ANALISIS PENGARUH JAKARTA ISLAMIC INDEX

ANALISIS PENGARUH JAKARTA ISLAMIC INDEX, INDEKS SAHAM
SYARIAH INDONESIA, DAN JUMLAH REKSADANA TERHADAP
KINERJA REKSADANA SYARIAH PERIODE 2014-2016
Oleh:
RISKA YANTY
riskayanty26@gmail.com
Program Studi Manajemen Keuangan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

LATAR BELAKANG MASALAH
Industri keuangan syariah mulai dari perbankan hingga lembaga keuangan lainnya
mulai dilirik dan mengalami perkembangan pesat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Tidak hanya pada lembaga keuangan, perkembangan industri syariah juga merambah pada
dunia investasi, dimana investasi syariah adalah investasi yang sesuai dengan aturan syariah
yakni tidak mengandung unsur Maysir, Gharar, dan riba di dalam operasionalnya (Nandari,
2017). Investasi yang ada di pasar modal dapat berupa saham, obligasi, dan reksa dana.
Dari beragam investasi yang ada pada pasar modal, reksa dana merupakan investasi
yang menarik bagi investor. Reksa dana sebenarnya merupakan investasi yang prospektif bagi
semua pihak. Produk investasi ini tidak memerlukan modal yang besar, namun dengan reksa
dana investor dapat membeli produk investasi lainnya yang biasanya membutuhkan modal

yang besar dan memiliki keuntungan yang besar. Investor tidak perlu disibukkan dengan
memikirkan tentang naik turunnya saham atau pengumpulan dana. Semua dilakukan oleh
manajer investasi. Bagi investor yang memiliki pengetahuan yang terbatas, reksa dana
merupakan pilihan yang tepat bagi investor (Pambudi, 2016).
Sejak di perkenalkan di Indonesia, reksa dana mengalami pertumbuhan yang bisa
dikatakan cukup baik. Hal ini tentu saja mempunyai pengaruh yang positif bagi pasar modal
Indonesia. Reksa dana merupakan salah satu investasi yang peranannya cukup besar dalam
kontribusi dana investasi di pasar modal (Jannah, 2017). Termasuk juga reksadana syariah yang
selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Perkembangan reksa dana syariah selama lima tahun terakhir (2012-2016) dapat kita
lihat pada tabel dibawah ini:
Tabel
Jumlah dan NAB reksa dana selama lima tahun terakhir (2012-2016)
Tahun
Jumlah Reksa
NAB (Rp.
Dana
Miliar)
2012
58

8.050,07
2013
65
9.432,19
2014
74
11.158,00

2015
2016

93
11.019,43
136
14.914,63
Sumber : data diolah dari (OJK, 2017)
Membaiknya kondisi reksa dana saham di Indonesia, dapat dilihat dengan
bertambahnya produk reksa dana. Semakin banyak manajer investasi yang menerbitkan produk
reksa dana, maka akan semakin banyak pula produk reksa dana yang ditawarkan kepada
investor dan tentunya akan menguntungkan bagi investor karena akan semakin mudah

menyesuaikan karakternya dalam berinvestasi (Nugraha, 2016).
Sebelum berinvestasi, investor perlu menilai kinerja reksa dana. Penilaian terhadap
kinerja reksa dana penting dilakukan, karena dengan melakukan penilaian dapat mengetahui
kemampuan reksa dana dalam menghasilkan keuntungan atau return. Return dari reksa dana
dikenal dengan nilai aktiva bersih (NAB) dimana nilainya akan diperbarui setiap hari
berdasarkan hasil transaksi reksa dana pada hari tersebut. Besarnya NAB dari suatu reksa dana
merupakan alat ukur untuk menilai kinerja reksa dana (Hermawan & Wiagustini, 2016).
Perkembangan reksa dana syariah dinilai dengan nilai aktiva bersih. Perubahan nilai
aktiva bersih reksa dana syariah diakibatkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Perubahan yang terjadi pada faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi NAB reksa dana
syariah baik secara positif maupun negatif. Dalam penelitian ini faktor-faktor yang diduga
mempengaruhi NAB reksa dana syariah adalah JII, ISSI, dan Jumlah Reksa Dana Syariah.
Ketiga faktor tersebut sangat erat kaitannya dengan reksa dana syariah baik secara langsung
maupun tidak langsung berpengaruh terhadap reksa dana syariah.
LANDASAN TEORI
1) Reksa Dana
Reksa dana dikenal dengan beberapa istilah yakni unit trust, mutual fund atau
investment fund. Ketiga istilah tersebut sama-sama memiliki pengertian sebuah
investasi kolektif diantara para investor dengan tujuan investasi yang sama. Dana yang
dikumpulkan oleh para investor tersebut dikelola oleh seorang fund manager (Qoyum,

2017, hal. 197). Reksadana merupakan suatu instrumen keuangan untuk menghimpun
dana dari masyarakat pemodal secara kolektif. Dana yang terkumpul ini, selanjutnya
dikelola dan diinvestasikan oleh seorang manajer investasi (fund manager) melalui
saham, obligasi, valuta asing atau deposito (Farid, 2014).
2) Nilai Aktiva Bersih (NAB)
Reksa dana merupakan bentuk portofolio yang dikelola oleh manajer investasi
untuk dijual kepada masyarakat luas. Return reksa dana dapat diukur dengan perubahan
nilai aset bersih (NAB) yang berubah setiap harinya (PANJAITAN, 2011). Nilai Aktiva
Bersih pada dasarnya merupakan data-data historis yang berisikan aktiva setelah
dikurangi oleh kewajiban-kewajiban. Aktiva pada reksadana ini berupa penjumlahan
uang kas, deposito, instrumen pasar uang, obligasi, saham dan piutang dividen, piutang
bunga dan piutang lainnya. Sedangkan kewajibannya berupa pinjaman, kewajiban ke
broker, kewajiban atas fee broker yang belum dibayar, kewajiban atas fee kustodian
yang belum dibayar dan amortisasi biaya pendirian (Ulinnuha, Fadah, & Farida, 2014).

3) JII
Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah satu indeks saham yang
ada di Indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham untuk jenis sahamsaham yang memenuhi kriteria syariah. Pembentukan JII tidak lepas dari kerja sama
antara Pasar Modal Indonesia (dalam hal ini PT Bursa Efek Jakarta) dengan PT
Danareksa Invesment Management (PT DIM). JII telah dikembangkan sejak tanggal 3

Juli 2000. Pembentukan instrumen syariah ini untuk mendukung pembentukan Pasar
Modal Syariah yang kemudian diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003.
Mekanisme Pasar Modal Syariah meniru pola serupa di Malaysia yang digabungkan
dengan bursa konvensional seperti Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Setiap
periodenya, saham yang masuk JII berjumlah 30 (tiga puluh) saham yang memenuhi
kriteria syariah. JII menggunakan hari dasar tanggal 1 Januari 1995 dengan nilai dasar
100 (Wikipedia, 2017).
Umumnya JII berhubungan positif dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB)
reksadana syariah. Peningkatan JII mencerminkan kinerja perusahaan yang meningkat
sehingga berpotensi untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar. Pendapatan
perusahaan yang meningkat akan menyebabkan kenaikan return bagi hasil reksadana
syariah. oleh karena itu masyarakat akan menginvestasikan dananya melalui reksadana
syariah dengan harapan memperoleh return yang lebih besar. Kaitan antara JII dan
NAB reksadana syariah dikemukakan oleh Sjaputera (2005), Putratama (2007), dan
Arisandi (2009) yang menyimpulkan bahwa JII berpengaruh positif terhadap NAB
reksadana syariah.
4) ISSI
ISSI merupakan indeks saham yang mencerminkan keseluruhan saham syariah
yang tercatat di BEI. Konstituen ISSI adalah keseluruhan saham syariah tercatat di BEI
dan terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES). Konstituen ISSI direview setiap 6 bulan

sekali (Mei dan November) dan dipublikasikan pada awal bulan berikutnya. Konstituen
ISSI juga dilakukan penyesuaian apabila ada saham syariahyang baru tercatat atau
dihapuskan dari DES. Metode perhitungan indeks ISSI menggunakan rata-rata
tertimbang dari kapitalisasi pasar. Tahun dasar yang digunakan dalam perhitungan ISSI
adalah awal penerbitan DES yaitu Desember 2007. Indeks ISSI diluncurkan pada
tanggal 12 Mei 2011 (IDX, 2017).
5) Jumlah Reksadana
Jumlah reksadana syariah berhubungan positif dengan NAB reksadana syariah.
Peningkatan jumlah reksadana syariah berarti meningkatnya pilihan bagi investor untuk
berinvestasi pada reksadana syariah. Oleh karena itu, peningkatan investasi pada
reksadana syariah pada akhirnya akan meningkatkan NAB reksadana syariah
(Putratama, 2007).
METODOLOGI PENELITIAN
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas dua variabel, variabel
dependen yakni Kinerja Reksadana Syariah dan variabel independen JII, ISSI, dan Jumlah

Reksadana . Populasi penelitian ialah seluruh Reksadana Syariah di Indonesia. Sampel yang
digunakan sebanyak 36 bulan selama periode 2014-2016.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang

diperoleh adalah NAB dan jumlah reksadana syariah yang diperoleh dari situs OJK selama
tahun 2014 sampai 2016. Sedangkan untuk data harga saham ISSI diperoleh dari situs Bursa
Efek Indonesia dan untuk data harga saham JII diperoleh dari situs (Yahoo, 2017).
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan analisis
kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka yang dalam perhitungannya menggunakan
metode statistik yang dibantu dengan teknologi komputer, yaitu SPSS versi 19 dan microsoft
excel. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode analisis
Regresi Linier Berganda. Dalam melakukan analisis regresi linier berganda, metode ini
mensyaratkan untuk melakukan uji asumsi klasik agar didapatkan hasil regresi yang baik
(Ghozali,2011). Dimana pengujian hipotesis tersebut menggunakan uji koefisien
determinan(R2), uji signifikansi simultan (uji statistik F) dan uji signifikansi parameter
individual (uji statistik t).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Statistik deskriptif dalam penelitian ini merujuk pada nilai rata-rata (mean) dan
simpangan baku (standard deviation), nilai minimum dan maksimum serta dari seluruh
variabel dalam penelitian in yaitu JII (X1), ISSI (X2), dan Jumlah Reksadana (X3) selama
periode pengamatan 2014 sampai 2016 sebagaimana ditunjukkan pada tabel 1 dibawah ini
Tabel 1

Statistik Deskriptif Variabel
Descriptive Statistics
Minimu Maximu
Std.
N
m
m
Mean
Deviation
NAB
36 8918,50 14914,63 10507,4053 1317,64945
JII
36
556,09
746,87
664,4275
48,12249
ISSI
36
134,39

179,22
160,6647
11,86212
JUMLAH_RD
36
62
136
86,03
21,164
S
Valid N
36
(listwise)
Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS
Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian in menggunakan statistik nonparametrik KolmogorovSmirnov (K-S)

Tabel 2
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz
ed Residual
N
36
a,b
Normal Parameters
Mean
,0000000
Std. Deviation
992,2733885
7
Most Extreme
Absolute
,124
Differences
Positive
,124
Negative
-,088
Kolmogorov-Smirnov Z

,747
Asymp. Sig. (2-tailed)
,633
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS
Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,633. Nilai signifikan dalam
uji ini lebih besar dari 5% atau 0,05 oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa model regresi
dalam penelitian ini terdistribusi normal.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat
korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode
t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2011)
Tabel 3
Uji Autokorelasi dengan Runs Test
Runs Test
Unstandardiz
ed Residual
a
Test Value
-114,33261
Cases < Test Value
17
Cases >= Test
17
Value
Total Cases
34
Number of Runs
12
Z
-1,916
Asymp. Sig. (2,055
tailed)
a. Median
Sumber : data sekunder yang
diolah dengan SPSS

Tabel di atas menunjukkan nilai Asymp.Sig. sebesar 0,055. Nilai ini lebih besar dari
tingkat kepercayaan 0,05. Hal ini menujukkan tidak terjadi autokorelasi pada model regresi
penelitian ini, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi kinerja reksadana
syariah.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji glejser.
Tabel 4
Uji Heteroskedastisitas Melalui Uji Glejser
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
t
Sig.
1
(Constant)
-287,653
1203,442
-,239
,813
JII
14,724
11,125
1,390
1,324
,195
ISSI
-54,244
44,759
-1,263
-1,212
,234
JUMLAH_R
,687
4,334
,029
,158
,875
DS
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS
Hasil uji glejser menunjukkan bahwa seluruh variabel independen signifikan secara
statistik dalam mempengaruhi variabel dependen nilai absolut (AbsUt). Dengan demikian
dapat disimpullkan bahwa model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.
Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2011) untuk menunjukkan adanya multikonlinieritas nilai Tolerance
< 0,10 atau sama dengan nilai VIF >10
Tabel 5
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Collinearity
Statistics
Tolerance
VIF

Model
1
(Constant)
JII
,919
1,088
ISSI
,935
1,070
JUMLAH_R
,935
1,070
DS
a. Dependent Variable: NAB
Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS

Hasil uji multikolinieritas menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki
nilai Tolerance kurang dari 0,10 dan tidak ada variabel yang memiliki nilai Variance Inflation
Factor (VIF) yang lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas
antar variabel indpenden dalam model regresi yang digunakan dalam penelitian ini.
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat. Hasil pengujian model regresi berganda terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja reksadana saham berbasis dapat ditunjukan pada tabel berikut :
Tabel 5
Analisis Regresi Linier Berganda dan Uji-t
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
t
Sig.
1
(Constant)
4504,822
2429,304
1,854
,073
JII
-38,413
22,457
-1,403
-1,711
,097
ISSI
177,264
90,351
1,596
1,962
,050
JUMLAH_R
35,396
8,749
,569
4,046
,000
DS
a. Dependent Variable: NAB
Sumber: data sekunder yang diolah dengan SPSS
Berdasarkan hasil regresi tersebut maka dapat dibentuk persamaan regresi linier
bergandasebagai berikut :
Y = 4504,822 – 38,413 JII + 177,264 ISSI + 35,396 Jumlah Reksadana
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil dari uji koefisien determinasi dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 6
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model
R
R Square
Square
the Estimate
1
,658a
,433
,380 1037,74435
a. Predictors: (Constant), JUMLAH_RDS, ISSI, JII
Sumber: data sekunder yang diolah dengan SPSS
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa besarnya Adjusted R Square (R2)
adalah 0,380, yang berarti bahwa 38% variasi kinerja reksadana syariah dapat dijelaskan oleh
variasi dari ketiga variabel independen yaitu JII, ISSI, dan Jumlah Reksadana . Sisanya 62%
dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model penelitian ini.

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau variabel bebas
yang dimasukkan dalam model memiliki pengaruh terhadap variabel dependen/terikat secara
bersama-sama. Hasil uji statistik F penelitian ini dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 7
Hasil Uji Statistik F
ANOVAb
Sum of
Mean
Model
Squares
df
Square
F
Sig.
1
Regression 26305776,17
3 8768592,057
8,142
,000a
0
Residual
34461226,71
32 1076913,335
8
Total
60767002,88
35
8
a. Predictors: (Constant), JUMLAH_RDS, ISSI, JII
b. Dependent Variable: NAB
Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS
Uji ANOVA atau uji F yang disajikan pada Tabel 7 di atas menunjukkan nilai F hitung
sebesar 8,142 dengan nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05,
oleh karena itu model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Kinerja Reksadana Syariah
atau dapat dikatakan bahwa JII, ISSI, dan Jumlah Reksadana secara bersama-sama memiliki
pengaruh terhadap Kinerja Reksadana Syariah.
Uji Parsial (Uji Statistik t)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji statistik t dalam penelitian
dapat dilihat pada Tabel 8. Berikut adalah kesimpulan untuk masing-masing hipotesis:
Tabel 8
Interpretasi Uji t
Variabel
Keterangan
Hipotesis
JII
Tidak signifikan Negatif
Hipotesis ditolak
ISSI
Signifikan Positif
Hipotesis diterima
Jumlah Reksadana
Signifikan Positif
Hipotesis diterima
Sumber: data sekunder yang diolah dengan SPSS
Interpretasi Hasil
Berdasarkan uji signifikansi simultan (Uji Statistik F) dapat diketahui bahwa variabel
JII, ISSI, dan Jumlah Reksadana secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
reksadana syariah, sedangkan secara parsial variabel ISSI dan Jumlah Reksadana memiliki
pengaruh yang signifikan dan JII tidak berpengaruh secara signifikan. Berikut penjelasan dari
hasil analisis:
1) Pengaruh JII terhadap Kinerja Reksa Dana Syariah

Hipotesis pertama menyatakan bahwa JII mempunyai pengaruh negatif
terhadap kinerja reksa dana syariah. Dari hasil diperoleh koefisien regresi ukuran
dengan arah negatif sebesar -38,413 namun dengan tingkat signifikansi 0,097. Nilai
signifikansi tersebut menujukkan tidak terdapat pengaruh signifikan antara JII terhadap
kinerja reksadana syariah. Artinya ukuran harga saham di JII tidak berpengaruh
terhadap kinerja reksadana syariah.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Putratama, 2007)
bahwa variabel JII memiliki hubungan secara negatif dengan NAB reksadana syariah.
Begitu pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Ali, 2012) bahwa variabel JII
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap reksadana syariah baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Hal ini sesuai dengan fakta yang terjadi bahwa
walaupun JII terdiri dari 30 saham-saham syariah terbaik, namun JII memiliki nilai
yang sangat kecil sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap reksadana syariah.
Kondisi ini juga diperkuat bahwasanya reksadana syariah di Indonesia
didominasi oleh reksadana yang menginvestasikan dananya melalui efek bersifat utang.
Dengan porsi dana investasi yang lebih sedikit terhadap efek berbentuk saham, maka
JII dinilai sangat kecil pengaruhnya terhadap reksa dana syariah.
2) Pengaruh ISSI terhadap Kinerja Reksa Dana Syariah
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ISSI mempunyai pengaruh positif terhadap
kinerja reksa dana syariah. Dari hasil diperoleh koefisien regresi ukuran dengan arah
positif sebesar 177,264 dengan tingkat signifikansi 0,050. Nilai signifikansi tersebut
menujukkan terdapat pengaruh signifikan antara ISSI terhadap kinerja reksadana
syariah. Artinya ukuran harga saham di ISSI berpengaruh terhadap kinerja reksadana
syariah.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Sherlyana,
2016) memberikan hasil kesimpulan yang serupa dengan penelitian ini. Dalam
penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa variabel ISSI berpengaruh positif
dalam jangka panjang.
Kesamaan hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melakukan investasi
reksadana syariah, seorang investor perlu memperhatikan pergerakan harga saham di
ISSI untuk melakukan prediksi kapan kondisi kinerja perusahaan investasi syariah
memburuk dan kapan akan membaik sehingga return dari reksadana syariah mampu
memberi hasil yang maksimal.
3) Pengaruh Jumlah Reksadana terhadap Kinerja Reksa Dana Syariah
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa jumlah reksadana mempunyai pengaruh
positif terhadap kinerja reksa dana syariah. Dari hasil diperoleh koefisien regresi ukuran
dengan arah positif sebesar 35,396 dengan tingkat signifikansi 0,000. Nilai signifikansi
tersebut menujukkan terdapat pengaruh signifikan antara jumlah reksadana terhadap
kinerja reksadana syariah. Artinya jumlah reksadana syariah yang terdapat di Indonesia
berpengaruh terhadap kinerja reksadana syariah.
Temuan dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Putratama, 2007) dan juga (Sherlyana, 2016) yang menyatakan bahwa variabel jumlah
reksadana syariah pengaruh signifikan terhadap NAB reksadana syariah dalam jangka
panjang maupun jangka pendek.

Dengan semakin banyaknya jumlah reksadana syariah yang ditawarkan maka
kesempatan berinvestasi pada reksadana syariah akan semakin meningkat. Oleh karena
itu, akan lebih banyak dana yang ditanamkan dalam reksadana syariah.
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan ketiga variabel independen yaitu JII, ISSI, dan Jumlah
Reksadana berpengaruh secara simultan terhadap kinerja reksa dana syariah. Secara parsial,
ISSI dan Jumlah Reksadana memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Kinerja Reksadana
Syariah. JII tidak berpengaruh terhadap Kinerja Reksadana Syariah. Hasil estimasi regresi
menunjukkan kemampuan prediksi model sebesar 38%, sedangkan sisanya sebesar 62%
dipengaruhi oleh faktor lain di luar model.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, K. (2012). Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap Reksa Dana Syariah di Indonesia.
Skripsi Institut Pertanian Bogor .
Ardiansyah, M., Qizam, I., & Qoyum, A. (2016). Telaah kritis model screening saham syariah menuju
pasar tunggal ASEAN. Ijtihad, Jurnal Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan Vol. 16, No. 2
(2016), pp. 197-216, doi : 10.18326/ijtihad.v16i2.197-216.
Farid, M. (2014). Mekanisme dan Perkembangan Reksadana Syariah. Iqtishoduna Vol. 4 No. 1 April
2014.
Hermawan, D., & Wiagustini, N. L. (2016). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Ukuran Reksa Dana Saham,
dan Umur Reksa Dana Saham Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 5, 2016: 3106 - 3133 ISSN : 23028912.
IDX. (2017, Desember 12). Indonesia Sharia Stock Index (ISSI). Diambil kembali dari Bursa Efek
Indonesia:
http://www.idx.co.id/idid/beranda/produkdanlayanan/pasarsyariah/indekssahamsyariah.aspx
Jannah, M. N. (2017). “ANALISIS PENGARUH SENSITIVITAS INDONESIAN GOVERNMENT
BOND INDEX, UKURAN REKSA DANA, DAN UMUR REKSA DANA PADA TAHUN
2011-2015”. Artikel Ilmiah STIE Perbanas Surabaya .
Kurniasih, A., & Johannes, L. D. (2015). ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP
KINERJA REKSADANA CAMPURAN. Jurnal Manajemen/Volume XIX, No. 01, Februari
2015: 136-151.
Nahumury, J. (2010). PENGARUH TOTAL AKTIVA, JUMLAH SEKURITAS, PERPUTARAN
PORTOFOLIO, LABA/RUGI OPERASI DAN OPINI AKUNTAN TERHADAP AUDIT
DELAY PADA PRODUK REKSA DANA. Jurnal Akuntansi AKRUAL 2 (1) (2010): 1-19 eISSN: 2502-6380.
Nandari, H. U. (2017). Pengaruh Inflasi, Kurs dan BI rate Terhadap Nilai Aktifa Bersih (NAB) Reksa
dana Syariah di Indonesia (Periode 2010-2016). Skripsi Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung.
NINDYASWARA, A. N. (2014). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJA REKSADANA SAHAM DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2011-2013. Skripsi
Universitas Diponegoro .
Nugraha, A. A. (2016). PENGARUH UKURAN DANA KELOLAAN, UMUR REKSA DANA, DAN
BIAYA OPERASI REKSA DANA TERHADAP KINERJA REKSA DANA SAHAM
(PERIODE TAHUN 2011). Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas
Pamulang.
NURCAHYA, G. P. (2010). ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN ALOKASI ASET, PEMILIHAN
SAHAM, DAN TINGKAT RISIKO TERHADAP KINERJA REKSA DANA SAHAM DI
INDONESIA (Periode 2006-2008) . Skripsi Universitas Sebelas Maret .
Nursyabani, P. A., & Mahfud. (2016). ANALISIS PENGARUH CASH FLOW, FUND SIZE, FAMILY
SIZE, EXPENSE RATIO, STOCK SELECTION ABILITY DAN LOAD FEE TERHADAP

KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2012-2014. DIPONEGORO JOURNAL OF
MANAGEMENT Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 1-15.
OJK. (2017, Desember 12). Reksa Dana Syariah. Diambil kembali dari Otoritas Jasa Keuangan:
http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/reksa-dana-syariah/Default.aspx
Pambudi, Y. S. (2016). Analisis Pengaruh Total Asset, Fund Age, Expense Ratio dan Portofolio
Turnover terhadap kinerja reksa dana (Studi Kasus: Reksa Dana Konvensional Berbasis KIK
Tahun 2012-2014). Skripsi Universitas Diponegoro .
PANJAITAN, M. V. (2011). ANALISIS KEMAMPUAN STOCK SELECTION DAN MARKET
TIMING MANAJER INVESTASI PADA REKSADANA SAHAM DI INDONESIA.
Permatasari, M. I. (t.thn.). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI, Kurs USD, Pertumbuhan Ekonomi, dan
Rasio Beban Operasional Terhadap Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap di Pasar Modal
Indonesia. Universitas Bakrie.
Putratama, H. (2007). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Nilai Aktiva Bersih
Reksadana Syariah di Indonesia. Skripsi Institut Pertanian Bogor .
Qoyum, A. (2017). Lembaga Keuangan Islam di Indonesia. Yogyakarta: Elmatera Publishing.
Satrio, Y., & Mahfud, M. K. (2016). ANALISIS PENGARUH TOTAL ASSET, FUND AGE ,
EXPENSE RATIO DAN PORTOFOLIO TURNOVER TERHADAP KINERJA REKSA
DANA PERIODE 2012 - 2014. DIPONEGORO JOURNAL OFMANAGEMENT Volume 5,
Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 1-9.
Sherlyana, Y. (2016). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa
Dana Syariah Indonesia. Skripsi Universitas Andalas.
Sholihat, F., AR, M. D., & Topowijono. (2015). PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA
SERTIFIKAT BANK INDONESIA & INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN
TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN REKSADANA SAHAM (Studi pada Bursa Efek
Indonesia Periode 2011 - 2013). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 21 No. 1 April 2015 .
Triani, I. (2012). ANALISIS PENGARUH THREE FACTOR MODEL FAMA DAN FRENCH
TERHADAP EXPECTED RETURN PADA REKSA DANA TOP FIVE STAR MONTHLY
DATA PERIODE 2009-2011. Skripsi Universitas Atma Jaya Yogyakarta .
Tricahyadinata, I. (2016). INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DAN JAKARTA
INTERBANK OFFERED RATE (JIBOR); KINERJA REKSADANA CAMPURAN. Jurnal
Ekonomi Keuangan, dan Manajemen, Volume 12, (2), 2016.
Ulinnuha, A., Fadah, I., & Farida, L. (2014). Pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan, Nilai Tukar
Rupiah Dan Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Nilai Aktiva bersih Reksadana Campuran Pada
PT. Manulife Aset Manajemen Indonesia. Artikel Ilmiah Mahasiswa 2014.
UTAMI, R. W. (2014). ANALISIS PENGARUH PAST PERFORMANCE, FUND CASH FLOW,
FUND SIZE, FUND LONGEVITY, DAN FAMILY FUND SIZE TERHADAP KINERJA
REKSADANA (Studi Kasus: Reksadana Saham Periode Tahun 2009-2013). Skripsi
Universitas Diponegoro .
Wahdah, R., & Hartanto, J. (2012). Analisis Pengukuran Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia.
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, April 2012, Volume 13 Nomor 1 .
Waridah, W., & Mediawati, E. (2016). Analisis Kinerja Reksadana Syariah. JURNAL RISET
AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 4 (2), 2016, 1077-1086.
Wibowo, A. (2011). PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA
REKSADANA PENDAPATAN TETAP DI INDONESIA. JURNAL AKUNTANSI,
MANAJEMEN BISNIS DAN SEKTOR PUBLIK (JAMBSP) ISSN 1829 – 9857JAMBSP Vol. 7
No. 2 – Pebruari 164 2011: 163-182.
Wikipedia. (2017, Desember 12). Jakarta Islamic Index. Diambil kembali dari Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta_Islamic_Index
Yahoo, F. (2017, Desember 12). Jakarta Islamic Index (^JKII). Diambil kembali dari Yahoo Finance:
https://finance.yahoo.com/quote/%5EJKII/