Peluang pasar Ojek Syari di mahasiswa UIN Sunan Ampel dengan pendekatan perilaku konsumen.
PELUANG PASAR PRODUK OJEK SYARI DI
MAHASISWA UIN SUNAN AMPEL DENGAN
PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN
SKRIPSI
Oleh :
RENDY ARVIANDY LESTYAN GILANG RAMADHAN C74213140
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI EKONOMI SYARIAH SURABAYA
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul tentang “Analisis Peluang Pasar Produk Ojek Syari
di Mahasiswa UIN Sunan Ampel dengan Pendekatan Perilaku Konsumen” ini membahas tentang studi mengenai potensi peluang pasar produk Ojek Syari sebagai landasan untuk melakukan penetrasi pasar di mahasiswa UIN Sunan Ampel dengan pendekatan teori perilaku konsumen. Rumusan masalah yang hendak diteliti adalah 1) Bagaimana perilaku konsumen mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya dalam memilih layanan transportasi? 2) Bagaimana peluang pasar Ojek Syari di UIN Sunan Ampel Surabaya?
Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif deskriptif. Metode penggalian data yang dilakukan adalah dengan menggunakan teknik wawancara untuk menggali struktur produk dari Ojek Syari dan teknik angket yang disebarkan kepada 100 responden mahasiswa UIN Sunan Ampel dengan
metode purposive sampling dengan kriteria wanita dan tidak memiliki sepeda
motor pribadi.
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa 81% membutuhkan layanan ojek dan mayoritas tidak membutuhkan layanan ojek di saat malam hari. Dalam memilih pengemudi, 79% menganggap pengemudi harus sesama wanita dan 83% menganggap bahwa jika pengemudi sesama wanita akan lebih aman. Secara daya beli, sebanyak 56% responden menganggap bahwa layanan Ojek Syari terjangkau. namun 68% menganggap pelayanannya lama. Mayoritas responden menyukai cara pemesanan dan layanan mengobrol yang diberikan Ojek Syari,
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa layanan ojek sangat dibutuhkan bagi mahasiswa UIN Sunan Ampel. Mereka memiliki daya beli yang baik namun tidak suka menunggu terlalu lama. Mereka juga mempersepsikan baik terhadap layanan mengobrol ramah, cara pemesanan, dan pengemudi ojek. Sehingga, potensi peluang pasar produk Ojek Syari sangat terbuka untuk dipasarkan di mahasiswa UIN Sunan Ampel selama mereka memperbaiki waktu pelayanan dan sedikit mengurangi harga produknya.
(7)
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
MOTTO ... v
LEMBAR PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TRANSLITERASI ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 8
C. Rumusan Masalah ... 8
D. Kajian Pustaka ... 9
E. Tujuan Penelitian ... 11
F. Kegunaan Hasil Penelitian ... 11
G. Definisi Operasional ... 12
H. Metode Penelitian ... 13
I. Sistematika Pembahasan ... 17
BAB II PELUANG PASAR DAN PERILAKU KONSUMEN A. Peluang Pasar ... 19
B. Perilaku Konsumen ... 21
C. Produk Layanan Transportasi ... 28
(8)
BAB III PRODUK OJEK SYARI DAN PERILAKU KONSUMEN
MAHASISWA UIN SUNAN AMPEL
A. Sekilas Tentang Ojek Syari ... 33 B. Produk Ojek Syari ... 36
C. Perilaku Konsumen UIN Sunan Ampel dalam Memilih
Layanan Transportasi ... 43
BAB IV PELUANG PASAR PRODUK OJEK SYARI DI MAHASISWA
UIN SUNAN AMPEL
A. Analisis Perilaku Konsumen UIN Sunan Ampel dalam
Memilih Layanan Transportasi ... 52
B. Analisis Peluang Pasar Produk Ojek Syari di UIN Sunan
Ampel ... 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 62 B. Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA ... 64 LAMPIRAN ...
(9)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam. Total
pemeluk agama Islam di Indonesia mencapai 207.176.162 jiwa dari total
237.641.326 jiwa penduduk Indonesia menurut sensus yang dilakukan oleh Badan
Pusat Statistik pada tahun 20101. Berarti, persentase penduduk yang beragama
Islam mencapai 87% dari seluruh penduduk Indonesia. Sensus ini juga
membuktikan bahwa Indonesia adalah negara dengan jumlah muslim terbanyak di
dunia.
Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saefuddin, mengatakan
“Meski Indonesia mayoritas beragama Islam, namun Indonesia bukan negara
Islam. Indonesia juga bukan negara sekuler yang memisahkan relasi agama dan
negara. Itulah salah satu kekhasan negara kami.” Beliau mengatakan itu dalam
wawancaranya dengan Dubes AS untuk Indonesia, John O Black untuk
menegaskan identitas dari NKRI.2
Pernyataan Menteri Agama tadi dibuktikan dengan survei yang dilakukan
oleh Gallup terhadap masyarakat di 114 negara pada tahun 2009 di bawah ini.
1 Badan Pusat Statistik, “Penduduk Menurut Wilayah dan Agama Yang Dianut”,
sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321&wid=0, diakses pada 16 Mei 2016.
2 Kemenag RI, “Indonesia Mayoritas Islam Tapi Bukan Negara Islam”, www.kemenag.go.id/berita/
(10)
2
Survei ini menunjukkan bahwa hampir seluruh penduduk Indonesia masih
menganggap agama adalah hal yang sangat penting dalam hidup mereka.3
Gambar 1.1. Survei mengenai pentingnya agama dalam kehidupan
Banyaknya kuantitas umat Islam di Indonesia dan kesadaran beragama inilah
yang juga diteliti oleh Yuswohady, peneliti pemasaran dari Center for Middle
Class Consumer Studies (CMCS). Dia mengatakan bahwa dalam 5 tahun terakhir
ini, pasar kelas menengah muslim di Indonesia mengalami revolusi karena adanya
pergeseran perilaku muslim yang sangat mendasar. Sehingga para pemasar
banyak yang mengambil peluang dari fenomena ini.
Revolusi pasar kelas menengah muslim ini ditandai dengan banyak
bermunculannya produk-produk yang ditujukan khusus untuk pasar kelas
menengah muslim ini. Produk-produk itu seperti produk bank syariah, jilbab
modern, kosmetik halal, hotel syariah, seni Islami, dan komunitas kewirausahaan
3
Steve Crabtree, “Religiosity Highest in World's Poorest Nations”, http://gallup.com/poll/142 727/religiosity-highest-world-poorest-nations.aspx, diakses pada 16 Mei 2016
(11)
3
muslim. Fenomena ini menunjukkan bahwa semakin sadarnya muslim untuk
menjauhi sesuatu yang dilarang menurut syariat Islam.4
Salah satu fenomena lagi yang belum tercantum namun relevan dalam
penelitian Yuswohady adalah pada bidang transportasi. Fenomena itu adalah
larangan berboncengan dengan sepeda motor antara pria dengan wanita yang
bukan pasangan resmi. Larangan berboncengan ini pernah diteliti dalam sebuah
skripsi karya Asmahady yang mengupas tentang hasil bahtsul masa’il dari Forum
Musyawarah Pondok Pesantren Putri (FMP3) di Pondok Pesantren Putri Tahfidzul
Quran Lirboyo. Hasil penelitian itu berkesimpulan bahwa wanita dilarang naik
ojek yang bukan pasangan resminya dilihat dari berbagai sudut pandang mahzab.5
Bisnis transportasi online saat ini cukup marak, khususnya transportasi ojek.
Salah satunya adalah fenomena GO-JEK misalnya, aplikasi online GO-JEK yang
tersedia di Google Play Store telah diunduh oleh sebanyak lebih dari 5 juta
pengguna sistem operasi Android.6 Merupakan aplikasi terbanyak asal Indonesia
yang paling banyak diunduh di Google Playstore. Ini menunjukkan bahwa
kebutuhan masyarakat akan transportasi juga begitu tinggi. Namun sayangnya,
pengemudi GO-JEK maupun ojek biasa ini hampir keseluruhan adalah laki-laki.
Jarang sekali ada pengemudi ojek yang berjenis kelamin wanita.
Bisnis adalah suatu proses penerapan kreativitas, inovasi dalam memecahkan
masalah, dan menemukan peluang dari fenomena yang ada. Kejelian dari seorang
pebisnis dalam membaca fenomena saja masih belum cukup. Itu harus ditambahi
4
Yuswohady, Marketing to the Middle Class Muslim, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013), Hlm vii
– xiii.
5Asmahady, “Berboncengan Lawan Jenis yang Bukan Mahram” (Skripsi –
UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2014), Hlm. 51
6Google Play, “GO
-JEK – Aplikasi Android di Google Play”, play.google.com/store/apps/ details?id=com.gojek.appdiaksespada 29 April 2016
(12)
4
dengan prinsip inovasi dan kreativitas dalam memecahkan masalah masyarakat
untuk menghasilkan bisnis yang sukses. Tanpa memecahkan masalah yang
substansi, produk dari bisnis itu pasti akan kurang diminati oleh masyarakat.7
Masalah sedikitnya ojek yang pengemudinya perempuan inilah yang oleh
Evilita Andriani, pencetus awal bisnis Ojek Syari ditangkap sebagai peluang
bisnis. Ditambah dia melihat fenomena maraknya kasus pelecehan seksual
terhadap wanita. Bersama Reza Zamir, rekannya, pada 10 Maret 2015, mereka
mencoba peruntungannya untuk memulai bisnis yang mereka namakan Ojek
Syari, yaitu bisnis ojek panggilan yang pengemudinya adalah perempuan dengan
mengkhususkan pada pelanggan perempuan dan anak-anak.
Perkembangan Ojek Syari yang begitu pesat membuat banyak investor tergiur
menurut paparan Evilita. Salah satunya adalah pengusaha bernama Agus Edi yang
bersedia membantu mengelola bisnis Ojek Syari dan sekaligus menanamkan
modalnya. Tidak sekedar menampilkan nama, tetapi juga membuat Ojek Syari
lebih profesional, yaitu dengan menjadikan Ojek Syari berbadan hukum menjadi
PT Ojek Syari Indonesia pada tanggal 8 Agustus 2015.
Evilita mengaku bahwa dengan mengklaim kata „Syari‟ pada nama bisnisnya,
dia masih belum mengurus sertifikat halal kepada MUI. Namun dia menjamin
bahwa yang dia lakukan adalah benar-benar untuk melaksanakan perintah Allah
SWT dalam menegakkan ajaran batasan hijab. Dan menurutnya, ini juga
menunjukkan kebesaran agama Islam. Karena prinsip „syari‟ yang dia tunjukkan
tidak hanya dibutuhkan oleh pelanggan muslim saja. Tetapi semua wanita baik
7
Thomas W. Zimmerer & Thomas W. Scarborough, Entrepreneurship And New Venture Formation, (New Jersey: Prentice Hall Internasional Inc., 2008), Hlm. 14.
(13)
5
muslim maupun nonmuslim pasti akan lebih merasa nyaman dan aman jika
dibonceng oleh sesama wanita.
Komitmennya dalam menjalankan prinsip syariah pun tidak sekedar hanya
perempuan membonceng perempuan, namun juga dari aspek lainnya. Seperti
pengemudinya yang diwajibkan memakai jilbab yang merupakan kewajiban bagi
setiap wanita muslimah. Dan juga aspek kejujuran dari penghitungan selisih
kilometer yang diketahui bersama dengan sama-sama dari pihak pemakai jasa dan
pengemudi menyaksikan angka di speedometer pada awal dan akhir perjalanan.
Pasar yang dibidik oleh Ojek Syari menurut Evilita adalah kelompok ibu-ibu
jamaah pengajian. Evilita menerangkan bahwa kelompok yang dimaksud adalah
kelompok pengajian dengan ciri-ciri „jilbabnya lebar‟. Menurut dia, kelompok
seperti ini akan lebih patuh terhadap ketentuan agama dan lebih mudah dalam
menerima produknya.
Untuk memulai usaha, Evilita juga mengaku bahwa modal yang dibutuhkan
saat awal kali hanyalah Rp 15.000,- saja. Itu digunakan untuk operasional bensin
dan paket internet untuk berpromosi. Namun dari hanya Rp 15.000,- itu, omzet
yang dia dapat pada saat ini bisa mencapai Rp 100.000.000 per bulan. Namun
untuk laba, dia merahasiakan untuk kerahasiaan perusahaan.8
Tidak hanya sukses dalam hal perolehan laba saja, namun mereka juga sukses
dalam pemberitaan di media massa. Mereka telah diliput oleh berbagai media
mulai dari koran, portal berita, majalah, hingga televisi. Media majalah yang
pernah memberitakan tentang mereka misalnya adalah Tabloid Nyata dan Tabloid
8
(14)
6
Otomotif. Sedangkan di media televisi, Evilita Adriani selaku pemilik usaha
pernah diundang sebagai narasumber dalam acara talkshow di Hitam Putih Trans7
dan Curahan Hati Wanita TransTV. Selain itu, portal berita internet nasional juga
meliput mereka. Seperti CNN Indonesia yang memberitakan mereka dengan judul
“Sopir Ojek Syar'i, dari Mantan SPG hingga Bos HRD”.9
Mereka juga telah diliput oleh media besar internasional dari berbagai negara.
Semisal dari media Amerika Serikat yang cukup populer, yaitu Wall Street
Journal. Bisnis mereka diliput dalam artikel yang berjudul “In Indonesia, a Motorcycle Taxi Service Targets Muslim Women”.10 Dan berbagai portal berita
berbahasa lain di media internet ketika kita mengetik kata „Ojek Syari‟ di Google. Gambar 1.2. Perbandingan Kepopuleran GO-JEK dengan Ojek Syari menurut
Google Trend
9 CNN Indonesia, “Sopir Ojek Syar'i, dari Mantan SPG hingga Bos HRD”, http://www.cnnindonesia
.com/teknologi/20150810090806-185-71038/sopir-ojek-syari-dari-mantan-spg-hingga-bos-hrd/”, diakses pada 29 September 2016
10 The Wall Street Journal, “In Indonesia, a Motorcycle Taxi Service Targets Muslim Women”,
wsj.com/digits/2015/11/18/in-indonesia-a-motorcycle-taxi-service-targets-muslim-women/, diakses pada 16 Mei 2016
(15)
7
Kesuksesan publisitas Ojek Syari ini ternyata tidak signifikan menandingi
kesuksesan pesaingnya, yaitu GO-JEK. Terbukti bahwa menurut analisis Google
Trends, ternyata kepopuleran Ojek Syari hanya naik sesaat seiring dengan
meningkatnya kepopuleran GO-JEK. Ketika GO-JEK telah turun popularitasnya,
Ojek Syari pun ikut turun. Bahkan kepopularitasan Ojek Syari tidak bisa bangkit
lagi dari angka 0 setelah sekian lama.11
Ojek Syari didirikan di Kota Surabaya, di sana pula ada sebuah universitas
yang bernama UIN Sunan Ampel yang merupakan kampus Islam terbesar di
Surabaya. Namun, kampus ini belum mereka sentuh sama sekali sebagai target
untuk melakukan pemasaran. Evilita menambahkan bahwa pasar yang mereka
target masih seputar pasar ibu-ibu, belum pada pasar mahasiswa yang masih
banyak dikuasai GO-JEK.
UIN Sunan Ampel saat ini memiliki 9 fakultas dengan jumlah mahasiswa
S1-nya mencapai 13.963 mahasiswa.12 Dari 9 fakultas tersebut, 5 fakultas merupakan
fakultas yang mayoritas jurusannya mengajarkan ilmu agama, sedangkan 4
fakultas lainnya lebih banyak mengajarkan ilmu umum. Kampus ini juga
membudayakan budaya islami dengan banyak memasang spanduk dan banner
yang berisi pesan moral dan tuntunan perilaku islami yang benar. Dengan budaya
yang islami ini, maka seharusnya mereka cukup antusias menerima
produk-produk yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
11Google Trends, “Comparation Between GO
-JEK and Ojek Syari”, https://google.co.id/trends/, diakses pada 20 Mei 2016
12
Data Rekapitulasi Mahasiswa Aktif Studi UIN Sunan Ampel Periode 2016, Kantor Rektorat Bagian Akademik UIN Sunan Ampel, Diakses pada 3 Oktober 2016
(16)
8
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi permasalahan pada
penelitian ini yaitu bahwa peluang pasar Ojek Syari yang cukup besar seharusnya
tidak hanya dipasarkan di komunitas pengajian saja, tetapi di kalangan mahasiswa
yang juga memiliki kebutuhan transportasi. Dalam penelitian ini, dikhususkan
pada UIN Sunan Ampel yang merupakan salah satu kampus Islam terbesar dan
terdiri dari banyak mahasiswa berjenis kelamin wanita. Sehingga seharusnya bisa
diteliti bagaimana peluang mereka jika seandainya melakukan ekspansi di UIN
Sunan Ampel.
2. Batasan Masalah
Dalam skripsi ini, pembahasan hanya difokuskan pada :
a. Melihat perilaku konsumen mahasiswa UIN Sunan Ampel dalam memilih
layanan transportasi.
b. Menganalisis peluang pasar Ojek Syari jika dipasarkan di UIN Sunan
Ampel Surabaya dengan pendekatan perilaku konsumen
Maka dengan ini, penulis memutuskan untuk melakukan penelitian dengan
judul “PELUANG PASAR PRODUK OJEK SYARI DI MAHASISWA UIN
SUNAN AMPEL DENGAN PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN”.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah diatas,
(17)
9
1. Bagaimana perilaku konsumen mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya
dalam memilih layanan transportasi?
2. Bagaimana peluang pasar Ojek Syari di UIN Sunan Ampel Surabaya?
D. Kajian Pustaka
Sebelumnya, telah dilakukan banyak penelitian mengenai strategi promosi
yang dilakukan suatu organisasi. Berikut adalah tulisan yang sejenis:
1. Skripsi berjudul “Analisis Perilaku Konsumen yang Berbelanja Pada Pasar
Tradisional” yang ditulis oleh Saranita Kencana Sari.13 Persamaan dengan tulisan tersebut terletak pada teori yang digunakan yaitu mengenai
perilaku konsumen. Sedangkan perbedaannya adalah terletak pada
penggunaan alat analisis perilaku konsumen. Jika penelitian tersebut hanya
sekedar menjabarkan perilaku dari konsumen pasar tradisional yang telah
terjadi, sedangkan penelitian ini menghubungkan perilaku konsumen
untuk melihat peluang pasar.
2. Skripsi berjudul “Analisis Peluang Pemasaran Online Produk Informasi
Digital Tanaman Anggrek” yang ditulis oleh M. Fikri Fatullah.14
Penelitian tersebut hanya menganalisis peluang yang didapat jika produk
informasi digital tanaman anggrek dipasarkan secara online. Sedangkan
penelitian ini, lebih pada menganalisis kesesuaian perilaku pasar terhadap
produk yang dimiliki untuk mencari peluang pasarnya.
13 Saranita Kencana Sari, “Analisis Perilaku Konsumen yang Berbelanja Pada Pasar Tradisional :
Studi Kasus pada Pasar Tradisional Soponyono Rungkut”, (Skripsi – UPN Veteran Jatim, Surabaya), Hlm xi.
14 M. Fikri Fatullah, “Analisis Peluang Pemasaran Online Produk Informasi Digital Tanaman
(18)
10
3. Skripsi berjudul “Analisis Perilaku Konsumen Dalam Memutuskan
Membeli Helm Merk KYT Pada Masyarakat Sumbersari Jember” yang
ditulis oleh Fitriatur Rohma.15 Persamaan dengan tulisan tersebut terletak
pada teori yang digunakan yaitu mengenai perilaku konsumen. Sedangkan
perbedaannya adalah obyek yang dibahas yaitu tentang penjualan helm.
Sedangkan obyek dari pembahasan ini adalah tentang Ojek Syari.
4. Skripsi berjudul “Analisis Perilaku Konsumen Dalam Memilih Produk
Tabungan Perbankan Di Kota Pematang Siantar” yang ditulis oleh
Irmawani Purba.16 Persamaan dengan tulisan tersebut terletak pada teori
yang digunakan yaitu mengenai perilaku konsumen. Sedangkan
perbedaannya adalah penelitian tersebut tidak diorientasikan untuk
mencari peluang pasar dan obyeknya juga berbeda.
5. Skripsi berjudul “Analisis Perilaku Konsumen Dalam Membeli Produk
Susu Instan Di Pasar Modern” yang ditulis oleh Nur Chasanah.17
Persamaan dengan tulisan tersebut terletak pada teori yang digunakan
yaitu mengenai perilaku konsumen. Sedangkan perbedaannya adalah
penelitian tersebut tidak diorientasikan untuk mencari peluang pasar dan
obyeknya juga berbeda.
Berdasarkan data akademik prodi Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel
Surabaya, belum pernah ada skripsi yang membahas mengenai peluang pasar,
15 Fitriatur Rohma, “Analisis Perilaku Konsumen Dalam Memutuskan Membeli Helm Merk KYT
Pada Masyarakat Sumbersari Jember”, (Skripsi – Universitas Jember, Jember), Hlm. vii
16 Irmawani Purba, “Analisis Perilaku Konsumen Dalam Memilih Produk Tabungan Perbankan Di
Kota Pematang Siantar”, (Skripsi – Universitas Sumatera Utara, Medan), Hlm. i
17 Nur Chasanah, “Analisis Perilaku Konsumen Dalam Membeli Produk Susu Instan Di Pasar
(19)
11
apalagi dengan pendekatan perilaku konsumen. Tidak hanya itu, belum pernah
ada juga pihak yang meneliti obyek Ojek Syari. Sehingga dari kajian pustaka ini,
dapat dipastikan bahwa penelitian yang saya lakukan tidak mengandung unsur
plagiarisme.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perilaku pasar mahasiswa UIN Sunan Ampel dalam
memilih layanan transportasi.
2. Untuk mengetahui peluang pasar Ojek Syari di UIN Sunan Ampel dengan
pendekatan perilaku konsumen.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi terbaru dalam
melihat peluang pasar. Dikarenakan selama ini belum banyak penelitian yang
membahas mengenai analisis peluang pasar secara keilmuan apalagi dengan
pendekatan perilaku konsumen.
2. Kegunaan Praktis
Bagi masyarakat, terutama bagi calon pengusaha yang hendak memulai
usaha, penelitian ini juga dapat dijadikan referensi tentang cara menganalisis
peluang pasar. Terutama bagi pengusaha-pengusaha muda yang saat ini
berlomba-lomba menciptakan produk kreatif inovatif. Harapannya, mereka tidak sekadar
membuat produk yang unik saja, tapi juga mempertimbangan penerimaan pasar
(20)
12
Bagi PT Ojek Syari Indonesia selaku operator jasa Ojek Syari, penelitian ini
bisa dijadikan sebagai landasan keputusan manajerial. Kesimpulan penelitian ini
bisa digunakan sebagai landasan untuk berekspansi ke pasar UIN Sunan Ampel
atau tidak. Dalam manajemen strategi, penelitian ini membantu mereka membuka
Opportunity dari pasar UIN Sunan Ampel.
G. Definisi Operasional
Penelitian konsep yang tepat memang mempunyai perspektif yang relatif bagi
peneliti, namun untuk mencapai cara itu penulis harus bisa menentukan batasan
ruang lingkup permasalahan yang konseptualisasinya hendak diajukan.18 Dengan
pertimbangan di atas, agar tidak terjadi sebuah kesalahan persepsi dalam
memahami penelitian ini, maka perlu dijelaskan konsepsi teoritis tentang judul
yang diangkat dalam penelitian ini, antara lain :
1. Peluang Pasar
Menurut Kotler, peluang pasar adalah sebuah arena yang menarik kegiatan
pemasaran dalam perusahaan tertentu akan meraih keunggulan bersaing.19 Arena
yang menarik dari penjelasan Kotler ini maknanya tentu karena arena tersebut
memberikan banyak keuntungan bagi pemasar dan jika ada pesaing maka akan
dapat kita kalahkan di arena tersebut. Sehingga menganalisis sebuah peluang
pasar berarti mencari tahu apakah arena yang dituju ini menguntungkan atau tidak
untuk dilakukan pemasaran.
18
Koentjaraningrat, Metode Metode Penelitian Masyarakat Edisi Ketiga (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 1994), Hlm. 21.
19
(21)
13
2. Ojek Syari
Ojek Syari disini bukan sebuah frase kata antara kata ojek dengan kata syari.
Namun, Ojek Syari adalah sebuah nama produk yang dipasarkan oleh PT Ojek
Syari Indonesia. Namun beberapa waktu ini mereka lebih senang menyingkatnya
menjadi Ojesy.
3. Mahasiswa UIN Sunan Ampel
Mahasiswa yang dimaksud adalah mahasiswa yang berkuliah di UIN Sunan
Ampel adalah sebuah perguruan tinggi yang terletak di Jalan Ahmad Yani Nomer
117 di Kota Surabaya. Selain itu, mahasiswa tersebut adalah yang berstatus aktif
dan berjenis kelamin perempuan karena Ojek Syari hanya melayani pelanggan
perempuan
4. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen secara umum merupakan studi tentang bagaimana manusia
membuat keputusan-keputusan terhadap produk. Perilaku konsumen yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku pembelian transportasi sebagai
padanan Ojek Syari yang dihubungkan dengan kebutuhan, sikap, agama, dan daya
beli dari konsumen.
H. Metode Penelitian
1. Data yang Dikumpulkan
a. Data mengenai perilaku pasar mahasiswa UIN Sunan Ampel yang
berkaitan dengan pemilihan layanan transportasi. Secara garis besar adalah
mencari data mengenai kebutuhan, keinginan, dan sumber daya mereka
(22)
14
b. Data mengenai produk Ojek Syari. Produk yang dimaksud adalah
keseluruhan produk mulai dari produk inti, produk aktual, dan juga produk
tambahan yang dijual kepada pasar. Peneliti membatasi pencarian data pada
produk, bukan pada pemasaran karena rumusan masalah hanya spesifik
mengenai peluang pasar.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer yaitu sumber data yang langsung berasal dari individu
atau kelompok tertentu. Data primer ini didapat langsung dari responden
mahasiswa UIN Sunan Ampel dan dari perusahaan PT Ojek Syari
Indonesia.20
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu sumber data yang berasal dari pihak lain yang
telah meneliti sebelumnya. Data sekunder ini didapat dari
dokumen-dokumen Ojek Syari dan buku-buku teori mengenai ilmu terkait.
3. Populasi dan Sampel
Populasi yang dimaksud adalah total mahasiswa aktif UIN Sunan Ampel
yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 6.747 mahasiswa. Dari total
populasi tersebut, tidak dianalisis seluruhnya dikarenakan keterbatasan waktu,
tenaga, dan dana. Maka hanya diambil sampel untuk mewakili keseluruhan
populasi tersebut. Ukuran sampel yang akan diambil akan didasarkan pada
20
(23)
15
pendapat yang dicetuskan oleh Slovin.21 Rumus yang mereka tetapkan dalam
mencari jumlah sampel dalam populasi adalah sebagai berikut :
n =
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Toleransi kesalahan
Berdasarkan rumus tersebut, dengan tingkat kesalahan 10%, maka didapat
100 responden sebagai sampel yang diambil dengan metode purposive sampling
dengan kriteria mahasiswa perempuan yang tidak memilik sepeda motor pribadi.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Kuisioner
Kuisioner adalah pengumpulan data yang diperoleh dengan
mengajukan daftar pertanyaan kepada responden. Kuisioner akan
diberikan untuk menggali data perilaku pasar mahasiswa UIN Sunan
Ampel
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui
tanya jawab. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data tentang
produk Ojek Syari.
5. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan
komputasi program Microsoft Excel karena penelitian ini bersifat kualitatif.
21
(24)
16
Sehingga statistik yang dibuat adalah statistik deskriptif yang sederhana. Lantas,
langkah-langkah pengolahan data yaitu :
a. Editing (Penyuntingan)
Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah terkumpul,
tujuannya untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada
pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi.22
b. Organizing (Pengelompokan)
Organizing adalah menyusun kembali data yang didapat dalam
penelitian yang diperlukan dalam kerangka paparan yang telah direncanakan
dengan rumusan masalah secara sistematis.23
c. Pemberian skor atau nilai
Dalam pemberian skor digunakan skala Likert yang merupakan salah
satu cara untuk menentukan skor.24 Kriteria penilaian ini digolongkan dalam
empat tingkatan dengan penilaian sebagai berikut:
1) Jawaban a, diberi skor 4
2) Jawaban b, diberi skor 3
3) Jawaban c, diberi skor 2
4) Jawaban d, diberi skor 1
22
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2009), Hlm. 45
23
Ibid, Hlm. 46
24
(25)
17
d. Tabulasi
Tabulasi adalah pembuatan tabel-tabel yang berisi data yang telah diberi
kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Dalam melakukan tabulasi
diperlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan.
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini bersifat
induktif. Dengan teknik analisis ini, informasi yang dikumpulkan di lapangan
digunakan untuk membuat simpulan akhir, bukan untuk membuktikan hipotesis.
Maka dari itu, peneliti akan mencari data selengkap-lengkapnya guna analisis
yang akurat menjawab rumusan masalah.
Metode analisis yang digunakan adalah dengan metode ilustrasi. Metode ini
menggunakan data empiris untuk mengilustrasikan teori. Peneliti menerapkan
suatu teori untuk suatu situasi yang konkrit, lalu menganalisis data berdasarkan
teori.25 Kongkritnya, peneliti menghubungkan data yang diperoleh dari perilaku
konsumen dan produk Ojek Syari untuk dianalisis dengan teori peluang pasar.
Sehingga, akan dapat mencapai kesimpulan apa pasar ini berpeluang atau tidak.
I. Sistematika Pembahasan
Bab satu meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, metode penelitian, dan sistematika
pembahasan.
Bab dua meliputi tentang teori tentang peluang pasar, perilaku konsumen,
dan struktur produk jasa transportasi
25
Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Citapustaka Media, 2010), Hlm. 123
(26)
18
Bab tiga meliputi pembahasan mengenai gambaran umum Ojek Syari berupa
sejarah singkat, letak geografis kantor pusat, visi dan misi, struktur organisasi,
jumlah karyawan, produk-produk, dan mekanisme pemesanan jasa Ojek Syari.
Selain itu juga membahas perilaku konsumen mahasiswa UIN Sunan Ampel
dalam memilih layanan transportasi.
Bab empat meliputi analisis data yang telah dikumpulkan tentang produk dan
perilaku konsumen tadi di Bab III dengan teori yang telah dioperasionalkan di
Bab II.
Bab lima meliputi penutup yang terdiri dari kesimpulan dari rekomendasi
(27)
19
BAB II
PELUANG PASAR DAN PERILAKU KONSUMEN
A. Peluang Pasar
Pemahaman mengenai peluang dapat dipahami dari teori analisis SWOT.
Peluang merupakan salah satu dari keempat komponen SWOT yaitu strength
(kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang), dan threath (ancaman).
Adapun pengertian peluang menurut para ilmuwan yaitu :
1. Menurut Kotler, peluang adalah faktor atau tren yang menguntungkan
pada lingkungan eksternal yang dapat digunakan perusahaan untuk
memperoleh keuntungan.1
2. Menurut Fred, peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam
lingkungan perusahaan. Situasi yang menguntungkan ini bisa berupa
perkembangan teknologi, perubahan perilaku konsumen, dan faktor
eksternal lainnya.2
3. Menurut Daft, peluang merupakan karakteristik dari lingkungan eksternal
yang memiliki potensi untuk membantu organisasi meraih atau melampaui
sasaran strategi nya.3
Berdasarkan pendapat dari para ilmuwan tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa peluang adalah lingkungan eksternal yang dapat berpotensi
menguntungkan perusahaan untuk meraih sasaran strateginya. Kedudukan
1
Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2008), Hlm. 64
2
Fred R. David, Manajemen Strategis, (Jakarta: Salemba Empat, 2005), Hlm. 47
3
(28)
20
menganalisis peluang adalah untuk melihat potensi perusahaan dalam
meningkatkan nilai perusahaannya. Meskipun menggunakan meminjam
pengertian istilah peluang dala teori analisis SWOT, penulis tidak melakukan
analisis SWOT secara keseluruhan.
Adapun pengertian pasar menurut Kotler adalah kumpulan pembeli aktual
dan potensial dari suatu produk. Para pembeli ini memiliki kebutuhan dan
keinginan tertentu yang dapat dipuaskan melalui hubungan pertukaran.4
Pengertian pasar dalam konteks ilmu pemasaran berbeda dengan ilmu ekonomi
yang bermakna tempat bertemunya pembeli penjual. Pasar lebih luas cakupannya
dari pelanggan atau konsumen karena pasar mencakup juga pelanggan potensial
atau konsumen potensial yang belum aktus membeli produk perusahaan.
Makna peluang pasar berdasarkan analisis dari kedua variabel adalah
kumpulan pembeli aktual dan potensial yang berpotensi menguntungkan
perusahaan untuk meraih sasaran strateginya yakni mendapat laba yang maksimal.
Pembacaan yang tepat akan peluang pasar akan membuat perusahaan juga dapat
dengan tepat merumuskan strategi dalam menyikapi pasar. Perusahaan sanggup
meningkatkan kepuasan pembeli aktual dan mampu memetakan mana pembeli
potensial yang bisa mendatangkan tingkat pelanggan baru bagi perusahaan.
Perusahaan dapat mencari peluang-peluang baru secara sistematis. Banyak
organisasi mendapat gagasan-gagasan baru dengan hanya memasang telinga dan
membuka mata terhadap perubahan pasar. Perusahaan dapat menggunakan
metode informal, membaca surat kabar, menghadiri pameran dagang, meneliti
4
(29)
21
produk pesaing untuk memperoleh gagasan dalam mengambil peluang pasar yang
ada. Perusahaan juga dapat menggunakan metode formal untuk mengidentifikasi
peluang pasar.
Analisis peluang pasar merupakan proses riset terhadap faktor-faktor
lingkungan eksternal yang mempengaruhi kegiatan usaha perusahaan tersebut.
Lingkungan eksternal merupakan kekuatan yang tidak dapat dikendalikan,
sehingga perusahaan harus menyesuaikan diri, dan juga menghasilkan ancaman
dan peluang. Perusahaan harus berhati-hati dalam menganalisis lingkungannya
sehingga dapat menghindari ancaman dan mengambil manfaat dari peluang.
B. Perilaku Konsumen
1. Pengertian Perilaku Konsumen
Terdapat beberapa pendapat ilmuwan tentang definisi perilaku konsumen,
yaitu :
a. Perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana pembuat
keputusan, baik individu, kelompok, ataupun organisasi, membuat
keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu
produk dan mengkonsumsinya.5
b. Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan
konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan
menghabiskan produk yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan
mereka6
5
Ristiyanti Prasetijo & Ihalauw Jhon, Perilaku Konsumen, (Yogyakarta: Andi, 2005), Hlm. 9
6
(30)
22
c. Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses
psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli,
ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa, setelah
melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.7
d. Perilaku konsumen adalah tindakan individu yang secara langsung terlibat
dalam usaha memperoleh menggunakan barang-barang jasa ekonomis,
termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan
menentukan tindakan tersebut.8
Definisi para ilmuwan tersebut jika dikerucutkan bahwa perilaku konsumen
bisa diartikan sebagai studi tentang proses psikologis konsumen dalam pembelian
produk barang maupun jasa. Proses psikologis ini dimulai dari sebelum
melakukan pembelian, saat membeli, hingga setelah terjadi pembelian untuk
melakukan evaluasi atas keputusannya.
Perlu digarisbawahi bahwa perilaku konsumen tidak hanya ketika mereka
pernah membeli suatu produk saja, tapi juga proses psikologis sebelum mereka
melakukan pembelian. Seperti dalam pengertian pasar sebelumnya, bahwa
pembeli tidak hanya yang sudah aktual tapi juga pembeli yang masih potensi
membeli produk kita karena kecocokan adanya kecocokan produk terhadap
kebutuhan dan keinginan mereka namun belum memiliki informasi pemasaran.
Sehingga, studi perilaku konsumen ini bisa digunakan untuk mengamati
7
Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), Hlm. 5
8
(31)
23
kecenderungan pasar terhadap produk inovatif yang belum ada di pasaran seperti
produk Ojek Syari yang hendak diteliti oleh penulis ini.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Kondisi psikologis manusia yang begitu rumit, menyebabkan banyak sekali
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Para ilmuwan pun
berbeda-beda dalam mengklasifikasikan faktor-faktor tersebut. Maka dari itu, kajian teori
perilaku konsumen yang dipergunakan hanyalah faktor yang berkaitan dengan
spesifik produk yang dimaksud, dalam hal ini adalah produk layanan transportasi
ojek dengan prinsip syariah.
Faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam pemilihan ojek adalah faktor
motivasi konsumen untuk melihat kebutuhan konsumen terhadap ojek, faktor
agama untuk menilai label syari dalam produk Ojek Syari dibanding kompetitor,
faktor persepsi untuk menilai layanan-layanan lain, faktor daya beli untuk melihat
kemampuan konsumen dalam membeli suatu produk, dan faktor sikap sebagai
keputusan akhir konsumen menilai keseluruhan produk yang ditawarkan.
a. Faktor Agama
Menurut Ujang, faktor agama merupakan faktor pembelian yang
didasarkan pada kepercayaan akan keberadaan Tuhan.9 Hampir sebagian
manusia yang hidup di dunia, umumnya memeluk salah satu agama. Di
Indonesia, secara resmi ada 6 agama yang diakui, yaitu Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Agama Islam merupakan agama
9
(32)
24
yang menjadi mayoritas dianut warga Indonesia dengan total populasi
mencapai 87%.
Mayoritas penduduknya beragama Islam inilah yang menyebabkan
perilaku konsumen di Indonesia cukup terpengaruh oleh ajaran agama.
Ajaran agama Islam yang paling umum meliputi salat, puasa, zakat,
konsumsi makanan halal, dan aturan lainnya yang telah ditetapkan pemuka
agama Islam. Perilaku konsumen yang nampak akibat pengaruh ajaran
agama ini antara lain adanya penyediaan tempat ibadah di berbagai tempat
umum, jam makan yang berbeda di saat bulan Ramadhan, penggunaan
bank-bank syariah, dan lain sebagainya.
Berpengaruhnya ajaran atau aturan agama dalam pola konsumsi
masyarakat sangat disadari oleh konsumen. Tidak jarang iklan-iklan di
media TV maupun media cetak yang mengaitkan produk mereka dengan
kebutuhan akan agama. Para pemasar pun menggunakan kesempatan
tersebut, karena para pemasar menyadari bahwa secara umum masyarakat
Indonesia sangat dipengaruhi oleh ajaran agama. Seperti contoh iklan
minuman saat menjelang Bulan Ramdhan untuk mengiklankan produk
minuman saat berbuka puasa.
b. Faktor Daya Beli
Pengertian daya beli adalah kemampuan konsumen membeli barang
pada tingkat harga tertentu, pada suatu pendapatan tertentu, pada pasar
tertentu, dan pada periode tertentu.10 Dari pengertian tersebut, berarti daya
10
(33)
25
beli saat ini belum tentu sama dengan daya beli saat lalu. Pemahaman daya
beli harus dianalisis pada obyek yang spesifik untuk mendapatkan
pengetahuan mengenai daya beli yang tepat.
Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard, keputusan konsumen
sehubungan dengan produk dan merek sangat dipengaruhi oleh jumlah
sumber daya yang mereka punyai atau mungkin mereka punyai pada masa
datang.11 Maka, konsumen dengan daya beli rendah atau pendapatannya
relatif kecil akan cenderung mengonsumsi produk yang relatif murah
dengan jumlah yang relatif sedikit agar dapat memenuhi kebutuhannya.
Karena sumber dayanya terbatas, maka konsumen golongan ini akan
cenderung membuat prioritas konsumsi sesuai dengan tingkat
kebutuhannya. Sedangkan konsumen yang memiliki sumber daya yang
besar, maka akan tidak terlalu sensitif dengan harga. Mereka akan
membeli sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang mereka inginkan tanpa
terlalu peduli dengan harganya.
c. Faktor Motivasi Konsumen
Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya
menggerakkan.12 Seorang konsumen tergerak untuk membeli suatu produk
karena ada sesuatu yang menggerakkan. Proses timbulnya dorongan
sehingga konsumen tergerak untuk membeli suatu produk itulah yang
disebut motivasi. Motivasi ini juga umumnya disamakan sebagai
11
James F. Engel, Roger D. Blackwell, dan Paul W. Miniard, Perilaku Konsumen, (Tangerang: Binarupa Aksara, 2002), Hlm. 254
12
(34)
26
kebutuhan karena memiliki makna yang sama yaitu sesuatu yang
mendorong seseorang untuk berperilaku.
Kebutuhan akan mengarahkan seseorang mencari cara untuk
memuaskan kebutuhannya tersebut. Dalam urutan kepentingan, jenjang
kebutuhannya adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan
pengaktualisasian diri.13 Mula-mula seseorang mencoba untuk memuaskan
kebutuhan yang paling penting. Kalau sudah terpuaskan, kebutuhan itu
tidak lagi menjadi motivator utamanya dan kemudian orang tersebut akan
mencoba memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya. Misalnya
orang yang kelaparan (kebutuhan fisiologis) tidak akan tertarik dengan apa
yang terjadi dalam dunia seni (kebutuhan mengaktualisasikan diri), tidak
juga pada bagaimana orang lain memandang dirinya atau penghargaan
orang lain (kebutuhan sosial atau penghargaan), bahkan tidak tertarik juga
pada apakah mereka menghirup udara bersih (kebutuhan rasa aman).
d. Faktor Persepsi Konsumen
Persepsi didefinisikan sebagai proses individu tertentu dalam
memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan stimulus menjadi
sesuatu yang bermakna. Proses persepsi diawali dari sebuah stimulus yang
berarti segala hal yang berada di lingkungan eksternal individu. Lalu
stimulus itu ditangkap oleh panca indera yang dinamakan sebagai sensasi.
13
(35)
27
Dari sensasi itu, direspon oleh otak manusia menjadi sebuah persepsi atau
pandangan atas stimulus. 14
Terjadi perbedaan persepsi pada setiap individu karena adanya
perbedaan sensitivitas reseptor. Ada yang cukup sensitif dengan indera
pendengaran, maka sebuah teriakan seseorang akan terasa sangat
menganggu. Bagi yang sudah terbiasa, maka teriakan itu tidak akan
dianggap sebagai gangguan.
Persepsi mempunyai peran yang sangat penting dalam pemasaran.
Citra yang timbul dalam benak konsumen timbul karena proses persepsi.
Oleh karena itu, banyak perusahaan menggunakan faktor persepsi ini
untuk melakukan pengujian terhadap citra perusahaan mereka. Citra yang
dimaksud adalah citra terhadap nama perusahaan secara umum, citra
terhadap resiko, maupun citra terhadap kualitas.
e. Faktor Sikap Konsumen
Sikap konsumen merupakan faktor psikologis penting yang perlu
dipahami oleh pemasar karena sikap dianggap mempunyai korelasi yang
positif dan kuat dengan perilaku. Bahkan sikap dipandang sebagai
prediktor efektif untuk mengetahui perilaku konsumen.
Menurut Allport, sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari
untuk merespon terhadap suatu obyek dalam bentuk rasa suka atau tidak
suka. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebuah sikap
merupakan simultan dari seluruh faktor internal dan eksternal yang
14
(36)
28
mempengaruhi individu. Karena sikap berbicara tentang positif atau
negatifnya sebuah obyek tertentu. 15
Cara mengetahui sikap konsumen terhadap sebuah produk inovatif
seperti Ojek Syari yang belum banyak dikenal di masyarakat adalah
dengan memprediksi dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi individu
tersebut terutama dalam hal memilih jasa transportasi. Jika sikap
konsumen diprediksi positif, maka berarti sama dengan peluang pasar
terbuka lebar bagi produk itu diterima pasar jika dipromosikan, begitupun
juga sebaliknya.
C. Produk Layanan Transportasi
1. Pengertian Transportasi
Transportasi adalah perpindahan orang atau barang dari satu tempat
ketempat yang lainnya atau dari tempat asal ke tempat tujuan dengan
menggunakan wahana digerakan manusia, hewan atau mesin.16 Tujuan manusia
menggunakan alat transportasi adalah agar lebih cepat dan lebih mudah dalam
proses pemindahan baik manusia sendiri maupun barang yang dimiliki dari tempat
asal ke tempat tujuannya.
Era milenium ini membawa manusia pada mobilitas yang tinggi. Kebutuhan
manusia untuk berpergian pada suatu tempat menjadi sebuah kepastian untuk
memenuhi tuntutan hidup mereka. Seperti tuntutan untuk bekerja, berbelanja,
mengantar anak sekolah, liburan, dan banyak hal yang membutuhkan perpindahan
manusia ke tempat lainnya. Hingga akhirnya memunculkan banyak moda
15
Ibid., Hlm. 161
16
(37)
29
transportasi umum agar mereka yang tidak memiliki transportasi pribadi dapat
terlayani dengan baik.
Transportasi tidak sekedar dipandang sebagai sebuah layanan publik saja,
namun juga dapat dipandang dari sudut manajemen bisnis. Sebagai sebuah produk
jasa, perusahaan penyedia layanan tranportasi harus menyiapkan dengan betul
layanannya agar dapat memenuhi kepuasan pelanggan. Pelanggan yang puas
dengan suatu layanan transportasi dipastikan akan lebih setia dengan layanan
tersebut.
2. Unsur-unsur Layanan Transportasi
Jasa transportasi yang dilaksanakan untuk melayani berbagai kegiatan
masyarakat untuk menunjang kemajuan ekonomi, sosial, administrasi pemerintah,
dan politik agar diupayakan terselenggara secara efektif dan efisien. Adapun jasa
transportasi yang efektif dan efisien berdasarkan pendapat Rahardjo Adisasmita
dan Sakti Adji Sasamita meliputi :
a. Lancar atau Cepat (Speed)
Lancar berarti pelayanan transportasi dilaksanakan tanpa banyak
hambatan, perjalanan dilaksanakan secara cepat, atau memerlukan waktu
perjalanan yang singkat sampai di tempat tujuan.17
b. Selamat atau Aman (Safety)
Selamat berarti pelayanan transportasi dilaksanakan tanpa mengalami
kecelakaan selama dalam perjalanan. Untuk menjamin keamanan harus
dilaksanakan pelayanan transportasi yang tertib berlalu lintas. 18
17
Rahardjo Adisasmita & Sakti Adji Adisasmita, Manajemen Transportasi Darat, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), Hlm. 25
(38)
30
c. Berkapasitas (Capacity)
Pelayanan transportasi yang berkapasitas dimaksudkan bahwa jumlah
armada moda transportasi yang disediakan adalah cukup untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan dalam arti tidak berlebihan dan tidak kekurangan.19
d. Frekuensi (Frequency)
Frekeunsi diartikan sebagai ketersediaan pelayanan transportasi
dalam waktu tertentu. Dalam pelayanan transportasi umum perkotaan,
pada jam jam sibuk dimana terdapat arus lalu lintas penumpang sangat
tinggi, maka frekuensi pelayanan trasnportasi yang dilakukan harus lebih
banyak untuk memenuhi permintaan jasa transportasi yang lebih besar.
Dan sebaliknya pada jam-jam tidak sibuk, jumlah frekuensi pelayanan
transportasi bisa lebih sedikit.
e. Bertanggungjawab (Responbility)
Pelayanan transportasi yang bertanggung jawab diartikan bahwa
pelayanan transportasi yang diselenggarakan harus memberikan ganti rugi
terhadap kerugian kepada pengguna jasa transportasi. Karakteristik
pelayanan transportasi bertanggungjawab adalah berkaitan dan menjamin
terlaksananya karakteristik pelayanan transportasi yang selamat.20
18
Ibid.
19
Ibid.
20
(39)
31
f. Biaya Terjangkau (Affordable Price).
Harga terjangkau dilihat dari kepentingan pengguna jasa transportasi.
Unsur ini berbicara tentang berapa harga yang harus dibayar untuk
mendapat jasa transportasi itu.21
g. Nyaman (Comfort)
Salah satu karakteristik pelayanan transportasi angkutan penumpang
adalah nyaman. Penumpang melakukan perjalanan memutuhkan suasana
yang nyaman, nikmat, terhindar dari suasana berdesakan dan pengap.22
D. Integralisasi dan Kontekstualisasi Teori
Teori yang telah dipaparkan di atas, perlu diintegralisasikan dan
dikontekstualisasi ke dalam penelitian ini agar dapat menjawab rumusan masalah.
Gambaran umumnya, langkah pertama adalah mencari data dan mendeskripsikan
terlebih dahulu mengenai produk Ojek Syari. Variabel yang dibuka adalah
berdasarkan dari teori layanan unsur-unsur transportasi layanan jasa yang telah
dibahas sebelumnya. Penggalian data ini dilakukan dengan melakukan wawancara
terhadap pihak terkait di Ojek Syari.
Langkah kedua adalah melakukan penggalian data terhadap data perilaku
konsumen dari pasar mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya. Variabel yang
digali adalah teori perilaku konsumen yang dicocokkan dengan data deskripsi
produk Ojek Syari sebelumnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu
mengenai faktor agama, motivasi, daya beli, persepsi konsumen. Penggalian data
ini dilakukan dengan menyebarkan angket kepada total 100 mahasiswa.
21
Ibid.
22
(40)
32
Langkah ketiga adalah menganalisis angket yang telah disebarkan. Analisis
ini berdasarkan teori mengenai faktor sikap. Dalam teori mengenai faktor sikap
sebelumnya dijelaskan bahwa jika seorang konsumen memiliki sikap positif
terhadap suatu produk, maka dia akan cenderung untuk membeli produk tersebut.
Sikap tersebut terbentuk dari kecocokan kebutuhan, keinginan, serta sumber daya
yang diwakili oleh analisis faktor perilaku konsumen terhadap produk yang
ditawarkan Ojek Syari.
(41)
33
BAB III
PRODUK OJEK SYARI DAN PERILAKU KONSUMEN
MAHASISWA UIN SUNAN AMPEL
A. Profil Ojek Syari
Ojek Syari ini berawal dari ide dua orang mahasiswa yaitu Evilita Adriani
dan Reza Zamir. Mereka mengamati realitas tentang banyaknya pelecehan seksual
yang dialami wanita. Kasus-kasus ini muncul dalam pemberitaan televisi maupun
cerita-cerita nyata yang mereka dengar dari teman-temannya. Hal ini dikarenakan
minimnya transportasi yang dikhususkan untuk wanita. Hingga akhirnya tercetus
sebuah ide untuk mendirikan layanan ojek khusus untuk wanita. Tidak hanya
sekedar ojek untuk wanita, tetapi juga sebagai media berdakwah, mendakwahkan
nilai-nilai Islam sebagai agama yang universal.1
Berdiri pada tanggal 10 Maret 2015, usaha yang mereka jalankan masihlah
apa adanya dengan nama Ojek Syari Surabaya. Hanya sekedar bermodalkan pulsa
sekitar 15 ribu, mereka mencoba untuk promosi di media sosial Facebook. Dan
yang menjadi ojeknya pada saat itu masihlah Evilita sendiri. Dari situ, ternyata
antusiasme dari masyarakat cukup luar biasa. Mereka mulai kebanjiran pesanan
hingga akhirnya mulai merekrut banyak wanita muslimah untuk diajak kerjasama
menjadi pengemudi. Untuk menghargai para SDM pengemudi ini, Evilita
memberi sebutan kepada mereka sebagai Sahabat Pengendara. Karena menurut
Evilita, mereka nantinya juga tidak sekedar sahabat bagi perusahaan, tetapi juga
1
(42)
34
akan menjadi sahabat bagi pelanggan. Diharapkan mereka akan terpacu untuk
memberi keramahan layaknya seorang sahabat dekat.2
Evilita mengaku bahwa dia tidak terinspirasi dengan Go-JEK yang
merupakan kompetitornya. Hal ini dia buktikan bahwa Ojek Syari berdiri jauh
sebelum Go-JEK yang populer di bulan Oktober 2015. Maka Evilita menepis
anggapan masyarakat bahwa Ojek Syari berdiri karena ikut-ikutan Go-JEK. Tapi
dia tidak memungkiri bahwa meledaknya pemberitaan Go-JEK juga membawa
bisnisnya yang sama-sama bergerak di bidang moda transportasi juga ikut
melambung.3
Melihat peluang yang cukup cerah dari usaha ini, Agus Edi tertarik untuk
menjadi investor dan turut mengelola bisnis yang Evi dan Reza jalankan. Hingga
akhirnya, Ojek Syari Surabaya berubah nama menjadi PT. Ojek Syari Indonesia
pada tanggal 8 Agustus 2015. Legalitas PT ini disahkan oleh akta notaris Wiedha
Restya Rachmayani, S.H., M.Kn. nomor 01. Maka resmilah Ojek Syari menjadi
badan hukum yang dilindungi oleh undang-undang.4
Legalitas tersebut menandai juga ekspansi besar-besaran yang dilakukan
oleh Ojek Syari. Pada tahun 2015, cabang-cabang Ojek Syari didirikan di Kota
Surabaya, Sidoarjo, Malang, Gresik, Madiun, Solo, Semarang, Yogyakarta,
Bandung, Bogor, Bekasi, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, Jakarta Barat,
Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Jakarta Pusat. Sedangkan pada
tahun 2016, mereka mengembangkan lagi sayapnya ke 6 kota, yaitu Makassar,
2
Ibid.
3
Ibid.
(43)
35
Purbalingga, Purwokerto, Banjarnegara, Bojonegoro, dan Cilacap. Berarti saat ini
total ada 25 kota tempat Ojek Syari beroperasi.5
Meskipun telah bergerak di 25 kota, tidak tertutup kemungkinan bagi calon
pengusaha lain untuk menjadi mitra jika kota tersebut masih belum ada
perwakilan cabang Ojek Syari. PT Ojek Syari Indonesia membuka seluas-luasnya
kemitraan dengan syarat6 :
1. Mitra daerah menyetorkan dana penyertaan kemitraan.
2. Menyediakan tempat untuk koordinasi, pembinaan, kajian bulanan untuk
pengendara di wilayah tersebut dengan support dari pusat.
3. Menyediakan tenaga untuk keperluan administrasi.
4. Mewakili proses rekrutmen sahabat pengendara baru di wilayah tersebut.
5. Merekap order dan setoran sahabat pengendara setiap bulan secara
amanah.
6. Mengirimkan CV calon mitra serta dokumentasi usaha yang saat ini atau
pernah dilakukan ke email : info@ojeksyari.com atau menghubungi nomer
telepon 0877-5111-1283.
Sedangkan tugas untuk mitra daerah pada perusahaan Ojek Syari
mempunyai kewajiban yang harus dijalankan, diantaranya adalah7 :
1. Mitra wajib memetakan rute dan jam setiap pengendara
2. Mitra wajib mengadakan pertemuan rutin untuk menyampaikan info-info
terkait Ojek Syari
3. Mitra wajib melakukan evaluasi atas produktifitas Sahabat Pengendara
5
Ibid.
6
Ibid.
7
(44)
36
4. Mitra wajib merekap kuitansi bulanan
5. Mitra menyetorkan dana dari Sahabat Pengendara ke kantor pusat (selain
yang menggunakan VIP Mobile)
6. Mitra wajib mengetahui Sahabat Pengendara yang mendapatkan order
langganan dan mitra wajib memastikan Sahabat Pengendara selalu
mengerjakan orderannya.
B. Deskripsi Produk Ojek Syari
Bisnis inti dari Ojek Syari adalah layanan transportasi dengan menggunakan
ojek. Namun, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang berbeda-beda, Ojek
Syari memberi berbagai jenis layanan untuk menjangkau seluruh kebutuhan yang
berbeda-beda bagi setiap orangnya.
Penulis mewawancarai Customer Service untuk mendalami produk layanan
yang mereka. Layanan dari Ojek Syari ini bermacam-macam. Menurut Bu Linda
Izzati, Customer Service dari Ojek Syari menceritakan bahwa ada 4 macam
layanan. Yang pertama adalah pemesanan on this time atau pemesanan sekarang
juga, maka biayanya adalah Rp 8.000 untuk 1 kilometer awal dan per kilometer
selanjutnya dikenakan biaya Rp 3.000. Untuk beberapa mitra Ojek Syari, ada
yang memberlakukan tarif minimal 5 kilometer. Sehingga, jikalau tetap dibawah 5
kilometer, maka tetap dianggap 5 kilometer atau seharga Rp 20.000. Hal ini
dimaksudkan agar tidak merugikan Sahabat Pengendara yang telah jauh
menjemput pelanggan, tetapi hanya meminta diantar di tempat yang dekat. Tentu
akhirnya tidak sebanding dengan tenaga yang dikeluarkan.8
8
(45)
37
Produk layanan yang kedua adalah pemesanan booking atau pemesanan
untuk suatu waktu nanti. Bisa beberapa jam kemudian atau bahkan beberapa hari
kemudian. Hal ini akhirnya menjadi produk layanan yang mampu mengungguli
produk layanan Go-JEK, karena Go-JEK hanya bisa melakukan pemesanan pada
saat itu juga. Kelebihan jika dengan sistem booking ini adalah Sahabat
Pengendara bisa datang di waktu yang tepat diinginkan. Tidak seperti sistem
pemesanan on this time yang masih harus menunggu. Untuk biayanya, tidak
dikenakan biaya tambahan. Sehingga sama dengan pemesanan on this time yaitu
Rp 8.000 untuk 1 kilometer awal dan per kilometer selanjutnya dikenakan biaya
Rp 3.000.9
Produk layanan yang ketiga adalah pemesanan berlangganan. Pemesanan
berlangganan yang dimaksud berarti pemesanan untuk waktu yang rutin dengan
langsung dibayar di awal. Biaya yang dikenakan jika berlangganan akan lebih
murah, yaitu hanya Rp 3.000 saja untuk 1 kilometer awal dan per kilometer
selanjutnya dikenakan biaya Rp 3.000. Minimal kuantitas pemesanan adalah
untuk 20 kali. Biasanya, pelanggan yang memakai layanan ini adalah untuk
antar-jemput anak. Ketiga produk layanan ojek yang disebutkan ini adalah hanya untuk
wanita saja. Jika untuk laki-laki, maka hanya untuk anak-anak kecil saja.10
Produk layanan yang keempat adalah kurir barang. Tarif untuk pengiriman
barang ini tidak semahal tarif untuk mengangkut orang. Hanya dengan Rp 3.000
saja untuk 1 kilometer awal dan per kilometer selanjutnya dikenakan biaya Rp
3.000. Namun karena mengusung Ojek Syari, maka barang yang dikirim harus
9
Ibid.
10
(46)
38
dipastikan adalah barang halal. Bukan barang haram seperti minuman keras atau
bahkan narkoba.11
Penghitungan tarif kepada pelanggan ini dihitung hingga akurasi 1/10
kilometer. Semisal jarak tempuh untuk mengantarkan pelanggan dari tempat
penjemputan adalah 7,5 kilometer, maka perhitungannya adalah Rp 8.000 sebagai
tarif tetap kilometer pertama ditambah Rp 3.000 dikali 6,5 kilometer selanjutnya,
maka total yang harus dibayar pelanggan adalah Rp 19.500. Dengan akurasi
perhitungan tersebut, maka akan cukup adil karena akan ada perbedaan tarif yang
cukup mencolok jika seandainya ada pembulatan harga. Menurut Ibu Linda, ini
juga sebagai prinsip syariah yang berasaskan kejujuran dalam menakar
timbangan.12
Ojek Syari memiliki banyak metode untuk menghitung jarak tempuh yang
benar-benar sesuai dengan prinsip kejujuran dalam menakar timbangan. Pertama
adalah dengan aplikasi Google Maps. Customer Service akan memberikan tarif
langsung kepada pemesan berdasarkan jarak tempuh yang ditunjukkan oleh
aplikasi Google Maps. Aplikasi ini sanggup menghitung hingga akurasi 1/10
kilometer. Jika kota tersebut masih kota kecil yang belum didukung oleh Google
Maps, maka cara yang kedua adalah dengan penghitungan manual oleh angka
yang ditunjukkan di speedometer sepeda motor Sahabat Pengendara. Teknisnya,
pelanggan menyaksikan angka speedometer awal ketika penjemputan, lalu ketika
telah sampai di tempat tujuan, pelanggan menyaksikan lagi perubahan angka
speedometer untuk melihat selisih perubahan jarak sebagai patokan menghitung
11
Ibid.
12
(47)
39
tarif. Dengan dua metode ini, maka takaran penghitungan jarak benar-benar tidak
ada yang dilebihkan maupun dikurangi.13
Ada berbagai cara untuk melakukan pemesanan layanan Ojek Syari.
Pelanggan bisa menghubungi melalui telepon dan SMS yaitu di nomer
0877-5111-1292, 081-234-555-131, dan (0353)-3416133. Pelanggan juga bisa
menggunakan aplikasi WhatsApp untuk melakukan pemesanan, yaitu pada nomer
0877-5111-1292.14 Tidak hanya itu, mulai 24 April 2016, pelanggan juga bisa
melakukan pemesanan melalui aplikasi Ojek Syari (Ojesy) yang bisa diunduh di
Google Play Store. Aplikasi ini akan semakin memudahkan para pengguna
apalagi telepon genggam berbasis Android sudah sangat banyak digunakan oleh
masyarakat.15
Sahabat Pengendara dituntut juga untuk melakukan layanan prima kepada
pelanggannya. Menurut Evilita, sebelum mereka terjun melayani pelanggan,
mereka diberi dulu tips bagaimana memberi keramahan maksimal pada
pelanggan. Semisal dengan memberikan senyuman, mengajak berbicara, bahkan
mendengarkan curhatnya. Hal ini karena menurut Evilita adalah karena sifat dasar
wanita yang memang senang didengarkan. Dengan keramahan ini, maka dia bisa
membuat pelanggan melakukan pembelian berulang.16
Bisnis transportasi juga tidak terlepas dari keamanan dan keselamatan,
karena potensi marabahaya dari jalanan cukup besar. Resiko akan kecelakaan
tentu harus dipikirkan oleh pengusaha transportasi. Maka dari itu, Ojek Syari juga
13
Ibid.
14 Ojek Syari, “Halaman Utama Ojek Syari”. www.ojeksyari.com, diakses pada 10 Januari 2017 15 Google Play. “Ojek Syari (Ojesy)”. play.google.com/store/apps/details?id=com.wili.ojeksyari,
diakses pada 10 Januari 2017
16
(48)
40
tidak mau teledor dalam memperhatikan keselamatan. Menurut penuturan dari
Zandifah Aska, salah satu Sahabat Pengendara, untuk bisa mendaftar sebagai
pengemudi di Ojek Syari harus memenuhi berbagai syarat keselematan. Semisal
dalam hal kendaraan yang dipakai, sepeda motor harus dalam keadaan baik dan
standard serta memiliki surat-surat yang lengkap. Baik dan standard yang
dimaksud adalah tidak pernah memiliki masalah seperti mogok, tidak terlalu tua
usia sepeda motornya, serta tidak dilakukan modifikasi yang aneh-aneh. Selain
itu, pengendara juga disyaratkan memiliki kemampuan berkendara yang baik.
Sayangnya, kemampuan berkendara ini hanya ditunjukkan dengan memiliki SIM
C, tidak ada ujian berkendara bagi calon Sahabat Pengendara yang hendak
direkrut. Tidak hanya dalam hal kendaraan, peralatan keselamatan seperti helm
yang harus SNI dan juga masker untuk menghalangi pernafasan dari polusi.17
Ojek Syari juga memikirkan jika seandainya terjadi kecelakaan, karena
memang ini adalah resiko yang tidak dapat terhindarkan. Jika terjadi kecelakaan,
maka Ojek Syari telah menyiapkan dana ta’awun untuk meringankan beban dari
korban kecelakaan, baik dari Sahabat Pengendara maupun dari pihak pelanggan
jika juga menjadi korban. Dana ta’awun ini berasal patungan Sahabat Pengendara
lain yang sengaja dikumpulkan untuk mengantisipasi hal-hal seperti ini. Tidak ada
ketetapan khusus berapa dana yang harus dikumpulkan, karena mereka menyadari
bahwa tolong-menolong sesama saudara muslim adalah kewajiban.18
Kecepatan berkendara juga sebagai salah satu faktor yang penting dalam
layanan transportasi. Untuk mendaptkan data yang obyektif, maka penulis
17
Mulyati, Wawancara, Kediaman Ibu Linda Izzati, 13 Januari 2017
18
(49)
41
mewawancarai Maharani Febriyanti, mahasiswi Universitas Surabaya jurusan
Desain Produk, seorang pelanggan setia yang telah rutin seminggu sekali
menggunakan jasa Ojek Syari dalam 6 bulan ini. Menurutnya, karena mungkin
yang mengendari adalah kebanyakan seorang ibu, jadi selalu mengedepankan
prinsip kehati-hatian. Tidak seperti jika dia dibonceng kakak laki-lakinya yang
sering mengebut. Dia juga berpendapat bahwa umumnya wanita tidak terlalu suka
terburu-buru, tidak masalah jika tidak terlalu cepat, asal selamat sampai kepada
tujuan. Sehingga dia puas dengan kecepatan berkendara para Sahabat Pengendara
tersebut.19
Ojek Syari adalah layanan transportasi yang sistemnya dengan pemanggilan.
Tidak seperti layanan transportasi umum yang sistemnya pelangganlah yang
menghampiri. Maka selain kecepatan berkendara, kecepatan Ojek Syari untuk
sampai kepada pelanggan juga mempengaruhi layanan. Maharani menjelaskan
lagi, bahwa baginya, Ojek Syari ini cukup lambat dalam memenuhi panggilan
pelanggan. Rentang waktu untuk Sahabat Pengendara sampai ke tempatnya adalah
berkisar antara 15-45 menit. Dia beropini bahwa mungkin karena armada
kendaraannya tidak terlalu banyak. Tidak seperti Go-JEK yang terlihat ada di
mana-mana. Maka dari itu, dia juga menyarankan kalau memang jika sedang
sangat terburu-buru, jangan menggunakan layanan Ojek Syari.20
Jam operasional Ojek Syari ini juga terbatas hanya pada saat pukul 05.00
hingga 19.00. Pukul 19.00 ke atas, customer service masih tetap beroperasi,
namun tidak melayani pemesanan layanan ojek. Menurut Bu Linda, alasan
19
Maharani Febriyanti, Wawancara, Rumah Kos di Gubeng Kertajaya, 4 Januari 2017 20
(50)
42
membatasi jam operasional ini adalah karena Sahabat Pengendara ini adalah
wanita. Menurutnya, sesuatu yang tidak dibenarkan dalam syariat jika wanita
berpergian malam hari tanpa suaminya. Selain alasan keamanan, juga wanita
harusnya membagi waktu dengan keluarga. Wanita tidak boleh melupakan
statusnya sebagai ibu untuk membesarkan anaknya dan sebagai istri untuk
melayani suaminya. Maka dari itu, Ojek Syari melindungi status mereka sebagai
sosok yang penting di keluarga.21
Jam operasional yang cukup singkat ini, menurut Maharani sebagai
pelanggan Ojek Syari, cukup disayangkan. Karena aktivitasnya sebagai
mahasiswa biasanya sampai malam. Padahal di malam hari tersebut, sulit sekali
menemukan angkutan umum. Dia mengatakan bahwa, kadang dia menyiasati
dengan melakukan kerjasama dengan Sahabat Pengendara. Yaitu, memesan secara
pribadi kepada Sahabat Pengendara yang dikenalnya, tidak melewati customer
service Ojek Syari. Tarif yang dibebankan sama dengan perhitungan normal, akan
tetapi Sahabat Pengendara tidak menyetor kepada perusahaan. Akhirnya masalah
jam operasional ini bisa terselesaikan, tetapi hanya bagi yang tahu kontak pribadi
Sahabat Pengendara. Sebenarnya, hal ini adalah sesuatu yang dilarang oleh PT
Ojek Syari Indonesia, karena akhirnya mencurangi perjanjian kerjasama untuk
tidak melayani permintaan ojek pribadi selama menjadi Sahabat Pengendara.22
21
Linda Izzati, Wawancara, Kediaman Ibu Linda Izzati, 12 Januari 2017 22
(51)
43
C. Perilaku Konsumen Mahasiswa UIN Sunan Ampel terhadap Layanan
Transportasi Ojek
Data deskripsi produk Ojek Syari akan digunakan sebagai pijakan dalam
menganalisis perilaku konsumen dari mahasiswa UIN Sunan Ampel. Dari data
tersebut, maka dibuatlah instrumen-instrumen pertanyaan untuk menjawab
rumusan masalah mengenai perilaku konsumen mahasiswa UIN Sunan Ampel.
Penyebaran angket dilakukan pada tanggal 8 – 14 Mei 2017 di kampus UIN
Sunan Ampel. Keseluruhan responden adalah mahasiswa yang berkuliah di UIN
Sunan Ampel. Metode pengambilan sampel yang dilakukan dipilih berdasarkan
metode purposive sampling dengan kriteria yaitu mahasiswa yang berjenis
kelamin wanita dan tidak memiliki sepeda motor pribadi. Profil responden yang
didapatkan yaitu :
Gambar 3.1. Data Responden Berdasarkan Semester dan Asal Kota
Responden tersebut memilih dari keempat pertanyaan yang diajukan di
masing-masing pertanyaan yang ada pada angket. Beberapa di antaranya 13 25 16 46
Berdasarkan
Tingkat Semester
Semester 2 Semester 4 Semester 6 Semester 8 18 28 49 5Berdasarkan Asal
Kota
Surabaya Gresik + Sidoarjo Jatim (Diluar Sby, Grk, Sda) Luar Jatim(52)
44
memberikan alasan mengenai jawaban yang dipilih Adapun hasil dari jawaban
yang diberikan responden tersebut dirupakan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2. Hasil Jawaban dari Penyebaran Angket
Jawaban Pertanyaan
No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6 No. 7 No. 8
A 9 A 1 A 29 A 9 A 2 A 23 A 24 A 20
B 36 B 4 B 50 B 35 B 30 B 54 B 70 B 63
C 36 C 41 C 15 C 50 C 59 C 20 C 6 C 17
D 19 D 54 D 6 D 6 D 9 D 3 D 0 D 0
T 100 T 100 T 100 T 100 T 100 T 100 T 100 T 100
1. Tingkat Kebutuhan Layanan Ojek
Gambar 3.2. Diagram PresentaseTingkat Kebutuhan Layanan Ojek
Sebanyak 9% responden menjawab sangat butuh dengan layanan
transportasi ojek. Ada 36% responden menjawab butuh. Lalu 36% responden
menjawab kurang butuh. Sedangkan ada 19% responden menjawab tidak butuh
dengan layanan transportasi ojek.
Beberapa alasan yang menyatakan tidak butuh antara lain adalah karena
sudah ada yang mengantar-jemput untuk kebutuhan perkuliahan. Yang mengantar 9%
36%
36% 19%
Tingkat Kebutuhan Transportasi Ojek
Sangat Butuh Butuh
Kurang Butuh Tidak Butuh
(53)
45
jemput mereka antara lain adalah orang tua atau saudara mereka. Mereka yang
kurang butuh tidak benar-benar sama sekali tidak butuh. Akan tetapi hanya
sesekali saja membutuhkan layanan ojek seperti untuk mengantar barang atau jika
yang biasanya mengantar mereka pergi sedang berhalangan.
2. Tingkat Kebutuhan Layanan Ojek Saat Malam Hari
Gambar 3.3. Diagram PresentaseTingkat Kebutuhan Ojek Saat Malam Hari
Hanya 1% responden saja yang menjawab sangat sering membutuhkan
layanan ojek di malam hari. Ada juga 4% responden yang menjawab sering.
Sebanyak 41% responden menjawab dan 54% responden menjawab tidak pernah
membutuhkan ojek saat di malam hari.
Beberapa alasan yang menjawab jarang dan tidak pernah adalah karena
tidak pernah keluar malam karena takut akan kejahatan seksual di malam hari.
Ada juga responden yang menyatakan bahwa dirinya memang tidak beraktivitas
di malam hari karena untuk mengerjakan tugas kuliah yang diberikan saat pagi
hari.
1% 4%
41% 54%
Kebutuhan Ojek Saat Malam Hari
Sangat Sering Sering
Jarang Tidak Pernah
(54)
46
3. Pilihan Pengemudi Berdasar Jenis Kelamin
Gambar 3.4. Diagram Pertimbangan Jenis Kelamin dalam Memilih Ojek
Sebanyak 29% responden menjawab sangat penting dan 50% responden
menjawab penting dalam memilih jenis kelamin yang sama atau sesama wanita
sebagai pengemudi ojek. Sedangkan hanya 15% responden menjawab kurang
penting dan 6% responden menjawab tidak penting mempertimbangkan jenis
kelamin dalam memilih pengemudi ojek.
Beberapa alasan yang menjawab sangat penting dan penting untuk memilih
sesama wanita sebagai pengemudi ojek adalah untuk menjaga ikhtilat dengan
lawan jenis. Ini dimaksud agar sesuai dengan ajaran agama Islam yang melarang
berboncengan dengan lawan jenis yang bukan mahrom. Sedangkan yang
menjawab kurang penting beralasan tidak apa-apa pengemudinya adalah laki-laki
asal pengemudi tersebut tetap menjaga sopan santun. 29%
50% 15%
6%
Jenis Kelamin dalam Memilih
Pengemudi Ojek
Sangat Penting Penting Kurang Penting Tidak Penting
(55)
47
4. Faktor Daya Beli Uang
Gambar 3.5. Diagram Daya Beli Uang Konsumen
Sebanyak 9% responden mengatakan bahwa harga yang dipatok Ojek Syari
sangat mahal dan 35% responden mengatakan mahal. Sedangkan ada 50%
mahasiswa menjawab sedang dan 6% responden lainnya menjawab harga layanan
Ojek Syari tersebut murah.
Mereka yang menjawab mahal dan sangat mahal beberapa di antaranya
mengatakan bahwa harga tersebut tidak sesuai dengan kantong mahasiswa.
Namun yang menjawab sedang mengatakan harga tersebut masih terjangkau di
kantong mahasiswa. Ada juga yang membandingkan dengan harga pasaran
layanan transportasi ojek online yang hasilnya memang normalnya adalah sama
dengan harga tersebut.
9%
35% 50%
6%
Daya Beli Uang Konsumen
Sangat Mahal Mahal Sedang Murah
(56)
48
5. Persepsi terhadap Durasi Waktu Pelayanan
Gambar 3.6. Diagram Persepsi terhadap Durasi Waktu Pelayanan
Sebanyak 2% responden yang menjawab sebentar dan 30% responden
menjawab cukup untuk waktu 15-45 menit tersebut. Namun ada 59% responden
menjawab lama dan 9% responden menjawab sangat lama. Beberapa alasan
mereka adalah rentang waktu tersebut akan membuat terlambat beraktivitas
apalagi saat sedang terburu-buru.
6. Persepsi terhadap Layanan Mengobrol
Gambar 3.7. Diagram Persepsi terhadap Layanan Mengobrol
2%
30%
59% 9%
Persepsi terhadap Durasi Waktu
Konsumen
Sebentar Cukup
Lama Sangat Lama
23%
54% 20%
3%
Persepsi terhadap Layanan
Mengobrol
Sangat Senang Senang Biasa Saja Suka
(57)
49
Sebanyak 23% menjawab sangat senang dengan layanan mengobrol dengan
pengemudi dan 54% menjawab senang. Sedangkan 20% responden menjawab
kurang senang dan 3% responden menjawab tidak senang dengan layanan
tersebut.
Beberapa alasan mereka yang menjawab senang dan sangat senang di
antaranya adalah karena agar tidak bosan selama perjalanan. Ada yang
menambahkan bahwa jika bisa mengobrol ramah dengan pengemudinya, akan
mengurangi rasa takut dan menambah rasa aman selama perjalanan. Ini tidak akan
bisa dilakukan dengan pengemudi berjenis kelamin laki-laki.
7. Persepsi terhadap Cara Pemesanan
Gambar 3.8. Diagram Persepsi terhadap Cara Pemesanan
Sebanyak 24% responden menjawab sangat praktis dan 70% responden
menjawab praktis. Hanya 6% responden yang menjawab kurang praktis. Tidak
ada yang menjawab bahwa aplikasi Whatsapp dan layanan Andorid tersebut tidak
praktis.
24%
70% 6% 0%
Persepsi terhadap Cara
Pemesanan
Sangat Praktis Praktis Kurang Praktis Tidak Praktis
(1)
61
ditawarkan, cara pemesanan yang praktis, jam operasional yang tidak bermasalah, dan pengemudinya yang sesama wanita.
Hal yang mengganjal dan disikapi negatif oleh mahasiswa UIN Sunan Ampel adalah pada aspek harga dan waktu layanan. Ojek Syari tidak dianggap mutlak terjangkau karena separuh mahasiswa mengganggap harga yang ditawarkan mahal. Untuk waktu layanan sepanjang 15-45 menit juga dianggap terlalu lama. Namun, mayoritas dianggap positif oleh pasar mahasiswa UIN Sunan Ampel.
Maka kesimpulannya, peluang pasar Ojek Syari sangat terbuka di mahasiswa UIN Sunan Ampel dengan catatan mampu menghilangkan potensi sikap negatif yang ditimbulkan pasar terhadap Ojek Syari yaitu dengan menurunkan harga serta mempercepat waktu layanan. Peluang pasar akan produk transportasi ojek di mahasiswa UIN Sunan Ampel cukup terbuka.
(2)
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Telah dilakukan analisis mengenai perilaku konsumen mahasiswa UIN Sunan Ampel dan peluang pasar Ojek Syari di pasar tersebut. Adapun kesimpulan dari penelitian ini yaitu :
1. Perilaku konsumen mahasiswa UIN Sunan Ampel dalam memilih layanan transportasi yaitu memiliki kebutuhan layanan ojek, dipengaruhi faktor agama dalam memilih pengemudi, memiliki daya beli yang cenderung kurang kuat, mempersepsikan baik layanan serta cara pemesanan dari Ojek Syari, namun mempersepsikan lama terhadap durasi waktu pelayanan. 2. Peluang pasar Ojek Syari di UIN Sunan Ampel sangat terbuka. Terlihat
bahwa responden memberikan sikap positif terhadap struktur produk Ojek Syari dalam hal kebutuhan, jam operasional, pengemudi, dan cara pemesanan. Namun masih harus diperbaiki dalam hal harga dan durasi waktu pelayanan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis memberikan saran ke berbagai pihak. Adapun saran yang diberikan yaitu :
1. Kepada PT Ojek Syari Indonesia, karena ternyata peluang pasar yang cukup terbuka, maka disarankan untuk melakukan pemasaran kepada mahasiswa UIN Sunan Ampel. Pemasaran bisa dilakukan dengan menyebar brosur, memasang pamflet, membuka stan promosi, menjadi
(3)
63
sponsor acara yang diselenggarakan di UIN Sunan Ampel, dan banyak hal lagi untuk memperkenalkan Ojek Syari di mahasiswa.
2. Sikap terhadap harga dan waktu layanan adalah negatif. Maka hendaknya Ojek Syari bisa menurunkan harga serta mempercepat waktu layanannya agar mahasiswa UIN Sunan Ampel semakin memiliki sikap positif terhadap Ojek Syari.
3. Kepada mahasiswa dan civitas academica wanita UIN Sunan Ampel, hendaknya memilih Ojek Syari sebagai salah satu pilihan layanan ojek berbasis syariah untuk keselamatan dan keamanan para wanita yang lebih terjamin.
(4)
64
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo dan Sakti Adji Adisasmita. Manajemen Transportasi Darat. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
Asmahady. 2014. “Berboncengan Lawan Jenis yang Bukan Mahram”. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah.
Badan Pusat Statistik. “Penduduk Menurut Wilayah dan Agama Yang Dianut”, dalam sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321&wid=0, diakses pada 16 Mei 2016.
Chasanah, Nur. 2010. “Analisis Perilaku Konsumen Dalam Membeli Produk Susu Instan Di Pasar Modern”. Skripsi. Universitas Sebelas Maret.
CNN Indonesia. “Sopir Ojek Syar'i, dari Mantan SPG hingga Bos HRD”, dalam http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150810090806-185-71038/sopir-ojek-syari-dari-mantan-spg-hingga-bos-hrd/”, diakses pada 29 September 2016
Crabtree, Steve. “Religiosity Highest in World's Poorest Nations”, dalam http://gallup.com/poll/142727/religiosity-highest-world-poorest-nations, diakses pada 16 Mei 2016
Daft,Richard L. Manajemen. Jakarta: Erlangga, 2003.
David, Fred. R. Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat, 2005.
Engel, James F., Roger D. Blackwell, dan Paul W. Miniard. Perilaku Konsumen. Tangerang: Binarupa Aksara, 2002.
Fatullah, M. Fikri. 2008. “Analisis Peluang Pemasaran Online Produk Informasi Digital Tanaman Anggrek”. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Google Play. “GO-JEK – Aplikasi Android di Google Play”, dalam play.google.com/store/apps/details?id=com.gojek.app, diakses pada 29 April 2016.
Google Trends, “Comparation Between GO-JEK and Ojek Syari”, dalam
https://google.co.id/trends/, diakses pada 20 Mei 2016.
Kemenag RI. “Indonesia Mayoritas Islam Tapi Bukan Negara Islam”, dalam www.kemenag.go.id/berita/234333/menag-indonesia-mayoritas-islam-tapi-bukan-negara-islam, diakses pada 16 Mei 2016
Koentjaraningrat. Metode Metode Penelitian Masyarakat Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 1994.
(5)
65
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia, 2003.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1. Jakarta: Erlangga, 2008.
Mangkunegara, A.A. Prabu. Perilaku Konsumen. Bandung: Rafika Aditama, 2002.
Ojek Syari. “Halaman Utama Ojek Syari”, dalam www.ojeksyari.com, diakses pada 10 Januari 2017.
Putong, Iskandar. Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Penerbit Ghalia, 2003. Purba, Irmawani. 2013. “Analisis Perilaku Konsumen Dalam Memilih Produk
Tabungan Perbankan Di Kota Pematang Siantar”. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Prasetijo, Ristiyanti dan Ihalauw Jhon. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Andi, 2005.
Rektorat Bagian Akademik UIN Sunan Ampel. “Data Rekapitulasi Mahasiswa Aktif Studi UIN Sunan Ampel Periode 2016”. Diakses pada 3 Oktober 2016 Rohma, Fitriatur. 2013. “Analisis Perilaku Konsumen Dalam Memutuskan
Membeli Helm Merk KYT Pada Masyarakat Sumbersari Jember”. Skripsi. Universitas Jember.
Salim, Syahrum. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Citapustaka Media, 2010.
Sani, Zulfiar. Transportasi Sebuah Pengantar. Jakarta: UIPRESS, 2010.
Sari, Saranita Kencana. 2010. “Analisis Perilaku Konsumen yang Berbelanja Pada Pasar Tradisional : Studi Kasus pada Pasar Tradisional Soponyono Rungkut”. Skripsi. UPN Veteran Jatim.
Schiffman, L.G. & L.L. Kanuk. Perilaku Konsumen. New Jersey: Prentice Hall, 2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2009.
Sumarwan, Ujang. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.
Suryani, Tatik. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.
The Wall Street Journal. “In Indonesia, a Motorcycle Taxi Service Targets
Muslim Women”, dalam
(6)
66
Yuswohady. Marketing to the Middle Class Muslim. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013.
Zimmerer, Thomas W. Entrepreneurship And New Venture Formation. New Jersey: Prentice Hall Internasional Inc., 2008.