PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK YANG PADAT

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Dalam pandangan sosial misalnya, pertumbuhan penduduk dunia
sudah sangat mengkhawatirkan. Pertumbuhan penduduk yang cepat
biasanya

terjadi

pada

Negara



Negara

berkembang,


sehingga

menimbulkan banyak masalah kependudukan yang sukar untuk diatasi.
Seperti halnya Negara Indonesia yang termasuk salah satu Negara
yang pertumbuhan penduduknya cepat dan menjadi beban berat di bagian–
bagian yang sudah padat penduduknya. Di Indonesia, pertumbuhan
penduduk yang tinggi dapat menimbulkan berbagai masalah kehidupan
yang akan datang, antara lain kurangnya lapangan kerja sehingga
menyebabkan

banyaknya

pengangguran.

Selain

itu,

pertumbuhan


penduduk yang tinggi menyebabkan tidak seimbangnya kebutuhan dengan
fasilitas dan jaminan-jaminan lain tersedia.
Pertumbuhan penduduk yang cepat atau tidak terkendali pada suatu
saat akan melampaui “daya dukung lingkungan” yakni kemampuan suatu
daerah untuk mendukung sejumlah manusia tertentu pada tingkat
kehidupan yang wajar (Soemarwoto,dalam Paul Naiola,1997).
Penduduk bertambah tidak lain karena adanya unsurr lahir, mati,
(ating dan pergi dari penduduk itu sendiri. Karena keempat (ating tersebut
maka pertambahan penduduk dapat dihutung dengan cara : pertambahan
penduduk = (lahir–mati) + ( datang–pergi ). Pertambahan penduduk alami
karena diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian . Unsur penentu
dalam pertambahan penduduk adalah tingkat fertilitas dan mortalitas.
Selain berpengaruh terhadap perkembangan sosial, pertumbuhan
penduduk juga perkembang budaya yang ada di Indonesia ini. Dengan
adanya pertumbuhan penduduk yang padatbuday di Indonesia semakin
beragam. Hal ini biasa dikenal dengan istilah multicultural (keragaman
budaya)

1


1.2

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pertumbuhan penduduk, migrasi dan kebudayaan?
2. Apa

pengaruh

pertumbuhan

penduduk

yang

cepat

terhadap

perkembangan sosial yang meliputi kebudayaan?
3. Jelaskan hubungan antara masalah penduduk terhadap perkembangan

kebudayaan?
1.3

Tujuan
1. Mengetahui bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat dapat
menimbulkan berbagai masalah terhadap perkembangan social budaya
dalam masyarakat.
2. Mengetahui

dan

menganalisis

kehidupan penduduk.

2

dampak

multikulturalisme


bagi

BAB II
KONSEPSI TEORI
2.1

Pengertian Pertumbuhan penduduk, migrasi dan kebudayaan
2.1.1 Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di
suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu
sebelumnya. Misalnya pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun 1995
ke tahun 2000 adalah perubahan jumlah penduduk Indonesia dari tahun
1995 sampai 2000. Dan biasanya masalah pertumbuhan penduduk sering
di alami oleh negara negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor penting dalam
masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk khususnya.1
Berhubung fasilitas–fasilitas dan sarana untuk menstransmigasikan
penduduk itu tetap menjadi masalah dan sukar untuk diatasi. Pertumbuhan
penduduknya Indonesia contohnya terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel.1 Perkiraan penduduk Indonesia
Tahun

Jumlah Penduduk

1850

13,8

1900

34,2

1920

49,3

1930

60,7


1940

70,5

1950

79,2

1960

95,2

1970

121,1

1980

150,6


1990

190,9

2000
241,2
Sumber : Departemen P dan K , dalam Ruslan H.Prawiro, Kependudukan,
1983,H.17
1

Hartono, Arnicun Aziz, Ilmu Sosial Dasar(Jakarta: Bumi Aksara, 1993) hlm.9

3

Pertumbuhan

penduduk

yang


cepat

menyebabkan

ketidak

mampuan suatu daerah untuk mendukung sejumlah manusia tertentu pada
tingkat kehidupan yang wajar (Soemarwoto,dalam Paul Naiola ,1977 )
Ada berbagai kenyataan yang di wujudkan oleh pertumbuhan
penduduk yang cepat, misalnya di sawah, menyebabkan kelebihan tenaga
kerja, ada dua kemungkinn bagi mereka yakni
1. Tetap tinggal di desa sehingga jumlah tenaga kerja lebih banyak dari
pada submer daya alam lebih sedikit daripada pertumbuhan penduduk
2. Mereka akan masuk ke dalam bidang yang masih mendukung
pendapatan yakni kehutan atau kota.
Guna mengatasi dan mengurangi masalah-masalah kependudukan,
pada dasarnya usaha-usaha pemerintah dapat dikelompokkan atas :
a. Program jangka pendek
b. Program jangka panjang

Yang dimaksud dengan program jangka pendek adalah suatu program
yang hasilnya dapat diraksakan dalam waktu relatif amat singkat, yakni
sekitar satu sampai lima tahun. Dan yang termasuk dalam kelompok
program jangka pendek antara lain :
a. Transmigrasi
b. Usaha KB
c. Usaha pemenuhan bahan-bahan pokok
d. Pembentukan modal dengan Tabanas dan Taska
Untuk program jangka panjang, hasil usaha dari program ini diharapkan
dapat dicapai dalam waktu yang relatif lama, biasanya berjangka waktu
lebih dari sepuluh tahun, bahkan mungkin baru dapat dirasa manfaatnya
setelah 25 sampai 30 tahun kemudian.2

2

Salladien, Drs, Pendidikan Kependudukan(Malang:Usaha Dian, 1987) hlm.9-10

4

2.1.2 Migrasi

Migrasi merupakan perpindahan penduduk dengan tujuan untuk
menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif
(migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan
kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari
suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain.
Migrasi adalah gejala gerak horizontal untuk pindah tempat dan
pindahnya tidak terlalu dekat, melainkan, melandasi batas administrasi,
pindah ke administrasi lain.3
Ross Steele menyatakan bahwa migrasi meliputi perpindahan ke
rumah sebelah yang jaraknya beberapa meter dari rumah lama, tetapi juga
mencangkup perpindahan ke Negara lain yang jaraknya beribu – ribu
kilometer (dalam Soenarto , 1985). Selanjutnya PBB menyatakan bahwa
migrasi ialah suatu perpindahan tempat tinggal dari suatu unit
administrative ke unit administative lainnya (dalam Sunarto,1985).
A.Teori Migrasi
1. Teori Gravitasi
Dikemukakan oleh Ravenstein pada tahun 1889 yang isinya sebagai
berikut :
a. Semakin jauh jarak,semakin berkurang volume migran atau dikenal
dengan teori “distance decay theory”
b. Setiap arus migran yang benar,akan menimbulkan arus balik
sebagai gantinya.
c. Adanya perbedaan desa dengan kota akan mengakibatkan
timbulnya migrasi.
d. Wanita cenderung bermigrasi ke daerah daerah yang dekat letaknya
e. Kemajuan teknologi akan mengakibatkan intensitas migrasi.
f. Motif utama migrasi adalah ekonomi

3

Hartono, Arnicun Aziz, Ilmu Sosial Dasar(Jakarta: Bumi Aksara, 1993) hlm.19

2. Teori Dorong – Tarik ( push – pull theory )
5

Dikemukakan oleh Everett S.Lee pada tahun 1966.Dlam
theorinya Lee mengemukakan adanya 4 faktor yang berpengaruh
terhadap seseorang dalam mengambil keputusan untuk bermigrasi
yaitu :
a. Faktor – faktor yang terdapat di daerah asal
b. Faktor – faktor yang terdapat di daerah tujuan
c. Faktor – faktor rintangan
d. Faktor pribadi
Faktor – faktor yang terdapat di daerah asal maupun didaerah tujuan
dapat bersifat positif artinya mempunyai daya dorong atau mempunyai
sifat negative artinya mempunyai daya penghambat.
Terdapat pengaruh migrasi kepada penduduk,migrasi pada
umumnya bersifat selektif, artinya bahwa yang pindah dan menempati
tempat baru mempunyai karakteristik kependudukan khas, mengenai
umur, pendidikan status social , kebudayaan , dan sebagainya.
Kadang - kadang dijumpai bahwa sebagai penduduk baru para migran
tidak mempuyai kaitan perasaan dengan tempat tinggal yang baru,
maka dari itu mereka kurang mempuyai perhatian atau acuh tak acuh
dengan masalah setempat sehingga mereka mudah di cap sebagai tidak
berjiwa nasional.
Dari tempat asalnya, mereka yang datang bermigrasi

pada

umumnya membawa kebudayaan dan adat kebiasaan. Di tempat yang
baru berlangsung kontak kebudayaan di antara mereka, sehingga
terjadi interaksi kebudayaan. Tidak jarang timbul konflik apabila pihak
pihak yang berinteraksi sama kuat dan memegang prinsip.tetapi kerena
pendatang biasanya hanya sedikit dibandingkan dengan penduduk
lama, mereka mau tak mau harus meluluhkan diri kedalam kebudayaan
setempat supaya dapat hidup lestari.
Apabila pendatang jumlahnya agak banyak atau merupakan
kelompok kecil yang berwibawa, mereka dapat juga membawa
perubahan-perubahan ke dalam kebiasaan, norma-norma setempat atau
setidak tidaknya kedua belah pihak sengaja tidak melakukan adaptasi .
6

dalam kenyataannya, meskipun migran tersebut sudah lama menempati
tempat tinggal yang baru, tetapi proses asimilasi dan integrasi yang
sempurna tidak akan terjadi. Di indonesia misalnya, masih ada
kelompok kelompok atau kampung kampung khusus ya menunjukan
identitas asal mula migran, masih dijumpai nama nama kampung yang
di pungut dari nama kampung asal transmigran. nama nama tempat
atau kampung yang di pakai oleh para migran atau transmigran tidak
mempunyai motif lain kecuali kebanggaan saja, bahwa mereka dapat
menunjukan asal mulanya tempat tinggal, dan seolah olah ada perasaan
bahwa tempat tinggalnya sekarang belum menjadi tanah air mereka
yang sebenarnya.
Migrasi pada umumnya bersifat selektif, artinya bahwa yang
pindah dan menempati tempat baru mempunyai karakteristik
kependudukan khas, mengenai umur, pendidikan, status sosial,
kebudayaan, dan sebagainya. Penduduk yang datang bermigarsi pada
umumnya membawa kebudayaan dan adat kebiasaan dari tempat
asalnya. Kemudian di tempat yang baru berlangsung kontak
kebudayaan diantara penduduk asli dengan pendatang, sehingga terjadi
interaksi kebudayaan. Tidak jarang timbul konflik apabila pihak-pihak
yang berinteraksi sama kuat dan memegang prinsip.
Apabila pendatang jumlahnya agak banyak atau merupakan
kelompok kecil yang berwibawa, mereka dapat juga membawa
perubahan-perubahan kedalam kebiasan, norma-norma setempat, atau
setidak-tidaknya kedua belah pihak sengaja tidak melakukan adaptasi.
Meskipun pendatang sudah lama menempati tempat tinggal yang baru,
tetapi proses Asimilasi dan Integrasi sulit terjadi. Sebagai contoh, di
Indonesia

masih

banyak

kampung-kampung

tertentu

yang

menunjukkan identitas asal mula pendatang, seperti kampung Arab,
Cina.

B. Jenis-Jenis Migrasi dan Faktor Penyebabnya
7

Berdasarkan jangkauan kepindahannya, migrasi dapat dibedakan menjadi
migrasi lokal atau nasional dan migrasi internasional (crayonpedia.org):
1. Migrasi Lokal/Nasional
Migrasi lokal/nasional adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke
daerah lain dalam satu negara. Bentuk-bentuk migrasi lokal dapat dibedakan,
menjadi berikut ini(crayonpedia.org):
a. Sirkulasi
Sirkulasi merupakan bentuk perpindahan penduduk tidak menetap, namun
ada juga yang menetap atau tinggal untuk sementara waktu di daerah tujuan.
Berdasarkan intensitas waktunya, sirkulasi dapat dibedakan menjadi sirkulasi
harian, mingguan, atau bulanan (crayonpedia.org).
1) Sirkulasi harian adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain
yang dilakukan pada pagi hari dan kembali pada sore atau malam harinya (ulangalik tanpa menginap). Pelaku sirkulasi ulang-alik ini disebut dengan penglaju atau
komuter.
2) Sirkulasi mingguan adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah
lain pada awal pekan dan akan kembali pada akhir pekan (ulang-alik dengan
menginap).
3) Sirkulasi bulanan adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah
lain yang dilakukan sebulan sekali. Sirkulasi bulanan terjadi jika jarak tempuh
antardaerah relatif jauh, sehingga dianggap tidak efektif (baik dari segi waktu atau
biaya) untuk melakukan sirkulasi harian atau mingguan.
b . Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dalam satu
pulau. Urbanisasi pada umumnya bersifat menetap, sehingga dapat memengaruhi
jumlah penduduk kota yang dituju ataupun jumlah penduduk di desa yang
ditinggalkan. Terjadinya urbanisasi dipengaruhi oleh faktor pendorong dan faktor
penarik, berikut ini (crayonpedia.org):


Faktor pendorong:
1) kurang bervariasinya peluang kerja dan kesempatan berusaha, khususnya
di luar sektor pertanian;
2) semakin sempitnya lahan pertanian;
8

3) rendahnya upah tenaga kerja;
4) keterbatasan sarana dan prasarana sosial;
5) adanya perasaan lebih terpandang bila dapat bekerja di kota; serta
6) merasa tidak cocok lagi dengan pola kehidupan di desa.


Faktor penarik:
1) lebih bervariasinya peluang kerja dan kesempatan berusaha di kota;
2) upah tenaga kerja di kota relatif lebih besar; serta
3) ketersediaan sarana dan prasarana sosial yang kompleks.

c . Ruralisasi
Ruralisasi adalah kebalikan dari urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari
kota ke desa. Ruralisasi pada umumnya banyak dilakukan oleh mereka yang dulu
pernah melakukan urbanisasi, namun banyak juga pelaku ruralisasi yang
merupakan orang kota asli. Faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya ruralisasi
dibedakan

menjadi

faktor

pendorong

dan

faktor

penarik

berikut

ini

(crayonpedia.org).
 Faktor pendorong:
1) kejenuhan tinggal di kota;
2) harga lahan di kota semakin mahal sehingga tidak terjangkau;
3) keinginan untuk memajukan desa atau daerah asalnya; serta


4) merasa tidak mampu lagi mengikuti dinamika kehidupan di kota.
Faktor penarik:
1) harga lahan di pedesaan relatif masih murah;
2) pola kehidupan masyarakatnya lebih sederhana;
3) suasana lebih tenang, sehingga cocok untuk penduduk usia tua dalam
menjalani masa pensiun; serta
4) adanya perasaan keterkaitan dengan daerah asal atau kenangan masa

kecil.
d . Transmigrasi
Transmigrasi yaitu perpindahan penduduk dari daerah atau pulau yang
padat penduduknya ke daerah (pulau) yang berpenduduk jarang. Pelaku
transmigrasi

disebut

dengan

transmigran.Berdasarkan

pelaksanaannya,

transmigrasi dapat dibedakan, menjadi berikut ini (crayonpedia.org):

9

1) Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang dilakukan melalui program
pemerintah.

Biaya

transmigrasi

ditanggung

pemerintah,

termasuk

penyediaan lahan pertanian dan biaya hidup untuk beberapa bulan.
2) Transmigrasi spontan, yaitu transmigrasi yang dilakukan atas kesadaran
dan biaya sendiri (swakarsa).
3) Transmigrasi sektoral, yaitu transmigrasi yang biayanya ditanggung
bersama antara pemerintah daerah asal dan pemerintah daerah tujuan
transmigrasi.
4) Transmigrasi bedol desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan terhadap
satu desa atau daerah secara bersama-sama. Transmigrasi ini dilakukan
karena beberapa faktor, antara lain:
a) daerah asal terkena pembangunan proyek pemerintah, misalnya
pembangunan waduk yang luas; atau
b) daerah asal merupakan kawasan bencana, sehingga masyarakat yang
ada di dalamnya harus dipindahkan.
2. Migrasi Internasional
Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk antarnegara. Migrasi
internasional terjadi karena beberapa hal, antara lain, karena tejadi peperangan,
bencana alam, atau untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Migrasi
internasional dapat dibedakan menjadi dua, yaitu imigrasi dan emigrasi
(crayonpedia.org).
a. Imigrasi adalah masuknya penduduk dari luar negeri ke dalam negeri
untuk tujuan menetap. Pelaku imigrasi disebut dengan imigran.
b. Emigrasi yaitu perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri
untuk tujuan menetap. Pelaku emigrasi disebut dengan emigran.

2.1.3 Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Ada
pendapat lain mengatakan budaya bersal dari kata budi dan daya. Budi

10

merupakan unsure rohani, sedangkan daya adalah unsure jasmani manusia.
Dengan demikian, budaya merupakan hasil budi dan daya dari manusia.4
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata
Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan.Dalam bahasa Belanda,
cultuur berarti sama dengan culture. Culture atau cultuur bisa diartikan
juga sebagai mengolah tanah atau bertani.Dengan demikian kata budaya
ada hubungannya dengan kemampuan manusia dalam mengelola sumbersumber kehidupan, dalam hal ini pertanian. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.5
Kebudayaan merupakan tata melakukan dan hasil kelakuan
manusia, sedangkan masyarakat merupakan tempat manusia untuk
melakukan suatu tindakan atau perbuatan–perbuatan. Dengan kata lain,
kebudayaan tanpa masyarakat tidak ada. Sebaliknya, kebudayaan
mempunyai kegunaan yang sangat besar sekali bagi manusia di dalam
masyarakat. Manusia di dalam masyarakat memerlukan kepuasan baik
dibidang sepiritual maupun di bidang material kebutuhan tersebut pada
dasarnya bersumber dari kebudayaan yang telah di bentuk oleh manusia
itu sendiri.
E.B. Taylor memberikan difinisi mengenai kebudayaan adalah
keseluruhan yang kompleks yang mencangkup pengetahuan , kepercayaan,
keilmuan sosial , hukum , adat istiadat dan kemampuan – kemampuan lain
serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat6
4

Herimanto, Winano, Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar(Jakarta: Bumi Aksara, 2009) hlm. 24

5

Herimanto, Winano, Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar(Jakarta: Bumi Aksara, 2009) hlm. 24

6

Hartono, Arnicun Aziz, Ilmu Sosial Dasar(Jakarta: Bumi Aksara, 1993) hlm.38

Kata kebudayaan berasal dari kata sanskerta yakni buddhayah,yang
merupakan bentuk jamak dari kata buddhi, yang berarti budi atau akal.
Dalam bahasa inggris konsep kebudayaan itu sama dengan culture,yang
berasal dari kata latin colore yang mengolah atau mengerjakan tanah
(bertani). Dari arti colore kemudian menjadi culture, yang berarti sebagai
11

segala daya dan kegiatan manusia untuk megolah dan merubah alam
(Koentjaningrat,1965).
Demikian selanjutnya, koentjaraningratdalam bukunya yang
berjudul kebudayaan mentalitet dan pembangunan konsepkebudayaan itu
dapat di lihat dari dua asfek yaitu kebudayaan dalam arti sempit dan
kebudayaan dalam arti luas, kebudayaan dalam arti sempit yaitu kesenian
sedangkan kebudayaan dalam arti luas adalah seluruh dari pikiran, karya
dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinya dan itu
hanya dapat dicetuskan oleh manusia sesuda suatu proses belajar
Koentjaningrat merumuskan sedikitnya ada 3 wujud kebudayaan :
Wujud ide, gagasan, nilai – nilai, norma, dan peraturan. Wujud ide,
sifatnya abstrak, tak dapat diraba, lokasinya ada di dalam kepala kita
masing – masing. Wujud ide ini baru nampak bila dibuat dalam karangan
atau buku – buku hasil karya. Sekarang, kebudayaan ide banyak tersimpan
dalam disk, tape, arsip, koleksi micro, dan lain – lain.
Wujud kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat. Kelakuan
berpola dari manusia dalam masyarakat, misalnya manusia melakukan
kegiatan berinteraksi, berhubungan, bergaul satu sama lain. Kegiatan –
kegiatan tersebut senantiasa berpola menurut pola – pola tertentu yang
berdasarkan adat istiadat.
Wujud benda – benda hasil karya manusia (Koentjaningrat,1974)
Wujud ini sifatnya paling konkrit, nyata, dapat diraba, dilihat dan difoto.
Ketiga wujud kebudayaan diatas, apabila dirinci secara khusus ke
dalam unsur – unsurnya, maka kebudayaan itu sedikitnya ada 7 unsur :
a. Sistem religi
b. Sistem dan organisasi kemasyarakatan
c. Sistem pengetahuan
d. Bahasa
e. Kesenian
f. Sistem mata pencaharian hidup
g. Sistem teknologi dan peralatan

12

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang
diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku
dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat. Untuk lebih jelasnya wujud dari kebudayaan
sebagai berikut:
a. Hasil-hasil budaya itu dapat dibagi menjadi dua macam:
1. Kebudayaan jasmaniah (material)
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat
yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah
temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi:
mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan
material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat
terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin
cuci.
2. Kebudayaan rohaniah (nonmaterial)
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang
diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita
rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
b. Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif (biologis) melainkan
hanya mungkin diperoleh dengan cara belajar.
c. Kebudayaan itu diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa
masyarakat, akan sukarlah bagi manusia untuk membentuk kebudayaan.
Sebaliknya tanpa kebudayaan manusia tidak akan dapat mempertahankan
keidupannya.
d. Kebudayaan itu adalah kebudayaaan manusia. Hampir semua tindakan
manusia adalah kebudayaan. Ada kebudayaan yang dapat digunakan untuk
membedakan manusia dari hewan.

2.2 Pengaruh pertumbuhan penduduk yang cepat terhadap perkembangan
sosial

13

Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menyebabkan beberapa efek
pada keadaan perkembangan social dimasyarakat, seperti :
 Ekonomi
Dengan meledaknya jumlah penduduk tidak lain akan menyebabkan
kelebihan tenaga kerja. Karena kelebihan adanya tenaga kerja, maka akan
menciptakan jumlah pengangguran yang pastinya akan menambah beban
negara.Di daerah kota misalnya, tidak selamanya dapat mentolerir para
pendatang (urbanisasi), yang nantinya akan menciptakan pengangguran,
gelandangan dengan berbagai komplikasi social.Dalam bidang moral, misalnya
: pencurian, perampokan, dan berbagai tindakan – tindakan criminal lainnya.

 Pendidikan
Contoh yang kita ambil adalah Indonesia.Mengingat negara Indonesia
adalah negara yang sedang berkembang sehingga untuk melaksanakan
pembangunan dalam segala bidang belum dapat berjalan dengan cepat, karena
kekurangan

modal

maupun

tenaga

tenaga

ahli/

terdidik,

Hal ini disebabkan karena :
a. kurangnya fasilitss pendidikan dalam segala tingkatan di seluruh daerah
b. pendapatan per kapita penduduk yang masih rendah sehingga belum dapat
memenuhi kebutuhan hidup primer, dan untuk biaya sekolah.
 Kebudayaan
Kita ambil contoh di Indonesia, pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap
kebudayaan terjadi ketika bangsa barat banyak yang mengunjugi Indonesia.
Pada awalnya dulu, kebudayaan barat masuk ke negara tercinta ini ketika kaum
kolonialisme/penjajah manggedor masuk ke Indonesia, terutama bangsa
Belanda. Di pusat kekuasaan pemerintah Belanda, di kota-kota propinsi,
kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur Barat.
Dalam kurun waktu itu juga, di kota-kota pusat pemerintahan terutama di
jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial. Lapisan
sosial pertama terdiri dari kaum buruh dari berbagai lapangan pekerjaan.
Lapisan kedua, adalah kaum pegawai. Dalam lapisan sosial kedua inilah
14

pendidikan barat di sekolah-sekolah dan kemampuan/kemahiran bahasa
Belanda menjadi syarat utama untuk mencapai kenaikan kelas sosial.
Akhirnya masih harus disebut pengaruh kebudayaan Eropa yang masuk
juga ke dalam kebudayaan Indonesia, ialah agama Katolik dan agama kristen
protestan. Agama-agama tersebut biasanya disiarkan dengan sengaja oleh
organisasi-organisasi penyiaran agama( missie untuk agama Katolik dan
Zending untuk agama kristen) yang semuanya bersifat swasta. Penyiaran
dilakukan terutama di daerah-daerah dengan penduduk yang belum pernah
mengalami pengaruh agama hindu, budha, atau islam. daerah-daerah itu
misalnya Irian jawa, maluku tengah dan selatan, sulawesi utara dan tengah,
nusa tenggara timur dan pedalam kalimantan.

2.3 Hubungan

antara

masalah

penduduk

terhadap

perkembangan

kebudayaan
Perubahan kebudayaan pada dasarnya tidak lain dari para perubahan
manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan itu.
Perubahan itu terjadi karena manusia mengadakan hubungan dengan manusia
lainnya, atau karena hubungan antara kelompok manusia dalam masyarakat.
Tidak ada kebudayaan yang statis, setiap perubahan kebudayaan mempunyai
dinamika, mengalami perubahan; perubahan itu akibat dari perubahan
masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tersebut.
Misalkan orang barat yang datang ke Indonesia, awalnya memiliki
budaya sopan dan teratur.Ketika orang barat datang,seketika budaya barat
tersebut menyebar ke masyarakat Indonesia seperti contohnya memakai
pakaian yang minim bagi remaja putri. Selain masalah pakaian, budaya asing
juga telah mempengaruhi pola perilaku para remaja Indonesia sekarang ini.
Seperti contoh sekarang ini penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja, selain
itu pergaulan antara remaja laki-laki dan perempuan saat ini sudah tidak
mengenal batas sehingga sering terdengar kasus tentang seks bebas dan kasus
hamil diluar nikah bagi kaum perempuan.
15

16

17

BAB III
STUDI KASUS
1. TEMPO Interaktif, Jakarta -Data Badan Pusat Statistik DKI Jakarta
menunjukkan laju pertumbuhan penduduk dari 2000 hingga 2010 di Ibukota
mencapai 1,40 persen per tahun Persentase ini jauh lebih tinggi ketimbang laju
pertumbuhan dari 1990 hingga 2000 yang cuma 0,17 persen per tahun. "Kalau
laju ini tidak dikendalikan, pada 2020 Jakarta berpotensi mengalami ledakan
penduduk," kata Kepala BPS DKI Jakarta Agus Suherman pagi ini.
Di antara semua wilayah di DKI, Kepulauan Seribu laju pertumbuhan
penduduknya paling tinggi, 2,02 persen per tahun. Sedangkan laju yang
terendah adalah Jakarta Pusat 0,27 persen per tahun. Disusul empat wilayah
lainnya dengan rata-rata pertumbuhan penduduknya di atas 1,4 persen per
tahun.
Hasil sensus penduduk pada 2010 menunjukkan penduduk Jakarta sudah
mencapai 9.588.198 jiwa. Kepadatan rata-rata penduduknya sebesar 14.470
jiwa per kilo meter persegi. Kalau dikalkulasi dari total jumlah penduduk yang
baru maka Jakarta bisa bertambah sebanyak 134.234 jiwa per tahun. "Tinggal
dikalikan saja hingga 2020 nanti," tutur Agus.
2. Setiap kehidupan di dunia ini tergantung pada kemampuan beradaptasi
terhadap lingkungannya dalam arti luas. Akan tetapi berbeda dengan
kehidupan lainnya, manusia membina hubungan dengan lingkungannya secara
aktif. Manusia tidak sekedar mengandalkan hidup mereka pada kemurahan
lingkungan hidupnya seperti ketika Adam dan Hawa hidup di Taman Firdaus.
Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mengelola lingkungan dan
mengolah sumberdaya secara aktif sesuai dengan seleranya. Karena itulah
manusia mengembangkan kebiasaan yang melembaga dalam struktur sosial
dan kebudayaan mereka. Karena kemampuannya beradaptasi secara aktif itu
pula, manusia berhasil menempatkan diri sebagai makhluk yang tertinggi
derajatnya di muka bumi dan paling luas persebarannya memenuhi dunia.

18

Di

lain

pihak,

kemampuan

manusia

membina

hubungan

dengan

lingkungannya secara aktif itu telah membuka peluang bagi pengembangan
berbagai bentuk organisasi dan kebudayaan menuju peradaban. Dinamika
sosial itu telah mewujudkan aneka ragam masyarakat dan kebudayaan dunia,
baik sebagai perwujudan adaptasi kelompok sosial terhadap lingkungan
setempat maupun karena kecepatan perkembangannya.
3. Dinamika sosial dan kebudayaan itu, tidak terkecuali melanda masyarakat
Indonesia, walaupun luas spektrum dan kecepatannya berbeda-beda. Demikian
pula masyarakat dan kebudayaan Indonesia pernah berkembang dengan
pesatnya di masa lampau, walaupun perkembangannya dewasa ini agak
tertinggal apabila dibandingkan dengan perkembangan di negeri maju lainnya.
Betapapun, masyarakat dan kebudayaan Indonesia yang beranekaragam itu
tidak pernah mengalami kemandegan sebagai perwujudan tanggapan aktif
masyarakat terhadap tantangan yang timbul akibat perubahan lingkungan
dalam arti luas maupun pergantian generasi.
Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial
budaya masyarakat Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang mmicu
perubahan sosial, Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri
(internal factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan
rekayasa setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external
factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara
langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan
hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan
kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka .
Betapapun cepat atau lambatnya perkembangan sosial budaya yang melanda,
dan factor apapun penyebabnya, setiap perubahan yang terjadi akan
menimbulkan reaksi pro dan kontra terhadap masyarakat atau bangsa yang
bersangkutan. Besar kecilnya reaksi pro dan kontra itu dapat mengancam
kemapanan dan bahkan dapat pula menimbulkan disintegrasi sosial terutama
dalam masyarakat majemuk dengan multi kultur seperti Indonesia.

19

4. Masyarakat Indonesia dewasa ini sedang mengalami masa pancaroba yang
amat dahsyat sebagai akibat tuntutan reformasi secara menyeluruh. Sedang
tuntutan reformasi itu berpangkal pada kegiatan pembangunan nasional yang
menerapkan teknologi maju untuk mempercepat pelaksanaannya. Di lain
pihak, tanpa disadari, penerapan teknologi maju itu menuntut acuan nilai-nilai
budaya, norma-norma sosial dan orientasi baru. Tidaklah mengherankan
apabila masyarakat Indonesia yang majemuk dengan multi kulturalnya itu
seolah-olah mengalami kelimbungan dalam menata kembali tatanan sosial,
politik dan kebudayaan dewasa ini.
5. Mengambil contoh banjir yang terjadi di Jakarta Februari 2007, dilaporkan
bahwa hampir 60% kawasan Jakarta, kemudian Bogor, Depok, Tangerang dan
Bekasi direndam banjir. Dilaporkan juga bahwa 80 orang tewas, sedangkan
340,000 orang mengungsi, 74,000 rumah terendam dan 670,000 orang
terpaksa harus hidup tanpa listrilk. Kerusakan infrastruktur juga dilaporkan
mencakup rusaknya 82.150 km persegi jalan. Dan total kerugian ekonomi
yang diderita mencapai Rp 8 trilyun. Hal ini merupakan contoh nyata dari
kerusakan alam karena ulah manusia dan dampak yang dirasakan karena
diabaikannya etika lingkungan dalam praktek pembangunan saat ini. Penyebab
banjir Jakarta selama ini ialah pembangunan kota yang mengabaikan fungsi
daerah resapan air dan tampungan air. Hal ini diperparah dengan saluran
drainase kota yang tidak terencana dan tidak terawat serta tumpukan sampah
dan limbah di sungai. Akhirnya debit hujan yang tinggi menyebabkan bencana
banjir yang tidak terelakkan.Hal tersebut selain berpengaruh terhadap
lingkungan juga berpengaruh terhadap perilaku social masyarakat yang
nantinya semangat kegotog royongan mereka akan timbul. Dengan terjadinya
bencana tersebut, masyarakat menjadi semakin erat persaudaraan mereka
karena melihat kondisi mereka yang sama satu dengan yang lain.
Sesuai dalil :

- " ‫المسلم أخو المسلم ل يظلمه و ل‬
‫يسلمه و من كان في حاجة أخيه كككان‬
20

‫الله في حاجته و من فرج عككن مسككلم‬
‫كربة فرج الله عنككه كربككة مككن كربككات‬
‫يوم القيامة و مككن سترمسككلما سككتره‬
‫" الله يوم القيامة‬
Artinya :
Orang muslim adalah saudara orang muslim lainnya, tidak boleh
menganiaya dan menelantarkannya. Barangsiapa memenuhi kebutuhan
saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya; barangsiapa
menghilangkan

kesusahan

dari

orang

muslim,

maka

Allah

akan

menghilangkan kesusahan darinya dan kesusahan-kesusahan pada hari kiamat;
dan barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutupi
aibnya pada hari kiamat. (hadits, no 504, matan diambil dari maktabah
syameelah, terjemahan diambil dari : Muhammad Nashirudin Albani , Silsilah
Hadis Sahih jilid 3, hal 17, Jakarta : qisthi press, 2006)
6. Pertumbuhan penduduk terutama negara berkembang, juga telah mendukung
kerusakan hutan. Jika di Indonesia, diperkirakan ada 290 juta secara total,
dengan pertumbuhan rata - rata 1 persen, maka setiap tahun ada 4 juta jiwa
manusia yang lahir atau setara dengan penduduk kota Surabaya. Berarti kita
akan kesulitan menyediakan sandang, pangan, dan papan bagi mereka. Tanpa
menerapkan etika lingkungan, maka negara kita akan kehabisan sumber daya
alam seperti minyak bumi, bahan makanan, air bersih, energi listrik, hutan dll.
Dan hal ini akan berdampak pada kerusakan alam yang sangat parah sekaligus
krisis dalam bidang ekonomi, Hal ini mulai terlihat pada perubahan Indonesia
dari negara eksportir menjadi importir minyak bumi, masalah kekurangan
pasokan listrik, kelaparan dll. Hal inilah yang memperkuat, teori bahwa
kerusakan alam yang terjadi setara dengan perkalian dari jumlah populasi
yang besar, konsumsi sumber daya alam dan polusi yang meningkat.
Sebaliknya teknologi saat ini belum bisa mengurangi dampak atau
menyelesaikan permasalahan tsb.

21

BAB IV
ANALISA, SOLUSI DAN KESIMPULAN
A. Analisa dan Solusi
Berdasarkan data yang kami peroleh,untuk mengantisipasi adanya
pertumbuhan penduduk yang cepat seharusnya pemerintah harus memberikan
himbauan kepada seluruh warga masyarakat supaya ketika mereka akan
transmigrasi

atau

pindah

ke

daerah

lain

dengan

alasan

kerja

misalnya,pemerintah hendaknya membatasi dengan cara memberikan anjuran
dan seleksi terhadap masyarakat yang masuk ke daerah baru.Seperti kota
Jakarta misalnya,banyak masyarakat yang berada disana hanya berperan
sebagai gelandangan,pemulung,serta pengemis yang pada dasarnya bukan
orang asli Jakarta sendiri.
Masalah seperti itu juga disebabkan karena kurang pahamnya masyarakat
pada saat mereka melakukan perpindahan ke daerah baru.Mereka hanya
berpikir ketika mereka berpindah atau bermigrasi mereka akan mendapatkan
banyak uang dan dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka sendiri. Mereka
hanya bermodalkan “bonek” ( bondo nekat ),tidak memiliki keahlian khusus
atau skill,minimal mereka seharusnya mempunyai titel sarjana ketika mereka
ingin bekerja di luar daerah,contohnya saja seperti Jakarta yang merupakan
kota metropolitan.
Minimal mereka seharusnya memiliki kemampuan yang sebelumnya
mengikuti

kursusan

misalkan,seperti

kemampuan

berkomputer

yang

sebelumnya pernah mengikuti kursus computer. Seharusnya pemerintah lebih
menekankan program Keluarga Berencana (KB), pada semua lapisan
masyarakat. Hal ini dimaksudkan untuk menekan pertumbuhan dan kepadatan
penduduk di Indonesia. Pemerintah juga hendaknya juga memberikan
penyuluhan kepada masyarakat tentang pelaksanaan Program Keluarga
Berencana yang baik dan benar.
Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi salah pengertian masyarakat
22

kepada pemerintah serta masyarakat dapat melaksanakan Program Keluarga
Berencana dengan baik dan benar sehingga kehidupan masyarakat lebih baik
dan sejahtera dengan jumlah keluarga yang ideal. Selain berdampak pada
kehidupan masyarakat, Program Keluarga Berencana diharapkan dapat
membawa hal positif bagi perkembangan social dan budaya masyarakat.
Selain itu pertumbuhan penduduk berpengaruh dalam mendukung
kerusakan alam. Kerusakan alam di atas juga jelas terlihat dari berbagai
bencana alam yang terjadi. Sebagai contoh di antara tahun 2005 - 2006 tercatat
terjadinya 330 bencana banjir, 69 bencana tanah longsor, 7 bencana letusan
gunung berapi, 241 gempa bumi dan 13 bencana tsunami. [8] Dapat
disimpulkan bahwa bencana longsor dan banjir disebabkan terutama oleh
perusakan hutan dan pembangunan yang mengabaikan kondisi alam.
Sedangkan, bencana alam lainnya menimbulkan jumlah korban yang banyak
karena praktek pembangunan yang dilakukan tanpa memperhatikan potensi
bencana.
B. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
penduduk yang cepat berdampak pada keadaan social dan kebudayaan di
Inonesia. Hal ini dapt diamati dari perilaku sosial dikalangan masyarakat.
Hubungan ssosial yang terjadi di masyarakat mempunyai cara atau ragam
yang berbeda antara masyarakat satu dengan yang lainnya. Baik ditinjau dari
segi bahasa yang digunakan masyarakat dalam berkomunikasi serta perilaku
masyarakat dalam bergaul. Dengan begitu masyarakat lebih bisa beragam dan
saling mengenal satu sam lain dari asal atau daerah yang berbeda-beda.
Selain

berpengaruh

terhadap

perkembangan

sosial,

pertumbuhan

penduduk yang cepat seta adanya migrasi juga berdampak pada perkembangan
kebudayaan di Indonesia itu sendiri. Dengan banyaknya penduduk, budaya di
indonesia semakin beragam mulai dari yang tradisional sampai pada budaya
yang modern. Hal ini dikarenakan adanya masyarakat yang beragam mulai
daerah satu sampai dengan yang lain.
Dengan adanya multikulturalisme tentunya hal positif bagi masyarakat dan
23

bangsa Indonesia. Bagi masyarakat dengan adanya Multikulturalisme dapat
menjadikan mereka lebih kreatif dalam mengasah otak mereka untuk
menemukan atau memodifiksi kebudayaan yang ada agar budaya yang
diciptakan dapat diterima di masyarakat dan dapat bermanfaat bagi nusa dan
bangsa. Serta budaya yang ada dapat mencerminkan bangsa Indonesia yang
kaya akan budaya. Hal ini sangant penting, karena dengan banyaknya budaya
yang bagus di Indonesia secara tidak langsung dapat memberikan sumbangsih
yang bagus bagi Indonesia.
Selain memberikan dampak yang positif, ternyata dengan adanya
multikulturalisme juga terdapat negatif pula diantaranya dengan adanya
keragaman budaya tentunya pasti ada salah satu atau sebagian budaya yang
tidak mencerminkan bangsa Indonesia. Tidak disadari bahwa budaya yang ada
di Indonesia tidak semuanya berasal dari masyarakat Indonesia melainkan dari
orang asing yang pernah singgah atau berkunjung di Indonesia. Tapi tidak
jarang bahwa masyarakat Indonesia lebih menyukai kebudayaan yang bersal
dari Negara lain dari pada budaya pribumi.
Bisa diambil contoh, salah satunya mengenai mode pakaian saat ini. Jika
ditinjau sebagian besar masyarakat Indonesia, umumnya kaum remaja lebih
suka mengenakan pakaian buatan atau mode yang berasal dari luar negeri
daripada mengenakan dan melestarikan busana khas Indonesia, yang pakaian
itu kurang sopan dan tidak menutup auratnya. Padahal dalam hal ini, etika
yang baik untuk berpakaian itu adalah yang sopan dan menutupi auratnya,
seperti yang termaktub dalam Al-quran surat Al-a’raaf:26 yang artinya:
“Hai anak adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu
pakaian untuk menutupi auratmu dan pakain indah untuk perhiasan. Dan
pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian iu adalah sebagian
dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat”.
Selain pakaian, gaya hidup remaja Indonesia sekarang juga terpengaruh
dengan budaya asing yang jauh dari kesopanan dan kurang bermoral. Dengan
kondisi di atas Indonesia dihadapkan pada masalah baru, yang lebih dominan
saat ini adalah pada remaja yang mereka cenderung lebih suka disebut “gaul”
24

dari pada “pintar atau cerdas”. Dengan begitu saat ini Indonesia krisis akan
penerus bangsa yang nantinya dapat membawa bangsa Indonesia ini lebih baik
dari sebelummya. Padahal untuk menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang
kokoh bukan “gaul” yang dibutuhkan tapi kemampuan intelektual serta
kemampuan spiritual remajanya yang dibutuhkan untuk membangun bangsa
ini.
Dengan demikaian pertumbuhan penduduk yang cepat, serta adanya
migrasi di Negara ini membawa suatu dampak yang negative maupun positif
yang dibawa oleh suatu kebudayaan. Tergantung bagaimana kita sebagia
bangsa Indonesia mampu menyaring kabudayaan yang bergam ini yang sesuai
dengan jati diri bangsa Indonesia. Hal ini bisa kita lakukan apabila kita
mempunyai rasa cinta akan budaya Indonesia. Serta kita harus membentengi
diri dengan wawasan serta pengetahuan tentang agama yang cukup agar kita
tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif. Serta pemerintah seharusnya
mempunyai program khusus bagi remaja yang berfungsi sebagai wadah
pengembangan kreatifitas para remaja.
Selain itu seharusnya pemerintah benar-benar membatasi masyarakat yang
ingin bermigrasi atau hanya mengijinkan masyarakat untuk bermigrasi apabila
mereka benar-benar mempunyai ketrampilan tertentu. Hal ini dimaksudkan
agar penduduk dari Indonesia yang bermigrasi ke daerah/negara lain nantinya
hidupnya tidak mengalami masalah atau menjadi pengangguran dinegeri
orang. Ataupun sebaliknya apabila ada penduduk dari negara lain yang ingin
menetap di Indonesia hendaknya harus dilakukan suatu penyaringan/
pertimbangan khusus, agar penduduk yang menetap di indonesia hidupnya
menjadi makmur serta tidak menambah pemerintah dalam mengatasi
kemiskinan yang sedang melanda negara kita ini karena penduduk yang telah
mengalami penyaringan khusus mempunyai ketrampilan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-harinya.

25

Daftar Pustaka
Drs. Salladien, 1987, Pendidikan Kependudukan. Malang:Usaha Dian.
_______________,1981. Bahan Pendidikan Kependudukan. Jakarta:Direktorat
Pembinaan Perguruan Tinggi Agma Islam.
Drs. H. Hartono, Dra. Aziz, Arnicun, 1993.Ilmu Sosial Dasar; edisi 1 cetakan ke2. Jakarta:Bumi Aksara.
http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Dinamika_Penduduk_8.1,
diakses pada tanggal 4 maret 2012

Crayonpedia,

Yusuf, Sulaiman. 1999. Pengantar Pendidikan Sosial. Surabaya:Usaha Nasional

26