PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH MENGGUNAKAN MEDIA KARTU SOAL-JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUMBER DAYA ALAM KELAS IV SDN 2 KARANGREJA KECAMATAN SURANENGGALA KABUPATEN CIREBON.

(1)

KarangrejaKecamatanSuranenggalaKabupaten Cirebon padaMateriSumberDayaAlam di LingkunganSetempatKelas IV)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Ulva Sahara

0903207

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Model Cooperative Learning tipe Make a match Menggunakan Media Kartu Soal-Jawaban Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sumber Daya Alam di Kelas IV SD Negeri 2 Karangreja Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon. Adalah benar-benar karya saya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sangsi yang dijatuhkan kepada saya. Apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Juni 2013 Yang Membuat Pernyataan,

Ulva Sahara NIM. 0903207


(3)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan dan Pemecahan Masalah ... 9

1. Rumusan Masalah ... 9

2. Pemecahan Masalah... 9

C.Tujuan Penelitian ... 11

D.Manfaat Penelitian ... 12

E. Batasan Istilah ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA……….. 14

A.Hakikat Pendidikan IPS ... 14

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) ... 14

2. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) ... 15

3. Ruang Lingkup Pendidikan IPS ... 16

B.Teori Belajar IPS……….. 17

C.Model Pembelajaran Cooperative Learning……… 21

1. Pengertian Model Cooperative Learning ... 21

2. Karakteristik Model Cooperative Learning... 22

3. Teknik-teknik Cooperative Learning ... 23

4. Tujuan Penerapan Model Cooperative Learning ... 25

5. Manfaat Penerapan Model Cooperative Learning………. ... 26

D.Model Cooperative Learning Tipe Make a Match ... 27

1. Pengertian Model Cooperative Learning Tipe Make a Match ... 27

2. Langkah-langkah Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match……… ... 28

3. Kelebihan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match... 30

E. Media Pembelajaran ... ….… 30

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 30

2. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 31

3. Manfaat Media Pembelajaran ... 33

F. Pembelajaran Materi Sumber daya Alam dengan Menerapkan Model Cooperative Learning tipe Make a Match Menggunakan Kartu Soal- Jawaban ... ……. 39


(4)

vi

H.Hipotesis Tindakan ... 35

BAB III METODE PENELITIAN………42

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42

1. Lokasi penelitian ... 42

2. Waktu penelitian ... 42

B. Subjek penelitian ... 43

C. Metode dan Desain Penelitian ... 45

1. Metode Penelitian ... 45

2. Desain Penelitian ... 46

D. Instrumen Penelitian ………... 50

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 56

F. Validasi Data ... 60

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN……….62

A. Paparan Data Awal ... 62

B. Paparan Data Tindakan ... 65

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 65

2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 80

3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 94

C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru ... 109

1. Paparan Pendapat Siswa ... 109

2. Paparan Pendapat Guru ... 109

D. Pembahasan ... 110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………..120

A. Kesimpulan ... 120

B. Saran ... 122

DAFTAR PUSTAKA ... 124

LAMPIRAN-LAMPIRAN………..127 RIWAYAT HIDUP


(5)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Daftar Nilai Siswa Kelas IV Mata Pelajaran IPS Materi Sumber Daya

Alam ... 5

3.1 Jadwal penelitian tindakan kelas ... 43

3.2 Nama-nama Siswa Kelas IV SDN 2 Karangreja ... 44

3.3 Kisi-kisi Wawancara Siswa ... 52

3.4 Kisi-kisi Wawancara untuk Observer ... 53

3.5 Kisi-kisi Soal Tes ... 56

3.6 Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimum ... 57

4.1 Data Observasi Kinerja Guru Data Awal ... 62

4.2 Data Awal Hasil Belajar Siswa... 64

4.3 Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus I ... 66

4.4 Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus I ... 69

4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I ... 70

4.6 Observasi Kinerja Guru Tahap Penilaian Siklus I ... 72

4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus I Kelas IV SDN Karangreja ... 73

4.8 Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Data Awal dengan Siklus I ... 74

4.9 Analisis Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 76

4.10 Analisis Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Siklus I ... 77

4.11 Rangkuman Hasil Siklus I ... 79

4.12 Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus II ... 80

4.13 Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Siklus II ... 83

4.14 Data Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II ... 84

4.15 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Siklus I dengan Siklus II ... 86

4.16 Observasi Kinerja Guru Tahap Penilaian Siklus II... 87

4.17 Hasil Belajar Siswa Siklus I Kelas IV SDN Karangreja ... 87

4.18 Perbandingan Hasil Siswa dalam Materi Sumber Daya Alam pada Siklus I dengan Siklus II ... 89

4.19 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 90

4.20 Analisis Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Siklus II ... 91

4.21 Rangkuman Hasil Siklus II ... 93

4.22 Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus III ... 94

4.23 Data Observasi Kinerja Guru Sikluis III ... 97

4.24 Data Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus III ... 99

4.25 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Siklus I, Siklus II dengan Siklus III ... 101

4.26 Observasi Kinerja Guru Tahap Penilaian Siklus III ... 102

4.27 Hasil Belajar Siswa Siklus III Kelas IV SDN Karangreja ... 103

4.28 Perbandingan Hasil Siswa dalam Materi Sumber Daya Alam pada Siklus I, Siklus II dengan Siklus III ... 104


(6)

viii

4.30 Analisis Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran

Siklus III ... 106

4.31 Rangkuman Hasil Siklus III ... 108

4.32 Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Perencanaan Setiap Siklus ... 113

4.33 Perbandingan Observasi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Setiap Siklus ... 114

4.34 Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Penilaian Setiap Siklus ... 115

4.35 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Setiap Siklus ... 115


(7)

ix DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart... 47

4.1 Diagram Observasi Kinerja Guru Tahap Perencanaan Setiap Siklus ... 113

4.2 Diagram Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Setiap Siklus ... 114

4.3 Observasi Kinerja Guru Tahap Penilaian... 115

4.4 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I, Siklus II, dengan Siklus III ... 116

4.5 Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I, Siklus II, dengan Siklus III ... 117

4.6 Perbandingan Nilai Terndah, Nilai Tertinggi dan Rata-rata Kelas pada Observasi Awal Siklus I, Siklus II, dengan Siklus III ... 118


(8)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Data Awal ... 127

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 133

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 150

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 167

5. Lembar Observasi Kinerja Guru Data Awal ... 174

6. Lembar Observasi Kinerja Guru Data Awal ... 175

7. Lembar Observasi Kinerja Guru ... 179

8. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 180

9. Lembar Observasi Kinerja Guru ... 181

10. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 182

11. Lembar Observasi Kinerja Guru ... 183

12. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 184

13. Lembar Observasi Kinerja Guru ... 185

14. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 191

15. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 192

16. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 195

17. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 198

18. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 201

19. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Silkus III ... 204

20. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 207

21. Hasil Belajar Siswa Siklus I Kelas IV SDN Karangreja ... 210

22. Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 211

23. Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 212

24. Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 213

25. LKS Kelompok ... 214

26. Hasil Belajar Siswa Siklus I Kelas IV SDN Karangreja ... 215

27. Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 216

28. Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 217

29. Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 218

30. LKS Kelompok Siklus II ... 219

31. Hasil Belajar Siswa Siklus I Kelas IV SDN Karangreja ... 220

32. Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 221

33. Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 222

34. Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 223

35. LKS Kelompok Siklus III ... 224

36. Pedoman Wawancara untuk Siswa ... 225

37. Hasil Wawancara Siswa ... 226

38. Hasil Wawancara Siswa ... 227

39. Pedoman Wawancara Untuk Guru ... 230

40. Hasil Wawancara Guru ... 231

41. Hasil Wawancara Guru ... 232

42. Catatan Lapangan ... 233


(9)

xi

44. Catatan Lapangan Siklus II ... 235 45. Catatan Lapangan Siklus III ... 236 46. Dokumentasi ... 237


(10)

1

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan manusia untuk dapat mengerti bagaimana tentang menjadi manusia yang sebenar-benarnya, dan bagaimana pula menjalani kehidupannya sebagai manusia. Pendidikan ditujukan untuk dapat mengembangkan aspek-aspek yang ada dalam diri manusia.Pendidikan menurut UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 adalah :

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kedewasaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Jadi upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan potensi diri peserta didik adalah melalui pendidikan, baik pendidikan formal yang merupakan pendidikan resmi yang terstruktur dan berjenjang ( SD, SLTP, SMA, Perguruan Tinggi) maupun informal yang biasanya dilakukan secara mandiri oleh keluarga atau lingkungan dan non formal kegiatan pendidikan yang berada di luar pendidikan formal namun tetap sistematis misalnya Lembaga bimbingan belajar. Dalam pendidikan formal, hal-hal di atas terangkum dalam beberapa mata pelajaran yang ada di tingkat pendidikan (SMA, SLTP, SD).

Salah satu mata pelajaran yang ada di Sekolah Dasar adalah Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI (BSNP, 2006),

Standar kompetensi pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.Bidang kajian pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) khususnya di Sekolah Dasar juga mencakup materi geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi.

Pendidikan IPS merupakan ilmu yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang sangat dekat dengan kehidupan manusia, khususnya dalam kehidupan


(11)

bermasyarakat. Misalnya ekonomi mengajarkan tentang kebutuhan manusia, seperti barang dan jasa. Geografi mengajarkan tentang tata letak atau alam sekitar.Sejarah mengajarkan tentang asal-usul atau masa lalu, agar dapat mengetahui tentang bagaimana kehidupan terdahulu. Sosiologi mengajarkan tentang bagaimana kehidupan dalam bermasyarakat. Antropologi mengajarkan bagaimana kebudayaan masyarakat dan lain sebagainya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hanifah (Djuanda dkk,2009:121) yang menyatakan bahwa: „IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang berhubungan dengan manusia di dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek : ekonomi, geografi, sosiologi,

antropologi, pemerintahan dan psikologi sosial.‟ Oleh karena itu, tujuan

pendidikan IPS tidak lain adalah untuk menjadikan siswa dapat berinteraksi secara sosial dalam bermasyarakat.

Menurut KTSP (BSNP, 2006), mata pelajaran pendidikan IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global

Hal senada dikemukakan oleh Hanifah (2009) bahwa Pembelajaran IPS bertujuan:

Tujuan pembelajaran IPS yang dapat disusun berdasarkan atas taksonomi tujuan pendidikan maka kita akan berbicara mengenai tujuan pendidikan yang berorientasi pada perubahan tingkah laku para siswa yakni (1) pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai sosial dan sikap, (4) keterampilan.

Berdasarkan uraian diatas, pembelajaran pendidikan IPS di Sekolah Dasar bertujuan agar siswa dapat mengetahui masa lalu, menjalani masa kini dan mempersiapkan masa depan dalam kehidupan, khususnya kehidupan global yang dinamis dan berubah-ubah dalam masyarakat. Seperti yang diuraikan oleh


(12)

Supriatna (2009) bahwa: “Pendidikan IPS lebih ditekankan pada bagaimana caramendididik tentang ilmu-ilmu sosial atau lebih kepada penerapannya (application of knowledge social studies)”.

Pembelajaran IPS di Sekolah dasar seharusnya dapat membawa siswa untuk dapat lebih berinteraksi dengan orang lain dan kehidupan sekitarnya. Oleh sebab itu, pembelajaran IPS seharusnya tidak hanya terfokus pada teori, namun bagaimana siswa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu dapat didukung dari bagaimana cara guru mengajar.

Pada kenyataanya, pembelajaran IPS di sekolah dasar menunjukkan masih banyak permasalahan pelaksanaan standar isi pokok mata pelajaran pendidikan IPS. Guru dalam menerapkan pembelajaran lebih menekankan pada metode yang mengaktifkan guru, pembelajaran yang dilakukan guru kurang kreatif, lebih banyak menggunakan metode ceramah dan kurang mengoptimalkan media pembelajaran. Sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran tersebut.Siswa hanya diam saja dan mudah jenuh dalam pembelajaran.Selain itu kurang nya motivasi yang diberikan guru, juga menjadi faktor kurangnya hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan IPS.

Pembelajaran yang diutarakan di atas sama halnya dengan pembelajaran yang terjadi di SD Negeri 2 Karangreja, khususnya dalam pembelajaran pendidikan IPS. Berdasarkan hasil observasi langsung yang dilakukan pada tanggal 22 September 2012 terhadap pembelajaran pendidikan IPS yang dilakukan oleh guru kelas IV SD Negeri 2 karangreja, memang kurang variatif, guru hanya menjelaskan apa yang sudah ada dalam buku cetak, dan buku cetaknyapun tidak dipegang oleh siswa, siswa hanya memegang buku itu pada saat pembelajaran saja, di rumah siswa tidak mendapatkan kesempatan untuk belajar lebih. Guru jarang sekali menggunakan media dalam pembelajarannya, sehingga siswa kurang memahami informasi yang disampaikan. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak membuat siswa aktif, karena metode yang digunakan oleh guru hanyalah ceramah.Hal seperti diataslah yang membuat pembelajaran tidak optimal.

Hal tersebut didukung data dari pencapaian hasil observasi dan evaluasi proses pembelajaran pendidikan IPS siswa kelas IV semester I tahun pelajaran


(13)

2012/2013 masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 66,7. Data hasil belajar ditunjukkan dengan nilai terendah 15 dan nilai tertinggi 90, dengan rata-rata kelas 28,27, yang tuntas hanya 3,4 % dan yang belum tuntas adalah 96,6 %untuk nilai ulangan harian. Data secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini:


(14)

Tabel 1.1

Daftar Nilai Siswa kelas IV

Mata Pelajaran pendidikan IPS Materi Sumber Daya Alam

No Nama Siswa Skor

Ketuntasan Tuntas

Belum Tuntas

1 Ahmad faqih Ar'r 40 √

2 Dede komariah 25 √

3 Della Wulandari 50 √

4 Depi Puspitasari 15 √

5 Durajib 15 √

6 Fauziah 20 √

7 Harma Fadila 60 √

8 Kamalludin 15 √

9 Lena Miyanti 40 √

10 Mil Khasanah 50 √

11 Muh. Sandi 15 √

12 Nadila Farih Baliana 40 √

13 Nandi Kusnandi 15 √

14 Nur Kaenita 15 √

15 Rahmatan Alamin Pasha 20 √

16 Rosita 15 √

17 Roy Diyagung 25 √

18 Saehly Yupita 30 √

19 Sam Nur Bachtiar 15 √

20 Siti Humairah Nur Maulida 90 √

21 Suryadi 15 √

22 Suryanto 15 √

23 Takesi 15 √

24 Tis Subambang 30 √

25 Widya Ningsih 15 √

26 Windi Meyliani 20 √

27 Witriya Ningsih 50 √

28 Yoga Suherman 20 √

29 Himawan Reynaldi 30 √

Jumlah 790

Rata-rata 28.27

Persentase yang tuntas 3,4 %


(15)

Berdasarkan masalah dan penyebab masalah pembelajaran pendidikanIPS yang terjadi pada kelas IV SD Negeri 2 Karangreja, penulis menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran pendidikan IPS. Untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut, maka ditetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan keterampilan guru. Dengan penggunaan pendekatan dalam pembelajaran yang tepat akan menghidupkan pembelajaran yang ditandai dengan siswa aktif, kreatif, dan menyenangkan. Untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun suatu model pembelajaran yang lebih komprehensif dan dapat mengaitkan materi, teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya. Atas dasar itulah peneliti mencoba mengembangkan model Cooperative Learning dalam pembelajaran dengan tipe make a match menggunakan media kartu soal-jawaban.

Pembelajaran kooperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab.Saling membantu dan berlatih beinteraksi, komunikasi, sosialisasi karena kooperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing. Menurut Hanifah (2009):

Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.

Pembelajaran kooperatif bukanlah hal yang sama sekali baru bagi guru. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. hal ini sejalan dengan pendapat Cohen ( Saputra ,2007:44) yang memaparkan bahwa:


(16)

Pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai kerjasama anak didik dalam kelompok kecil yang mana setiap orang dapat berpartisipasi dalam soal tugas kolektif yang telah didefinisikan secara jelas, tidak konstan, dan pengawasan langsung oleh guru.

Pembelajaran kooperatif yang dipaparkan oleh Cohen di atas, sejalan dengan pendapat Jacobs, dkk ( Saputra, 2007:44) yang menyatakan bahwa, „pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada anak untuk berbicara, mengambil inisiatif, membuat berbagai macam pilihan, dan mengembangkan kebiasaan belajar.‟

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu membangun konsep, dan menyelesaikan persoalan.

Menurut Johnson, dkk (Saputra, 2007:45) bahwa pembelajaran kooperatif ditandai dengan tahapan sebagai berikut:

1. Seluruh anggota kelompok bertanggung jawab pada pelajarannya sendiri dan anggota kelompoknya.

2. Anak-anak berkontribusi pada pembelajaran orang lain dengan cara member pertolongan, dorongan, dukungan, kritikan, motivasi dan pujian pada hasil pekerjaannya.

3. Setiap individu bertanggung jawab atas upayanya. Aktivitas disusun agar setiap anak bertanggung jawab dalam mencapai tujuannya. Umpan balik diberikan pada individu dan kelompok.

4. Anak-anak harus memiliki kesempatan untuk merefleksikan pada kerja kelompoknya.

Berdasarkan hasil penelitian Rong (Saputra, 2007: 46) bahwa pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh bagi perkembangan anak yaitu:

1. Pembelajaran kooperatif menekankan pada pengembangan kemampuan secara keseluruhan.

2. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu terobosan baru dalam mengkombinasikan ilmu pengetahuan dengan perkembangan kemampuan berpikir inovatif.

3. Pembelajaran kooperatif membantu perkembangan anak didik dari biasa belajar pasif menjadi belajar lebih aktif.

4. Pembelajaran kooperatif menciptakan kebahagiaan dan kegembiraan dalam proses belajar anak.

5. Pembelajaran kooperatif membantu untuk mengembangkan hubungan sosial anak.


(17)

Guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas, maka dari itu peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Teknik belajar mengajar mencari pasangan (make a match) ini dikembangkan oleh seorang pakar pendidikan yaitu Lorna Curran pada tahun 1994. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Penerapan model ini dimulai dari (1)Guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan-permasalahan dan kartu yang berisi jawabannya, (2) Setiap kelompok mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya, (3) Setiap kelompok mencari kartu jawaban yang cocok dengan persoalannya siswa yang benar mendapat nilai-reward, (4) kartu dikumpulkan lagi dan dikocok, (5) untuk babak berikutnya pembelajaran seperti babak pertama, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.Dengan teknik ini, siswa dapat lebih tertarik dan aktif dengan pembelajaran yang dilakukan guru, serta dapat meningkatkan pemahaman siswa karena pembelajarnnya lebih konkret dan nyata bagi siswa.

Di samping menerapkan Model Cooperative Learning tipe Make a match, tentunya dibutuhkan juga media sebagai perantara agar siswa dapat lebih mudah memahami proses pembelajaran menggunakan model Cooperative Learning tipe Make a match. Media yang digunakan adalah media kartu soal-jawaban. Menurut pendapat Gagne (Sadiman dkk, 1984: 6) mengatakan bahwa: „Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya

untuk belajar.‟ Kartu soal-jawaban merupakan soal yang ditulis pada sebuah

kartu, begitu juga dengan kartu jawaban ialah jawaban yang ditulis pada sebuah kartu.

Dari ulasan latar belakang diatas maka peneliti akan mengkaji melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model Cooperative Learning tipe Make a match menggunakan media kartu soal-jawaban untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Sumber Daya Alam di Kelas IV SD Negeri 2 Karangreja kecamatan Suranenggala kabupaten Cirebon.”


(18)

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan di atas, maka rumusan masalah penelitian tindakan kelas yaitu:

a. Bagaimana Perencanaan penerapan Model Cooperative Learning tipe Make a match menggunakan media kartu soal-jawaban untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menunjukkan jenis Sumber Daya Alam dan pemanfaatan untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat di kelas IV SDN 2 Karangreja Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon?

b. Bagaimana pelaksanaan penerapan model Cooperative learning tipe make a match menggunakan media kartu soal-jawaban untuk meningkatkan hasil belajar dalam menunjukkan jenis Sumber daya alam dan pemanfaatan untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat di kelas IV SDN 2 Karangreja Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon?

c. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam menunjukkan jenis Sumber daya alam dan pemanfaatan untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat di kelas IV SDN 2 Karangreja Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon? 2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan observasi langsung yang dilakukan pada hari Sabtu tanggal 22 September 2012 dapat didiskusikan bahwa dalam pembelajaran IPS materi Sumber Daya Alam di daerah setempat, hasil belajar siswa masih banyak yang dibawah nilai KKM IPS yaitu 66,7. Untuk memecahkan permasalahan di atas perlu diterapkan suatu model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun alternatif yang ingin diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi sumber daya alam di daerah setempat yaitu dengan menerapkan model cooperative learning tipe make a matchmenggunakan media kartu soal-jawaban.

Alasan peneliti merencanakan suatu perbaikan dengan menerapkan model cooperative learning tipe make a match dengan menggunakan media kartu soal-jawabandalam materi sumber daya alam di daerah setempat yaitu karena model cooperative dapat melatih siswa untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman,


(19)

saling bekerja sama dan bertanggung jawab, sehingga siswa dapat terbiasa dalam hidup bermasyarakat nantinya. Sedangkan tipe make a match dapat meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam belajar, sehingga siswa tidak merasa bosan. Dalam hal ini, siswa mencari pasangan soal yang telah ia jawab, jika jawaban mereka benar maka mereka akan mendapatkan reward. Sebagaimana yang dikatakan oleh Skinner (Sadiman dkk, 1984: 9) bahwa perubahan tingkah laku positif ke arah tujuan yang dikehendaki harus diberi hadiah atau penguatan.

Langkah-langkah penerapan model cooperative learning tipe make a match menurut Lorna Curran (Saputra, 2007:88), yaitu:

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topic yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu.

3. Tiap siswa memikirkan jawaban/ soal dari kartu yang dipegang. 4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok

dengan kartunya (soal jawaban).

5. Setiap siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.

6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang bebeda dari sebelumnya.

7. Demikian seterusnya. 8. Kesimpulan

Berdasarkan langkah-langkah kegiatan menurut Lorna Curran (Saputra, 2007:88) diatas, peneliti membuat langkah-langkah sebagai berikut:

1. Sesuai dengan model Cooperative learning tipe make a match, guru menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban yang terdapat dalam 2 kotak.

2. Siswa diberi penjelasan oleh guru tentang aturan permainan dan cara pengerjaan LKS

3. Perwakilan setiap kelompok mengambil kartu soal dari box 1.

4. Setiap kelompok mengerjakan soal yang ada dalam kartu soal tersebut.

5. Setelah semua kelompok selesai mmengerjakan soal, kelompok diberi waktu 5-7 menit untuk mencari kartu jawaban yang terdapat dalam box 2 dan mencocokan dengan jawaban kelompok

6. Perwakilan kelompok yang telah selesai mengerjakan soal mengambil bendera bernomor sesuai urutan. Misalnya yang selesai pertama mengambil


(20)

bendera nomor 1, begitu seterusnya.Hal ini bertujuan untuk mengetahui kelompok mana yang selesai terlebih dahulu. Yang selesai terlebih dahulu akan mendapatkan hadiah.

7. Perwakilan kelompok menyerahkan hasil kerjanya kepada guru.

8. Guru memanggil dan memeriksa pekerjaan kelompok sesuai urutan nomor bendera. Jika jawaban kelompok cocok dengan kartu soal maka kelompok akan mendapatkan reward.

9. Setiap kelompok dihitung jumlah rewardnya. Yang mendapatkan reward terbanyak maka kelompok itulah pemenangnya.

10.Siswa kembali ke tempat duduk semula.

11.Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi. 3. Target Hasil

Berdasarkan langkah-langkah penerapan model cooperative learning tipe make a match di atas, maka target yang harus dicapai yaitu melaksanakan semua proses pembelajaran dari kinerja guru dengan tahapannya yaitu perencanaan (100%), pelaksanaan (100%), aktivitas siswa (90%), dan evaluasi (100%). Sedangkan target hasil yaitu siswa dapat menunjukkan jenis dan persebaran serta pemanfaatan Sumber daya alam di provinsi Jawa Barat dengan target 80% dari KKM yaitu 66,7.

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian tindakan kelas yang terdapat dalam perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk.

1. Untuk mengetahui Perencanaan penerapan Model Cooperative Learning tipe Make a match menggunakan media kartu soal-jawaban untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menunjukkan jenis Sumber Daya Alam dan pemanfaatan untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat di kelas IV SDN 2 Karangreja Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan model Cooperative learning tipe make a match menggunakan media kartu soal-jawaban untuk meningkatkan hasil belajar dalam menunjukkan jenis Sumber daya alam dan pemanfaatan


(21)

untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat di kelas IV SDN 2 Karangreja Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam menunjukkan jenis Sumber daya alam dan pemanfaatan untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat di kelas IV SDN 2 Karangreja Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon.

D. Manfaat Hasil Belajar 1. Manfaat bagi siswa

a. Dapat menumbuhkan minat belajar siswa dalam pembelajaran IPS khususnya pada materi jenis sumber daya alam dan pemanfaatanya dalam kegiatan ekonomi di Jawa Barat.

b. Dapat mengetahui jenis sumber daya alam dan pemanfaatanya dalam kegiatan ekonomi di Jawa Barat.

2. Manfaat bagi guru

a. Dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam melakukan proses pembelajaran di kelas.

b. Untuk memperluas pengetahuan dan pemahaman guru tentang model pembelajaran khususnya model Cooperatif learning tipe make a match 3. Manfaat bagi sekolah

a. Untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran jenis sumber daya alam dan pemanfaatannya dalam kegiatan ekonomi

b. Untuk meningkatkan kuallitas siswa dan fungsi sekolah dasar sebagai sarana dan prasarana pendidikan

E. Batasan Istilah

1. Model pembelajaran kooperatif adalah model yang menekankan pada usaha mengembangkan kemampuan siswa agar memiliki kecakapan untuk berhubungan dengan orang lain sebagai usaha membangun sikap siswa yang demokratis dengan menghargai setiap perbedaan dalam realitas sosial (Sagala, 2003:177)


(22)

2. Make a match adalah salah satu tipe dari model kooperatif dimana siswa harus mengerjakan soal yang terdapat dalam kartu soal dan mencocokan jawabannya dengan jawaban yang ada pada kartu jawaban (Saputra, 2007) 3. Media adalah berbagai jenis alat fisik untuk menghantarkan pesan yang dapat

merangsang siswa untuk belajar (Sadiman,dkk.,1984,29)

4. Kartu soal-jawaban ialah soal yang ditulis dalam sebuah karu, begitu pula dengan kartu jawaban.

5. Hasil Belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti program belajar-mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. (Bundu, 2006: 17). 6. Sumber daya alam adalah segala macam kekayaan alam yang dapat

dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya (Asy‟ari,dkk.,2007:52)


(23)

42 A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SD Negeri 2 karangreja Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon.Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian karena kebanyakan siswa kelas IV SD Negeri 2 Karangreja belum terlalu paham tentang materi sumber daya alam, hal itu ditunjukkan dari hasil ulangan siswa yang banyak tidak tuntas.Hal itu disebabkan oleh pembelajaran yang kurang maksimal. Untuk itu peneliti mengadakan penelitian di SD ini untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran dengan suatu model yaitu model cooperative learning tipe make a match.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian tindakan kelas ini diperkirakan akan dilaksanakan mulai dari bulan Desember sampai bulan Mei 2013, yang mencakup tahap persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan. Dengan rincian kegiatan sebagai berikut:


(24)

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

NO Kegiatan

Tahun 2012/2013

Desember Januari Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Penyusunan

proposal

2 Seminar

Proposal

3 Revisi

Proposal

4 Pelaksanaan

Penelitian 5 Pengolahan Data dan Analisis Data 6 Penyusunan dan Sidang Skripsi 7 Revisi

Skripsi

B. Subjek Penelitian

Adapun subjek utama dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV SD Negeri 2 Karangreja tahun ajaran 2012-2013, yang berjumlah 29 siswa dengan 14 laki-laki dan 15 perempuan. Alasan peneliti mengambil subjek kelas IV yaitu karena peneliti pernah mengikuti praktek mengajar di kelas IV sehingga peneliti mengetahui karakteristik siswa dalam proses pembelajaran.daftar jumlah siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


(25)

Tabel 3.2

Nama-nama Siswa Kelas IV SDN 2 Karangreja

No Nama Siswa Jenis

Kelamin

1 Ahmad faqih Ar'r L

2 Dede komariah P

3 Della Wulandari P

4 Depi Puspitasari P

5 Durajib L

6 Fauziah P

7 Harma P

8 Kamalludin L

9 Lena Miyanti P

10 Mil Khasanah P

11 Muh. Sandi L

12 Nadila P

13 Nandi L

14 Nur Kaenita P

15 Rahmatan Alamin Pasha L

16 Rosita L

17 Roy Diyagung P

18 Saehly Yupita P

19 Sam Nur Bachtiar L

20 Siti Humairah Nur Maulida P

21 Suryadi L

22 Suryanto L

23 Takesi L

24 Tis Subambang L

25 Widya Ningsih P

26 Windi Meyliani P

27 Witriya Ningsih P

28 Yoga S. L

29 Himawan Reynaldi L

Jumlah Siswa Laki-laki 14

Jumlah Siswa Perempuan 15


(26)

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Berhasil atau tidaknya suatu penelitian ditentukan oleh ketepatan metode yang digunakan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian berdasarkan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang memberikan gambaran tentang perilaku siswa dalam belajar berdasarkan kinerja yang dilakukan guru dalam kegiatan belajar-mengajar. Wardhani (2008: 1.4) menyatakan bahwa:

Action research is a form of self-reflective enquiry undertaken by participants (teachers, students or principals, for example) in social (including educational) situations in order to improve the rationality and justice of (1) their own social or educational practices, and (3) the situations (and institutions) in which the practices are carried out.

Maksud dari kalimat di atas adalah bahwa penelitian tindakan merupakan sebuah refleksi diri yang dilakukan oleh berbagai partisipan seperti guru, siswa, kepala sekolah di masyarakat termasuk pendidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan hukum sosial atau praktik pendidikan.

Sejalan dengan Wardhani (2008: 14), Arikunto (2008: 58) menjelaskan bahwa: Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas, sehingga lebih berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) maupun output kelas (hasil belajar).

Berdasarkan uraian di atas, penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan langsung yang berhubungan dengan tugas guru di lapangan, dengan tujuan memperbaiki praktik (proses dan hasil). Hal itu bisa dilakukan dengan cara guru bersedia untuk mengintropeksi, bercermin, merefleksi atau mengevaluasi dirinya sendiri sehingga kemampuannya sebagai seorang guru atau pengajar diharapkan cukup profesional. Untuk selanjutnya, diharapkan dari peningkatan kemampuan diritersebut dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas siswanya, baik dalam


(27)

aspek penalaran, keterampilan, pengetahuan sosial maupun aspek-aspek lain yang bermanfaat bagi siswa untuk menjadi dewasa.

Setelah selesai pelaksanaan penelitian tindakan kelas, guru harus bisa mengambil manfaat. Manfaat penelitian tindakan kelas menurut Sumadoyo (2013: 24), yaitu:

a. Membantu guru memperbaiki mutu pelajaran b. Meningkatkan profesionalisme guru

c. Meningkatkan rasa percaya diri guru

d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya

e. Dengan melakukan PTK, guru menjadi terbiasa menulis

f. PTK sangat penting untuk meningkatkan apresiasi, dan profesionalisme guru dalam mengajar

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat penelitian tindakan kelas bagi guru adalah untuk meningkatkan keprofesionalan dan keterampilan guru. 2. Desain Penelitian

Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk sebuah siklus yang akan berlangsung lebih dari satu siklus bergantung dari tingkat keberhasilan dari target yang akan dicapai dimana setiap siklus bisa terdiri dari satu atau lebih pertemuan.

Adapun prosedur penelitian yang dipilih yaitu dengan menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart (1998). Siklus model Kemmis dan Mc. Taggart ini dilakukan secara berulang dan berkelanjutan seperti gambar 3.1 di bawah ini.


(28)

Gambar 3.1

Bagan Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriatmadja, 2005:66)

Hopkins (Wiriaatmadja, 2005:66) menjelaskan 4 tahapan penelitian tindakan Model Kemmis dan Taggart yaitu: “Tahapannya terdiri dari perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect)”.

Siklus adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Banyaknya siklus dalam penelitian tindakan kelas tergantung dari permasalahan yang perlu dipecahkan, namun gambaran di atas hanya menunjukkan dua siklus. Uraian diatas sejalan dengan Arikunto (2010: 17) yang menyatakan bahwa: “Satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan paling sedikit dua siklus”.


(29)

Namun siklus bisa berlanjut jika suatu penelitian mengkaitkan materi pelajaran dengan tujuan pembelajaran dengan sendirinya jumlah siklus untuk setiap mata pelajaran melibatkan lebih dari dua siklus.

Pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi dengan modifikasi dalam bentuk mengurangi pernyataan-pernyataan guru yang bersifat mengontrol siswa.

Menunjuk pada model siklus Kemmis dan Taggart di atas, maka langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan tindakan(plan)

Tahap ini mencakup semua perencanaan, seperti membuat surat izin penelitian dan perencanaan tindakan seperti pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran yang di dalamnya termasuk menyiapkan media, metode, model dan sumber pembelajaran, serta merencanakan pula langkah-langkah dan tindakan apa yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan. Dalam tahap ini peneliti menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki praktek pembelajaran jenis sumber daya alam dan pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat dengan indikator mengidentifikasi jenis sumber daya alam dan menyebutkan pemanfaatan sumber daya alam untuk kegiatan ekonomi di daerah setempat dengan menerapkan model cooperative learning tipe make a match. Adapun langkah-langkah perencanaannya yaitu:

1) Menyiapkan materi pembelajaran

2) Membentuk kelompok yang heterogen, sehingga ada siswa yang unggul dan asor 3) Mempersiapkan LKS sesuai model cooperative learning tipe make a match yaitu

dengan media kartu soal dan kartu jawaban 4) Mempersiapkan alat evaluasi

5) Menyiapkan instrument-instrumen yang diperlukan dalam penelitian b. Pelaksanaan pembelajaran

Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan yang mengacu pada perencanaan yang telah dibuat dilaksanakan sesuai jadwal penelitian yang telah ditetapkan serta melakukan pengamatan terhadap proses tindakan yang berlangsung,


(30)

mulai dari awal perencanaan sampai seluruh tindakan yang dilakukan. Tindakan yang akan dilakukan pada siklus ini adalah sebagai berikut:

Tahap awal pembelajaran

1) Mengkondisikan siswa untuk siap belajar

2) Melakukan apersepsi dengan menanyakan apa saja yang ada di bumi ini. 3) Menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapai tercapai Tahap inti pembelajaran

1) Guru menjelaskan materi tentang jenis sumber daya alam dan pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi

2) Guru dan siswa mengadakan Tanya jawab tentang jenis sumber daya alam dan pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi

3) Guru mengkondisikan siswa untuk duduk berkelompok

4) Guru menjelaskan langkah-langkah pengerjaan LKS sesuai dengan model cooperative learning tipe make a match

5) Siswa bersama anggota kelompoknya mengambil kartu soal dan mengerjakannya 6) Guru berkeliling pada setiap kelompok dan mengecek pekerjaan siswa

7) Setelah semua kelompok selesai mmengerjakan soal, kelompok diberi waktu 5-7 menit untuk mencari kartu jawaban yang terdapat dalam box 2 dan mencocokan dengan jawaban kelompok.

8) Kelompok yang selesai mengerjakan soal mengambil bendera bernomor dan menyerahkan hasil kerjanya kepada guru. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kelompok mana yang selesai terlebih dahulu. Yang selesai terlebih dahulu akan mendapatkan hadiah.

9) Guru memanggil dan memeriksa pekerjaan kelompok sesuai urutan nomor bendera. Jika jawaban kelompok cocok dengan kartu soal maka kelompok akan mendapatkan reward.

10)Guru dan siswa bersama-sama melakukan refleksi LKS.


(31)

Tahap Evaluasi

1) Guru memberikan evaluasi

2) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan Pembelajaran c. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan pada waktu pelaksanaan tindakan, untuk mengetahui kinerja guru dan aktivitas siswa pada saat kegiatan belajar mengajar serta untuk mengumpulkan data yang dapat diperoleh dari lapangan.

Melalui kegiatan observasi ini juga dapat diperoleh data-data selama proses pembelajarn sumber daya alam melalui penerapan model cooperative learning tipe make a match menggunakan media kartu soal-jawaban. Sehingga dapat diperoleh gambaran proses pembelajaran dan seberapa jauh pelaksanaan tindakan tersebut dapat membantu memecahkan masalah.

d. Refleksi

Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan mengingat kembali terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Hal tersebut sejalan dengan Arikunto (2010: 19) yang menyatakan bahwa: “Refleksi merupakan peristiwa perenungan atau langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan oleh guru maupun siswa”.

Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan.Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan.Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam.

I. Instrument Penilaian

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati dan mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran sumber daya alam dan pemanfaatannya


(32)

untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat dengan indikator mengidentifikasi jenis sumber daya alam dan menyebutkan pemanfaatan sumber daya alam untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat. Paparan di atas didasari oleh pengertian observasi yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2005:30), “observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis”.

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu alat penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data dan fakta dari subjek penelitian. Hal ini berbanding lurus dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2005:30) yang menyatakan bahwa “Wawancara adalah suatu metode atau cara yang dipergunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya jawab sepihak”. Wawancara dilakukan peneliti ini bertujuan untuk memperoleh data tentang kesulitan dan kesan siswa dan duru terhadap pembelajaran sumber daya alam dan pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat.Pedoman wawancara terlampir.


(33)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Wawancara Siswa No Aspek yang

diamati

Indikator Nomor Item

1

Terhadap Model dan Media Pembelajaran

Minat/ ketertarikan siswa dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan model dan media

1

Pemahaman siswa terhadap pembelajaran IPS dengan menerapkan model dan media

2

Mengetahui manfaat dari pembelajaran IPS dengan menerapkan model dan media


(34)

Tabel 3.4

Kisi-kisi Wawancara untuk Observer No Aspek yang

diamati

Indikator Nomor Item

1 Terhadap Model dan Media Pembelajaran

Mengetahui tanggapan observer dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan model dan media

1

Mengetahui kesesuaian antara materi dengan model Cooperative learning tipe make a match dan media kartu soal-jawaban

2

Mengetahui kelebihan dan kekurangan model Cooperative learning tipe make a match dan media kartu soal-jawaban terhadap pembelajaran Sumber Daya Alam

3,4

c. Catatan Lapangan

Menurut Wiriaatmadja (2005: 125), “sumber informasi yang sangat penting dalam penelitian adalah catatan lapangan (field notes)yang dibuat oleh peneliti/ mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi”.Berbagai aspek pembelajaran di


(35)

kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, dan lain sebagainya. Demikian pula kegiatan lain dari penelitian ini seperti aspek perencanaan, pelaksanaan, diskusi dan refleksi, semuanya dapat dibaca kembali dalam catatan lapangan ini.

d. Tes

Tes merupakan suatu alat evaluasi untuk mengetahui keadaan seseorang baik secara lisan ataupun tulisan. Menurut Amir Daien Indra Kusuma dalam (Suharsimi Arikunto, 2005: 32) berpendapat bahwa‟Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat‟. Tes dilakukan peniliti bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, sehingga dari hasil tes tersebut peneliti dapat menentukan tindakan berikutnya.Di bawah ini adalah tabel kisi-kisi untuk soal evaluasi.


(36)

Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Tes Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Tujuan Nomor Soal 1. Memahami sejarah, Kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi 1.3 Menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatanny a untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat 1. Mengidentifikasi jenis sumber daya alam

2. Menyebutkan pemanfaatan sumber daya alam yang dapat diperbarui untuk kegiatan ekonomi di daerah setempat 3. Mengetahui cara

pelestarian sumber daya pertanian (sawah)

1. Siswa dapat

menyebutkan 2 jenis sumber daya alam 2. Siswa dapat

menjelaskan pengertian sumber daya alm yang dapat diperbarui dengan benar

3. Siswa dapat menjelaskan pengertian sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui dengan benar

4. Siswa dapat memberikan 3 contoh sumber daya alam yang dapat diperbarui dengan benar

5. Siswa dapat memberikan 3 contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui dengan benar

6. Siswa dapat memberikan 4 contoh diperbarui untuk kegiatan ekonomi beserta hasilnya dengan benar

7. Siswa dapat menyebutkan 2 cara melestarikan sumber daya pertanian (sawah) dengan benar. 1 2 3 4 5 6 7


(37)

K. Teknik pengolahan data dan Analisis data

Pada tahap ini peneliti membagi data menjadi 2 yaitu: 1. Proses/ data kualitatif

Bogdan dan Taylor (Moleong, 2004: 3)Mendefinisikanbahwa :

“Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka.Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan.”

Teknik pengolahan data yang digunakan oleh peneliti sesuai dengan instrumen yang telah ditetapkan, yaitu observasi, wawancara , catatan lapangan dan tes. Semua instrumen itu sebagai alat untuk mengolah data yang akan dilakukan oleh peneliti. Data tersebut diperoleh dari siswa kelas IV SDN 2 Karangreja dan guru kelas IV SDN 2 Karangreja sebagai mitra peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini. 2. Hasil/ data kuantitatif

Menurut Arikunto,(2010): “Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan”.Proses data kuantitatif diperoleh dari instrumen tes hasil belajar, dalam hal ini peneliti menggunakan analisis deskriptif, misalnya menentukan nilai rata-rata hasil belajar berdasarkan penentuan KKM. Adapun KKM, seperti yang dipaparkan pada tabel di bawah ini:


(38)

Tabel 3.6

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal Kompetensi Dasar

KKM

Skor Nilai

Kompleksitas Dukung Daya Intake

1. Memahami sejarah, kenampakkan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi setempat 1.1 Menunjukkan jenis dan persebaran sumbeer daya alam serta pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi di provinsi Jawa Barat Mengidentifikasi Jenis

sumber daya alam 2 2 2 6 66,7

Menyebutkan pemanfaatan sumber daya alam yang dapat diperbarui untuk kegiatan ekonomi di daerah setempat

2 2 2 6 66,7

Kriteria Penetapan KKM 1. Kompleksitas Indikator

Tingkat kompleksitas adalah tingkat kesulitan atau kerumitan setiap indikator yang akan dicapai oleh siswa, termasuk juga tingkat kesulitan bagi guru dalam menyampaikannya.

a. Guru memahami dengan benar kompetensi yang harus dielajarkan pada peserta didik

b. Guru kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi c. Guru menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang diajarkan 2. Daya Dukung

Kemampuan sumber daya dukung dapat dilihat dari keberadaan tenaga pendidik, sarana dan prasarana pendidikan, biaya pengelolaan/ manajemen sekolah, peran komite sekolah dan stakeholder serta lingkungan sekolah dalam mendukung pencapaian pembelajaran.


(39)

Tinggi = 3 Sedang = 2 Rendah = 1 3. Intake Siswa

Intake siswa adalah tingkat kemampuan rata-rata siswa secara keseluruhan pada tahun sebelumnya. Intake siswa dapat diperoleh melalui:

Intake Siswa: Tinggi = 3 Sedang = 2 Rendah = 1

Rumus Menghitung KKM adalah:

KKM= Kompleksitas+ Daya dukung+ intake siswa X 100

3

Berdasarkan Tabel 3.5 dan pemaparan di atas, ketuntasan siswa secara individual adalah jika memperoleh nilai ≥ 66,7. Jadi, siswa dikatakan tuntas apabila nilainya melebihi KKM yaitu 66,7.

I. Analisis data

Analisis data menurut Sugiyono (2005: 88) adalah:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Pada tindakan, kemudian hasil tes dan hasil kerja kelompok juga dianalisis dan direfleksi.Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak tahap awal penelitian, pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam tahap tertentu.Hal tersebut sejalan dengan Nasution1988 (Sugiyono, 2005:89) yang menyatakan, „Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan


(40)

masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.‟ Proses analisis data dalam penelitian ini diawali dengan menelaah dan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, kemudian data tersebut dirangkum menjadi intisari yang terjaga kebenarannya. Selanjutnya data tersebut disusun dan dikategorikan, kemudian disajikan, dimaknai, disimpulkan dan diperiksa kebenarannya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data Model Miles and Huberman, Miles and Huberman (Sugiyono, 2005: 91) mengemukakan bahwa „aktivitas dalam analisis dan kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

Langkah-langkah analisis antara lain, setelah peneliti melakukan pengumpulan data, maka peneliti melakukan anticipatory sebelum melakukan reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.Tahap selanjutnya adalah Data display (penyajian data), dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.Setelah penyajian data, maka langkah yang dilakukan selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

L. Validasi data

Validasi data yang dipilih peneliti ini merujuk pada pendapat Hopkins (Wiriaatmadja, 2005: 168-171). Yaitu:

a. Member check, memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan cara mengkonfirmasi dengan guru dan siswa melalui diskusi di akhir pertemuan. b. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan

membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif. c. Audit trail, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data


(41)

d. Expert opinion, pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan peneliti kepada pakar professional, dalam hal ini penulis mengkonfirmasikan temuan kepada pembimbing atau dosen IPS/ PKN sehingga hasil penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan.

Berdasarkan validasi di atas, maka validasi data yang akan digunakan oleh peneliti yaitu member check.Setelah wawancara dengan guru dan siswa dalam pembelajaran pendidikan IPS, peneliti memeriksa hasil wawancara dan observasi mengenai sudah dicatat atau belumnya hasil observasi dan wawancara tersebut.

Dalam melakukan Triangulasi, setelah observasi dan wawancara terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa peneliti akan membandingkan serta mendiskusikan hasil observasi tersebut dengan guru kelas IV yang telah melakukan observasi pada saat pembelajarn pendidikan IPS.

Audit trail digunakan peneliti sebagai langkah validasi data dimana beberapa data yang diperoleh dan konsep yang menjadi tujuan pembelajaran dan penelitian dikonfirmasi kan dengan dosen pembimbing.

Sedangkan Expert opinion digunakan untuk mendapatkan suatu kelengkapan dari data, pengolahan data serta tingkat keberhasilan dari beberapa analisis dan perbaikan-perbaikan, kemudian pengecekan terakhir dengan meminta pendapat ahli pendidikan IPS.


(42)

Berikut ini kesimpulan dan saran yang diperoleh berdasarkan temuan yang didapatkan dari lapangan selama pelaksanakan pembelajaran Sumber daya alam dengan menerapkan model cooperative learning tipe make a match menggunakan media kartu soal-jawaban.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas IV SDN 2 Karangreja Kecacamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon pada pembelajaran sumber daya alam dengan menerapkan model cooperative learning tipe make a match menggunakan kartu soal-jawaban dapat meningkatkan keaktifan dan rasa kebersamaan antar sesama anggota kelompok, sehingga hal tersebut juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran ini terdiri dari tiga siklus, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Perencanaan

Perencanaan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe make a match menggunakan kartu soal-jawaban pada materi sumber daya alam kelas IV berjalan dengan baik. Dapat dipaparkan sebagai berikut.

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan langkah-langkah yang menerapkan model cooperative learning tipe make a match

b. Membuat kartu soal-jawaban, bendera bernomor, reward

c. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) sesuai dengan model cooperative learning tipe make a match, yaitu dengan menggunakan media kartu soal-jawaban sebagai pendukungnya.

d. Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan dalam proses pembelajaran

e. Menyiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan


(43)

mampu mencapai target perencanaan yang telah ditentukan yaitu 100%. 2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe make a match menggunakan media kartu soal-jawaban pada materi sumber daya ala mini dimulai dengan guru menjelaskan mengenai sumber daya alam dan pemanfaatannyaan untuk kegiatan ekonomi. Kemudian siswa dan guru bertanya jawab terlebih dahulu sebelum guru membagi kelompok dan menjelaskan aturan dan cara mengerjakan LKS. Setelah semua LKS setiap kelompok dibahas, guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi dan siswa kembali ke tempat duduk masing-masing untuk mengerjakan soal evaluasi.

a. Kinerja Guru

Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe make a match menggunakan media kartu soal-jawaban pada materi sumber daya alam ini terbukti dapat meningkatkan kinerja furu dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi kinerja guru selama tiga siklus. Pada siklus I guru hanya mampu melaksanakan 9 atau 69,2% aspek pada tahap pelaksanaan dengan skor 3 dari aspek keseluruhan yaitu 13 aspek. Pada siklus II dan III guru mampu meningkatkan pelaksanakan seluruh aspek dengan skor 3 yang berarti bahwa guru sudah mencapai target kinerja guru tahap pelaksanaan yaitu 100% dengan skor keseluruhan 35. Pada tahap penilaian dari siklus I hingga siklus III, tahap penilaian sudah memenuhi target yaitu 100%.

b. Aktivitas Siswa

Pelaksanaan pembelajaran dalam penerapan model cooperative learning tipe make a match menggunakan media kartu soal-jawaban pada materi sumber daya alam membuat siswa kelas IV SDN 2 Karangreja sangat antusias dan bersemangat. Tidak hanya itu, siswa juga jadi mengerti tentang arti kerjasama dan saling membantu untuk menyelesaikan suatu permasalahan.


(44)

di siklus II naik menjadi 25 orang atau 86,1%, dan akhirnya di siklus III aktivitas siswa berhasil melampaui target yang telah ditentukan sebelumnya yaitu ≥90%, di siklus III ini aktivitas siswa naik menjadi 27 orang atau 93,1%

3. Hasil

Selain diperoleh data hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, diperoleh juga data hasil belajar siswa pada materi sumber daya alam. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan dapat mengetahui seberapa jauh tingkat keberhasilan siswa terhadap materi sumber daya alam dengan menerapkan model cooperative learning tipe make a match menggunakan kartu soal-jawaban. Adapun hasil penilaian yang diperoleh siswa pada siklus III adalah sebagai berikut.

Pada data awal, siswa yang dinyatakan tuntas hanya 1 orang atau 3,4% dari jumlah siswa sebanyak 29 orang, sisanya dinyatakan belum tuntas. Pada siklus I, mulai ada peningkatan yang signifikan terhadap jumlah siswa yang tuntas, yaitu sebanyak 18 orang atau 62,1%, pada siklus II jumlahnya naik lagi menjadi 22 orang atau 75,9%, dan pada siklus III jumlah siswa yang tuntas kembali meningkat menjadi 24 orang atau 82,8% dan sisanya 5 orang atau 17,2% dinyatakan belum tuntas. Tiga dari kelima siswa yang belum tuntas adalah siswa yang memang belum bias membaca dan menulis.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sumber daya alam dengan menerapkan model cooperative learning tipe make a match menggunakan kartu soal-jawaban, ada beberapa sara yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut.


(45)

melakukan proses pembelajaran di kelas.

b. Guru diharapkan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa agar siswa lebih tertarik untuk belajar.

c. Diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran khususnya model cooperative learning tipe make a match menggunakan kartu soal-jawaban ini sebagai alternative dalam pelaksanaan pembelajaran sumber daya alam

2. Bagi Siswa

a. Diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran

b. Siswa harus lebih aktif dan kreatif lagi untuk mencari wawasan yang lebih luas c. Sebaiknya siswa membiasakan diri untuk bekerja sama dengan orang lain, hal ini

akan bermanfaan untuk kehidupan di masyarakat kelak. 3. Bagi Sekolah

Diharapkan mampu memberikan perkembangan yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SDN 2 Karangreja, fasilitas pembelajaran dan diharapkan juga dapat memotivasi terhadap keprofesionalan guru-guru di sekolah.

4. Bagi Peneliti Lain

a. Hendaknya hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian, khususnya bagi peneliti yang akan melakukan penelitian dengan model yang sama.

b. Diharapkan peneliti lain dapat menerapkan model cooperative learning tipe make a match menggunakan kartu soal-jawaban untuk pelajaran lain, sehingga lebih banyak lagi temuan-temuan yang bisa menyempurnakan penelitian ini.


(46)

Daftar Pustaka

Ambarita, Alben. (2006). Manajemen Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan, Direktorat Ketenagaan

Arikunto, S. dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Aditya Media

Asy’ari, dkk. (2007). Ilmu Pengetahuan Sosial SD Untuk Kelas IV. Jakarta: Erlangga

Bundu, Tatta. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah. Jakarta: Depdiknas

Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori-teori Belajar. Jakarta. Erlangga

Depdiknas, 2006. Panduan Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: BP. Darma Bhakti

Hanifah, Nurdinah. (2009). Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. Sumedang: UPI Kampus Sumedang

Hernawan, Asep Herry. 2007. Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung. UPI PRESS

Huda, Miftahul. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ischak. (2007). Pendidikan IPS di SD. Jakarta. Universitas Terbuka

Lie, Anita. 2005. Cooperative learning. Jakarta: Grasindo

Maulana. (2008). Pendidikan Matematika I. Bandung: UPI Press

Moleong, L.J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya


(47)

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya

Sadiman, Arief S, dkk. 1984. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung. Alfabeta

Sapriya. 2008. Pendidikan IPS. Bandung: UPI PRESS

Saputra, Yudha M. 2007. Model Pembelajaran Kooperatif. Bandung: Upi Press.

Saud, Udin S. dan Suherman, Ayi. (2006). Inovasi Pendidikan. Bandung: Upi Press

Solihatin, Entin. Cooperative Learning. Bandung: Bumi Aksara

Sudin, Ali dan Saptani, Entan. 2009. Media Pembelajaran. Sumedang: UPI Kampus Sumedang

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sumadoyo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu. Supriatna, Nana,dkk. 2009. Pendidikan IPS SD. Bandung: UPI PRESS

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sutardi, Didi dan Sudirjo, Encep. 2007. Pembaharuan dalam PBM di SD. Bandung: UPI PRESS

Wibawa, Basuki dan Mukti, Farida. 1992. Media Pengajaran. Jakarta. DEPDIKBUD

Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: UPI dengan PT Remaja Rosdakarya


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berikut ini kesimpulan dan saran yang diperoleh berdasarkan temuan yang didapatkan dari lapangan selama pelaksanakan pembelajaran Sumber daya alam dengan menerapkan model cooperative learning tipe make a match menggunakan media kartu soal-jawaban.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas IV SDN 2 Karangreja Kecacamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon pada pembelajaran sumber daya alam dengan menerapkan model cooperative learning tipe make a match menggunakan kartu soal-jawaban dapat meningkatkan keaktifan dan rasa kebersamaan antar sesama anggota kelompok, sehingga hal tersebut juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran ini terdiri dari tiga siklus, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Perencanaan

Perencanaan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe make a match menggunakan kartu soal-jawaban pada materi sumber daya alam kelas IV berjalan dengan baik. Dapat dipaparkan sebagai berikut.

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan langkah-langkah yang menerapkan model cooperative learning tipe make a match

b. Membuat kartu soal-jawaban, bendera bernomor, reward

c. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) sesuai dengan model cooperative learning tipe make a match, yaitu dengan menggunakan media kartu soal-jawaban sebagai pendukungnya.

d. Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan dalam proses pembelajaran

e. Menyiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan


(2)

Pada tahap perencanaan ini guru mampu memperoleh nilai 100 % pada siklus I dan mampu mempertahankan hingga siklus II dan siklus III. Dengan demikian guru mampu mencapai target perencanaan yang telah ditentukan yaitu 100%.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe make a match menggunakan media kartu soal-jawaban pada materi sumber daya ala mini dimulai dengan guru menjelaskan mengenai sumber daya alam dan pemanfaatannyaan untuk kegiatan ekonomi. Kemudian siswa dan guru bertanya jawab terlebih dahulu sebelum guru membagi kelompok dan menjelaskan aturan dan cara mengerjakan LKS. Setelah semua LKS setiap kelompok dibahas, guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi dan siswa kembali ke tempat duduk masing-masing untuk mengerjakan soal evaluasi.

a. Kinerja Guru

Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe make a match menggunakan media kartu soal-jawaban pada materi sumber daya alam ini terbukti dapat meningkatkan kinerja furu dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi kinerja guru selama tiga siklus. Pada siklus I guru hanya mampu melaksanakan 9 atau 69,2% aspek pada tahap pelaksanaan dengan skor 3 dari aspek keseluruhan yaitu 13 aspek. Pada siklus II dan III guru mampu meningkatkan pelaksanakan seluruh aspek dengan skor 3 yang berarti bahwa guru sudah mencapai target kinerja guru tahap pelaksanaan yaitu 100% dengan skor keseluruhan 35. Pada tahap penilaian dari siklus I hingga siklus III, tahap penilaian sudah memenuhi target yaitu 100%.

b. Aktivitas Siswa

Pelaksanaan pembelajaran dalam penerapan model cooperative learning tipe make a match menggunakan media kartu soal-jawaban pada materi sumber daya alam membuat siswa kelas IV SDN 2 Karangreja sangat antusias dan bersemangat. Tidak hanya itu, siswa juga jadi mengerti tentang arti kerjasama dan saling membantu untuk menyelesaikan suatu permasalahan.


(3)

Penilaian aktivitas siswa selama tiga siklus ini terus mengalami peningkatan, dari siklus I siswa yang mendapatkan kriteria baik ada 20 orang atau 69%, kemudian di siklus II naik menjadi 25 orang atau 86,1%, dan akhirnya di siklus III aktivitas siswa berhasil melampaui target yang telah ditentukan sebelumnya yaitu ≥90%, di siklus III ini aktivitas siswa naik menjadi 27 orang atau 93,1%

3. Hasil

Selain diperoleh data hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, diperoleh juga data hasil belajar siswa pada materi sumber daya alam. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan dapat mengetahui seberapa jauh tingkat keberhasilan siswa terhadap materi sumber daya alam dengan menerapkan model cooperative learning tipe make a match menggunakan kartu soal-jawaban. Adapun hasil penilaian yang diperoleh siswa pada siklus III adalah sebagai berikut.

Pada data awal, siswa yang dinyatakan tuntas hanya 1 orang atau 3,4% dari jumlah siswa sebanyak 29 orang, sisanya dinyatakan belum tuntas. Pada siklus I, mulai ada peningkatan yang signifikan terhadap jumlah siswa yang tuntas, yaitu sebanyak 18 orang atau 62,1%, pada siklus II jumlahnya naik lagi menjadi 22 orang atau 75,9%, dan pada siklus III jumlah siswa yang tuntas kembali meningkat menjadi 24 orang atau 82,8% dan sisanya 5 orang atau 17,2% dinyatakan belum tuntas. Tiga dari kelima siswa yang belum tuntas adalah siswa yang memang belum bias membaca dan menulis.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sumber daya alam dengan menerapkan model cooperative learning tipe make a match menggunakan kartu soal-jawaban, ada beberapa sara yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut.


(4)

1. Bagi Guru

a. Diharapkan guru bisa lebih meningkatkan keprofesionalismeannya dalam melakukan proses pembelajaran di kelas.

b. Guru diharapkan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa agar siswa lebih tertarik untuk belajar.

c. Diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran khususnya model cooperative learning tipe make a match menggunakan kartu soal-jawaban ini sebagai alternative dalam pelaksanaan pembelajaran sumber daya alam

2. Bagi Siswa

a. Diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran

b. Siswa harus lebih aktif dan kreatif lagi untuk mencari wawasan yang lebih luas c. Sebaiknya siswa membiasakan diri untuk bekerja sama dengan orang lain, hal ini

akan bermanfaan untuk kehidupan di masyarakat kelak. 3. Bagi Sekolah

Diharapkan mampu memberikan perkembangan yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SDN 2 Karangreja, fasilitas pembelajaran dan diharapkan juga dapat memotivasi terhadap keprofesionalan guru-guru di sekolah.

4. Bagi Peneliti Lain

a. Hendaknya hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian, khususnya bagi peneliti yang akan melakukan penelitian dengan model yang sama.

b. Diharapkan peneliti lain dapat menerapkan model cooperative learning tipe make a match menggunakan kartu soal-jawaban untuk pelajaran lain, sehingga lebih banyak lagi temuan-temuan yang bisa menyempurnakan penelitian ini.


(5)

124

Daftar Pustaka

Ambarita, Alben. (2006). Manajemen Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan, Direktorat Ketenagaan

Arikunto, S. dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Aditya Media

Asy’ari, dkk. (2007). Ilmu Pengetahuan Sosial SD Untuk Kelas IV. Jakarta:

Erlangga

Bundu, Tatta. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah. Jakarta: Depdiknas

Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori-teori Belajar. Jakarta. Erlangga

Depdiknas, 2006. Panduan Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: BP. Darma Bhakti

Hanifah, Nurdinah. (2009). Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. Sumedang: UPI Kampus Sumedang

Hernawan, Asep Herry. 2007. Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung. UPI PRESS

Huda, Miftahul. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ischak. (2007). Pendidikan IPS di SD. Jakarta. Universitas Terbuka

Lie, Anita. 2005. Cooperative learning. Jakarta: Grasindo

Maulana. (2008). Pendidikan Matematika I. Bandung: UPI Press

Moleong, L.J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya


(6)

125

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya

Sadiman, Arief S, dkk. 1984. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung. Alfabeta

Sapriya. 2008. Pendidikan IPS. Bandung: UPI PRESS

Saputra, Yudha M. 2007. Model Pembelajaran Kooperatif. Bandung: Upi Press.

Saud, Udin S. dan Suherman, Ayi. (2006). Inovasi Pendidikan. Bandung: Upi Press

Solihatin, Entin. Cooperative Learning. Bandung: Bumi Aksara

Sudin, Ali dan Saptani, Entan. 2009. Media Pembelajaran. Sumedang: UPI Kampus Sumedang

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sumadoyo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Supriatna, Nana,dkk. 2009. Pendidikan IPS SD. Bandung: UPI PRESS

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sutardi, Didi dan Sudirjo, Encep. 2007. Pembaharuan dalam PBM di SD. Bandung: UPI PRESS

Wibawa, Basuki dan Mukti, Farida. 1992. Media Pengajaran. Jakarta. DEPDIKBUD

Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: UPI dengan PT Remaja Rosdakarya


Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Pendekatan pembelajaran cooperative learning type make a match di kelas V MI Nurul Jihad Kota Tangerang : penelitian tindakan kelas di MI Nurul Jihad Tangerang

0 5 125

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVB SD NEGERI 2 BUMIHARJO

2 9 80

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT DI SD.

0 3 31

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH PADA MATERI KERAGAMAN BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN 2 Pamengkang Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon).

0 0 49

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI SUMBER DAYA ALAM DIKELAS IV SDN 2 WINDUHAJI KECAMATAN SEDONG KABUPATEN CIREBON.

0 0 77

PENERAPAN METODE RESITASI DENGAN MENGGUNAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN 2 Wanasaba Lor Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon).

0 0 38

Penerapan Model Pembelajaran Tipe Make-A Match Untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran IPA Materi Pokok Sumber Daya Alam Di Kelas IV SD Negeri Yamansari 03 Lebaksiu Tegal.

1 1 2

Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa

0 0 9