LAPORAN ALAT INSTRUMENTASI DAN SISTEM KO
TUGAS PRAKTIKUM
INSTRUMENTASI DAN SISTEM KONTROL
NURLAILA RAHMAH
05021181419100
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
1. Pengertian Multimeter
Multitester merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur sebuah
komponen suatu hal yang berkaitan dengan listrik. Multitester juga disebut
sebagai multimeter atau dapat juga dikenal dengan sebutan AVO meter yang
berarti dapat berfungsi sebagai Amperemeter, Voltmeter, dan Ohmmeter. Alat ini
mempunyai berbagai penepatan (disebut 'range') pada setiap langkah ukurnya
mempunyai pilihan AC atau DC. Pada saat ini multitester sangat membantu dan
meringankan pekerjaan yang berhubungan dengan kelistrikan atau elektronika.
Multitester perangkat genggam yang berguna untuk menemukan kesalahan dan
pekerjaan lapangan, maupun perangkat yang dapat mengukur dengan derajat
ketepatan yang sangat tinggi. Multitester saat ini dibagi menjadi dua yaitu
multitester analog dan multitester digital. Multitester analog menggunakan peraga
jarum moving coil dan besaran ukur berdasarkan arus (elektronis dan non
elektronis). Sedangkan multitester digital menggunakan peraga bilangan digital
dan besaran ukur berdasarkan tegangan yang dikonversi ke sinyal digital.
(Gambar Multimeter Analog)
Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti
para tukang servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog
ini. Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang
lebih simple. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk
pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan
multimeter digital. Namun multimeter jenis ini lebih mudah digunakan sehingga
banyak para teknisi yang familiar menggunakan tester analog daripada digital.
(Gambar Multimeter Digital)
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih
banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahantambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak,
tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter digital biasanya
dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang memerlukan kecermatan
tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan service
center yang memakai multimeter digital. Kekurangannya adalah susah untuk
memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan
yang bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan multimeter analog.
2. Bagian-bagian dari Multimeter
Multimeter analog terdiri dari bagian-bagian penting, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Papan skala
2. Jarum penunjuk skala
3. Pengatur jarum skala
4. Knop pengatur nol ohm
5. Batas ukur ohm meter
6. Batas ukur DC volt (dcv)
7. Batas ukur AC volt (acv)
8. Batas ukur ampere meter DC
9. Saklar pemilih (dcv, acv, ohm, ampere dc)
10. Test pin positif (+)
11. Test pin negatif (-)
Multimeter analog terdiri dari bagian-bagian penting, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Display, merupakan layar penunjuk hasil pengukuran.
2. Power switch and function switch
Merupakan tombol untuk men”on” dan “off”kan multitester serta sebagai tombol
fungsi untuk memilih voltmeter,ohmmeter,dan ampere meter.
3. Select button
Merupakan tombol untuk memilih apakah multitester akan digunakan untuk
mengukur arus searah (DC) atau arus bolak-balik (AC) pada pengukuran
voltmeter dan ampere meter. Sedangkan pada ohmmeter digunakan untuk memilih
apakah akan mengukur hambatan, diode, mengecek kecontinuan, dan mengukur
kapsitas.
4. Range hold button
Merupakan tombol untuk memilih apakah akan menggunakan satu angka,dua
angka, atau tiga angka di belakang koma.
5. Relative button
6. Data hold button
Merupakan tombol yang berfungsi jika di tekan maka hasil pengukuran pada
layar akan terkunci sehingga tidak akan berubah.
7. HZ / % select button
Merupakan tombol yang digunakan untuk memilih satuan pengukuran
frekuensi, apakah akan menggunakan HZ atau %.
8. Test probe
Yang merah merupakan potensial positif dan yang hitam potensial negatif.
3. Fungsi dari Multimeter
Multitester memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah :
1) Alat ukur arus searah.
Ammeter arus searah (DC ammeter) dipergunakan untuk mengukur
arus searah. Alat ukur ini dapat berupa amperemeter, milliamperemeter
dan galvanometer. Dalam mempergunakan ammeter arus searah perlu
diperhatikan beberapa hal yaitu: Ammeter tidak boleh dipasang sejajar
(paralel) dengan sumber daya, Ammeter harus dipasang seri dengan
rangkaian yang diukur arusnya, dan polaritas (tanda + dan -).
2) Alat ukur tegangan searah
Suatu alat ukur tegangan searah umumnya terdiri dari: meter dasar
(Amperemeter) dan rangkaian tambahan untuk memperoleh hubungan
antara tegangan searah yang diukur dengan arus searah yang mengalir
melalui meter dasar. Meter dasar merupakan suatu alat yang bekerja
(merupakan stator), dan suatu kumparan yang akan dilalui arus yang bebas
bergerak dalam medan magnet tetap tersebut.
3) Alat ukur tegangan bolak-balik
Pada dasarnya voltmeter bolak-balik terdiri dari: rangkaian penyearah,
meter dasar (misalnya µA-meter searah) dan resistor seri.
4) Alat ukur resistansi
Secara umum suatu rangkaian ohmmeter terdiri dari meter dasar
berupa miliammeter/mikroammeter arus searah, beberapa buah resistor
dan potensiometer serta suatu sumber tegangan searah/batere. Kita
mengenal dua macam ohmmeter, yaitu ohmmeter seri dan ohmmeter
paralel.
Multimeter dapat juga dipergunakan untuk mengukurbesaran-besaran (atau
sifat-sifat komponen) secara tidak langsung). Beberapa contoh diantaranya adalah:
mengukur polaritas dan baik buruknya dioda secara sederhana, mengetahui baik
buruknya transistor secara sederhana, mengukur kapasitansi, dan mengukur
induktansi.
4. Kelebihan dan Kekurangan Multimeter
a) Multimeter Analog
Kelebihan: Apabila menggunakan multimeter digital hasil ukur langsung
ditampilkan dalam bentuk angka digital sehingga langsung terbaca, maka pada
multimeter analog hasil ukur ditunjukan oleh jarum, sehingga perlu di hitung
kembali sesuai dengan batas ukur atau faktor pengali yang digunakan.
Kekurangan : Akurasi yang terbatas. Rentang akurasi berkisar dari plus atau
minus 1% sampai 4% skala penuh (tergantung dari model dan tipe pengukuran).
Pembacaan pada posisi tengah skala (setengah dari skala penuh) akan memiliki
setengah akurasi (2% ~ 8%). Tidak ada rentang otomatis (auto range). Untuk
pembacaan yang lebih presisi, meter harus diset secara manual sehingga jarum
hampir pada posisi maksimum (full scale deflection). Memungkinkan salah
membaca skala. Skala dapat sulit dibaca. Lemah. Mekanis jarum lemah dan dapat
mempengaruhi akurasi jika multimeter terjatuh.
b) Multimeter Digital
Kelebihan : Akurat. DMM terbaik dapat memiliki akurasi hingga plus atau
minus 0.1% tetapi 1% ~ 2% lebih umum. Mudah digunakan. DMM auto range
secara otomatis memindah rangkaian dalam meter ke rentang pengukuran yang
tepat. Banyak fiturnya. DMM profesional dapat mengukur gelombang frekuensi
dan duty cycle (hampir mendekati fitur osiloskop).
Kekurangan : Tampilan LCD dapat nampak terlalu redup untuk gampang
dibaca. Beberapa model memiliki tampilan lampu latar tetapi hal ini akan
mengurangi umur baterai. Tidak cocok untuk mengukur fluktuasi dan transient.
Tidaka ada pengaturan NOL untuk pengukuran resistansi, kecuali pada model
profesional.
5. Cara Menggunakan Multimeter Analog
1) Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka
nol apabila kedua penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala mekanik
apabila jarum belum tepat pada angka nol (0).
2) Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke
arah DC mA apabila akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk
mengukur tegangan AC, dan ke arah DC V untuk mengukur tegangan DC.
3) Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala
ohm dan nolkan dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif.
Apabila belum menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar ADJ
Ohm.
4) Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan penjolok warna
hidam ke jolok negatif.
5) Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan
negatifnya karena bisa menyebabkan alat ukurnya rusak.
6. Cara Menggunakan Multimeter Digital
Sebelum melakakukan pengukuran pastikan alat dalam keadaan siap untuk
digunakan. Untuk memeriksanya yaitu dengan cara: atur saklar fungsi pada
ohmmeter, kemudian pilih chek kecontinuan dengan menekan tombol select, lalu
hubungkan test probe merah dan hitam, jika terdapat suara seperti bel listrik maka
tidak ada masalah dan alat siap digunakan, tetapi jika tidak terdapat suara seperti
bel listrik maka alat tidak siap digunakan. Multimeter digital dapat digunakan
untuk mengukur beda potensial, hambatan, dan kuat arus listrik yang prosedur
penggunaannya yaitu sebagai berikut:
1) Voltmeter
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik.
Digital voltmeter (DVM) menggunakan sebuah pengubah tegangan analog ke
digital (ADC) kemudian tegangan masukan DC diolah menjadi bentuk biner yang
dikodekan dalam decimal (BCD). Kebanyakan voltmeter digital atau digital
multimeter menerapkan integrator dual-slope sebagai rangkaian ADC, karena
DVM dual-slope atau DMM relative lebih tahan terhadap nois tegangan masukan,
juga kesalahan kecil. Cara pengukurannya:
1. Atur tombol fungsi pada “V”.
2. Gunakan tombol select untuk memilih arus searah (DC) atau arus
bolak-balik (AC) yang akan di ukur tegangannya.
3.Lalu lakukan pengukuran tegangan, dengan test probe merah pada
potensial positif dan yang hitam pada potensial negatif.
4. Bacaan hasil pengukuran akan muncul pada layar display.
2) Ohmmeter
Ohmmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik yang
merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor. Alat
tersebut menggunakan galvanometer untuk melihat besarnya arus listrik yang
kemudian dikalibrasi ke satuan ohm. Cara pengukurannya:
1. Atur tombol fungsi pada “Ώ”.
2. Gunakan tombol select untuk memilih resistensi, dioda, mengecek
kecontinuan, dan mengukur kapasitas.
3. Lalu lakukan pengukuran resistensi dengan test probe merah dan hitam
pada suatu objek pengukuran.
4. Bacaan hasil pengukuran akan muncul pada layar display.
3) Amperemeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus. Pada
multitester analog hanya dapat mengukur arus DC (searah), tetapi pada multitester
digital dapat digunakan untuk mengukur arus DC (searah) maupun arus AC
(bolak-balik). Cara pengukurannya:
1. Atur tombol fungsi pada “mA”.
2. Gunakan tombol select untuk memilih arus searah (DC) atau arus bolakbalik (AC) yang akan di ukur tegangannya.
3. Lalu lakukan pengukuran kuat arus, dengan test probe merah pada
potensial positif dan yang hitam pada potensial negatif.
4. Bacaan hasil pengukuran akan muncul pada layar display.
INSTRUMENTASI DAN SISTEM KONTROL
NURLAILA RAHMAH
05021181419100
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
1. Pengertian Multimeter
Multitester merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur sebuah
komponen suatu hal yang berkaitan dengan listrik. Multitester juga disebut
sebagai multimeter atau dapat juga dikenal dengan sebutan AVO meter yang
berarti dapat berfungsi sebagai Amperemeter, Voltmeter, dan Ohmmeter. Alat ini
mempunyai berbagai penepatan (disebut 'range') pada setiap langkah ukurnya
mempunyai pilihan AC atau DC. Pada saat ini multitester sangat membantu dan
meringankan pekerjaan yang berhubungan dengan kelistrikan atau elektronika.
Multitester perangkat genggam yang berguna untuk menemukan kesalahan dan
pekerjaan lapangan, maupun perangkat yang dapat mengukur dengan derajat
ketepatan yang sangat tinggi. Multitester saat ini dibagi menjadi dua yaitu
multitester analog dan multitester digital. Multitester analog menggunakan peraga
jarum moving coil dan besaran ukur berdasarkan arus (elektronis dan non
elektronis). Sedangkan multitester digital menggunakan peraga bilangan digital
dan besaran ukur berdasarkan tegangan yang dikonversi ke sinyal digital.
(Gambar Multimeter Analog)
Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti
para tukang servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog
ini. Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang
lebih simple. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk
pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan
multimeter digital. Namun multimeter jenis ini lebih mudah digunakan sehingga
banyak para teknisi yang familiar menggunakan tester analog daripada digital.
(Gambar Multimeter Digital)
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih
banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahantambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak,
tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter digital biasanya
dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang memerlukan kecermatan
tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan service
center yang memakai multimeter digital. Kekurangannya adalah susah untuk
memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan
yang bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan multimeter analog.
2. Bagian-bagian dari Multimeter
Multimeter analog terdiri dari bagian-bagian penting, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Papan skala
2. Jarum penunjuk skala
3. Pengatur jarum skala
4. Knop pengatur nol ohm
5. Batas ukur ohm meter
6. Batas ukur DC volt (dcv)
7. Batas ukur AC volt (acv)
8. Batas ukur ampere meter DC
9. Saklar pemilih (dcv, acv, ohm, ampere dc)
10. Test pin positif (+)
11. Test pin negatif (-)
Multimeter analog terdiri dari bagian-bagian penting, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Display, merupakan layar penunjuk hasil pengukuran.
2. Power switch and function switch
Merupakan tombol untuk men”on” dan “off”kan multitester serta sebagai tombol
fungsi untuk memilih voltmeter,ohmmeter,dan ampere meter.
3. Select button
Merupakan tombol untuk memilih apakah multitester akan digunakan untuk
mengukur arus searah (DC) atau arus bolak-balik (AC) pada pengukuran
voltmeter dan ampere meter. Sedangkan pada ohmmeter digunakan untuk memilih
apakah akan mengukur hambatan, diode, mengecek kecontinuan, dan mengukur
kapsitas.
4. Range hold button
Merupakan tombol untuk memilih apakah akan menggunakan satu angka,dua
angka, atau tiga angka di belakang koma.
5. Relative button
6. Data hold button
Merupakan tombol yang berfungsi jika di tekan maka hasil pengukuran pada
layar akan terkunci sehingga tidak akan berubah.
7. HZ / % select button
Merupakan tombol yang digunakan untuk memilih satuan pengukuran
frekuensi, apakah akan menggunakan HZ atau %.
8. Test probe
Yang merah merupakan potensial positif dan yang hitam potensial negatif.
3. Fungsi dari Multimeter
Multitester memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah :
1) Alat ukur arus searah.
Ammeter arus searah (DC ammeter) dipergunakan untuk mengukur
arus searah. Alat ukur ini dapat berupa amperemeter, milliamperemeter
dan galvanometer. Dalam mempergunakan ammeter arus searah perlu
diperhatikan beberapa hal yaitu: Ammeter tidak boleh dipasang sejajar
(paralel) dengan sumber daya, Ammeter harus dipasang seri dengan
rangkaian yang diukur arusnya, dan polaritas (tanda + dan -).
2) Alat ukur tegangan searah
Suatu alat ukur tegangan searah umumnya terdiri dari: meter dasar
(Amperemeter) dan rangkaian tambahan untuk memperoleh hubungan
antara tegangan searah yang diukur dengan arus searah yang mengalir
melalui meter dasar. Meter dasar merupakan suatu alat yang bekerja
(merupakan stator), dan suatu kumparan yang akan dilalui arus yang bebas
bergerak dalam medan magnet tetap tersebut.
3) Alat ukur tegangan bolak-balik
Pada dasarnya voltmeter bolak-balik terdiri dari: rangkaian penyearah,
meter dasar (misalnya µA-meter searah) dan resistor seri.
4) Alat ukur resistansi
Secara umum suatu rangkaian ohmmeter terdiri dari meter dasar
berupa miliammeter/mikroammeter arus searah, beberapa buah resistor
dan potensiometer serta suatu sumber tegangan searah/batere. Kita
mengenal dua macam ohmmeter, yaitu ohmmeter seri dan ohmmeter
paralel.
Multimeter dapat juga dipergunakan untuk mengukurbesaran-besaran (atau
sifat-sifat komponen) secara tidak langsung). Beberapa contoh diantaranya adalah:
mengukur polaritas dan baik buruknya dioda secara sederhana, mengetahui baik
buruknya transistor secara sederhana, mengukur kapasitansi, dan mengukur
induktansi.
4. Kelebihan dan Kekurangan Multimeter
a) Multimeter Analog
Kelebihan: Apabila menggunakan multimeter digital hasil ukur langsung
ditampilkan dalam bentuk angka digital sehingga langsung terbaca, maka pada
multimeter analog hasil ukur ditunjukan oleh jarum, sehingga perlu di hitung
kembali sesuai dengan batas ukur atau faktor pengali yang digunakan.
Kekurangan : Akurasi yang terbatas. Rentang akurasi berkisar dari plus atau
minus 1% sampai 4% skala penuh (tergantung dari model dan tipe pengukuran).
Pembacaan pada posisi tengah skala (setengah dari skala penuh) akan memiliki
setengah akurasi (2% ~ 8%). Tidak ada rentang otomatis (auto range). Untuk
pembacaan yang lebih presisi, meter harus diset secara manual sehingga jarum
hampir pada posisi maksimum (full scale deflection). Memungkinkan salah
membaca skala. Skala dapat sulit dibaca. Lemah. Mekanis jarum lemah dan dapat
mempengaruhi akurasi jika multimeter terjatuh.
b) Multimeter Digital
Kelebihan : Akurat. DMM terbaik dapat memiliki akurasi hingga plus atau
minus 0.1% tetapi 1% ~ 2% lebih umum. Mudah digunakan. DMM auto range
secara otomatis memindah rangkaian dalam meter ke rentang pengukuran yang
tepat. Banyak fiturnya. DMM profesional dapat mengukur gelombang frekuensi
dan duty cycle (hampir mendekati fitur osiloskop).
Kekurangan : Tampilan LCD dapat nampak terlalu redup untuk gampang
dibaca. Beberapa model memiliki tampilan lampu latar tetapi hal ini akan
mengurangi umur baterai. Tidak cocok untuk mengukur fluktuasi dan transient.
Tidaka ada pengaturan NOL untuk pengukuran resistansi, kecuali pada model
profesional.
5. Cara Menggunakan Multimeter Analog
1) Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka
nol apabila kedua penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala mekanik
apabila jarum belum tepat pada angka nol (0).
2) Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke
arah DC mA apabila akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk
mengukur tegangan AC, dan ke arah DC V untuk mengukur tegangan DC.
3) Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala
ohm dan nolkan dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif.
Apabila belum menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar ADJ
Ohm.
4) Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan penjolok warna
hidam ke jolok negatif.
5) Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan
negatifnya karena bisa menyebabkan alat ukurnya rusak.
6. Cara Menggunakan Multimeter Digital
Sebelum melakakukan pengukuran pastikan alat dalam keadaan siap untuk
digunakan. Untuk memeriksanya yaitu dengan cara: atur saklar fungsi pada
ohmmeter, kemudian pilih chek kecontinuan dengan menekan tombol select, lalu
hubungkan test probe merah dan hitam, jika terdapat suara seperti bel listrik maka
tidak ada masalah dan alat siap digunakan, tetapi jika tidak terdapat suara seperti
bel listrik maka alat tidak siap digunakan. Multimeter digital dapat digunakan
untuk mengukur beda potensial, hambatan, dan kuat arus listrik yang prosedur
penggunaannya yaitu sebagai berikut:
1) Voltmeter
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik.
Digital voltmeter (DVM) menggunakan sebuah pengubah tegangan analog ke
digital (ADC) kemudian tegangan masukan DC diolah menjadi bentuk biner yang
dikodekan dalam decimal (BCD). Kebanyakan voltmeter digital atau digital
multimeter menerapkan integrator dual-slope sebagai rangkaian ADC, karena
DVM dual-slope atau DMM relative lebih tahan terhadap nois tegangan masukan,
juga kesalahan kecil. Cara pengukurannya:
1. Atur tombol fungsi pada “V”.
2. Gunakan tombol select untuk memilih arus searah (DC) atau arus
bolak-balik (AC) yang akan di ukur tegangannya.
3.Lalu lakukan pengukuran tegangan, dengan test probe merah pada
potensial positif dan yang hitam pada potensial negatif.
4. Bacaan hasil pengukuran akan muncul pada layar display.
2) Ohmmeter
Ohmmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik yang
merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor. Alat
tersebut menggunakan galvanometer untuk melihat besarnya arus listrik yang
kemudian dikalibrasi ke satuan ohm. Cara pengukurannya:
1. Atur tombol fungsi pada “Ώ”.
2. Gunakan tombol select untuk memilih resistensi, dioda, mengecek
kecontinuan, dan mengukur kapasitas.
3. Lalu lakukan pengukuran resistensi dengan test probe merah dan hitam
pada suatu objek pengukuran.
4. Bacaan hasil pengukuran akan muncul pada layar display.
3) Amperemeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus. Pada
multitester analog hanya dapat mengukur arus DC (searah), tetapi pada multitester
digital dapat digunakan untuk mengukur arus DC (searah) maupun arus AC
(bolak-balik). Cara pengukurannya:
1. Atur tombol fungsi pada “mA”.
2. Gunakan tombol select untuk memilih arus searah (DC) atau arus bolakbalik (AC) yang akan di ukur tegangannya.
3. Lalu lakukan pengukuran kuat arus, dengan test probe merah pada
potensial positif dan yang hitam pada potensial negatif.
4. Bacaan hasil pengukuran akan muncul pada layar display.