidikan da

lam pengembangan sekolah sebagai
digerakkan

kegiatan-kegiatan

pusat kebudayaan,

sebagai berikut.

(a) Pengembangan logika yang dilakukan

melalui pe-

mupukan sikap siswa, (b) Pengembangan etika yang diarahkan pada pembentukan siswa, (c) Pengembangan es-

tetika, (d) Pengembangan praktika sebagai perwujud-

an paduan

dari pengembangan logika,

estetika

dan

etika.

Terhadap berbagai masalah nilai kehidupan sosial bu-

daya itu, maka sekolah sebagai pusat kebudayaan mempunyai
tanggung jawab

mempersiapkan siswa secara lebih baik la-

gi yakni antara lain melalui perbaikan program pendidikan
umum. Pengertian program pendidikan umum di sini tidak la

in dimaksudkan sebagai rancangan pendidikan yang bersifat
umum dan diikuti oleh semua siswa. Pada tingkat SMA,

se-

suai dengan kurikulum 1975 program pengajaran dalam pendi

dikan umum tersebut terdiri dari Pendidikan Agama,

PMP,

Pendidikan Olahraga/Kesehatan dan Pendidikan Kesenian. Keempat bidang studi tersebut sesuai dengan kurikulum

SMA

1984 diintegrasikan dengan bidang studi lainnya menjadi
program inti. Ini berarti, bahwa keberhasilan

pendidikan

umum itu di sekolah-sekolah antara lain banyak ditentukan

oleh mutu penyelenggaraan pendidikan pada empat bidang stu
di program pendidikan umum tersebut. Artinya guna mewujud-

kan tujuan pendidikan umum secara memadai di sekolah, hendaknya

dimulai dengan jalan memperbaiki mutu proses bela

jar-mengajar. Proses belajar-mengajar yang bermutu

hanya

dapat terjadi apabila penyelenggaraannya berlansung secara
benar, yakni ditandai "... adanya hubungan edukatif
baik antara pendidik dengan anak didik, metode

yang

pendidikan

yang sesuai, sarana dan perlengkapan pendidikan yang mema

dai dan adanya suasana belajar-mengajar yang baik sehingga
proses transformasi nilai dapat berlangsung secara

senang

dan wajar" (Dardji Darmodihardjo, 1978: 7).
Dengan demikian maka

salah satu masalah pokok dalam

program pendidikan umum ialah bagaimana menciptakan proses

belajar-mengajar yang lebih efektif, agar terjadi perubahan yang memiliki makna perkembangan ke arah terbinanya ma
nual a

Indonesia seutuhnya. Ini mengandung konsekuensi bah

wa masalah

proses belajar-mengajar dalam pendidikan

hendaknya dikelola secara baik termasuk metode

yang digunakan.

Hal ini

umum

pendidikan

mengisyaratkan pentingnya

peru-

bahan sistem penyelenggaraan pendidikan di sekolah, antara
lain dengan menggunakan strategi cara belajar siswa

aktif

(CBSA). Artinya, di dalam kegiatan belajar-mengajar siswa
harus terlibat secara aktif

dan diberi tanggung jawab le

bih banyak sehingga proses dalam penyerapan pengetahuan,

pembinaan keterampilan, pembinaan nilai dan sikap berlang
sung lancar. Penggunaan sistem penyajian dengan

strategi

CBSA tersebut didasari oleh anggapan, bahwa di dalam

seluruhan proses belajar-mengajar

siswa adalah

ke

komponen

row-input, sehingga menuntut keterlibatannva secara penuh.
Keterlibatan yang dimaksudkan di sini ialah

keterlibatan

siswa secara mental baik intelektual maupun emosional mes-

kipun untuk mencapai maksud itu dalam banyak hal
syaratkan keterlibatan langsung

diper-

dalam pelbagai bentuk ke-

aktifan fisik.

Di Indonesia, upaya pembaharuan dalam sistem penyam-

paian pengajaran

telah berlaku secara nasional

seperti

yang dikemukakan oleh T. Raka Joni (1980a: iii) yang

an

tara lain menyatakan sebagai berikut.
Upaya dalam rangka pengembangan dan pembaharuan
pendidikan guru yang selama ini ditekuni oleh Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G) antara lain:

Mengembangkan materi dan metodologi pengajaran sesuai dengan yang dibutuhkan oleh kurikulum yang te

lah dibakukan, serta disesuaikan dengan perkembang
an ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal-hal yang dikembangkan antara lain, Metode Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA) dan pengembangan sistem Pendidikan Gu
ru Berdasarkan Kemampuan (PGBK).

Penggunaan strategi CBSA dalam proses belajar-meng
ajar sudah dirintis

oleh Proyek Pengembangan

Pendidikan

Guru (P3G) sejak tahun 1980. Usaha tersebut di antaranya
telah dilakukan melalui instruksi kepada kepala-kepala se

kolah atau melalui penataran-penataran dan buletin pendi

dikan. Melalui usaha ini, maka

sedikit banyak para

guru

pendidikan umum di sekolah-sekolah telah memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu terhadap CBSA. Ini

berarti bahwa gagasan mengenai strategi pengajaran dengan
menggunakan CBSA bagi para guru pendidikan umum bukan sua

tu hal yang baru. Karena sebelum menjadi guru, mereka te
lah memperoleh informasi tentang CBSA itu dalam pendidik
an guru. Oleh karena itu

apabila dilihat dari sudut

ke-

pentingan pendidikan, dinarapkan para guru di sekolah-se

kolah telah menerapkan strategi CBSA tersebut dalam tugas

mengajar sehari-hari secara raemadai. Akan tetapi

keadaan

di sekolah-sekolah tidaklah demikian. Karena dalam

prak-

teknya para guru

walaupun memiliki pengetahuan yang

kup tentang CBSA

tidak selamanya terdorong untuk menerap

kan pengetahuan itu dalam mengajar. Demikian pula

cu-

setiap

usaha pembinaan guru, tidak selalu memberi dampak yang sa
ma terhadap pelaksanaan tugas mengajar sehari-hari.

Hal

ini membawa pemahaman, bahwa hasil suatu usaha tidak

se

lalu tampak dalam kenyataan dengan hasil yang memadai wa

laupun para guru di lapangan telah memperoleh pembinaan.
Banyak faktor

yang ada pada diri pribadi guru dan faktor

kondisi sekolah yang membatasi penerapan CBSA itu

dengan

kadar yang tinggi. Ada guru yang bersikap lebih cepat dan

lebih awal mengadopsi gagasan baru dalam pengajaran,

dan

ada pula yang bersikap lebih lamban. Ini berarti pula bah
wa suatu unsur pembaharuan

dalam bidang pendidikan tidak

selalu diterima dan dilaksanakan dengan hasil yang

mema-

dai oleh para guru karena perintah atasannya. Dengan
mikian menjadi lebih jelas bahwa kadar CBSA dalam
proses belajar-mengajar bukan

de
satu

fenomena yang berdiri sen-

dirl, pemunculannya sangat dipengaruhi oleh berbagai fak
tor di antaranya pribadi guru itu sendirl sebagai

pelak-

sana pengajaran. Gilmore (1974 *17) antara lain menjelaskan

bahwa kemajuan akademik, ternyata sifat-sifat kepri-

badian itu sangat menentukan.

Oleh karena itu

setiap guru agar mampu

melaksana-

kan tugas mengajar dengan kadar CBSA yang tinggi,

perlu

menguasai sejumlah pengetahuan dan memiliki kemampuan tek-

nis

yang tinggi sehingga dapat melaksanakan tugas menga

jar secara benar. Benar dalam arti, mengajar menurut pola-

pola mengajar yang telah teruji keunggulannya dan memili

ki kadar keaktifan siswa yang tinggi. Dardji Darmodihardjo

(1983: 45) antara lain mengemukakan pula bahwa "... seti
ap guru harus memiliki kemampuan profesional yaknl memili

ki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang mendukung profesinya sebagai guru. Ke dalamnya termasuk kemampuan

un

tuk memahami siswa, dasar-dasar pedagogik dan sebagainya".
Di antara faktor-faktor kemampuan profesional guru terse

but, maka faktor sikap guru perlu mendapat perhatlan. Ka
rena bagaimanapun

instruksi dari fihak atasan tentang pe-

nerapan strategi CBSA itu

dalam proses

belajar-mengajar

8

di sekolah-sekolah, sangat ditentukan oleh kesediaan guru

menerima instruksi itu seperti pendapat, keyakinan dan perasaannya. Atas dasar itu, diduga bahwa sikap guru terha
dap CBSA itu merupakan salah satu faktor yang

menentukan

pemunculan kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar

didikan umum. Dalam pengembangannya, baik latar

pen

belakang

pribadi guru maupun sikap guru terhadap CBSA sesungguhnya
adalah merupakan hasil belajar dalam arti luas. Yang
maksud dengan belajar di sini

di-

tidak terbatas pada pendi

dikan di sekolah atau perguruan tinggi saja, tetapi
pendidikan dalam-jabatan guru, seminar, lokakarya

juga

serta

pengalaman menjalankan tugas.

Demikian dengan dilibatkannya faktor latar belakang
pribadi guru dan sikapnya terhadap CBSA, diharapkan dapat
mengungkap masalah kadar CBSA dalam proses

belajar-meng

ajar pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yang

menjadi

obyek penelitian. Di dalam penelaahan ini juga perlu

di-

perhatikan faktor perbedaan lingkungan sosial sekolah ternpat guru mengajar. Hal ini dilakukan karena ada

kecende-

rungan perbedaan pelaksanaan kurikulum di sekolah-sekolah

yang disebabkan oleh faktor sosial budaya,Proyek Pembina

an SPG/SGPLB (1981: 49). Oleh sebab itu penelitian
dilakukan

yang

akan memperhatikan pula faktor perbedaan latar

belakang sosial sekolah tempat guru mengajar yakni

lah yang berada di kota besar/kota madya

seko

dengan sekolah

yang berada di kota kabupaten dan kecamatan.

B. Rumusan Masalah PeneUUfrP
Penelitian ini dipusatkan pada masalah yang dirumus-

kan dalam pertanyaan pokok sebagai berikut: "Bagaimana ka

dar Cara Bela.lar Siswa Aktif (CBSA) dalam proses

belajar-

menga.lar pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yakni SMA

Negeri I Manado, SM MjSS£l iGSjianc; Aa& SM Negeri Girian

Kabupaten Minahasa ?"

Kadar CBSA dalam penelitian ini di-

maksudkan sebagai taraf keaktifan belajar siswa dalam ke

seluruhan proses belajar-mengajar. Pemunculannya tidak da
pat dipisahkan dari keseluruhan kegiatan belajar-mengajar
yang melibatkan baik siswa maupun guru. Kadar CBSA

gai salah satu indikator

seba

untuk menilai keberhasilan peng

ajaran, ternyata mengandung

pengertian yang sangat luas;

dilihat dari segi siswa, CBSA adalah suatu proses kegiat
an yang dilakukan siswa dalam belajar, tetapi dilihat da

ri segi guru, CBSA adalah suatu strategi dalam proses bel

ajar-mengajar yang menuntut aktivitas siswa dalam belajar

(Jasin Muhammad, 1979 : 2). Dari pihak siswa, CBSA terse
but mempunyai aspek internal

yakni mencakup apa yang ter

jadi dalam diri siswa seperti aktivitas dalam sistem

raf yang tidak dapat diamati secara langsung, dan

sa-

aspek

eksternal yakni dalam bentuk perilaku siswa dalam belajar.
Berdasarkan

hal-hal yang dikemukakan di atas, maka

dalam penelitian ini

masalah kadar CBSA

diteliti dengan

10

memperhatikan baik unsur perilaku siswa belajar,

maupun

unsur perilaku guru mengajar. Pada prakteknya kedua unsur
tersebut selalu tampil secara bersama-sama dan

bersifat

interdependent. Artinya kadar CBSA dalam proses

belajar-

mengajar sangat ditentukan baik oleh cara siswa

belajar,

maupun cara guru mengajar. Dengan demikian kadar CBSA da
lam proses belajar-mengajar pendidikan umum merujuk kepa

da dua kualitas tersebut yakni bagaimana taraf

keaktifan

siswa dalam belajar, dan bagaimana kualitas guru mengajar.
Dalam penelitian ini, keaktifan siswa dalam belajar
merujuk kepada berbagai bentuk perilaku slswa dalam bela
jar tersebut yakni meliputi keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar seperti duduk, dengar dan

mencatat

informasi guru, bertanya dan menjawab pertanyaan guru, mem

berikan pendapat atau tanggapan tentang sesuatu hal,
tif dalam kegiatan diskusi atau mengerjakan tugas;

ak
bela

jar dengan pengalaman serta memiliki prakarsa dalam bela
jar. Sudah tentu tidak semua keaktifan slswa dalam

bela

jar tercakup dalam aspek-aspek ini, namun hal-hal yang di-

sebutkan di atas merupakan perilaku siswa dalam

belajar

yang selalu muncul dalam setiap tindak belajar-mengajar.

Selanjutnya mengenai unsur kualitas guru

mengajar,

merujuk pula kepada berbagai bentuk perilaku guru

melaksanakan tugas mengajar yakni meliputi kegiatan
buat disain pengajaran seperti

format

dalam

mem-

belajar-mengajar

11

dan metode mengajar yang digunakan,

bahan pelajaran

tujuan khusus pengajaran yang dikehendaki; atau guru
bagai fasilitator dalam membelajarkan siswa, dan

dan

se

penggu

naan multi media dalam kegiatan belajar-mengajar.
Demikian dalam penelitian ini masalah kadar CBSA ditelaah baik dari unsur keaktifan siswa dalam belajar mau
pun unsur keaktifan guru dalam mengajar. Dengan

memahami

kedua unsur tersebut, maka dapatlah diketahui apakah
dar CBSA yang terjadi dalam proses belajar-mengajar

pen

didikan umum tergolong tinggi atau rendah. Penilaian

merujuk kepada pandangan, .bahwa setiap siswa

ka

ini

di sekolah

selalu menunjukkan keaktifan dalam belajar namun penampilannya berbeda-beda baik tingkat maupun kualitasnya. Demi

kian

pula setiap guru itu memiliki kemampuan dalam menge-

lola strategi belajar-mengajar, akan tetapi secara potensial mengandung pula kadar CBSA yang berbeda-beda.
Dalam analisis selanjutnya unsur kadar CBSA tersebut
lalu dilihat kaitannya dengan unsur lainnya dalam hubungan dengan program pengajaran di sekolah. Oleh karena

kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar

itu

pendidikan umum

itu diduga mempunyai hubungan dengan pribadi guru sebagai

pelaksana pengajaran. Dalam penelitian ini, maka
pribadi guru ditelaah dalam hubungannya dengan

masalah
kualitas

latar belakang pribadi guru dan sikap guru terhadap CBSA.
Baik kualitas

latar belakang pribadi guru

maupun

sikap

12

guru terhadap CBSA, sesungguhnya adalah merupakan
belajar

hasil

dalam interaksi guru tersebut dengan lingkungan-

nya. Kualitas latar belakang pribadi guru yang

dipertim-

bangkan dalam penelitian ini meliputi unsur-unsur

pendi

dikan dan latihan yang pernah diikuti oleh guru, pengala-

man mengajar guru, usaha guru dalam membina diri,

kemam

puan mengajar guru serta motivasi untuk berprestasi dalam
mengajar.

Sedangkan sikap guru yang ditelaah dalam penelitian
ini

adalah sikap guru terhadap CBSA tersebut. CBSA seba

gai strategi belajar-mengajar memiliki prinsip
yang dapat diamati. Dalam penelitian ini

CBSA

tertentu

prinsip-prinsip

dimaksudkan sebagai hal-hal yang mendasar dan sela

lu tampak

yang menggambarkan tingkat kegiatan

batan siswa dalam proses belajar-mengajar.

keterli

Diperkirakan,

apabila sikap guru terhadap prinsip-prinsip CBSA tersebut

makLn positip, maka kadar CBSA dalam proses belajar-menga.1ar pun akan makin tinggi. Sebaliknya apabila sikap guru

terhadap prinsip-prinsip CBSA

tersebut cenderung negatip,

maka kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar pun,

cenderung rendah. Dalam hubungan dengan penelitian
maka prinsip-prinsip CBSA yang menjadi obyek

meliputi

ini,

penelitian

sikap guru terhadap siswa belajar, sikap

dalam membelajarkan siswa, sikap guru terhadap
dan situasi belajar-mengajar yang menuntut

akan

guru

program

keterlibatan

13

siswa. Selanjutnya baik kadar CBSA maupun kualitas
belakang pribadi guru dan sikapnya terhadap CBSA

bangannya
sosial

banyak dipengaruhi pula oleh latar

latar
perkem-

belakang

sekolah tempat guru dan siswa berinteraksi. Diper-

kirakan akan terjadi keragaman perkembangan dari

ketiga

faktor yang diteliti tersebut, yakni kadar CBSA, kualitas
latar belakang pribadi guru dan sikapnya terhadap CBSA di
lihat dari perbedaan strata latar belakang sosial sekolah.

Perbedaan strata latar belakang sosial sekolah per

lu diperhatikan dalam penelitian ini, karena
di lokasi

penelitian

masyarakat

merupakan masyarakat majemuk. Sis

tem sosial yang ada di pedesaan dan kota kecil,

berbeda

dengan yang ada di perkotaan. Oleh karena itu dalam pene

litian ini, seluruh daerah penelitian dibedakan

menjadi

dua strata yakni: strata J. : adalah SMA Negeri I (Kota Ma-

dya Manado); dan strata 2 : adalah SMA Negeri TFondano dan
SMA Negeri Girian (Kabupaten Minahasa).
Demikian dalam penelitian ini, masalah CBSA

proses belajar-mengajar pendidikan umum

selain

dalam

meneliti

tarafnya, juga akan dianalisis kecenderungannya

dilihat

dari latar belakang pribadi guru dan sikap guru

terhadap

CBSA. Lalu aspek-aspek ketiga faktor yang diteliti terse
but yakni kadar CBSA, latar belakang pribadi guru dan si

kap guru terhadap CBSA

dianalisis keragamannya

dilihat

dari perbedaan strata latar belakang sosial sekolah tempat

14

guru mengajar. Dari rumusan masalah dan penjabarannya se

perti dikemukakan inilah

diturunkan beberapa

pertanyaan

sebagai berikut.

1• Bagaimana kadar CBSA dalam keseluruhan

belajar-mengajar pendidikan umum pada

proses

ketiga SMA Negeri

yang menjadi obyek penelitian ?

2. Bagaimana latar belakang pribadi guru pendidikan

umum itu

dalam hubungan dengan pelaksanaan tugas

meng

ajar pada ketiga SMA Negeri tersebut ?

3. Bagaimana sikap guru-guru tersebut terhadap
nerapan prinsip-prinsip, CBSA

dalam keseluruhan

pe-

proses

belajar-mengajar pendidikan umum ?
4. Bagaimana pemunculan kadar CBSA dalam keseluruh

an proses belajar-mengajar pendidikan umum itu,

dilihat

dari kualitas aspek-aspek latar belakang pribadi guru dan

sikapnya terhadap CBSA; dan adakah pula ragam kualitas penampilan aspek-aspek ketiga faktor yang diteliti tersebut
dilihat dari perbedaan strata latar belakang sosial seko
lah ?

Berdasarkan keempat pertanyaan

tersebut, maka

pe

Pertama. menganalisis tentang kadar CBSA dalam

ke

nelitian ini membataei diri pada:

seluruhan proses belajar-mengajar pendidikan umum pada ke
tiga SMA Negeri yang menjadi obyek penelitian yakni

SMA

Negeri I Manado, SMA Negeri Tondano dan SMA Negeri Girian

15

Kabupaten Minahasa.

Kedua. menganalisis tentang kualitas latar belakang
pribadi guru pendidikan umum tersebut dalam hubungan deng
an pelaksanaan tugas mengajar.

Ketiga. menganalisis tentang
guru terhadap CBSA

kecenderungan

sikap

dalam proses belajar-mengajar

pendi-

didikan umum.

Keempat, menganalisis

lam proses belajar-mengajar

kecenderungan kadar CBSA da

pendidikan umum dilihat

da

ri kualitas latar belakang pribadi guru dan sikapnya ter
hadap CBSA;
pek

dan menganalisis

kadar CBSA,

ragam pemunculan aspek-as

ragam kualitas aspek-aspek latar

bela

kang pribadi guru dan ragam kecenderungan aspek-aspek si

kap guru terhadap CBSA,

dilihat dari perbedaan latar be

lakang sosial sekolah.
C.

Tu.luan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan
oleh gambaran tentang

kadar CBSA

untuk memper

dalam proses

belajar-

mengajar pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yang men

jadi obyek penelitian, yakni SMA Negeri I Manado, SMA Ne
geri Tondano dan SMA Negeri Girian Kabupaten Minahasa.

Gambaran tentang kadar CBSA tersebut lalu dilihat hubungannya dengan faktor-faktor latar belakang

pribadi

dan sikapnya terhadap CBSA. Secara lebih khusus,

tian ini bertujuan untuk memperoleh

informasi

guru

peneli

tentang

16

kecenderungan

kadar CBSA yang terjadi

dalam keseluruhan

proses belajar-mengajar pendidikan umum dan mengidentifikasi unsur-unsur yang diduga menunjang pemunculan

kadar

CBSA

bertu

tersebut. Lain dari pada itu penelitian ini

juan untuk memperoleh gambaran cara masing-masing sekolah

meningkatkan mutu proses belajar-mengajar pendidikan umum.
Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

maka
untuk

hal-hal sebagai berikut ini.
1• Memberikan informasi

yang jelas tentang

CBSA yang terjadi dalam keseluruhan proses

kadar

belajar-meng

ajar pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yang

menjadi

obyek penelitian. Berdasarkan informasi tersebut, maka da
pat direncanakan upaya peningkatannya.

2. Mengungkapkan masalah kadar CBSA yang

cenderung

rendah pada ketiga SMA Negeri yang menjadi obyek

tian dilihat dari kualitas latar belakang pribadi
dan sikapnya terhadap CBSA. Hal inipun lebih

tuk meningkatkan

kadar CBSA

jalan melakukan pembinaan

peneli

guru,

membantu un

secara lebih terarah dengan

guru pendidikan umum pada

ke

tiga SMA Negeri tersebut.

3. Mengungkapkan ragam kadar CBSA, ragam

kualitas

latar belakang pribadi guru dan ragam kecenderungan sikap
guru terhadap CBSA dilihat dari latar belakang sosial se

kolah tempat guru mengajar. Informasi tersebut juga perlu

17

mendapat perhatlan sebagai bahan masukan bagi fihak-fihak

penyelenggara pendidikan dalam rangka pembinaan guru pen
didikan umum sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah.
4. Memberikan informasi tentang peranan guru di da

lam keseluruhan proses belajar-mengajar pendidikan

umum

dengan menggunakan strategi CBSA. Peranan tersebut mengim-

plikasikan

tentang pengetahuan dan kemampuan teknik apa-

kah yang perlu dimiliki guru untuk dapat menerapkan stra
tegi CBSA

serta suasana yang bagaimana perlu

diciptakan

dalam kegiatan belajar-mengajar tersebut. Dengan demikian
informasi ini dapat pula member! manfaat bagi para penye
lenggara pendidikan, khususnya dalam perencanaan

kuriku

lum di lembaga pendidikan guru.

5. Menyajikan masalah-masalah lainnya yang

berhu-

bungan dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) yang

perlu

mendapat perhatlan untuk penelitian lebih lanjut. Peneli
tian tersebut dapat pula berupa pengujian kembali hal-hal
yang diperoleh dari penelitian ini

atau penelitian untuk

masalah baru yang muncul dengan wilayah populasi yang le
bih luas.

D. Alasan Pemilihan Masalah yang Diteliti

Alasan-alasan yang mendasari pemilihan masalah

ka

dar CBSA dalam proses belajar mengajar pendidikan umum se

bagai obyek penelitian dapat diterangkan sebagai berikut.
1. Strategi

pengajaran dengan

menggunakan

CBSA

18

merupakan salah satu masalah yang aktual dalam bidang pen
didikan di sekolah dan menarik untuk dilakukan
annya, terutama

dalam pengembangan sumber daya

penelitimanuala

Indonesia.

2. Masalah kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar
pendidikan umum dinilai cukup terbatas karena hanya menelaah salah satu aspek dari sekian banyak aspek permasalah
an CBSA, yakni meninjau dari segi tarafnya saja, lalu di
lihat hubungannya dengan faktor guru sebagai

unsur pelak

sana pengajaran,

3. Di Indonesia penelitian tentang masalah CBSA da

lam proses belajar-mengajar pada setiap jenjang pendidik
an,

masih sangat kurang dilakukan. Oleh karena itu mela

lui

penelitian ini diharapkan dapat diungkapkan permasa-

lahannya

khususnya pada sekolah-sekolah yang menjadi ob

yek penelitian. Dengan jalan ini dapat diperoleh umpan ba-

lik bagi peningkatan efektifitas pelaksanaan

pengajaran.

4. Dewasa ini banyak usaha dari berbagai pihak

tuk menanggulangi permasalahan di bidang pendidikan,
tapi

tampak usaha-usaha tersebut belum memberikan

yang diharapkan.
dan diteliti

berikan

un

tehasil

Dalam hubungan dengan ini, perlu dicari

konsep lainnya yang diperkirakan akan

mem

lebih banyak kemungkinan untuk memperbaiki

kua

litas pendidikan.

Di sini tampak betapa pentingnya masa

lah CBSA didalami dan ditekuni secara sungguh-sungguh dan

19

penuh kesadaran, sehingga benar-benar dapat

dipraktekkan

dalam pelaksanaan tugas mengajar sehari-hari.
5. Pada beberapa tahun terakhir ini, gagasan

ten

tang strategi pengajaran dengan menggunakan CBSA

banyak

mendapat perhatlan pemerintah, dan memberlakukan

sebagai

bagian dari usaha pembaharuan pengajaran di Indonesia.

Hal ini antara lain dilakukan dengan jalan mengintegrasikan CBSA tersebut ke dalam kurikulum sekolah pada seluruh
jenjang pendidikan. Sebagai guru, maka penelitian ini dipandang sebagai respons yang positip terhadap usaha peme
rintah tersebut, dan dapat memberikan masukan

informasi

untuk kepentingan pelaksanaan di sekolah-sekolah.

6. Penelitian tentang masalah CBSA dalam proses bel
ajar-mengajar pendidikan umum,

belum pernah dibahas oleh

siswa lainnya. Oleh karena itu, hasil penelitian ini

di

harapkan dapat menyajikan informasi ilmiah yang baru, dan
sebagai masukan yang bermanfaat bagi para

penyelenggara

pendidikan khususnya yang membidangi program

pendidikan

umum.

E. Kedudukan Studi dan Wilavah Masalah Penelitian

Secara operasional, pelaksanaan program

pendidikan

umum di sekolah mencakup empat unsur pokok ialah: kuriku

lum, proses belajar-mengajar, lingkungan atau situasi dan

evaluasi.

Semua unsur itu satu sama lain saling

bungan dan membentuk

wilayah masalah program

berhu-

pendidikan

20

umum dalam sistem pendidikan di sekolah.

Ini berarti bah

wa program pendidikan umum dalam konteks pendidikan seko
lah merupakan permasalahan yang kompleks, sehingga banyak

penelitian yang dapat dilakukan. Oleh karena itu
tian

peneli

dalam penulisan tesis ini, lebih memusatkan

perha

tlan pada salah satu segi wilayah permasalahan itu, yakni
yang berhubungan dengan
Komponen proses

komponen proses belajar-mengajar.

belajar-mengajar itu pun mencakup

ruang

lingkup telaahan yang luas, karena banyak aspek yang terkait di dalamnya.

Dalam hubungan ini, maka

penelitian dalam

rangka

studi SZ ini mengambil salah satu aspek dari komponen pro

ses belajar-mengajar itu
cara lebih khusus lagi

yakni metode mengajar, dan
tentang kadar CBSA

belajar-mengajar pendidikan umum.
pendidikan umum yang dimaksudkan

dalam

se

proses

Dalam penelitian
dibatasi khusus

ini,

untuk

empat bidang studi kelompok pengajaran afektif yakni: pen

didikan agama, PMP, pendidikan olahraga/kesehatan dan pen
didikan kesenian

sesuai dengan kurikulum SMA 1975,

menjadi kelompok bidang studi dalam program inti

lalu

kuriku

lum SMA 1984.

Kadar CBSA
pakan

seperti yang dikemukakan di atas, meru

salah satu indikator untuk menilai keberhasilan ke

giatan belajar-mengajar pendidikan umum di sekolah. Dalam

hubungan ini Lee Shulman (Wittrock, 1986: 6)

menyebutnya

21

sebagai variabel proses. Oleh karena itu dapat dinyatakan
bahwa studi ini ada di dalam bidang proses

a.iar khususnya proses belajar-menga.lar

bela.1ar-meng-

pendidikan umum.

Sedangkan yang menjadi wilayah masalah penelitian.

yang berkenaan dengan kadar CBSA
mengajar pendidikan umum.

dalam proses

yaitu

belajar-

Kadar CBSA tersebut dapat

di

amati melalui perilaku siswa belajar dan guru mengajar.
Kadar CBSA

itu lalu dilihat

dalam hubungannya dengan la

tar belakang pribadi guru dan sikapnya terhadap CBSA. Se

dangkan

ragam yang terjadi berkenaan dengan

pemunculan

ketiga faktor yang diteliti tersebut, dilihat dari
belakang sosial sekolah

latar

tempat guru mengajar.

Secara visual, wilayah masalah penelitian yang
lakukan itu

dapat diragakan seperti

halaman 21.

Bagan tersebut menunjukkan bahwa masalah ka

dar CBSA itu merupakan bagian terpadu

dalam Bagan 1

di

dari

pada

keseluruhan

proses belajar-mengajar. Kadar CBSA tersebut diperkirakan
sangat ditentukan
badi guru

baik oleh kualitas latar belakang pri

maupun sikap guru terhadap CBSA tersebut.

munculan kadar CBSA

dan kualitas latar belakang

Pe

pribadi

guru serta sikap guru terhadap CBSA itu pun sedikit

ba

nyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial sekolah

sebagai

wadah terjadinya interaksi itu. Wilayah masalah

peneli

tian ini selanjutnya
pola penelitian

dijadikan landasan untuk menentukan

yang dilakukan.

21

WILAYAH MASALAH PENELITIAN

Bagan 1: Wilayah Masalah dan Faktorfaktor yang diteliti

BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan pro-

sedur yang dilakukan

dalam penelitian sebagai berikut.

1. Rancangan penelitian. Bagian ini menjelaskan tu

juan khusus penelitian, pertanyaan-pertanyaan

penelitian,

populasi dan sampel penelitian, metode penelitian dan teknik pengumpulan data, pedoman pengolahan data, faktor-fak
tor yang diteliti dan alat pengumpul data.
2. Pelaksanaan dan hasil penelitian.

Dalam bagian

ini dikemukakan (a) pelaksanaan pengumpulan data meliputi

persiapan penelitian

dan pengumpulan data

lapangan;

(b) proses pengolahan data penelitian, meliputi pengolah
an data dan penyajian
(c) pembahasan

keseluruhan

hasil penelitian; dan

hasil penelitian.

3. Kesimpulan. implikasi. dan rekomendasi. Kesimpul
an dibuat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

peneliti

an, dan implikasi dilakukan sebagai kegiatan tindak

lan

jut penelitian, sedangkan rekomendasi memuat gagasan yang
perlu dilakukan berkenaan dengan masalah yang diteliti.
A. Rancangan Penelitian
1• Tu.luan Khusus Penelitian

Sesuai dengan ruang lingkup masalah dan tujuan umum
penelitian sebagaimana telah dikemukakan pada Bab I, maka
87

88

secara lebih operasional tujuan penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut.

a. Memperoleh gambaran mengenai kadar CBSA yang ter

jadi dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum

pada

ketiga SMA Negeri yang menjadi obyek penelitian.
b. Memperoleh gambaran mengenai latar belakang pri

badi guru pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri yang men
jadi obyek penelitian.

c. Memperoleh gambaran mengenai kecenderungan sikap

guru pendidikan umum pada ketiga SMA Negeri terhadap CBSA.
d. Memperoleh gambaran mengenai

kecenderungan

ka

dar CBSA tersebut dalam proses belajar-mengajar pendidik
an umum, dilihat dari latar belakang pribadi guru dan si
kapnya

terhadap CBSA.

e. Memperoleh gambaran mengenai ragam kadar CBSA da

lam proses belajar-mengajar, ragam kualitas latar belakang

pribadi guru, dan ragam kecenderungan sikap guru terhadap
CBSA dilihat dari strata latar belakang sosial sekolah.

2. Asumsi-asumsi vang Digunakan dalam Penelitian

Beberapa asumsi yang menjadi landasan dalam

pene

litian ini dikemukakan sebagai berikut.

a. Upaya mewujudkan manusia seutuhnya antara

lain

menuntut perbalkan mutu proses belajar-mengajar pendidik
an umum di sekolah-sekolah, dengan jalan mengintegrasikan
strategi CBSA

dalam sistem penyampaian

pengajaran.

89

Hal ini dilakukan dengan tujuan, (1) dapat

meningkatkan

keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam proses bel

ajar-mengajar pendidikan umum, (2) dapat meningkatkan kua
litas dan kuantitas pencapaian pengetahuan dan

pembinaan

ketrampilan, pembinaan nilai dan sikap siswa.
b. Adanya pengetahuan tentang strategi
dengan menggunakan CBSA

yang telah dikembangkan baik se

cara teoritis maupun empiris, dapat
landasan titlk tolak

pengajaran

dijadikan

sebagai

dalam rangka studi tentang

masalah

kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum.
c. Pemunculan kadar CBSA dalam proses belajar-meng

ajar pendidikan umum, sangat dipengaruhi oleh

kesediaan

guru untuk menerapkan prinsip-prinsip CBSA itu.

Prinsip-

prinsip CBSA tersebut menampak dalam dimensi subyek didik,
dimensi guru sebagai fasilitator, dimensi program

penga

jaran

di da

dan dimensi situasi belajar-mengajar yang

lamnya terjelma

hubungan guru-murid yang intim.

d. Jika guru relatif tidak mengalami

ketidak sera-

sian kognisi atau tidak mengalami konflik berkenaan deng
an keharusan penggunaan

strategi CBSA dalam proses

bel

ajar-mengajar pendidikan umum, maka guru akan lebih

ber

sikap positif dan bersedia

melaksanakannya. Oleh

itu pemunculan kadar CBSA dalam keseluruhan proses

karena
bela

jar-mengajar pendidikan umum cenderung tinggi.

e. Jika guru relatif mengalami ketidak

seimbangan

90

atau ketidak serasian kognisi berkenaan dengan

keharusan

penggunaan strategi CBSA dalam proses belajar-mengajar ma
ka guru akan lebih bersikap

negatif dan ragu-ragu melak

sanakannya. Oleh karena itu pemunculan kadar CBSA,

dalam

keseluruhan proses belajar-mengajar pendidikan umum

tam

pak cenderung rendah.
f. Penggunaan

strategi CBSA dalam proses

mengajar pendidikan umum, merupakan suatu usaha

belajar-

pembaha

ruan dalam pengajaran, yang dalam pelaksanaannya di seko

lah banyak ditentukan oleh mutu latar belakang pribadi gu
ru sebagai pelaksananya. Latar belakang pribadi guru

itu

berkaitan erat dengan taraf pendidikan, latihan atau

pe

nataran yang pernah diikuti, pengalaman mengajar
menjadi guru, kebiasaan

selama

membina diri dan dorongan

untuk

berprestasi dalam mengajar.

g. Perkembangan suatu daerah pemerintahan mempenga
ruhi terhadap laju perembesan gerakan pembaharuan

penga

jaran. Status daerah pemerintahan dapat menimbulkan ragam
laju perembesan itu. Salah satu faktor yang dominan dapat

dljadikan tolok ukur,

yaitu daerah

sar atau kota madya, kota

pemerintahan kota be

kabupaten dan kota kecil,

di

wilayah kecamatan.
3. Pertanyaan Pemandu Penelitian

Berdasarkan rumusan dan pembatasan masalah
yang telah dikemukakan, maka

pada bagian

seperti

ini diturunkan

91

beberapa pertanyaan penelitian.

Pertanyaan tersebut

maksudkan sebagai pedoman dalam melaksanakan studi,

di
agar

eksplorasi data berkenaan dengan masalah yang diteliti da
pat dilakukan secara

sistematik dan terarah.

Pertanyaan

penelitian yang dimaksudkan adalah sebagai berikut.
Masalah 1, Pemunculan kadar CBSA dalam proses

bel-

a.1ar-menga.1ar pendidikan umum di SMA:

(1) Bagaimana keterlibatan siswa SMA dalam

keseluruhan

kegiatan belajar-mengajar pendidikan umum ?

(2) Bagaimana kegiatan belajar eksperimensial yang dialami siswa SMA tersebut dalam proses belajar-mengajar ?

(3) Bagaimana pra-karsa siswa SMA dalam keseluruhan

ke

giatan belajar-mengajar pendidikan umum ?

(4) Bagaimana praktek guru SMA dalam pelaksanaan

kegiat

an belajar-mengajar pendidikan umum tersebut berkena

an dengan peranannya sebagai fasilitator ?
(5) Bagaimana kebiasaan guru pendidikan umum dalam

meng

gunakan multi media sehubungan dengan pelaksanaan tu
gas mengajar dengan strategi CBSA ?

Masalah £,

Kualitas latar

belakang pribadi

guru

pendidikan umum:

(1) Bagaimana tingkat pendidikan yang dicapai guru pendi
dikan umum pada SMA yang menjadi obyek penelitian ?

(2) Bagaimana partisipasi guru pendidikan umum
dalam kegiatan penataran dan latihan guru ?

tersebut

92

(3) Bagaimana pengalaman mengajar sebagai

guru

bidang

studi program pendidikan umum ?

(4) Bagaimana kebiasaan guru dalam membina diri,

sehu

bungan dengan pelaksanaan tugas mengajar ?

(5) Bagaimana kemampuan guru program pendidikan umum da
lam pelaksanaan tugas mengajar ?

(6) Bagaimana motivasi

guru dalam usaha perbaikan

mutu

mengajar ?

Masalah J>, Kecenderungan sikap guru pendidikan umum
terhadap CBSA:

1) Bagaimana sikap guru terhadap CBSA

dilihat dari

segi

manfaat dan fungsinya dalam pendidikan di sekolah ?

2) Bagaimana sikap guru terhadap penerapan prinsip
dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum
dari unsur

3) Bagaimana

CBSA
dilihat

siswa yang belajar ?

sikap guru terhadap penerapan prinsip

dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum

CBSA

dilihat

dari unsur guru yang mengajar ?

4) Bagaimana sikap guru terhadap penerapan prinsip

CBSA

dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum, dilihat
dari tuntutan perbaikan mutu program pengajaran ?

5) Bagaimana sikap guru terhadap

penerapan prinsip

CBSA

dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum, dilihat
dari

tuntutan perbaikan situasi belajar-mengajar, se

hingga siswa dapat belajar dengan baik ?

93

Masalah j±, Hubungan antar faktor:

(1) Dalam kondlsi yang bagaimana, faktor-faktor latar be
lakang pribadi guru dan sikap guru terhadap CBSA
pat menunjang
(2) Apakah ragam

da

pemunculan kadar CBSA yang tinggi ?
kadar CBSA dalam proses

belajar-meng

ajar, ragam kualitas latar belakang pribadi guru, dan
ragam kecenderungan

sikap guru terhadap CBSA,

dapat

dijelaskan oleh perbedaan strata latar belakang sosi
al sekolah ?

4. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini mengambil populasi permasalahan men

cakup semua karakteristik-karakteristik tentang:

(a) Ka

dar CBSA dalam proses belajar-mengajar pendidikan umum pa

da SMA-SMA yang menjadi obyek penelitian, (b) Latar bela
kang pribadi guru pendidikan umum

dan (c) Sikap guru ter

hadap penerapan prinsip-prinsip CBSA dalam proses belajarmengajar. Sedangkan

yang menjadi sampel penelitian, men

cakup semua hal yang mewakili karakteristik-karakteristik
populasi penelitian itu,
Studi ini lebih mengarahkan perhatlan pada segi kua

litas faktor-faktor yang diteliti, sehingga

mengharuskan

pembatasan obyek penelitian. Sehubungan dengan itu, dite
tapkan tlga SMA Negeri di Kota Madya Manado dan Kabupaten
Minahasa. SMA-SMA yang dimaksudkan dalam penelitian

ialah SMA Negeri I Manado, (Kota Madya Manado),

dan

ini,

SMA

94

Negeri Tondano dan SMA Negeri Girian,
sa). Alasan pemilihan ke tiga SMA

(Kabupaten Minaha

tersebut dapat dijelas-

kan sebagai berikut ini:
SMA Negeri I Manado dipilih. karena berada di Kota

Madya

Manado dan sebagai ibu kota Propinsl, kwalifikasi sekolah:
baik. SMA Negeri Tondano dipilih, karena berada

di Kota

Kabupaten, kwalifikasi sekolah: baik. SMA Negeri Girian di

pilih karena berada di Kota Kecil (Kecamatan),

kwalifi

kasi sekolah: sedang.

Sumber data

primer

dalam penelitian ini,

terdirl

dari semua guru pendidikan umum pada ke tiga SMA

Negeri.

Guru pendidikan umum yang dimaksudkan ialah: guru

pendi-

agama, guru PMP, guru pendidikan olah raga/kesehatan

dan

guru pendidikan kesenian.

ke

Guru pendidikan umum pada

tiga SMA ini, berjumlah 38 orang, yakni SMA Negeri I:

15

orang; SMA Negeri Tondano: 14 orang dan SMA Negeri Girian:
9 orang. Dari jumlah tersebut yang dljadikan sampel pene
litian sebanyak 21 orang, yakni 50% dari jumlah populasi.
Dengan demikian yang menjadi sumber data primer pada SMA

yang dljadikan obyek penelitian ini dapat dirinci sebagai
berikut: SMA Negeri I, 9 guru, SMA Negeri Tondano, 8 guru
dan SMA Negeri Girian, 4 guru. Jumlah sumber data

primer

sebanyak 21 orang dianggap memadal, karena penelitian ini
masih bersifat penjajakan.
Sedangkan yang menjadi sumber data sekunder terdiri dari:

95

para kepala sekolah, guru sejawat

yang banyak mengetahui

perilaku guru pendidikan umum. Dokumen sekolah juga dijadikan sebagai sumber data, karena banyak memuat informasi
tentang data guru dan persiapan mengajarnya.

5. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan ialah metode

kriptif. Disebut penelitian deskriptif

karena

des

sifatnya

untuk mengungkapkan keadaan nyata yang berlangsung di la

pangan. W. Surakhmad

(1982 : 139) mengemukakan ciri-ciri

metode deskriptif sebagai berikut: "1. Memusatkan diri pa

da pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang,
pada masalah-masalah yang aktual. 2. Data yang

dikumpul-

kan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian

dianali-

sa". Pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas

hanya

sampai pada pengumpulan data, tetapi meliputi analisa dan
interpretasi tentang arti data itu.

Sehubungan dengan penelitian ini, metode deskriptif
digunakan untuk menelaah fenomena-fenomena tentang perma
salahan dari ketiga faktor yang diteliti yakni kadar CBSA

dalam proses belajar-mengajar, sikap guru terhadap

CBSA,

dan latar belakang pribadi guru. Selain dari pada itu di

gunakan untuk menelaah persamaan dan perbedaan

fenomena

tersebut dilihat dari perbedaan strata latar belakang so

sial sekolah. Sebagai suatu

penelitian

akademik

untuk

96

tesis, digunakan pula studi kepustakaan untuk meletakkan
dasar kerangka teori tentang masalah yang diteliti dan ke-

rangka acuan untuk membahas hasil-hasil penelitian.
b. Teknlk Pengumnul D&ta

Dalam penelitian ini alat pengumpul data utama ada

lah angket, sedangkan wawancara dan observasi sebagai pelengkap. Penggunaan angket dimaksudkan agar diperoleh da
ta yang lebih spesifik tentang permasalahan yang diteliti
meliputi (1) Data kadar CBSA dalam PBM pendidikan umum se

perti: keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar,
belajar eksperimensial, prakarsa siswa, guru sebagai

fa

silitator dan penggunaan multi media. (2) Data latar bela
kang pribadi guru seperti: pendidikan dan latihan, penga
laman kerja guru, kebiasaan guru dalam membina diri,
mampuan dan motivasi guru dalam pelaksanaan tugas

ke

menga

jar. (3) Data sikap guru terhadap CBSA seperti: penerapan

CBSA dalam pendidikan umum, keaktifan siswa dalam belajar,
peran guru sebagai fasilitator, isi program

pengajaran

yang berorientasi pada keaktifan siswa, dan penciptaan si
tuasi

belajar-mengajar yang berorientasi pada CBSA.

Untuk

menjarlng data tersebut,

disediakan

kemungkinan jawaban,

kup memilih

salah jawaban yang

maka setiap item

angket

sehingga para guru

cu

paling sesuai.

Selanjutnya wawancara digunakan untuk mengetahui da

ta

yang bersifat emic menurut pandangan responden,

atau

97

tempat guru bekerja,

pendidikan dan pengalaman kerja gu

ru, kebiasaan guru dalam membina diri dan dorongan
berprestasi dalam mengajar.

Dari segi sikap

untuk

guru, yang

ingin dicapai ialah bagaimana sikap guru terhadap penerap
an CBSA dalam proses belajar-mengajar, sikap guru

terha

dap siswa belajar dan memperlakukannya dalam belajar, si
kap guru terhadap pengelolaan program pengajaran dan pen-

ciptaan situasi belajar-mengajar berdasarkan prinsip CBSA.
Sedangkan observasi dilakukan terutama dengan tujuan

un

tuk memperoleh data tentang perilaku guru mengajar,

dan

siswa belajar pada waktu pelajaran berlangsung.
6. Pedoman Pengolahan Data

Proses pengolahan data dalam penelitian ini

adalah

menggunakan pendekatan kualitatif. Artinya data yang

di

peroleh dari hasil angket atau yang diperoleh melalui wawancara dan observasi, dianalisis berdasarkan

langkah-

langkah analisis data seperti yang berlaku pada peneliti
an kualitatif. Analisis data tersebut dilakukan secara in-

duktif dan "... ini dapat disamakan dengan content analy

sis, yang tujuannya adalah membuat

informasi-informasi

yang berhasil dihimpun itu menjadi jelas dan

membuatnya

menjadi eksplisit" (Subino Hadisubroto, 1988: 15). Dengan
demikian penelitian ini tidak menggunakan analisis secara

kuantitatif. Artinya, dalam memperoleh pemahaman dan peng-

hayatan terhadap pokok-pokok

permasalahan yang

diteliti

98

tidak menggunakan formula-formula statistik. Oleh
itu

karena

dalam penelitian ini tidak digunakan pengujian hipo-

tesis seperti lasimnya

pada penelitian kuantitatif.

Prosedur analisis data kualitatif ini dilakukan se

cara bertahap seperti yang dikemukakan oleh (S. Nasution,
1988 :129) meliputi "...(1) reduksi data, (2) display da

ta, (3) mengambil kesimpulan dan verifikasi". Jika

dilu-

kiskan secara model alur maka tahap-tahap analisis

data

tersebut dibuat sebagai berikut

Bagan 6.

Periode pengumpulan data
i-

Pereduksian Data

Antisipasi

Selama

Pasca

Penyajian Data

Selama .

s

Pasc