PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT DI SD.
082/S/PGSD-REG/9A/Juli/2015
PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A
MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT DI SD SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Silmi Pitriani
1100440
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DEPARTEMEN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
082/S/PGSD-REG/9A/Juli/2015
PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A
MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT DI SD
Oleh Silmi Pitriani
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Guru Sekolah Dasar
©Silmi Pitriani 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difotocopi, atau cara lain tanpa ijin dari penulis
Silmi Pitriani 1100440
(3)
082/S/PGSD-REG/9A/Juli/2015
PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A
MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT DI SD Oleh
Silmi Pitriani 1100440
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I
Dra. Hj. Ani Hendriani, M.Pd NIP. 19600624 198603 2 001
Pembimbing II
Dwi Heryanto, M.Pd NIP.19770827 200812 1 002
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Dr. Dharma Kesuma, M.Pd NIP.19550927 198503 1 001
(4)
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A
MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT DI SD Oleh
Silmi Pitriani 1100440
Pelaksanaan penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesulitan siswa memahami konsep pemerintahan pusat Negara Indonesia yang dinilai cukup abstrak untuk siswa kelas sekolah dasar kelas IV serta penggunaan metode pembelajaran oleh guru yang belum tepat dengan materi pemerintahan pusat ini. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui proses pelaksanaan penerapan metode pembelajaran make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pemerintahan pusat dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV Sekolah Dasar. (2) dan mengetahui perkembangan hasil belajarpemerintahan pusat siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang menerapkan metode cooperative learning tipe make a match pada proses pembelajarannya. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diadaptasi dari model Kemmis dan Mc. Taggart. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan. Setiap tahapan terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Hasil penelitian diperoleh hasil peningkatan hasil belajar siswa, siklus I sebsear 55,00 % dan siklus II mengalami peningkatan menjadi 80,00 %. Dari data tersebut menunjukkan ada peningkatan hasil belajarsiswa setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan metode cooperative learning tipe make a match. Selain itu, dengan menerapkan metode cooperative learning tipe make a match di materi pemerintahan pusat siswa lebih bekerjasama dan memiliki kepercayaan diri menyampaikan pendapat di kelas. Simpulan dari penelitian ini bahwa metode
cooperative learning tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar
pemerintahan pusat siswa kelas IV.
Kata kunci: Metode Cooperative learning tipe Make a match, Pemahaman Konsep,
(5)
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACK
THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING METHOD
TYPE MAKE A MATCH TO IMPROVE ELEMENTARY STUDENT’S
LEARNING RESULT OF CENTRAL GOVERNMENT SYSTEM
SILMI PITRIANI 1100440
The implementation of this research is motivated by the difficulties students understand the concept of the central government State Indonesia which was considered quite abstract for the students of fourth grade elementary school classes as well as the use of learning methods by teachers who are not right with the central government's material. This study aims to: (1) Know the process of implementation of the application of learning methods make a match for improving student learning outcomes in the material of the central government in subjects Civic Education Elementary School fourth grade. (2) and know the progress of the students at the center govermenment subjects Civic Education to implement cooperative learning methods make a match type in the learning process. This study uses a Class Action Research (PTK), which was adapted from the model Kemmis and Mc. Taggart. Therefore, this study was conducted with several stages. Each stage consists of planning, implementation, observation, and reflection. This research was conducted in two cycles. Research results improving student learning outcomes, sebsear 55.00% first cycle and the second cycle increased to 80.00%. From these data indicate no increase belajarsiswa after learning outcomes by implementing cooperative learning type make a match. In addition, by implementing cooperative learning methods make a match type in the material of the central government more students cooperate and have the confidence of expression in the classroom. Conclusions from this research that the type of cooperative learning methods make a match can improve learning outcomes of fourth grade students of the central government.
Keywords: Cooperative learning method type Make a match, Concept Training,
(6)
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... 1i
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... 4i
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT SISWA SD .. 7
A. Metode Cooperative learning ... 7
B. Metode Cooperative learning Tipe Make a match ... 9
C. Hasil Belajar ... 11
D. Konsep Pemahaman Pusat ... 14
E. Penelitian yang Relevan ... 15
F. Kerangka Berfikir... 16
G. Definisi Operasional... 18
BAB III METODE PENELITIAN ... 19
A. Metode Penelitian... 19
B. Desain Penelitian ... 19
C. Lokasi Penelitian ... 21
(7)
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Waktu Penelitian ... 22
F. Instrumen Penelitain... 22
G. Prosedur Penelitian... 24
H. Rancangan Pengolahan Data ... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29
A. Deskripsi Awal Penelitian ... 29
B. Hasil Penelitian ... 31
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 54
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 58
A. Simpulan ... 58
B. Rekomendasi ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 60 LAMPIRAN
(8)
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa……….. 27
4.1 Hasil Tes Pemeritahan Pusat Siklus I……….….... 34
4.2 4.3 Lembar Observasi Siswa………... Lembar Observasi Guru ………. 36 38 4.4 Presentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I……… 40
4.5 Lembar Kerja Siswa Make a match………... 41
4.6 Hasil Make a match……….………... 42
4.7 Hasil Tes Pemerintahan Pusat Siklus II……….. 46
4.8 Lembar Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II………..…….... 48
4.9 Lembar Kerja Siswa Make a match……… 52 4.10
4.11
Hasil LKS Make a match………....
Nilai LKS Siswa pada Siklus I dan siklus II ………..
53 55 4.12
4.13
Nilai Evaluasi Siswa pada Siklus I dan Siklus II ………. Perbandingan Rekapitulasi Nilai pada Siklus I dan II………..
56 57
(9)
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 3.1
Kerangka Berfikir
Alur Penelitian Tindakan Kelas Adaptasi Model Kemmis dan
Taggart ………
16 20
(10)
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran B
1. Instrumen Penelitian 2. Lembar Aktivitas Guru 3. Lembar aktivitas siswa Lampiran C
1. Rekapitulasi Penilaian Aktivitas Guru 2. Rekapitulasi Penilaian Aktivitas Siswa 3. Hasil kerja siswa
Lampiran D
1. Surat-surat Penelitian 2. Dokumentasi Penelitian
(11)
1
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan seseorang tidak akan bisa hidup berkembang. Dengan adanya pendidikan maka manusia dapat mempunyai pengetahuan, kemampuan dan sumber daya manusia yang tinggi untuk menyesuaikan diri pada zaman yang sedang berlangsung. Peningkatan teknologi menjadi semakin canggih oleh adanya pendidikan serta cara menyesuaikan diri dengan teknologi yang canggih pun dengan pendidikan pula. Pendidikan dapat penting dalam berbagai hal, diantaranya dapat membuat manusia menjadi lebih baik dan berkarakter, membantu dalam kemajuan suatu bangsa, memberikan pengetahuan, serta dengan adanya pendidikan dapat memberikan pencerahan bagi kehidupan manusia.
Sekolah Dasar menjadi tempat awal bagi setiap orang untuk mendapatakan pendidikan setelah pendidikan primer yang diberikan di dalam keluarga. Berbagai mata pelajaran menjadi penunjang agar siswa dapat hidup dengan baik, berkarakter dan berpengetahuan tinggi. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan atau citizenship education secara substantif dan pedagogis didesain untuk mengembangkan warga negara yang cerdas dan baik untuk seluruh jalur dan jenjang pendidikan. Selain itu, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bidang kajian yang mempunyai objek telaah kebajikan dan budaya kewarganegaraan, menggunakan disiplin ilmu politik sebagai kerangka kerja keilmuan pokok serta disiplin kurikuler kewarganegaraan, aktivitas social cultural dan kajian ilmiah kewarganegaraan.
Dalam kurikulum 2006, ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaaraan adalah sebagai berikut. (1) persatuan dan kesatuan, (2) norma hukum dan peraturan, (3) Hak Asasi Manusia, (4) kebutuhan warga Negara, (5) konstitusi negara, (6) kekuasaan politik, (7) kedudukan pancasila, dan (8) Globalisasi. Pembelajaran tersebut di sampaikan menggunakan cara yang sesuai dengan karakter siswa sekolah dasar.
(12)
2
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendidikan yang dari waktu ke waktu harus meningkat kualitasnya. Begitupun mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar yang mengalami berabagai perubahan pada setiap masanya. Misalnya dalam kurikulum pendidikan tahun 2004, pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segiagama, social kultur, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara yang cerda, terampil, dan berkarakter sesuai dengan amanat pancasila dan UUD 1945. Sedangkan dalam kurikulum 2006 yang saat ini digunakan, Siswa Sekolah Dasar pun sudah diperkenalkan dengan lembaga-lembaga Negara beserta tugas dan wewenangnya.
Negara Indonesia merupakan Negara republik yang dipimpin oleh seorang presiden dengan UUD 1945 sebagai konstitusi hukum dasarnya. Pada pelaksanaan pemerintahan Indonesia terdapat beberapa lembaga yang berperan, diantaranya badan eksekutif, badan legislatif dan yudikatif. Badan eksekutif yaitu seorang presiden dan wakil presiden yang berperan sebagai pemegang kekuasaan dengan dibantu oleh para menteri, yang termasuk ke dalam badan legislatif yaitu MPR, DPR dan DPD.
Peran pemerintahan dalam sebuah Negara sangat penting sehingga setiap orang dituntut untuk mengetahui atau mengenali wewenang yang mereka miliki. dalam penyampaian konsep pemerintahan pusat kepada siswa guru sering kali mengalami kesulitan. Mengingat pemikiran siswa yang masih konkret dan sulit memahami hal yang abstrak atau terbilang jauh dari kehidupan siswa dan cenderung tidak diajarkan oleh setiap orangtua dalam sebuah keluarga. Berdasarkan hasil observasi awal, penulis menemukan beberapa permasalahan yang menyebabkan rendahnya tingkat pemahaman siswa mengenai konsep pemerintahan pusat. Permasalahan yang di alami dapat diuraikan sebagai berikut. Permasalahan pertama adalah sebagian siswa terkesan bosan dengan pembelajaran yang sulit dipahami karena materi tersebut terbilang abstrak. Permasalahan yang kedua yaitu penggunaan metode yang belum tepat.
Berbagai cara dapat dilakukan untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan serta dapat mempermudah siswa untuk memahami materi yang disampaikan. Banyak model pembelajaran, strategi, teknik atau media pembelajaran yang dapat digunakan. Salah satu cara untuk mengatasi
(13)
3
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
permasalahan yang diuraikan di atas, maka dapat digunakan sebuah metode yang dapat membuat proses pembelajaran menjadi menyenangkan yaitu metode
cooperative learning tipe make a match. Tipe make a match adalah bentuk
pasangan dengan dipasangkan oleh materi yang cocok. Selain mendapatkan pelajaran, siswa dapat bermain dan belajar bekerja sama dengan teman yang lainnya. Berbagai aspek pada bagian afektif pun dapat diperoleh. Johnson &
Smith (dalam Anita Lie, 2007, hlm.5) mengemukakan bahwa “… belajar adalah
suatu proses pribadi, tetapi juga proses sosial yang terjadi ketika masing-masing orang berhubungan dengan yang lain dan membangun pengertian dan
pengetahuan bersama.” Merujuk pula pada penelitian terdahulu yang relevan yang
di susun oleh Rita Dwi Anggraini (2011) dengan judul “penerapan model
pembelajaran make a match untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas III
SDN Bareng 5 kota Malang” dengan hasil yang menyatakan bahwa penerapan
model pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas III SDN Bareng kota Malang dengan peningkatan hasil yang signifikan dari setiap siklusnya. Peningkatan yang dicapai yaitu sebesar 31% dengan ketuntasan belajar siswa 89%.
Berdasarkan kondisi diatas, penelitian ini bertujuan untuk meneliti tentang penerapan metode cooperative learning tipe make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pemerintahan pusat di sd kelas IV di salah satu sekolah dasar di kecamatan Sukasari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka rumusan umum masalah penelitian ini adalah mengetahui “bagaimana bentuk penerapan metode pembelajaran cooperative learning tipe make a match untuk meningkatkan hasil belajar pemerintahan pusat pada mata pelajaran PKn di kelas IV SD?”
Kemudian untuk memperoleh jawaban dari rumusan tersebut, maka secara khusus dibuat beberapa rumusan khusus sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pelaksanaan penerapan metode pembelajaran make a match untuk meningkatkan hasil pembelajaran pemerintahan pusat dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV Sekolah Dasar?
(14)
4
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagaimana perkembangan hasil belajar pemerintahan pusat pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang menerapkan metode cooperative
learning tipe make a match?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumumusan masalah, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk penerapan metode pembelajaran cooperative learning tipe
make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem
pemerintahan pusat pada mata pelajaran PKn di kelas IV SD. Secara khusus penelitian ini berupaya untuk :
1. Mengetahui proses pelaksanaan penerapan metode pembelajaran make a
match untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pemerintahan pusat
dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV Sekolah Dasar. 2. Mengetahui perkembangan pemahaman konsep pemerintahan pusat pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang menerapkan metode cooperative
learning tipe make a match.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretik
Penelitian ini diharapkan akan mendapatkan teori baru tentang metode pembelajaran cooperative learning tipe make a match yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn di kelas IV SD pada materi sistem pemerintahan pusat. Sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan penelitian tindakan kelas dan dapat dijadikan upaya bersama antara sekolah, guru dan peneliti yang lain untuk memperbaiki proses pembelajaran secara menyeluruh khususnya yang diarahkan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa, serta sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praksis a. Siswa
(15)
5
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi sistem pemerintahan pusat setelah belajar dengan mengikuti langkah-langkah metode
cooperative learning tipe make a match.
2) Siswa diharapkan dapat bekerjasama dengan baik bersama temannya serta dapat berbagi pengetahuan dengan berdiskusi.
3) Siswa diharapkan memiliki rasa percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya.
b. Guru
1) Diharapkan menjadi bahan masukan dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik serta lingkungan sekitar khususnya dalam pembelajaran PKn pada materi sistem pemerintahan pusat dapat digunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe make a
match.
2) Diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru dalam pentingnya memilih dan menggunakan strategi pembelajran di kelas agar lebih aktif, menarik dan efisien sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Sekolah
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas didalam Sekolah, dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, efisien dan menyenangkan karena strategi, metode, teknik, dan media yang digunakan khususnya dengan model pembelajaran yang digunakan ketika penelitian berlangsung.
d. Peneliti
Dari hasil penelitian ini bermanfaat juga bagi Peneliti dan teman sejawat yaitu, mereka menjadi tahu metode yang dapat dilaksanakan dalam pembelajaran supaya pembelajaran dapat berhasil dengan baik.
e. LPTK
1) Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat meningkatkan hubungan yang erat antara penyelenggara yaitu Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dengan Sekolah Dasar terkait.
(16)
6
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Meningkatkan kualitas dari lulusan PGSD yang akan terjun langsung menjadi seorang pendidik karena telah memiliki pengalaman mengajar yang baik terutama setelah melaksanakan penelitian ini.
3) Dengan dilakukan penelitian akan menambahkan pengetahuan untuk mahasiswa selanjutnya, hasil dari penelitian akan membuka peluang mahasiswa selanjutnya untuk melihat kekurangan dan kelebihan dari penelitian ini.
(17)
19
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut David Hopkins (dalam Margaretha, 2008, hlm. 4) PTK adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh guru atau kelompok guru untuk menguji anggapan-anggapan dari suatu teori pendidikan dalam praktik, atau sebagai arti dari evaluasi dan melaksanakan seluruh prioritas program sekolah. Penelitian ini terdiri atas siklus yang berdaur mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan perefleksian yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan model siklus Kemmis Taggart (Arikunto, dkk. 2011, hlm.16). Langkah-langkah penelitian yang ditempuh yaitu. 1. Perencanaan (planning)
Rencana tindakan dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang akan ditetapkan. Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan peralatan belajar materi pembelajaran, dan penilaian belajar. Perencanaan dalam hal ini hampir sama dengan perencanaan operasional dalam pembelajaran yang disebut RPP.
2. Pelaksanaan (acting)
Rencana yang disusun dicobakan sesuai dengan langkah yang telah dibuat, yaitu proses berdiskusi dengan konsep persiapan kemerdekaan Indonesia sebagai metode dalam pembelajarannya.
3. Observasi (Observing)
Observasi dilakukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai, baik yang ditimbulkan oleh tindakan rencana maupun akibat sampingan. Observasi dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau kolaborator yang memang diberi tugas untuk hal itu.
(18)
20
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Fungsi diadakan observasi yaitu untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya dan untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan ke arah yang diinginkan. Yang terpenting dari kegiatan pengamatan adalah dapat mengenali sejak dini apakah tindakan yang dilakukan mengarah kepada terjadinya perubahan proses pembelajaran sesuai yang diharapkan
4. Refleksi (reflecting)
Refleksi mencakup kegiatan analisis, interpretasi, dan evaluasi yang diperoleh saat melakukan kegiatan observasi. Data yang terkumpul saat observasi secepatnya dianalisis dan diinterpretasi untuk mencari penyelesaiannya yang efektif pada kegiatan peningkatan pemahaman konsep tahap berikutnya.
Langkah-langkah penelitian yang ditempuh apabila digambarkan adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1 Alur penelitian tindakan kelas adaptasi model Kemmis dan Taggart (Arikunto, dkk. 2011, hlm.16 )
(19)
21
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pelaksanaan tindakan dilakukan langsung oleh penulis sendiri sebagai peneliti sekaligus yang mempraktikkan tindakan dalam pembelajaran di kelas. Dalam tahap ini, peneliti berkolaborasi dengan guru wali kelas IV A di salah satu sekolah dasar negeri di Kelurahan Sukasari dan teman sejawat yang berperan sebagai observer. Peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan metode cooperative
learning tipe make a match untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam
pembelajan PKn materi sistem pemerintahan pusat. Sedangkan observer mengamati proses pembelajaran yang berlangsung.
Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran PKn materi sistem pemerintahan pusat dengan penerapan metode cooperative learning tipe make a match dilakukan dalam dua siklus.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di salah satu Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Sukasari Kota Bandung yang dipimpin oleh seorang Ibu Kepala Sekolah. Sejalan dengan perkembangan pembangunan di Kecamatan ini, masyarakat sekitar merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari berbagai ragam penghidupan, sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani, pedagang, PNS, TNI/POLRI dan buruh bangunan. Namun dengan beralih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman, mata pencaharian penduduk sebagai petani bergeser dan hampir hilang.
Siswa Sekolah Dasar Negeri ini sebagian besar berasal dari penduduk setempat, tetapi ada pula siswa yang berasal dari luar kecamatan dan luar Kota Bandung. Hal ini dikarenakan letak yang cukup strategis.
Sekolah ini merupakan gabungan dari dua sekolah dengan satu kepala sekolah yang sama. Kelas yang di miliki di sekolah ini cukup banyak dan memadai, meskipun siswa kelas 2 belajar siang pukul 10.00 WIB. Sekolah ini memiliki ruang kepala sekolah dan guru, ruang perpustakaan, ruang UKS, dapur, gudang, dan lapangan sekolah.
(20)
22
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Subjek Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan, bahwa di kelas IV A sekolah dasar di kecamatan Sukasari mengalami kesulitan dalam memahami materi pemerintahan pusat, sehingga subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVA. Dengan jumlah siswa laki-laki 12 orang dan perempuan 12 orang dengan siswa ABK berjumlah 4 sehingga penelitian di fokuskan kepada20 siswa.
E. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada semester 2 tahun pembelajaran 2014/2015. Rencana waktu pelaksanaan yaitu 3 bulan yang terdiri atas persiapan, pelaksanaan, menyusunan laporan. Persiapan penelitian dilakukan dari akhir Februari dengan mengidentifikasi permasalahan yang dilakukan di semua tingkatan kelas di SD tersebut. Setelah ditemukan permasalahan dan pengolahan data awal, penulis melaksanakan penelitian yang berlangsung dari awal bulan Mei sampai akhir bulan Mei dengan melaksanakan dua siklus. Penyusunan laporan dilakukan setelah dua siklus selesai dilaksanakan dan terlihat peningkatannya. Penyusunan laporan ini dilakukan pada bulan Juli hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini secara utuh.
F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Pembelajaran
Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya perangkat-perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang peningkatan pemahaman konsep IPS siswa melalui Metode Pembelajaran Cooperative Learning tipe Make A
Match. Oleh karena itu, dalam mengumpulkan data yang ada di lapangan peneliti
menyusun perangkat-perangkat penelitian sebagai berikut : a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat berdasarkan siklus yang akan dilaksanakan, merujuk pada KTSP dengan adanya Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator Capaian Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Media, Metode, Materi, Langkah-langkah Pembelajaran dan Evaluasi dalam bentuk Penilaian.
(21)
23
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rencana pembuatan RPP disesuaikan dengan siklus yang akan dilakukan yaitu sebanyak 2 Siklus apabila telah dilaksanakan 2 Siklus dan hasil penelitian tidak tercapai maka apabila memungkinkan akan dilaksanakannya siklus kembali dengan rencana sesuai prosedur sebelumnya.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa yang dilakukan disesuaikan dengan SK KD yang telah ditetapkan dan dibuat berdasarkan masalah-masalah yang harus diselesaikan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Lembar Kerja yang harus diisi oleh siswa adalah petunjuk yang harus dikerjakan oleh siswa lalu berisi soal-soal yang merujuk pada pemahaman konsep yang sebelumnya telah dipelajari.
2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian a. Lembar Observasi & APKG
Lembar observasi merupakan lembar yang digunakan dalam proses observasi ketika dalam pembelajaran yang mencakup pengamatan aktivitas siswa dan pengamatan langkah-langkah dari aktivitas guru. Lembar observasi yang digunakan merujuk pada RPP yang telah dirancang oleh guru untuk melakukan penelitian serta pedoman observasi yang telah dibuat sebelumnya.
b. Catatan Lapangan Tertulis
Catatan lapangan adalah catatan tertulis mengenai apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam proses pengumpulan data dan merupakan refleksi terhadap data penelitian. Dalam catatan lapangan peneliti menuliskan catatan lapangan tentang sekolah yang menjadi tempat penelitian. Digunakan jika sewaktu-waktu dibutuhkan oleh peneliti.
c. Tes
Tes merupakan alat untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran IPS sebelum dan setelah di lakukan tindakan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan test akhir (post test) yang digunakan untuk mengetahui capaian tingkat pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS setelah dilakukannya tindakan pembelajaran dengan metode pembelajaran
cooperative learning tipe make a match. Tes pemahaman konsep yang diberikan
(22)
24
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Dokumentasi
Untuk kelengkapan penelitian dibutuhkan kamera atau alat untuk merekam/foto atas bukti penelitian
G. Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini mengacu pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
a. Mengurus surat perizinan dari pihak prodi b. Meminta izin penelitian kepada kepala sekolah
c. Observasi terhadap situasi kelas serta siswa kelas IVA 2. Tahapan Tindakan
Pada tahap tindakan ini peneliti akan melakukan pelaksanaan sebagai berikut :
Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
Sebelum melakukan pemebelajaran di siklus 1 ini peneliti membuat perencanaan sebagai berikut: melakukan wawancara dengan guru, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat media kartu berisi materi pemerintahan pusat
b. Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan ini peneliti melakukan apa yang sudah dibuat pada perencanaan. Pelaksanaan ini berlangsung dikelas dalam proses belajar mengajar. c. Pengamatan (Observation)
Pengamatan dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran, adapun hal yang perlu dilihat atau diamati pada pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut : penampilan mengajar, keaktifan siswa, kondisi kelas dan siswa, situasi pada saat proses pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran Kooperatif tipe
Make A Match.
d. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi ini berfungsi untuk mendiskusikan hal-hal apa saja yang terjadi pada tahap pelaksanaan yang semua telah ditulis pada tahap observasi.
(23)
25
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Membahas mengenai penampilan mengajar maupun situasi siswa dan kelas, semua hal yang telah ditemukan pada saat pelaksanaan semuanya dibahas pada tahap refleksi ini. Agar kekurangan atau kelemahan yang ada pada pelaksanaan siklus I dapat diperbaiki dan dilaksanakan lagi untuk siklus berikutnya yaitu siklus II.
Siklus I dianggap berhasil apabila : minimal beberapa siswa memahami konsep pemerintahan pusat, siswa bisa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, siswa mampu mengerjakan soal evaluasi dari guru, hasil post tes siswa minimal sesuai KKM Pendidikan Kewargaegaraan yang telah ditentukan oleh pihak sekolah
Siklus II
Pada siklus II ini sama dengan siklus 1, tahapannya pun sama diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi, adapun penjelasannya sebagai berikut :
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap pembuatan perencanaan siklus II ini berdasarkan dari hasil refleksi yang telah dilakukan pada siklus I
b. Pelaksanaan (Acting)
Pada perencanaan siklus II guru melaksanakan perencanaan yang telah dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus I, pada siklus II ini guru mulai menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match.
c. Pengamatan (Observation)
Pada tahap pengamatan observer tetap melihat peningkatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, model yang menggunakan model kooperatif tipe make a
match dan dibantu dengan media kartu tentang pemerintahan pusat yang telah
disiapkan sebelumnya. d. Refleksi (Reflektif)
Pada tahap reflesi ini masih sama dengan siklus I yaitu diskusi mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya. Tetap membahas apa saja yang masih kurang dalam proses pembelajaran.
(24)
26
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H. Rancangan Pengolahan Data dan Uji Keabsahan Data
1. Pengolahan Data
Pengolahan data dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah yang disusun peneliti. Dalam penelitian ini, digunakan pengolahan data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui hasil observasi selama proses pembelajaran dan data kuantitatif diperoleh dari tes. Pengolahan data penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
1) Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes sebagai evaluasi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Dalam mengolah data kuantitatif, berikut langkah-langkah yang dilakukan:
a. Penskoran terhadap jawaban siswa
b. Mencari rata-rata nilai yang diperoleh menggunakan rumus:
R = ∑ X ∑ N
Keterangan :
R : nilai rata-rata
∑ X : Jumlah semua nilai siswa
∑ N : Jumlah siswa
c. Menghitung presentase ketuntasan belajar siswa dengan rumus:
P = ∑ P X 100%
∑ N
Keterangan :
P : Ketuntasan belajar
∑ P : Jumlah semua siswa yang tuntas belajar
∑ N : Jumlah seluruh siswa 100 % : Bilangan tetap
d. Menginterpretasikan perhitungan presentase ketuntasan belajar menggunakan tabel berikut:
(25)
27
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1
Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa Aspek Kognitif
Kategori Interpretasi
90% - 100% Sangat tinggi
75% - 89,99 % Tinggi
55% - 74,99% Sedang
30% - 54,99% Rendah
0% - 29,99% Sangat rendah
2) Menganalisis Data Observasi
Persentase peningkatan aktivitas siswa yang diamati secara klasikal dengan memperhatikan keaktifan dan kerja sama siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan penilaian yang dilakukan secara deskriptif.
Data hasil observasi ini disajikan dalam bentuk tabel. Data hasil observasi ini dirangkum dan diinterpretasikan agar kesesuaian antara pembelajaran yang dilakukan dan yang seharusnya dapat terlihat.
2. Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data dilakukan dengan melakukan teknik triangulasi data. Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data mengenai situasi pembelajaran yang dipandang dari tiga sudut pandang yang berbeda. Peneliti membawa berbagai jenis data dari catatan lapangan peneliti, dan observer yang berbeda-beda,Sugiyono (2013, hlm.127) mengemukakan teknik triangulasi dalam tiga bentuk, yaitu:
a. Triangulasi sumber, teknik ini menguji keabsahan data dengan cara melakukan cross check berbagai data yang diperoleh dari berbagai sumber.
b. Triangulasi teknik, keabsahan data diuji dengan melakukan cross check data pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. c. Triangulasi waktu, menguji kebasahan data dengan cara cross check
data berdasarkan waktu pengambilan data yang berbeda pada sumber yang sama.
(26)
28
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi data sumber, data-data diperoleh dati catatan lapangan peneliti dan juga hasil observasi dari tiga orang observer.
(27)
58
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian, analisisi, refleksi dan pembahasan mengenai penerapan metode cooperative learning tipe make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi sistem pemerintahan pusat, maka dapat dikemukakan simpulan dan saran yang terkait penelitian ini.
A. Simpulan
Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas IV dapat meningkat dengan penerapan metode cooperative learning tipe make a
match. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa simpulan
yang diperoleh sebagai berikut:
1. Pembelajaran yang dilakukan berpusat pada siswa. Iklim pembelajaran di kelas meningkat menjadi lebih baik karena siswa mengalami suasana yang kondusif selama proses pembelajaran dengan dibagi menjadi dua kelompok besar kemudian menjadi kelompok kecil. Dengan menerapkan metode
cooperative learning tipe make a match guru dapat lebih mudah dalam
mengelola kelas, dan siswa pun lebih mudah memahami materi melalui menggali pengetahuan sendiri dan berdiskusi bersama pasangan belajarnya. Selain itu, siswa dapat belajar dengan menyenangkan serta mengerjakan tugas dengan belajar secara berpasangan. Namun ada satu hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu manajemen waktu.
2. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah mendapatkan pembelajaran dengan metode cooperative learning tipe make a match. Hal ini dapat dilihat dari dari hasil lembar kerja siswa dan hasil evaluasi yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran dan dalam kegiatan penutup yang mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Pada siklus I hasil kerja siswa pada LKS yang telah dibentuk yaitu 70% dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu 90% siswa mampu mengerjakan LKS dengan baik. Begitupun hasil dari evaluasi yang dilakukan pada akhir pembelajaran siklus I, sebanyak 55% siswa mampu mengerjakan soal dengan benar dan berhasil mencapai
(28)
59
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ketuntasan. Pada siklus II hasil evaluasi siswa pun mengalami peningkatan sebanyak 80% siswa yang mencapai ketuntasan. Berdasarkan hasil tersebut, terbukti bahwa penerapan metode cooperative learning tipe make a match telah meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi sistem pemerintahan pusat di kelas IV.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa rekomendasi yang diberikan sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Pembelajaran dengan menerapkan metode cooperative learning tipe make a
match dapat menjadi alternatif yang cocok untuk pembelajaran IPS agar
pembelajaran lebih menyenangkan di kelas sehingga dapat memotivasi siswa untuk mendapatkan hasil yang baik.
2. Bagi guru SD
Penerapan metode cooperative learning tipe make a match dapat dijadikan metode alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa di kelas. Dengan menerapkan metode cooperative learning tipe make a match, guru dapat meningkatkan aktivitas siswa secara optimal di kelas. Tetapi perlu diperhatikan waktu selama proses pembelajaran.
3. Bagi Kepala Sekolah
Diharapkan untuk senantiasa memberikan arahan dan bimbingan, motivasi serta keleluasaan kepada guru dalam mengembangkan keterampilan mengajarnya. 4. Bagi peneliti
Pelaksanaan penelitian berjalan dengan lancar akan tetapi ada beberapa hambatan diantaranya waktu yang kurang untuk melakukan penelitian sehingga kurang optimal dalam pelaksanaanya. Maka dari itu, penelitian selanjutnya harus jauh lebih baik dengan memperhatikan waktu pelaksanaan penelitian agar dapat mendapatkan hasil yang optimal.
(29)
60
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
(30)
60
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S, dkk. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara Bellanca, James. (2009). Strategi dan Proyek Pembelajaran Aktif. Jakarta: Indeks Depdiknas. (2003). kurikulum 2004 mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan. Jakarta: departemen pendidikan Nasional
Gordon, Scott. (1991). History And Philosophy Of Social Science.
Lie, Anita. (2007). Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
Maftuh, Bunyamin dkk. (2007). Budaya Masyarakat Demokrasi. Bandung: UPI PRESS
Miftahul, huda. (2013). Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta: pustaka pelajar.
Natalia, Margaretha Mega. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tinta Emas.
Purwanto.(2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Rusman. (2011). Model-model pembelajaran. Jakarta: Rajawali pers
Sapriya. (2009). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.
Sudjana. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
Wiriatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Skripsi:
Khoirina, juniar. (2014). Penerapan model pembelajaran kooperatif learning tipe
make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV tahun pelajaran 2013/2014. Skripsi UMK. Tidak
diterbitkan.
Masruroh, Anis.(2014). Penerapan model pembelajaran kooperatif learning tipe
(31)
61
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa kelas III MI Jati Salam Gombang. SkripsiIAIN Tulungagung. Tidak
diterbitkan.
Sugara, Robi Panji. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Siswa Pada Pembelajaran Ips Materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Skripsi UPI. Tidak diterbitkan.
Anggraini, Rita D. (2011). Penerapan model pembelajaran make a match untuk
meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas III SDN Bareng 5 kota Malang.Skripsi S1 UNM.
[http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=48365] diakses pada 20 Juni 2015
(1)
28
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi data sumber, data-data diperoleh dati catatan lapangan peneliti dan juga hasil observasi dari tiga orang observer.
(2)
58
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian, analisisi, refleksi dan pembahasan mengenai penerapan metode cooperative learning tipe make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi sistem pemerintahan pusat, maka dapat dikemukakan simpulan dan saran yang terkait penelitian ini.
A. Simpulan
Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas IV dapat meningkat dengan penerapan metode cooperative learning tipe make a
match. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa simpulan
yang diperoleh sebagai berikut:
1. Pembelajaran yang dilakukan berpusat pada siswa. Iklim pembelajaran di kelas meningkat menjadi lebih baik karena siswa mengalami suasana yang kondusif selama proses pembelajaran dengan dibagi menjadi dua kelompok besar kemudian menjadi kelompok kecil. Dengan menerapkan metode
cooperative learning tipe make a match guru dapat lebih mudah dalam
mengelola kelas, dan siswa pun lebih mudah memahami materi melalui menggali pengetahuan sendiri dan berdiskusi bersama pasangan belajarnya. Selain itu, siswa dapat belajar dengan menyenangkan serta mengerjakan tugas dengan belajar secara berpasangan. Namun ada satu hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu manajemen waktu.
2. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah mendapatkan pembelajaran dengan metode cooperative learning tipe make a match. Hal ini dapat dilihat dari dari hasil lembar kerja siswa dan hasil evaluasi yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran dan dalam kegiatan penutup yang mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Pada siklus I hasil kerja siswa pada LKS yang telah dibentuk yaitu 70% dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu 90% siswa mampu mengerjakan LKS dengan baik. Begitupun hasil dari evaluasi yang dilakukan pada akhir pembelajaran siklus I, sebanyak 55% siswa mampu mengerjakan soal dengan benar dan berhasil mencapai
(3)
59
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ketuntasan. Pada siklus II hasil evaluasi siswa pun mengalami peningkatan sebanyak 80% siswa yang mencapai ketuntasan. Berdasarkan hasil tersebut, terbukti bahwa penerapan metode cooperative learning tipe make a match telah meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi sistem pemerintahan pusat di kelas IV.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa rekomendasi yang diberikan sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Pembelajaran dengan menerapkan metode cooperative learning tipe make a
match dapat menjadi alternatif yang cocok untuk pembelajaran IPS agar
pembelajaran lebih menyenangkan di kelas sehingga dapat memotivasi siswa untuk mendapatkan hasil yang baik.
2. Bagi guru SD
Penerapan metode cooperative learning tipe make a match dapat dijadikan metode alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa di kelas. Dengan menerapkan metode cooperative learning tipe make a match, guru dapat meningkatkan aktivitas siswa secara optimal di kelas. Tetapi perlu diperhatikan waktu selama proses pembelajaran.
3. Bagi Kepala Sekolah
Diharapkan untuk senantiasa memberikan arahan dan bimbingan, motivasi serta keleluasaan kepada guru dalam mengembangkan keterampilan mengajarnya. 4. Bagi peneliti
Pelaksanaan penelitian berjalan dengan lancar akan tetapi ada beberapa hambatan diantaranya waktu yang kurang untuk melakukan penelitian sehingga kurang optimal dalam pelaksanaanya. Maka dari itu, penelitian selanjutnya harus jauh lebih baik dengan memperhatikan waktu pelaksanaan penelitian agar dapat mendapatkan hasil yang optimal.
(4)
60
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
(5)
60
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S, dkk. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara Bellanca, James. (2009). Strategi dan Proyek Pembelajaran Aktif. Jakarta: Indeks
Depdiknas. (2003). kurikulum 2004 mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan. Jakarta: departemen pendidikan Nasional
Gordon, Scott. (1991). History And Philosophy Of Social Science.
Lie, Anita. (2007). Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
Maftuh, Bunyamin dkk. (2007). Budaya Masyarakat Demokrasi. Bandung: UPI PRESS
Miftahul, huda. (2013). Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta: pustaka pelajar.
Natalia, Margaretha Mega. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tinta Emas.
Purwanto.(2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Rusman. (2011). Model-model pembelajaran. Jakarta: Rajawali pers
Sapriya. (2009). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.
Sudjana. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
Wiriatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Skripsi:
Khoirina, juniar. (2014). Penerapan model pembelajaran kooperatif learning tipe
make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV tahun pelajaran 2013/2014. Skripsi UMK. Tidak
diterbitkan.
Masruroh, Anis.(2014). Penerapan model pembelajaran kooperatif learning tipe
(6)
61
Silmi Pitriani, 2015
Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pemerintahan Pusat Di Sd
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa kelas III MI Jati Salam Gombang. SkripsiIAIN Tulungagung. Tidak
diterbitkan.
Sugara, Robi Panji. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Siswa Pada Pembelajaran Ips Materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Skripsi UPI. Tidak diterbitkan.
Anggraini, Rita D. (2011). Penerapan model pembelajaran make a match untuk
meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas III SDN Bareng 5 kota Malang.Skripsi S1 UNM.
[http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=48365] diakses pada 20 Juni 2015