Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Constraints Penerapan Flexible Working dan Coping Individual dalam Pengelolaan Konflik Pekerjaan-Keluarga T2 912012039 BAB V

Bab 5
Kesimpulan dan Implikasi
5.1 Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi
faktor-faktor hambatan
working,

untuk

tidak diterapkannya flexible

mengetahui

tanggapan

karyawan

tentang tidak diterapkannya flexible working, dan
bagaimana intent to stay karyawan dalam organisasi,
yang diperhadapkan pada kebutuhan mereka secara
individu


maupun

menunjukkan

bahwa

organisasi.
organisasi

Hasil

penelitian

tidak

melakukan

intervensi dengan rancangan pekerjaan yang fleksibel
disebabkan oleh 4 faktor penghambat. Pertama, adanya

regulasi

yang

mengatur

mekanisme

kerja

suatu

organisasi seperti pekerjaan yang berbasis sistem dan
adanya aturan jam kerja. Kedua, type/nature of work
yaitu untuk menerapkan flexible working tergantung
pada kesesuaian jenis flexible work arrangements
terhadap type/nature of work dalam organisasi. Ketiga,
tidak adanya dukungan manajerial atau organisasi
sebab untuk menerapkan rancangan pekerjaan yang
fleksibel


membutuhkan

dukungan

dari

pihak

manajerial maupun organisasi dalam hal intervensi
work life policies. Keempat, dalam menerapkan flexible
working

perlu

mempertimbangkan
71

dampak


dan

konsekuensi secara holistik baik terhadap organisasi,
pekerja maupun terhadap konsumen.
Karena flexible working belum menjadi solusi di
tengah-tengah kondisi kerja dengan load dan pressure
pekerjaan yang tinggi, coping terhadap beban rumah
tangga merupakan mekanisme individual untuk dealing
dengan

pressure

pekerjaan.

Budaya

sosial

(social


cultural) di masyarakat Asia yang berorientasi keluarga
(oriented family) memungkinkan untuk adanya coping
terhadap beban rumah tangga. Adanya keluarga inti,
extended

family

membantu

dan

karyawan

lingkungan
menetralisir

sosial

pekerjaan


stres

kerjanya.

Flexible working menjadi solusi ditempat-tempat yang
tidak memungkinkan untuk coping mechanism dan
intervensi ini dapat diterapkan jika adanya kelonggaran
terhadap faktor-faktor hambatan dan adanya pelakupelaku

organisasi

perubahan

dan

yang

adaptif

perkembangan


dengan

realitas

kebutuhan

pekerja

dalam organisasi.
Keinginan karyawan untuk berpindah pekerjaan
terjadi

ketika

tingginya

load

pekerjaan


yang

memberikan implikasi pada stres kerja, kelelahan fisik
maupun

mental,

dan

adanya

konflik

pekerjaan-

keluarga. Stres kerja yang terus menerus meningkat
berdampak pada under-performance karyawan terhadap
pekerjaannya


dan

berkeputusan

untuk

berpotensi
stay
72

atau

bagi
leave

karyawan
terhadap

pekerjaannya. Signaling penerapan intervensi flexible
working dapat dilakukan untuk membantu karyawan

memenuhi work life balance-nya, mengurangi stres
kerja dan meningkatkkan komitmen karyawan untuk
tetap bekerja dalam organisasi.

5.2 Implikasi
5.2.1 Implikasi Teoritis
Penelitian ini menyumbang beberapa hal secara
teoritis

yaitu

dibangunnya

model

penelitian

yang

menjelaskan fenomena pressure pekerjaan dan workfamily conflict. Berdasarkan model yang dihasilkan

penelitian ini, maka dapat dilakukan pengujian dalam
agenda

penelitian

menggambarkan
conflict

dapat

lanjutan.

bagaimana

Model

penelitian

fenomena

berimplikasi

ini

work-family

terhadap

kinerja

(performance) individu disebabkan oleh stres kerja dan
kelelahan baik secara fisik maupun mental. Penelitian
berikutnya dapat dilakukan dengan menguji apakah
terdapat pengaruh work-family conflict terhadap kinerja
individu.

Model

penelitian

ini

juga

menunjukkan

flexible working seharusnya menjadi solusi organisasi
yang akan mengurangi beban kerja. Penelitian empiris
dapat dilakukan dengan menguji apakah jika flexible
working diadopsi maka beban kerja berkurang, stres

73

kerja akan menurun dan kinerja karyawan akan
meningkat.
Penelitian
sebuah

ini

strategi

secara

khusus

menghadapi

memunculkan

tingginya

pressure

pekerjaan dan konflik pekerjaan-keluarga yaitu coping
mechanism individual pekerja. Penelitian lanjutan dapat
dilakukan untuk mengeksplore lebih jauh pengalamanpengalaman para pekerja yang ada dalam pressure
pekerjaan dalam kondisi serupa tentang kemungkinan
adanya bentuk-bentuk coping yang lain. Penelitian ini
juga telah mengidentifikasi faktor-faktor penghambat
tidak diterapkannya flexible working. Namun, seperti
yang

diketahui

mengadopsi

bahwa

flexible

ada

working

organisasi
yang

lain

telah

kemungkinan

organisasi-organisasi tersebut berada dalam konteks
yang kurang lebih sama (Indonesia) sehingga penelitian
lanjutan
bagaimana

dapat

dilakukan

dengan

organisasi-organisasi

mengeskplore
yang

telah

mengadopsi flexible working menyiasati faktor-faktor
hambatan tersebut.
Penelitian ini dilakukan terhadap karyawan pada
organisasi yang tidak menerapkan flexible working di
kota Salatiga yang memiliki konteks sosial pendukung.
Penelitian lanjutan dapat dilakukan pada organisasi di
kota besar yang cenderung tidak memiliki konteks
sosial pendukung untuk coping beban rumah tangga.
74

Penelitian

lanjutan

juga

dapat

dilakukan

untuk

mengetahui bagaimana sikap dan perasaan pekerja
dalam menghadapi tingginya load pekerjaan dan stres
kerja tanpa diadopsi flexible working, seberapa jauh
mereka untuk tetap cope dengan kondisi kerja yang
stressful, apakah tetap bekerja atau kemungkinan
meninggalkan pekerjaan mereka.
5.2.1 Implikasi Terapan
Peneliti menilai bahwa tidak diadopsinya program
seperti flexible working disaat pekerja terbeban dengan
sangat tinggi adalah bentuk kurang sensitifitasnya
organisasi terhadap kondisi para pekerja. Kondisi kerja
yang demikian, organisasi bisa melakukan bentukbentuk survey karyawan yaitu dengan sistem saran
seperti adanya kotak saran (suggestion box) untuk
memahami pandangan, sikap dan perasaan mereka
terhadap pekerjaan. Hal seperti itu semakin dilakukan
oleh perusahan-perusahan yang maju dalam mengelola
sumber daya manusia. Kasus dari kedua organisasi ini
mestinya mendorong praktisi sumber daya manusia
dalam organisasi untuk mulai lebih sensitif.

75

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Constraints Penerapan Flexible Working dan Coping Individual dalam Pengelolaan Konflik Pekerjaan-Keluarga T2 912012039 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Constraints Penerapan Flexible Working dan Coping Individual dalam Pengelolaan Konflik Pekerjaan-Keluarga T2 912012039 BAB II

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Constraints Penerapan Flexible Working dan Coping Individual dalam Pengelolaan Konflik Pekerjaan-Keluarga T2 912012039 BAB IV

0 0 46

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Constraints Penerapan Flexible Working dan Coping Individual dalam Pengelolaan Konflik Pekerjaan-Keluarga

0 1 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Constraints Penerapan Flexible Working dan Coping Individual dalam Pengelolaan Konflik Pekerjaan-Keluarga

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Membangun Usaha Pasca Konflik T2 092010007 BAB V

0 2 57

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Christian Entrepreneurship T2 912010027 BAB V

0 0 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kedudukan Perempuan dalam Keluarga di Masyarakat Nias T2 752016014 BAB V

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konflik Ambon Dalam Perspektif Teori Identitas Sosial T2 752013009 BAB V

0 0 5

T2__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Media Sosial sebagai Ruang Publik Komunitas MudaMudi dalam Ancaman Konflik Ambon Akibat Segregasi T2 BAB V

0 5 20