Studi Deskriptif Mengenai Dimensi Work Family Conflict pada Karyawati Pabrik yang Sudah Berkeluarga yang Sudah Bekerja di PT "X" di Kota bandung.

(1)

Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui dimensi Work Family Conflict pada karyawati pabrik yang sudah berkeluarga yang bekerja di PT ”X” di Kota Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling, dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 44 karyawati pabrik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Alat ukur yang digunakan merupakan terjemahan dari tes asli yang dikembangkan oleh Carlson, Kacmar, & Williams (2000) yang di terjemahkan oleh Indah Soca R. K, M.Psi., Psikolog kemudian di modifikasi oleh peneliti dan terdiri dari 18 item. Data yang di peroleh di olah menggunakan uji korelasi Pearson dengan bantuan program SPSS versi 19. Validitas dari alat ukur Work Family Conflict dari 0.32 – 0.72 dengan reliabilitas alat ukur 0.814.

Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh hasil sebanyak 31 orang karyawati pabrik (70.46%) menghayati Work Family Conflict dengan derajat yang tinggi sedangkan sisanya sebanyak 13 orang (29.54%) menghayati Work Family Conflict dengan derajat rendah.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagian besar karyawati pabrik menghayati Work Family Conflict dalam derajat yang tinggi karena terdapat beberapa kemungkinan yaitu tuntutan kerja yang tinggi, kurangnya support dari keluarga, lamanya bekerja dan usia anak terkecil.

Untuk penelitian selanjutnya, peneliti mengajukan saran agar melakukan penelitian mengenai pengaruh kehadiran anggota keluarga lain (selain keluarga inti) kepada karyawati pabrik yang sudah berkeluarga yang bekerja di PT”X” di Kota Bandung. Untuk perusahaan, disarankan untuk melakukan konseling dan memberikan training mengenai Time Management kepada karyawati pabrik yang menghayati Work Family Conflict dengan derajat yang tinggi untuk mengurangi konfilk yang dihadapi.


(2)

vi

Universitas Kristen Maranatha

Abstract

The purpose of this study is to determine the dimentions of work family conflict in women labors who are married in PT “X” Bandung. Sampling method in this research used purpostive sampling, which is carried to the 44 women labors. The method in this research used descriptive method.

Measuring instruments used is a translation of the original test developed by Carlson, Kacmar, & Williams (2000) translated by Indah Soca R. K, M.Psi., Psikolog and modified by the researcher and consist of 18 items. The data obtained were processed using Pearson’s correlation test with SPSS 19.0 for windows. Validity of work family conflict scale is 0.32 – 0.72 with reliability scale is 0.814.

The conclusion of yhis research is largely women labors appreciate the work family conflict in a high degree because there are several possibilities, including high work demands, lack of support from family, work duration, and age of the youngest child.

For further research, the researcher provide a suggestion to conducting research about the contribution of the effect of the presence of other family members. For the company, provide to do the counseling and training about Time Managemnt.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1 Maksud Penelitian ... 7

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 8

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 8

1.5 Kerangka Pikir ... 8


(4)

x

Universitas Kristen Maranatha BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Konflik dan Peran ... 16

2.2 Definisi Work Family Conflict ... 17

2.2.1 Bentuk Work Family Conflict ... 17

2.2.2 Sumber atau Penyebab Work Family Conflict ... 19

2.2.3 Dimensi Work Family Conflict ... 22

2.2.4 Dampak-dampak yang Ditimbulkan Work Family Conflict .... 23

2.3 Masa Dewasa Awal ... 25

2.3.1 Perkembangan Kognitif ... 25

2.3.2 Karir dan Kerja ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian ... 27

3.2 Bagan Rancangan Penelitian ... 27

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 28

3.3.1 Variabel yang Terlibat Dalam Penelitian ... 28

3.3.2 Definisi Konseptual ... 28

3.3.3 Definisi Operasional ... 28

3.3.3.1 Work Family Conflict ... 28

3.4 Alat Ukur ... 29

3.4.1 Alat Ukur Work Family Conflict ... 29

3.4.2 Prosedur Pengisian Kuisioner ... 31

3.4.3 Sistem Penilaian ... 31

3.4.4 Data Pribadi dan Data Penunjang ... 32


(5)

xi

3.4.5.1 Validitas Alat Ukur ... 32

3.4.5.2 Reliabilitas Alat Ukur ... 33

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

3.5.1 Populasi Sasaran ... 33

3.5.2 Karakteristik Sampel ... 33

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ... 34

3.6 Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian ... 35

4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja ... 35

4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Keberadaan Anggota Lain di Rumah ... 36

4.1.3 Gambaran Responden Berdasarkan Usia Anak Terkecil ... 36

4.1.4 Gambaran Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Suami .. 37

4.2 Gambaran Hasil Penelitian ... 37

4.2.1 Gambaran Mengenai Work Family Conflict ... 37

4.2.2 Gambaran Mengenai Dimensi Work Family Conflict ... 38

4.2.3 Gambaran Mengenai Dimensi Stain Based WIF ... 38

4.2.4 Gambaran Mengenai dimensi Behavior Based WIF ... 39

4.2.5 Gambaran Mengenai Dimensi Time Based FIW ... 39

4.2.6 Gambaran Mengenai Dimensi Strain Based FIW ... 40

4.2.7 Gambaran Mengenai Dimensi Behavior Based FIW ... 40

4.3 Tabulasi Silang ... 41 4.3.1 Gambaran Tabulasi Silang Antara Work Family Conflict


(6)

xii

Universitas Kristen Maranatha

dan Usia Anak Terkecil ... 41

4.3.2 Gambaran Tabulasi Silang Antara Work Family Conflict dan Kehadiran Anggota Keluarga Lain Di Rumah ... 42

4.3.3 Gambaran Tabulasi Silang Antara Work Family Conflict dengan Lamanya Bekerja ... 42

4.3.4 Gambaran Tabulasi Silang Antara Work Family Conflict dengan Status Pekerjaan Suami ... 43

4.4 Pembahasan ... 43

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 51

5.2 Saran ... 51

5.2.1 Saran Teoritis ... 51

5.2.2 Saran Praktis ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

DAFTAR RUJUKAN ... 54 LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Alat Ukur Work Family Conflict ... 30

Tabel 3.2 Tabel Skala Penelitian ... 31

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja ... 35

Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Keberadaan Anggota Lain di Rumah ... 36

Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Usia Anak Terkecil ... 36

Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Suami ... 37

Tabel 4.5 Gambaran Mengenai Work Family Conflict ... 37

Tabel 4.6 Gambaran Mengenai Dimensi Time Based WIF ... 38

Tabel 4.7 Gambaran Mengenai Dimensi Strain Based WIF ... 38

Tabel 4.8 Gambaran Mengenai Dimensi Behavior Based WIF ... 39

Tabel 4.9 Gambaran Mengenai dimensi Time based FIW ... 39

Tabel 4.10 Gambaran Mengenai Dimensi Strain Based FIW ... 40

Tabel 4.11 Gambaran Mengenai dimensi Behavior based FIW ... 40

Tabel 4.12 Gambaran Tabulasi Silang antara Work Family Conflict dengan Usia Anak Terkecil ... 41

Tabel 4.13 Gambaran Tabulasi Silang Antara Work Family Conflict dengan Kehadiran Anggota Keluarga Lain di Rumah ... 42

Tabel 4.14 Gambaran Tabulasi Silang Antara Work Family Conflict dengan Lamanya Bekerja ... 42

Tabel 4.15 Gambaran Tabulasi Silang Antara Work Family Conflict dengan Status Pekerjaan Suami ... 43


(8)

xiv

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran ... 14 Gambar 3.1 Bagan Rancangan Penelitian ... 27


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Kuesioner ... L-1 Lampiran B Reliabilitas Alat Ukur ... L-7 Lampiran C Data Kuesioner ... L-10


(10)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bekerja merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi sebagian orang dewasa (Frone et al, 1992). Dewasa ini, bukan hanya pria namun wanita juga turut bekerja meskipun pada umumnya, masyarakat memandang bahwa pria diharapkan menjadi sosok kepala keluarga yang bertugas mencari nafkah, sedangkan wanita bertugas dengan urusan domestic seperti mengelola rumah tangga dan mengurus anak (M. Alteza dan L. Nur Hidayati, 2009).

Dalam era globalisasi, dimana ilmu dan teknologi berkembang dengan pesat, menyebabkan semakin terkikisnya sekat-sekat yang memisahkan antara peran pria dan wanita dalam hal bekerja. Sekarang ini, pandangan gender yang memisahkan peran pria dan wanita tidak lagi relevan, salah satunya ditunjukan lewat fenomena semakin banyaknya wanita yang bekerja (working women).

Pada tahun 2000, di Indonesia persentase wanita yang bekerja sebesar 45.2% kemudian terjadi peningkatan pada tahun 2010 menjadi sebesar 64.67% (BPS Sakernas, 2010) hal ini menandakan bahwa di Indonesia semakin banyak wanita yang bekerja. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan banyak wanita memilih untuk bekerja, diantaranya karena kebutuhan perekonomian keluarga, pendapatan suami yang tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga, wanita ingin menyalurkan kemampuan yang dimilikinya (keterampilan, pendidikan), ingin memperluas relasi, bahkan ada juga yang ingin memperoleh status atau kekuasaan lebih besar dalam kehidupan keluarga.


(11)

2 Di bandingkan dengan pria, wanita yang bekerja mungkin mengalami kondisi dilematis dimana ia harus menyeimbangkan antara peran keluarga (family role) dan peran pekerjaan (work role). Hal ini disebabkan karena secara alamiah perempuan mengandung dan melahirkan anak sehingga memiliki ikatan untuk merawat anak yang lebih kuat serta mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci pakaian, dan membersihkan rumah. Tuntutan dari perannya dalam keluarga membuat wanita harus lebih banyak memberikan perhatian kepada anak dan suami. Di sisi yang lain, sebagai pekerja, wanita dituntut untuk mengerjakan dan menyelesaikan job desc yang di tentukan dengan sebaik-baiknya.

Pada masa dewasa awal baik pria ataupun wanita, yaitu usia 20-45 tahun adalah merupakan waktu dimana mereka memasuki masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition), transisi secara intelektual (cognitive trantition) serta transisi peran sosial (social role trantition). Pada tahap ini, tugas perkembangannya adalah menikah, mengelola rumah tangga, mendidik dan mengasuh anak dan melakukan suatu pekerjaan (Santrock, 1999). Namun pada tahap ini juga, wanita yang memasuki dunia kerja akan lebih mudah stres karena tuntutan pekerjaannya.

Salah satu pekerjaan yang dikerjakan oleh wanita adalah sebagai karyawan pabrik, PT “X” adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang tekstil yang mengolah benang hingga menjadi kain yang mempekerjakan sekitar 150 orang karyawan operasional yang terdiri dari 75 pekerja pria dan 75 pekerja wanita. Dari 75 pekerja wanita, 70 diantaranya sudah berkeluarga (46 orang berusia 20-45 tahun dan 24 orang berusia diatas 45 tahun). Sebagai karyawan pabrik di PT “X” mereka bekerja selama 42jam/minggu yaitu dari hari Senin sampai Jumat dari jam 09.00 – 17.00 dan hari Minggu dari jam 08.00 – 16.00 (termasuk istirahat 1 jam/hari) dan


(12)

3

Universitas Kristen Maranatha jika permintaan konsumen meningkat, maka mereka diharuskan untuk lembur kerja maksimal 3 jam/hari atau tambahan kerja di hari Sabtu. Jam kerja >40 jam per minggu menurut Sparks (dalam Jex & Britt, 2008, hal 217) merupakan faktor penyebab work family conflict.

Work family conflict adalah situasi yang dihadapi karyawati pabrik ketika harus memenuhi tuntutan atau harapan dua peran sosial yang saling bertentangan dan muncul bersamaan yaitu antara pekerjaan dan keluarga (Newman & Newman, 2011 hal 492). Karyawati pabrik tidak hanya harus bekerja untuk mencari nafkah, namun juga sebagai seorang Ibu rumah tangga yang bertugas mengurus/merawat suami dan anaknya.

Menurut hasil penelitian Vallone & Donaldson (2011), menyatakan bahwa terdapat 30% karyawan mengalami kekhawatiran dengan kehidupan pekerjaan mereka yang akan mengganggu kehidupan keluarga. Selain itu juga, menurut penelitian dari Galinsky, Bond & Friedman 1996 dalam Korabik 2002 menyatakan bahwa 58% karyawan yang telah berumah tangga serta memiliki anak sering merasa cemas dengan tuntutan pekerjaan yang akan mengganggu kehidupan dikeluarga.

Berdasarkan wawancara dengan manager operational, perusahaan pernah mengalami kerugian yang disebabkan oleh salah satu karyawati pabrik. Menurutnya karyawati pabrik yang sudah berkeluarga kinerjanya lebih rendah dibandingkan dengan karyawati pabrik yang belum berkeluarga. Hal ini terjadi karena karyawati wanita yang sudah berkeluarga tersebut sering tidak konsentrasi saat bekerja sehingga hasil kerjanya tidak maksimal, seperti terjadi kesalahan dalam menghitung jumlah stock kain, salah dalam mengoperasikan mesin tenun, lebih sering datang terlambat dan bahkan tidak masuk bekerja.


(13)

4 Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada 10 orang karyawati pabrik yang sudah berkeluarga di perusahaan “X” mengenai keenam dimensi Work family conflict, didapatkan data bahwa 7 orang (70 %) mengalami time based conflict pada perannya dipekerjaan yang dapat mempengaruhi perannya di keluarga (time based work interfering family). Tuntutan pekerjaan yang menuntutnya bekerja minimal selama 42 jam seminggu dari pagi hari sampai sore hari membuat karyawati pabrik yang sudah berkeluarga ini tidak memiliki waktu dipagi hari untuk anak dan suami, seperti tidak bisa mengantar anak ke sekolah, menyiapkan sarapan, serta tidak bisa mengikuti perkembangan anak secara menyeluruh karena harus bekerja dari pagi hari dan pulang disore hari. Mereka terkadang merasa bersalah karena tidak dapat memberikan perhatian yang penuh kepada anak dan suami mereka. Namun sebanyak 3 orang (30%) mengatakan bisa membagi waktu antara mengerjakan tanggung jawabnya sebagai Ibu Rumah Tangga dengan cara bangun lebih pagi untuk menyiapkan sarapan untuk anak dan suaminya dan selain itu juga ada keluarga lain yang membantu mereka untuk menyelesaikan pekerjaan rumah sehingga mereka tidak mengalami konflik pada area waktu pada perannya dipekerjaan yang dapat mempengaruhi perannya di keluarga (time based work interfering with family).

Dilihat berdasarkan dimensi strain based WIF, sebanyak 10 orang (100%) mengatakan bahwa mereka mengalami strain based conflict pada perannya di pekerjaan mempengaruhi perannya di keluarga (strain based work interfering with family) pada situasi tertentu. Misalnya, setelah lembur bekerja, mereka mengatakan bahwa mereka merasa lelah dan tidak mampu lagi untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan juga tidak dapat menemani anak untuk mengerjakan PR atau ketika ada masalah dengan suaminya seperti bertambahnya kebutuhan keluarga yang berdampak pada meningkatnya pengeluaran keluarga, mereka sulit untuk


(14)

5

Universitas Kristen Maranatha memikirkan solusi dari masalah tersebut karena kondisi fisik yang tidak fit karena lelah bekerja akibatnya masalah menjadi berlarut-larut.

Dilihat dari dimensi time based FIW, Sebanyak 9 orang (90%) mengatakan bahwa mereka mengalami time-based conflict pada perannya di keluarga memengaruhi perannya di pekerjaan (time-based family interfering with work). Konflik tersebut terjadi ketika karyawan pabrik yang sedang bekerja namun tetap memikirkan masalah keluarga di rumah seperti anak atau suami yang sedang jatuh sakit dan tidak adanya orang lain di rumah yang dapat menjaga anak atau suaminya. Terkadang mereka terpaksa datang terlambat atau bahkan tidak masuk bekerja jika anak mereka yang sedang sakit benar-benar tidak dapat ditinggal. Sedangkan1 orang (10%) mengatakan bahwa ia tidak mengalami time-based conflict pada perannya dikeluarga mempengaruhi perannya di pekerjaan (time-based family interfering with work).

Dilihat dari dimensi strain based FIW, Sebanyak 10 orang (100%) mengatakan pada saat anak sedang sakit, mereka harus menjaga dan merawat anaknya dengan lebih intens yang berdampak kurangnya waktu istirahat mereka di rumah sehingga pada saat bekerja, karyawan pabrik merasa kurang konsentrasi yang mengakibatkan banyak terjadi kesalahan dalam bekerja dan sering terjadi kecelakaan kerja, serta menjadi kurang cekatan saat mendapat perintah dari atasan. Dengan kondisi ini mereka mengalami strain-based conflict pada perannya di keluarga memengaruhi perannya di pekerjaan (strain-based family interfering work).

Berdasarkan job desc-nya, karyawati pabrik merupakan seseorang yang bekerja pada level pelaksana dimana mereka harus mengikuti segala aturan yang ditetapkan oleh perusahaan dan tidak memiliki autonomi untuk mengambil keputusan mengenai jam kerja dan metode kerja mereka. Karyawati pabrik tidak


(15)

6 dengan mudah dapat meminta izin untuk tidak masuk bekerja terkecuali jika anak mereka sakit keras dan benar-benar tidak dapat tinggal. Selain itu hal lain yang dapat memicu terjadinya work family conflict adalah mayoritas status pekerjaan suami mereka berada pada level yang setara dengan mereka ( level pelaksana yang juga tidak memiliki autonomi dalam pengambilan keputusan saat bekerja) membuat pembagian pekerjaan dalam rumah tangga semakin sulit. Buruh yang tidak memiliki anggota keluarga lain (selain keluarga inti) di rumah terpaksa harus menitipkan anak mereka kepada tetangga ketika mereka dan suaminya sedang bekerja.

Secara keseluruhan berdasarkan survei awal yang dilakukan disimpulkan bahwa stres yang berasal dari keluarga antara lain ketika karyawan pabrik akan pergi bekerja namun pekerjaan rumah tangga belum terselesaikan dan juga pada saat mereka merasa lelah dengan pekerjaan rumah tangga sehingga konsentrasi saat bekerja menurun yang memungkinkan terjadinya kesalahan dalam menghitung jumlah produksi kain di pabrik dan kesalahan dalam mengoperasikan mesin pabrik yang dapat merugikan perusahaan. Sedangkan, stres yang berasal dari pekerjaan seperti saat karyawan pabrik harus bekerja lembur untuk memenuhi tingginya permintaan konsumen sehingga waktu untuk keluarga cenderung berkurang. Karyawati pabrik yang memiliki anak usia balita tidak dapat mengikuti perkembangan anaknya, tidak dapat mengawasi langsung kegiatan anaknya di rumah. Terlebih bagi karyawati yang memiliki anak usia balita, karena jadwal kerja yang padat dari pagi hingga sore hari, mereka terpaksa tidak dapat memberikan ASI eksklusif kepada anak mereka. Hal tersebut menjadi beban tersendiri bagi mereka karena memberikan ASI kepada anak balita adalah hal yang penting namun ada hal penting lain yaitu bekerja yang harus mereka jalankan.


(16)

7

Universitas Kristen Maranatha Dari penjelasan di atas terlihat bahwa adanya tuntutan dari suatu peran yang dapat menghambat pemenuhan tuntutan dalam peran lainnya. Hal ini akan memicu terjadinya konflik antar peran (interrole conflict). Konflik antar peran yang di alami oleh karyawati pabrik yang sudah berkeluarga berkaitan dengan peran mereka dipekerjaan dan di keluarga. Dari fenomena yang dipaparkan, peneliti tertarik untuk meneliti dimensi work family conflict pada karyawati pabrik yang sudah berkeluarga yang bekerja di PT. “X” di kota Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini ingin mengetahui dimensi dari Work family conflict pada karyawati pabrik yang sudah berkeluarga di perusahaan “X” di kota Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini memiliki maksud untuk memperoleh gambaran mengenai keenam dimensi work family conflict pada karyawati pabrik yang sudah berkeluarga di Perusahaan “X” di Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat derajat work family conflict berdasarkan dimensi Time Based WIF. Time Based FIW, strain Based WIF, strain based FIW, behavior WIF, dan behavior FIW pada karyawati pabrik yang sudah berkeluarga di Perusahaan “X” di kota Bandung dan hasilnya berupa derajat tinggi dan rendah.


(17)

8 1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Memberikan informasi tentang work family conflict yang dialami karyawati pabrik yang sudah berkeluarga di perusahaan “X” di kota Bandung dalam bidang psikologi khususnya dalam bidang psikologi industri dan organisasi dan psikologi keluarga.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Memberikan informasi kepada perusahaan “X” di kota Bandung mengenai work Family Coflict pada karyawati pabrik yang sudah berkeluarga sebagai bahan evaluasi agar dapat dilakukan hal-hal untuk mengurangi derajat work family conflict.

2. Memberikan informasi kepada pihak HRD perusahaan untuk Melakukan konseling kepada karyawati pabrik yang mengalami work family conflict dengan derajat yang tinggi.

3. Memberikan informasi kepada pihak HRD perusahaan untuk Memberikan pelatihan kepada karyawati pabrik mengenai Time Management kepada karyawati pabrik.

1.5 Kerangka Pikir

Karyawati pabrik yang sudah berkeluarga pada masa dewasa awal yaitu sekitar umur 20-45 tahun yang memiliki tuntutan pekerjaan yang berlebihan yang bekerja minimal 42 jam/minggu akan mengalami konflik antara perannya sebagai Ibu Rumah Tangga dan perannya sebagai karyawati pabrik. Pada umumnya karyawati pabrik yang memasuki tahap perkembangan dewasa awal ini sudah


(18)

9

Universitas Kristen Maranatha memiliki anak usia balita, dan remaja. Maka selain harus bertanggung jawab atas job desc nya dalam pekerjaan, mereka juga membutuhkan waktu khusus untuk menjalankan perannya sebagai Ibu Rumah Tangga (Santrock,2002).

PT “X” merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang tekstil di Bandung yang memproduksi benang sampai menjadi kain yang membutuhkan karyawan yang mampu bekerja dalam tekanan dan memiliki jam kerja yang relatif lebih lama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Karyawan pabrik atau buruh adalah orang yang bekerja untuk orang lain di suatu pabrik dengan mendapat upah. Karyawati pabrik yang bekerja di PT “X” di tuntut untuk mengerjakan job desc nya dengan cepat agar perusahaan dapat melayani permintaan konsumen setiap harinya.

Karyawati pabrik yang sudah berkeluarga memiliki tuntutan yang lebih besar daripada karyawati pabrik yang belum berkeluarga karena mereka harus menjalankan dua peran yang berbeda sekaligus yaitu sebagai Ibu Rumah Tangga yang mengurus kebutuhan keluarga, anak dan suami serta sebagai karyawati pabrik yang harus mengerjakan job desc-nya di pekerjaan. Kondisi ini dapat menimbulkan work family conflict bagi karyawan wanita yang sudah menikah yang bekerja di PT “X”.

Berdasarkan Khan et al. dalam Greenhaus & Beutell (1985) definisi work family conflict adalah suatu bentuk interrole conflict dimana tuntutan peran yang berasal dari pekerjaan dan keluarga saling mengalami pertentangan dalam beberapa situasi.

Menurut Greenhaus (1985), terdapat dua faktor penyebab terjadinya work family conflict yaitu area kerja dan keluarga. Namun kedua faktor tersebut memiliki persamaan yaitu saling memberi tekanan. Area kerja yang menjadi faktor penyebab terjadinya konflik adalah waktu kerja yang padat, tuntutan kerja yang berlebihan dan waktu lembur yang menyebabkan karyawati pabrik kurang memiliki waktu bersama


(19)

10 keluarga. Pada hari Minggu yang seharusnya adalah hari libur bagi para pekerja dan anak sekolah, namun karyawati di PT “X” tetap harus bekerja sehingga mereka tidak bisa menemani anak dan suaminya di rumah pada hari libur. Sedangkan area keluarga yang menjadi faktor penyebab terjadinya konflik adalah jumlah anak, keluhan dari anak dan suami yang menuntut waktu yang lebih banyak di rumah. Karyawati pabrik yang memiliki anak usia balita hingga remaja seharusnya memiliki waktu yang lebih untuk mengurus dan memperhatikan perkembangan anak mereka, namun karyawati PT “X” cenderung tidak memiliki waktu tersebut.

Faktor-faktor penyebab tersebut dapat muncul pada waktu yang bersamaan sehingga para karyawan pabrik PT “X” kebingungan untuk memilih atau mengambil tindakan yang mereka prioritaskan.Karyawati pabrik yang tidak dapat memenuhi tanggung jawab di dalam keluarga maupun pekerjaan dapat di katakan bahwa mereka menghayati work family conflict dalam intensitas yang tinggi. Disisi lain karyawati pabrik yang dapat memenuhi tanggung jawab dalam keluarga maupun pekerjaan, dapat dikatakan bahwa karyawati pabrik yang sudah berkeluarga tersebut menghayati work family conflict dalam intensitas yang rendah.

Menurut Gutek et al (dalam Carlson 2000) work family conflict dapat muncul pada dua arah yaitu konflik dari pekerjaan yang mempengaruhi kehidupan keluarga (WIF : work interfering with family) dan konflik dari keluarga yang mempengaruhi pekerjaan (FIW : family interfering with work).

Terdapat 3 aspekwork family conflictyaitu time based conflict, strain based conflict, dan behavior based conflict. Time based conflict berkaitan dengan tekanan waktu yang menuntut pemenuhan suatu peran dan menghambat pemenuhan peran lainnya. Strain based conflict t berkaitan dengan ketegangan atau kelelahan pada satu peran sehingga mempengaruhi kinerja dalam peran lain, ataupun ketegangan disatu


(20)

11

Universitas Kristen Maranatha peran bercampur dengan pemenuhan tanggung jawab diperan yang lain. Behavior based conflict berkaitan dengan pola-pola pikiran dalam satu peran tidak sesuai dengan pola-pola perilaku peran yang lain.

Apabila dikombinasikan antara tiga aspek work family conflict yaitu time, strain, dan behavior dengan dua arah work family conflict yaitu work interfering with family dan family interfering with work akan menghasilkan enam kombinasi work family conflict, yaitu time based WIF, time based FIW, strain based WIF, strain based FIW, behavior based WIF, dan behavior based FIW. Setiap karyawati pabrik yang sudah berkeluarga di PT “X” di kota Bandung menghayati konflik yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya.

Time Based WIF berkaitan dengan tuntutan waktu pada peran sebagai karyawan pabrik yang menghambat pemenuhan waktu pada peran dalam keluarga. Pada karyawati pabrik yang mengalami time based WIF tidak dapat memenuhi tuntutan waktu pada perannya sebagai ibu rumah tangga karena waktu yang dimiliki untuk bersama keluarga hanya terbatas dan harus memenuhi tanggung jawabnya di pekerjaan. Jadwal lembur yang tidak menentu karena menyesuaikan dengan banyaknya permintaan konsumen, membuat karyawati pabrik kesulitan dalam membagi waktu untuk keluarga. Waktu karyawan pabrik untuk mengurus anak dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga berkurang sehingga karyawan pabrik kurang dapat memenuhi perannya sebagai ibu rumah tangga.

Strain based WIF berkaitan dengan kelelahan dalam peran sebagai karyawan pabrik yang menghambat pemenuhan tuntutan dalam keluarga. Karyawati pabrik yang sudah berkeluarga yang mengalami strain based WIF tidak dapat memenuhi tuntutan peran sebagai ibu rumah tangga karena karyawan pabrik sudah merasa kelelahan ketika harus mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai karyawan


(21)

12 pabrik. Sehingga saat karyawan pabrik pulang ke rumah, mereka lebih memilih untuk beristirahat. Pada saat kelelahan karyawan pabrik merasa lebih sensitive dan menjadi mudah marah sehingga, mereka memilih untuk menghindari banyak berkomunikasi dengan anaknya karena takut terpancing emosinya dan memarahi anaknya.

Behavior based WIF berkaitan dengan tuntutan pola perilaku pada peran sebagai karyawan pabrik yang tidak sesuai dengan tuntutan pola perilaku pada peran dalam keluarga. Misalnya dalam bekerja, karyawati pabrik harus bersikap gesit tetapi ketika berada dirumah dan sedangkan di rumah saat mengajarkan anak membutuhkan sifat yang sabar dan tidak terburu-buru.

Time based FIW berkaitan dengan tuntutan waktu pada peran dalam keluarga menghambat pemenuhan waktu pada perannya sebagai karyawan pabrik. Saat anak mereka sedang jatuh sakit, terkadang mereka menjadi datang terlambat ke pabrik bahkan terpaksa untuk tidak masuk kerja karena harus merawat anaknya yang sedang sakit. Hal tersebut menghambat pemenuhan tuntutan mereka sebagai karyawan pabrik.

Strain based FIW berkaitan dengan kelelahan dalam peran di keluarga yang menghambat pemenuhan tuntutan peran sebagai karyawan pabrik. Misalnya menurunnya konsentrasi mereka saat bekerja yang dikarena kelelahan setelah mengerjakan pekerjaan rumah dan menyelesaikan masalah rumah tangga, menyebabkan pekerjaan di pabrik menjadi kurang optimal seperti seringnya terjadi kesalahan dalam menghitung jumlah kain yang telah di produksi dan juga seringnya terjadi kecelakaan kerja dalam menggunakan mesin-mesin di pabrik. Behavior based FIW berkaitan dengan tuntutan pola perilaku pada peran dalam keluarga tidak sesuai dengan tuntutan pola perilaku pada peran sebagai karyawan pabrik.


(22)

13

Universitas Kristen Maranatha Behavior based FIW berkaitan dengan tuntutan pola perilaku pada peran sebagai Ibu Rumah Tangga yang tidak sesuai dengan tuntutan pola perilaku pada peran dalam pekerjaan. Misalnya dalam membantu anak mengerjakan tugas, karyawati pabrik menjadi terburu-buru karena terbiasa dengan pola perilaku di tempat kerja yang harus bekerja dengan cepat.

Work family conflict dapat memberikan dampak baik pada lingkup kerja maupun di lingkup keluarga. Dampak pada lingkup kerja dapat berkaitan dengan kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan performa kerja. Sedangkan dampak pada lingkup keluarga dapat berkaitan dengan kepuasan hidup dan kepuasan pernikahan (Allen et al, 2000).


(23)

14

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran Karyawati pabrik

yang sudah berkeluarga di PT “X” di kota Bandung

Work family conflict (WFC) Stressor area kerja:

a. Waktu kerja yang padat b. Tuntutan

pekerjaan yang berlebihan c. Jadwal lembur

yang tidak menentu

Stressor area keluarga a. Jumlah anak b. Mempunyai

anak usia balita, sekolah, dan remaja c. Keberadaan

keluarga tidak mendukung

Time Based WIF

behavior Based WIF strain Based WIF

Time Based WIF

strainBased WIF


(24)

15

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi

1. Terdapat 6 sumber tekanan yang menyebabkan work family conflict pada karyawati pabrik yang sudah berkeluarga di PT “X” yaitu time based WIF, time based FIW, strain based WIF, strain based FIW, behavior based WIF, dan behavior based FIW.

2. Terdapat stressor yang berasal dari keluarga yang dapat mempengaruhi derajat work family conflict pada karyawati pabrik di PT “X” yaitu jumlah anak, usia anak, dan ada atau tidaknyasupport dari keluarga.

3. Terdapat stressor yang berasal dari pekerjaan yang dapat mempengaruhi derajat work family conflict pada karyawati pabrikyang sudah berkeluarga di PT “X” yaitu waktu kerja yang padat, jadwal lembur yang tidak menentu, dan tuntutan pekerjaan yang berlebihan.


(25)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu:

1. Mayoritas karyawati pabrik yang sudah berkeluarga yang bekerja di PT “X” di kota Bandung menghayati Work family conflict dengan derajat yang tinggi dan sisanya menghayati Work family conflict dengan derajat yang rendah.

2. Dari keenam dimensi Work family conflict, didapatkan data bahwa dimensi yang paling banyak dihayati oleh karyawati pabrik yang sudah berkeluarga yang

bekerja di PT “X” di Kota Bandung adalah Strain Based WIF dengan derajat yang tinggi, kemudian secara berurutan dimensi yang paling banyak dihayati adalah Time Based WIF, Time Based FIW, Strain Based FIW, Behavior Based FIW, dan yang terakhir adalah Behavior Based WIF.

3. Faktor mempengaruhi terhadap derajat Work family conflict yang di alami oleh

karyawati pabrik yang sudah berkeluarga yang bekerja di PT “X” di Kota

Bandung adalah status pekerjaan suami, usia anak terkecil, dan lamanya bekerja.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh kehadiran anggota keluarga lain (selain keluarga inti) kepada karyawati pabrik yang sudah berkeluarga yang bekerja


(26)

52

Universitas Kristen Maranatha 5.2.2 Saran Praktis

Untuk mengantisipasi masalah yang akan muncul karena Work family conflict, maka disarankan kepada pihak HRD perusahaan untuk memilih alternative penyelesaian, seperti:

1. Melakukan konseling kepada karyawati pabrik yang menghayati Work family conflict dengan derajat yang tinggi.

2. Memberikan pelatihan mengenai Time Management kepada karyawati pabrik yang menghayati Work family conflictdengan derajat yang tinggi untuk mengurangi konfilk yang dihadapi dan juga kepada karyawati pabrik yang menghayati Work family conflict dengan derajat yang rendah sebagai pencegahan terjadinya konflik.


(27)

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI DIMENSI WORK FAMILY

CONFLICT PADA KARYAWATI PABRIK YANG SUDAH

BERKELUARGA YANG BEKERJA DI PT “X”

DI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh sidang sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung

Oleh :

CLAUDYA CICILIA GOZALI NRP : 1130243

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG


(28)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN

Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Claudya Cicilia Gozali

NRP : 1130243

Fakultas : Psikologi

menyatakan bahwa laporan penelitian ini adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan duplikasi dari orang lain.

Apabila pada masa mendatang diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar adanya, saya bersedia menerima sanksi yang diberikan dengan segala konsekuensinya sesuai dengan peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI No. 17 Tahun 2010

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Bandung, Juni 2016

CLAUDYA CICILIA GOZALI NRP: 1130243


(29)

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN

Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Claudya Cicilia Gozali

NRP : 1130243

Fakultas : Psikologi Dengan ini, saya menyatakan bahwa:

1. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Kristen Maranatha Hak Bebas Royalti nonekslusif (Non-Exclusive Royalty-Free Right) atas laporan penelitian saya yang berjudul: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI DIMENSI WORK FAMILY CONFLICT PADA KARYAWATI PABRIK YANG SUDAH BERKELUARGA YANG BEKERJA DI PT “X” DI KOTA BANDUNG.

2. Universitas Kristen Maranatha Bandung berhak menyimpan, mengalih mediakan/ mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta.

3. Saya bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Kristen Maranatha Bandung, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana semestinya.

Bandung, Juni 2016

CLAUDYA CICILIA GOZALI NRP: 1130243


(30)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan bagi Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kasih-Nya yang besar, penulis mampu menyelesaikan tugas akhir Mata Kuliah Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Adapun judul dari usulan penelitian ini adalah STUDI DESKRIPTIF MENGENAI DIMENSI WORK FAMILY CONFLICT PADA KARYAWATI PABRIK YANG SUDAH BERKELUARGA YANG BEKERJA DI PT “X” DI KOTA BANDUNG.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir yang telah disusun ini belum sempurna. Oleh karena itu, besar harapan penulis kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan penulisan tugas akhir ini.

Dalam melakukan penyusunan usulan penelitian ini, penulis menerima bantuan, bimbingan, serta dorongan dari berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama pengerjaan usulan penelitian ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Irene Prameswari Edwina, M.Si., Psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

2. Gianti Gunawan, M.Psi., Psikolog, selaku dosen pembimbing utama yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti dalam proses penelitian ini.

3. Linda Oktavia Pranawirya, S.Psi., selaku dosen pembimbing pendamping yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti dalam proses penelitian ini.


(31)

viii 4. Mami Papi, dan Christy selaku keluarga yang selalu mendukung dan selalu

mendoakan peneliti dalam studinya.

5. William Wimpy selaku Manager PT “X” yang telah membantu mengurus izin penelitian dan memberikan informasi terkait survei awal penelitian.

6. Sahabat peneliti, Septy, Sophie, Nadya, Nela, Megi, Fetrin, dan catur yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam penelitian ini.

7. Yosua Siregar selaku teman terkasih yang selalu mendukung dan dan memberikan motivasi dalam penelitian ini.

8. Teman-teman mahasiswa Fakultas Psikologi Maranatha Christian University, khususnya angkatan 2011, terimakasih atas bantuan, saran, dan dorongannya kepada penulis.

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, peneliti dengan senang hati akan menerima kritik, saran, dan masukkan yang disampaikan demi perbaikan di kesempatan mendatang.

Bandung, Juni 2016


(32)

53

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Carlson, Dawn S., K, Michele Kacmar and Larry J. Williams. (2000).Construction and Initial Validation of a Multidimensional Measure of work family conflict. Journal of Vocational Behavior 56, 249 – 276.

Cronbach. 1971. Test Validation, in R.L. Thorndike (ed), Educational Measurement (2nd edition). IWashington, D.C: American Council on Education

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, Analysis, and Use. Boston: Allyn & Bacon.

Frone, M.R., Russell, M., & Cooper, M.I., (1992). Antencendents and outcome of work family conflict: Testing a model of work family conflict interface, Journal of Applied Psychology, 77, 65-68.

Grant, Vallone, E.J., & Donaldson, S. I. 2001. Consequences of work-family conflict on employee well-being over time.

Greenhaus, J.H & Beutell, N.J. (1985). Sources of conflict between work and family role. Academy of Management Journal, 10, 76 – 88.

Korabik, Karen, Donna S Leo, Denise L. Whitehead. (2002). Handbook of work Family Integration. Canada: Academic Press.

Nazir, Moh., Ph.D. (2009). Metode Penelitian. Bogor: Gahlia Indonesia.

Santrock, Jhon. W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5, Jilid II. Jakarta: Erlangga.


(33)

DAFTAR RUJUKAN

Alvina, Ilone. 2015. Studi deskriptif mengenai Work family conflict pada buruh

pabrik wanita bagian sorting di PT”X” rancaekek. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Panduan Penulisan Skripsi Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung. Edisi Revisi Juli 2015.

Ratu, Annisa. 2014. Studi deskriptif mengenai work family conflict pada perawat

rawat inap wanita yang bekerja di rumah sakit “X” di kota Cilegon. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Shaffer, David R. 2005. Social and Personality Development. United States of America : Thompson Wadsworth.


(1)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN

Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Claudya Cicilia Gozali

NRP : 1130243

Fakultas : Psikologi

menyatakan bahwa laporan penelitian ini adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan duplikasi dari orang lain.

Apabila pada masa mendatang diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar adanya, saya bersedia menerima sanksi yang diberikan dengan segala konsekuensinya sesuai dengan peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI No. 17 Tahun 2010

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Bandung, Juni 2016

CLAUDYA CICILIA GOZALI NRP: 1130243


(2)

iv

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN

Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Claudya Cicilia Gozali

NRP : 1130243

Fakultas : Psikologi Dengan ini, saya menyatakan bahwa:

1. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Kristen Maranatha Hak Bebas Royalti nonekslusif (Non-Exclusive Royalty-Free Right) atas laporan penelitian saya yang berjudul: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI DIMENSI WORK FAMILY CONFLICT PADA KARYAWATI PABRIK YANG SUDAH BERKELUARGA YANG

BEKERJA DI PT “X” DI KOTA BANDUNG.

2. Universitas Kristen Maranatha Bandung berhak menyimpan, mengalih mediakan/ mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta.

3. Saya bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Kristen Maranatha Bandung, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana semestinya.

Bandung, Juni 2016

CLAUDYA CICILIA GOZALI NRP: 1130243


(3)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan bagi Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kasih-Nya yang besar, penulis mampu menyelesaikan tugas akhir Mata Kuliah Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Adapun judul dari usulan penelitian ini adalah STUDI DESKRIPTIF MENGENAI DIMENSI WORK FAMILY CONFLICT PADA KARYAWATI PABRIK YANG SUDAH BERKELUARGA YANG BEKERJA DI PT “X” DI KOTA BANDUNG.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir yang telah disusun ini belum sempurna. Oleh karena itu, besar harapan penulis kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan penulisan tugas akhir ini.

Dalam melakukan penyusunan usulan penelitian ini, penulis menerima bantuan, bimbingan, serta dorongan dari berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama pengerjaan usulan penelitian ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Irene Prameswari Edwina, M.Si., Psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

2. Gianti Gunawan, M.Psi., Psikolog, selaku dosen pembimbing utama yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti dalam proses penelitian ini.

3. Linda Oktavia Pranawirya, S.Psi., selaku dosen pembimbing pendamping yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti dalam proses penelitian ini.


(4)

viii 4. Mami Papi, dan Christy selaku keluarga yang selalu mendukung dan selalu

mendoakan peneliti dalam studinya.

5. William Wimpy selaku Manager PT “X” yang telah membantu mengurus izin penelitian dan memberikan informasi terkait survei awal penelitian.

6. Sahabat peneliti, Septy, Sophie, Nadya, Nela, Megi, Fetrin, dan catur yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam penelitian ini.

7. Yosua Siregar selaku teman terkasih yang selalu mendukung dan dan memberikan motivasi dalam penelitian ini.

8. Teman-teman mahasiswa Fakultas Psikologi Maranatha Christian University, khususnya angkatan 2011, terimakasih atas bantuan, saran, dan dorongannya kepada penulis.

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, peneliti dengan senang hati akan menerima kritik, saran, dan masukkan yang disampaikan demi perbaikan di kesempatan mendatang.

Bandung, Juni 2016


(5)

53

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Carlson, Dawn S., K, Michele Kacmar and Larry J. Williams. (2000).Construction and Initial Validation of a Multidimensional Measure of work family conflict. Journal of Vocational Behavior 56, 249 – 276.

Cronbach. 1971. Test Validation, in R.L. Thorndike (ed), Educational Measurement (2nd edition). IWashington, D.C: American Council on Education

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, Analysis, and Use. Boston: Allyn & Bacon.

Frone, M.R., Russell, M., & Cooper, M.I., (1992). Antencendents and outcome of work family conflict: Testing a model of work family conflict interface, Journal of Applied Psychology, 77, 65-68.

Grant, Vallone, E.J., & Donaldson, S. I. 2001. Consequences of work-family conflict on employee well-being over time.

Greenhaus, J.H & Beutell, N.J. (1985). Sources of conflict between work and family role. Academy of Management Journal, 10, 76 – 88.

Korabik, Karen, Donna S Leo, Denise L. Whitehead. (2002). Handbook of work Family Integration. Canada: Academic Press.

Nazir, Moh., Ph.D. (2009). Metode Penelitian. Bogor: Gahlia Indonesia.

Santrock, Jhon. W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5, Jilid II. Jakarta: Erlangga.


(6)

54

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Alvina, Ilone. 2015. Studi deskriptif mengenai Work family conflict pada buruh pabrik wanita bagian sorting di PT”X” rancaekek. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Panduan Penulisan Skripsi Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung. Edisi Revisi Juli 2015.

Ratu, Annisa. 2014. Studi deskriptif mengenai work family conflict pada perawat rawat inap wanita yang bekerja di rumah sakit “X” di kota Cilegon. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Shaffer, David R. 2005. Social and Personality Development. United States of America : Thompson Wadsworth.