Korelasi penggunaan metode Mind Mapping dalam pembelajaran dengan hasil belajar PAI Siswa di SMPN 3 Krian Tahun Pelajaran 2016/2017.
KORELASI PENGGUNAAN METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR PAI SISWA DI SMPN 3
KRIAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Oleh :
ANGGI DHANI PRAHESTI
NIM. D31213060
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(2)
KORELASI PENGGUNAAN METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR PAI SISWA DI SMPN 3
KRIAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh :
ANGGI DHANI PRAHESTI
NIM. D31213060
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
vii
ABSTRAK
Judul : Korelasi Penggunaan Metode Mind Mapping dalam
Pembelajaran dengan Hasil Belajar PAI Siswa di SMPN 3 Krian Tahun Pelajaran 2016/2017
Penulis : Anggi Dhani Prahesti
NIM : D31213060
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi penggunaan metode mind mapping dalam pembelajaran dengan Hasil Belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian Tahun Pelajaran 2016/2017.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif explanatif dan kuantatif korelasional. Kemudian penggunaan metode mind mapping sebagai variabel bebas (Independent) dan hasil belajar PAI siswa sebagai variabel terikat (dependent). Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMPN 3 Krian yang berjumlah 29 siswa yang diambil dengan menggunakan teknik probability sampling .
Adapun teknik yang dipakai dalam pengumpulan data adalah menggunakan dokumentasi, angket, dan tes. Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis product moment. Hasil dari penghitungan menggunakan product moment kasar menunjukkan bahwa nilai hitung sebesar 0,488 dengan taraf kepercayaan 0,05 (5%), maka dapat diperoleh harga r tabel sebesar 0,367. Ternyata harga r hitung lebih besar dari pada r tabel (0,488 > 0,367). Dengan demikian dikatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat korelasi penggunaan metode mind mapping dengan hasil belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian. Berdasarkan harga koefesien korelasi sebesar 0,488, dimana harga korelasinya bersifat positif, artinya semakin tinggi penggunaan metode mind mapping maka akan dibarengi dengan semakin tinggi pula hasil belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian.
(8)
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .. ...i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ...ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...iii
MOTO ...iv
HALAMAM PERSEMBAHAN ...v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...vi
ABSTRAK.. ...vii
KATA PENGANTAR ...viii
DAFTAR ISI.. ...x
DAFTAR TABEL.. ...xiii
DAFTAR GAMBAR.. ...xvi
DAFTAR LAMPIRAN.. ...xvii
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1
B. Rumusan Masalah.. ...9
C. Tujuan Penelitian.. ...9
D. Kegunaan Penelitian...10
E. Penelitian Terdahulu.. ...11
F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian.. ...12
G. Definisi Istilah atau Definisi Operasional.. ...12
H. Sistematika Pembahasan.. ...16
BAB II: LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Metode Mind Mapping ...17
1. Pengertian Metode Mind Mapping.. ...17
2. Langkah-langkah Membuat Mind Mapping.. ...19
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Mind Mapping.. ...19
(9)
xi
5. Implementasi Mind Mapping ...21
B. Tinjauan Tentang Pendidikan Agama Islam .. ...21
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam.. ...21
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam.. ...24
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ...26
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ...28
C. Tinjauan Tentang Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam.. ...28
1. Pengertian Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam.. ...28
2. Jenis-jenis Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam.. ...31
3. Implementasi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam.. ...34
D. Metode yang Biasa Digunakan Guru dalam Mengajar.. ...34
1. Pengertian Metode Ceramah dan Tanya Jawab ...34
E. Korelasi Penggunaan Metode Mind Mapping dalam Pembelajaran dengan Hasil Belajar PAI Siswa.. ...35
F. Hipotesis Penelitian ...37
BAB III: METODE PENELITIAN A.Jenis dan Rancangan Penelitian.. ...38
1. Jenis Penelitian ...38
2. Rancangan Penelitian ...40
B.Variabel, Indikator dan Instrumen Penelitian.. ...41
1. Variabel Penelitian.. ...41
2. Indikator Penelitian.. ...42
3. Instrumen Penelitian.. ...43
C.Populasi dan Sampel.. ...48
1. Populasi.. ...48
2. Teknik Sampling dan Sampel.. ...48
D.Teknik Pengumpulan Data.. ...49
1. Dokumentasi ...49
2. Angket ...50
3. Tes ...50
E. Teknik Analisis Data.. ...51
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data.. ...56
1. Sejarah Berdirinya SMPN 3 Krian.. ...56
(10)
3. Struktur Kepengurusan Sekolah SMPN 3 Krian. ...58 4. Jumlah Guru, Karyawan, dan Siswa di SMPN 3 Krian.. ...58 5. Sarana dan Prasarana yang dimiliki di SMPN 3 Krian.. ...59 B. Penyajian Data
1. Data tentang penerapan metode mind mapping .. ...60 2. Data tentang hasil belajar PAI siswa.. ...68 C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis Data.. ...77
a. Analisis tentang penerapan metode mind mapping dalam
pembelajaran ...77 b. Analisis tentang hasil belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian ...82 2. Pengujian Hipotesis.. ...96 BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan.. ...101 B. Saran.. ...102 DAFTAR PUSTAKA. ...103 LAMPIRAN
(11)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu jenis pendidikan yang masuk pada kurikulum pendidikan nasional adalah pendidikan agama islam. Pendidikan agama islam adalah merupakan pendidikan wahyu yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw,untuk menyempurnakan akhlak manusia. Hal ini
berdasarkan Hadist Nabi: “sesungguhnya aku di utus untuk
menyempurnakan akhlak” (hadist riwayat Ahmad)”1
Pendidikan adalah usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Pendidikan haruslah berpusat pada kepentingan peserta didik. Pembelajaran merupakan proses aktif peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya. Peserta didik dilibatkan kedalam pengalaman melibatkan pikiran, emosi, terjalin dalam kegiatan yang menyenangkan dan menantang serta mendorong prakarsa
siswa.2 Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan
memudahkan penyerapan suatu materi pelajaran dibutuhkan sebuah media pembelajaran yang interaktif. Media pembelajaran merupakan segala
1
Mohammad Daud Ali,Pendidikan Agama Islam,(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2002),348
2
(12)
2
bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar secara cepat, tepat, mudah, benar dan tidak terjadinya verbalisme.3
Setiap manusia dilahirkan memiliki potensi yang berbeda-beda. Keberadaan tersebut dijadikan dasar atau tolak ukur dimana manusia hidup bermasyarakat, berinteraksi, berkomunikasi, dan bersosialisasi antara manusia satu dengan manusia lainnya.
Potensi yang terdapat pada diri seseorang mendorong suatu semangat yang bisa dijadikan sebagai kekuatan diri untuk terus menghadapi tantangan hidup, lebih cepat menciptakan solusi permasalahan hidup, lebih percaya diri, dan welcome terhadap kehidupan. Sikap kreatif, berfikir kreatif bisa mengukur seberapa besar dan arah potensi apa yang sebenarnya dimiliki seseorang.
Dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik diperlukan adannya proses belajar. Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman. Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan. Setelah lahir teori kognitivisme, devinisi
3
Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), 59.
(13)
3
pengetahuan mengalami perubahan. Didalam pengalamannya manusia selalu menghadapi sejumlah fenomena atau fakta alami tertentu, maka pengetahuan pada hakekatnya juga terbangun dari sekumpulan fakta-fakta.
Sahilun A. Nasir mangatakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha yang sistematis dan pragmatis dalam membimbing anak didik yang beragama Islam dengan cara sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran Islam itu benar-benar dapat menjiwai, menjadi bagian yang integral dalam dirinya.4
Pendidikan Agama Islam sangat berpengaruh terhadap akhlak siswa dalam kehidupan di masyarakat, karena setelah lulus dari lembaga pendidikan, siswa akan kembali ke masyarakat. Dengan adanya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sangat membantu siswa dalam berinteraksi baik kepada Allah maupun dengan manusia serta makhluk ciptaan Allah SWT.
Materi yang terdapat pada mata pelajaran PAI sangat beragam dan tidak semua meteri dapat diterangkan dengan cara berceramah dengan waktu yang singkat dua jam pelajaran perminggu. Dalam proses belajar mengajar, penggunaan metode pengajaran yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran. Semua metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru mempunyai kelebihan dan
4
Aat Syafaat, dkk, Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan Remaja(Juvenile Delinquency), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), 15.
(14)
4
kekurangan. Metode pembelajaran yang sering diterapkan oleh guru PAI cenderung hanya mengaktifkan salah satu sisi otak siswa saja. Pada hakekatnya otak manusia terbagi menjadi dua, yaitu otak kanan dan otak kiri. Idealnya guru mampu mengaktifkan seluruh belahan otak siswa.
Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Dimana pembelajaran itu sendiri adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.5
Penulis ingin meneliti korelasi penggunaan metode Mind Mapping karena beberapa faktor, antara lain hasil belajar Pendidikan Agama Islam kurang memuaskan. Oleh karena itu dengan menggunakan metode Mind
Mapping diharapkan hasil belajar siswa meningkat. Nilai menjadi menjadi
ukuran guru apakah siswa sudah paham dengan materi yang diajarkan atau belum paham sama sekali. Faktor lain yaitu pencapaian hasil belajar belum
5
Abuddin Nata, Prespektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,2009), 85.
(15)
5
sesuai dengan target KKM yang diharapkan, KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimal merupakan batas nilai yang harus dicapai siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Pendidikan agama adalah salah satu dari tiga mata pelajaran wajib yang diberikan pada setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan (Pendidikan Pancasila, pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan) (UU Nomor 2 Tahun 1989 Pasal 39 ayat (2)). Dalam pasal penjelasan diterangkan pula bahwa pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional, dan merupakan salah satu hak peserta didik dan mendapat pendidikan agama.6
Pelajaran PAI menjadi mata pelajaran inti/pokok bagi siswa di sekolah. PAI merupakan mata pelajaran pokok yang harus dipelajari oleh setiap siswa. Pada umumnya guru menggunakan metode konvensional, kurang mengaktifkan siswa dalam pembelajaran PAI. Masih banyak guru menggunakan metode konvensional atau cara sederhana seperti ceramah. Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran, yang dilakukan oleh guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung di hadapan
6
(16)
6
peserta didik, metode ini tidak menghabiskan banyak biaya dan mudah dilakukan, memungkinkan banyaknya materi yang disampaikan. Adapun kekurangan metode ceramah cenderung membuat siswa kurang aktif, kreatif, dan materi yang disampaikan hanya mengandalkan ingatan guru.7 Peningkatan hasil belajar itu perlu dilakukan yaitu salah satunya menggunakan metode yang bisa dikembangkan oleh guru, dan sangat efektif.
Permasalahan seperti diatas banyak dialami oleh sekolah pada umumnya, begitu juga di SMPN 3 Krian. SMPN ini termasuk SMPN yang cukup diminati di Kecamatan Krian, karena mutu pendidikan di SMPN ini baik, akan tetapi berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti di SMPN ini, proses pembelajaran PAI di SMPN ini cenderung kurang bervariatif karena dalam mengajar guru sangat sering menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah, sehingga guru belum dapat mendekatkan siswa dengan pengalaman belajarnya dan siswa masih kurang dalam hal kemampuan berpikir kritis, kreatif, mengkonstruksi pengetahuannya, serta cenderung pasif. Peran guru didalam kelas masih sangat dominan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sangat terbatas, sehingga pembelajaran masih bersifat satu
7
Abuddin Nata, Prespektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), 181-182.
(17)
7
arah. Hal ini berdampak pada hasil belajar PAI siswa yang kurang memuaskan.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan . Yang dimaksud mutu pendidikan disini adalah proses pembelajaran. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan terhambatnya penyediaan sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.8
Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan suatu strategi pembelajaran yang tepat, menarik dan harus efektif sehingga siswa dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dapat menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran aktif. Belajar aktif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran dan memungkinkan peserta didik bekerja sama untuk memaksimalkan belajar mereka dalam kelompok. Selama belajar aktif, siswa akan memiliki keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam
kelompoknya, seperti keterampilan menggambar, keterampilan
memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, berdiskusi dan lain sebagainya.
8
(18)
8
Terkait dengan berbagai macam-macam metode pembelajaran aktif yang ada. Penulis ingin menggunakan metode Mind Mapping ( peta pikiran). Metode Mind Mapping adalah metode yang digunakan oleh guru untuk menjelaskan materi pembelajaran, siswa dilibatkan dalam proses belajar aktif yaitu membaca, memahami, menggambar dan menuanggakan materi kedalam kertas dengan pensil warna agar lebih menarik.
Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.9
Dalam hal ini untuk mengukur hasil belajar peserta didik terhadap materi pendidikan agama islam, guru dapat menilai melalui penilaian tertulis berupa pertanyaan-pertanyaan dalam kertas bola salju, sedangkan untuk menilai sikap dalam proses pembelajaran guru dapat menggunakan penilannya unjuk kerja dan untuk menilai hasil karya peserta didik guru menggunakan portofolio.
Menyikapi hal tersebut di atas, maka peneliti bermaksud
mengadakan penelitian dengan judul “Korelasi Penggunan Metode Mind
Mapping dalam Pembelajaran Dengan Hasil Belajar PAI Siswa di
SMPN 3 Krian Tahun Pelajaran 2016/2017”. Karena saat ini di SMPN
9
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), 5.
(19)
9
3 Krian masih menggunakan metode konvensional, metode yang digunakan belum bervariasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan metode Mind Mapping dalam pembelajaran
PAI di SMPN 3 Krian ?
2. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMPN 3 Krian ?
3. Bagaimana korelasi penggunaan metode Mind Mapping dalam
pembelajaran dengan hasil belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian tahun pelajaran 2016/2017 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini:
a. Menggambarkan penerapan metode Mind Mapping dalam
pembelajaran PAI di SMPN 3 Krian.
b. Menganalisis hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMPN 3
Krian.
c. Menguji hipotesis korelasi penggunaan metode Mind Mapping dalam
pembelajaran dengan hasil belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian tahun pelajaran 2016/2017.
(20)
10
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dalam pengembangan teori pendidikan maupun bagi penyelenggaraan pengajaran di SMPN 3 Krian. Secara rincian dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu dasar penyusunan teori tentang usaha guru dalam menggunakan gaya mengajar yang sesuai dengan metode Mind Mapping.
2) Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Guru
Temuan ini dapat dipakai oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran PAI dengan menggunakan metode
Mind Mapping guna meningkatkan hasil belajar siswa, agar
semakin beragam metode pembelajaran yang akan digunakan oleh guru.
b. Siswa
Metode Mind Mapping ini diharapkan dapat membantu siswa dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PAI.
(21)
11
c. Peneliti
Dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman yang banyak terkait metode pembelajaran dan dapat menerapkannya dalam masa mendatang sebagai upaya untuk mengajak siswa aktif dalam kelas.
d. Umum
Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para peneliti untuk penelitian yang lebih lanjut.
E. Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian sebelumnya, yaitu sebuah Tesis yang berjudul
“Implementasi Metode Mind Mapping dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) di SMPN 1 Kwanyar Bangkalan”. Tesis ini
merupakan karya dari Siti Khotijah Anwar dan dibuat pada tahun 2011. Adapun masalah yang diteliti yaitu tentang implementasi metode yang digunakan sebagai upaya peningkatan pemahaman siswa dalam materi pelajaran PAI. Penelitian Tesis ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data dari skripsi ini terdiri dari sumber kepustakaan dan sumber lapangan. Dalam memperoleh data, penulis menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi.
(22)
12
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi metode
mind mapping dalam pembelajaran PAI di SMPN 1 Kwanyar Bangkalan
cukup baik
F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Agar pembahasan lebih terfokus pada masalah, maka perlu diberi arahan yang jelas terhadap masalah yang hendak dibahas dalam penelitian ini yaitu:
1. Penelitian ini membicarakan tentang korelasi penggunaan metode
Mind Mapping dalam pembelajaran dengan hasil belajar.
2. Penelitian ini membatasi pada mata pelajaran PAI
3. Siswa yang dimaksud adalah sebagian siswa yang ada di SMPN 3
Krian.
4. Kesimpulan hasil penelitian ini hanya berlaku di SMPN 3 Krian, jika diterapakan di sekolah lain memungkinkan tidak memiliki kesamaan yang sesuai dengan penelitian ini.
G. Definisi Operasional
Skripsi ini berjudul “ Korelasi Penggunaan Metode Mind Mapping dalam Pembelajaran dengan Hasil Belajar PAI Siswa di SMPN 3 Krian
(23)
13
Judul skripsi diatas, secara umum menggambarkan tentang korelasi penggunaan metode Mind Mapping dalam pembelajaran dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI.
Perlu adanya penjelasan judul skripsi ini, agar pengertian judul skripsi ini tidak menimbulkan pemahaman yang berbeda dan supaya lebih jelas, penegasannya sebagai berikut:
1. Metode
Metode merupakan salah satu strategi atau cara yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar yang bertujuan yang hendak dicapai, semakin tepat metode yang digunakan oleh seorang guru maka pembelajaran akan semakin baik. Metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Mind Mapping
Mind Mapping adalah suatu teknik pemanfaatan seluruh otak
dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan. Otak sering mengingatkan kembali dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk, dan perasaan.10 Mind Mapping (peta pikiran) adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi.11
10
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, ( Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), 105.
11
Bobbi DePorter, dkk., Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, (Bandung: Kaifa, 2014), 225.
(24)
14
Mind Mapping mampu memacu otak siswa untuk mengeksplorasi
kemampuan berpikir mereka. Menurut Sutanto Windura, Mind Mapping adalah metode grafis yang berfungsi sebagai pengeksplorasi seluruh kemampuan otak untuk keperluan berpikir dan belajar.12
3. Pembelajaran
Kata Pembelajaran adalah terjemahan dari kata “instruction” yang berarti instruksi. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi
kognitif-wholistik yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan.
Selain itu, istilah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media, gambar, audio, dan lain sebagainya, sehingga semua itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar-mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai fasilitator dalam belajar-mengajar.13
4. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses
12
Sutanto Windura, Mind Map Langkah Demi Langkah, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008), 16.
13
Dr. Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), 79.
(25)
15
belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.14
5. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik dalam menyakini, memahami, menghayati, dan
mengamalkan agama islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.15
Jadi korelasi penggunaan metode mind mapping dalam
pembelajaran terhadap hasil belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian adalah hubungan menggunakan strategi atau cara mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi, dengan teknik pemanfaatan seluruh otak yang menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya dalam kegiatan belajar mengajar terhadap hasil tujuan akhir pembelajaran PAI di SMPN 3 Krian.
14
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), 3. 15
(26)
16
H. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan yang terdapat dalam laporan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bab Pertama Pendahuluan yang mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penelitian terdahulu , ruang lingkup dan keterbatasan, definisi operasional, dan sistematika pembahasan.
Bab Kedua Landasan teori yang menguraikan kajian tentang metode mind mapping, tinjauan tentang mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam), tinjauan tentang hasil belajar PAI (Pendidikan Agama Islam), metode yang biasa digunakan guru dalam mengajar, korelasi penggunaan metode mind mapping dalam pembelajaran dengan hasil belajar PAI, dan hipotesis penelitian.
Bab Ketiga Metode Penelitian yang menjabarkan jenis dan rancangan penelitian, variabel, indikator, dan instrumen penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.
Bab Keempat memaparkan hasil penelitian dan pembahasan dari keseluruhan bab, yang menyajikan: Deskripsi data, Analisis data dan pengujian hipotesis.
(27)
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Metode Mind Mapping
1. Pengertian Metode Mind Mapping
Metode mencatat yang baik harus membantu kita
mengingatkan perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu mengorganisasi materi, dan memberikan wawasan baru. Mind Mapping memungkinkan terjadinya semua hal itu. Metode Mind Mapping dikembangkan oleh Dr. Tony Buzan di awal tahun 1970. MindMapping adalah metode mencatan kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi. Mind Mapping yang baik adalah yang menggunakan warna warni dan menggunakan banyak gambar dan simbol, biasannya tampak seperti karya seni.16
Mind Mapping adalah suatu teknik pemanfaatan seluruh otak
dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan. Otak sering mengingatkan kembali dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk, dan perasaan.17 Mind Mapping
16
Bobbi DePorter, dkk., Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, (Bandung: Kaifa, 2014), 225.
17
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, ( Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), 105.
(28)
18
(Peta Pikiran) adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi.18
Mind Mapping mampu memacu otak siswa untuk
mengeksplorasi kemampuan berpikir mereka. Menurut Sutanto Windura, Mind Mapping adalah metode grafis yang berfungsi sebagai pengeksplorasi seluruh kemampuan otak untuk keperluan berpikir dan belajar.19 Mind Mapping menggunakan ingatan visual siswa dan sensorik ke dalam suatu pola yang saling berkaitan. Berikut ini adalah contoh Mind Mapping :
Gambar.2.1 Contoh Mind Mapping
18
Bobbi DePorter, dkk., Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, (Bandung: Kaifa, 2014), 225.
19
Sutanto Windura, Mind Map Langkah Demi Langkah, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008), 16.
(29)
19
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, peneliti menyatakan bahwa Mind Mapping adalah metode atau cara membelajarkan tema belajar kepada siswa melalui cara mencatat yang mudah dan menyenangkan dengan memanfaatkan keseluruhan kemampuan otak siswa melalui perpaduan warna, garis, gambar, kata kunci untuk memudahkan siswa mengkonstruksi hal-hal yang telah dipelajari.
Pembelajaran yang menerapkan Mind Mapping akan
menyeimbangkan kerja otak kanan dan kiri siswa.
2. Langkah-langkah Membuat Mind Mapping
a. Siswa menempatkan gagasan utama yang berkaitan dengan tema utama yang sudah dijelaskan oleh guru.
b. Siswa membuat peta pikiran sederhana untuk siswa dengan menggunakan warna, gambar, atau simbol.
c. Siswa menyediakan kertas, spidol dan meteri dari sumber lain yang menurut anda akan membantu siswa menciptakan peta pikiran yang semarak dan cerah.
d. Sediakan waktu yang cukup bagi siswa untuk menyusun peta pikiran mereka.
e. Guru memerintahkan kepada siswa setelah selesai membuat Mind
Mapping berpresentasi didepan kelas.
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Mind Mapping
(30)
20
a. Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran.
b. Siswa lebih aktif dengan metode Mind Mapping dari pada ceramah.
c. Memudahkan guru dalam menjelaskan materi pelajaran.
Adapun kelemahannya yaitu :
a. Guru tidak menjelaskan materi secara lengkap. b. Siswa saling mengandalkan satu sama lain.
4. Tujuan Pokok Mind Mapping
a. Mengembangkan kemampuan menggambarkan
kesimpulan-kesimpulan yang masuk akal.
b. Mengembangkan kemampuan mensinstesis dan mengintegrasikan
informasi atau ide menjadi satu.
c. Mengembangkan kemampuan berfikir secara heliostik untuk
melihat keseluruhan dan bagian-bagian.
d. Mengembangkan kecakapan, strategi, dan kebiasaab belajar. e. Belajar konsep-konsep dan teori mata pelajaran.
f. Belajar memahami perspektif dan nilai tentang mata pelajaran.
g. Mengembangkan satu keterbukaan terhadap ide baru.
h. Mengembangkan kapasitas untuk memikirkan kemandirian.20
20
Hisyam Zaini, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif Di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: CTSD, 2002), 170.
(31)
21
5. Implementasi Metode Mind Mapping
Adapun tahapan dalam pelaksanaan metode mind mapping
adalah :
a. Mempelajari konsep suatu materi pelajaran
b. Menentukan ide-ide pokok
c. Membuat peta pikiran
d. Mempresentasikan didepan kelas
Pada pelaksanaan metode mind mapping siswa dapat mengembangkan kemampuan belajar mandiri, siswa memiliki
kemampuan untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri.
Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri.
B. Tinjauan Tentang Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama adalah salah satu dari tiga mata pelajaran wajib yang diberikan pada setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan
(Pendidikan Pancasila, pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan) (UU Nomor 2 Tahun 1989 Pasal 39 ayat (2)). Dalam pasal penjelasan diterangkan pula bahwa pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap
(32)
22
Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional, dan merupakan salah satu hak peserta didik dan mendapat pendidikan agama.21
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui bimbingan, pengarahan atau latihan dengan memerhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan kesatuan nasional.22
Sahilun A. Nasir mangatakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha yang sistematis dan pragmatis dalam membimbing anak didik yang beragama Islam dengan cara sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran Islam itu benar-benar dapat menjiwai, menjadi bagian yang integral dalam dirinya.23
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
21 Haidar Putra Daulay,Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2004),h. 37. 22
Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), 19.
23
Aat Syafaat, dkk, Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan Remaja(Juvenile Delinquency), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), 15.
(33)
23
menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al- Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.24
Menurut Zakiyah Daradjat, pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami kandungan ajaran Islam secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
Dari pengertian tersebut dapat ditentukan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran PAI yaitu:
a. PAI sebagai usaha sadar yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
b. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan.
c. Kegiatan pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan
keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman ajaran agama Islam dari peserta didik.
24
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam, (Bandung : PT.RemajaRosdakarya, 2012),11
(34)
24
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan merupakan kegiatan yang paling penting dalam suatu kegiatan. Tujuan itulah yang menentukan kegiatan dan apa yang hendak dicapai dalam suatau kegiatan tersebut. Suatu kegiatan akan berakhir bila tujuan telah tecapai.
Tujuan Pendidikan Agama Islam bukanlah semata-mata untuk memenuhi kebutuhan intelektual saja, melainkan segi penghayatan juga pengalaman serta pengaplikasiannya dalam kehidupan dan sekaligus menjadi pegangan hidup.
Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi anusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Secara terperinci, tujuan Pendidikan Agama Islam dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Memahami ajaran agama
Memahami ajaran agama Islam yang bersumber dari
(35)
25
untuk keperluan Negara, masyarakat dan pribadi. Ajaran ini dinyatakan dalam Qs. At- Taubah (9) ayat 122:
ٌةَفِئاَط ْمُهْ نِم ٍةَقْرِف ِّلُك ْنِم َرَفَ ن اْوَلَ ف ًةفاَك اوُرِفْنَ يِل َنوُنِمْؤُمْلا َناَك اَمَو
َنوُرَذََْ ْمُهلَعَل ْمِهْيَلِإ اوُعَجَر اَذِإ ْمُهَمْوَ ق اوُرِذْنُ يِلَو ِنيِّدلا ِِ اوُهقَفَ تَ يِل
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke
medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya.”25
b. Keluhuran budi pekerti
Nabi Muhammad Saw telah menunjukkan praktek-praktek budi pekerti dan amal perbuatan serta ucapan-ucapan sehingga menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia di dunia.
c. Kebahagiaan di dunia dan di akhirat
Mengarahkan pendidikan anak untuk mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat dengan melaksanakan ajaran Agama Islam seutuhnya.
d. Persiapan untuk bekerja
Agama Islam memerintahkan kepada semua pemeluknya agar giat bekerja dan jangan mengharapkan hujan dari langit. Kebahagiaan hidup ditentukan oleh amal perbuatan seseorang,
25
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya: Pustaka Assalam,2010), 277.
(36)
26
apabila mengerjakan perbuatan yang baik (amal shaleh) maka ia akan memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya. Firman Allah SWT dalam Qs. Al- An’am (6) ayat 132:
ٍّلُكِلَو
َنوُلَمْعَ ي امَع ٍلِفاَغِب َكبَر اَمَو اوُلِمَع ا ِِ ٌتاَجَرَد
“Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat
(seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. dan Tuhanmu tidak
lengah dari apa yang mereka kerjakan.”26
Pada intinya Pendidikan Agama Islam mempunyai tujuan yang berintikan tiga aspek, yakni aspek iman, ilmu dan amal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Pendidikan Agama Islam adalah menanamkan rasa keragaman pada diri peserta didik serta meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT sehingga di dalam perilaku kesehariannya selalu mengharap ridha Allah SWT dan menjadikan ajaran agama Islam sebagai pedoman hidup dan amal perbuatannya, baik dalam hubungan dengan Allah SWT maupun dalam hubungannya dengan sesama manusia.
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Agama merupakan masalah yang abstrak, tetapi
dampak/pengaruhnya akan tampak dalam kehidupan yang konkret.
26
(37)
27
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah Swt. yang ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuh kembangkan lebih lanjut diri anak.
b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan, kelemahan-kelemahan siswa dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam kahidupan sehari-hari.
e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau bahaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
f. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara
(38)
28
g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang
memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya dan bagi orang lain.
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam di SMP
Ruang lingkup pendidikan agama Islam di SMP meliputi keserasian dalam keseimbangan antara:
a. Hubungan manusia dengan Allah
b. Hubungan manusia dengan sesama manusia
c. Hubungan manusia dengan alam dan lingkungan
Adapun ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan agama Islam di SMP terfokus pada aspek:
a. Keimanan
b. Al-Quran dan Hadist
c. Akhlak
d. Fiqih/ Ibadah
e. Tarikh dan Kebudayaan Islam
C. Tinjauan Tentang Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan
(39)
29
melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.27
Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduanya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil, bisa melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar. Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah menerima perlakuan dari pengajar (guru), seperti yang dikemukakan oleh Sudjana.
Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar :
a. Keterampilan dan kebiasaan
27
(40)
30
b. Pengetahuan dan pengarahan
c. Sikap dan cita-cita.28
Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Pendidikan dan pengajaran dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa merupakan akibat dari proses belajar mengajar yang dialaminya yaitu proses yang ditempuhnya melalui program dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses pengajarannya. Berdasarkan hasil belajar siswa dapat diketahui kemampuan dan perkembangan sekaligus tingkat keberhasilan pendidikan.
Rumusan tujuan PAI ini mengandung pengertian bahwa proses pendidikan agama Islam yang dilalui dan dialami oleh siswa di sekolah dimulai dari tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam, untuk selanjutnya menuju ke tahapan afeksi, yakni terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama ke dalam diri siswa, dalam arti menghayati dan meyakininya. Tahapan afeksi ini terkait erat dengan kognisi, karena penghayatan dan keyakinan siswa akan menjadi kokoh jika dilandasi oleh pengetahuan dan pemahamannya terhadap ajaran dan nilai agama Islam. Melalui
28
(41)
31
tahapan afeksi tersebut diharapkan dapat tumbuh motivasi dalam diri siswa dan tergerak untuk mengamalkan dan menaati ajaran Islam (sebagai tahapan psikomotorik) yang telah diinternalisasikan dalam dirinya. Dengan demikian, akan terbentuk manusia muslim yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Dan tidak hanya itu saja dalam penelitian ini peneliti juga ingin supaya bisa meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
2. Jenis-jenis Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:
a. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.29
Dalam Pendidikan Agama Islam di sekolah, dijelaskan bahwa pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran, atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk
29
Sugeng Listyo Prabowo, Perencanaan Pembelajaran, (Malang: UIN Maliki Press, 2010), 38.
(42)
32
menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
b. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
Proses pendidikan agama Islam yang dilalui dan dialami oleh siswa di sekolah dimulai dari tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam, untuk selanjutnya menuju ke tahapan afeksi, yakni terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama ke dalam diri siswa, dalam arti menghayati dan meyakininya.
c. Ranah Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Dalam tahapan psikomotorik ini dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam diharapkan dapat tumbuh motivasi dalam diri siswa dan tergerak untuk mengamalkan dan menaati ajaran Islam yang telah diinternalisasikan dalam dirinya.
(43)
33
Sehingga akan terbentuk manusia muslim yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan dari pada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.
Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.
Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
(44)
34
3. Implementasi Penilaian Pendidikan Agama Islam
Penilaian pendidikan agama Islam di sekolah dilakukan terhadap semua aspek, yaitu :
a. Pengetahuan agama Islam
b. Keterampilan agama Islam
c. Penghayatan agama Islam
d. Pembiasaan dan pengalaman agama Islam
Kelompok pokok penilaian agama Islam diatas termasuk dalam tiga domain yaitu :
a. Domain kognitif
b. Domain psikomotorik
c. Domain afektif
D. Metode yang Biasa Digunakan Guru dalam Mengajar
1. Pengertian Metode Ceramah dan Tanya Jawab
Metode tanya jawab menurut Nana Sudjana merupakan metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat lalu lintas dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Siswa bertanya guru menjawab atau sebaliknya, guru bertanya siswa menjawab. Sedangkan metode ceramah menurut Nana Sudjana, adalah penyampaian pembelajaran secara lisan. Senada dengan hal ini, menurut Wina Sanjaya, metode ceramah dapat diartikan sebagai
(45)
35
penyajian materi pembelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan secara langsung kepada siswa. Berdasarkan kedua pendapat di atas, metode ceramah dapat dinyatakan sebagai cara menyampaikan materi pelajaran oleh guru kepada siswa secara lisan.
Metode ceramah merupakan metode yang mudah dan murah digunakan. Namun, dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode ceramah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal-hal yang harus diperhatikan meliputi 1) tujuan pembelajaran; 2) bahan pembelajaran; 3) alat, fasilitas pendukung dan waktu; 4) jumlah siswa; 5) kemampuan guru dalam berbicara; 6) situasi pada saat pembelajaran berlangsung.
E. Korelasi Penggunaan Metode Mind Mapping dalam Pembelajaran
dengan Hasil Belajar PAI Siswa
Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam tercapainya suatu proses belajar mengajar yang efektif. Metode pembelajaran yang baik atau sesuai dengan materi yang akan disampaikan akan lebih memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran yang dipelajarinya di dalam kelas. Salah satu metode pembelajaran yang baik untuk diterapkan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ialah metode pembelajaran Mind Mapping.
(46)
36
Karena keberhasilan belajar mengajar tidak terlepas dari dua segi yang paling penting yakni dilihat dari segi guru dan juga dari segi siswa. Dimana dari segi guru keberhasilan belajar mengajar dapat dilihat dari ketepatan guru dalam memilih bahan ajar, media dan alat pengajaran serta menggunakanannya dalam kegiatan belajar dalam suasana yang menggairahkan, menyenangkan, dan menggembirakan, sehingga siswa dapat menikmati kegiatan belajar mengajar tersebut dengan memuaskan.
Sedangkan jika di lihat dari segi siswa dapat dilihat dari keinginan siswa untuk belajar mandiri yang nantinya akan mempengaruhi peningkatan pada segi kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
Dengan diterapkannya metode pembelajaran Mind Mapping tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi hasil belajar siswa dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam, karena siswa lebih mudah memamahami isi materi tersebut dengan lebih mudah. Karena hasil belajar tidak hanya dilihat dari segi kognitifnya saja melainkan segi psikomotoriknya juga. Dengan metode Pembelajaran ini siswa dapat memenuhi hasil belajar dalam segi psikomotoriknya yakni dengan aktif dalam proses belajar mengajarnya dan kecakapan dalam menghafal isi materi tersebut.
(47)
37
F. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian, hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.30 Berdasarkan anggapan dasar tersebut, hipotesis itu sendiri dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Hipotesis Awal (Hipotesis Nil)
Hipotesis awal merupakan hipotesis yang mengandung pernyataan menyangkal dan biasanya dilambangkan dengan (Ho).
2. Hipotesis Alternatif (Hipotesis Kerja)
Hipotesis alternatif merupakan hipotesis yang mengandung
pernyataan tidak menyangkal.
Adapun hipotesis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Hipotesis awal yaitu tidak adanya korelasi penggunaan metode Mind
Mapping dalam pembelajaran dengan hasil belajar PAI siswa di
SMPN 3 Krian tahun ajaran 2016/2017.
b. Hipotesis alternatif yaitu adanya korelasi penggunaan metode Mind
Mapping dalam pembelajaran dengan hasil belajar PAI siswa di
SMPN 3 Krian tahun ajaran 2016/2017.
30
(48)
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap sesuatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.31 Penelitian sangat erat hubungannya dengan metodologi. Metodologi adalah sebuah proses, prinsip, dan prosedur yang digunakan untuk mendekati suatu masalah dan mencari jawaban.32
Secara umum, metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian juga dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.33
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian dalam skripsi ini menggunakan penelitian kuantitatif explanatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada data – data numerial (angka), mulai dari
31
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 2.
32
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 14.
33
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, 3.
(49)
39
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasil yang diolah dengan menggunakan metode statistik. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lainnya (Arikunto, 2010 : 27)34. Berawal dari suatu teori, pemahaman peneliti menurut pengalamannya kemudian dikembangkan menjadi permasalahan – permasalahan guna memperoleh pembenaran dari hasil penelitiannya di lapangan dalam bentuk dukungan data empiris. Bentuk penelitian kuantitatif ini digunakan penulis untuk mengetahui bagaimana korelasi penggunaan metode mind mapping dalam pembelajaran dengan hasil belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian tahun pelajaran 2016/2017.
Penelitian ini juga menggunakan penelitian kuantitatif bentuk korelasional yaitu penelitian bertujuan untuk menentukan keeratan hubungan dua variabel atau lebih. Yaitu melihat hubungan antara metode mind mapping dengan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa. Sesuai dengan namanya, banyak dituntut untuk menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian.35
34
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h.27.
35
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 10-11.
(50)
40
Korelasi antara variabel X (metode mind mapping) dengan variabel Y (hasil belajar siswa) tersebut dapat dilihat dalam keterangan berikut :
X Y Keterangan :
X : metode mind mapping Y : hasil belajar siswa
Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan (field
research), yakni jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan
data empiris di lapangan dan penelitian pustaka (literery research), yakni telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Jenis penelitian ini menggunakan analisis statistik dengan teknik korelasi product
moment.36
2. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian disebut juga sebagai strategi atau cara yang digunakan untuk mengatur latar belakang penelitian agar penelitian dapat memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian.
36
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), 56.
(51)
41
Dalam penelitian ini rancangan yang dipakai adalah sebagai berikut:
a. Lapangan adalah sumber data yang diperoleh dari penelitian baik secara langsung atau tidak langsung.
b. Kepustakaan adalah sumber data yang berupa buku-buku atau literatur yang berkaitan dengan topik pembahasan.
Untuk mengetahui adanya korelasi, yaitu dengan memberikan test dan angket. Sebelum menyebarkan angket peneliti terlebih dahulu
memberi perlakuan, yaitu menggunakan metode mind mapping.
Sebelum proses belajar mengajar dimulai, peneliti memberikan pre-test terlebih dahulu untuk mengetahui hasil belajar PAI siswa sebelum diterapkannya metode Mind Mapping. Selama proses pembelajaran, akan dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama mengikuti pelajaran dengan menggunakan metode tersebut. Sedangkan angket diberikan untuk mengetahui respon secara tertulis dari hasil belajar siswa setelah diterapkan metode Mind Mapping di dalam kelas. Dalam penelitian ini peneliti hanya ingin mengetahui apakah ada hubungan antara variabel X dan variabel Y.
(52)
42
B. Variabel, Indikator, dan Instrumen Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.37 Dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan hanya melibatkan dua variabel. Variabel pertama yakni variabel bebas dan yang kedua ialah variabel terikat.
Variabel bebas ialah variabel yang mana nantinya akan mempengaruhi atau yang akan menjadi sebab perubahannya suatu variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya ialah penggunaan metode mind mapping (X). Kemudian variabel terikat ialah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat ialah hasil belajar PAI siswa (Y).
2. Indikator Penelitian
Tabel.3.1
Indikator Variabel X danVariabel Y Variabel X
Metode mind mapping
Variabel Y Hasil belajar
37
(53)
43
Penerapan metode mind mapping Menjawab pertanyaan guru
Memahami materi pelajaran Mengingat dan memahami materi
yang dipelajari
Pembelajaran yang menyenangkan Hasil belajar meningkat
Menambah keaktifan dalam kelas Mengungkapkan pendapat
3. Instrumen Penelitian
Pada umumnya penelitian akan berhasil apabila banyak menggunakan instrumen, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen. Instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagai mana adanya.
Adapun sebagaimana teknik pengumpulan data penelitian, maka penulis menggunakan instrument pengumpulan datanya adalah :
a. Angket (questioner)
yaitu alat bantu pengumpulan informasi dengan cara penyampaian sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab oleh subyek peneliti. Adapun dalam penelitian angket yang digunakan yaitu:
(54)
44
1) Angket metode mind mapping
Adapun penelitian angket tersebut menggunakan skala likert yang telah di modifikasi dengan menggunakan 5 alternatif jawaban yaitu: SS, S, KS, TS, STS
Adapun nilai atau score yang diberikan adalah:
1) Sangat Setuju : 5
2) Setuju : 4
3) Kurang Setuju : 3
4) Tidak Setuju : 2
5) Sangat Tidak Setuju : 1
Tabel.3.2
Kisi-kisi Instrumen Angket N
o
Variabel Indikator Deskriptor Item
No Item ∑item
1. Penggun
aan Metode Mind Mapping Proses pembelajar an dalam kelas a. Penerapan metode Mind Mapping
b. Dapat memahami
materi pelajaran c. Menjadikan pembelajaran yang menyenangkan d. Menambah semangat siswa e. Menambah keaktifan dalam 1,7,10 2 3,8 4,6 5,9 3 1 2 2 2
(55)
45
kelas 2. Hasil
Belajar Keseriusan siswa terhadap pembelajar an penerapan metode mind mapping
a. Bisa menjawab pertanyaan guru b.Mengingat dan memahami materi yang dipelajari
c.Hasil belajar meningkat
d.Bisa mengungkapkan pendapat
1, 4, 7
2, 6 3, 8 5,9,10 3 2 8 3 b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasati, notulen, rapat, lengger, agenda dan sebagainya.
Adapun instrument yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:
1) Sejarah berdirinya SMPN 3 Krian.
2) Letak greorafis dan strategis SMPN 3 Krian. 3) Struktur kepengurusan sekolah SMPN 3 Krian. 4) Jumlah guru, karyawan dan siswa di SMPN 3 Krian. 5) Sarana dan prasarana yang dimiliki di SMPN 3 Krian.
(56)
46
c. Tes
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar PAI sub Fiqih. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif dan bersifat komprehensif yang berupa pilihan ganda. Masing-masing item pada soal pilihan ganda terdiri dari 4 alternatif jawaban dengan satu jawaban yang benar. Soal yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 50 soal.
Tabel.3.3
Kisi-kisi Instrumen Tes
Kompetensi Dasar Indikator No Item Jumlah
3.9.Memahami hikmah penetapan
makanan dan
minuman yang halal dan yang haram
berdasarkan
al-Qurān dan
Hadis
3.9.1. Menjelaskan
pengertian makanan dan minuman halal 3.9.2. Menunjukkan dalil
naqli tentang
makanan halal 3.9.3. Menjelaskan kriteria
makanan dan
minuman halal 3.9.4. Mengidentifikasi
jenis makanan dan
minuman halal
menurut wujudnya
3.9.5. Menyebutkan
pengertian makanan
1,2,17, 4,5,22,27,28, 36, 38,39,42, 3,6,9,10,11,1 2,19,21,23, 7,8,13, 37, 41, 18, 3 9 9 5 1
(57)
47
dan minuman haram 3.9.6. Menunjukkan dalil
naqli tentang
makanan dan
minuman haram 3.9.7. Mengidentifikasi
jenis-jenis makanan haram
3.9.8. Mengidentifikasi
jenis minuman
haram
3.9.9. Menjelaskan akibat buruk dari makanan dan minuman yang haram 14,16,35,40,4 4,45,46, 47,48,49, 20,24,25,26,3 0,31,32,43,50 15, 29,33,34, 10 9 1 3
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.38
38
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D
(58)
48
Populasi dapat dimaknai sebagai keseluruhan objek/subjek yang dijadikan sebagai sumber data dalam suatu penelitian dengan ciri-ciri seperti orang, benda, kejadian, waktu dan tempat dengan sifat atau ciri-ciri yang sama.39 Maka dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa SMPN 3 Krian.
2. Teknik Sampling dan Sampel
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah teknik probability sampling. Teknik ini adalah teknik pengambilan sampel yang memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.40
Selanjutnya mengenai sampel. Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan objek/subjek penelitian. Jadi sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
39
Darmadi Hamid, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Bandung: Alfabeta, 2013), 48.
40
Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung : ALFABETA,2014), 80-81.
(59)
49
itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Kemudian sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMPN 3 Krian yang berjumlah 29 siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa macam teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini, antara lain:
1. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori dalil-dalil atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Pada teknik dekumentasi ini peneliti gunakan untuk memperoleh data yang terkait dengan sekolah beserta siswanya sebagai berikut :
a. Sejarah berdirinya SMPN 3 Krian.
b. Letak greorafis dan strategis SMPN 3 Krian.
c. Struktur kepengurusan sekolah SMPN 3 Krian.
d. Jumlah guru, karyawan dan siswa di SMPN 3 Krian.
(60)
50
2. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Teknik ini dilakukan untuk mengetahui pentingnya mempelajari PAI, kesadaran siswa memahami PAI, mengetahui perhatian siswa tentang PAI, dan mengetahui tanggapan siswa terhadap guru PAI yang mendidik mereka dikelas.
Data yang dicari pada hasil angket ini adalah untuk mengukur sejauh mana korelasi penggunaan metode mind mapping dalam pembelajaran PAI di SMPN 3 Krian dan sejauh mana hasil belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian.
3. Tes
Tes yaitu beberapa pertanyaan atau latihan tertulis serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi dan pemahaman terhadap suatu hal. Instrumen teknik ini adalah menyajikan beberapa pertanyaan terkait Mata Pelajaran PAI yang telah direncanakan. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan jika dengan menggunakan pengelolaan yang baik.
Metode ini dilakukan dua kali, yaitu sebelum memberikan perlakuan (Pre-test) dan sesudah memberikan perlakuan (Post-test). Dengan metode ini maka akan diketahui perubahan hasil belajar siswa
(61)
51
sebelum diberikan metode Mind Mapping dan sesudah diberikan metode Mind Mapping.
Penelitian ini penulis menggunakan bentuk tes tulis. Tes yang pelaksanaanya secara tertulis dalam bentuk soal-soal yang dijawab secara tertulis juga.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu langkah yang paling menentukan dalam penelitian karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian.
Analisis data yang dilakukan melalui tahap-tahap berikut, yaitu:
1. Editing (penyuntingan), yaitu dengan memeriksa seluruh daftar
pertanyaan yang dikembangkan responden.
2. Koding (pengkodean), yaitu memberi tanda (simbol) yang berupa
angket pada jawaban responden yang diterima.
3. Tabulating (tabulasi) yaitu menyusun dan menghitung data hasil
pengkodean untuk disajikan dalam bentuk tabel.41
Setelah pengolahan data, lalu dilakukan analisis data untuk
mengetahui korelasi penggunaan metode Mind Mapping dalam
pembelajaran dengan hasil belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian tahun
41
Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2005), h.87.
(62)
52
pelajaran 2016/2017. Untuk itu peneliti menggunakan teknik analisis data sebagai berikut:
a. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama, yakni tentang
penerapan metode mind mapping ini data yang telah berhasil dikumpulkan akan dibahas oleh peneliti dengan menggunakan perhitungan frekuensi relatif dengan rumus :
Σ
Dengan kualitas interval :
a. 81 - 100 = Sangat Baik
b. 61 - 80 = Baik
c. 41 - 60 = Cukup
d. 21 – 40 = Kurang
e. 0 – 20 = Tidak Baik
b. Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua, yakni hasil belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data dari angket, pre-test dan post-test, hasil dari data ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah diterapkannya metode Mind Mapping pada mata pelajaran pendidikan agama islam. Untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui angket dan nilai post-test dan pre-test. Data angket yang telah berhasil
(63)
53
dikumpulkan akan dibahas oleh peneliti dengan menggunakan perhitungan frekuensi relatif dengan rumus :
Σ
Dengan kualitas interval :
a. 81 - 100 = Sangat Baik
b. 61 - 80 = Baik
c. 41 - 60 = Cukup
d. 21 – 40 = Kurang
e. 0 – 20 = Tidak Baik
Dan untuk data pre-test dan post-test peneliti menggunakan kategori standart kelulusan mata pelajaran pendidikan agama islam di SMPN 3 Krian, yaitu:
Nilai < 75 : Tidak tuntas/Tidak lulus
Nilai ≥ 75 : Tuntas/Lulus
Setelah proses pengumpulan data langkah selanjutnya adalah memasukkan ke dalam rumus presentase sebagai berikut:
Keterangan:
(64)
54
c. Untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga, yakni tentang korelasi penggunaan metode mind mapping dalam pembelajaran dengan hasil belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian tahun pelajaran 2016/2017, maka peneliti menggunakan analisis statistik Korelasi Product Moment Kasar secara manual.
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ } ∑
Keterangan:
rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment
N : Number of subyek
∑XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑X : Jumlah seluruh skor X
∑Y : Jumlah seluruh skor Y
Sedangkan untuk mengetahui seberapa jauh korelasi penggunaan metode mind mapping dengan hasil belajar PAI siswa,
maka angka indeks “r” product moment akan dikonsultasikan pada “r” tabel dengan acuan sebagai berikut:42
42
(65)
55
Tabel 3.4
Acuan indeks “r” Product Moment yang Dikonsultasikan pada “r” Tabel
r
xy Interpretasi
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
(66)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Umum Obyek Penelitian (sekolah)
1. Sejarah berdirinya SMPN 3 Krian
SMP negeri 3 krian terletak di wilayah desa keboharan, kecamatan krian, Sidoarjo. Tepatnya di alamat Jl. Raya keboharan, kecamatan krian, kabupaten sidoarjo. Telp: 0318971540, Kode Pos
61262, Email: [email protected].
SMP negeri 3 krian berdiri pada tahun 1986 dengan SK penegerian nomor: 0886/0/1986 tanggal 22 Desember 1986, pejabat yang menetapkan adalah Menteri pendidikan dan kebudayaan RI. SMP negeri 3 krian sebelum ada SK Penegerian di bina oleh Kepala SMPN 1 krian (Bpk. Siswoyo,BA)
SMP negeri 3 krian telah dinilai oleh BAS (Badan Akreditasi Sekolah) pada tanggal 16 November 2006. Tim penilai terdiri atas dua unsur, yaitu atas dua unsur (independen dan pemerintah), dari unsur Independen oleh bapak Soerojo, M.Pd dan unsur pemerintah oleh bapak H. Saiful Imam pengawas Pendidikan kabupaten Sidoarjo, dan pada akhirnya spentika memperoleh nilai A dengan jumlah Skor 91,15 itu semua tak lepas dari kerja keras para seluruh warga sekolah juga persiapan yang matang.
(67)
57
Bentuk perwajahan Spentika pada awal tahun pelajaran 2007/2008 terjadi perubahan yang cukup mempesona, perubahan itu dapat di amati di beberapa bagian lokasi spentika, wajah baru juga tampak pada kanan kiri dinding tembok kelas bertuliskan semboyan dan motto berbahasa inggris. Salah satu semboyan itu adalah “ Today Must Be Better Than Yesterday “ yang artinya “ hari ini harus lebih baik dari hari kemarin “.
Dan semenjak mengarah pada standard internasional, spentika terus memperbaiki penampilan fisik dan pelayanan dalam pembelajaran, seperti membangun sejumlah kelas, menambah unit komputer, pagarnya yang mempesona dan berdiri gagah, membuat taman dan kolam air yang semakin mempercantik sekolah. Selain itu spentika juga memiliki majalah sekolah yang diberi nama “MASTER”
yang artinya “Majalah Siswa Terampil”.
2. Letak geografis dan strategis SMPN 3 Krian
SMPN 3 Krian terletak di wilayah desa keboharan, kecamatan krian, Sidoarjo. Tepatnya di alamat Jl. Raya keboharan, kecamatan krian, kabupaten Sidoarjo yang memiliki batas-batas:
a. Sebelah Utara : Persawahan Penduduk
b. Sebelah Selatan : Jalan Raya
c. Sebelah Barat : Perindustrian/ Pabrik-pabrik
d. Sebelah Timur : Perindustrian/ Pabrik-pabrik
(68)
58
Sedangkan jarak dari pusat - pusat pemerintahan adalah sebagai berikut:
a. Jarak dari kecamatan Krian + 4 km
b. Jarak dari kabupaten Sidoarjo + 19 km
Lokasinya sangat strategis semua warga sekolah tidak perlu jauh-jauh berjalan, karena lokasinya dekat jalan raya.
3. Struktur kepengurusan sekolah SMPN 3 Krian
a. Kepala Sekolah : Drs. H. Muhammad Chaliq, M.Pd
b. Wakasek Kurikulum : M. Nurul Huda SB., S.Pd
c. Wakasek Kesiswaan : hasan Bashori, S.Pd
d. Wakasek Humas : Istinayah, S.Pd
e. Wakasek Sarpras : Drs. Hartono Astuki
f. Ka. Laboratorium : Nur Jannah, S.Pd
g. Ka. Perpustakaan : Dwi Endah, S.Pd
4. Jumlah guru, karyawan dan siswa di SMPN 3 Krian
a. Guru
Status Guru :
1) PNS : 41 orang
2) GTT : 8 orang
jumlah : 49 orang
b. Karyawan
Yang dimaksud karyawan adalah pegawai yang bukan guru meliputi pegawai TU dan penjaga sekolah.
(69)
59
Status Karyawan :
1) PNS : 6 orang
2) Honor : 7 orang
Jumlah : 13 orang
c. Siswa
Tabel 4.1 Jumlah Siswa
Kelas Jumlah
7 357
8 335
9 281
Jumlah 973
5. Sarana dan prasarana yang dimiliki di SMPN 3 Krian
Dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar tidak bisa terlepas dari sarana dan prasarana. Karena adanya sarana dan prasarana akan memperjelas dan mempecepat siswa dalam memahami pelajaran yang sedang disampaikan oleh seorang guru pada saat kegiatan proses belajar mengajar.
Data Ruang:
a. Ruang Belajar/teori 29 ruang
(70)
60
b. Ruang Laboratorium 1 ruang
c. Ruang Perpustakaan 1 ruang
d. Ruang Kantor / TU 1 ruang
e. Ruang KS 1 ruang
f. Ruang Guru 1 ruang
g. Ruang Bimbingan dan Konseling 1 orang
h. Ruang UKS 1 ruang
i. Ruang OSIS dan Koperasi 1 ruang
j. Ruang Mushola 1 ruang
k. Ruang Gedung 1 ruang
l. Ruang KM/WC guru/karyawan 6 ruang
m.Ruang KM/WC siswa 29 ruang
n. Tempat sepeda guru/karyawan 1 ruang
o. Tempat sepeda siswa 2 ruang
B. Penyajian Data
1. Data Tentang Penerapan Metode Mind Mapping
Data tentang penerapan metode Mind Mapping diperoleh dari kuesioner/ angket yang telah disebarkan kepada 29 responden dengan jumlah 20 item pertanyaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
(71)
61
Tabel 4.2.1
Tentang penggunaan metode mind mapping
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Sangat Setuju 7 24,14 %
b. Setuju 21 72, 41 %
c. Kurang Setuju 1 3, 45 %
d. Tidak Setuju 0 0
e. Sangat Tidak Setuju 0 0
N 29 100 %
Tabel tersebut diatas menggambarkan bahwa responden kebanyakan setuju apabila guru menggunakan metode mind mapping .
Tabel 4.2.2
Tentang memahami materi pelajaran
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
a. Sangat Setuju 5 17,24 %
b. Setuju 23 79, 31 %
(1)
99
Kemudian dengan memperhatikan besarnya (yaitu = 0,488), interpretasi menggunakan Tabel nilai “r” : df = N-2 = 29 - 2 = 27. Dengan taraf signifikansi 0,05 atau 5 %. Di dapat r tabel 0,367.
Untuk mengetahui itu semua, maka harus dikonsultasikan pada
tabel nilai “r” product moment. Apabila hasil perhitungan dari
lebih besar daripada harga tabel, maka dapat dinyatakan bahwa hipotesa nihil (Ho) ditolak sedangkan hipotesa kerja (Ha) diterima dan begitu juga sebaliknya.
Ternyata harga r hitung lebih besar daripada r tabel (0,488 > 0,367) sehingga hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (Ha) diterima. Sehingga ada korelasi yang signifikan antara penggunaan metode mind mapping dalam pembelajaran denga hasil belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian. Data dan harga koefisien yang diperoleh dalam sampel tersebut dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel diambil atau data tersebut mencerminkan keadaan populasi.
Tabel 4.3.12
Acuan indeks “r” Product Moment yang Dikonsultasikan pada “r” Tabel r
xy Interpretasi
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
(2)
100
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Dengan memperhatikan harga koefisien korelasi sebesar 0,488, berarti sifat korelasinya sedang. Berdasarkan harga koefisien korelasi sebesar 0,488, dimana harga korelasinya bersifat positif.
Berdasarkan analisis korelasi product moment dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara penggunaan metode mind mapping dengan hasil belajar siswa di SMPN 3 Krian tahun pelajaran 2016/2017.
(3)
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari permasalahan yang ada dalam skripsi ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan metode mind mapping pada mata pelajaran PAI di SMPN 3 Krian tergolong cukup baik, berdasarkan analisis data dari pembahasan yaitu berada pada interval nilai 41–60 dengan nilai rata-rata 41,48.
2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMPN 3 Krian tergolong cukup baik yaiu berada pada interval nilai 41-60 dengan nilai rata-rata 41,34, dan terjadi peningkatan pada hasil pre-test dan post-test dari 58,62% menjadi 86,20%.
3. Ada korelasi penggunaan metode mind mapping dalam pembelajaran dengan hasil belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian tahun pelajaran 2016/2017. Dengan r hitung lebih besar daripada r tabel ( 0,488 > 0,367 ) sehingga Hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (Ha) di terima.
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan dilakukan ini menyatakan bahwa terdapat korelasi yang signifikan dari penggunaan metode mind mapping dengan hasil belajar PAI siswa. Dengan demikian temun ini
(4)
102
mengindikasikan bahwa untuk mendapat hasil belajar yang baik, maka salah satu langkah yang bisa digunakan guru adalah dengan melakukan pembelajaran menggunakan metode mind mapping.
B. Saran
Berangkat dari simpulan yang telah peneliti paparkan diatas, maka saran-saran yang diberikan peneliti yaitu:
1. Supaya dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran di dalam kelas guru juga dituntut untuk lebih aktif, inovasi dan kreatif dalam memilih sebuah metode dan strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Guru juga harus bisa mengkondisikan kelas, informasi tentang pembelajaran mind mapping harus lebih jelas.
2. Sebuah metode juga menentukan hasil belajar siswa, dengan metode mind mapping salah satunya siswa merasa senang apalagi pada saat pelajaran PAI siswa merasa bosan dan kurang pengetahuan apabila hanya menggunakan metode ceramah. Metode mind mapping salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar PAI siwa.
3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode mind mapping tetapi dalam indikator yang berbeda. Penelitian ini dirasa masih jauh dari kata sempurna, maka untuk lebih sempurna lagi bagi para peneliti selanjutnya diharapkan untuk memunculkan hal-hal
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad Daud, 2002, Pendidikan Agama Islam, Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.
Arifin, Zainal, 2012, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Dananjaya, Utomo, 2013, Media Pembelajaran Aktif, Bandung: Nuansa Cendekia.
Departemen Agama RI, 2010, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya: Pustaka Assalam.
DePorte, Bobbi, dkk., 2014, Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, Bandung: Kaifa.
Dimyati dan Mudjiono, 2009, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Haidar Putra Daulay,2004, Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana.
Hamid, Darmadi, 2013, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, Bandung: Alfabeta.
Hanafiah dan Cucu Suhana, 2009, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Refika Aditama.
Handbook, 2007, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bandung: PT. IMTIMA.
Hawi, Akmal, 2013, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Made, Pidarta, 2004, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Majid, Abdul, 2012, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung : PT.RemajaRosdakarya.
(6)
104
Mulyana, Deddy, 2008, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nata, Abuddin, 2009, Prespektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Prabowo, Sugeng Listyo, 2010, Perencanaan Pembelajaran, Malang: UIN Maliki Press.
Sanjaya, Wina, 2006, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Shoimin, Aris, 2016, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sugiyono, 2013, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih, 2010, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdarya.
Susanto, Ahmad, 2013, Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar, Jakarta: Kencana.
Sutanto Windura, 2008, Mind Map Langkah Demi Langkah, Jakarta: Elex Media Komputindo.
Syafaat, Aat, dkk, 2008, Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan Remaja(Juvenile Delinquency), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Warsito, Hermawan, 2005, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Zaini, Hisyam, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryani, 2002, Strategi Pembelajaran Aktif Di Perguruan Tinggi, Yogyakarta: CTSD.